Anda di halaman 1dari 120

1

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang merupakan salah satu mata
pelajaran yang harus dipelajari oleh siswa di SD yang mengkaji tentang
sosial kemasyarakatan yang berguna bagi kehidupan siswa kelak. Hal ini
sesuai dengan ungkapan Depdiknas (2006:575) bahwa Mata pelajaran
IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses
pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di
masyarakat. Selanjutnya menurut Kosasih (dalam Sapriya, 2006:7),
mengemukakan

bahwa IPS merupakan

ilmu

pengetahuan yang

memadukan sejumlah konsep pilihan dari cabang-cabang ilmu sosial dan


ilmu lainnya kemudian diolah berdasarkan prinsip pendidikan dan didaktik
untuk dijadikan program pengajaran pada tingkat persekolahan . Jadi,
mata pelajaran IPS berguna bagi siswa dalam menjalani kehidupan dalam
bermasyarakat yang disusun secara sistematis dan terpadu.
Mata pelajaran IPS di SD mengharapkan siswa memiliki pengetahuan
dan wawasan tentang konsep-konsep dasar IPS, yang bertujuan membina
sikap mental positif siswa dalam memecahkan masalah serta persoalan
hidup. Hal ini sesuai dengan Depdiknas (dalam KTSP, 2006:575) yang
mengemukakan tujuan IPS di SD adalah:
1)Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan
masyarakat dan lingkungannya, 2) memiliki kemampuan dasar
untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan
masalah dan keterampilan dalam kehidupan sosial, 3) memiliki
kesadaran dan komitmen terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan,
4)
memiliki
kemampuan
berkomunikasi,
1

bekerjasama dan berkompetensi dalam bermasyarakat yang


majemuk di tingkat lokal, nasional dan global.
Selanjutnya

menurut

Kosasih

(dalam

Sapriya,

2006:13)

mengemukakan tujuan pendidikan IPS di SD adalah sebagai berikut:


1) Membina
siswa
agar
mampu
mengembangkan
pengertian/pengetahuan berdasarkan data, generalisasi serta konsep
ilmu tertentu maupun yang bersifat interdisipliner/komprehensif dari
berbagai cabang ilmu sosial, 2) membina siswa agar mampu
mengembangkan dan mempraktekkan keanekaragaman keterampilan
studi, kerja dan intelaktualnya secara pantas dan tepat sebagaimana
diharapkan ilmu-ilmu sosial, 3) membina dan mendorong siswa
untuk memahami, menghargai dan menghayati adanya
keanekaragaman dan kesamaan kultural maupun individual, 4)
membina
siswa
kearah
turut
mempengaruhi
nilai-nilai
kemasyarakatan serta juga dapat mengembangkan-menyempurnakan
nilai-nilai yang ada pada dirinya, 5) membina siswa untuk
berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan baik sebagai individu
maupun sebagai warga negara.
Pendidikan IPS mempunyai peran untuk membantu siswa menjadi
anggota masyarakat yang berguna dan efektif, membantu siswa
mengembangkan

keterampilan

berpikir

(intelektual),

keterampilan

akademis, serta tanggap dan peka terhadap kemajuan IPTEK dan mampu
memanfaatkannya. Materi IPS di SD merupakan pengetahuan yang berasal
dari disiplin ilmu-ilmu sosial, sistem pengetahuan yang terpadu yang
bahan kajiannya sejarah, geografi, ekonomi, politik, sosiologi, antropologi,
psikologi, dan ekologi (Supriyadi, 2007:4).
Hasil studi pendahuluan yang penulis lakukan di SDN 20 Kurao
Pagang Kecamatan

Nanggalo Kota Padang 6 April 2013, pada

pembelajaran IPS guru belum sepenuhnya menggunakan model PBL pada


materi yang berkaitan dengan permasalahan. Hal ini disebabkan oleh

kurangnya pengetahuan guru tentang penggunaan model

dalam

pembelajaran IPS, sehingga dalam proses pembelajaran guru lebih


dominan menggunakan metode ceramah, ini mengakibatkan siswa: (1)
kurang

aktif

dalam

proses

pembelajaran,

(2)

kurang

dapat

mengembangkan minatnya, (3) kurang dapat merealisasikan ilmu pada


kehidupan nyata,

(4) kemampuan berfikir kritis siswa kurang dapat

dikembangkan, (5) begitu juga daya nalar siswa dalam menyelesaikan


masalah kurang dapat dikembangkan.
Hal ini terbukti dari nilai ujian siswa masih jauh dari KKM ( Kriteria
Ketuntasan Minimal) yang diharapkan. Untuk mengatasi masalah yang
dikemukakan diatas, salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan
dalam peningkatan hasil belajar IPS adalah model PBL. Guru sebaiknya
dapat menggunakan model PBL agar peserta didik mampu untuk
menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya dalam kehidupan
sehari-hari dengan harapan hasil belajar siswa dapat meningkat.
Menurut Nurmelia (dalam Rika, 2008:4) dalam penelitiannya
menyimpulkan bahwa hasil IPS dengan menggunakan model PBL akan
meningkatkan hasil belajar siswa dari pada menggunakan cara
konvensional atau menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran.
Selain itu, model PBL ini sangat baik diberikan dalam pembelajaran IPS di
SD, sebab dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ada
beberapa materi yang cocok menggunakan model PBL diantaranya materi
dengan Standar Kompetensi mengenal sumber daya alam, kegiatan

ekonomi dan kemajuan teknologi di lingkungan Kabupaten/kota dan


propinsi daerah setempat dengan

Kompetensi Dasar mengenal

perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi serta


pengalaman menggunakannya.
Menurut Made (2009:91), Strategi pembelajaran berbasis masalah
atau PBL merupakan strategi pembelajaran dengan menghadapkan siswa
pada permasalahan-permasalahan praktis sebagai pijakan dalam belajar
atau dengan kata lain siswa belajar melalui permasalahan-permasalahan.
Sedangkan menurut Wina (2008:214) Model PBL merupakan rangkaian
aktivitas pembelajaran yang menekankan pada proses penyelesaian
masalah secara ilmiah, mulai dari mencari data sampai pada penarikan
kesimpulan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa model PBL merupakan
model yang mengarahkan atau melatih anak didik untuk mampu
memecahkan masalah dalam bidang ilmu atau bidang studi yang
dipelajari.
Tujuan model PBL menurut Martinis (2005:82), mengemukakan
bahwa penggunaan model PBL dalam proses pembelajaran, siswa dapat:
1) Menguasai dan memahami materi secara penuh oleh siswa, 2)
meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, 3)
mengembangkan keterampilan berpikir dan bernalar siswa, 4)
mengenal adanya perbedaan fakta dan pendapat, 5) meningkatkan
kemampuan siswa dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah
yang dihadapinya, bermasyarakat, di mana siswa akan dihadapkan
kepada berbagai masalah, 6) mendorong siswa untuk lebih
bertanggung jawab terhadap hasil belajarnya.

Menurut Martinis (2008:83) PBL memiliki beberapa keunggulan,


yaitu:
1) Mengembangkan pemecahan yang bermakna dalam rangka
memahami materi ajar, 2) memberikan tantangan pada siswa
sehingga merasa puas dari hasil penemuan baru itu, 3) melibatkan
siswa secara aktif dalam belajar, 4) membantu siswa belajar
mentransfer pengetahuan mereka ke dalam persoalan dunia nyata, 5)
membantu siswa mengembangkan pengetahuan baru untuk
kepentingan persoalan berikutnya, 6) dapat mengembangkan
keterampilan berpikir kritis siswa dan kemampuan mereka
mengadaptasi situasi pembelajaran baru, 7) membantu siswa
mengevaluasi pemahamannya dan mengidentifikasikan alur
berpikirnya.
Menurut Made (2009:92) PBL harus dilakukan dengan tahapantahapan: 1) menyadari/menemukan masalah, 2) mendefinisikan masalah,
3) mengumpulkan fakta, 4) menyusun hipotesis (dugaan sementara), 5)
melakukan penyelidikan, 6) menyempurnakan permasalahan yang telah
didefinisikan, 7) menyimpulkan alternatif pemecahan secara kolaboratif,
dan 8) memilih solusi/alternatif pemecahan masalah. Karakteristik model
PBL menurut Muchammad (2009:2) salah satu adalah adanya kerjasama
dalam melakukan kegiatan belajar untuk memecahkan suatu permasalahan
secara suka rela untuk mendapatkan kemungkinan-kemungkinan jawaban.
Model PBL sengaja dikembangkan dengan tujuan untuk membantu siswa
dalam mengembangkan kemampuan berpikir, memecahkan masalah dan
mengembangkan keterampilan intelektualnya dalam kelompok.
Dari latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan suatu
penelitian tindakan kelas dengan judul Peningkatan Hasil Belajar IPS
dengan Menggunakan Model Problem Based Learning (PBL) bagi

Siswa Kelas IV SDN 20 Kurao Pagang Kecamatan Nanggalo Kota.


Penulis berharap dengan menerapkan model PBL akan membuat peserta
didik lebih aktif dan kreatif dalam memecahkan masalah atau persoalan
sehari-hari yang dijumpai siswa nantinya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan di atas,
rumusan masalah dalam penelitian ini secara umum adalah
Bagaimanakah peningkatan hasil belajar IPS dengan menggunakan model
PBL bagi siswa SDN 20 Kurao Pagang Kecamatan

Nanggalo Kota

Padang?, sedangkan secara khusus rumusan masalah dari penelitian ini


adalah:
1. Bagaimanakah bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran IPS dengan
menggunakan model PBL bagi siswa SDN 20 Kurao Pagang
Kecamatan Nanggalo Kota Padang?
2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran IPS dengan menggunakan
model PBL bagi siswa SDN 20 Kurao Pagang Kecamatan Nanggalo
Kota Padang?
3. Bagaimanakah hasil belajar IPS dengan menggunakan model PBL bagi
siswa SDN 20 Kurao Pagang Kecamatan Nanggalo Kota Padang?
C. Tujuan Penelitian
Berkaitan dengan judul dan masalah penelitian yang dirumuskan,
maka penelitian ini secara umum adalah mendeskripsikan peningkatan

hasil belajar IPS dengan menggunakan model PBL bagi siswa kelas IV
SDN 20 Kurao Pagang Kecamatan Nanggalo Kota Padang, sedangkan
secara khusus tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan:
1. Bentuk

perencanaan

pelaksanaan

pembelajaran

IPS

dengan

menggunakan model PBL bagi siswa SDN 20 Kurao Pagang


Kecamatan Nanggalo Kota Padang.
2. Pelaksanaan pembelajaran IPS dengan menggunakan model PBL bagi
siswa SDN 20 Kurao Pagang Kecamatan Nanggalo Kota Padang.
3. Hasil belajar IPS dengan menggunakan model PBL bagi siswa SDN 20
Kurao Pagang Kecamatan Nanggalo Kota Padang.
D. Manfaat Penelitian
Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan bagi Sekolah Dasar (SD) khususnya pembelajaran IPS dengan
menggunakan model PBL. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan
dapat bermanfaat sebagai berikut:
1. Bagi kepala sekolah, hendaknya dapat mendorong para guru untuk
melaksanakan proses pembelajaran IPS dengan menggunakan model
PBL dalam rangka perbaikan pembelajaran di SD.
2. Bagi guru, sebagai bahan masukan pengetahuan dan pengalaman
praktis dalam melaksanakan pembelajaran IPS dengan menggunakan
model PBL dalam rangka memberikan pembelajaran yang bervariasi,
aktif, dan kreatif bagi siswa.

3. Bagi penulis, untuk menyumbangkan pemikiran dan menambah


pengetahuan dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan model
PBL.
4. Bagi pembaca, diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan
tentang pelaksanaan pembelajaran IPS dengan menggunakan model
PBL.

II. KAJIAN TEORI DAN KERANGKA TEORI


A. KAJIAN TEORI
1. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan keberhasilan yang dicapai oleh siswa
setelah mengikuti proses pembelajaran dalam upaya mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan. Menurut Oemar (2008:159)
Hasil belajar menunjuk pada prestasi belajar dengan indikator adanya
perubahan tingkah laku pada manusia yaitu dari tidak tahu menjadi
tahu,

timbulnya

perubahan

dalam

kebiasaan,

kesanggupan

menghargai, perkembangan sikap sosial dan emosional. Sedangkan


menurut Nana (2004:57) Hasil belajar yang diperoleh siswa secara
menyeluruh, yakni mencakup ranah kognitif, pengetahuan, atau
wawasan; ranah afektif atau sikap dan apresiasi; ranah psikomotoris,
keterampilan atau perilaku.
Hasil belajar siswa juga dapat dilihat dari kemampuan siswa
dalam mengingat pembelajaran yang telah disampaikan guru selama
proses pembelajaran dan bagaimana siswa tersebut bisa menerapkan
dalam kehidupan sehari-harinya serta mampu untuk memecahkan
masalah yang ada. Hal ini sesuai dengan pendapat Martinis
(2008:182) yang menyatakan bahwa hasil belajar siswa dapat ditinjau
dengan pengukuran yang baku, dan meliputi berbagai aspek yaitu
aspek kognitif, afektif dan psikomotor dalam kompetensi dengan
menggunakan indikator yang ditetapkan guru. Jadi dapat diambil

10

kesimpulan hasil belajar adalah tolak ukur untuk mengetahui


keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Hasil belajar yang diharapkan dalam setiap pembelajaran yang
ideal adalah 75%. Hal ini sesuai dengan pendapat Kunandar
(2007:149) yang menyatakan bahwa: Kriteria ideal ketuntasan
belajar masing-masing indikator adalah 75%. Satuan pendidikan
diharapkan meningkatkan ketuntasan belajar secara terus menerus
untuk mencapai ketuntasan ideal. Lebih lanjut, Masnur (2009:214)
menyatakan: Pencapaian standar ketuntasan hasil belajar pada
umumnya para siswa diharapkan minimal menguasai 85% dari jumlah
populasi siswa dan dari 85% siswa harus menguasai sekurangkurangnya 75% tujuan pembelajaran yang ditetapkan.
Pelaksanaan penelitian ini, hasil belajar siswa yang diinginkan
dengan model PBL dalam pembelajaran IPS adalah 70% sesuai
kriteria ketuntasan hasil belajar di SDN 20 Kurao Pagang Kecamatan
Nanggalo Kota Padangberdasarkan kemampuan hasil pembelajaran di
sekolah tersebut, dan 85% dari jumlah populasi siswa menguasai
standar minimal ketuntasan belajar yang telah ditetapkan.
2. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SD
a. Pengertian IPS
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang merupakan salah satu
mata pelajaran yang harus dipelajari oleh siswa di SD yang
mengkaji tentang sosial kemasyarakatan yang berguna bagi

11

kehidupan siswa kelak. Menurut Ischak (2000:136) IPS adalah


bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis, gejala dan
masalah sosial di masyarakat dengan meninjau dari berbagai aspek
kehidupan atau satu perpaduan.
Selanjutnya Depdiknas (2006:575) menyatakan IPS adalah
salah satu bidang studi yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta,
konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Selain
itu, Dewantari (1999:1) juga menyatakan IPS merupakan integrasi
dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti: sosiologi, sejarah,
geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hakikat
pembelajaran IPS di SD adalah mata pelajaran yang disusun secara
sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran
menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di
masyarakat.
b. Tujuan IPS di SD
Pembelajaran yang diberikan di SD harus memiliki tujuan
yang jelas dan terarah. Begitu juga dengan pembelajaran IPS di SD
memiliki tujuan yang jelas dan terarah agar hasil belajar yang
didapat sesuai dengan yang diharapkan. Tujuan pembelajaran IPS
di SD menurut Depdiknas (2006:575) mata pelajaran IPS bertujuan
agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut:

12

(1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan


kehidupan masyarakat dan lingkungannya, (2) memiliki
kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin
tahu, inkuiri, memecahkan masalah dan keterampilan dalam
kehidupan sosial, (3) memiliki kesadaran dan komitmen
terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, (4) memiliki
kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetensi
dalam bermasyarakat yang majemuk di tingkat lokal, nasional
dan global.
Selanjutnya menurut Gross (dalam Etin, 2008:14) tujuan
pendidikan IPS adalah Untuk mempersiapkan siswa menjadi
warga negara yang baik dalam kehidupan di masyarakat serta
mengembangkan

kemampuan

penalaran

dalam

mengambil

keputusan setiap persoalan yang dihadapi. Lebih lanjut Dewantari


(1999:1) menyatakan bahwa
Tujuan utama IPS ialah mengembangkan potensi peserta
didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di
masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan
segala ketimpangan yang terjadi dan terampil mengatasi
setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa
dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat.
Berdasarkan beberapa rumusan ahli di atas maka dapat
disimpulkan bahwa IPS bertujuan agar siswa memiliki kesadaran
dan kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungannya, melalui
pemahaman

terhadap

nilai-nilai

sejarah

dan

kebudayaan

masyarakat. Selain itu siswa juga dapat berpikir lebih logis dan
kritis dalam menghadapi berbagai masalah.
c. Ruang Lingkup IPS
IPS membahas tentang bagaimana manusia berhubungan
dengan lingkungan sekitarnya. Ini disebabkan karena manusia

13

tumbuh dan berkembang pada lingkungan yang memiliki sistem


sosial dan budaya yang berbeda. Menurut Depdiknas (2006:575)
menjelaskan Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspekaspek sebagai berikut: 1) manusia, tempat, dan lingkungan, 2)
waktu, keberlanjutan, dan perubahan, 3) sistem sosial dan budaya,
4) perilaku ekonomi dan kesejahteraan. Selanjutnya menurut
Ischak (2000:137) Ruang lingkup IPS adalah hal-hal yang
berkenaan dengan manusia dan kehidupannya meliputi semua
aspek kehidupan manusia sebagai anggota masyarakat.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa ruang
lingkup mata pelajaran IPS adalah mengkaji manusia dan segala
aspek yang berhubungan dengan kehidupannya.
3. Hakikat Model
a. Pengertian Model Pembelajaran
Banyak model pembelajaran yang dapat dipilih oleh seorang
guru dalam menyampaikan materi, untuk itu guru harus dapat
memilih model pembelajaran yang tepat. Oleh sebab itu, seorang
guru harus mengerti dan paham tentang model pembelajaran yang
digunakan agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Menurut
Akhmad (2008:2) Model pembelajaran pada dasarnya merupakan
bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang
disajikan secara khas oleh guru.

14

Selanjutnya Joyce (dalam Trianto, 2007:5), mengemukakan


bahwa Model pembelajaran adalah suatu perencanaan yang
digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di
kelas

untuk

menentukan

perangkat-perangkat

pembelajaran

termasuk di dalamnya buku-buku dan kurikulum. Selain itu, Udin


(dalam Djakaria, 2005:129) Model pembelajaran ialah prosedur
secara sistematis untuk dijadikan pedoman bagi perancangan
pembelajaran dalam merencanakan proses pembelajaran.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah
cara yang digunakan guru dalam keseluruhan proses di kelas dalam
kegiatan belajar siswa dan guru.
b. Jenis-jenis Model
Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk
pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang
disajikan secara khas oleh guru. Ada beberapa jenis model
pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam proses belajar
mengajar. Menurut Selly (2009:9), ada beberapa jenis-jenis model
pembelajaran:
1) Lesson Study, 2) Example Non Example, 3) Picture and
Picture, 4) Numbered Heads Together, 5) Cooperative Script,
6) Pembelajaran Berdasarkan Masalah (PBL), 7) Explisit
Instruction (Pengajaran Langsung), 8) Inside-Outside-Circle
(Lingkaran kecil Lingkaran besar), 9) Cooperative
Integrated Reading and Composition (CIRC), 10) Student
Facilitator and Explaining, 11) Course Review Horay, 12)
Talking Stick, 13) Bertukar Pasangan, 14) Snowball
Throwing, 15) Artikulasi, 16) Mind Mapping, 17) Student
Teams Achievement Divisions (STAD), 18) Kepala

15

Bernomor Struktur (Modifikasi dari Number Heads), 19)


Scramble, 20) Word Square, 21) Kartu Arisan, 22) Concept
Sentence, 23) Make A Match (Mencari Pasangan), 24) Take
and Give, 25) Tebak Kata, 26) Jigsaw, 27) Investigasi
Kelompok (Group Investigation), 28) Debat, 29) Role
Playing, dan 30) Team Games Tournament (TGT).
Selanjutnya jenis-jenis model pembelajaran menurut Yatim
(2009:265) adalah 1) Pembelajaran Kooperatif (Cooperative
Learning), dan 2) Pembelajaran Langsung (Directive Learning)
dan Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL).

Jadi, model

pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan


suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran yang akan
diterapkan dalam kelas.
4. Hakikat Model PBL
a. Pengertian PBL
PBL merupakan salah satu model yang dapat digunakan
dalam proses pembelajaran. Pembelajaran dengan menggunakan
model PBL menuntut keaktifan dalam diri siswa, sedangkan guru
hanya

memberikan instruksi verbal yang membantu atau

membimbing siswa untuk memecahkan masalah yang sedang di


bahas. Menurut Abin (2007:229) Dalam PBL siswa belajar
merumuskan dan memecahkan masalah atau memberikan respon
terhadap ransangan yang menggambarkan, membangkitkan situasi
masalah dengan menggunakan berbagai aturan yang telah
dikuasainya. Selanjutnya Nasution (2003:170) PBL dapat
dipandang sebagai proses di mana siswa menemukan kombinasi

16

aturan-aturan yang telah dipelajarinya sebelumnya dan digunakan


untuk memecahkan masalah yang baru.
Sementara

itu,

menurut

Made

(2009:91),

Strategi

pembelajaran berbasis masalah atau PBL merupakan strategi


pembelajaran dengan menghadapkan siswa pada permasalahanpermasalahan praktis sebagai pijakan dalam belajar atau dengan
kata lain siswa belajar melalui permasalahan-permasalahan.
Pemaparan yang diberikan di atas terlihat jelas bahwa PBL
sengaja

dikembangkan

untuk

membantu

siswa

dalam

mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan analitis serta


memecahkan masalah yang kompleks dalam kehidupan nyata
sehingga akan memunculkan budaya berpikir pada diri siswa.
Salah satu alternatif untuk meningkatkan kemampuan berfikir
siswa adalah dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang
dapat memacu proses berpikir siswa. Selain itu, PBL dicirikan oleh
siswa bekerja sama dalam kelompok yang memberikan motivasi
untuk secara berkelanjutan terlibat dalam tugas-tugas kompleks
yang mengembangkan keterampilan sosial dan keterampilan
berpikir.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa PBL merupakan model yang
mendorong

siswa untuk

berfikir

secara sistimatis,

berani

menghadapi masalah, sehingga siswa mampu untuk memecahkan


atau menyelesaikan masalah dengan menggunakan aturan-aturan

17

yang telah dikuasai siswa sebelumnya, baik dalam kehidupan


pribadi maupun kelompok. Proses pemecahan masalah ini
membutuhkan mental dan intelektual

dalam menemukan dan

memecahkan masalah tersebut berdasarkan informasi yang akurat


sehingga dapat di ambil suatu kesimpulan yang cermat.
b. Tujuan PBL
PBL digunakan dalam pembelajaran memiliki tujuan tertentu
untuk mencapai hasil yang diharapkan. Menurut Barrows (dalam
Wianti,

2008:9)

mengemukakan

PBL

bertujuan

untuk

mengembangkan dan menerapkan kecakapan yang penting yakni


pemecahan masalah. Selanjutnya Ibrahim (dalam Nurhadi,
2003:57), PBL bertujuan untuk: 1) mengembangkan kemampuan
berpikir, 2) pemecahan masalah, 3) serta dapat mengembangkan
keterampilan intelekual.
Merujuk dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan
bahwa PBL bertujuan

agar melatih dan mengembangkan

kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang berorientasi pada


masalah otentik dari kehidupan aktual siswa, serta untuk
merangsang kemampuan berpikir tingkat tinggi. Kondisi yang tetap
harus dipelihara adalah suasana kondusif, terbuka, negosiasi,
demokratis, suasana nyaman dan menyenangkan agar siswa dapat
berpikir optimal dalam kehidupan yang cenderung otentik dengan
masalah.

18

c. Karakteristik PBL
Model

PBL

merupakan

aktivitas

pembelajaran

yang

menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi


secara ilmiah dan bertujuan untuk membantu siswa belajar secara
mandiri. Oleh karena itu, karakteristik umum yang harus dimiliki
model pembelajaran berbasis masalah atau PBL dalam memenuhi
tujuan tersebut menurut Arends (dalam Yatim, 2009:287)
menyatakan karakteristik PBL yakni: 1) pengajuan masalah, 2)
keterkaitan antar disiplin ilmu, 3) investigasi autentik, dan 4) kerja
kolaboratif.
Selanjutnya Wina (2008:214):
1) Strategi pembelajaran berbasis masalah (PBL) merupakan
aktivitas
rangkaian,
artinya
dalam
implementasi
pembelajaran berbasis masalah ada sejumlah kegiatan yang
harus dilakukan sehingga siswa tidak hanya sekedar
mendengar, mencatat, kemudian menghafal materi pelajaran,
akan tetapi siswa aktif berpikir, berkomunikasi, mencari dan
mengolah data, dan akhirnya menyimpulkan, 2) aktivitas
pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah.
Pembelajaran berbasis masalah menempatkan masalah
sebagai kata kunci dari proses pembelajaran, artinya tanpa
masalah tidak mungkin ada proses pembelajaran, 3)
pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan
pendekatan berpikir secara ilmiah. Proses berpikir ini
dilakukan secara sistematis dam empiris.
Selain itu, Savoie (dalam Made, 2009:91) juga menyebutkan
3 karakteristik umum dalam pembelajaran berbasis masalah atau
PBL, yaitu: (1) belajar dimulai dengan suatu permasalahan, (2)
permasalahan yang diberikan harus berhubungan dengan dunia
nyata siswa, (3) mengorganisasikan pembelajaran diseputar
permasalahan, bukan diseputar disiplin ilmu.

19

Karakteristik umum yang dikemukakan para ahli di atas,


maka karakteristik model PBL dapat dijabarkan sebagai berikut:
(1) belajar dimulai dengan suatu permasalahan, (2) masalah yang
diberikan

berhubungan

dengan

dunia

nyata

siswa,

(3)

pengorganisasian pembelajaran diseputar masalah bukan disiplin


ilmu, (4) memberikan tanggung jawab yang besar kepada siswa
dalam membentuk dan menjalankan secara langsung proses
pembelajaran secara langsung, (5) menggunakan kelompok kecil,
(6) menuntut siswa untuk menyajikan apa yang telah mereka
pelajari dalam bentuk produk atau kinerja.
d. Langkah-langkah PBL
Secara umum penerapan PBL dimulai dengan adanya
masalah yang harus dicari pemecahannya oleh siswa. Masalah
tersebut terdapat di sekitar siswa, yang ditemukan siswa atau dapat
juga diberikan oleh guru. Siswa akan memusatkan pembelajaran di
sekitar masalah tersebut melalui langkah-langkah metode ilmiah
sehingga memberikan pengalaman langsung kepada siswa untuk
memecahkan masalah yang menjadi pusat perhatiannya secara
langsung dan terstruktur.
Menurut Made (2009:92) PBL harus dilakukan dengan
tahapan-tahapan:

1)

menyadari/menemukan

masalah,

2)

mendefinisikan masalah, 3) mengumpulkan fakta, 4) menyusun


hipotesis (dugaan sementara), 5) melakukan penyelidikan, 6)

20

menyempurnakan permasalahan yang telah didefinisikan, 7)


menyimpulkan alternatif pemecahan secara kolaboratif, dan 8)
memilih solusi/alternatif pemecahan masalah.
Sementara

itu

Pannen

(dalam

Wayan,

2007:3)

mengemukakan bahwa:
Langkah-langkah dalam pembelajaran berbasis masalah ada
delapan tahapan, yaitu: 1) mengidentifikasi masalah, 2)
mengumpulkan data, 3) menganaisis data, 4) memecahkan
masalah berdasarkan pada data yang ada dan analisisnya, 5)
memilih cara untuk memecahkan masalah, 6) merencanakan
penerapan pemecahan masalah, 7) melakukan uji coba
terhadap rencana yang ditetapkan, dan 8) melakukan tindakan
untuk memecahkan masalah.
Sesuai dengan pendapat kedua ahli di atas, tahapan-tahapan
PBL dapat dijabarkan sebagai berikut:
1)

Menyadari/menemukan masalah
Pelaksanaan PBL dimulai dengan menyadari adanya
masalah yang harus dipecahkan. Masalah ini dapat berawal dari
siswa atau dapat juga diberikan oleh guru.
diharapkan

siswa

dapat

menentukan

Pada tahap ini

atau

menangkap

kesenjangan yang terjadi dari fenomena yang dikemukakan.


2)

Mendefinisikan/merumuskan masalah
Berdasarkan kesenjangan-kesenjangan yang ditemui,
selanjutnya difokuskan pada masalah apa yang pantas untuk
dikaji. Pada tahap ini siswa dituntut untuk memanfaatkan
pengetahuannya untuk mengkaji, merinci, dan menganalisis
masalah sehingga rumusan masalah menjadi jelas, spesifik, dan
dapat dipecahkan.

21

3)

Mengumpulkan fakta
Pada tahap ini siswa dituntut untuk mengumpulkan datadata yang

dapat mendukung dalam penyelesaian masalah.

Kegiatan ini dilakukan dalam diskusi kelompok kecil, sehingga


pada akhirnya siswa mampu menguatkan tindakan-tindakan
sesuai dengan hambatan yang diperkirakan.
4)

Menyusun hipotesa (dugaan sementara)


Dalam

tahap

ini

siswa

merumuskan

berbagai

kemungkinan berbagai pemecahan masalah sesuai dengan


pengetahuan yang dimilikinya.
5)

Melakukan penyelidikan
Dalam tahap ini, siswa melakukan penyelidikan terhadap
data-data yang diperoleh dan dugaan sementara yag telah
dibuatnya. Penyelidikan dapat dilakukan dengan mencari
informasi melalui media cetak, elektronik dan buku-buku yang
mendukung

serta

pengalaman

nyata

untuk

mencari

penyelesaian masalah. Jika diperlukan penyelidikan dapat


dilakukan dengan melakukan percobaan (eksperimen).
6)

Menyempurnakan

permasalahan

yang

telah

didefinisikan
Pada tahap ini siswa menyempurnakan permasalahan
yang telah didefinisikan berdasarkan fakta-fakta yang telah
diperoleh berdasarkan penyelidikan yang telah dilakukan.

22

7)

Menyimpulkan alternatif pemecahan masalah secara


kolaboratif
Berdasarkan

data

yang

telah

dikumpulkan,

siswa

menentukan hipotesis mana yang diterima dan mana yang


ditolak. Kemampuan yang diharapkan dari siswa dalam tahap
ini adalah kecakapan menelaah data sekaligus membahasnya
untuk melihat hubungannya dengan masalah yang dikaji.
8)

Menentukan pilihan solusi penyelesaian masalah


Kemampuan yang diharapkan dari tahap ini adalah
kecakapan

memilih

alternatif

penyelesaian

yang

memungkinkan dapat dilakukan, termasuk memperhitungkan


akibat yang akan terjadi pada setiap pilihan.
e. Keunggulan PBL
PBL sebagai salah satu model pembelajaran memiliki
keunggulan dan kelemahan yang harus diperhatikan oleh seorang
guru sehingga pembelajaran dapat terlaksana secara efektif dan
efisien serta menyenangkan siswa. Dengan model pembelajaran
yang tepat, diharapkan tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan
sebaik-baiknya.
Menurut

Martinis

(2008:83)

PBL

memiliki

beberapa

keunggulan, yaitu:
1) Mengembangkan pemecahan yang bermakna dalam rangka
memahami materi ajar, 2) memberikan tantangan pada siswa
sehingga merasa puas dari hasil penemuan baru itu, 3)
melibatkan siswa secara aktif dalam belajar, 4) membantu

23

siswa belajar mentransfer pengetahuan mereka ke dalam


persoalan dunia nyata, 5) membantu siswa mengembangkan
pengetahuan baru untuk kepentingan persoalan berikutnya, 6)
dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa dan
kemampuan mereka mengadaptasi situasi pembelajaran baru,
7) membantu siswa mengevaluasi pemahamannya dan
mengidentifikasikan alur berpikirnya.
Lebih lanjut Wina (2008:220) menyebutkan PBL sebagai
salah satu model pembelajaran memiliki beberapa keunggulan
diantaranya adalah:
1) Pembelajaran berbasis masalah merupakan strategi yang
cukup bagus untuk lebih memahami isi pembelajaran, 2)
dapat menantang kemampuan siswa untuk menemukan
pengetahuan baru bagi siswa, 3) dapat meningkatkan aktivitas
pembelajaran siswa, 4) membantu siswa mentransfer
pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam
kehidupan nyata, 5) membantu siswa untuk mengembangkan
pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam
pembelajaran yang mereka lakukan, 6) memperlihatkan
kepada siswa bahwa setiap mata pelajaran pada dasarnya
merupakan cara berpikir, dan sesuatu yang harus dimengerti,
bukan hanya sekedar belajar dari guru, 7) pembelajaran
berbasis masalah dianggap lebih menyenangkan dan disukai
siswa, 8) mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir
kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk
menyesuaikan dengan kemampuan baru, 9) memberikan
kesempatan
kepada
siswa
untuk
mengaplikasikan
pengetahuan yang dimilikinya dalam dunia nyata, dan 10)
mengembangkan minat siswa untuk secara terus menerus
belajar sekalipun belajar pendidikan formal telah berakhir.
Sesuai dengan pendapat kedua ahli di atas, dapat disimpulkan
bahwa keunggulan pembelajaran berbasis masalah secara umum
adalah dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa
secara ilmiah untuk memecahkan masalah yang dihadapi agar
belajar mandiri.

24

5. Pelaksanaan Pembelajaran IPS dengan Menggunakan Model PBL


Penggunaan PBL dalam pembelajaran IPS memiliki alasan
yang jelas sehingga tujuan pembelajaran IPS tercapai sesuai dengan
yang diharapkan. Menurut Wayan, dkk (2007:3) alasan penggunaan
PBL dalam pembelajaran IPS, yaitu:
1) Dengan pembelajaran berbasis masalah akan terjadi
pembelajaran bermakna, siswa yang belajar memecahkan suatu
masalah akan menerapkan pengetahuan yang dimilikinya atau
berusaha mengetahui pengetahuan yang diperlukan, 2) dalam
situasi pembelajaran berbasis masalah, siswa mengintegrasikan
pengetahuan dan keterampilan secara simultan sehingga
masalah-masalah dalam aplikasi suatu konsep atau teori akan
mereka temukan sekaligus selama pembelajaran berlangsung,
dan 3) pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif siswa dalam
bekerja, motivasi internal untuk belajar, dan dapat
mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja
kelompok.
Merujuk dari pendapat ahli di atas, dapat dijelaskan beberapa
alasan yang dapat dikemukakan penggunaan model PBL perlu
digunakan sebagai salah satu model dalam pembelajaran IPS di SD
adalah:
1) Dapat membuat siswa mencapai pemahaman yang mendalam dari
materi

pembelajaran,

dari

pada

hanya

mengingat

dan

mendengarkan,
2) Mendorong mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa,
memiliki

kemampuan

menganalisa

situasi,

menerapkan

pengetahuan yang ada kepada situasi baru, menyimpulkan


perbedaan antara fakta dan opini,

25

3) Mendorong siswa untuk meningkatkan hasil belajarnya.


Pelaksanaan PBL dalam pembelajaran IPS dapat membantu
siswa dalam meningkatkan pemahamannya tentang apa yang dipelajari
sehingga mereka dapat memecahkan masalah yang ada dalam
kehidupan sehari-hari. Untuk mencapai tujuan tersebut, pelaksanaan
PBL dalam pembelajaran IPS dalam penelitian ini merujuk kepada
pendapat Made (2009:94), hal yang harus dilaksanakan adalah sebagai
berikut:
a. Tahap persiapan
Agar pelaksanaan PBL dapat berjalan dengan efektif dan
efisien

perlu

dilakukan

persiapan

sebelum

pelaksanaannya.

Persiapan yang perlu dilakukan sebelum pembelajaran adalah


sebagai berikut:
1)

Membuat rencana pembelajaran, di mana di dalamnya


terdapat langkah-langkah proses pembelajaran yang akan
dilaksanakan.

2)

Membuat atau memperbanyak LKS yang berisi tentang


pertanyaan seputar permasalahan yang akan dibicarakan.

3)

Menyediakan

media

yang

akan

dibutuhkan

pembelajaran.
4)

Mempersiapkan siswa dalam kegiatan pembelajaran.

b. Tahap pelaksanaan

dalam

26

Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model PBL


sangat dibutuhkan penjelasan dan arahan dari guru. Arahan yang
diberikan akan dapat mengantarkan siswa pada pokok permasalahan
yang dikemukakan. Secara operasional, kegiatan yang dilakukan
dalam tahap ini adalah sebagai berikut:
1)

Menemukan masalah
Pada tahap ini guru berusaha untuk memberikan
permasalahan yang diangkat dari latar kehidupan yang bersifat
tidak terdefinisi dengan jelas. Sementara siswa berusaha
menemukan permasalahan dengan cara melakukan kajian dan
analisis secara cermat terhadap permasalahan yang diberikan.
Dengan demikian analisis yang dilakukan akan berusaha
mendifinisikan masalah yang dikemukakan.

2)

Mendefinisikan masalah
Dalam tahap ini siswa berusaha untuk mendefinisikan
permasalahan dengan menggunakan kemampuannya dalam
memahami masalah yang dikemukakan. Sementara guru berusaha
untuk mendorong dan membimbing siswa untuk menggunakan
kecerdasan intrapersonal

dan kemampuan awalnya

untuk

memahami masalah yang diajukan. Dengan demikian masalah


yang diangkat dapat dipahami dan terdefinisi dengan baik oleh
siswa.

27

3)

Mengumpulkan fakta
Pada tahap pengumpulan fakta ini kegiatan yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
a) Siswa dibawah bimbingan guru melakukan pengumpulan fakta
dengan menggunakan pengalaman-pangalaman yang telah
diperolehnya
b) Melakukan pencarian informasi dengan berbagai cara serta
dengan menggunakan kecerdasan yang dimilikinya
c) Melakukan pengelolaan/pengaturan informasi yang telah
diperoleh dengan berpatokan kepada informasi yang telah ada.

4)

Menyusun hipotesis (dugaan sementara)


Pada tahap ini siswa berusaha untuk membuat hubungan
antara berbagai fakta yang ada, menyusun hipotesis, serta
berusaha

untuk

menyusun

beberapa

jawaban

sementara.

Sementara kegiatan guru adalah membimbing siswa untuk


menyusun hipotesis terhadap permasalahan yang dihadapi serta
membimbing

siswa

untuk

menyusun

alternatif

jawaban

sementara.
5)

Melakukan penyelidikan
Dalam tahap ini siswa melakukan penyelidikan terhadap
data dan informasi yang telah diperolehnya. Penyelidikan
dilakukan dengan mencari fakta-fakta dari media cetak,
elektronik, buku-buku pelajaran dan pengalaman yang pernah

28

dialami siswa. Jika diperlukan penyelidikan dapat dilakukan


dengan melakukan percobaan (eksperimen). Guru mengarahkan
siswa dalam melakukan penyelidikan terhadap informasi dan data
yang telah diperoleh.
6)

Menyempurnakan permasalahan yang telah dikemukakan


Pada tahap ini guru membimbing siswa untuk melakukan
penyempurnaan terhadap masalah yang telah didefinisikan,
sementara siswa melakukan penyempurnaan masalah yang telah
dirumuskan.

7)

Menyimpulkan

alternatif

pemecahan

masalah

secara

kolaboratif
Pada

tahap

ini

guru

mengarahkan

siswa

untuk

menyimpulkan alternatif pemecahan masalah secara kolaboratif.


Siswa

membuat

simpulan

alternatif

pemecahan

masalah

berdasarkan penyelidikan.

8)

Memilih solusi pemecahan masalah yang tepat

c. Tahap Penilaian
Tahap penilaian dilaksanakan pada akhir pembelajaran.
Menurut Asmawi (2007:1.7), Penilaian bertujuan untuk mengambil
keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui
pengukuran hasil belajar baik yang menggunakan instrument tes

29

maupun nontes. Data yang didapat siswa dapat ditetapkan, melalui


evaluasi (tes) sehingga menghasilkan simpulan.
Lebih lanjut Wina (2008:58) menyatakan bahwa:
Penilaian adalah suatu proses atau serangkaian kegiatan yakni
kegiatan memperoleh, menganalisis dan menafsirkan data
tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan
secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi
informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.
Merujuk dari kedua pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan
bahwa penilaian tidak hanya dilakukan dengan tes (kognitif) baik tes
lisan maupun tes tulis akan tetapi juga melalui nontes (afektif dan
psikomotor) dalam proses pembelajaran.
B. Kerangka Teori
Model pembelajaran adalah cara yang digunakan guru dalam
keseluruhan proses di kelas dalam kegiatan belajar siswa dan guru. Model
pembelajaran harus disesuaikan dengan materi dan pokok bahasan yang
akan disampaikan. Di antara model yang dapat diandalkan oleh seorang
guru dalam mengajarkan mata pelajaran IPS sebagai suatu mata pelajaran
yang menekan kepada keterampilan sosial dan sikap adalah model PBL.
Secara garis besar PBL adalah penyajian kepada siswa situasi
masalah yang ada disekitarnya yang dapat memberikan kemudahan kepada
siswa untuk melakukan pemecahan masalah secara ilmiah dengan berpikir
kritis agar belajar mandiri baik secara individual maupun kelompok.

30

Hasil Belajar siswa dalam pembelajaran IPS di Kelas IV


SDN 20 Kurao Pagang Kecamatan Nanggalo Kota Padang
Masih Rendah

Penelitian Tindakan Kelas


LANGKAH-LANGKAH
Siklus I MODEL PBL
1.
Menyadari/menemukan
masalah
Perkembangan teknologi komunikasi
Siklus II
2. Mendefinisikan/merumuskan
masalah
Perkembangan
teknologi
3.
Mengumpulkan
fakta transportasi
4. Menyusun hipotesa (dugaan sementara)
5. Melakukan penyelidikan
6. Menyempurnakan permasalahan yang
telah didefinisikan
7. Menyimpulkan alternatif pemecahan
masalah secara kolaboratif
8. Menentukan pilihan solusi penyelesaian
masalah

31

Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Dengan


Pendekatan PBL di Kelas IV SDN 20 Kurao Pagang
Kecamatan Nanggalo Kota Padang Meningkat
Bagan 1. Kerangka Teori Peningkatan Hasil Belajar IPS dengan Model PBL

III. METODE PENELITIAN


A. Lokasi Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SDN 20 Kurao Pagang
Kecamatan

Nanggalo Kota Padang. Penelitian akan dilakukan di

lokasi ini berdasarkan kepada pertimbangan sebagai berikut: a)


informasi dari guru kelas, nilai rata-rata IPS di kelas IV belum tuntas
sesuai KKM, b) berdasarkan wawancara dengan guru kelas, model
PBL belum pernah digunakan dalam pembelajaran IPS di SD tersebut

32

khususnya bagi siswa kelas IV, c) siswa mengganggap IPS pelajaran


yang membosankan, dan siswa kurang dapat menyelesaikan masalah
yang ada di sekitarnya serta daya nalarnya tidak berkembang.
2. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian adalah guru dan siswa kelas IV SDN 20
Kurao Pagang Kecamatan

Nanggalo Kota Padangyang terdaftar pada

semester II tahun ajaran 2012/2013 dengan jumlah siswa 25 orang,


yang terdiri dari 17 orang perempuan dan 7 orang laki-laki.
Pertimbangan penulis dalam mengambil subjek tersebut, siswa kelas IV
telah

memiliki

mengembangkan

kemampuan
kemampuan

untuk
berpikir,

menjawab
dan

pertanyaan,

memahami

suatu

permasalahan sehingga siswa dapat menentukan suatu permasalahan


diajukan.

3. Waktu Penelitian

39
Penelitian ini rencananya dilaksanakan di SDN 20 Kurao

Pagang Kecamatan Nanggalo Kota Padangtahun ajaran 2011/2012.


Waktu yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah selama dua
minggu. Penelitian ini terdiri dari dua siklus dan masing masing siklus
terdiri pula dari dua kali pertemuan.
B. Rancangan Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

33

a.

Pendekatan penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Menurut Joko (2006:94)
Pendekatan kualitatif adalah pendekatan yang digunakan untuk
memperoleh informasi yang bersifat menerangkan dalam bentuk
uraian yang mana data tersebut tidak dapat diwujudkan dalam
bentuk angka-angka, melainkan berbentuk suatu penjelasan yang
menggambarkan keadaan, proses, peristiwa tertentu. Sedangkan
pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengetahui peningkatan
hasil belajar siswa. Menurut Suhardjono (dalam Suharsimi,
2002:15) Pendekatan kuantitatif yaitu pendekatan yang digunakan
untuk menilai hasil belajar siswa SD yang dapat dianalisis secara
deskriptif. Jadi, selain data dari studi pendahuluan berupa
wawancara dan observasi juga akan mengolah hasil belajar siswa
yang berupa angka-angka. Pendekatan kualitatif berkenaan dengan
peningkatan proses dan hasil belajar pada suatu kelas.

b.

Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK).
Menurut Margaretha,dkk (2008:7) Penelitian tindakan kelas ialah
suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis terhadap berbagai
tindakan yang dilakukan oleh guru yang juga bertindak sebagai
peneliti, sejak disusunnya suatu perencanaan sampai penilaian

34

terhadap tindakan nyata di dalam kelas yang berupa kegiatan


belajar mengajar.
Lebih lanjut Russeffendi (dalam Margaretha, 2008:4)
mengemukakan bahwa: Penelitian tindakan kelas merupakan
suatu tindakan yang terarah, terencana, cermat, dan penuh
perhatian yang dilakukan oleh praktisi pendidikan (guru) terhadap
permasalahan yang ada dalam kelas yang bertujuan untuk
perbaikan pendidikan seperti metode mengajar, kurikulum, dan
sebagainya.
Berdasarkan pendapat ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa
PTK adalah suatu penelitian yang dilakukan praktisi pendidikan
yang menghendaki perubahan dan perbaikan proses pembelajaran.
2. Alur Penelitian
Proses penelitian tindakan kelas merupakan proses daur ulang
atau siklus. Menurut Kemmis dan Taggart (dalam Kunandar, 2008:6),
Proses penelitian tindakan merupakan daur ulang atau siklus yang
dimulai dari aspek mengembangkan perencanaan, melakukan tindakan
sesuai rencana, melakukan observasi terhadap tindakan dan melakukan
refleksi.
Menurut Suharsimi,dkk (2006:104), Daur ulang dalam
penelitian tindakan diawali dengan perencanaan tindakan (planning),
penerapan tindakan (action), mengobservasi, dan mengevaluasi proses
dan hasil tindakan (observation and evalution), dan melakukan refleksi

35

(reflecting) dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang


diharapkan tercapai (kriteria keberhasilan). Dalam masing-masing
siklus terdapat dua kali pertemuan yang pada setiap akhir pertemuan
dilakukan tes. Selain itu, pada setiap pertemuan dilakukan pengamatan
terhadap aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran
berlangsung.
Alur penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Studi pendahuluan : observasi latar SD, guru, dan proses pembelajaran IPS di kelas IV SD hasil
belajar siswa rendah
u

SIKLUS I

Tindakan dan
Pengamatan

Rancangan Pembelajaran I

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Menyadari/menemukan masalah
Mendefinisikan/merumuskan masalah
Mengumpulkan fakta
Menyusun hipotesa (dugaan sementara)
Melakukan penyelidikan
Menyempurnakan permasalahan yang telah
didefinisikan
Menyimpulkan alternatif pemecahan masalah
secara kolaboratif

36

Observasi dan
diskusi
Pengamatan

Refleksi I
Pengamatan

Rancangan Pembelajaran II

SIKLUS II

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Tindakan dan
Pengamatan

7.

Observasi dan
diskusi
Pengamatan

Belum berhasil

Menyadari/menemukan masalah
Mendefinisikan/merumuskan masalah
Mengumpulkan fakta
Menyusun hipotesa (dugaan sementara)
Melakukan penyelidikan
Menyempurnakan permasalahan yang telah
didefinisikan
Menyimpulkan alternatif pemecahan masalah
secara kolaboratif
Berhasil

Kesimpulan

Belum Berhasil

Siklus ke-n

Refleksi II

Bagan 2. Alur Penelitian Tindakan Kelas


3. Prosedur Penelitian
Sebelum kegiatan penelitian dilakukan, peneliti terlebih dahulu
melakukan studi pendahuluan berupa observasi dan wawancara
terhadap proses pembelajaran di SDN 20 Kurao Pagang Kecamatan
Nanggalo Kota Padang. Hal ini bertujuan untuk mengetahui
permasalahan yang muncul khususnya pada pembelajaran IPS di kelas
IV. Studi pendahuluan dilakukan untuk mengamati proses pembelajaran
di kelas dan diskusi dengan guru tentang pembelajaran yang terjadi.

37

Dari studi pendahuluan akan terlihat permasalahan yang ada selama


proses pembelajaran IPS. Selanjutnya penulis dan guru merumuskan
permasalahan yang akan diangkat sebagai permasalahan dalam
penelitian, yaitu pelaksanaan PBL untuk meningkatkan hasil belajar IPS
di SDN 20 Kurao Pagang Kecamatan Nanggalo Kota Padang.
a. Perencanaan
Sesuai dengan rumusan masalah hasil studi pendahuluan,
peneliti bersama guru membuat rencana tindakan yang akan
dilakukan. Kegiatan itu dimulai dengan merumuskan rancangan
tindakan pembelajaran tentang perkembangan teknologi komunikasi
dan transportasi, yaitu dengan kegiatan berikut:
1) Menyusun rancangan tindakan berupa rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan tahapan model PBL. Hal
ini meliputi: standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator,
menetapkan tujuan pembelajaran, memilih dan menetapkan
materi, pelaksanaan proses pembelajaran, memilih media, dan
menetapkan evaluasi.
2) Menyusun alat perekam data berupa observasi, pencatatan
lapangan, wawancara, dan tes.
3) Menyusun indikator deskriptor dan kriteria penilaian IPS dengan
model PBL.
b. Pelaksanaan

38

Tahap ini dimulai dari pelaksanaan pembelajaran IPS di kelas


IV semester II tentang perkembangan teknologi komunikasi dan
transportasi

dengan penerapan model

PBL

sesuai dengan

perencanaan. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap


siklus dilaksanakan dua kali pertemuan dengan materi yang
berlainan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun.
Kegiatan dilakukan oleh penulis sebagai praktisi dan guru kelas
tersebut

sebagai

observer.

Praktisi

melaksanakan

kegiatan

pembelajaran di kelas berupa kegiatan interaksi antara guru dengan


siswa dan siswa dengan siswa lainnya. Kegiatan yang dilakukan
seperti kegiatan berikut:
1) Penulis selaku praktisi melaksanakan pembelajaran IPS dengan
penerapan strategi pembelajaran sesuai dengan rancangan
pembelajaran yang dibuat.
2) Guru

selaku

observer

melakukan

pengamatan

dengan

menggunakan lembar observasi.


3) Penulis dan guru melakukan diskusi terhadap tindakan yang
dilakukan, kemudian melakukan refleksi. Hasilnya dimanfaatkan
untuk perbaikan atau penyempurnaan selanjutnya.
Tahap pelaksanaan ini dilakukan dalam dua siklus dan
masing-masing dilakukan sebanyak dua kali pertemuan. Setiap
siklus mempunyai kompetensi dasar yang sama yaitu mengenal
perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi

39

serta pengalaman menggunakannya. Fokus tindakan pada setiap


siklus berupa penerapan model PBL dalam pembelajaran IPS di
kelas IV semester II.
c. Pengamatan
Pengamatan terhadap tindakan pembelajaran IPS di kelas IV
SDN 20 Kurao Pagang Kecamatan

Nanggalo Kota Padangdengan

penerapan model PBL dilaksanakan secara intensif, objektif, dan


sistematis. Pengamatan dilakukan oleh observer pada waktu praktisi
(penulis) melaksanakan tindakan kegiatan pembelajaran IPS. Dalam
kegiatan ini praktisi (penulis) dan guru (observer) mencatat semua
indikator dari hasil pengamatan pembelajaran. Keseluruhan hasil
pengamatan direkam dalam bentuk lembar pengamatan.
Pengamatan dilakukan secara terus menerus mulai dari siklus
I sampai siklus II. Pengamatan yang dilakukan pada siklus I dapat
mempengaruhi penyusunan tindakan pada siklus selanjutnya. Hasil
pengamatan ini kemudian didiskusikan dengan guru dan diadakan
refleksi untuk perencanaan siklus berikutnya.
d. Refleksi
Refleksi diadakan setelah setiap satu tindakan yang
dilaksanakan

berakhir. Dalam tahap ini guru dan penulis

mengadakan diskusi terhadap tindakan yang baru dilakukan. Hal-hal


yang didiskusikan adalah: (1) menganalisis tindakan yang baru
dilakukan, (2) mengulas dan menjelaskan perbedaan rencana dan

40

tindakan yang dilakukan, (3) melakukan interferensi, pemaknaan,


dan penyimpulan data yang diperoleh.
Hasil refleksi bersama ini dimanfaatkan sebagai masukan
pada tindakan selanjutnya. Kelemahan-kelemahan dan kendala yang
ditemukan pada siklus I diperbaiki pada siklus II dan kekuatan yang
ada direkomendasikan pada siklus II. Berdasarkan pada kelemahankelemahan yang ditemukan pada siklus I disusun kembali
perencanaan untuk pelaksanaan siklus II.
C. Data dan Sumber Data
1. Data Penelitian
Data ini berupa hasil pengamatan dari setiap tindakan perbaikan
pembelajaran dengan menerapkan model PBL pada siswa kelas IV SDN
20 Kurao Pagang Kecamatan

Nanggalo Kota Padangdalam

pembelajaran IPS. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah:


a) Pelaksanaan pembelajaran yang berhubungan dengan perilaku guru
dan siswa yang meliputi interaksi proses pembelajaran antara guru
dengan siswa dan siswa dengan siswa, b) evaluasi pembelajaran tentang
perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi, berupa evaluasi
proses dan evaluasi hasil, c) hasil tes siswa sesudah pelaksanaan
tindakan pembelajaran PBL.
2. Sumber Data
Sumber data penelitian adalah proses pembelajaran IPS dengan
model PBL di SDN 20 Kurao Pagang Kecamatan

Nanggalo Kota

41

Padang, yang meliputi perencanaan pembelajaran, pelaksanaan


pembelajaran, kegiatan evaluasi pembelajaran, perilaku guru dan siswa
selama proses pembelajaran.
D. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
1. Teknik Pengumpulan Data
Data penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan teknik
observasi, pencatatan lapangan, wawancara, dan tes. Untuk masingmasingnya diuraikan sebagai berikut ini:
1. Observasi

dilakukan

untuk

mengamati

latar

kelas

tempat

berlangsungnya pembelajaran IPS dengan menggunakan PBL,


dengan

pedoman

pada

lembar-lembar

observasi.

Pengamat

mengamati apa yang terjadi pada proses pembelajaran.


2. Pencatatan lapangan berupa paparan tentang data pengamatan
terhadap tindakan guru/praktisi saat pembelajaran IPS dengan
menggunakan PBL.
3. Wawancara digunakan untuk memperkuat data observasi yang
terjadi di kelas, baik dari unsur guru/penulis selaku praktisi maupun
unsur siswa. Wawancara dilakukan secara tidak terstruktur berupa
diskusi

dengan

guru

yang

berkaitan

dengan

pelaksanaan

perencanaan pembelajaran IPS dengan menggunakan PBL. Hasil


diskusi ini digunakan sebagai bahan untuk perbaikan perencanaan
dan pelaksanaan pembelajaran IPS dengan menggunakan PBL yang
akan dilakukan pada siklus berikutnya.

42

4. Tes digunakan untuk memperkuat data observasi yang terjadi dalam


kelas terutama pada butir penguasaan materi pembelajaran dari
unsur siswa. Hal ini dilakukan untuk memperoleh data yang akurat
atas kemampuan siswa memahami pembelajaran IPS dengan
menggunakan PBL.
2. Instrumen Penelitian
Instrumen utama penelitian ini adalah penulis sendiri sebagai
perencana dan pelaksana pembelajaran di kelas dan guru sebagai
observer. Hal ini didukung oleh Bogdan dan Biklen (dalam Ritawati
dan Yetti, 2008:77) yaitu Penulis yang merupakan sebagai instrumen
utama bertugas menyaring, menilai, menyimpulkan dan memutuskan
data yang digunakan. Jadi, penulis sebagai instrumen utama bertugas
menyaring, menilai, menyimpulkan dan memutuskan data yang
digunakan.

E. Analisis Data
Data

yang

diperoleh

dalam

penelitian

dianalisis

dengan

menggunakan model analisis data kualitatif dan kuantitatif yakni analisis


data dimulai dengan menelaah sejak pengumpulan data sampai seluruh
data terkumpul (dalam Ritawati, 2008:77).
Data tersebut direduksi berdasarkan masalah yang diteliti, diikuti
penyajian data dan terakhir penarikan kesimpulan. Tahap analisis yang

43

demikian dilakukan berulang-ulang. Tahap analisis tersebut diuraikan


sebagai berikut ini:
1. Menelaah data yang terkumpul melalui transkrip penilaian rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP), hasil pengamatan, penyeleksian dan
penilaian data. Seperti mengelompokan data sebelum tindakan dan
setelah tindakan pada siklus I dan II. Kegiatan menelaah data
dilaksanakan sejak awal data dikumpulkan.
2. Reduksi data, dilakukan untuk proses penyelesaian dan penyederhanaan
data. Semua data yang telah terkumpul diseleksi dan dikelompokan
sesuai dengan fokus. Data yang telah dipisah-pisahkan tersebut lalu
diseleksi mana yang relevan dan mana yang tidak relevan. Data yang
relevan dianalisis dan yang tidak relevan dihilangkan.
3. Menyajikan data dilakukan dengan cara penyusunan informasi data
yang sudah diperoleh. Merujuk kepada standar ketuntasan hasil belajar
di SDN 20 Kurao Pagang Kecamatan

Nanggalo Kota Padangyang

telah dijelaskan sebelumnya, data yang diperoleh dari penelitian ini


diharapkan mencapai 70% sehingga memungkinkan untuk dilakukan
penarikan kesimpulan untuk membuat perencanaan selanjutnya.
4. Penarikan kesimpulan dilakukan berdasarkan data yang telah disajikan
dan merupakan kegiatan akhir dari hasil penelitian.
Analisis data dilakukan terhadap data yang telah direduksi baik
data perencanaan, pelaksanaan, maupun data evaluasi. Analisis data
dilakukan dengan cara terpisah-pisah. Hal ini dimaksudkan agar
ditemukan berbagai informasi yang spesifik dan terfokus pada berbagai

44

informasi yang mendukung pembelajaran dan yang menghambat


pembelajaran. Dengan demikian pengembangan dan perbaikan atas
berbagai kekurangan dapat dilakukan tepat pada aspek yang bersangkutan.
Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar masing-masing siswa
dianalisis dengan menggunakan data kuantitatif. Untuk penghitungan
persentase dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif yang
dikemukakan oleh Dhydiet (2008:1) dengan rumus sebagai berikut:
P=

F
x 100 %
N

Keterangan:
P = persentase
F = Frekuensi respons
N = jumlah responden

45

DAFTAR RUJUKAN
Asmawi Zainul, dkk. 2007. Tes dan Asesmen di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
BSNP. 2006. Paduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang
Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP.
Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: BNSP.
Djakaria M.Nur. 2005. Model Pembelajaran Konsep-konsep IPS di SD. Jakarta:
Depdikbud
Etin Solihatin dan Raharjo. 2007. Cooperatif
Pembelajaran IPS. Jakarta: Bumi Aksara.

Learning Analisis Model

Kunandar. 2007. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan


Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Ischak. 2000. Pendidikan IPS di SD. Jakarta: Depdikbud.
I Wayan Dasna,dkk. 2007. Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based
Learning)
http://lubisgrafura.wordpress.com/2007/09/19/pembelajaranberbasis-masalah/ (Online) Diakses tanggal 5 April 2011.
Made Wena. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan
Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara.
Martinis Yamin. 2008. Profesionalisme Guru dan Implementasi KTSP. Jakarta:
Gaung Persada Press.
Masnur, Muslich. 2007. KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Jakarta:
Bumi Aksara.
--------. 2008. Langkah Mudah PTK sebagai Pengembangan Profesi. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Margaretha Mega Natalia, dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Tinta
Emas Publishing.
-------. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:
Kencana Prenada Grup.

46

Nana Sudjana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya.
Nurhadi. 2003. Pembelajaran Kontekstual (CTL) dan Penerapannya dalam KBK.
Malang: Universitas Negeri Malang.
Oemar Hamalik. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Ritawati Mahyudin dan Yetti Ariani. 2007. Hand Out Mata Kuliah Metodologi
PTK. Padang: S1 PGSD Berasrama FIP UNP.
Suharsimi Arikunto, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Supriyadi.
2007.
Penelitian
Tindakan
Kelas.
Disajikan
dalam
http://akmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/21/penelitian-tindakan-kelas
(diakses tanggal 1 April 2011).
Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.
Jakarta: Prestasi Pustaka.
Wianti Aisyah. 2008. Pembelajaran melalui Metode PBL dalam Upaya
Meningkatkan Mutu Pendidikan. http://wianti.multiply.com/2008/05/30
(Online) Diakses pada tanggal 5 April 2011.
Wina Sanjaya. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Yatim Riyanto. 2009. Paradigma Baru Pembelajaran sebagai Referensi bagi
Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas.
Jakarta: Kencana.

47

Lampiran 1
Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran
Siklus I pertemuan 1
Mata Pelajaran

: Ilmu Pengetahuan Sosial

Kelas/ Semester

: IV/I

Alokasi Waktu

: 2x35 Menit (1 x pertemuan )

Tahun Ajaran

: 2012/2013

Siklus

:1

I. Standar Kompetensi
1. Memahami sejarah, kenampakan alam, dan keragaman suku bangsa di
lingkungan kabupaten/kota dan provinsi.
II. Kompetensi Dasar
1.2 Mendeskripsikan kenampakan alam di lingkungan kabupaten/ kota dan
propinsi serta hubungannya dengan keragaman sosial dan budaya.
III. Indikator
1.2.1. Menjelaskan hubungan kenampakan alam dengan keragaman sosial.
(kognitif)

48

1.2.2. Mengidentifikasi peristiwa alam yang mempengaruhi kehidupan


manusia.(psikomotor)
1.2.3. Menyebutkan penyebab dari peristiwa alam yang mempengaruhi
kehidupan manusia.(kognitif)
1.2.4. Mengklasifikasikan akibat dari peristiwa alam seperti banjir, gempa
bumi, gunung meletus,tsunami dan lain-lain.(afektif)

IV. Tujuan Pembelajaran


a. Melalui penjelasan guru, siswa dapat menjelaskan hubungan kenampakan
alam yang diakibatkan peristiwa alam.(kognitif)
b. Dengan peragaan gambar, siswa dapat mengidentifikasi peristiwa alam
yang mempengaruhi kehidupan manusia.(psikomotor)
c. Dengan diskusi kelompok , siswa dapat menyebutkan penyebab dari
peristiwa alam yang mempengaruhi kehidupan manusia.(kognitif)
d. Melalui diskusi kelompok, siswa dapat mengklasifikasikan akibat dari
peristiwa alam seperti banjir, gempa bumi, gunung meletus, tsunami dan
lain-lain.(afektif)
V. Uraian Materi Pokok
Hubungan Kenampakan Alam Dengan Keragaman Sosial
Kenampakan alam Indonesia terdiri atas gunung, pantai, dataran
rendah, dataran tinggi, dan sebagainya. Kehidupan masyarakat setempat
tergantung pada keadaan alam sekitarnya. Contohnya, penduduk yang tinggal
di daerah pantai sebagian besar bermata pencaharian sebagai nelayan dan
pengelola hasil laut. Adapun daerah pegunungan yang subur, penduduknya

49

sebagian besar bermata pencaharian di bidang pertanian, perkebunan dan


pariwisata. Keadaan sosial masyarakat dapat mengalami perubahan seperti
dapat terjadi karena adanya bencana alan seperti gempa bumi, banjir, gunung
meletus, tanah longsor dan kebakaran hutan. Berbagai peristiwa alam yang
mempengaruhi kehidupan manusia antara lain:

1. Gempa Bumi
Gempa bumi merupakan gerakan atau goncangan bumi karena
tekanan-tekanan dari dalam bumi. Penyebab dari gempa bumi adanya
pergeseran lapisan bumi atau aktifitas gunung api, ini akan mengakibatkan
kerusakan rumah atau gedung, tanah retak dan menimbulkan korban jiwa.
2. Banjir
Pada dasarnya banjir disebabkan oleh hujan yang sangat deras,
tersumbatnya saluran air dan sungai karena timbunan sampah, gunung
yang gundul sehingga tidak ada akar tanaman yang menahan arus air saat
hujan. Banjir dapat membawa akibat buruk seperti kerusakan lahan
pertanian, kerusakan bangunan, korban kematian, luka-luka dan muncul
berbagai penyakit.
3. Gunung Meletus
Di dalam perut bumi terdapat cairan panas yang disebut magma.
Bila tekanan cairan ini naik terus akan membuat cairan ini naik keatas dan
keluar melalui kawah gunung. Terjadilah gunung meletus. Gunung yang
meletus dapat menyebabkan berbagai kerusakan baik kerusakan jalan,
rumah, sawah ataupun hutan. Apabila masyarakat terdapat disekitar

50

gunung meletus tidak segera diungsikan dapat mengakibatkan sesak nafas,


luka-luka, dan korban jiwa.
4. Tanah Longsor
Tanah longsor disebabkan oleh hujan terus-menerus (faktor alam)
juga disebakan oleh penggundulan hutan (faktor manusia). Akibat yang
ditimbulkan adalahh rumah yang bagiannya dekat dari pegunungan hancur
dan jalan/ putus.
5. Kebakaran Hutan
Salah satu penyebab terjadinya kebakaran hutan adalah karena
kurangnya kesadaran manusia dalam memanfaatkan hutan. Penyebabnya,
kemungkinan gesekan dahan bisa menimbulkan api dan akhirnya
menimbulkan kebakaran. Akibat pada kehidupan manusia, yakni
mendatangkan penyakit seperti sesak nafas. Untuk mencegah adanya
kebakaran hutan, perlu berhati-hati dalam pembukaan ladang berpindah.
6. Tsunami
Tsunami

adalah gelombang air yang sangat besar yang

dibangkitkan oleh bermacam-macam gangguan dasar laut seperti gempa


bumi, pergeseran lempeng, gunung meletus. Akibatnya rumah hancur,
harta benda hilang dan banyak menelan korban jiwa.
VI. Langkah-langkah Pembelajaran
A. Kegiatan Awal ( 10 menit)
1. Menyiapkan kondisi kelas untuk belajar dengan mempersiapkan segala
sesuatu yang berhubungan dengan pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
2. Berdoa

51

3. Mengecek kehadiran siswa.


4. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
B. Kegiatan Inti (50 menit)
Fase 1 : Memberikan orientasi tentang permasalahannya kepada siswa
1. Membangkitkan skemata siswa dengan melakukan tanya jawab
tentang contoh kenampakan alam dan hubungannya dengan keragaman
sosial, kemudian siswa menjelaskan contoh kenampakan alam dan
hubungannya dengan keragaman sosial yang pernah diketahui oleh
siswa. (guru mempertegas kembali jawaban dari siswa).
Fase 2 : Mengorganisasikan siswa untuk meneliti.
2. Memperagakan contoh-contoh gambar peristiwa alam. Guru bertanya
jawab tentang contoh-contoh gambar peristiwa alam yang telah
dipajangkan di depan kelas.(Guru memperhatikan dan menuliskan
ungkapan yang dikemukakan siswa dipapan tulis dan memberikan
sedikit ulasan).
Fase 3 : Membantu investigasi mandiri dan kelompok.
3. Siswa dibagi beberapa kelompok, masing-masing kelompok terdiri
dari 4-5 orang. (Guru mempersiapkan siswa untuk melakukan kegiatan
secara perkelompok).
4. Guru

menjelaskan

cara

petunjuk

mengerjakan

LDK.

(Siswa

diharapkan dapat memahami cara mengerjakan LDK.


5. Guru memotivasi atau mendorong siswa untuk diskusi dalam
kelompok tentang apa-apa yang diharapkan dan memantau jalannya
diskusi.

52

Fase 4 : Mengembangkan dan mempresentasikan hasil.


6. Guru meminta

perwakilan kelompok

untuk menyajikan

atau

mempresentasikan hasil-hasil diskusi di depan kelas dan kelompok lain


memperhatikan sajian dari kelompok yang mempresentasikan,
mencermati, dan membandingkan dengan hasil dari kelompok sendiri.
7. Guru mencatat hal-hal yang menyimpang atau tumpang tindih dan
mengulas hal baru yang berbeda pada tiap kelompok.
Fase 5: Menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi masalah.
8. Guru memberikan penjelasan kembali mengenai hal yang tumpang
tindih dan mengulas hal yang baru dan berbeda tiap kelompok.
9. Siswa mencermati arahan dari penjelsan guru.
C. Kegiatan Akhir ( 10 menit ).
1. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
2. Guru membimbing siswa menyimpulkan pelajaran.
3. Evaluasi
VII. Metode, model pembelajaran, sumber, dan media
a. Metode
1) Tanya jawab
2) Diskusi kelompok
3) Penugasan
b. Model pembelajaran
Model problem based learning
c. Sumber

53

1) Depdiknas. 2006. KTSP Jenjang Pendidikan Sekolah Dasar.


Depdiknas : Jakarta
2) Asy'Ari, dkk. 2006. Ilmu Pengetahuan Sosial SD untuk kelas IV.
Jakarta:Erlangga
3) Tantya. Hisnu. P, dkk. 2009. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 Untuk
SD/MI Kelas 4. Jakarta: Pusat Perbukuan: Departemen Pendidikan
Nasional
d. Media
Contoh-contoh gambar tentang peristiwa alam.

Gamba Tsunami

Gambar Gempa Bumi

Gambar banjir

VIII. Penilaian
a. Penilaian Kognitif

54

Prosedur Penilaian

: Akhir proses

Jenis penilaian

: Tes

Bentuk penilaian

: Objektif

Alat/Instrument penilaian : Soal dan kunci jawaban

Soal Objektif
A. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, dan d pada jawaban yang
benar !
1. Berikut ini yang merupakan kenampakan alam adalah ..
a. Manusia
b. Pulau
c. Sekolah
d. Madrasyah
2. Bagian yang menjorok ke darat dan sering di bangun pelabuhan
di sebut
a. Tanjung
b. Teluk
c. Selat
d. Pantai
3. Gempa bumi bisa mengakibatkan .
a. Rusaknya bangunan
b. Kesuburan tanaman
c. Dunia terbalik

55

d. Hujan lebat
4. Keuntungan terjadinya gunung meletus adalah
a. Tanah sekitarnya subur
b. Terjadinya pengungsian
c. Rakyat mendapat ganti rugi
d. Daerah sekitar hancur
5. Penyebab kemarau panjang adalah.
a. Kabut asap
b. Penebangan hutan
c. Mencairnya es pabrik
d. Menipisnya lapisan ozon
6. Apabila terjadi gempa bumi, apa yang harus kita hindari.
a.

Berdiri dekat tiang listrik

b.

Mencari tempat yang terbuka

c.

Tetap didalam rumah

d.

Lari ketempat yang tinggi

7. Akibat dari banjir kecuali.


a.

Kerusakan lahan pertanian

b.

Kerusakan bangunan

c.

Muncul berbagai penyakit menular

d.

Rumah menjadi bersih

8. Tanda-tanda gunung meletus adalah.


a.

Sering terdengar suara gemuruh

b.

Suhu disekitar kawah naik

c.

Sering terasa gempa bumi

56

d.

Semua benar

9. Angin topan dapat mengakibatkan kecuali.


a.

Pohon tumbang

b.

Udara dingin

c.

Hancurnya bangunan

d.

Rumah yang hilang terbawa angin

10. Tsunami bisa mengakibatkan.


a.

Rumah hancur

b.

Harta benda hilang

c.

Sesak nafas

d.

Menelan korban

Kunci jawaban
1. b

6. a

2. c

7. d

3. a

8. d

4. a

9. d

5. d

10. c

Bentuk tes
Pilihan ganda

Penskoran
Setiap jawaban yang benar diberi skor
10 dan jika salah skornya nol

Skor maksimal = 100


Rata-rata skor =

Jumlah skor yang diperoleh


x 100 %
Jumlah skor maksimal

57

Lampiran 2
Lembar Penilaian Aspek Afektif
Siklus I pertemuan 2
Mengisi tabel pengamatan terhadap siswa saat terlibat dalam
proses pembelajaran.
Aspek Yang Diamati
No

Nama
Siswa

Memperhatikakan
penjelasan guru
S B C
K
B

Keaktifan
SB

Keseriusan
K

SB

Jumlah
Skor

1
2
Ds
t
Keterangan
Sangat baik (SB) = 4, Jika semua descriptor pada masing-masing
karakteristik dilakukan secara keseluruhan
Baik (B)

= 3, Jika hanya 3 deskriptor yang dilakukan dalam


proses pembelajaran

Cukup (C)

= 2, jika hanya dua descriptor yang dilakukan dalam


proses pembelajaran

58

Kurang (K)

1, jika hanya satu descriptor yang dilakukan dalam


proses pembelajaran

Deskriptor
1. Memperhatikan penjelasan guru
a. Duduk dan tertib ketika guru menjelaskan.
b. Tidak mengganggu teman.
c. Tenang dalam mengikuti pembelajaran.
d. Mendengarkan penjelasan guru.
2. Keaktifan saat proses pembelajaran berlangsung
a. Aktif bertanya.
b. Aktif memberikan pendapat.
c. Mengerjakan latihan dengan baik.
d. Menghargai teman.
3. Keseriusan saat proses pembelajaran berlangsung
a. Tenang dalam mengikuti pembelajaran.
b. Tertib dalam bertanya.
c. Mendengarkan penjelasan guru.
d. Serius mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
Skor maksimal= (penilaian afektif 12)
Perolehan Nilai =

Jumlah skor diperoleh


x 100 %
Jumlah skor maksimal

Kriteria taraf keberhasilan :


80% - 100% = sangat baik
70% - 79% = baik

59

60% - 69% = cukup


<59% = kurang

Lampiran 3
Lembar Penilaian Aspek Psikomotor
Siklus I pertemuan 2
Mengisi tabel pengamatan terhadap siswa saat terlibat dalam kerja
kelompok dan saat proses pembelajaran.
Aspek Yang Diamati
Nama
No
Siswa

Ketepatan
Langkah Kerja
S
B

Keaktifan Kerja
Kelompok
SB

Keruntunan
Laporan Hasil
Kerja
SB B
C K

Jumlah
Skor

1
2
Ds
t
Keterangan
Sangat baik (SB)

= 4, Jika semua descriptor pada masing-masing


karakteristik dilakukan secara keseluruhan

Baik (B)

= 3, Jika hanya 3 deskriptor yang dilakukan dalam


proses pembelajaran

Cukup (C)

= 2, jika hanya dua deskriptor yang dilakukan dalam


proses pembelajaran

Kurang (K)

1, jika hanya satu deskriptor yang dilakukan dalam


proses pembelajaran

60

Deskriptor
1. Ketepatan langkah kerja
a. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam kerja
kelompok.
b. Melakukan kerja kelompok sesuai dengan langkah-langkah yang
telah ditentukan.
c. Melakukan kerja kelompok sesuai dengan waktu.
d. Mengisi lembar pengamatan sesuai dengan yang dikerjakan
2. Keaktifan dalam kerja kelompok
a. Menggunakan bahan dan sumber sesuai dengan fungsinya.
b. Menggunakan alat dan bahan berdasarkan langkah-langkah kerja
yang telah ditentukan.
c. Bersikap hati-hati dalam menggunakan alat saat melakukan
percobaan.
d. Bertanggung jawab dalam menggunakan alat.
3. Keruntutan hasil kerja
a. Menggunakan bahan atau sumber sesuai dengan langkah kerja
kelompok
b. Bersikap sopan dalam menyampaikan pendapat dalam kelompok.
c. Bertanggung jawab atas pendapat yang telah disampaikan dalam
kelompok.
d. Bersikap menghargai pendapat teman dan kelompok.
Skor maksimal= (penilaian psikomotor 12)

61

Perolehan Nilai =

Jumlah skor diperoleh


x 100 %
Jumlah skor maksimal

Kriteria taraf keberhasilan :


80% - 100% = sangat baik
70% - 79% = baik
60% - 69% = cukup
<59% = kurang

Lampiran 4
Siklus 1 Pertemuan 1
Lembar Diskusi Kelompok (LDK) I
Materi

: Kenampakan Alam dan Keragaman Sosial Budaya

Tujuan

: Untuk mengetahui contoh-contoh peristiwa alam, penyebab


dan akibat.

Kelompok

Anggota

: 1.
2.
3.
4.

Petunjuk penggunaan LDK :

Masing-masing anggota kelompok membaca buku


paket IPS kelas IV tentang Kenampakan Alam dan
Keragaman Sosial Budaya.

1. Perhatikan 61able berikut ini dan lengkapi datanya !

62

No
1

Contoh peristiwa
alam
Gempa bumi

Gunung meletus

Penyebab

Akibat

......................................... .

..

..

..
. .
. .

Banjir

Tanah longsor

....

..

63

Lampiran 5
Siklus 1 Pertemuan 1
Kunci Jawaban LDK
1. Perhatikan tabel berikut ini dan lengkapi datanya !
No Contoh peristiwa alam
Penyebab
Akibat
1
Gempa bumi
Karena
adanya Kerusakan rumah atau
pergeseran
bumi
2

Gunung meletus

lapisan gedung, tanah retak,

atau

aktifitas dan

menimbulkan

gunung api
korban jiwa
Karena tekanan cairan Sesak
nafas,

dan

ini naik terus akan menyebabkan berbagai


membuat

Banjir

cairan

ini kerusakan

baik

naik ke atas dan keluar kerusakan

jalan,

melalui kawah gunung rumah, ataupun sawah


Karena air hujan tidak Kerusakan
lahan
tertampung

di

dala pertanian,

kerusakan

tanah dan saluran air bangunan,

luka-luka,

atau got yang tertimbun muncul


sampah,

berbagai

sehingga penyakit menular dan

menyebabkan air tidak korban kematian


4

Tanah longsor

dapat mengalir
Hujan
yang
menerus
pengundulan hutan

terus Rumah

yang

dan bagiannya
dengan

dekat

pengunungan

hancur dan jalan putus

Lampiran 6

64

Lembaran Penilaian
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Siklus I
Petunjuk Pengisian : Isilah tabel dibawah ini dengan memberi tanda ceklis ()
pada salah satu kolom kualifikasi dengan berpedoman
pada descriptor di setiap aspek yang dinilai !
No.
1.

Deskriptor

Karakteristik

Deskriptor

Penilaian
Kejelasan

Terlaksana
1.

perumusan
tujuan

yang

Rumusan

tujuan

pembelajaran jelas
2.

pembelajaran

Rumusan

tujuan

pembelajaran

tidak

menimbulkan pernafsiran ganda


3.

Rumusan
pembelajaran

tujuan
lengkap

(memenuhi A = Audence, B =
Behavior, C = Condition, D =
Degree)
4.

Rumusan

tujuan

pembelajaran berurutan secara


logis dari yang mudah ke yang
sukar
2.

Pemilihan materi 1.
jar

Materi ajar sesuai


dengan tujuan pembelajaran

2.

Materi ajar sesuai


dengan karakteristik siswa

3.

Materi ajar sesuai


dengan
tersedia

lingkungan

yang

Kualifikasi
SB

C K

65

4.

Materi ajar sesuai


dengan

bahan

yang

akan

diajarkan
3.

Pengorganisasian 1.

Cakupan materi luas

materi ajar

Materi

ajar

Sesuai

dengan

2.
sistematis
3.

alokasi waktu
4.
4.

Pemilihan

tujuan pembelajaran
1.
Sesuai

sumber/media
pembelajaran

Sesuai

dengan
dengan

tujuan pembelajaran
2.

Sesuai

dengan

materi pembelajaran
3.

Sesuai

dengan

karakteristik siswa
4.
5.

Menyusun

1.

Sesuai

dengan

lingkungan siswa
Langkah

langkah-langkah

pembelajaran berurut (awal, inti

pembelajaran

dan penutup)
2.

Langkah
pembelajaran

sesuai

dengan

alokasi waktu
3.

Langkah
pembelajaran

sesuai

dengan

materi pembelajaran
4.
6.

Langkah

Kelengkapan

pembelajaran jelas dan rinci


1.
Soal lengkap

instrumen

2.

Soal sesuai dengan

66

tujuan pembelajaran
3.

Soal disertai dengan


kunci jawaban

4.

Soal
pedoman

disertai

penskoran

yang

lengkap
Sumber data: Depdiknas. (1999:11). Alat Penilaian Kemampuan Guru. Jakarta.
Depdiknas
Keterangan :
SB

: Sangat baik (4), jika empat deskriptor tampak

: Baik (3), jika tiga deskriptor tampak

: Cukup (2), jika dua deskriptor tampak

: Kurang (1), jika hanya 1 deskriptor yang tampak

Jumlah skor maksimal = 24


Perolehan Nilai =

Jumlah skor diperoleh


x 100 %
Jumlah skor maksimal

Kriteria taraf keberhasilan :


80% - 100% = sangat baik
70% - 79% = baik
60% - 69% = cukup
<59% = kurang

67

Lampiran 7
Lembaran Pengamatan Penggunaan Model Problem Based Learning Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Di Kelas IV
SDN 20 Kurao Pagang Kecamatan Nanggalo Kota Padang
Kota Padang ( Untuk Guru) Siklus I Pertemuan 2
Petunjuk pengisian lembaran pengamatan:
Tabel ini diisi dengan memberi tanda ceklis () pada kolom kualifikasi
berdasarkan pengamatan observer pada saat guru mengajar!
Tahap
Pembelajaran
Tahap 1

Aspek Yang
Dinilai
1. Membangkitkan

Deskriptor
yang
terlaksana

Deskriptor
1.

Memoti

memberikan

skemata siswa

vasi

orientasi

tentang masalah

menyampaikan

tentang

peristiwa alam

pendapatnya

permasalahan

yang terjadi

masalah

nya kepada

dilingkungan

diketahui

siswa

sosial siswa

2.

siswa

untuk
tentang
yang
Menjel

askan

pokok-pokok

masalah dari materi


3.

Membe
rikan

penjelasan

singkat dari masalah


4.

Mendor

Keterangan
SB B C K

68

ong siswa agar dapat


mengetahui

masalah

dari materi
Tahap 2
mengorganisa

2. Adanya masalah

1.

sikan siswa

yang jelas untuk

embangkitkan skemata

untuk

dipecahkan

anak tentang gambar

meneliti

yang di pajang
2.

M
emancing anak dengan
tanya jawab tentang
gambar yang dipajang
guru

3.

M
enyuruh
depan

siswa

ke

menyebutkan

contoh-contoh
peristiwa alam
4.

M
eminta

siswa

menjelaskan
masing

masingcontoh

peristiwa alam yang


ada pada gambar
3. Mencari sumber
yang dapat

1.
Mengajukan

pertanyaan

digunakan

tentang sumber yang

untuk

dicari siswa

memecahkan

2.

masalah

Meminta
untuk

semua

siswa

menyebutkan

69

sumber

yang

ditemukan
3.
Memberikan
kepada

penguatan
siswa

yang

menyebutkan sumber
yang ditemukan
4.
Mencatat

sumber

yang

ditemukan
4. Membimbing
siswa dalam

1.
Mengajukan

pertanyaan-

mengumpulkan

pertanyaan yang dapat

informasi yang

mendorong

relevan untuk

untuk

menjawab

mencari infornasi yang

rumusan

dibutuhkan

masalah

siswa

berfikir

dan

2.
Memfasilitasi siswa dalam
menemukan informasi
3.
Mengarahkan siswa untuk
menemukan informasi
yang dari sumber yang
relevan dengan topik
pembelajaran
4.
Mendatangi siswa waktu
membaca
informasi

Tahap 3

sumber

70

membantu

5. Membagi siswa

1.

investigasi

ke dalam

Kelompok

dibentuk

mandiri dan

beberapa

berdasarkan

kelompok

kelompok kecil

intelektual

yang

beragam.

rentang
yang

beranggota 5

2.

siswa masing-

Anggota kelompok tidak

masing
kelompok

terlalu banyak
3.
Anggota

kelompok

dicampur

antara

perempuan dan lakilaki


4.
Anggota

kelompok

bentuk

di

berdasarkan

keaadaan sosial yang


beragam
6. Menjelaskan

1.

langkah-

Langkah-langkah

langkah

kelompok

kelompok

dengan mengggunakan
kata-kata

kerja

dijelaskan
yang

bisa

dipahami setiap siswa


2.
Langkah-langkah
kelompok

kerja

dijelaskan

sesuai dengan urutan


3.
Menanggapi

setiap

pertanyaan siswa yang

71

kurang paham dengan


penyampaian guru
4.
Langkah-langkah
kelompok

kerja

dijelaskan

sampai siswa paham


apa

yang

akan

dikerjakannya
Tahap 4

7. Membimbing

1.

mengembang

siswa dalam

kan dan

mempresentasik

untuk menyampaikan

mempresentas

an hasil diskusi

pendapatnya

ikan hasil

kelompok ke

kelompok

depan kelas

Memotivasi setiap siswa


dalam
-

2.
Menciptakan
kelas

suasana
yang

memungkinkan siswa
untuk menyampaikan
pendapatnya
3.
Mendatangsetiap
kelompok

dan

menanggapi
pertanyaan-pertanyaan
siswa
4.
Membantu kelompok yang
kesulitan

dalam

berdiskusi kelompok
8. Menetapkan
jawaban

1.
Membimbing

siswa

72

sementara dari

menetapkan sementara

masalah

dari masalah tersebut

tersebut

2.
Mendatangi

setiap

kelompok

dalam

menetapkan

suatu

masalah
3.
Membantu kelompok yang
berkesulitan

dalam

menetapkan

jawaban

sementara

dari

masalah
4.
Meluruskan jawaban yang
bermasalah
9. Membimbing
diskusi kelas

1
Membantu

untuk

mengelola

diskusi kelas

menanggapi

kesimpulan

Memantau

yang telah di

jalannya

diskusi kelas

buat oleh

masing-masing

Memotivasi

kelompok untuk

mengajukan

menguji

pendapatnya

kebenaran

melengkapi

siswa
untuk

kesimpulan kelompok
lain
4
Memberikan

penguatan

73

kepada

siswa

yang

memberikan
tanggapan
Tahap 5

10. Membimbing

terhadap

kelompok lain
1.
Pelajaran

menganalisis

siswa

disimpulkan

dan

menyimpulka

oleh siswa

mengevaluasi

n materi

proses

pembelajaran

2.

sendiri

Mengajukan
pertanyaan-pertanyaan

mengatasi

yang

berhubungan

masalah

dengan materi yang


telah dipelajari siswa
3.

Pertanyaan
diajukan

secara

menyeluruh

(tidak

terfokus

kepada

beberapa siswa saja)


4.

Meluruskan
kesimpulan yang telah
dibuat oleh siswa jika
ada kesimpulan yang
belum sesuai

11. Menyuruh

1.

Menyuru

siswa

h siswa memperbaiki

memperbaiki

hasil kerja kelompok

hasil kerja

2.

kelompok

Membim
bing
dalam

siswa

untuk

memperbaiki

hasil kerja kelompok


3.

Meminta
siswa mengumpulkan

74

hasil kerja kelompok


4.

Melakuk
an penilaian mengenai
keaktifan,

kerjasama,

dan kedisiplinan
Keterangan:

Dikembangkan dari KTSP Dasar


Pemahaman ( Masnur, 2007:140)

Pengembangan

dan

Keterangan
Sangat baik (SB) =

4, Jika semua descriptor pada masing-masing karakteristik


dilakukan secara keseluruhan

Baik (B)

3, Jika hanya 3 deskriptor yang dilakukan dalam proses


pembelajaran

Cukup (C)

2, jika hanya dua descriptor yang dilakukan dalam proses


pembelajaran

Kurang (K)

1, jika hanya satu descriptor yang dilakukan dalam proses


pembelajaran

Perolehan Nilai =

Jumlah skor diperoleh


x 100
Jumlah skor maksimal

Kriteria taraf keberhasilan :


80% - 100% = sangat baik
70% - 79% = baik
60% - 59% = cukup
<59% = kurang

75

Lampiran 8
Lembaran Pengamatan Penggunaan Model Problem Based Learning Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Di Kelas IV
SDN 20 Kurao Pagang Kecamatan Nanggalo Kota Padang
( Untuk Siswa )
Siklus I pertemuan I
Petunjuk pengisian lembaran pengamatan:
Tabel ini diisi dengan memberi tanda ceklis () pada kolom kualifikasi
berdasarkan pengamatan observer pada saat guru mengajar!
Tahap
Pembelajaran

Aspek Yang
Dinilai

Tahap 1

1.

memberikan

Membangkitkan

Deskriptor
1.

orientasi

skemata siswa

tentang

tentang

permasalahan

masalah

nya kepada

peristiwa alam

siswa

yang terjadi
dilingkungan

2.

mengorganisa

Adanya masalah

Memikirkan kembali
masalah yang diketahui
oleh siswa

2.

Menyebutkan
permasalahan yang ada

3.

Mendengarkan
penjelasan dari masalah

4.

sosial siswa
Tahap 2

Deskriptor
yang
terlaksana

Menunjukkan sikap
termotivasi untuk belajar

1.

Cara
menanggapi

siswa
gambar

sikan siswa

yang jelas

untuk

untuk

meneliti

dipecahkan

jawab tentang gambar

terdapat pada

yang dipajang guru

gambar

yang dipajang guru


2.

3.

Melakukan

tanya

Siswa

kedepan

menyebutkan

contoh-

contoh peristiwa alam


pada gambar

Keterangan
SB B C K

76

4.

Siswa

menjelaskan

masing-masing

contoh

peristiwa alam yang ada


pada gambar
1.
Siswa

3.
Mencari sumber

menjawab

yang dapat

tentang

digunakn

akan dicari

untuk

pertanyaan

sumber

2.

yang

Siswa

memecahkan

menyebutkan

masalah

yang ditemukan
3.

sumber

Siswa
menerima
yang

penguatan

diberikan

guru

sumber

yang

tentang

ditemukan
4.

Siswa
mencatat sumber yang

ditemukan
1.
Sumber

4.
Mengumpulkan

digunakan

informasi yang
relevan dari

yang
lebih dari

satu
2.

Siswa

berbagai

mengumpulkan

sumber untuk

informasi dengan serius

mencari data

3.

Sumber

yang dapat

digunakan

untuk

dengan

memecahkan

masalah

masalah

ditentukan
4.

Setiap

yang
relevan
rumusan
yang

telah

siswa

aktif

77

dalam

mengumpulkan

informasi

Tahap 3

5.

1.

membantu

Bersosialisasi

investigasi

dalam

mandiri dan

kelompok

kelompok

Siswa

menerima

teman satu kelompoknya


dengan baik
2.

Setiap

anggota

yang telah

kelompok

mampu

ditunjuk oleh

beradaptasi

dengan

guru

temannya
3.

Setiap

anggota

kelompok bisa bekerja


sama dengan anggota
lain
4.

Setiap

anggota

kelompok aktif dalam


berdiskusi

78

6.

1.

Berdiskusi dalam

Setiap

siswa

aktif

menyampaikan

kelompok

pendapatnya

untuk

kelompok

menyampaikan 2.

dalam

Siswa

mau

pendapat atau

menerima

pendapat

informasi yang

temannya yang lain

ditemukannya

3.

Siswa

berdiskusi

untuk

dengan

menetapkan

memaksakan

jawaban

pendapatnya

sementara dari

4.

masalah

baik

tanpa

Siswa serius dalam


diskusi

tersebut
Tahap 4

7.

1.

mengembang

Membimbing

Siswa
termotivasi

untuk

kan dan

siswa dalam

menyampaikan

mempresentas

mempresentasi

pendapatnya

ikan hasil

kan hasil

kelompok

diskui

2.

dalam

Siswa

kelompok ke

mengemukakan

depan kelas

pendapat

dengan

bahasa yang jelas


3.

Siswa
menghargai
teman

satu

pendapat
anggota

kelompok
4.

Siswa
menerima
teman

satu

kelompok

masukan
anggota

79

8.

1.

Menguji

Masing-masing
kelompok

kebenaran

kesimpulan

jawaban

diskusinya

sementara dari

2.

dari

hasil
-

Kesimpulan

masalah

dibuat

tersebut

dengan

dengan

masalah

membuat

membuat

3.

siswa

yang
sesuai
rumusan

Masing-masing

kesimpulan

kelompok

diskusi

menyampaikan

kelompok dan

diskusi ke depan kelas

melaporkan

4.

Dalam

hasil

berdiskusi

hasil diskusi

kelas ada siswa yang

kelompok ke

menanggapi

depan kelas

diskusi kelompok lain

hasil

untuk
ditanggapi
oleh kelompok
lain
9.

1.

Membuat hasil
akhir dari

Menghargai
pendapat kelompok lain

2.

Menerima masukan

laporan hasil

pendapat dari kelompok

diskusi

lain

kelompok

3.

Mencatat pendapat
kelompok lain untuk
penyempurnaan laporan
kelompok

4.

Menyempurnakan
laporan hasil diskusi

80

kelompok dengan
memasukkan pendapat
dari kelompok lain dan
guru

Tahap 5

10.

1.

menganalisis

Menarik

Masing-masing
kelompok

mau

dan

kesimpulan

menerima

mengevaluasi

kelompok

temannya

proses

berdasarkan

mengatasi

tanggapan dari

kelompok

masalah

kelompok lain

mempertimbangkan

dan penjelasan

kembali kesimpulan dari

guru

kelompok lain

2.

3.

saran

dari

Masing-masing

Masing-masing
kelompok memperbaiki
kesimpulannya
berdasarkan saran dari
temannya

4.

Masing-masing
kelompok

membuat

kesimpulan

baru

berdasarkan

tambahan

dari temannya

81

11.

1.

Kesimpulan

Menyimpulkan

dibuat

siswa

materi

dengan

materi

embelajaran

telah dipelajarinya
2.

yang
sesuai
yang

Hampir semua siswa


aktif

dalam

menyimpulkan pelajaran
3.

Siswa
dalam

bersemangat
menjawab

pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan guru
4.

Siswa

mengajukan

pertanyaan jika ada yang


tidak dimengerti
Keterangan:

Dikembangkan dari KTSP Dasar


Pemahaman ( Masnur, 2007:140)

Pengembangan

dan

Keterangan
Sangat baik (SB) =

4, Jika semua descriptor pada masing-masing karakteristik


dilakukan secara keseluruhan

Baik (B)

3, Jika hanya 3 deskriptor yang dilakukan dalam proses


pembelajaran

Cukup (C)

2, jika hanya dua descriptor yang dilakukan dalam proses


pembelajaran

Kurang (K)

1, jika hanya satu descriptor yang dilakukan dalam proses


pembelajaran

Perolehan Nilai =

Jumlah skor diperoleh


x 100
Jumlah skor maksimal

82

Kriteria taraf keberhasilan :


80% - 100% = sangat baik
70% - 79% = baik
60% - 69% = cukup
<59% = kurang

83

Lampiran 9
Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran
Siklus I Pertemuan 2

Mata Pelajaran

: Ilmu Pengetahuan Sosial

Kelas/ Semester

: IV/I

Alokasi Waktu

: 2x35 Menit (1 x pertemuan )

Tahun Ajaran

: 2010/2011

Siklus

:1

I.

Standar Kompetensi
1. Memahami sejarah, kenampakan alam, dan keragaman suku bangsa di
lingkungan kabupaten/kota dan provinsi.

II.

Kompetensi Dasar
1.2 Mendeskripsikan kenampakan alam di lingkungan kabupaten/ kota dan
propinsi serta hubungannya dengan keragaman sosial dan budaya.

III.

Indikator
1.2.5 Menjelaskan pengaruh kenampakan alam dengan keragaman sosial dan
budaya. (kognitif)
1.2.6 Menjelaskan pengaruh pengaruh peristiwa alam terhadap kehidupan
sosial. (kognitif)

84

1.2.7

Mengidentifikasi perilaku masyarakat yang mempengaruhi peristiwa


alam. (psiomotor)

1.2.8

Menunjukan perilaku yang ramah terhadap lingkungan. (afektif)

IV.

Tujuan Pembelajaran
a.

Melalui penjelasan guru, siswa dapat menjelaskan pengaruh kenampakan


alam dan keragaman sosial dan budaya. (kognitif)

b. Dengan tanya jawab, siswa dapat menjelaskan pengaruh peristiwa alam


terhadap kehidupan sosial. (kognitif)
c. Melalui dskusi kelompok, siswa dapat mengidentifikasi perilaku
masyarakat yang mempengaruhi peristiwa alam. (psikomotor)
d. Dengan diskusi kelompok, siswa dapat menunjukkan perilaku masyarakat
yang mempengaruhi peristiwa alam.(afektif)
V.

Uraian Materi Pokok


A. Hubungan Kenampakan Alam dengan Keragaman Sosial dan Budaya
Setiap daerah memiliki budaya daerah yang berbeda-beda
kebudayaan daerah merupakan ciri khas daerah tersebut. Bentuk suatu
budaya masyarakat dipengaruhi keadaan alam wilayah setempat.
Keragaman budaya yang berhubungan dengan kenampakan alam antara
lain rumah adat dan upacara adat.
a. Rumah Adat
Bentuk rumahnesia sangat beragam. Misalnya, rumah yang
berbentuk panggung di Kalimantan.bentk rumah adat ini ditujukan
untuk menghindari serangan binatang buas. Oleh karena wilayah

85

Kalimantan masih berupa hutan sehingga binatang buas masih bebas


berkeliaran. Bahan baku rumah pun sangat tergantung dengan keadaan
wilayah setempat.
b. Upacara Adat
Upacara adat di suatu wilayah sangat berbeda dengan wilayah
lainnya. Hal ini di dasarkan atas tujuan awal dari upacara tersebut
diselenggarakan.
B. Pengaruh Peristiwa Alam kehidupan Sosial
Peristiwa alam seperti gempa bumi, banjir, banjir, letusan gunung
api, dan angin topan dapat ditemukan di mana saja. Gempa bumi dapat
menimbulkan gelombang pasang air laut yang sangat besar. Gelombang ini
dapat menimbulkan kerusakan yang cukup parah bagi masyarakat yang
tinggal di daerah pantai.
Banjir yang melanda di Indonesia sangat berbahaja bagi kehidupan
manusia. Banjir dapat menimbulkan kerugian harta dan benda, bahkan
dapat menimbulkan korban jiwa. Pada saat banjir berlangsung, dilakukan
berbagai alat seperti dengan helipkoter dan perahu karet. Mereka
dievakuasi atau dipindahkan ke tempat yang cukup aman. Pemerintah
bersama-sama masyarakat membangun pos-pos pengamanan banjir.
C. Perilaku Masyarakat dan Peristiwa Alam
Peristiwa alam dan sering menimbulkan bencana bagi manusia.
Bencana yang ditimbulkan oleh alam kita disebut bencana alam. Beberapa
perilaku masyarakat yang mempengaruhi peritiwa alam sebagai berikut:
a. Menebang hutan secara liar

86

Negara kita memiliki hutan yang sangat luas. Hutan kita akan
kaya akan jenis tanaman. Berbagai jenis tanaman ini akan segera
punah dan musnah karena ulah manusia. Menebang pohon di hutan
secara liar dapat menimbulkan kerusakan hutan. Kalau pohon-pohon
besar di hutan ditebang semua akan menyebabkan tanah longsor.
Hutan yang telah gundul tidak dapat memberikan manfaat lagi bagi
kehidupan manusia, melainkan mendatangkan bahaja dan bencana.
b. Ladang berpindah
Kegiatan ladang berpindah juga dapat merusak lingkungan
alam. Ladang berpindah merupakan proses membuka lahan dengan
cara membakar hutan. Api tidak saja membakar daerah yang menjadi
ladang mereka. Api dapat merambat ke tempat lain, bahkan dapat
menyebabkan kebakaran hutan yang lebih hebat. Asap mengganggu
kehidupan penduduk yang tinggal di sekitarnya.
c. Membuang sampah sembarangan
Sampah atau limbah adalah barang-barang buangan atau sisasisa yang dihasilkan rumah tangga maupun industri,misalnya botol
plastik, kertas bekas pembungkus, maupun cairan yang menjadi sisa
pengolahan industri. Limbah industri dialirkan ke sungai, bahkan ada
yang dibuang kelaut, akibatnya air menjadi tercemar, ikan-ikan mati,
air tidak dapat dimanfaatkan penduduk. Masyarakat mengalami
kekurangan sumber air bersih. Di setiap rumah sebaiknya tersedia
tempat sampah.

87

VI.

Langkah-langkah Pembelajaran
A. Kegiatan Awal (10 menit)
1. Menyiapkan kondisi kelas untuk belajar dengan mempersiapkan segala
sesuatu

yang

berhubungan

dengan

pembelajaran

yang

akan

dilaksanakan.
2. Berdoa
3. Mengecek kehadiran siswa.
4. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
B. Kegiatan Inti (50 menit)
Fase 1 : Memberikan orientasi tentang permasalahannya kepada siswa
1. Membangkitkan skemata siswa dengan melakukan tanya jawab tentang
materi yang dipelajari sebelumnya.
Fase 2 : Mengorganisasikan siswa untuk meneliti.
2. Memperagakan contoh-contoh gambar perilaku anggota masyarakat
yang mempengaruhi peristiwa alam. Guru bertanya jawab tentang
contoh-contoh gambar yang telah dipajangkan di depan kelas.(Guru
memperhatikan dan menuliskan ungkapan yang dikemukakan siswa
dipapan tulis dan memberikan sedikit ulasan)
Fase 3 : Membantu investigasi mandiri dan kelompok.
3. Siswa dibagi beberapa kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari
4-5 orang. (Guru mempersiapkan siswa untuk melakukan kegiatan
secara perkelompok).

88

4. Guru menjelaskan cara petunjuk mengerjakan LDK. (Siswa diharapkan


dapat memahami cara mengerjakan LDK.
5. Guru memotivasi atau mendorong siswa untuk diskusi dalam
kelompok tentang apa-apa yang diharapkan dan memantau jalannya
diskusi
Fase 4 : Mengembangkan dan mempresentasikan hasil.
6. Guru meminta

perwakilan

kelompok

untuk

menyajikan

atau

mempresentasikan hasil-hasil diskusi di depan kelas dan kelompok lain


memperhatikan sajian dari kelompok yang mempresentasikan,
mencermati, dan membandingkan dengan hasil dari kelompok sendiri.
7. Guru mencatat hal-hal yang menyimpang atau tumpang tindih dan
mengulas hal baru yang berbeda pada tiap kelompok.
Fase 5: Menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi masalah.
8. Guru memberikan penjelasan kembali mengenai hal yang tumpang
tindih dan mengulas hal yang baru dan berbeda tiap kelompok.
9. Siswa mencermati arahan dari penjelsan guru.
C. Kegiatan Akhir ( 10 menit ).
1. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
2. Guru membimbing siswa menyimpulkan pelajaran.
3. Evaluasi

89

VII.

Metode,

Model

Pembelajaran,

Sumber, Dan Media


a. Metode
1) Tanya jawab
2) Diskusi kelompok
3) Penugasan
b. Model pembelajaran
Model problem based learning
c. Sumber
1)

Depdiknas. 2006. KTSP Jenjang Pendidikan Sekolah Dasar.


Depdiknas : Jakarta

2) Asy'Ari, dkk. 2006. Ilmu Pengetahuan Sosial SD untuk kelas IV.


Jakarta:Erlangga
3) Tantya. Hisnu. P, dkk. 2009. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 Untuk
SD/MI Kelas 4. Jakarta: Pusat Perbukuan: Departemen Pendidikan
Nasional
d. Media
Contoh-contoh gambar perilaku masyarakat terhadap peristiwa alam
a. Ladang Berpindah beserta akibatnya

90

b. Membuang sampah sembarangan beserta akibatnya

VIII.

Penilaian
a. Penilaian Kognitif
Prosedur Penilaian

: Akhir proses

Jenis penilaian

: Tes

Bentuk penilaian

: Objektif

Alat/Instrument penilaian : Soal dan kunci jawaban


Soal Objektif
A. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, dan d pada jawaban yang
benar !
1. Pengambilan sumber daya ikan bisa merusak habitatnya bila
dilakukan dengan cara..
c. Memancing
d. Menggunakan jaring
e. Meledakkan bom
f. Menggunakan tombak

91

2. Perilaku manusia yang bisa menyebabkan bencana banjir.


a. Penebangan hutan terencana
b. Melakukan ladang berpindah
c. Membuang sampah sembarangan
d. Membakar sampah
3. Contoh perilaku manusia yang jelek adalah.
a. Menebang hutan sembarangan
b. Membuang sampah pada tempatnya
c. Membakar sampah
d. Tidak melakukan ladang berpindah
4. Upaya pemerintah untuk mengatasi banjir adalah
a. Mendirikan pos-pos pengamanan banjir
b. Menyediakan air bersih
c. Menyediakan perahu karet
d. Menyediakan kantor koperasi
5. Contoh-contoh peristiwa alam kecuali.
a. Kebakaran rumah
b. Gunung meletus
c. Gempa bumi
d. Banjir

92

6. Ladang berpindah merupakan proses membuka lahan dengan


cara
a. Menebang hutan
b. Memotong hutan
c. Membakar hutan
d. Mendiami hutan
7. Akibat limbah industri kecuali.
a. Air menjadi bersih
b. Ikan-ikan mati
c. Air menjadi kotor
d. Air sungai menjadi bau
8. Menebang hutan secara liar dapat menimbulkan.
a. Tanaman menjadi subur
b. Terhindar dari binatang buas
c. Kerusakan hutan
d. Hutan menjadi terang
9. Akibat dari membuang sampah sembarangan adalah....
a. Rumah bersih
b. Banjir
c. Jauh dari penyakit
d. Tanaman subur

93

10. Beberapa perilaku anggota masyarakat yang mempengaruhi


peristiwa alam kecuali.
a. Menebang hutan secara liar
b. Membuang sampah pada tempatnya
c. Ladang berpindah
d. Membuang sampah sembarangan
Kunci jawaban
1. c

6. c

2. c

7. a

3. a

8. c

4. d

9. b

5. a

10. b

Bentuk tes
Pilihan ganda

Penskoran
Setiap jawaban yang benar diberi skor
10 dan jika salah skornya nol

Skor maksimal = 100


Rata-rata skor =

Jumlah skor yang diperoleh


x 100 %
Jumlah skor maksimal

94

Lampiran 10
Lembar Penilaian Aspek Afektif
.Siklus I Pertemuan 2
Mengisi tabel pengamatan terhadap siswa saat terlibat dalam
proses pembelajaran
Aspek Yang Diamati
No

Nama
Siswa

Memperhatiakan
penjelasan guru
S B C
K
B

Keaktifan
SB

Keseriusan
K

SB

Jumlah
Skor

1
2
Ds
t
Keterangan
Sangat baik (SB) = 4, Jika semua descriptor pada masing-masing
karakteristik dilakukan secara keseluruhan
Baik (B)

= 3, Jika hanya 3 deskriptor yang dilakukan dalam


proses pembelajaran

Cukup (C)

= 2, jika hanya dua descriptor yang dilakukan dalam


proses pembelajaran

Kurang (K)

1, jika hanya satu descriptor yang dilakukan dalam


proses pembelajaran

Deskriptor

95

1.

Memperhatikan penjelasan guru


a. Duduk dan tertib ketika guru menjelaskan.
b. Tidak mengganggu teman.
c. Tenang dalam mengikuti pembelajaran.
d. Mendengarkan penjelasan guru.

2. Keaktifan saat proses pembelajaran berlangsung


a. Aktif bertanya.
b. Aktif memberikan pendapat.
c. Mengerjakan latihan dengan baik.
d. Menghargai teman.
3. Keseriusan saat proses pembelajaran berlangsung
a. Tenang dalam mengikuti pembelajaran.
b. Tertib dalam bertanya.
c. Mendengarkan penjelasan guru.
d. Serius mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
Skor maksimal= (penilaian afektif 12)
Perolehan Nilai =

Jumlah skor diperoleh


x 100 %
Jumlah skor maksimal

Kriteria taraf keberhasilan :


80% - 100% = sangat baik
70% - 79% = baik
60% - 69% = cukup
<59% = kurang

96

Lampiran 11
Lembar Penilaian Aspek Psikomotor
Siklus I Pertemuan 2
Mengisi tabel pengamatan terhadap siswa saat terlibat dalam kerja
kelompok dan saat proses pembelajaran.
Aspek Yang Diamati
Keruntunan
Ketepatan
Keaktifan Kerja
Nama
Laporan Hasil
No
Langkah Kerja
Kelompok
Siswa
Kerja
S B C
K
SB B
C
K SB B
C K
B
1
2
dst

Jumlah
Skor

Keterangan
Sangat baik (SB)

= 4, Jika semua descriptor pada masing-masing


karakteristik dilakukan secara keseluruhan

Baik (B)

= 3, Jika hanya 3 deskriptor yang dilakukan dalam


proses pembelajaran

Cukup (C)

= 2, jika hanya dua descriptor yang dilakukan dalam


proses pembelajaran

Kurang (K)

1, jika hanya satu descriptor yang dilakukan dalam


proses pembelajaran

Deskriptor
1. Ketepatan langkah kerja
a. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam kerja
kelompok.

97

b. Melakukan kerja kelompok sesuai dengan langkah-langkah yang


telah ditentukan.
c. Melakukan kerja kelompok sesuai dengan waktu.
d. Mengisi lembar pengamatan sesuai dengan yang dikerjakan
2. Keaktifan dalam kerja kelompok
a. Menggunakan bahan dan sumber sesuai dengan fungsinya.
b. Menggunakan alat dan bahan berdasarkan langkah-langkah kerja
yang telah ditentukan.
c. Bersikap hati-hati dalam menggunakan alat saat melakukan
percobaan.
d. Bertanggung jawab dalam menggunakan alat.
3. Keruntutan hasil kerja
a. Menggunakan bahan atau sumber sesuai dengan langkah kerja
kelompok
b. Bersikap sopan dalam menyampaikan pendapat dalam kelompok.
c. Bertanggung jawab atas pendapat yang telah disampaikan dalam
kelompok.
d. Bersikap menghargai pendapat teman dan kelompok.
Skor maksimal= (penilaian psikomotor 12)
Perolehan Nilai =

Jumlah skor diperoleh


x 100 %
Jumlah skor maksimal

Kriteria taraf keberhasilan :


80% - 100% = sangat baik
70% - 79% = baik

98

60% - 69% = cukup


<59% = kurang

99

Lampiran 12
Siklus 1 Pertemuan 2
Lembar Diskusi Kelompok (LDK) I
Materi

: Perilaku masyarakat terhadap peristiwa alam

Tujuan

: Untuk mengetahui contoh-contoh perilaku manusia yang


jelek beserta akibatnya terhadap peristiwa alam

Kelompok

Anggota

: 1.
2.
3.
4.

Petunjuk penggunaan LDK :

Masing-masing anggota kelompok membaca buku


paket IPS kelas IV tentang Kenampakan Alam dan
Keragaman Sosial Budaya.

1. Perhatikan tabel berikut ini dan lengkapi datanya !


No

Contoh Perilaku Jelek

Akibat

Manusia
Membuang sampah dijalan

Jalan menjadi kotor

...................................................

...................................................

..................................................

Lampiran 13

100

Siklus 1 Pertemuan 2
Kunci Jawaban LDK
1. Perhatikan tabel berikut ini dan lengkapi datanya !
Contoh Perilaku Jelek
No
1
2
3
4
5

Akibat
Manusia
Membuang sampah di jalan
Menebang hutan
Membakar hutan
Merokok
Membuang limbah industri

Jalan menjadi kotor


Terjadi longsor
Hutan menjadi gundul
Merusak polusi udara
Air menjadi kotor

Lampiran 14
Lembaran penilaian
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Siklus I pertemuan 2

101

Petunjuk Pengisian : Isilah tabel dibawah ini dengan memberi tanda ceklis ()
pada salah satu kolom kualifikasi dengan berpedoman
pada descriptor di setiap aspek yang dinilai !
No.
1.

Deskriptor

Karakteristik

Deskriptor

Penilaian

yang
Terlaksana

Kejelasan

1.

perumusan

Rumusan tujuan pembelajaran jelas

tujuan

2.

pembelajaran

Rumusan tujuan pembelajaran tidak


menimbulkan pernafsiran ganda
3.
Rumusan
lengkap

tujuan

pembelajaran

(memenuhi

Audence, B = Behavior, C =
Condition, D = Degree)
4.
Rumusan

tujuan

pembelajaran

berurutan secara logis dari yang


2.

Pemilihan materi 1.

mudah ke yang sukar


Materi

jar

sesuai

dengan

ajar
tujuan

pembelajaran
2.

Materi
sesuai

dengan

ajar

karakteristik

siswa
3.

Materi

ajar

sesuai dengan lingkungan yang


tersedia
4.

Materi

ajar

sesuai dengan bahan yang akan

Kualifikasi
SB

102

diajarkan
3.

Pengorganisasian 1.
materi ajar

Cakupa
n materi luas

2.

Materi
ajar sistematis

3.

Sesuai
dengan alokasi waktu

4.
4.

Pemilihan

1.

sumber/media
pembelajaran

Sesuai
dengan tujuan pembelajaran
Sesuai dengan tujuan
pembelajaran

2.

Sesuai

dengan

materi

pembelajaran
3.

Sesuai

dengan

karakteristik siswa
4.
5.

Menyusun

Sesuai

dengan

lingkungan siswa
1.
Langkah

langkah-langkah

pembelajaran berurut (awal, inti

pembelajaran

dan penutup)
2.

Langkah
pembelajaran

sesuai

dengan

alokasi waktu
3.

Langkah
pembelajaran

sesuai

dengan

materi pembelajaran
4.
6.

Kelengkapan

1.

instrumen

2.

Langkah
pembelajaran jelas dan rinci
Soal lengkap
Soal sesuai dengan tujuan
pembelajaran

3.

Soal disertai dengan kunci

103

jawaban
4.

Soal

disertai

pedoman

penskoran yang lengkap


Sumber data: Depdiknas. (1999:11). Alat Penilaian Kemampuan Guru. Jakarta.
Depdiknas
Keterangan :
SB

: Sangat baik (4), jika empat deskriptor tampak

: Baik (3), jika tiga deskriptor tampak

: Cukup (2), jika dua deskriptor tampak

: Kurang (1), jika hanya 1 deskriptor yang tampak

Jumlah skor maksimal = 24


Perolehan Nilai =

Jumlah skor diperoleh


x 100 %
Jumlah skor maksimal

Kriteria taraf keberhasilan :


80% - 100% = sangat baik
70% - 79% = baik
60% - 69% = cukup
<59% = kurang

104

Lampiran 15
Lembaran Pengamatan Penggunaan Model Problem Based Learning Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Di Kelas IV
SDN 20 Kurao Pagang Kecamatan Nanggalo Kota Padang
Kota Padang ( Untuk Guru)
Siklus I pertemuan 2
Petunjuk pengisian lembaran pengamatan:
Tabel ini diisi dengan memberi tanda ceklis () pada kolom kualifikasi
berdasarkan pengamatan observer pada saat guru mengajar!
Tahap
Pembelajaran
Tahap 1

Aspek Yang
Dinilai
1. Membangkitkan

Deskriptor
yang
terlaksana

Deskriptor
1.

Mengingat

memberikan

skemata siswa

kembali materi yang

orientasi

tentang materi

dipelajari sebelumnya

tentang

yang dipelajari

permasalahan

sebelumnya

pokok-pokok

nya kepada

sosial siswa

masalah dari materi

siswa

2.

3.

Menjelaskan

Memberikan
penjelasan

singkat

dari masalah
4.

Mendorong siswa
agar

dapat

mengetahui masalah
dari materi

Keterangan
SB

105

Tahap 2

2. Adanya masalah

1.

Membangkitkan

mengorganisa

yang jelas untuk

skemata anak tentang

sikan siswa

dipecahkan

gambar

untuk

yang

di

pajang

meneliti

2.

Memancing anak
dengan tanya jawab
tentang gambar yang
dipajang guru.

3.

Menyuruh siswa
ke

depan

kelas

menyebutkan contohcontoh

perilaku

manusia

terhadap

peristwa alam
4.

Meminta

siswa

menjelaskan masingmasing

contoh

perilaku

manusia

terhadap

peristiwa

alam yang ada pada


3. Mencari sumber

gambar
1.
Mengajukan

yang dapat

pertanyaan

digunakan

sumber yang dicari

untuk

siswa

memecahkan

2.

masalah

Meminta
siswa

tentang

semua
untuk

menyebutkan sumber
yang ditemukan.
3.

Memberikan
penguatan
siswa

kepada
yang

menyebutkan sumber

106

yang ditemukan
4.
4. Membimbing

Mencatat sumber

yang ditemukan
1.
Mengajukan

siswa dalam

pertanyaan

mengumpulkan

pertanyaan

yang

informasi yang

dapat

relevan untuk

siswa untuk berfikir

menjawab

dan mencari infornasi

rumusan

yang dibutuhkan

masalah

2.

mendorong

Memfasilitasi
siswa

dalam

menemukan
informasi
3.

Mengarahkan
siswa

untuk

menemukan
informasi yang dari
sumber yang relevan
dengan

topik

pembelajaran
4.

Mendatangi siswa
waktu

Tahap 3

5. Membagi siswa

1.

membaca

sumber informasi
Kelompok

membantu

ke dalam

dibentuk berdasarkan

investigasi

beberapa

rentang

mandiri dan

kelompok kecil

yang beragam

kelompok

yang

2.

intelektual

Anggota

beranggota 5

kelompok

siswa masing-

terlalu banyak

masing
kelompok

3.

tidak

Anggota
kelompok

dicampur

antara perempuan dan

107

laki-laki
4.

Anggota
kelompok di bentuk
berdasarkan keaadaan

6. Menjelaskan

sosial yang beragam


1.
Langkah-langkah

langkah-

kerja

langkah

dijelaskan

kelompok

mengggunakan katakata

kelompok
dengan

yang

bisa

dipahami setiap siswa


2.

Langkah-langkah
kerja

kelompok

dijelaskan

sesuai

dengan urutan
3.

Menanggapi
setiap

pertanyaan

siswa yang kurang


paham

dengan

penyampaian guru
4.

Langkah-langkah
kerja

kelompok

dijelaskan
siswa

sampai

paham

apa

yang
Tahap 4

7. Membimbing

akan

dikerjakannya
1.
Memotivasi

mengembang

siswa dalam

setiap

kan dan

mempresentasik

menyampaikan

mempresentas

an hasil diskusi

pendapatnya

ikan hasil

kelompok ke

kelompok

depan kelas

2.

siswa

untuk
dalam

Menciptakan
suasana kelas yang
memungkinkan siswa

108

untuk menyampaikan
pendapatnya
3.

Mendatang setiap
kelompok

dan

menanggapi
pertanyaanpertanyaan siswa
4.

8. Menetapkan

Membantu
kelompok

yang

kesulitan

dalam

berdiskusi kelompok
1.
Membimbing

jawaban

siswa

sementara dari

sementara

masalah

masalh tersebut

tersebut

2.

menetapkan
dari

Mendatangi
setiap

kelompok

dalam

menetapkan

suatu masalah
3.

Membantu
kelompok
berkesulitan

yang
dalam

menetapkan jawaban
sementara

dari

masalah
4.

Meluruskan
jawaban
bermasalah

yang

109

9. Membimbing

1.

Membantu

diskusi kelas

mengelola

untuk

kelas

menanggapi

2.

Memantau

kesimpulan

jalannya

yang telah di

kelas.

buat oleh

3.

diskusi

diskusi

Memotivasi siswa

masing-masing

mengajukan

kelompok untuk

pendapatnya

menguji

melengkapi

kebenaran

kesimpulan

untuk

kelompok lain
4.

Memberikan
penguatan

kepada

siswa

yang

memberikan
tanggapan
Tahap 5

10. Membimbing

1.

kelompok lain
Pelajaran

menganalisis

siswa

disimpulkan

dan

menyimpulkan

oleh siswa

mengevaluasi

materi

proses

pembelajaran

2.

terhadap

sendiri

Mengajukan
pertanyaan-

mengatasi

pertanyaan

masalah

berhubungan dengan
materi

yang

yang

telah

dipelajari siswa
3.

Pertanyaan
diajukan

secara

menyeluruh

(tidak

terfokus

kepada

beberapa siswa saja)


4.

Meluruskan

110

kesimpulan

yang

telah

dibuat

oleh

siswa

jika

ada

kesimpulan

yang

belum sesuai.
11. Menyuruh
siswa

1.
Menyuruh

siswa

memperbaiki

memperbaiki

hasil kerja

kerja kelompok

kelompok

hasil

2.
Membimbing

siswa

untuk

dalam

memperbaiki

hasil

kerja kelompok
3.
Meminta

siswa

mengumpulkan hasil
kerja kelompok
4.
Melakukan

penilaian

mengenai keaktifan,
kerjasama,

dan

kedisiplinan
Keterangan:

Dikembangkan dari KTSP Dasar


Pemahaman ( Masnur, 2007:140)

Pengembangan

dan

Keterangan
Sangat baik (SB) =

4, Jika semua descriptor pada masing-masing karakteristik


dilakukan secara keseluruhan

Baik (B)

3, Jika hanya 3 deskriptor yang dilakukan dalam proses


pembelajaran

111

Cukup (C)

2, jika hanya dua descriptor yang dilakukan dalam proses


pembelajaran

Kurang (K)

1, jika hanya satu descriptor yang dilakukan dalam proses


pembelajaran

Perolehan Nilai =

Jumlah skor diperoleh


x 100 %
Jumlah skor maksimal

Kriteria taraf keberhasilan :


80% - 100% = sangat baik
70% - 79% = baik
60% - 59% = cukup
<59% = kurang

112

Lampiran 16
Lembaran Pengamatan Penggunaan Model Problem Based Learning Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Di Kelas IV
SDN 20 Kurao Pagang Kecamatan Nanggalo
Kota Padang ( Untuk Siswa )
Siklus I Pertemuan 2
Petunjuk pengisian lembaran pengamatan:
Tabel ini diisi dengan memberi tanda ceklis () pada kolom kualifikasi
berdasarkan pengamatan observer pada saat guru mengajar!
Tahap
Pembelajaran

Aspek Yang
Dinilai

Deskri
ptor
yang
terlaks
ana

Deskriptor

Tahap 1

1.

1.

memberikan

Membangkitkan

Memikirkan

kembali

orientasi

skemata siswa

materi yang dipelajari

tentang

tentang materi

sebelumnya

permasalahan

yang dipelajari

2.

nya kepada

sebelumnya

Menyebutkan

siswa.

permasalahan yang ada


pada materi
3.
Mendengarkan penjelasan
dari masalah
4.
Menunjukkan

sikap

SB

Keterangan
B C
K

113

termotivasi

untuk

belajar

Tahap 2

2.

1.

mengorganisa

Adanya masalah

Cara

siswa

menanggapi

gambar

sikan siswa

yang jelas

untuk

untuk

meneliti.

dipecahkan

jawab tentang gambar

terdapat pada

yang dipajang guru.

gambar

yang dipajang guru.


2.

3.

Melakukan

tanya

Siswa

kedepan

menyebutkan

contoh-

contoh

perilaku

manusia

terhadap

peristiwa

alam

pada

gambar
4.

Siswa menentukan
masing-masing contoh
perilaku

manusia

terhadap peristiwa alam


yang ada pada gambar
1.
Siswa menjawab

3.
Mencari sumber

pertanyaan

yang dapat

sumber

digunakn

dicari

untuk

2.

memecahkan
masalah

tentang

yang

akan

Siswa menyebutkan
sumber yang ditemukan

3.

Siswa

menerima

114

penguatan

yang

diberikan guru tentang


sumber

yang

ditemukan
4.

Siswa

mencatat

sumber yang ditemukan


4.

1.

Mengumpulkan

Sumber yang digunakan

informasi yang

lebih dari satu .

relevan dari

2.

berbagai

Siswa

mengumpulkan

sumber untuk

informasi

mencari data

serius.

dengan

yang dapat

3.

untuk

Sumber yang digunakan

memecahkan

relevan

dengan

masalah

rumusan masalah yang


telah ditentukan
4.
Setiap siswa aktif dalam
mengumpulkan
informasi

Tahap 3

5.

1.

Siswa

membantu

Bersosialisasi

investigasi

dalam

kelompoknya

mandiri dan

kelompok

baik

kelompok

yang telah

menerima teman satu

2.

dengan

Setiap

ditunjuk oleh

anggota

kelompok

guru

mampu

beradaptasi

dengan temannya
3.

Setiap

115

anggota kelompok bisa


bekerja sama dengan
anggota lain
4.

Setiap
anggota kelompok aktif
dalam berdiskusi

6.

1.

Berdiskusi dalam

Setiap siswa aktif


menyampaikan

kelompok

pendapatnya

untuk

kelompok

menyampaikan 2.

dalam

Siswa

mau

pendapat atau

menerima

pendapat

informasi yang

temannya yang lain

ditemukannya

3.

Siswa

berdiskusi

untuk

dengan

menetapkan

memaksakan

jawaban

pendapatnya

sementara dari

4.

masalah

baik

tanpa

Siswa serius dalam


diskusi

tersebut
Tahap 4

7.

1.

mengembang

Membimbing

Siswa termotivasi untuk

kan dan

siswa dalam

menyampaikan

mempresentas

mempresentasi

pendapatnya

ikan hasil.

kan hasil

kelompok

diskui

2.

kelompok ke

Siswa

depan kelas

dalam

mengemukakan

pendapat

dengan

bahasa yang jelas

116

3.
Siswa

menghargai

pendapat teman satu


anggota kelompok
4.
Siswa menerima masukan
teman

satu

anggota

kelompok.
8.

1.

Menguji

Masingmasing

kelompok

kebenaran

membuat

jawaban

dari hasil diskusinya

sementara dari

2.

kesimpulan
Kesimpul

masalah

an yang dibuat siswa

tersebut

sesuai dengan rumusan

dengan

masalah

membuat

3.

Masing-

kesimpulan

masing

diskusi

menyampaikan

kelompok dan

diskusi ke depan kelas

melaporkan

4.

kelompok
hasil

Dalam

hasil diskusi

berdiskusi

kelas

ada

kelompok ke

siswa yang menanggapi

depan kelas

hasil diskusi kelompok

untuk

lain

ditanggapi
oleh kelompok
lain
9.

1.

Membuat hasil
akhir dari

Menghargai
pendapat kelompok lain

2.

Menerima masukan

117

laporan hasil

pendapat dari

diskusi

kelompok lain

kelompok.

3.

Mencatat pendapat
kelompok lain untuk
penyempurnaan
laporan kelompok

4.

Menyempurnakan
laporan hasil diskusi
kelompok dengan
memasukkan pendapat
dari kelompok lain dan
guru

tahap 5

10.

1.

menganalisis

Menarik

Masing-masing
kelompok

mau

dan

kesimpulan

menerima saran dari

mengevaluasi

kelompok

temannya

proses

berdasarkan

mengatasi

tanggapan dari

kelompok

masalah

kelompok lain

mempertimbangkan

dan penjelasan

kembali

guru

dari kelompok lain

2.

3.

Masing-masing

kesimpulan

Masing-masing
kelompok memperbaiki
kesimpulannya
berdasarkan saran dari
temannya

4.

Masing-masing
kelompok
kesimpulan

membuat
baru

berdasarkan tambahan

118

dari temannya

11.

1.

Kesimpulan

yang

Menyimpulkan

dibuat

siswa

materi

dengan

materi

pembelajaran

telah dipelajarinya
2.

Hampir
siswa

sesuai
yang
semua

aktif

dalam

menyimpulkan
pelajaran
3.

Siswa bersemangat
dalam

menjawab

pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan guru
4.

Siswa mengajukan

119

pertanyaan

jika

ada

yang tidak dimengerti

Keterangan:

Dikembangkan dari KTSP Dasar


Pemahaman ( Masnur, 2007:140)

Pengembangan

dan

Keterangan
Sangat baik (SB) =

4, Jika semua descriptor pada masing-masing karakteristik


dilakukan secara keseluruhan

Baik (B)

3, Jika hanya 3 deskriptor yang dilakukan dalam proses


pembelajaran

Cukup (C)

2, jika hanya dua descriptor yang dilakukan dalam proses


pembelajaran

Kurang (K)

1, jika hanya satu descriptor yang dilakukan dalam proses


pembelajaran

Perolehan Nilai =

Jumlah skor diperoleh


x 100 % =
Jumlah skor maksimal

Kriteria taraf keberhasilan :


80% - 100% = sangat baik
70% - 79% = baik

120

60% - 69% = cukup


<59% = kurang

Anda mungkin juga menyukai