Anda di halaman 1dari 1

PEMBUATAN KITOSAN DARI CANGKANG KERANG HIJAU

( Perna viridis linnaeus )


Disusun oleh :
1. Yosep Hendrik Eko Styanto
2. Zindi Meylia Monikawati

( I 8312057 )
( I 8312059 )

Kerang hijau (Perna viridis linnaeus) merupakan salah satu komoditas perikanan yang
sudah lama dikenal dan dewasa ini kerang jenis tersebut telah banyak dibudidayakan. Teknik
budidayanya mudah dikerjakan, tidak memerlukan modal yang besar, dan dapat dipanen
setelah berumur 6 7 bulan. Hasil panen kerang hijau per hektar per tahun dapat mencapai
200 300 ton kerang utuh atau sekitar 60 100 ton daging kerang (Porsepwandi, 1998).
Sebagian besar konsumen memanfaatkan daging kerang hijau sebagai berbagai jenis
makanan, karena daging kerang hijau memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi, yaitu 40,8
% air, 21,9 % protein, 14,5 % lemak, 18,5 % karbohidrat, dan 4,3 % abu, sehingga
menjadikan kerang hijau sebanding dengan daging sapi, telur, maupun daging ayam
(Suwignyo, 1984). Sedangkan cangkang kerang hijau hanya dijadikan limbah perikanan dan
ditangan pengrajin souvenir cangkang kerang tersebut menjadi bahan pembuatan manikmanik, hiasan rumah, accesories, dll. Padahal cangkang kerang hijau tersebut memiliki
kandungan kitin sebesar 43,88 % ( Triana Kusumaningsih, dkk, 2004 ). Dari kitin tersebut,
dengan pengolahan lebih lanjut dapat dihasilkan kitosan yang memiliki nilai ekonomi tinggi
dan dapat dimanfaatkan di berbagai sektor industri. Cangkang kerang hijau mengandung
kitosan sebesar 20,62 % ( Triana Kusumaningsih, dkk, 2004 ).
Salah satu senyawa turunan dari kitin yang banyak dikembangan karena aplikasinya
yang luas adalah kitosan. Kitin dimodifikasi menjadi kitosan karena sifat kitin yang tidak
larut dalam air, asam organik encer, dan asam- asam organik sehingga sulit untuk
diaplikasikan secara langsung, sedangkan kitosan memiliki sifat mudah larut dalam air dan
pelarut organik sehingga mudah untuk diaplikasikan secara langsung.
Kitosan dapat diperoleh melalui proses deasetilasi kitin, dimana gugus asetil pada kitin
oleh hidrogen diubah menjadi gugus amina dengan penambahan basa kuat berkonsentrasi
tinggi. Keberadaan gugus amina pada kitosan menjadikan kitosan memiliki banyak manfaat
yang dapat digunaan di berbagai sektor industri. Salah satu pemanfaatan kitosan di industri
pengolahan limbah adalah sebagai penyerap ion logam, dan koagulan, di industri bahan
makanan, kitosan dapat digunakan sebagai bahan pengawet, penstabil makanan dan warna, di
industri pertanian, kitosan digunakan sebagai bahan pembuatan pupuk, pelindung biji- bijian,
dan masih banyak kegunaan kitosan di sektor industri lainnya.
Proses pembuatan kitosan melalui beberapa tahap yaitu deproteinasi, demineralisasi,
depigmentasi, dan deasetilasi. Kemudian kitosan yang telah dihasilkan diuji karakteristiknya.
Pengujian karakteristik kitosan meliputi analisa kadar air, analisa kadar abu, analisa
viskositas dan berat molekul polimer, dan analisa derajat deasetilasi dengan menggunakan
spektrofotometer FTIR.
Surakarta, 30 September 2014
Pembimbing Tugas Akhir

YC. Danarto, S.T., M.T.


NIP.19730827 200012 1 001

Anda mungkin juga menyukai