Anda di halaman 1dari 30

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 PROSES PRODUKSI


Proses produksi adalah sebuah kegiatan yang memiliki maksud untuk
mengubah sebuah output menjadi input dan menghasilkan barang maupun jasa.
Dalam ilmu proses produksi di kenal banyak istilah salah satunya adalah
produktivitas1, yang menurut Sinungan (2003, P.12), secara umum produktivitas
diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata maupun fisik (barang-barang atau
jasa) dengan masuknya yang sebenarnya. Produktivitas juga diartikan sebagai
tingkatan

efisiensi

dalam

memproduksi

barang-barang

atau

jasa-jasa.

Produktivitas juga diartikan sebagai perbandingan ukuran harga bagi masukan dan
hasil dan perbedaan antara kumpulan jumlah pengeluaran dan masukan yang
dinyatakan dalam satuan-satuan (unit) umum. Ukuran produktivitas yang paling
terkenal berkaitan dengan tenaga kerja yang dapat dihitung dengan membagi
pengeluaran oleh jumlah yang digunakan atau jam-jam kerja orang.

Gambar 2.1 Input, Proses, Output


Produktifitas mencakup waktu dari sebuah proses dan gerakan apa saja yang di
perlukan, untuk mengetahui data tersebut dapat dilakukan dengan:

http://thesis.binus.ac.id/doc/Bab2Doc/2012-1-01364-TI%20Bab2001.doc

2.1.1 TIME AND MOTION STUDY2


Analisis operasi kerja dilakukan untuk menganalisa suatu operasi kerja baik
yang menyangkut suatu elemen kerja yang bersifat produktif atau tidak, sehingga
dapat dilakukan perbaikan metode kerja. Hal ini dilakukan tentu saja untuk
meningkatkan jumlah produk per satuan waktu dan mengurangi waktu. Untuk
dapat melakukan analisis maka dibutuhkan data-data mengenai seluruh kegiatan
operasi, fasilitas yang dipergunakan, waktu penyelesaian, gerakan yang terjadi,
aktivitas inspeksi, transportasi, delay dan lain-lain. Analisis semacam ini biasanya
menggunakan peta-peta kerja, sedangkan analsis gerakan dapat menggunakan
motion study.
1. Pengukuran Waktu Kerja (Studi Waktu/Time Study)
Secara garis besar, kegiatan-kegiatan kerja manusia dapat digolongkan
menjadi kerja fisik (otot) dan kerja mental (otak). Pemisahan ini tidak dapat
dilakukan secara sempurna, karena terdapatnya hubungan yang erat antara satu
dengan lainnya. Apabila dilihat dari energi yang dikeluarkan, kerja mental
murni relatif lebih sedikit mengeluarkan energi dibandingkan kerja fisik.
Pengukuran waktu pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk menentukan
lamanya waktu kerja untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang spesifik yang
dibutuhkan oleh seorang operator normal (yang sudah terlatih) yang bekerja
dalam taraf yang wajar dalam suatu sistem kerja yang terbaik (dan baku) pada
saat itu. Secara umum, teknik-teknik pengukuran waktu kerja dapat
dikelompokkan atas :
a. Secara langsung
Pengukuran waktu dengan jam henti3

2 Perancangan Teknik Industri UMS Project II, Perancangan Stasiun


Kerja
3 http://eprints.uns.ac.id/4840/1/101971409200909321.pdf

Di dalam penelitian ini, pengukuran waktu setiap proses operasi sangat


dibutuhkan dalam penentuan waktu baku setiap proses operasi. Pengukuran
waktu operasi atau waktu siklus menggunakan alat utama yaitu jam henti (stop
watch). Cara ini merupakan cara yang banyak dikenal, sehingga banyak
dipakai. Salah satu keunggulan cara ini adalah kesederhanaan aturan-aturan
pengukuran yang dipakai (Sutalaksana, 1979).
b. Secara tidak langsung
Data waktu baku
Data waktu gerakan
- Tabel Standar Kerja (TSK), Tabel Standar Kerja Kombinasi (TSKK)
TSKK4 merupakan instruksi kerja yang menggambarkan gabungan antara
gerakan manusia dengan mesin di dalam cycle time, yang menggambarkan
seberapa arah kerjanya dan bagaimana urutan kerja itu dilakukan.
Dengan tabel ini, dapat dipergunakan untuk menemukan gerakan operator
yang yang tidak memiliki nilai tambah untuk dilakukan kaizen.

Gambar 2.2 TSKK

4 Toyota Production System, 2006

2. Studi Gerakan (Motion Study)


Motion study merupakan penelitian untuk menganalisa suatu pekerjaan
dengan gerakan-gerakannya. Tujuan dari motion study adalah untuk
meminimalkan gerakan-gerakan kerja yaitu dengan mengurangi gerakangerakan yang tidak efektif atau bahkan dihilangkan sehingga akan diperoleh
waktu kerja yang minimal, serta penghematan pada penggunaan fasilitas kerja.
Motion study dapat dilakukan dengan cara:
a. Micromotion study
Micromotion study adalah teknik yang dianggap paling teliti guna
menganalisis gerakan kerja manual secara mendetail (micro). Aktivitas
micromotion study dilakukan untuk merekam setiap gerakan kerja yang ada
secara detail dan memberi kemungkinan analisa setiap gerakan kerja yang ada
secara lebih baik dibandingkan dengan gerakan visual. Langkah-langkah yang
dilakukan dalam micromotion study adalah:
Merekam gerakan-gerakan kerja dari suatu siklus kerja dengan menaruh
jam besar (micro-chronometer) di belakang operator yang diamati;
Gambar film akan menjadi rekaman permanen yang bisa dianalisis setiap
saat dan berulang-ulang sesuai yang dikehendaki;
Menyimpulkan dari analisa gerakan yang diamati dari rekaman film dan
menggambarkannya dalam peta SIMO (Simultaneous-Motion Chart) yang
menunjukkan gerakan-gerakan tangan kiri dan tangan kanan.
Tujuan penggambaran peta ini adalah mencoba membuat keseimbangan
gerak kerja antara tangan kiri dan kanan
Menetapkan alternatif gerakan yang lebih baik dengan memperbaiki
metode kerja yang ada sesuai dengan prinsip ekonomi gerakan.

b. Memomotion Study

Memomotion study dikembangkan pertama kali oleh Marvin Mundel, pada


prinsipnya tidak berbeda dengan micromotion study hanya saja disini
kecepatan film yang digunakan adalah sekitar 60-100 fpm. Keunggulan utama
memomotion study ini adalah dari segi biaya yang lebih murah dan proses
analisis yang lebih cepat dan dapat memberikan hasil yang lebih detail. Motion
study dilakukan biasanya pada jenis pekerjaan manual, yaitu jenis pekerjaan
yang sebagian besar dikerjakan dengan menggunakan gerakan tangan. Tujuan
utama dari studi ini adalah untuk mengeliminir atau mengurangi gerakangerakan yang tidak efektif. Orang yang dianggap paling berjasa dalam motion
study adalah Frank dan Lilian Gilberth. Kedua Gilberth tersebut telah
mengawali studi gerakan manual dan berhasil menguraikan gerakan dasar
menjadi 17 buah, yang selanjutnya disebut sebagai gerakan Therblig (dieja
dari nama Gilberth secara terbalik), yaitu :
Tabel 2.1 Elemen Gerakan Therblig

Dari ke17 elemen therblig, dapat dikelompokan sebagai berikut :


Effective Therblig
Physical Basic Division

Ineffective Therblig
Mental atau semi-mental basic
divisions

a. Menjangkau (reach)

a. Mencari (search)

b. Membawa (move)

b. Memilih (select)

c. Melepas (release)

c. Mengarahkan (position)

d. Memegang (grasp)

d. Memeriksa (inspect)

e. Mengarahkan awal (pre-position)

e. Merencanakan (plan)

Objective Basic Divisions

Delay

a. Memakai (use)

a. Kelambatan yang tak dapat

b. Merakit (assemble)

dihindari (unavoidable delay)

c. Mengurai rakit (disassemble)

b. Kelambatan yang dapat dihindari


(avoidable delay)
c. Istirahat untuk menghilangkan
lelah (rest for overcoming fatigue)
d. Memegang untuk memakai
(hold)

c. Peralatan untuk Micromotion Study


Aktivitas motion study merupakan aktivitas untuk menganalisis gerakangerakan yang dilakukan ketika bekerja. Untuk dapat melakukan analisis
tersebut maka harus diketahui dengan detail gerakan-gerakan tersebut beserta
waktunya. Dalam menganalisa gerakan kerja seringkali dijumpai kesulitan
dalam menentukan batas-batas suatu elemen Therblig dengan elemen therbligh
yang lainnya karena waktu gerakan yang terlalu singkat. Selain itu juga
seringkali pengamatan sulit dilakukan secara visual. Sehingga diperlukan suatu
alat untuk merekam gerakan-gerakan tersebut. Banyak peralatan yang dapat
digunakan untuk hal tersebut. Perekam atas gerakan-gerakan kerja dengan
menggunakan kamera film (video recorder) dan segala perlengkapannya akan
menjadi solusi kesulitan ini. Disini aktivitas direkam ulang dengan kecepatan
lambat (slow motion) sehingga analisis gerakan kerja dapat dilakukan dengan

lebih teliti. Sebuah jam khusus (microchronometer) digunakan dan diletakkan


dibelakang operator yang gerakannya diteliti. Sehingga setiap elemen gerakan
Therblig maupun perpindahan dari satu elemen ke elemen lainnya dapat
diukur. Aktivitas micromotion study mengharuskan untuk merekam setiap
gerakan kerja yang ada secara detail dan memberi kemungkinan-kemungkinan
analisa setiap gerakan-gerakan kerja, secara lebih baik dibandingkan dengan
visual motion study. Saat ini telah tersedia peralatan-peralatan yang dapat
digunakan untuk micromotion study, dengan berbagai model, spesifikasi dan
kemampuan merekam. Misalnya seperti handycam dan digital kamera dengan
kemampuan recording. Selain alat rekam, dibutuhkan juga suatu alat yang
berfungsi untuk memutar kembali hasil rekaman untuk melakukan analisa,
misalnya televisi, video, proyektor dan LCD viewer.
Micromotion study adalah teknik yang dianggap paling teliti untuk
menganalisa gerakan kerja manual. Metode yang baru untuk melaksanakan
motion study sekarang ini tidak lagi menggunakan micro-crono-meter. Akan
tetapi dengan memakai video tape atau kamera film dengan dilengkapi
synchronous motor drive. Dengan peralatan elektronik (synchronous) motor
drive camera menyebabkan kecepatan exposure konstan sehingga tidak
diperlukan lagi microchronometer atau pencatat waktu. Pengukuran waktu
dalam hal ini akan dilihat berdasarkan per frame gambar yang terekam. Model
standar untuk peralatan ini memungkinkan kecepatan kamera/gambar 1 frame
per detik (fps), 10 fps atau 100 frame per menit (fpm). Kecepatan kamera yang
lebih besar akan diguunakan untuk merekam gerakan kerja yang berlangsung
cepat. Hasil rekaman gambar dari gerakan seorang operator, dapat digunakan
untuk beberapa tujuan dalam motion and time study antara lain:
untuk micromotion study dan memomotion
untuk memperoleh hasil sampling data,
untuk mengelompokkan kinerja dalam time study dan sampling kerja.

d. Analisis Motion Study

Setelah dilakukan penelitian dengan motion study, dengan merekam gerakan


kerja dengan kamera video, selanjutnya dilakukan analisis terhadap gerakangerakan tersebut. Terdapat beberapa alat yang dapat digunakan antara lain:
Simultaneous-Motion-Cycle Charts (Simo Charts)
Waktu untuk setiap gerakan therbligh yang dicatat pada lembar analisis
digunakan untuk membuat skala sebuah Simultaneous-Motion-Cycle Charts,
biasanya disebut Simo Charts.. Pada banyak operasi, tidak perlu dibuat chart
yang lengkap dari semua gerakan tubuh. Simo chart dari dua tangan dan
prosedur yang sama akan digunakan untuk membuat chart yang menunjukkan
gerakan dari lengan, kaki, kepala, leher dan bagian tubuh lainnya.
Peta-peta kerja
Peta kerja atau peta proses (process chart) merupakan alat komunikasi yang
sistematis dan logis guna menganalisis proses kerja dari tahap awal sampai
akhir. Melalui proses ini akan diperoleh informasi-informasi yang diperlukan
untuk memperbaiki metode kerja yang telah ada.
Dalam ringkasan ini akan dibahas peta-peta kerja yang banyak berhubungan
dengan manusia dan study gerak (motion study)1, atau pekerjaan yang lebih
banyak aktivitas manusia daripada mesin. Karena disini akan difokuskan pada
perbaikan metode kerja, dimana factor manusia menjadi salah satu hal yang
sangat penting untuk dipertimbangkan. Peta-peta kerja yang banyak terkait
dengan factor manusia adalah peta manusia mesin dan peta tangan kiri tangan
kanan.
- Peta Manusia Mesin (Multiple Activity Chart)
Peta manusia mesin merupakan peta yang menunjukkan hubungan waktu
kerja antara siklus kerja operator (pekerja dan siklus operasi dari mesin atau
fasilitas kerja lainnya yang ditangani oleh pekerja dan mesin yang bekerja
secara bergantian. Dapat dikerjakan dengan metode motion study yaitu
merekam pekerjaan manusia, sehingga akan terlihat aktivitas mana yang
dikerjakan manusia (gerakannya) dan aktivitas mana yang dikerjakan mesin.
Hubungan yang terjadi antara pekerja dan mesin tersebut :

Operator bekerja-mesin menganggur (idle)


Operator menganggur-masin bekerja
Operator bekerja-mesin bekerja
Operator menganggur-mesin menganggur
Informasi yang diperolah dari peta manusia mesin:
Waktu siklus bekerja operator
Waktu siklus operasi mesin
Waktu idle mesin
Waktu idle operator
Peta Manusia Mesin dapat digunakan untuk menganalisa :
Hubungan antara waktu kerja operator dan mesin yang ditanganinya
Keseimbangan beban kerja antara (operator) dan mesin.
Dengan dilengkapi data-data yang lain maka dapat digunakan untuk
menentukan berapa banyak mesin yang dapat ditangani oleh 1 orang operator
atau sebaliknya berapa operator yang dibutuhkan untuk menangani 1 buah
mesin.
Waktu idle yang terjadi dalam sistem kerja tersebut. Misalnya apabila
terjadi banyak idle pada pekerjanya maka dapat dipertimbangkan untuk
menambah pekerjaan untuk pekerja selama dia mengalami idle.
Setelah melakukan analisa terhadap Peta Manusia Mesin (Multiple Activity
Chart) diharapkan efektivitas penggunaan pekerja dan atau mesin bisa
ditingkatkan dan tentunya keseimbangan kerja antara pekerja dan mesin.
Perbaikan keseimbangan kerja tersebut dapat dilakukan dengan cara misalnya:
Merubah tata letak tempat kerja

Mengatur kembali gerakan-gerakan kerja dengan motion study dengan


prinsip motion economy
Gerakan-gerakan kerja juga merupakan faktor yang menentukan waktu
penyelesaian suatu pekerjaan. Sehingga penataan kembali gerakan-gerakan
yang dilakuakan pekerja akan sangat membantu meningkatkan efektifitas
kerjanya sekaligus mempengaruhi eefisiensi penggunaan tenaga. Hal ini
dilakukan dengan motion study.
Merancang kembali mesin dan peralatan, keadaan mesin dan peralatan
seringkali perlu dirancang kembali untuk meningkatkan efektifitas pekerja dan
mesin
- Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan (Left and Right-Hand Chart)
atau Peta Operator
Peta ini menggambarkan gerakan tangan kiri dan dan tangan kanan manusia
ketika bekerja secara manual. Peta ini menggambarkan semua gerakan ataupun
delay yang terjadi yang dialami oleh kedua tangan secara detail yang sesuai
dengan elemen-elemen gerakan therbligh. Dengan menganalisa gerakangerakan tersebut maka langkah-langkah perbaikan dapat dilakukan. Pembuatan
peta operator baru ini akan terasa bermanfaat apabila gerakan yang terjadi
berulang-ulang dan dilakukan secara manual. Dari analisa tersebut apabila
terdapat elemen gerakan-elemen gerakan yang belum sesuai dengan prinsip
ekonomi gerakan (motion economy) dalam motion study maka dapat diperbaiki.
Perbaikan dapat dilakukan dengan:
Menyederhanakan gerakan-gerakan kerja
Mengkombinasikan atau menggabungkan beberapa gerakan menjadi satu
gerakan yang lebih efektif.
Menghilangkan gerakan-gerakan yang tidak perlu, bila memungkinkan.
Menyeimbangkan gerakan kedua tangan dan mengurangi kelelahan

Menganalisa tata letak stasiun kerja, dengan merubah-rubah tata letak


peralatan untuk menentukan tata letak yang baik ditinjau dari segi waktu dan
jarak, dan menentukan urutan pengerjaan yang baik dengan prisnsip gerakan
ekonomi (motion economic)

2.2 SUAIAN5
Produk yang di kenakan proses assembling dan di bahas dalam Tugas Akhir ini
adalah benda yang berbentuk tabung/lubang dan silinder/poros, maka dalam
proses penyatuannya berlaku teori suaian.
Batasan atau harga-harga batas adalah harga atau ukuran maksimum dan
minimum yang diizinkan dari suatu komponen. Jadi, ada ukuran yang paling
tinggi dan ada ukuran yang paling rendah. Akan tetapi, tinggi rendahnya ukuranukuran ini masih dalam batas yang diizinkan. Dari adanya harga-harga batas
maksimum dan minimum ini tentu ada perbedaan (selisih) besarnya ukuran.
Perbedaan dari besarnya ukuran maksimum dan minimum dari suatu komponen
inilah yang disebut dengan istilah toleransi. Karena masing-masing komponen
mempunyai toleransi ukuran tertentu maka bila komponen-komponen tersebut
dipasangkan (dirakit) akan diperoleh pasangan dengan kondisi tertentu. Keadaan
yang demikian inilah yang disebut dengan istilah suaian. Jadi, suaian adalah
keadaan atau hubungan yang terjadi pada dua komponen yang disatukan (dirakit)
yang disebabkan karena adanya perbedaan ukuran antara kedua komponen
sebelum kedua komponen tersebut disatukan. Disinilah nanti timbul pasangan
yang longgar atau yang sulit untuk dipasangkan.

5 MATERI PERKULIAHAN METROLOGI INDUSTRI,


http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/MATERI%20PERKULIAHAN
%20%20METROLOGI%20INDUSTRI.pdf

Gambar 2.3 Istilah Dalam Suaian


2.2.1 JENIS SUAIAN
Menurut rekomendasi ISO R 286 banyak sekali simbol dan angka toleransi
yang bisa digunakan, akan tetapi dalam prakteknya tidak mungkin dapat
menggunakan semua simbol dan angka toleransi tersebut. Oleh karena itu,
untuk membatasi biaya proses pembuatan maka pihak industri atau pabrik
seyogyanya dapat membatasi jenis toleransi. Adapun jenis-jenis toleransi yang
dianjurkan untuk dipakai adalah jenis-jenis toleransi menurut standar ISO
nomor 18291975 yang dapat dilihat pada tabel 10.
Tabel 2.2 Jenis toleransi menurut standar ISO nomor 1829 1975

Catatan: simbol-simbol yang ada dalam kotak seyogyanya digunakan


terlebih dulu kalau hal ini memungkinkan.

Tabel 2.3 Nilai Toleransi6


Lebih terinci lagi jenis suaian tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
Suaian Kempa:
Pemasangan komponen secara tetap dengan menggunakan mesin press dan
pasangan tidak dapat dilepas lagi. Pengerjaan untuk basis lubang menggunakan
H7/p6 (teliti). Contoh: rotor motor listrik dengan porosnya, cincin gigi
kuningan pada roda besi tulang, dan sebagainya.

Suaian tekan:
6 Menggambar Teknik Materi 12,
http://elisa.ugm.ac.id/user/archive/download/66900/4c4ed8887828194
e1d23176044d37638

Pemasangan komponen secara tetap dengan pukulan yang berat dan


pasangan dapat dilepas untuk keperluan reparasi. Pengerjaan untuk basis
lubang menggunakan H6/n5 dan H6/m5 (sangat teliti), H7/n6 dan H7/m6
(teliti) dan H8/n7 dan H8/m7 (biasa). Contoh: ring bantalan peluru pada poros,
dan sebagainya.
Suaian jepit:
Pemasangan komponen secara tetap dengan pukulan ringan, dapat dilepas
tapi agak susah, biasanya diberi pasak penguat. Pengerjaan basis lubang
menggunakan H6/k5 (sangat teliti), H7/k6 (teliti) dan H8/k7 (biasa). Contoh:
pasangan komponen pada poros transmisi.
Suaian sorong:
Untuk pasangan komponen yang tetap tapi sering dibongkar, pemasangan
dan pembongkaran bisa dilakukan secara mudah. Basis lubang dikerjakan
dengan H6/j5 (sangat teliti), H7/j8 (teliti) dan H8/j7 (biasa). Contoh: roda gigi
lepas pada mesin produksi.
Suaian lepas:
Digunakan pada pasangan yang bergerak dengan sedikit pelumas.
Pengerjaan basis lubang dengan menggunakan H6/h5 (sangat teliti), H7/h6
(teliti), H8/h7 (biasa) dan H11/h11 (kasar). Contoh: pisau frais (cutter) pada
poros, bus senter tetap mesin bubut.
Suaian jalan teliti:
Digunakan untuk pasangan-pasangan komponen yang dapat bergerak tanpa
ada goyangan. Pengerjaan basis lubang dengan menggunakan H6/g5 (sangat
teliti) dan H7/g6 (teliti). Contoh: kopling tak tetap, roda gigi, geser pada
rumahnya dan sebagainya.

Suaian jalan:

Digunakan pasangan-pasangan komponen yang dapat bergerak bebas


walaupun masih tetap ada goyangan kecil. Pengerjaan basis lubang dengan
H7/f8 (teliti) dan H8/f8 (biasa). Contoh: Bantalan luncur.
Suaian jalan longgar:
Digunakan untuk komponen-komponen yang bergerak/berputar dengan
kecepatan tinggi. Pasangan ini akan berfungsi dengan baik apabila sistem
pelumasannya juga baik. Pengerjaan basis lubang dengan H7/e8 (teliti), H8/e9
(biasa), dan H11/d11 (kasar).
Suaian longgar:
Digunakan untuk poros dengan putaran dan beban yang tinggi, putarannya
lebih tinggi untuk poros yang digunakan pada suaian jalan longgar.
Kelonggarannya

cukup

besar

untuk

berjalannya

sistem

pelumasan

hidrodinamis sehingga menjamin adanya lapisan pelumas. Hal ini diperlukan


karena untuk menjaga keawetan dari pasangan komponen yang memerlukan
putaran tinggi. Basis lubang yang digunakan adanya H7/d9 (teliti), H8/d10
(biasa), H11/c11, H11/b11, dan H11/a11 (semuanya kualitas kasar).
2.2.2 Cara membaca simbol toleransi suaian pada gambar7
- 45g6 : artinya suatu poros dengan ukuran dasar 45mm, posisi daerah
toleransi mengikuti aturan kode huruf g serta besar harga toleransinya
mengikuti aturan kode angka 6.
- 65H7 : artinya suatu lubang dengan ukuran dasar 65mm, posisi daerah
toleransi mengikuti aturan kode huruf H serta besar harga toleransinya
mengikuti aturan kode angka 7.

7 Toleransi dan Suaian,


http://yunusbillah.files.wordpress.com/2013/06/toleransi-dansuaian.pdf

2.1 Pneumatik8
Kata pneumatic berasal dari bahasa Yunani pneuma yang berarti nafas
atau udara. Jadi pneumatic berarti berisi udara atau digerakkan oleh udara
mampat. Pneumatik dalam pelaksanaan teknik udara mampat dalam teknologi
industri (khususnya teknik mesin) merupakan ilmu pengetahuan dari semua
proses mekanis dimana udara memindahkan suatu gaya atau gerakan. Titik
persamaan dalam penggunaan tersebut ialah semua menggunakan udara sebagai
fluida kerja (jadi udara mampat sebagai pendukung, pengangkut dan pemberi
tenaga). Sistem pneumatik dibedakan berdasarkan media penggerak katub, yaitu:
1. Pneumatik murni, Sistem pneumatik dengan menggunakan udara sebagai
media penggerak dan penggerak katubnya juga menggunakan tekanan udara.
2. Elektro pneumatic, Sistem pneumatik dengan udara sebagai media dan
penggerak katubnya menggunakan arus listrik.
3. Pneumatik hidrolik, Sistem pneumatik menggunakan udara sebagai media
penggerak dan penggerak katubnya menggunakan tekanan aliran hidrolik.
Dalam sistim pneumatik hal yang terpenting untuk diketahui adalah:
1. Apakah udara itu dan apakah maksud dari udara bertekanan?
2. Bagaimanakah karakteristik udara yang digunakan dalam pneumatik?
3. Apa itu aktuator, dan bagaimana perhitungan dasar serta prinsip
kerjanya?
2.1.1 Air (Udara)9
Udara adalah perpaduan beberapa jenis gas dengan komposisi sebagai
berikut:
- Nitrogen 78%
- Oksigen 21%
Udara juga mengandung sedikit dari karbon dioksida, argon, hidrogen,
neon, helium, kripton, dan xenon.
8Bahan Ajar tmd218- Pneumatik-Hidrolik,
http://ardianzsite.files.wordpress.com/2010/02/bahan-ajar-tmd218pneumatik-hidrolik.pdf
9 Pneumatic, FESTO Didactic

Untuk membantu pemahaman dari dasar hukum udara dengan baik dan
benar, maka satuan dasar dalam perhitungannya harus di jelaskan. Data satuan
dasar di bawah ini di ambil dari International System of Units, dengan
singkatan SI.
Satuan dasar:
Jenis:
Simbol:
Panjang
L
Massa
m
Waktu
t
Temperatur
T
Satuan turunan:
Jenis:
Simbol:
Gaya
F
Luas
A
Volume
V
Debit
qv
Tekanan
p

Meter (m)
Kilogram (kg)
Second (s)
Kelvin (K, 0C = 273.15 K)

Satuan:
Newton (N) = 1kg.m/s
Meter kuadrat (m)
Meter kubik (m)
(m/s)
Pascal (Pa)
1Pa = 1 N/m
1bar = 100 Kpa
Gaya = massa x percepatan
F=mxa
Dimana percepatan yang berlaku adalah percepatan

Hukum Newton:

Tekanan:

Satuan:

grafitasi.
G = 9.81 m/s
1 pascal sama dengan tekanan konstan tehadap
permukaan dengan luas 1 m dengan gaya 1 N
(Newton).

Tekanan udara yang berada langsung diatas permukaan bumi dikenal


sebagai tekanan atmosfir (Patm). Nilai dari tekanan ini juga digunakan sebagai
referensi nilai tekanan. Nilai tekanan yang berada di atas nilai tekanan ini
dikenal sebagai exsess pressure (Pe > 0), nilai tekanan yang berada di bawah
nilai tekanan ini disebut vacuum pressure (Pe < 0). Perbedaan tekanan atmosfir
Pe dihitung dengan rumus:
Pe = Pabs Patm
Berbagai jenis tekanan udara diatas di ilustrasikan sebagai berikut:

Gambar 2.4 Tekanan Udara


Tekanan atmosfir tidak memiliki nilai yang konstan. Perubahan nilai
disebabkan oleh lokasi geografis dan cuaca.
Tekanan absolut Pabs adalah nilai yang dihitung dari tekanan nol. Nilainya
sama dengan jumlah nilai tekanan udara atmosfir dan exsess pressure atau
vacuum pressure. Dalam pengaplikasiannya alat ukur tekanan udara hanya
mengindikasikan exsess pressure sebagai yang sering digunakan. Nilai tekanan
absolut Pabs sekitar 100 KPa (1bar) atau lebih tinggi.
2.1.2 Karakteristik Udara
Seperti gas pada umumnya, udara tidak memiliki bentuk. Bentuknya
berubah mengikuti permukaan penahannya, dengan kata lain ia mengikuti
bentuk wadahnya.
1. Udara

dapat

ditekan

dan

dapat

memuai.

Hubungan

untuk

pengaplikasiannya berdasarkan pada hukum Boyle-Mariottes. Pada


temperatur konstan, volume dari massa yang diberikan oleh gas,
proporsional terhadap tekanan absolut, dalam kata lain hasil dari tekanan
absolut dan volume adalah konstan sebagai massa dari gas tersebut.
P1 x V1 = P2 x V2 = P3 x V3 = Konstan
2. Udara memuai 1/273 dari volumenya pada tekanan konstan dan
temperatur naik 1K dari 273K. Berdasarkan hukum dari Gay-Lussac,

volume dari massa gas adalah proporsional terhadap temperatur absolut,


selama tekanan tidak berubah.
V 1 T1
=
V 1=volume saat T 1, V 2=volume saat T 2
V 2 T2
Atau
V
=konstan
T
Perubahan volume V2 adalah:
V 2=V 1+ V =V 1+

V1
(T 2T 1)
T1

Rumus diatas berlaku untuk perhitungan dalam satuan temperatur Kelvin,


dalam perhitungan dengan satuan Celcius, rumus yang digunakan adalah:
V 2=V 1+

V1
(T 2T 1)
273 C +T 1

3. Jika volume tetap konstan selama perubahan temperatur, maka yang


terjadi adalah tekanan yang berubah, dan rumus yang digunakan adalah:
P1 T 1
=
P2 T 2
Atau
P
=konstan
T
Pada umumnya perhitungan gas adalah kombinasi dari ketiganya:

P 1 V 1 P 2 V 2
=
=konstan
T1
T2
2.1.3 Aktuator
Aktuator adalah Output Device untuk mengubah energi yang tersuplai
menjadi gerakan yang dibutuhkan. Sinyal keluaran di kontrol oleh sistem
kontrol, dan aktuator memberi respon ke sinyal kontrol melalui elemen kontrol.
Model lain dari output device digunakan untuk mengindikasikan status dari
sistem kontrol atau aktuator seolah menjadi gambaran visual pneumatik.
Pneumatik aktuator dapat di golongkan menjadi 2 grup, gerakan lurus dan
gerakan putar.
-

Gerakan lurus
Single acting cylinder
Double acting cylinder
- Gerakan putar
Air motor
Rotary cylinder
Rotary actuator
1. Single Acting Cylinder
Dengan single acting cylinder udara bertekanan hanya digunakan pada satu
sisi dari permukaan piston. Sisi lainnya terbuka dan berlaku hanya tekanan
atmosfir. Silinder hanya dapat menghasilkan gerakan kerja ke satu arah.
Gerakan ke arah sebaliknya dari piston disebabkan oleh pegas yang berada di
dalam silinder atau dari gaya diluar silinder. Gaya dari pegas yang ada di dalam
silinder di desain untuk mengembalikan piston ke posisi semula dengan
kecepatan tinggi dengan tanpa beban.

Gambar 2.5 Single acting cylinder

Untuk single acting cylinder dengan pegas yang terpasang di dalam, panjang
langkah di batasi oleh panjang sebenarnya dari pegas tersebut. Single acting
cylinder hanya tersedia dengan panjang langkah lebih dari 80mm.
2. Double Acting Cylinder
Prinsip konstruksi dari double acting cylinder sama dengan single acting
cylinder. Tetapi, pada double acting cylinder tidak terdapat pegas untuk
mengembalikan posisi piston, dan dua ports memiliki dua fungsi alternatif
sebagai saluran suplai udara dan sebagai saluran keluarnya udara. Double
acting cylinder memiliki keuntungan yaitu dapat bekerja kedua arah dari arah
kerjanya. Hal tersebut yang menyebabkan penggunaannya menjadi universal.
Gaya yang di transfer oleh batang piston lebih besar pada saat piston bergerak
maju daripada saat piston bergerak mundur di karenakan luas permukaan
piston berkurang pada saat mundur karena adanya luasan dari bantang pistong
itu sendiri.

Gambar 2.6 Double Acting Cylinder


3. Rotary Cylinder
Sebuah cylinder dengan desain dari double acting cylinder serta batang
piston memiliki profil bergerigi. Batang piston akan menggerakkan roda gigi,
sehingga gerakan berputar dihasilkan dari gerakan linear. Variasi dari putaran
berkisar mulai dari 45, 90, 180, 270 sampai 360. Torsi yang dihasilkan
tergantung pada pressure, luas permukaan piston dan rasio roda gigi, nilai yang
mungkin dapat dihasilkan adalah 150Nm.

Gambar 2.7 Rotary Cylinder


2.1.4Konstruksi Cylinder
Sebuah cylinder memiliki cylinder barrel, tutup depan dan tutup belakang,
piston dengan sealnya, batang piston, bearing bush, scraper ring, part
penyambung dan beberapa seal.

Gambar 2.8 Desain sebuah cylinder dalam end position


1. Cylinder Barrel
Biasanya terbuat dari silinder baja tanpa sambungan. Untuk meningkatkan
umur dari seal, bagian dalam dari barrrel dibuat sangan presisi. Untuk
kegunaan yang spesial, cylinder barrel dapat dibuat dari aluminium, tembaga,
atau silinder baja dengan permukaan dalam yang di hard chrome. Desain yang
spesial tersebut digunakan untuk cylinder yang tidak memiliki frekuensi kerja
yang pasti atau digunakan pada daerah yang dapat menyebabkan korosi.
2. Tutup belakang dan 3. Tutup depan
Untuk kebanyakan terbuat dari material casting (aluminium atau besi cetak).
Kedua tutup tersebut dikencangkan terhadap cylinder barrel dengan tie rods,
ulir, atau tekukan.

4. Batang piston
Terbuat dari baja yang telah di heat treatment. Nilai prosentase dari chrome
dalam baja menjaga dari kemungkinan terjadinya karat. Umumnya penggunaan
ulir pun di gantikan untuk memperkecil kemungkinan terjadinya patah.
5. Sealing ring
Dibuat pas dengan tutup depan untuk menjaga batang piston. 6. Bearing
bush mengarahkan batang piston dan terbuat dari tembaga yang di sintering
atau plastic yang dilapisi metal.
7. Scrapper ring
Scrapper ring mencegah debu dan partikel kotoran memasuki ruang dalam
cylinder.
8. Double cup packing seals
Material dari double cup packing seal adalah:
- Perbundan untuk -20C sampai 80C
- Viton untuk -20C sampai 150C
- Teflon untuk -80C sampai 200C
9. O-ring
Digunakan untuk static sealing.
2.1.5 Pemasangan
Pemasangan dari silinder berdasarkan pertimbangan dari bagaimana
cylinder akan di aplikasikan pada mesin atau fixture. Cylinder dapat di desain
dengan model pemasangan yang permanen jika cylinder tidak harus dapat
berubah

posisi

sewaktu-waktu. Alternatif

yang

lain,

cylinder

dapat

ditambahkan model pemasangan yang dapat di atur dengan menggunakan alat


yang sesuai bentuknya dengan konstruksi mesin atau fixture.

Gambar 2.9 Pilihan pemasangan untuk cylinder


Pemasangan cylinder dan posisi gerakan batang piston harus di sesuaikan
secara hati-hati terhadap pengaplikasiannya ketika mengharuskan cylinder
dibebani dengan beban axial.
Ketika gaya dari silinder digunakan pada mesin, tegangan akan muncul pada
cylinder. Jika terdapat ketidak sesuaian dan ketidak centeran, tegangan
permukaan dalam pada cylinder barrel dan batang cylinder dapat di prediksi.
Akibatnya adalah:
- Tekanan sudut yang tinggi pada bearing bush dapat mempercepat
-

keausan.
Tekanan sudut yang tinggi pada pengarah batang piston.
Peningkatan serta tagangan yang tidak terduga pada seal batang piston

dan seal piston.


Cylinder dengan langkah yang panjang, beban bengkok pada batang
piston harus di perhatikan.

2.1.6 Karakteristik Performa Cylinder

Karakteristik performa dari cylinder dapat di ketahui secara teoritis atau dari
data pabrikan. Kedua metode tersebut di perbolehkan, tetapi biasanya data
pabrikan lebih relevan terhadap desain atau aplikasi dasar atau standar.
1. Gaya piston
Gaya piston yang dihasilkan oleh cylinder tergantung pada tekanan
udara, diameter cylinder dan tahanan gesek dari komponen seal. Gaya
piston teoritis dihitung dengan rumus:
Fth = A x p
Fth = Gaya piston teoritis (N)
A = Luas permukaan piston yang digunakan (m)
p
= Tekanan udara yang digunakan (Pa)
Dalam prakteknya, gaya piston yang benar-benar dihasilkan berbeda
nilainya. Ketika menghitung hal ini, tahanan gesek seharusnya di
pertimbangkan. Pada saat kondisi operasi normal (kisaran tekanan udara
400 sampai 800 kPa / 4 sampai 8 bar) gaya gesek adalah sekitar 10%

dari gaya piston teoritis.


Single acting cylinder
Feff = (A x p) (Fr + Ff)
Double acting cylinder
Gerakan maju
Feff = (A x p) Fr
Gerakan mundur
Feff = (A x p) Fr
Feff = gaya piston efektif (N)
A = luas permukaan piston yang digunakan (m)
2
D x
(
)
=
4
A

= luas permukaan sebaliknya (m)

= (D - d) 4

p
Fr
Ff
D
d

= pressure yang digunakan (Pa)


= gaya gesek (10% dari Fth) (N)
= gaya tekan pegas (N)
= diameter cylinder (m)
= diameter batang cylinder (m)

Gambar 2.10 Diagram Tekanan udara vs. Gaya piston


2. Panjang Langkah
Panjang langkah dari pneumatic cylinder baiknya tidak lebih dari 2m
dan untuk rodless cylinder adalah 10m.
Dengan panjang langkah yang berlebihan tegangan mekanis pada batang
piston dan bearing pengarah akan menjadi terlalu besar. Untuk
menghindari bahaya bengkok, diagram bengkok harus diperhatikan dan
berdasarkan panjang dari langkah cylinder.

Gambar 2.11 Diagram bengkok


3. Kecepatan Piston
Kecepatan piston dari pneumatik tergantung pada beban yang diberikan,
prevailing air pressure, panjang pipa, jarak antara elemen control dengan
elemen kerja dan juga besar aliran udara dari elemen control. Sebagai
tambahan, kecepatan akan meningkat dengan end position cushioning.
Rata-rata kecepatan piston dari cylinder standar adalah 0.1-1.5 m/sec.
Dengan spesial cylinder (impact cylinder), kecepatannya mencapai
10m/sec. Kecepatan piston dapat di atur dengan katup one way flow
control dan kecepatan dapat dinaikkan dengan menggunakan katup
quick exhaust.

Gambar 2.12 Diagram rata-rata kecepatan piston


4. Konsumsi Udara
Untuk mempersiapkan udara dan untuk mengumpulkan data biaya
tenaga, karenanya penting untuk diketahuinya jumlah konsumsi udara
oleh sistem yang ada. Konsumsi udara dilihat dari berapa liter udara
yang mengalir per menit. Konsumsi udara di hitung dengan rumus:
Konsumsi udara =

Rasio Tekanan x Luas Permukaan Piston x Panjang Langkah x Jumlah


Langkah per Menit
Rasio Tekanan =

101.3+Tekanan yang Bekerja(dalam kPa)


101.3

Gambar 2.13 Diagram Konsumsi Udara


Rumus untuk menghitung konsumsi udara yang di sesuaikan dengan
-

diagram diatas adalah sebagai berikut:


Untuk single acting cylinder
Qb = s x n x Qh
Untuk double acting cylinder
Qb = 2 x s x n x Qh
Qb = konsumsi udara (l/min)
s
= langkah (cm)
n
= jumlah langkah per menit (n/min)
Qh = konsumsi udara per cm dari langkah (l/cm)
berdasarkan rumus produktifitas adalah:
produktifitas=

unit yang di produksi


jumlah man power x jam kerja

Jadi, yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produktifitas adalah:


1. meningkatkan jumlah produksi
2. mengurangi jumlah man power
3. mengurangi jumlah jam kerja

dengan kosekuensi bahwa


1. meningkatkan jumlah produksi = memperkecil waktu Takt Time yang
mana Cyle Time yang ada sekarang harus bisa di turunkan lagi
mengikuti waktu Takt Time yang baru, kalau tidak maka jumlah
produksi tidak tercapai.
2. Mengurangi jumlah man power = menggantikan pekerjaan man power
yang ada sebelumnya dengan mesin yang dapat bekerja secara
otomatis dengan mempertimbangkan segala kekurangan yang ada pada
mesin otomatis tersebut
3. Mengurangi jumlah jam kerja = waktu yang di gunakan untuk
memproduksi barang dalam jumlah yang di tentukan akan berkurang,
tetapi apakah dengan Cycle Time yang ada jumlah produksi tersebut
dapat dicapai?

Anda mungkin juga menyukai