Anda di halaman 1dari 21

Journal Reading

Oktober 2014

Benign Breast Disease and the Risk Of


Breast Cancer
Lynn C. Hartmann, M.D.,Thomas A. Sellers, Ph.D.,Marlene H. Frost, et al,New England Journal Of
Medicine, 21 juli,2005.

Muhammad Adhim Alwi


C111 08 166
Pembimbing :
dr. Ferdinand Simanjuntak
Supervisor :
dr. Haryasena,Sp.B(K) onk

ABSTRAK
Latar belakang

Penyakit payudara jinak adalah faktor resiko


yang penting untuk kanker payudara. Kami
mempelajari sejumlah grup wanita dengan
penyakit payudara jinak untuk mengetahui
resiko ini.

Metode
Diidentifikasi semua wanita yang didiagnosis dengan
penyakit payudara jinak di Mayo klinik pada tahun
1967 hingga 1991. Kejadian kanker payudara
didapatkan melalui rekam medis dan kuisioner. Untuk
memperkirakan resiko relatif, kami membandingkan
jumlah kasus yang diobservasi dengan jumlah kasus
yang diharapkan pada database kanker payudara di
Iowa surveillance, Epidemiology, End Results
registry.

Hasil
Dari 9087 wanita dengan penyakit payudara jinak yang di

follow up selama median waktu 15 tahun, didapatkan :


lesi non proliperatif pada 67% wanita
Lesi proliperatif non atipik 30%
Hiperplasia atipik 4%
Didapatkan 707 yang telah berkembang menjadi kanker

payudara

Lanjutan..
Resiko relatif untuk kanker payudara pada studi cohort

adalah 1.56 ( confidence interval [CI] 96%, 1.45 hingga


1.68)
Resiko relatif terkait atipik 4.24 (95% CI , 3.26 hingga 5.41)
Proliperatif non atipik 1.88 (95% CI , 1.66 hingga 2.12)
Non proliperatif 1.27 (95% CI, 1.15 hingga 1.41)

Dan resiko meningkat persisten selama 25 tahun setelah

biopsi.

Lanjutan...
Wanita dengan riwayat kanker pada keluarga yang kuat

berjumlah 4808
Tidak ada peningkatan resiko yang ditemukan pada
wanita tanpa riwayat kanker pada keluarga dengan temuan
non proliperatif
Dalam 10 tahun pertama setelah biopsi, kasus kanker
meningkat pada payudara yang sama khususnya pada
wanita dengan lesi atipik

Kesimpulan
Faktor resiko untuk kanker payudara setelah

didiagnosis dengan penyakit payudara yang


jinak termasuk klasifikasi penyakit payudara
jinak secara histologi dan riwayat penyakit
kanker payudara pada keluarga.

Metode
Studi populasi

Data diakses melalui index mayo klinik bedah dan index patologi
Identifikasi dilakukan pada wanita berusia 18-85 tahun yang

menjalani eksisi pada lesi penyakit payudara jinak dalam periode


25 tahun (1 januari 1967 hingga 31 desember 1991)
Daftar asli 12.132 wanita, terekslusi 1.047 (diagnosis kanker

payudara atau karsinoma lobular in situ sebelum atau dalam waktu


6 bulan setelah biopsi lesi jinak; mastektomi (unilateral atau
bilateral) atau reduksi payudara saat atau sebelum biopsi; atau
menolak untuk mengizinkan penggunaan rekam mediknya untuk
penelitian)

Lanjutan..
Masih tersisa 11.085 wanita. 1053 tidak memiliki

informasi yang difollow up setelah biopsi. Sehingga, total


10.032 wanita sesuai untuk kriteria studi dan telah
memiliki informasi yang di-follow up. Dari jumlah ini,
945 wanita memiliki spesimen yang tidak dapat
digunakan atau tidak dapat dibiopsi pada lesi jinak.
Grup yang tersisa 9087

Histologi

Gambar 1. Gambaran histopatologi Penyakit


payudara jinak ( hematoxylin dan eosin)
Panel A menunjukkan perubahan fibrokistik nonproliferatif :
bentuk duktus lobular terminalis dikaburkan oleh pembentukan
mikrokista, disertai dengan fibrosis interlobular.
Panel B menunjukkan hiperplasia proliferatif non atypia. Bentuk
jelas pada hiperplasia yang ditandai dengan proliferasi lobular
acini, membentuk struktur ramai yang meyerupai kelenjar.
Sebagai pembanding, lobus normal di sebelah kiri.
Panel C juga menunjukkan hiperplasia proliferatif non atypia.
Gambaran ini adalah hiperplasia ductal moderate, yang
ditandai dengan ductus yang melebar sebagian karena
hiperplasti epitel diantara lumen.

Panel D juga menunjukkan hiperplasia proliferatif

non atypia, tapi gambaran ini hiperplasia ductal


florid: duktus yang terlibat melebar luas oleh
banyak sel

Panel E menunjukkan hiperplasia duktal atypia :

proliferasi ditandai dengan pembentukan lumen


sekunder komplex dengan hiperkromasia nuklear
halus pada sel epitel,
Panel F menunjukkan hiperplasia lobular atypia:
sel monoton mengisi lumen pada acini yang
melebar sebagian dalam duktus-lobular terminal.

Gambar 2. Interaksi profil faktor resiko penyakit payudara jinak, dibandingkan


dengan jumlah yang diobsservasi dengan jumlah yang diharapkan

Gambar 3. jumlah kanker payudara yang


diobservasi dengan jumlah yang diharapkan

Gambar 4. Perbandingan jumlah kanker payudara ipsilateral dengan


jumlah kanker payudara kontralateral,menurut gambaran histologi pada
penyakit payudara jinak.

Diskusi
Studi retrospektif dan prospektif menunjukkan risiko

relatif kanker payudara 1.5 hingga 1.6 pada wanita dengan


penyakit payudara jinak dibandingkan dengan wanita
pada populasi umum.
Tampilan patologis lesi jinak merupakan determinan

risiko mayor, tetapi tidak semua studi besar memiliki


akses jaringan untuk dilakukan review ulang.

Lanjutan...
Wanita dengan lesi yang atipia secara signifikan resikonya

meningkat, tapi riwayat keluarga tidak signifikan


memodifikasi resiko yang terkait lesi atipia (gambar 2).
Resiko empat kali lipat dari resiko yang diharapkan
diantara wanita dengan atipia dan riwayat keluarga
dengan kanker payudara, tanpa melihat derajat penyakit
pada riwayat keluarga;
diantara wanita dengan lesi atipia tanpa riwayat kanker
payudara pada keluarga , ratio resiko 2.95 (95 persen
confidence interval , 1.65 hingga 4.87).

Lesi atypia yang ditemukan pada wanita dibawah 45

tahun meningkatkan resiko dua kali daripada wanita usia


diatas 55 tahun ( 6.99 dan 3.37)
resiko kanker payudara diantara wanita premenopause
dengan lesi atipia meningkat dengan faktor pada 12.0 (95
persen confidence interval, 2.0 hingga 68.0)
dibandingkan dengan 3,3 wanita post menopause dengan
lesi atipia (95 persen confidence interval 1.1 hingga 10.0)

Kesimpulan
Studi ini menunjukkan bahwa gambaran histologi, usia saat

biopsi, dan derajat riwayat keluarga adalah determinan


utama pada resiko kanker payudara setelah terdiagnosis
penyakit payudara jinak.
Kami tidak menemukan peningkatan resiko diantara wanita
dengan lesi non proliferatif, setidaknya hingga ditemukan
riwayat keluarga yang kuat. Tidak ada interaksi yang
signifikan antara lesi atipia dengan riwayat keluarga. Resiko
berlebih pada kanker payudara ipsilateral dalam 10 tahun
pertama setelah diagnosis penyakit payudara jinak,
khususnya wanita dengan atipia.

Anda mungkin juga menyukai