BAB II Yes
BAB II Yes
LANDASAN TEORI
efisiensi
dalam
memproduksi
barang-barang
atau
jasa-jasa.
Produktivitas juga diartikan sebagai perbandingan ukuran harga bagi masukan dan
hasil dan perbedaan antara kumpulan jumlah pengeluaran dan masukan yang
dinyatakan dalam satuan-satuan (unit) umum. Ukuran produktivitas yang paling
terkenal berkaitan dengan tenaga kerja yang dapat dihitung dengan membagi
pengeluaran oleh jumlah yang digunakan atau jam-jam kerja orang.
http://thesis.binus.ac.id/doc/Bab2Doc/2012-1-01364-TI%20Bab2001.doc
b. Memomotion Study
Ineffective Therblig
Mental atau semi-mental basic
divisions
a. Menjangkau (reach)
a. Mencari (search)
b. Membawa (move)
b. Memilih (select)
c. Melepas (release)
c. Mengarahkan (position)
d. Memegang (grasp)
d. Memeriksa (inspect)
e. Merencanakan (plan)
Delay
a. Memakai (use)
b. Merakit (assemble)
2.2 SUAIAN5
Produk yang di kenakan proses assembling dan di bahas dalam Tugas Akhir ini
adalah benda yang berbentuk tabung/lubang dan silinder/poros, maka dalam
proses penyatuannya berlaku teori suaian.
Batasan atau harga-harga batas adalah harga atau ukuran maksimum dan
minimum yang diizinkan dari suatu komponen. Jadi, ada ukuran yang paling
tinggi dan ada ukuran yang paling rendah. Akan tetapi, tinggi rendahnya ukuranukuran ini masih dalam batas yang diizinkan. Dari adanya harga-harga batas
maksimum dan minimum ini tentu ada perbedaan (selisih) besarnya ukuran.
Perbedaan dari besarnya ukuran maksimum dan minimum dari suatu komponen
inilah yang disebut dengan istilah toleransi. Karena masing-masing komponen
mempunyai toleransi ukuran tertentu maka bila komponen-komponen tersebut
dipasangkan (dirakit) akan diperoleh pasangan dengan kondisi tertentu. Keadaan
yang demikian inilah yang disebut dengan istilah suaian. Jadi, suaian adalah
keadaan atau hubungan yang terjadi pada dua komponen yang disatukan (dirakit)
yang disebabkan karena adanya perbedaan ukuran antara kedua komponen
sebelum kedua komponen tersebut disatukan. Disinilah nanti timbul pasangan
yang longgar atau yang sulit untuk dipasangkan.
Suaian tekan:
6 Menggambar Teknik Materi 12,
http://elisa.ugm.ac.id/user/archive/download/66900/4c4ed8887828194
e1d23176044d37638
Suaian jalan:
cukup
besar
untuk
berjalannya
sistem
pelumasan
2.1 Pneumatik8
Kata pneumatic berasal dari bahasa Yunani pneuma yang berarti nafas
atau udara. Jadi pneumatic berarti berisi udara atau digerakkan oleh udara
mampat. Pneumatik dalam pelaksanaan teknik udara mampat dalam teknologi
industri (khususnya teknik mesin) merupakan ilmu pengetahuan dari semua
proses mekanis dimana udara memindahkan suatu gaya atau gerakan. Titik
persamaan dalam penggunaan tersebut ialah semua menggunakan udara sebagai
fluida kerja (jadi udara mampat sebagai pendukung, pengangkut dan pemberi
tenaga). Sistem pneumatik dibedakan berdasarkan media penggerak katub, yaitu:
1. Pneumatik murni, Sistem pneumatik dengan menggunakan udara sebagai
media penggerak dan penggerak katubnya juga menggunakan tekanan udara.
2. Elektro pneumatic, Sistem pneumatik dengan udara sebagai media dan
penggerak katubnya menggunakan arus listrik.
3. Pneumatik hidrolik, Sistem pneumatik menggunakan udara sebagai media
penggerak dan penggerak katubnya menggunakan tekanan aliran hidrolik.
Dalam sistim pneumatik hal yang terpenting untuk diketahui adalah:
1. Apakah udara itu dan apakah maksud dari udara bertekanan?
2. Bagaimanakah karakteristik udara yang digunakan dalam pneumatik?
3. Apa itu aktuator, dan bagaimana perhitungan dasar serta prinsip
kerjanya?
2.1.1 Air (Udara)9
Udara adalah perpaduan beberapa jenis gas dengan komposisi sebagai
berikut:
- Nitrogen 78%
- Oksigen 21%
Udara juga mengandung sedikit dari karbon dioksida, argon, hidrogen,
neon, helium, kripton, dan xenon.
8Bahan Ajar tmd218- Pneumatik-Hidrolik,
http://ardianzsite.files.wordpress.com/2010/02/bahan-ajar-tmd218pneumatik-hidrolik.pdf
9 Pneumatic, FESTO Didactic
Untuk membantu pemahaman dari dasar hukum udara dengan baik dan
benar, maka satuan dasar dalam perhitungannya harus di jelaskan. Data satuan
dasar di bawah ini di ambil dari International System of Units, dengan
singkatan SI.
Satuan dasar:
Jenis:
Simbol:
Panjang
L
Massa
m
Waktu
t
Temperatur
T
Satuan turunan:
Jenis:
Simbol:
Gaya
F
Luas
A
Volume
V
Debit
qv
Tekanan
p
Meter (m)
Kilogram (kg)
Second (s)
Kelvin (K, 0C = 273.15 K)
Satuan:
Newton (N) = 1kg.m/s
Meter kuadrat (m)
Meter kubik (m)
(m/s)
Pascal (Pa)
1Pa = 1 N/m
1bar = 100 Kpa
Gaya = massa x percepatan
F=mxa
Dimana percepatan yang berlaku adalah percepatan
Hukum Newton:
Tekanan:
Satuan:
grafitasi.
G = 9.81 m/s
1 pascal sama dengan tekanan konstan tehadap
permukaan dengan luas 1 m dengan gaya 1 N
(Newton).
dapat
ditekan
dan
dapat
memuai.
Hubungan
untuk
V1
(T 2T 1)
T1
V1
(T 2T 1)
273 C +T 1
P 1 V 1 P 2 V 2
=
=konstan
T1
T2
2.1.3 Aktuator
Aktuator adalah Output Device untuk mengubah energi yang tersuplai
menjadi gerakan yang dibutuhkan. Sinyal keluaran di kontrol oleh sistem
kontrol, dan aktuator memberi respon ke sinyal kontrol melalui elemen kontrol.
Model lain dari output device digunakan untuk mengindikasikan status dari
sistem kontrol atau aktuator seolah menjadi gambaran visual pneumatik.
Pneumatik aktuator dapat di golongkan menjadi 2 grup, gerakan lurus dan
gerakan putar.
-
Gerakan lurus
Single acting cylinder
Double acting cylinder
- Gerakan putar
Air motor
Rotary cylinder
Rotary actuator
1. Single Acting Cylinder
Dengan single acting cylinder udara bertekanan hanya digunakan pada satu
sisi dari permukaan piston. Sisi lainnya terbuka dan berlaku hanya tekanan
atmosfir. Silinder hanya dapat menghasilkan gerakan kerja ke satu arah.
Gerakan ke arah sebaliknya dari piston disebabkan oleh pegas yang berada di
dalam silinder atau dari gaya diluar silinder. Gaya dari pegas yang ada di dalam
silinder di desain untuk mengembalikan piston ke posisi semula dengan
kecepatan tinggi dengan tanpa beban.
Untuk single acting cylinder dengan pegas yang terpasang di dalam, panjang
langkah di batasi oleh panjang sebenarnya dari pegas tersebut. Single acting
cylinder hanya tersedia dengan panjang langkah lebih dari 80mm.
2. Double Acting Cylinder
Prinsip konstruksi dari double acting cylinder sama dengan single acting
cylinder. Tetapi, pada double acting cylinder tidak terdapat pegas untuk
mengembalikan posisi piston, dan dua ports memiliki dua fungsi alternatif
sebagai saluran suplai udara dan sebagai saluran keluarnya udara. Double
acting cylinder memiliki keuntungan yaitu dapat bekerja kedua arah dari arah
kerjanya. Hal tersebut yang menyebabkan penggunaannya menjadi universal.
Gaya yang di transfer oleh batang piston lebih besar pada saat piston bergerak
maju daripada saat piston bergerak mundur di karenakan luas permukaan
piston berkurang pada saat mundur karena adanya luasan dari bantang pistong
itu sendiri.
4. Batang piston
Terbuat dari baja yang telah di heat treatment. Nilai prosentase dari chrome
dalam baja menjaga dari kemungkinan terjadinya karat. Umumnya penggunaan
ulir pun di gantikan untuk memperkecil kemungkinan terjadinya patah.
5. Sealing ring
Dibuat pas dengan tutup depan untuk menjaga batang piston. 6. Bearing
bush mengarahkan batang piston dan terbuat dari tembaga yang di sintering
atau plastic yang dilapisi metal.
7. Scrapper ring
Scrapper ring mencegah debu dan partikel kotoran memasuki ruang dalam
cylinder.
8. Double cup packing seals
Material dari double cup packing seal adalah:
- Perbundan untuk -20C sampai 80C
- Viton untuk -20C sampai 150C
- Teflon untuk -80C sampai 200C
9. O-ring
Digunakan untuk static sealing.
2.1.5 Pemasangan
Pemasangan dari silinder berdasarkan pertimbangan dari bagaimana
cylinder akan di aplikasikan pada mesin atau fixture. Cylinder dapat di desain
dengan model pemasangan yang permanen jika cylinder tidak harus dapat
berubah
posisi
sewaktu-waktu. Alternatif
yang
lain,
cylinder
dapat
keausan.
Tekanan sudut yang tinggi pada pengarah batang piston.
Peningkatan serta tagangan yang tidak terduga pada seal batang piston
Karakteristik performa dari cylinder dapat di ketahui secara teoritis atau dari
data pabrikan. Kedua metode tersebut di perbolehkan, tetapi biasanya data
pabrikan lebih relevan terhadap desain atau aplikasi dasar atau standar.
1. Gaya piston
Gaya piston yang dihasilkan oleh cylinder tergantung pada tekanan
udara, diameter cylinder dan tahanan gesek dari komponen seal. Gaya
piston teoritis dihitung dengan rumus:
Fth = A x p
Fth = Gaya piston teoritis (N)
A = Luas permukaan piston yang digunakan (m)
p
= Tekanan udara yang digunakan (Pa)
Dalam prakteknya, gaya piston yang benar-benar dihasilkan berbeda
nilainya. Ketika menghitung hal ini, tahanan gesek seharusnya di
pertimbangkan. Pada saat kondisi operasi normal (kisaran tekanan udara
400 sampai 800 kPa / 4 sampai 8 bar) gaya gesek adalah sekitar 10%
= (D - d) 4
p
Fr
Ff
D
d