+ Dispepsia
Firdha Triasurya Ramdhani
Pembimbing
Dr. Ihsanil Husna, Sp.PD
STATUS PASIEN
Nama : Ny. P
TTL : Banyumas, 31 Desember 1974
Umur : 39 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Kampung baru,
Jakarta
Masuk RS tanggal : 02 Desember 2014
No. Kamar : 06
No. Rekam Medik : 00-85-48-xx
Dokter yang merawat : dr.Ihsanil Husna,Sp. PD
Anamnesis
Keluhan utama
:
Mual muntah sejak tadi pagi
Keluhan tambahan :
Lemas, Pusing dan nyeri ulu hati
Lanjutan
Pasien datang dengan keluhan mual muntah sejak tadi pagi.
Muntah > 5 kali dalam sehari. Isi muntahan adalah makanan
dan minuman yang dimakan. Muntah kecokelatan disangkal
pasien. Muntah darah (-). Setiap kali makan dan minum
termuntahkan. Nafsu makan menurun. Badan terasa lemas.
Pasien juga mengeluh nyeri perut yang dirasakan + 1 bulan,
yang dirasakan hilang timbul. Nyeri perut di bagian ulu hati.
Perasaan terbakar pada dada (-). Merasa asam di mulut (-).
Kembung (+). Batuk (+) berdahak kadang- kadang tidak ada
dahaknya. Batuk darah disangkal pasien. Nyeri dada pada
saat batuk (-). Demam (-). Pasien juga mengeluh adanya
penurunan berat badan. Kira-kira 4-5kg/ 3 bulan. BAB tidak
ada gangguan, feses kehitaman disangkal pasien. BAK
lancar, berwarna merah karena konsumsi obat TB.
Lanjutan
Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien pernah pengalami gejala yang seperti ini
sebelumnya tapi tidak pernah diobati. Pasien memiliki
riwayat penyakit Tuberkulosis Paru + 2 bulan ini sedang
menjalani pengobatan.
Riwayat Penyakit Keluarga:
Di keluarga pasien ada yang mengalami TB flek (suami)
sudah melakukan mengobatan. Batuk (-). Riwayat
penyakit hipertensi, Asma, Diabetes di sangkal pasien.
Riwayat Alergi:
Tidak ada riwayat Alergi cuaca (-), Makanan (-), Obat (-)
Lanjutan
Riwayat Pengobatan:
Untuk penyakit yang sekarang pasien sudah berobat
ke puskesmas diberikan obat Ranitidine dan Vitamin.
Tapi tidak ada perubahan.
Pasien sedang menjalani pengobatan TB + 2 bulan,
selalu berobat ke puskesmas. Obat yang diberikan
(tablet dan obat yang disuntikan).
Riwayat Psikososial:
Pasien seorang pembantu rumah tangga, pola makan
yang tidak teratur. Setiap kali konsumsi OAT pasien
selalu mengusahakan selalu makan sebelumnya.
Pemeriksaan Fisik
Lanjutan
TANDA VITAL
Lanjutan
STATUS GENERALIS
Kepala : Normochepal, rambut hitam
Mata : Konjungtiva Anemis -/- ,
Sklera Ikterik -/Hidung : Normonasi, Septum Deviasi
-/- , Epitaksis -/Telinga : Normotia (+) , Sekret -/Mulut : Bibir lembab, tidak ada
perdarahan gusi
Lanjutan
THORAX
Paru paru :
Inspeksi : Retraksi pada paru ka/ki
-/Palpasi : Vocal Fremitus ka/ki sama
Perkusi : Suara sonor pada kedua lapang
paru
Auskultasi : Vesikuler +/+, Wheezing -/-,
Ronki -/-
Lanjutan
Jantung :
Inspeksi : Ictus Cordis tidak terlihat
Palpasi: Ictus Cordis teraba di ICS 5
Midclavicula
Perkusi:
Linea
Lanjutan
Abdomen :
Inspeksi : Tampak datar
Palpasi: Supel, nyeri tekan (+) di Epigastrium
Perkusi: Tympani pada seluruh
regio
abdomen
Auskultasi: BU (+) 7x/menit
Extremitas :
Akral : Hangat
Edema : -/ RCT < 2 detik : < 2
Resume
Pasien 39 tahun datang dengan keluhan
Nausea vomitus sejak tadi pagi. > 5 kali dalam
sehari. Anoreksia (+). Malaise (+). Nyeri
epigastrium (+) 1 bulan yang lalu. Sendawa
dan flatus sesekali. Pengobatan TB 2 bulan
yang lalu. Pemeriksaan Fisik, Tekanan darah:
110/70 mmHg, Nadi: 76x/menit, RR: 19x/menit,
Suhu: 36,5C. Nyeri tekan epigastrium (+).
Kalium 3.2 mEq/L
Daftar Masalah
Dyspepsia
TB Paru
Lanjutan
Dispepsia
S: Mual (+), Muntah (+), Kembung (+), Nyeri perut + 1 bulan yang
hilang timbul. Makan tidak teratur.
O: Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi
: 76x/menit
RR
: 19x/menit
Suhu
: 36,5C
Nyeri tekan Epigastrium
Konungtiva anemis (-)
Tidak ada pembesaran atau masa pada perut
A: Dispepsia
DD/ Gastritis, Ulkus peptikum, Gastro-oesophageal reflux
disease, Malabsorbsi Karbohidrat, Cholelithiasis
Lanjutan
P: R/ Pemeriksaan Penunjang
Cek darah rutin
Endoskopi (untuk memeriksa esophagus, lambung atau usus
halus dan mendapatkan contoh jaringan untuk biopsy lapisan
lambung.
R/ Pengobatan
Antasid (mengandung Na Bikarbonat, Al(OH)3, Mg(OH)2 dan
Mg trisiklat.
Antagonis H2 (Simetidin, roksatidin, ranitidin)
PPI (Omeprazole, Lansoprzole dan Pantoprazole)
Perubahan diet gaya hidup
Lanjutan
TB Paru
S: Batuk (+) berdahak kadang- kadang tidak ada dahaknya.
Batuk darah disangkal pasien. Demam (-). Pasien juga
mengeluh adanya penurunan berat badan. Kira-kira 4-5
kilo akhir-akhir ini.
O: Tekanan darah : 110/70 mmHg ;
Nadi
: 76x/menit
RR
: 19x/menit
Suhu
: 36,5C
Bentuk dada simetris. Suara nafas vesikuler +/+, Ronki
-/-, Wheezing -/-.
Lanjutan
A: TB Paru
DD/ Pneumonia ec Tb Paru
Pneumonia Aspirasi
Abses paru
Kanker paru
Bronkiektasis
P: TB paru (kasus baru), BTA positif atau pada foto toraks:
lesi luas
Paduan obat yang dianjurkan :
2 RHZE / 4 RH atau
2 RHZE / 4R3H3 atau
2 RHZE / 6HE.
S : Mual (+),
S : Mual (+)
Muntah (-)
Muntah (-)
Pusing
Pusing
Obat TB sudah dimakan , OAT suntik pada
sore hari
Nyeri Perut
Sesak, batuk
O : 110/70 mmHg
O : 110/70 mmHg
20x/menit
20x/menit
82x/menit
82x/menit
36,2C
36,5C
A : Dispepsia + TB Paru
A : Dispepsia + TB Paru
Paracetamol 3x1
Paracetamol 3x1
Obat TB lanjut
Obat TB lanjut
O2 2 liter
O2 2 liter
Tanggal
Jam
02.12.2014
22.20
Pemeriksaan
Hasil
Satuan
Nilai Normal
Hemoglobin
12.3
g/dL
11.7-15.5
Leukosit
7.68
Ribu/uL
3.60-11.00
Hematokrit
38
35-47
Trombosit
316
Ribu/uL
150-440
Eritrosit
4.50
10^/uL
3.80-5.20
MCV
84
fL
80-100
MCH
27
Pg
26-34
MCHC
33
g/dL
32-36
GDS
103
Mg/dL
70-200
SGOT
24
uL
10-31
SGPT
10
uL
9-36
Ureum Darah
1.0
Mg/dL
10-50
Kreatinin Darah
1.0
Mg/dL
<1.4
Na
135
mEq/L
139-147
3.2
mEq/L
3.5-5.0
Cl
98
mEq/L
94-111
Tuberkulosis
Tuberkulosis
Definisi
TB Paru merupakan
penyakit yang disebabkan
oleh Mycobacterium
Tuberculosis
Epidemiologi
Tuberkulosis
asia
Epidemiologi
Insidensi di Indonesia
528.063 kasus/tahun
1.447/hari
Di Indonesia TB paru merupakan penyebab kematian utama ketiga setelah penyakit jantung dan saluran
pernafasan
Etiologi
Kuman
Mycobacterium
Tuberkulosis berbentuk batang,
mempunyai sifat khusus yaitu
tahan terhadap asam pada
pewarnaan, oleh karena itu
disebut sebagai Basil Tahan Asam
(BTA).
Kuman ini cepat mati
dengan sinar matahari langsung,
tetapi dapat bertahan hidup
sampai beberapa jam di tempat
yang gelap dan lembab. Dalam
jaringan tubuh kuman ini dapat
dorman selama beberapa tahun
Patomekanisme
Faktor Resiko
Faktor host
Kebiasaan dan
Faktor
lingkungan
paparan
daerah endemis
Status nutrisi
Sosioekonomi rendah
Penyakit sistemik
Usia
higiene dan sanitasi
tidak baik
Immunocompromised
Diagnosis
Gejala klinis
Pemeriksaan
Radiologi
Pemeriksaan
Biakan Kuman
Pemeriksaan
fisik
Pemeriksaan
Mikrobiologis
Gejala klinis
Gejala respiratori
Gejala sistemik
Batuk 2 minggu
Batuk darah
Sesak napas
Nyeri dada
Demam, Malaise
Keringat malam, Berat Badan
menurun
Anorexia
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan Mikrobiologis
a.
Pemeriksaan Mikrobiologis
b.
Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan
standar
adalah foto
toraks PA
Organ tubuh
yang terkena
Tuberkulosis paru
Tuberkulosis ekstraparu
Hasil
Pemeriksaan
Sputum
Klasifikasi
Tingakat
Keparahan
Penyakit
Ringan
Berat
Riwayat
pengobatan
sebelumnya
Kasus baru
Kasus kambuh (Relaps)
Kasus setelah putus berobat
(Default )
Kasus setelah gagal (Failure)
Kasus Pindahan (Transfer In)
Klasifikasi
Tatalaksana
I
Tuberkulosis paru
(kasus baru), BTA
positif atau pada foto
toraks terdapat lesi
luas
II
2 RHZE/ 4 RH atau 2
RHZE/6HE atau 2
RHZE/ 4R3H3
IV
kasus
kambuh
III
kasus putus
berobat
kasus gagal
pengobatan
Tuberkulosis paru
kasus kronik
MDR tuberkulosis, paduan obat yang
dianjurkan sesuai dengan uji resistensi
ditambah OAT lini 2 atau H seumur hidup
Pemeriksaan ulang
dahak mikroskopis
Dua Kali
(Sewaktu dan
Pagi)
Keduanya
negative
NEGATIVE
Salah satu atau
keduanya positif
-> POSITIF
Dispepsia
Dispepsia merupakan sindrom
atau kumpulan gejala atau keluhan
yang terdiri dari nyeri atau rasa
tidak nyaman di ulu hati, kembung,
mual, muntah, sendawa, rasa
cepat kenyang, perut rasa penuh
atau begah
GEJALA
Gejala gejala lain :
muntah-muntah hebat
Demam
muntah darah
buang air besar berwarna hitam
anemia
penurunan berat badan yang
bermakna.
KlasifikasiI
Penyebab
1. Obat-obatan : Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS),
Antibiotik (makrolides, metronidazole), Besi, KCl, Digitalis,
Estrogen, Etanol (alkohol), Kortikosteroid, Levodopa,
Niacin, Gemfibrozil, Narkotik, Quinidine, Theophiline
2. Idiosinkrasi makanan (intoleransi makanan)
a. Alergi
susu sapi, putih telur, kacang, makanan laut, beberapa jenis
produk kedelai dan beberapa jenis buah-buahan
b. Non-alergi
produk alam : laktosa, sucrosa, galactosa, gluten, kafein, dll.
bahan kimia : monosodium glutamate (vetsin), asam
benzoat, nitrit, nitrat, dll.
3. Kelainan Struktural
a. Penyakit esophagus
b. Penyakit gaster dan duodenum
c. Penyakit saluran empedu
d. Penyakit pankreas
e. Penyakit usus
Patofisiologi
Pemeriksaan penunjang
Endoskopi
Foto seri sinar-X
Test non-invasif untuk mendeteksi infeksi
Helicobakter Pylori dengan IgG serologik
atau Urea Breath Test
USG dan CT Scan" jika ada kelainan
pada empedu / pankreas
Pengukuran PH Intraesophagus (monitor
24 jam)
Darah Lengkap, Fungsi Hati
PENGOBATAN
Terapi farmakologi :
Terapi non farmakologi
Terapi Farmakologi
Obat golongan penekan asam
lambung
(antasida, H2 blocker, dan proton pump
inhibitor)
Obat golongan sitoproteksi :
sukralfat,rebamipid
Antibiotika : infeksi Helicobacter
pylori (amoksisilin,
Claritromisin, dan metronidazol)
Terapi Non-Farmakologis
Makan secara benar. Hindari makanan
yang dapat mengiritasi terutama
makanan yang pedas, asam, gorengan
atau berlemak. Dianjurkan makan
dalam porsi kecil tetapi lebih sering.
Hindari alkohol
Jangan merokok
Kendalikan stres
Ganti obat penghilang rasa nyeri
Terima Kasih