Anda di halaman 1dari 186

1

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMASAK BERAS


MENGGUNAKAN RICE COOKER MELALUI METODE
DEMONSTRASI BAGI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN
( Single Subject Research di SLB Kasih Ummi Padang)
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Strata Satu (S1)

Oleh
RESA SILVIA
11644/2009

PENDIDIKAN LUAR BIASA


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2014

PERSEMBAHAN

sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, Maka


apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan),
kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain
(QS. Al-Insyirah : 6 & 7)

Ya Allah . . . .
Hari demi hari. . .
Detik demi detik telah ku jalani
Ku melangkah dengan penuh liku-liku kehidupan. . .
Untuk mengharap Ridho-Mu Illahi Robbi. .
Demi mewujudkan cita-cita yang selama ini aku impikan. .
Sujud syukur Ku kepada Mu Ya Allah. . .
Atas izin dan ridhoMu. . . .
Aku bisa menyelesaikan studi dan dapat menyandang gelar ini. . . .
Walaupun ini baru awal kemajuan untuk mencapai kesuksesan. . .
Dalam tengah malam aku bersujud, meminta kepada-Mu di saat aku kehilangan arah
memohon petunjuk-Mu
Aku sering tersandung, terjatuh, terluka
dan terkadang harus kutelan antara keringat dan air mata. . . . .
Namun aku tak pernah putus asa
Aku menyadari bahwa apa yang aku dapatkan dan kuraih hari ini,
takkan pernah sebanding dengan apa yag telah kedua orang tuaku
berikan selama ini.. .. .
Papa yang jauh-jauh dari padang ke solok selatan demi melaksanakan
tugas dan untuk membanting tulang demi menafkahi kami semua. . . .
Yang selalu menginginkanku untuk dapat sukses dari Mu. . .
Walaupun aku selalu membuat kesal dan marah karena kelakuanku. . .
Tapi aku tetap sayang dan peduli dengan papa. . . .

Mama. . . . .
yang selalu memberikanku semangat n berusaha menenangkan aku disaat aku
mengeluarkan air mata, .
Dan bahkan yang slama ini selalu sabar menghadapi tingkah laku ku yang membuat
semuanya kesal.
Hari ini. . . .
ku persembahkan karya kecilku ini untuk orang selalu aku sayangi
dan cintai sampai akhir hayatku, papa (Baiki) dan mama (Ermalina),
saudaraku, serta keluarga besarku. .
Ya Allah. . . .
Dengan penuh harapan dan doa. . . .
Lindungilah papa, mama dan keluarga besarku dari segala musibah serta kejahatan. .
Berikanlah kami semua ketenangan lahir batin atas semua masalah
yang ada dalam kehidupan kami. . . .
Amien. . . . . .
Padang, Februari 2014

Resa Silvia, S.Pd

ABSTRACT

Resa Silvia (2014) :

Improving Skills Using Rice Cooker Rice Cooking


Methods Demonstration for mild mental retardation
child in Class VIII (Single Subject Research di SLB
Kasih Ummi Padang).

This study found a background of a child class mild mental retardation


SMP di SLB Kasih Ummi Padang, have not been able to skillfully use a rice
cooker to cook rice. In terms of determining the amount of water required to cook
the rice. To improve the skills of using a rice cooker to cook rice using the method
of demonstration writer. Based on these problems, the research aims to prove
whether the method can improve the skills demonstration using a rice cooker to
cook rice in children in the eighth grade SLB Kasih Ummi Padang.
This type of research used in this study is experimental in form of Single
Subject Research (SSR) with the AB design. ability measured in this study were
children's skills in using a rice cooker to cook rice as assessed by percentage.
Results of research conducted during the 16 observation times with 2
conditions. First, the baseline condition is done for 6 times the results of the
observation showed 37% - 55,5%. In the intervention condition through method
demonstration 10 times the observations, which showed 55,5% -100%. Thus, the
demonstration proved that the method can improve the skills of cooking rice using
a rice cooker VIII class students in SLB Kasih Ummi Padang. So it can be
concluded that the hypothesis is accepted, means that the method is effective in
improving the skills demonstration cooking rice using a rice cooker for mild
mental retardation children in the eighth grade SLB Kasih Ummi Padang. It is
advisable for teachers to use the method of demonstration in improving cooking
skills, especially in cooking rice.

ABSTRAK

Resa Silvia (2014) :

Meningkatkan
Keterampilan
Memasak
Beras
Menggunakan Rice Cooker Melalui Metode
Demonstrasi Bagi Anak Tunagrahita Ringan Kelas
VIII (Single Subject Research di SLB Kasih Ummi
Padang).

Penelitian ini dilatarbelakangi adanya ditemukan seorang anak tunagrahita


ringan kelas VIII SMP diSLB Kasih Ummi Padang , belum mampu terampil
memasak beras menggunakan rice cooker. Dalam hal menentukan takaran air
yang diperlukan untuk memasak beras. Untuk meningkatkan keterampilan
memasak beras menggunakan rice cooker penulis menggunakan metode
demonstrasi. Berdasarkan permasalahan tersebut, penelitian bertujuan untuk
membuktikan apakah metode demonstrasi dapat meningkatkan keterampilan
memasak beras menggunakan rice cooker pada anak X kelas VIII di SLB Kasih
Ummi Padang.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen
dalam bentuk Single Subject Research (SSR) dengan disain A-B. kemampuan
yang di ukur dalam penelitian ini adalah keterampilan anak dalam memasak beras
menggunakan rice cooker yang dinilai dengan persentase.
Hasil penelitian yang dilakukan selama 16 kali pengamatan dengan 2
kondisi. Pertama, pada kondisi baseline yang dilakukan selama 6 kali pengamatan
menunjukkan hasil 37% - 55,5%. Pada kondisi intervensi melalui metode
demonstrasi yang dilakukan 10 kali pengamatan, yang menunjukkan hasil 55,5%100%. Dengan demikian, terbukti bahwa metode demonstrasi dapat meningkatkan
keterampilan memasak beras menggunakan rice cooker siswa X kelas VIII di SLB
Kasih Ummi Padang. Jadi dapat disimpulkan bahwa hipotesis diterima, berarti
metode demonstrasi efektif dalam meningkatkan keterampilan memasak beras
menggunakan rice cooker bagi anak tunagrahita ringan kelas VIII di SLB Kasih
Ummi Padang. Disarankan bagi guru untuk menggunakan metode demonstrasi
dalam meningkatkan keterampilan memasak, terutama dalam memasak beras.

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti ucapkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya peneliti dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul
Meningkatkan Keterampilan Memasak

menggunakan rice cooker Melalui

Metode Demonstrasi Bagi Anak Tunagrahita Ringan ( Single Subject Research )


di SLB Kasih Ummi Padang.
Penulisan skripsi ini bertujuan melengkapi tugas akhir untuk memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan di Jurusan Pendidikan Luar Biasa Fakultas Ilmu
Pendidikan Univesitas Negeri Padang. Alur penyajian skripsi ini terdiri dari
beberapa Bab yaitu Bab I pendahuluan yang berisi latar belakang, identifikasi
masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat
penelitian. Bab II Membahas kajian teori yang terdiri dari Keterampilan memasak
nasi menggunakan rice cooker, metode demonstrasi,hakekat anak tunagrahita
ringan, langkah pembelajaran keterampilan memasak menggunakan rice cooker
dengan metode demonstrasi, kerangka konseptual, hipotesis. Bab III membahas
tentang metode penelitian, yaitu terdiri dari jenis penelitian, variabel penelitian,
definisi operasional variabel, subjek penelitian, tempat dan waktu penelitian,
prosedur perekaman data, teknik analisis data.

Bab IV hasil penelitian dan

pembahasan yang berisi tentang deskripsi data, analisis data, pembuktian


hipotesis, dan pembahasan hasil penelitian. Bab V penutup yang berisi tentang
kesimpulan dan saran.

iii

10

Dalam

menyelesaikan

skripsi

ini

peneliti

mendapatkan

banyak

bimbingan dan bantuan dari banyak pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
peneliti ingin mengucapkan banyak terima kasih yang setulus-tulusnya pada
semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini.
Hanya doa yang dapat peneliti berikan, semoga segala bantuan yang
diberikan kepada peneliti dapat dibalas dan dinilai sebagai amal ibadah di sisi
Allah SWT. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh sebab itu peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan penulisan skripsi ini.
Akhir kata, peneliti berhaap semoga skripsi ini bermanfaat bagi peneliti
sendiri khususnya, pembaca pada umumnya dan juga bagi pengembangan
Pendidikan Luar Biasa.

Padang, Januari 2014

Penulis

iv

11

UCAPAN TERIMA KASIH

Syukur Alhamdulillahhiobbilalamin segala puji hanya milik Allah SWT


yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya. Salawat dan salam semoga
disampaikan kepada pejuang islam Nabi Muhammad SAW. Penyusunan skripsi
ini tidak terlepas dari doa yang tulus, cinta, kasih sayang, pengorbanan, motivasi,
dan bantuan yang diberikan berbagai pihak kepada penulis. Untuk itu penulis
menyampaikan rasa terimakasih kepada:
1) Teristimewa buat Orangtuaku tersayang (Mama dan Papa)
Mama terimakasih atas motivasi, nasehat, serta doa yang tulus yang selalu
mama berikan untuk anakmu ini. Papa terimakasih banyak atas semua
pengorbanan yang papa berikan kepada anakmu ini, papa jauh-jauh
membanting tulang pagi sampai sore demi anakmu, engkau tiada mengenal
lelah, engkau selalu berusaha dengan tulus untuk menghidupi keluarga ini.
Papa mama resa minta maaf, belum bisa membalas jasa-jasa papa dan mama,
hadiah ini resa persembahkan buat papa dan mama, baru ini yang bisa resa
berikan kepada papa dan mama. Terimakasih atas segalanya, semoga Allah
selalu melindungi dan memberikan kesehatan untuk mama dan papa. Resa
akan selalu mendoakan mama dan papa.
I LOVE YOU MAMA & PAPA. . . . .

12

2) Ketua Jurusan PLB FIP UNP, Bapak Drs. H. Asep Ahmad Sopandi, M.Pd.
Terimakasih pak, telah memberikan ilmu tentang ke PLB-an, dan bapak telah
memberikan kemudahan kepada penulis dalam menyelesaikan pendidikan di
Jurusan Pendidikan Luar Biasa.
3) Bapak Drs. Ardisal., M.Pd. sebagai pembimbing I yang telah membimbing,
mengarahkan, memberi motivasi, dan meluangkan waktu untuk resa ditengah
kesibukannya mulai dari awal kuliah sampai penyusunan skripsi sehingga resa
menamatkan pendidikan di Jurusan ini.
4) Ibu Dra. Kasiyati., M.Pd. sebagai pembimbing II yang telah bersedia
membimbing, mengarahkan, memberi motivasi, dan meluangkan waktu di
tengah kesibukannya, sehingga sha dapat menyelesaikan skripsi ini.
5) Seluruh Bapak/ ibu dosen PLB
Terimakasih Bapak/ibuk atas segala ilmu yang telah bapak/ibu berikan kepada
resa. Semoga ilmu yang bapak/ibuk berikan bermanfaat bagi resa, bisa
mengaplikasikannya di lingkungan masyarakat, dan bisa mendidik anak-anak
yang berkebutuhan khusus.
6) Seluruh staf yang ada pada Jurusan Pendidikan Luar Biasa. Resa
mengucapkan banyak terimaksih kepada kak Susi, Kak Sur, dan Bg Jo
terimakasih atas bantuannya selama ini kepada resa.
7) Ibu Yunifiati, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SLB Kasih Ummi Padang yang
terlah bersedia memberikan izin dalam pelaksanaan penelitian sampai selesai.

vi

13

8) Guru Kasih Ummi Padang


Terimakasih buat kak Gemi, kak Dian, Ibuk Eli, kak Rice, kak Cici, dan silvia
yang telah memberikan bantuan selama melakukan penelitian
9) Buat Keluarga Besarku (Mak Uwo, Acik, Uniang, Uwan, Adang, Angah,
Adang, Etek) yang selalu memberikan motivasi, kasih sayang kepada penulis,
yang selalu mendoakan penulis. Terimakasih banyak atas motivasi ummi serta
kesabaran dan kasih sayang dalam menghadapi resa,
10) Buat Uni dan Bg (Reny Silvia Apni, S.Pd dan Yasrianto)
Terima kasih atas semua saran dan nasehat yang uni dan bg berikan selama
ini, sehingga resa bisa juga menyelesaikan skripsi ini. Dan akhirnya resa juga
bisa mendapatkan gelar yang sama dengan uni.
11) Buat Adek2 Q ( Rivan, Aldo dan Aldi). Terimakasih adek2 Q sayang atas
kasih sayang kalian kepada kak, terimakasih atas doamu, pesan kak rajin2
belajar pertahankan nilaimu supaya bisa melanjutkan kejenjang perkuliahan
nanti, buat papa dan mama bangga memiliki anak seperti kita.
12) Buat Sahabat-Sahabat Q
Buat Ayuk Santi terimaksih atas kebaikanmu selama ini, walaupun kamu itu
cerewet, lebay tapi baik jug,, hehe.. Buat Elsa terimakasih banyak atas
kebaikannya, Buat Cicilia, terimakasih atas semuanya ya buk, telah mau
nerima dan bareng sama sa mulai pertama kita menginjakkan kaki di Jurusan
ini. Buat zila, terima kasih atas semua pesan dan yang selalu mengingatkan sa
dalam hal apapun. Akhirnya sa juga bisa menyusul kalian untuk mendapatkan

vii

14

gelar ini. Ini semua atas semangat dan doa kalian juga. Buat Azrina, tetap
semangat ya na..
13) Buat Andri Tri Saputra, Terima kasih telah memberikan semangat dan doanya.
Serta menemani sha dalam suka maupun duka. Sehingga sa dapat
menyelesaikan kuliah sha. Thanks Bebh. . . . .
14) Terimakasih buat teman-teman seperjuangan 2009
Buat Ozila, Ima, Defni, makasi sudah memberikan sha semangat dan
memberikan motivasinya. Serta Resti, Dewi, Nenden, Maya, Hairi, Irma,
Mpuang (Desi), Ayu Mustika, Riri Rahayu, Setia, Al Razak, Miko, Rido, Bg
Iwan, akhirnya kita S.Pd juga. Dan teman-teman Q semua angkatan 2009
yang tak bisa disebutkan namanya satu persatu, yang telah memberikan
semangat dan dorongan sehingga dapat terselesaikannya skripsi ini. Sejak
awal kita masuk sampai sekarang kita berjuang bersama-sama.
15) Terima kasih untuk adx2 2010, 2011, 2012. Tetap semangat ya adek2 semua.
Kepada semua pihak yang telah turut serta membantu penulis baik dari
segi moril maupun materil yang tidak bisa di sebutkan satu persatu. Semoga
kebaikan dan ketulusan yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan
yang berlipat ganda dari Allah SWT, Amien. . . .
Padang, Februari 2014

Penulis

viii

15

DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK..
KATA PENGANTAR
UCAPAN TERIMA KASIH.
DAFTAR ISI ..
DAFTAR TABEL.
DAFTAR GRAFIK...
DAFTAR GAMBAR.
DAFTAR BAGAN
BAB 1 . PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.

i
iii
v
ix
xi
xii
xiii
xiv
1

B. Identifikasi Masalah.

C. Pembatasan Masalah .

D. Perumusan Masalah.

Tujuan Penelitian.........

E.

F. Manfaat Penelitian..
BAB II. KAJIAN TEORI
A. Keterampilan Memasak Beras menggunakan rice cooker

B. Analisa Tugas

15

C. Metode Demonstrasi.

21

D. Hakekat Anak Tunagrahita Ringan.......

23

E.

Prinsip Pembelajaran Anak Tunagrahita...

30

F.

Langkah Pembelajaran Keterampilan Memasak

35

G. Kerangka Konseptual

36

H. Hipotesis ...

37

BAB III . METODE PENELITIAN


A. Jenis Penelitian

38

B.

Variabel Penelitian..

39

C.

Definisi Operasional Variabel.

40

D.

Subjek Penelitian.

41

E.

Tempat dan Waktu Penelitian.

42

F.

Prosedur Perekaman Data...

42

ix

16

G.

Teknik Analisis Data...

43

BAB IV HASIL PENELITIAN


A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

51

B. Analisis Data..

60

C. Pembuktian Hipotesis.

82

D. Pembahasan Penelitian...
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan...
B. Saran.

83

DAFTAR PUSTAKA

87

LAMPIRAN

90

85
86

17

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

3.1 Tabel Perbandingan......................................................... 13


3.2 Level Perubahan Data ..................................................... 47
3.3 Variabel yang Berubah ................................................... 48
4.1 Kemampuan Awal Subjek (Baseline) ............................. 53
4.2 Kemampuan Subjek (Intervensi) .................................... 57
4.3 Panjang Kondisi .............................................................. 61
4.4 Tabel Estimasi Kecenderungan Arah ............................. 65
4.5 Persentase Stabilitas Data Kondisi Baseline (A) ............ 69
4.6 Persentase Stabilitas Kondisi Intervensi (B) .................. 72
4.7 Tabel Kecenderungan Jejak Data ................................... 75
4.8 Level Stabilitas dan Rentang .......................................... 75
4.9 Level Perubahan Data ..................................................... 76
4.10 Rangkuman Hasil analisis Visual Dalam Kondisi .......... 77
4.11 Jumlah Variabel yang Berubah ....................................... 78
4.12 Perubahan Kecenderungan Arah ..................................... 78
4.13 Perubahan Stabilitas Kecenderungan .............................. 79
4.14 Level Perubahan .............................................................. 80
4.15 Rangkuman Hasil Analisis Antar Kondisi ...................... 81

xi

18

DAFTAR GRAFIK

Grafik

Halaman

3.1 Prosedur Desain A-B ..................................................................... 39


4.1 Grafik Kondisi Baseline(A) ........................................................... 54
4.2 Grafik Kondisi Intervensi (B) ........................................................ 58
4.3 Grafik Perbandingan Kondisi A dan Kondisi B............................. 59
4.4 Grafik Estimasi Kecenderungan Arah Kondisi Baseline ............... 63
4.5 Grafik Estimasi Kecenderungan Arah Kondisi Intervensi ............. 65
4.6 Grafik Stabilitas Kecenderungan Kemampuan Siswa ................... 73

xii

19

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

2.1

Gambar Rice cooker ..................................................................... 12

2.2

Mencuci Beras .............................................................................. 13

xiii

20

DAFTAR BAGAN

Gambar
2.3

Halaman

Kerangka Konseptual ................................................................... 37

xiv

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana, untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan

potensi

dirinya

perlu

memiliki

kekuatan

spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta


keterampilan yang diperlukan di masyarakat, bangsa dan negara.
Anak Tunagrahita adalah mereka yang kecerdasan intelegensinya
berada di bawah rata-rata berkisar 50 hingga 75. Mereka juga mengalami
keterbelakangan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan, kurang cakap
dalam memikirkan hal-hal yang abstrak, hal yang berbelit-belit. Mereka yang
tergolong kepada anak tunagrahita ringan, masih mempunyai kemampuan
dalam akademik seperti membaca, menulis dan berhitung/matematika.
Namun mereka tetap saja membutuhkan layanan pendidikan baik dalam
bidang akademik maupun bidang keterampilan.
Kata Keterampilan sama artinya dengan kecekatan. Terampilan atau
cekatan adalah kepandaian melakukan sesuatu dengan cepat dan benar.
Keterampilan adalah suatu bentuk kemampuan kerja, pikiran, nalar, dan
perbuatan dalam mengerjakan sesuatu secara efektif dan efisien.
Berdasarkan UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasonal, dimana dalam program pendidikan keterampilan atau vokasional
1

merupakan program pendidikan untuk membentuk peserta didik menjadi


manusiayang memiliki keterampilan

sebagai bekal untuk dirinya sendiri,

bekerja di masyarakat, maupun untuk mempelajari keterampilan yang lebih


kompleks, serta pengembangan sikap kewirausahaan serta pengembangan
kepribadian professional.
Dalam kurikulum pendidikan pada mata pelajaran seni budaya dan
keterampilan SMPLB anak tunagrahita ringan (SMPLB-C) tahun 2006, anak
diharapkan sudah mampu merawat diri sendiri (memasak sederhana, menjadi
kesehatan badan, membuat minuman panas dan dingin). Pada kurikulum
terdapat Standar Kompetensi mengenai Merawat diri. Adapun salah satu
Kompetensi dasarnya adalah anak mampu melakukan memasak sederhana
seperti memasak beras menggunakan rice cooker.
Melalui pembelajaran keterampilan ini diharapkan Anak Tunagrahita
Ringan dapat mengoptimalkan potensi yang dimilikinya. Hal ini dilaksanakan
sesuai dengan tuntutan dari kurikulum SMPLB Selayaknya pembelajaran
yang diberikan kepada anak tunagrahita lebih dititik beratkan pada
keterampilannya.
Memasak beras ini juga, merupakan Program khusus bina diri bagi
anak tunagrahita ringan. Program ini harus diberikan secara sederhana
sehingga anak mampu mengikutinya dengan baik dan

dapat memiliki

kemampuan dasar untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari di lingkungan


keluarga maupun masyarakat.

Berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti lakukan dari bulan


Oktober sampai November 2012 bertempat di SLB Kasih Ummi Padang.
Peneliti mengamati seorang anak yang berada di kelas VII, dalam
pembelajaran seni budaya dan keterampilan.
Kemudian, Peneliti melakukan wawancara dengan kepala sekolah
dan guru kelas tentang Keterampilan, anak dikelas VIII yang berjenis kelamin
Perempuan dalam memasak beras untuk menjadi nasi menggunakan rice
cooker. Ternyata anak,

belum pernah secara langsung mempraktekkan

memasak beras menggunakan rice cooker.


Setelah itu, peneliti melakukan asesmen kepada anak dalam
memasak beras menggunakan rice cooker. Dimana dalam hal ini, peneliti
melakukan penilaian dari dua belas kemampuan keterampilan memasak beras.
Pada tes pertama anak X di minta untuk menyebutkan bagian-bagian dari rice
cooker, tetapi siswa tidak bisa menyebutkan serta menjelaskan dengan baik.
Tes kedua anak X di minta untuk menyebutkan langkah-langkah memasak
beras menggunakan rice cooker, tapi siswa kurang sempurna dalam
menyebutkan langkah-langkahnya. Tes ketiga anak X di suruh untuk
mengambil beras dan dibersihkan dari kerikil dan kotoran, dan hasilnya siswa
X dapat melakukannya dengan baik.
Tes keempat penulis menyuruh anak X untuk mengambil beras
menggunakan gelas pengukur, sesuai dengan kebutuhan, dan hasilnya anak
bisa dengan baik. Tes kelima anak X di minta mencuci beras, hasilnya anak X
bisa mencuci beras. Tes keenam anak di minta untuk memasukkan beras yang

sudah di cuci ke dalam panci rice cooker, anak dapat melakukannya. Tes
ketujuh

anak X

disuruh untuk mengisi air kedalam panci rice cooker,

hasilnya anak X memasukkan air terlalu banyak.


Tes kedelapan penulis menyuruh anak meletakkan panci ke dalam
rice cooker, tapi anak X ini tidak memperhatikan panci sudah kering atau
masih basah. Akibatnya panci masih dalam keadaan basah tetap di letakkan
dalam rice cooker, hal ini bisa mengakibatkan bahaya bagi anak. Tes ke
Sembilan anak mampu menutup panci dengan rapat. Kesepuluh siswa tidak
mampu menghubungkan steker ke sumber listrik. Ke sebelas anak X tidak
mengetahui apa yang harus di tekan agar berasnya masak menjadi nasi.
Terakhir biarkan lebih kurang 30 menit sampai masak.
Berdasarkan hasil asesmen yang dilakukan peneliti menunjukkan
bahwa anak belum dapat memasak beras menggunakan rice cooker. Dimana
anak belum dapat mengenalkan bagian-bagian dari rice cooker, menyebutkan
langkah-langkah dalam memasak beras, dan menentukan takaran air dalam
memasak beras menggunakan rice cooker. Dan dari hasilnya beras yang di
masak hasilnya menjadi lembek dan lunak. Untuk itu perlu kiranya diberikan
keterampilan memasak beras menggunakan rice cooker kepada anak untuk
mengatasi permasalahannya ini.
Peneliti mencoba menggunakan metode demonstrasi memberikan
keterampilan memasak beras menggunakan rice cooker tersebut. Karena
metode

demonstrasi

adalah

metode

penyajian

pelajaran

dengan

memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses,

situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekadar tiruan secara
langsung.
Maka dari hasil pengamatan dan informasi yang
peneliti tertarik untuk memberikan

keterampilan

didapatkan,

kepada siswa yaitu

keterampilan memasak beras menggunakan rice cooker dengan judul


Meningkatkan Keterampilan Memasak Beras Menggunakan Rice Cooker
melalui Metode Demonstrasi bagi Anak Tunagrahita Ringan (Single Subject
Research di SLB Kasih Ummi).
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka
identifikasi masalahnya adalah :
1. Anak belum mampu menentukan berapa takaran air yang dperlukan untuk
memasak beras menggunakan rice cooker.
2. Anak belum mampu mengenalkan bagian-bagian dari rice cooker.
3. Anak belum mampu menyebutkan langkah-langkah memasak beras
menggunakan rice cooker
4. Guru kelas belum memberikan keterampilan memasak dengan metode
demonstrasi secara maksimal.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan

permasalahan

anak

dalam

memasak

beras

menggunakan rice cooker, maka batasan penelitian ini adalah meningkatkan


keterampilan memasak beras menggunakan rice cooker melalui metode
demonstrasi bagi anak tunagrahita ringan kelas VIII di SLB Kasih Ummi.

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahan penelitian, yaitu : Apakah metode demonstrasi dapat
meningkatkan keterampilan memasak beras menggunakan rice cooker bagi
anak tunagrahita ringan kelas VIII di SLB Kasih Ummi ?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian
ini adalah untuk meningkatkan keterampilan memasak beras menggunakan
rice cooker melalui metode demonstrasi bagi anak tunagrahita ringan kelas
VIII di SLB Kasih Ummi.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Bagi Guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan
pertimbangan dalam meningkatkan keterampilan siswa.
2. Bagi orang tua, yaitu sebagai pertimbangan dalam memberikan pelatihan
keapada anak supaya dapat membantu pekerjaan di rumah.
3. Bagi Peneliti, menambah pengetahuan tentang keterampilan siswa dalam
memasak beras menggunakan rice cooker.
4. Sebagai acuan untuk peneliti berikutnya untuk bisa lebih baik lagi.

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Keterampilan Memasak Beras Menggunakan Rice Cooker.


1. Pengertian Keterampilan
Kata keterampilan sama artinya dengan kata kecekatan. Terampil
atau cekatan adalah kepandaian melakukan sesuatu dengan cepat dan
benar. Seseorang yang dapat melakukan sesuatu dengan cepat tetapi salah
tidak dapat dikatakan terampil. Secara substansi mengandung kinerja
kerajinan dan teknologi.
Soemarjadi (1991:2), menyatakan bahwa keterampilan adalah
kemampuan manusia untuk beradaptasi perubahan secara internal, seperti
masalah sikap, perbuatan dan kegiatan. Pembelajaran keterampilan
merupakan proses yang memperkenalkan kepada anak didik, beberapa
jenis keterampilan yang dibutuhkan oleh masyarakat sesuai dengan bakat,
minat anak, merupakan sebagai bekal untuk mengatasi ketergantungannya
terhadap orang lain terutama dalam memenuhi kebutuhan hidupnya di
kemudian hari.
Keterampilan untuk anak berkebutuhan khusus terutama pada anak
tunagrahita yang berada pada tingkat menengah ini masuk pada
pembelajaran keterampilan di sekolah. Kurniasih (2003:3) menyatakan
bahwa : pembelajaran keterampilan pada penyandang cacat di arahkan
untuk memfungsikan kembali, dan mengembangkan kemampuan fisik,
7

mental dan sosial penyandang cacat agar dapat melaksanakan fungsi


sosialnya secara wajar sesuai dengan bakat, kemampuan, pendidikan dan
pengalaman.
Keterampilan merupakan prakarya, yaitu kegiatan yang mengambil
karya atau pekerjaan sebagai sumber nafkah. Soemarji (1991:2)
mengungkapkan

bahwa

Prakarya

adalah

pendidikan

yang

memperkenalkan anak didik kepada dunia karya di masa yang akan


datang.

W.J.S.

Poerwadarminta

(1995:96)

bahwa

keterampilan

merupakan kecakapan atau kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan


baik dan cermat atau dengan keahlian.
Dari beberapa uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
keterampilan adalah suatu kecakapan dan kepandaian yang dimiliki oleh
seseorang untuk dapat melakukan sesuatu sehingga menghasilkan produk
yang baik dengan kerja yang cermat, karena dilatih secara terus-menerus
sehingga dapat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari, serta juga dapat
dikembangkan dalam bermasyarakat.
2. Pengertian Memasak
Menurut Suwarti Mochantoyo, (1997 : 18), Memasak merupakan
suatu proses penerapan panas pada makanan untuk membuat bahan-bahan
dasar berubah menjadi makanan dengan cara yang sesuai untuk setiap
bahan dasar.
Memasak adalah kegiatan menyiapkan makanan untuk dimakan
dengan cara memanaskan pada bahan makanan agar bahan makanan

tersebut bisa di konsumsi. Memasak secara umum adalah persiapan dan


proses memilih, mengatur kuantitas, dan mencampur bahan makanan
dengan urutan tertentu dengan tujuan untuk mendapatkan hasil yang
diinginkan.
Ada tiga cara perambatan panas ke dalam makanan yang akan di
masak, yaitu :
a. Konduksi (conduction), yaitu perambatan panas melalui sentuhan
langsung pada bahan makanan yang akan di masak, misalnya
merebus.
b. Konveksi (convection) adalah perambatan panas melalui
sirkulasi

atau

perputaran

zat

cair,

misalnya

merebus,

menggoreng, mengukus, mengoven.


c. Radiasi adalah rambatan panas melalui pancaran langsung dari satu
sumber ke benda atau ke bahan makanan yang dimasak, misalnya
dengan menggunakan memasak microwave.
3. Tujuan Memasak
Adapun tujuan memasak menurut Suwarti Mochantoyo, (1997 : 18)
adalah :
a. Tidak memudahkan dalam pencemaran dalam pengelolaan
makanan
b. Bebas dari bibit penyakit
c. Menambahkan rasa
d. Meningkatkan wujud dari makanan yang akan dimasak

10

e. Meningkatkan penampilan makanan tersebut.


Sedangkan menurut rofiqah, salsabilla (2009:9), tujuan dalam
memasak itu adalah :
a. Meningkatkan rasa masakan yang dimasak
b. Meningkatkan penampilan masakan yang akan dimasak
c. Memperbaiki tekstur
d. Membuat makanan matang agar lebih mudah dicerna
e. Membuat makanan matang agar aman untuk di konsumsi
f. Mematikan bakteri
Jadi tujuan dalam memasak adalah dapat meningkatkan rasa dan
penampilan yang akan dimasak, dapat membunuh bakteri yang ada dalam
masakan, masakan menjadi matang dan lebih mudah dicerna.
4.

Memasak Beras
Menurut Arundinafa (2012), Memasak Beras adalah kegiatan
menyiapkan hasil olahan dari beras menjadi nasi dengan cara memanaskan
atau di rebus agar makanan tersebut bisa di konsumsi. Proses perebusan
beras dikenal juga sebagai tim( mngukus atau kukus ). Penanakan
diperlukan untuk membangkitkan aroma nasi dan membuat lebih lunak
tetapi tetap terjaga konsistensinya. Pembuatan beras dengan air berlebihan
dalam memasaknya akan menghasilkan bubur.
Alat yang digunakan untuk memasak beras yaitu :
a. Pada saat ini banyak menggunakan rice cooker
b. Panci biasa.

11

5.

Rice Cooker
Menurut suwung, sarwono (2011:11), dalam cara menggunakan
rice cooker yang paling mudah memasak beras yaitu dengan menggunakan
Rice Cooker karena memasak beras menjadi nasi putih dengan rice
cooker sangat praktis dan mudah. Dalam proses memasak, rice cooker
menggunakan tenaga gas atau listrik. Alat ini menjadi popular karena car
pemakaiannya jauh lebih mudah di banding alat-alat tradisional seperti
dandang, kukusan, peeriuk, kendil, dan lain sebagainya.
Rice cooker adalah alat yang digunakan dalam rumah tangga
yang proses kerjanya senantiasa memerlukan sumber listrik terstandar
yaitu 220v, yang bertujuan untuk memasak beras dan memanaskan nasi.
Memasak nasi dengan menggunakan rice cooker sangat mudah. Kalau
dibandingkan dengan ketika masih harus memasak menggunakan kete dan
api dari tungku atau kayu bakar dimana harus sangat hati-hati karena salah
nasi bisa gosong, maka memasak beras dengan rice cooker ini sangatlah
mudah.
Bagian-bagian dari rice cooker adalah :
1. Pengatur sirkulasi uap
2. Tutup luar
3. Penampung uap air
4. Panci anti gores
5. Kabel stekeer
6. Gelas pengukur(Measuring cup)

12

7. Warm/penghangat ( jika tekan ke bawah hidup lampu


cooking, berarti memasak, kalau sudah naik ke atas berarti
sudah masak).
Tutup
luar

Panci anti
gores

Pengatur
sirkulasi uap

Penampung uap
air

Gambar 2.1 rice cooker


6. Cara memasak beras menjadi nasi menggunakan rice cooker
Suwarti, Mochantoyo (2009:18), Adapun cara memasak beras
menggunakan rice cooker adalah :
a. Mengenalkan bagian-bagian dari rice cooker
b. Menyebutkan langkah-langkah memasak beras menggunakan rice
cooker.
c.

Ambil beras yang sudah di bersihkan dari kerikil kecil dan kotoran (
tampi beras supaya bersih).

d. Ambil takaran atau gelas pengukur (Measuring Cup) rice cooker,


kemudian takar sesuai dengan kebutuhan nasi yang di konsumsi.

13

e. Cucilah beras pada panci lain sampai bersih dengan air beberapa kali.

Gambar 2.2 mencuci beras


f. Kemudian tuangkan beras yang sudah bersih tersebut ke dalam panci
anti gores harmond
g.

Tuangkan air ke dalam panci. Angka-angka di dalam panci


menunjukkan perbandingan banyaknya air yang diperlukan (biasanya
selisih 1-2 dari gelas pengukur beras. Contohnya: jika beras sebanyak
empat gelas pengukur, tambahkan air sekitar 5-6 gelas pengukur atau
lihat tanda di panci. Kita dapat mengaturnya sesuai jenis beras yang di
masak dan keras lunaknya nasi yang diinginkan.
Beras

Cup/gelas

Air

3-4

5-6

7-8

9-10

Tingkat air
menggunakan
Cup/gelas pengukur

Gambar 3.1 Tabel Perbandingan


h. Pastikan permukaan panci luar kering dan bersih, kemudian letakkan
ke dalam rice cooker. Putar sedikit ke kiri dan ke kanan untuk
mendapatkan posisi yang benar.
i. Tutuplah penutup panci dengan rapat hingga berbunyi klik
j. Hubungkan steker ke sumber listrik dan lampu Warm menyala.
k. Tekan switch ke bawah dan proses masak di mulai.
l. Biarkan selama 30 menit karena Switch akan ke atas secara otomatis
bila nasi telah matang, dan lampu WARM menyala menandakan

14

fungsi menghangatkan nasi mulai aktif. Tunggulah lebih kurang 15


menit sebelum nasi dihidangkan.
7. Kelebihan dan Kelemahan Memasak beras dengan Rice cooker
Menurut Fathurrohman, M. Nurdin (2012: 13), memasak beras
menggunakan rice cooker mempunyai kelebihan dan kelemahan yaitu :
a. Kelebihan memasak beras dengan rice cooker
1. Cara pemakainnya jauh lebih mudah dan praktis
2. Rice cooker nenggunakan listrik
3. Lebih nyaman karena bisa di tinggalkan untuk melakukan
aktivitas lain
4. Tidak perlu cemas menjadi gosong
5. Hemat biaya dan energy
b. Kelemahan memasak beras dengan rice cookeer
1. Rice cooker akan konsleting jika pancinya basah dan lupa di
keringkan
2. Nasi akan berbau, jika listrik padamnya lama.

B. Analisis Tugas
1. Pengertian Analisis Tugas
Rahardja (2006: 63) berpendapat bahwa analisis tugas merupakan
strategi pembelajaran untuk meyakinkan bentuk belajar yang sangat
sistematis. Dalam analisis tugas, guru harus memperinci berbagai tugas
atau kegiatan ke dalam langkah-langkah kecil, kemudian mengajarkan
langkah-langkah tersebut kepada siswa. Dengan membantu siswa

15

mempelajari setiap langkah kecil dari suatu proses dan membantu mereka
melakukan langkah tersebut bersama-sama, siswa tersebut akan mampu
melakukannya sampai tugas yang cukup rumit.
Rochyadi dan Alimin (2005:173) mengemukakan bahwa analisis
tugas merupakan suatu pekerjaan yang dipenggal menjadi satuan
pekerjaan yang lebih kecil. Suatu analisis tugas dapat menghasilkan
satuan-satuan tugas yang berurutan secara sistematis. Agar anak
tunagrahita mampu latih dapat mengurus diri sendiri, maka hal-hal yang
mencakup kemandirian tersebut dapat dipenggal menjadi beberapa
komponen satuan tugas.
Pendapat yang telah dikemukakan dapat dimaknai bahwa analisis
tugas merupakan pemahaman tugas dalam pembelajaran yang dilakukan
untuk mengidentifikasi agar anak mampu melaksanakan keterampilan
membersihkan diri dan bisa melakukan pekerjaan sendri dalam mata
pelajaran pendidikan menolong diri sendiri dengan sub pokok bahasan
tentang memasak beras menggunakan rice cooker. Dalam hal ini analisis
tugas digunakan untuk menganalisis, merinci atau menguraikan tugastugas yang sangat sederhana sesuai dengan kemampuan anak seperti
analisis tugas tentang memasak beras menggunakan rice cooker menjadi
beberapa langkah kecil yang sangat sederhana.
2. Prinsip Pelaksanaan Analisis Tugas
Pendapat yang dikemukakan oleh Arends (2001) pemilihan suatu
metode akan diterapkan kepada anak didik perlu memperhatikan prinsip-

16

prinsip dari pelaksanaan metode tersebut. Dengan memperhatikan prinsip


yang dimiliki maka secara awal kita dapat menilai cocok atau tidaknya
metode yang akan diterapkan. Seiring dengan itu pelaksanaan analisis
tugas ini, maka prinsip-prinsip pelaksanaan analisis tugas sebagai berikut:
a. Sebelum tugas diberikan, guru harus menganalisis tugas yang akan
diberikan pada anak secara tegas dan jelas pembatasannya.
b. Guru harus menganalisis tugas yang akan diberikan pada anak
sesuai dengan taraf perkembangan, kecerdasan dan minat anak.
c. Guru harus menganalisis tugas yang akan dikerjakan agar bisa
memupuk semangat anak dan memotivasi anak untuk terus belajar.
d. Sebelum tugas diberikan, guru harus menganalisis tugas yang akan
diberikan dapat bermanfaat bagi kebutuhan anak dalam kehidupan
sehari-hari
3. Langkah-langkah Pelaksanaan Analisis Tugas
Arend (2001), mengemukakan sebelum anak melaksanakan
tugas yang akan dikerjakan maka terlebih dahulu harus diketahui
langkah-langkah pelaksanaan analisis tugas sebagai berikut:
a. Guru harus memperhatikan pengalaman anak yang telah berlalu.
b. Guru harus menjelaskan kesulitan-kesulitan yang mungkin akan
dihadapi selama menjalankan tugas.
c. Guru harus melengkapi perlengkapan yang diperlukan.
d. Guru harus menetapkan batas waktu penyelesaian tugas yang
disesuaikan dengan kesanggupan dan kemampuan anak.

17

Analisa Tugas Memasak Beras Menggunakan Rice Cooker :


Kemampuan siswa
Aspek yang di nilai

Bisa

1. Mengenal bagian-bagian dari rice


cooker dengan benar
1. Penutup panci
2. Panci anti gores
3. Pengatur suhu air
4.

Penampung uap air

5. Warm (tekan ke bawah hidup


lampu

pada

cooking,

berarti

memasak, kalau sudah naik ke


atas berarti sudah masak).
6. Steker penghubung listrik
7. Gelas pengukur
2. Menyebutkan

langkah-langkah

memasak beras menggunakan rice


cooker dengan berurutan
a. Ambil

beras

bersihkan

yang sudah

dari

kotoran(tampi

kerikil
beras

di
dan

supaya

bersih)
b. Mengambil beras menggunakan
gelas pengukur rice cooker.

Tidak bisa

18

c. Cuci beras dengan air bersih lebih


kurang sebanyak 3 kali
d. Memasukkan beras yang sudah di
cuci ke dalam panci rice cooker
e. Masukkan
biasanya

air

secukupnya

selisih

1-2

gelas

pengukur dari beras)


f. Periksa permukaan luar panci
sudah kering
g. Menutup panci dengan rapat
h. Tekan switch ke bawah
i. Biarkan selama 30 menit karena
switch

akan

ke

atas

secara

otomatis bila nasi telah matang.


3. Mempraktekkan

mengambil

beras

yang sudah di bersihkan dari kerikil


dan

kotoran(tampi

beras

supaya

bersih)
4. Mempraktekkan

cara

Mengambil

beras menggunakan gelas pengukur


rice cooker.
5. Mempraktekkan
dengan

air

mencuci

bersih

lebih

sebanyak 3 kali dengan benar

beras
kurang

19

6. Mempraktekkan memasukkan beras


yang sudah di cuci ke dalam panci
rice cooker
7. Mempraktekkan

masukkan

air

secukupnya ( biasanya selisih 1-2


gelas pengukur dari beras)
8. Periksa permukaan luar panci sudah
kering
9. Mempraktekkan

menutup

panci

dengan rapat
10.

Menghubungkan

steker

ke

sumber listrik
11.

Mempraktekkan menekan switch

ke bawah
12.

Biarkan selama 30 menit karena

switch akan ke atas secara otomatis


berarti nasi sudah matang
Keterangan :
Bisa
= nilai 1
Tidak bisa = nilai 0
Persentase kemampuan anak = skor yang di peroleh anak x 100%
Skor total seharusnya
1. Anak dikatakan bisa jika dapat menyebutkan semua bagian-bagian
dari rice cooker.
2. Anak dapat dikatakan bisa, jika dapat menyebutkan langkah-langkah
memasak beras dengan benar
3. Anak dikatakan bisa, jika dapat mengambil beras dan membersihkan
dari kerikil yang masih ada.

20

4. Mengambil beras menggunakan gelas pengukur , dapat dikatakan


bisa. Jika sesuai dengan takarannya
5. Anak dikatakan bisa, jika air beras sudah tidak keruh lagi. Biasanya
sebanyak 3 kali.
6. Anak dikatakan bisa, bila dapat memasukkan beras yang sudah
dicuci ke dalam panci rice cooker.
7. Anak dapat dikatakan bisa, jika memasukkan air sesuai dengan
takaran beras yang digunakan. Biasanya 1 gelas pengukur beras,
airnya 1-2 gelas pengukur.
8. Dalam memeriksa permukaan panci, anak dikatakan bisa jika
pancinya sudah kering.
9. Anak dikatakan bisa, bila penutup panci tertutup rapat.
10. Jika dalam menghubungkan steker ke sumber listrik, anak dikatakan
bisa bila sudah tidak takut dan berani menghubungkannya.
11. Anak dikatakan bisa jika tombolnya di tekan ke bawah yang
melambangkan cooking.
12. Anak dikatakan bisa jika dapat menunggu selama 30 menit, sampai
nasinya sudah matang dan hasilnya nasi tidak terlalu lembek serta
tak terlalu kering.
4. Keuntungan Penggunaan Analisis Tugas
Keuntungan atau kelebihan dari penggunaan metode analisis
tugas menurut Arend (2001: 25) adalah:
a. Memiliki tujuan yang jelas.

21

b. Disesuaikan dengan kemampuan anak.


c. Dapat menarik minat anak bukan karena paksaan.
d. Telah dipersiapkan secara matang sebelum diberikan kepada anak.

C. Metode Demonstrasi
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1992:27), dalam Didaktik
atau Metode Umum, Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran
dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu
proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekadar tiruan.
Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara
liasan oleh guru. Walaupun dalam proses demonstrasi peran siswa hanya
sekadar memerhatikan, akan tetapi demonstrasi dapat menyajikan bahan
pelajaran lebih konkret. Dalam strategi pembelajaran, demonstrasi dapat
digunakan untuk mendukung keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori
dan inkuiri.
Dengan cara demonstrasi, proses penerimaan pembelajaran siswa
terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam, sehingga
membentuk pengertian dengan baik dan sempurna. Juga siswa dapat
mengamati dan memperhatikan pada apa yang diperlihatkan guru selama
pelajaran berlangsung.
Menurut, Dra. Roestiyah N.K (2008 : 83) dalam strategi belajar
mengajar, adapun penggunaan metode demonstrasi mempunyai tujuan agar
siswa mampu memahami tentang cara mengatur atau menyusun sesuatu
misalnya penggunaan kompor untuk mendidihkan air, cara membuat sesuatu

22

misalnya membuat kertas; dengan demonstrasi siswa dapat mengamati bagianbagian dari sesuatu benda atau alat seperti bahagian tubuh manusia;atau
bagian dari mesin jahit.
Kelebihan dan Kelemahan Metode Demonstrasi
Sebagai suatu metode pembelajaran demonstrasi memiliki beberapa
kelebihan, di antaranya:
1. Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat dihindari,
sebab siswa disuruh langsung memerhatikan bahan pelajaran yang
dijelaskan.
2. Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebabsiswa tak hanya
mendengarkan, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.
3.

Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan


untuk membandingkan antara teori dan kenyataan. Dengan demikian
siswa akan lebih meyakini kebenaran materi pebelajaran.
Di samping beberapa kelebihan, metode demonstrasi juga memiliki

beberapa kelemahan, di antaranya


1. Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang. Sebab
tanpa persiapan yang memadai demonstrasi bias gagal sehingga dapat
menyegbabkan metode ini tidak efektif lagi. Bahkan sering terjadi untuk
menghasilakan pertunjukkan suatu proses tertentu, guru harus beberpaa
kali mencobanya terlebih dahulu, sehingga dapat memakan waktu yang
banyak.

23

2. Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang


memadai yang berarti penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan
yang lebih mahal dibandingkan dengan ceramah.
3. Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang
khusus, sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih profesional. Di
samping itu demonstrasi juga memerlukan kemauan dan motivasi guru
yang bagus untuk keberhasilan proses pembelajaran siswa.

D. Hakekat Anak Tunagrahita Ringan


1. Pengertian Anak Tungrahita Ringan
Menurut Willerman dalam Tin Suharsini (2007:68) anak tunagrahita
adalah anak yang memiliki fungsi intelektual ada di bawah normal, sehingga
mengakibatkan gangguan dan keterbelakangan pada perkembangan dan
penyesuaian. Binet, dalam (Sutjihati Soemantri, 2006:106) menyatakan bahwa
kelompok ini memiliki IQ 52-68, sedangkan SkalaWeschler (WISC) anak
tunagrahita ringan memiliki IQ antara 55-69.
Menurut Djadja Rahardja (2006:52)
Tunagrahita adalah anak yang secara nyata mengalami hambatan dan
keterbelakangan perkembangan mental jauh di bawah rata-rata
sedemikian rupa sehingga mengalami kesulitan dalm tugas-tugas
akademik, komunikasi maupun social, dan karenanya memerlukan
layanan pendidikan khusus.
Menurut Direktorat PLB (2006:52) tunagrahita adalah anak yang
secara nyata mengalami hambatan dan keterbelakangan perkembangan mental
jauh di bawah rata-rata sedemikian rupa sehingga mengalami kesulitan dalam

24

tugas-tugas akademik, komunikasi maupun social, dan karenanya memerlukan


layanan pendidikan khusus.
Menurut American Association n Mental Retardation (AAMR)
dalam Mega Iswari (2008:63-64), merumuskan batasan konseptual tentang
anak tunagrahita sebagai individu yang memiliki keterbatasan perkembangan
fungsi-fungsi intelegensi, kapasitas intelegensi berada di bawah rata-rata anak.
Menurut Moh. Amin (1995:22) mengatakan bahwa anak tunagrahita
ringan adalah anak yang masih mempunyai kemungkinan untuk memperoleh
pendidikan dalam bidang akademik dan penyesuaian social serta kemampuan
bekerja.
Menurut Amin (1995:37), dalam Maria J. Wantah mengemukakan
bahwa anak tunagrahita ringan memiliki kemampuan untuk berbicara, tetapi
perbendaharaan kata-kata sangat kurang. Kurangnya perbendaharaan kata
anak mengakibatkan mereka mengalami kesulitan untuk berfikir abstrak,
tetapi mereka dapat mengikuti pendidikan baik di SD maupun di Sekolah Luar
Biasa bagian C (SLB/C)
Dari beberapa pendapat dari para ahli di atas, maka dapat
disimpulkan anak tunagrahita ringan adalah anak yang memiliki intelegensi di
bawah rata-rata sehingga sehingga masih bisa untuk memperoleh pendidikan
baik dalam bidang akademik, dan penyesuaia sosial dan bahkan dalam
kemampuan kerja.

25

2. Karakteristik Anak Tunagrahita Ringan


Menurut Moh.Amin (1995 : 34-37) ada beberapa karakteristik anak
tunagrahita, yaitu :
a. Kecerdasan
Kapasitas belajarnya sangat terbatas terutama untuk hal-hal yang
abstrak. Mereka lebih banyak belajar dengan cara membeo (rote Learning)
bukan dengan pengertian.
b. Sosial
Dalam pergaulan, mereka tidak dapat mengurus, memelihara dan
memimpin diri. Waktu masih kanak-kanak mereka harus di bantu terus
menerus.
c. Fungsi-fungsi mental lain
Mereka mengalami kesukaran dalam memusatkan perhatian.
Jangkauan perhatiannya sangat sempit dan cepat beralih sehingga kurang
tangguh dalam menghadapi tugas. Pelupa dan mengalami kesukaran
mengungkapkan kembali suatu ingatan. Kurang mampu membuat asosiasiasosiasi dan sukar membuat kreasi-kreasi baru.
d. Dorongan dan Emosi
Perkembangan dan dorongan emosi anak tunagrahita berbeda-beda
sesuai dengan tingkat ketunagrahitaan masing-masing. Anak yang berat
dan sangat berat tingkat ketunagrahitaannya, hamper-hampir tidak
memperlihatkan dorongan untuk mempertahankan diri. Kehidupan
emosinya

lemah.

Sedangkan

anak

yang

tidak

terlalu

berat

26

ketunagrahitaannya mempunyai kehidupan emosi yang hamper sama


dengan anak normal tetapi kurang kaya, kurang kuat, dan kurang
mempunyai keragaman.
e. Organisme
Baik struktur maupun fungsi organism pada umumnya kurang dari
anak normal. Sikap dan gerak lagaknya kurang indah. Mereka kurang
mampu membedakan persamaan dan perbedaan.
Menurut Ganda Sumekar (2009:142), anak bergangguan intelektual
ringan banyak yang lancer berbicara tetapi kurang kata-katanya. Mereka
mengalami kesukaran berfikir abstrak, tetapi mereka dapat mengikuti
pelajaran akademik baik di sekolah biasa maupun di sekolah khusus. Pada
umur 16 tahun baru mencapai umur kecerdasan yang sama dengan anak
umur 12 tahun, tetapi itu pun hanya sebagian dari mereka.
Hourcade dalam Maria J. Wantah (2007:16), mengemukakan
bahwa ciri-ciri anak tunagrahita mampu didik adalah :
a. Memerlukan dukungan yang terbatas (kadang-kadang).
b. Biasanya tidak berbeda dengan anak normal yang memiliki usia
yang sama.
c. Sering kali mereka hanya mengalami sedikit hambatan dalam
perkembangannya yang merupakan kekurangan utamanya,
kecuali pada bidang akademik.
d. Anak tersebut dapat teridentifikasi setelah bersekolah dimana
ketidakmampuan mereka mulai nampak.

27

e. Anak yang termasuk dalam kategori ini dapat bersekolah di


sekolah regular.
f. Mereka dapat mencapai kemampuan akademik kelas tiga sampai
kelas enam.
g. Setelah dewasa, mereka dapat memperoleh pekerjaan sendiri.
3. Pemasalahan pada anak Tunagrahita Ringan
Menurut Moh. Amin (1995:27), dalam konteks pendidikan masalah
yang di hadapi anak tunagrahita ringan adalah :
a. Masalah dalam kehidupan sehari-hari
Masalah ini berkaitan dengan kesehatan dan pemeliharaan seharihari. Dimana kondisi keterbatasan anak-anak dalam kehidupan sehari-hari
mereka banyak mengalami kesulitan apalagi yang termasuk kategori berat
dan sangat

berat; pemeliharaan kehidupan sehari-harinya sangat

memerlukan bimbingan. Karena itulah di sekolah sangat diharapkan sekali


dapat memberikan sumbangan yang berarti dalam melatih dan
membiasakan anak didik untuk merawat dirinya sendiri.
b. Masalah kesulitan belajar
Dapat disadari bahwa dengan keterbatasan kemmapuan berpikir
mereka tidak dapat dipungkiri lagi bahwa mereka sudah tentu mengalami
kesulitan belajar, yang tentu pula kesulitan tersebut terutama dalam bidang
pengajaran akademik (misalnya : maematika, IPA, Bahasa), sedangkan
untuk bidan non- akademik mereka banya mengalami kesulitan belajar.
Masalah-masalah yang sering dirasakan dalam kaitannya dengan proses

28

belajar mengajar, diantaranya : kesulitan menangkap pelajaran, kesulitan


dalam belajar yang baik, mencari metode yang tepat, kemampuan berpikir
abstrak yang terbatas, daya ingat yang lemah, dan sebagainya.
c. Masalah penyaluran ke tempat kerja
Secara empiris dapat dilihat bahwa kehidupan anak bergangguan
intelektual cenderung banyak yang masih menggantungkan diri kepada
orang lain terutama kepada keluarga (orang tua) dan masih sedikit sekali
yang sudah dapat hidup mandiri, ini pun masih terbatas pada anak
bergangguan intelektual ringan. Dengan demikian perlu disadari betapa
pentingnya masalah penyahiran tenaga kerja bergangguan intelektual ini
dan untuk itu perlu dipikirkan matang-matang dan secara ideal dapat
diwujudkan dengan penanganan yang serius.
Disamping itu perlu ada pertimbangan dari pihak sekolah untuk
lebih banyak meningkatkan kegiatan non-akademik baik berupa kerajinan
tangan, keterampilan, dan sebagainya. Yang semua itu diharapkan dapat
membekali mereka untuk terjun ke masyarakat.
d. Masalah gangguan kepribadian dan emosi
Memahami akan kondisi karakteristik mentalnya, Nampak jelas
bahwa anak bergangguan

intelektual kurang memiliki kemampuan

berfikir, keseimbangan probadinya kurang konstan/labil, kadang-kadang


stabil dan kadang-kadang kacau. Kondisi yang kemudian itu dapat dilihat
pada penampilan tingkah lakunya sehari-hari ; misalnya : berdiam diri

29

berjam-jam lamanya, gerakan yang hiperaktif, mudah marah dan mudah


tersinggung, suka mengganggu oranglain di sekitarnya.
e. Masalah pemanfaatan waktu luang.
Wajar bagi anak bergangguan intelektual dalam tingkah lakunya
sering menampilkan tingkah laku nakal. Dengan kata lain bahwa anakanak ini berpotensi untuk mengganggu ketenangan lingkungannya.
Sebenarnya sebagian dari mereka cenderung suka berdiam diri dan
menjauhkan diri dari keramaian sehingga hal ini dapat berakibat fatal bagi
dirinya, karena dapat saja terjadi tindakan bunuh diri. Untuk mengimbangi
kondisi ini sangat perlu adanya imbangan kegiatan dalam waktu luang,
sehingga nereka dapat terjauhkan dari kondisi yang berbahaya, dan pula
tidak sampai mengganggu ketenangan masyarakat maupun keluarganya
sendiri.
f. Masalah Penyesuaian Diri
Masalah ini berkaitan dengan masalah atau kesulitan dalam
hubungannya dengan kelompok maupun individu sekitarnya. Disadari
bahwa

kemampuan

penyesuaian

diri

dengan

lingkungan

sangat

dipengaruhi oleh tingkat kecerdasan. Karena tingkat kecerdasan anak


bergangguan intelektual jelas-jelas berada di bawah rata-rata (normal)
maka dalam kehidupan bersosialisasi mengalami hambatan.
Disamping itu mereka ada kecenderungan diisolir (dijauhi) oleh
lingkungannya, apakah itu masyarakat atau keluarganya. Dapat juga
terjadi anak ini tidak diakui secara penuh sebagai individu yang berpribadi

30

dan hal tersebut dapat berakibat fatal terhadap pembentukan pribadi,


sehingga

mengakibatkan

kondisi

pada

individu

itu

tentang

ketidakmampuanya di dalam menyesuaikan diri baik terhadap tuntutan


sekolah, keluarga, masyarakat, dan bahkan terhadap dirinya-sendiri.

E. Prinsip Pembelajaran Bagi Anak Tunagrahita


Menurut Divasari (2012), adapun prinsip pembelajarab bagi anak
tunagrahita yaitu :
a) Prinsip kasih sayang
Sebagai manusia, anak berkebutuhan khusus membutuhkan kasih
sayang dan bukan belas kasihan. Kasih sayang yang dimaksudkan
merupakan wujud penghargaan bahwa sebagai manusia mereka memiliki
kebutuhan untuk diterima dalam kelompok dan diakui bahwa mereka
adalah sama seperti anak-anak yang lain. Untuk itu, guru seharusnya
mampu menggantikan kedudukan orang tua untuk memberikan perasaan
kasih sayang kepada anak. Wujud pemberian kasih sayang dapat berupa
sapaan, pemberian tugas sesuai dengan kemampuan anak, menghargai dan
mengakui keberadaan anak.
b). Prinsip keperagaan
Anak berkebutuhan khusus ada yang memiliki kecerdasan jauh
dibawah rata-rata, akibatnya mereka mengalami kesulitan dalam
menangkap informasi, keterbatasan daya tangkap yang konkret ,
mengalami kesulitan dalam menangkap hal-hal yang abstrak. Untuk itu,
guru dalam membelajarkan anak hendaknya menggunakan alat-alat peraga

31

yang memadai agar anak terbantu dalam menangkap pesan. Alat peraga
hendaknya disesuaikan dengan bahan, suasana , dan perkembangan anak.
c). Keterpaduan dan keserasian
Dalam proses pembelajaran, ranak kognisi sering memperoleh
sentuhan yang lebih banyak, sementara ranah afeksi dan psikomotor
kadang terlupakan. Akibat yang terjadi dalam proses pembelajaran seperti
ini terjadi kepincangan dan ketidakutuhan dalam memperoleh makna dari
apa yang dipelajari.
Pendidikan berfungsi untuk membentukdan mengembangkan keutuhan
kepribadian. Salah satu bentuk keutuhan kepribadian adalah terwujudnya
budi pekerti luhur. Penanaman budi pekerti luhur pada subyek didik
mustahil terwujud bila hanya dengan penanaman aspek kognitif saja,
melainkan aspek afeksi dan aspek psikomotor juga. Untuk itu,guru
seyogyanya menciptakan media yang tepat untuk mangambangkan ketiga
aspek/ranah tersebut.
d). Pengembangan minat dan bakat
Proses pembalajaran pada anak berkebutuhan khusus pada
dasarnya mengembangkan minat dan bakat mereka. Minat dan bakat
masing-masing subyek didik berbeda, baik dalam kuantitas maupun
kualitasnya. Tugas guru dan orang tua adalah mengembangkan minat dan
bakat yang terdapat pada diri anak masing-masing. Hal ini dilakukan
karena, minat dan bakat seseorang dapat memberikan sumbangan dalam
pencapaian keberhasilan. Oleh karena itu, proses pembelajaran pada anak

32

berkebutuhan khusus hendaknya didasarkan pada minat dan bakat yang


mereka miliki.
e). Kemampuan anak
Heterogenitas mewarnai kelas-kelas pendidikan pada anak
berkebutuhan khusus, akibatnya masing-masing subjek didik peru
memperoleh perhatian dan layanan yang sesuai dengan kemampuannya.
Kemampuan yang dimaksud meliputi keunggulan-keunggulan apa yang
ada pada diri anak, dan juga aspek kelemahan-kelemahannya. Proses
pendidikan yangberdasar pada kemampuan anak akan lebih terarah
ketimbang yang berdasar bukan pada kemampuan anak, seperti keinginan
orangtua atau tuntutan paket kurikulum. Orangtua memang memiliki
anaknya, tetapi seringkali terjadi orangtua kurang dan tidak mengetahui
kemampuan anaknya. Oleh karena itu, sebelum dan selama proses
pendidikan orangtua perlu disertakan dalam proses pendidikan anaknya,
sehingga kemampuan dan perkembangannya dapat diikutinya. Selain itu,
guru harus mampu menterjemahkan tuntutan kurikulum terhadap
heterogenitas kemampuan masing-masing subjek didik.
f) . Model
Guru merupakan model bagi subjek didiknya. Perilaku guru akan
ditiru oleh anak didiknya. Oleh karena itu, guru perlu merancang secermat
mungkin pembelajaran agar model yang ditampilkannya oleh guru dapat
ditiru oleh anak.

33

Di sekolah, anak-anak lebih percaya pada guru-gurunya daripada


orangtuanya. Hal ini terjadi karena dunia anak telah pindah dari
lingkungan keluarga ke lingkungan baru, yaitu sekolah. Kepercayaan anak
terhadap orang-orang yang ada di sekolah perlu dimanfaatkan dalam
proses pendidikan. Pemanfaatan tersebut berupa pemberian contoh atau
model yang secara sadar atau tidak sadar membentuk pribadi dan perilaku
subjek didik. Karena guru menjadi pusat perhatian model anak, maka
penataan dirinya perlu didahulukan, mulai dari cara berpakaian, bertutur
kata, berdiri dikelas atau diluar kelas.
g). Pembiasaan
Penanaman pembiasaan pada anak normal lebih mudah bila
dibarengi dengan informasi pendukungnya. Hal ini tidak mudah bagi anak
berkebutuhan khusus. Pembiasaan bagi anak berkebutuhan khusus
membutuhkan penjelasan yang lebih konkret dan berulang-ulang. Hal ini
dilakukan

karena

keterbatasan

indera

yang

dimiliki

oleh

anak

berkebutuhan khusus dan proses berpikirnya yang kadang lambat. Untuk


itu, pembiasaan pada anak berkebutuhan khusus harus dilakukan secara
berulang-ulang dan diiringi dengan contoh yang konkret.
h) . Latihan
Latihan merupakan cara yang sering ditempuh dalam pendidikan
bagi anak berkebutuhan khusus. Latihan sering dilakukan bersamaan
dengan pembentukan pembiasaan. Porsi latihan yang diberikan kepada
anak berkebutuhan khusus disesuaikan dengan kemampuan yang

34

dimilikinya. Pemahaman akan kemampuan anak dalam memberikan


latihan pada diri subjek didik akan membantu penguasaan keterampilan
yang telah dirancangkan lebih dahulu. Latihan yang diberikan tidak
melebihi kemampuan anak, sehingga anak senang melakukan kegiatan
yang telah diprogramkan oleh pengelola pendidikan.
i) . Pengulangan
Karakteristik umum anak berkebutuhan khusus adalah mudah lupa.
Oleh karena itu, pengulangan dalam memberikan informasi perlu
memperoleh

perhatian

tersendiri.

Pengulangan

diperlukan

untuk

memperjelas informasi dan kegiatan yang harus dilakukan anak. Meskipun


hal ini sering menjemukan, tetapi kenyataan mereka memerlukan demi
penguasaan suatu informasi yang utuh.
j). Penguatan
Penguatan

atau

reinforcement

merupakan

tuntutan

untuk

membentuk perilaku pada anak. Pemberian penguatan yang tepat berupa


pujian, atau penghargaan yang lain terhadap munculnya perilaku yang
dikehendaki pada anak akan membantu terbentuknya perilaku. Pujian yang
diberikan padanya akan memiliki arti tersendiri dalam pencapaian usaha
keberhasilan. Secara psikologis akan memberikan penghargaan pada diri
subjek didik, bahwa dirinya mampu berbuat. Penghargaan ini akan
memberikan motivasi pada diri mereka. Bila ini terjadi, anak akan
berusaha untuk menampilkan prestasi lain.

35

F. Langkah Pembelajaran Keterampilan Memasak Beras menggunakan rice


cooker dengan Metode Demonstrasi
Suwarti, Mochantoyo (2009:18), adapun langkah dalam pembelajaran
keterampilan memasak Beras menggunakan rice cooker melalui metode
demonstrasi adalah:
1. Mengenalkan bagian-bagian dari rice cooker
2. Menyebutkan langkah-langkah memasak beras menggunakan rice cooker
3. Mengambil beras yang sudah di bersihkan (tampi beras supaya bersih dari
kerikil dan kotoran lainnya)
4. Ambil gelas pengukur rice cooker, kemudian sesuai kebutuhan yang di
konsumsi misalnya : untuk di makan 1-2 orang cukup ambil beras 2 gelas
pengukur atau cup.
5. Kemudian cuci beras tersebut dengan air bersih beberapa kali.
6. Setelah itu beras yang sudah di cuci masukkan ke panci rice cooker
7. Dan masukkan air secukupnya (biasanya selisih 1-2 gelas pengukur dari
beras, kalau beras 2 (dua) gelas pengukur berarti airnya 3-4 gelas
pengukur)
8. Periksa permukaan luar panci sudah kering dan bersih, kemudian letakkan
kedalam rice cooker. Putar sedikit kekiri dan ke kanan untuk
mendapatkan posisi yang benar.
9. Dan selanjutnya tutup panci dengan rapat hingga berbunyi klik.
10. Hubungkan steker ke sumber listrik dan lampu Warm menyala.
11. Tekan switch ke bawah dan proses masak I mulai.

36

12. Dan terakhir Biarkan selama 30 menit karena Switch akan ke atas secara
otomatis bila nasi telah matang, dan lampu WARM menyala
menandakan fungsi menghangatkan nasi mulai aktif. Tunggulah lebih
kurang 15 menit sebelum nasi dihidangkan.
G. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan pola pikir dalam melakukan sesuatu
penelitian, sehingga memudahkan penulisan dalam pelaksanaan penelitian.
Adapun kerangka penelitian adalah anak tunagrahita ringan yang duduk di
kelas VIII, belum mampu dalam keterampilan memasak beras menggunakan
rice cooker. Dengan menggunakan metode demonstrasi diharapkan dapat
meningkatkan keterampilan anak dalam memasak beras menggunakan rice
cooker. Untuk lebih lanjut, dapat dilhat kerangka konseptual di bawah ini.

Anak Tunagrahita Ringan

Kemampuan awal
anak tunagrahita
ringan dalam
memasak beras
menggunakan rice
cooker

Memasak beras
menggunakan
rice cooker
melalui metode
demonstrasi

Anak tunagrahita
ringan bisa
memasak beras
menggunakan
rice cooker

HASIL
Gambar 3.1 Bagan Kerangka Konseptual

37

H. Hipotesis
Menurut Suharsimi Arikunto (2005:55) hipotesis dapat diartikan
sebagai jawaban sementara yang dibuat oleh peneliti bagi problematika yang
diajukan dalam penelitian dan akan diuji kebenarannya dengan data yang telah
dikumpulkan. Adapun hipotesis dari penelitian ini yaitu Metode
Demonstrasi dapat meningkatkan keterampilan memasak beras menggunakan
rice cooker, pada anak tunagrahita ringan kelas VIII di SLB Kasih Ummi.

38

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan digunakan adalah eksperimen dengan
metode Single Subject Research (SSR) dengan menggunakan desain AB.
Eksperimen merupakan suatu kegiatan percobaan yang dilakukan untuk
meneliti suatu peristiwa atau gejala yang muncul terhadap suatu peristiwa atau
gejala yang muncul terhadap suatu kondisi tertentu. Menurut Juang Sunanto
(2006:41) Single Subject Research (SSR) adalah penelitian dengan subjek
tunggal, akan tetapi dalam pelaksanaannya dapat di lakukan pada satu subjek
atau beberapa (kelompok ) subjek.
Desain A-B adalah desain yang terdiri dari dua phase yaitu phase
baseline dan phase intervensi. Phase baseline adalah kondisi dimana
pengukuran target dilakukan pada keadaan natural sebelum diberikan
intervensi. Phase baseline (A) menunjukkan suatu phase pada saat target
behavior di observasi atau diukur secara berkala berdasarkan session tertentu.
Phase intervensi adalah phase saat target behavior diukur selama perlakuan
tertentu diberikan (kondisi akhir).

38

39

Desain penelitian ini dapat digambarkan dengan grafik sebagai berikut :

Baseline (A)

Intervensi (B)

Grafik 3.1 Prosedur Dasar Desain A-B


Berdasarkan grafik di atas dapat bahwa phase baseline (kondisi awal)
merupakan kondisi dimana target behavior yang dilakukan sebelum diberikan
intervensi, yaitu kemampuan awal anak belum bisa memasak yaitu memasak
beras menggunakan rice cooker sebelum di berikan intervensi.
Phase intervensi adalah kondisi dimana suatu intervensi telah
diberikan target behavior. Phase treatment (kondisi intervensi) yaitu
kemampuan anak dalam memasak nasi menggunakan rice cooker melalui
metode demonstrasi.

B. Variabel Penelitian
Menurut Juang Sunanto (2006:12) variable merupakan istilah dasar
dalam penelitian eksperimen, termasuk penelitian dengan subjek tunggal.
Variable merupakan suatu atribut atau ciri-ciri mengenai sesuatu yang dapat
berbentuk benda atau kejadian yang dapat diamati.
Variable dalam eksperimen penelitian dapat dibedakan menjadi
variabel terikat dan variabel bebas. Variabel terikat adalah varibel yang
dipengaruhi oleh variabel bebas. Sedangkan variabel bebas adalah variabel
yang mempengaruhi variabel terikat. Pada penelitian dengan subjek tunggal

40

variabel terikat di kenal dengan istilah target behavior (perilaku sasaran).


Sementara itu variabel bebas dikenal dengan istilah intervensi (perlakuan).
Pada penelitian ini yang menjadi variabel bebas (Vx) adalah metode
demonstrasi. Sedangkan yang menjadi variabel terikat (Vy) adalah
keterampilan memasak beras menggunakan rice cooker. Namun maksud dari
penelitian ini adalah keterampilan siswa dalam memasak beras menggunakan
rice cooker.

C. Definisi Operasional Variabel


Suryabrata Sumadi (2004:29) mengemukakan bahwa defenisi
operasional variabel merupakan defenisi yang berdasarkan atas sifat-sifat yang
didefenisikan yang dapat di amati (diobservasi). Dengan demikian variabel
dapat berbentuk benda atau kejadian yang dapat diamati dan diukur.
1. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan
memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses,
situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekadar tiruan.
Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan
secara liasan oleh guru.
Walaupun dalam proses demonstrasi peran siswa hanya sekadar
memerhatikan, akan tetapi demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran
lebih konkret. Dalam strategi pembelajaran, demonstrasi dapat digunakan
untuk mendukung keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori dan
inkuiri.

41

Metode demonstrasi ini dapat dilakukan oleh guru, orang lain, atau
anak. Untuk memperlihatkan kepada seluruh kelas mengenai suatu proses
tentang sesuatu atau cara kerja. Kadang metode demonstrasi ini dapat
mendemonstrasikan suatu percobaan bagaimana caranya menyelidiki
volume suatu benda yang beraturan.
2. Keterampilan memasak beras menggunakan rice cooker
Keterampilan memasak beras menggunakan rice cooker yang di
maksud pada penelitian ini adalah kemampuan proses keterampilan anak
dalam memasak beras menggunakan rice cooker. Menurut Suwarti,
Mochantoyo (2009:18), dimana dalam hal ini anak dapat melakukan
langkah-langkah dalam memasak beras 27 langkah kemampuan proses.
D. Subjek Penelitian
Pada penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah seorang
siswa tunagrahita ringan yang beridentitas X, berjenis kelamin perempuan,
duduk di kelas VIII/C / di SLB Kasih Ummi.
Dalam keterampilan, anak X sedikit sekali pengetahuan dalam
memasak beras. Ini disebabkan karena guru belum memberikan keterampilan
dalam memasak menggunakan metode demonstrasi kepada anak X ini secara
maksimal.

42

E. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian dilaksanakan di SLB Kasih Ummi Padang, yaitu di kelas
VIII/C SMP. Adapaun penelitian dilaksanakan mulai bulan Oktober sampai
November 2012, dengan pengumpulan informasi dan pengolahan data.

F. Prosedur Perekaman Data


1. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Tanwey dan Gast (dalam Juang Sunanto, 2006 : 17)
menyatakan secara garis besar ada tiga macam prosedur pencatatan data,
yaitu pencatatan data secara otomotis, pencatatan data dengan produk
permanen,dan pencatatan data dengan observasi langsung.
Pada penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan pencatatan
dengan produk permanen terhadap keterampilan siswa X yaitu berupa tes
perbuatan dan pencatatan data dengan observasi langsung.
2. Alat Pencatatan Data
Dalam penelitian ini, pencatatan data dilakukan terhadap variabel
atau perilaku sasaran yang dihasilkan oleh subjek dengan data secara
langsung berada pada dokumen tertentu. Dari data permanen inilah data
dicatat dan diolah. Persentase diperlukan dalam mengolah daya yang
didapatkan.
Hasil dari pengolahan dat tersebut berupa nilai yang tercantum ke
dalam persentase.

43

G. Teknik Analisis Data


Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis
visual. Analisis data dibuat dalam bentuk grafik. Juang Sunanto (2005:35)
mengemukakan pembuatan grafik memiliki dua tujuan utama, yaitu (1).
Untuk membantu mengorganisasi data sepanjang proses pengumpulan data
yang nantinya akan mempermudah untuk mengevaluasi, dan (2). Untuk
memberikan rangkuman data kuantitatif serta mendeskripsikan target behavior
yang akan membantu dalam proses menganalisis hubungan variabel bebas dan
terikat.
Langkah-langkah terdiri dari analisis dalam kondisi dan analisis
antar kondisi.
1. Analisis dalam kondisi
Analisis dalam kondisi dimaksudkan untuk menganalisis perubahan
data pada masing-masing kondisi misalnya kondisi baseline atau kondisi
treatment. Langkah-langkahnya sebagai berikut :
a. Menentukan panjang kondisi
Panjang kondisi meupakan jumlah pengamatan yang dilakukan
baseline (A) yaitu 6 kali pengamatan dalam 6 sesi tanpa perlakuan,
sedangkan pada kondisi treatment (B) yaitu 10 kali pengamatan dalam
10 sesi setelah diberi perlakuan yaitu dengan memasak nasi
menggunakan rice cooker melalui metode demonstrasi.

44

b. Menentukan estimasi kecenderungan arah


Pada penelitian modifikasi perilaku, kecenderungan arah (trend) data
pada suatu grafik sangat penting. Gunanya untuk memberikan
gambaran perilaku subjek yang sedang diteliti. Kecenderungan arah
pada grafik menunjukkan perubahan setiap data (jejak) dari sesi ke sesi
(dari waktu ke waktu). Kecenderungan arah pada grafik ada tiga
macam yaitu meningkat, mendatar, dan menurun, masing-masing
maknanya

tergantung

tujuan

intervensi.

Untuk

menentukan

kecenderungan arah pada grafik ada dua cara yang dapat dilakukan,
yaitu :
1). Metode Freehand
Adalah mengamati data secara langsung terhadap poin pada suatu
kondisi kemudian menarik garis lurus yang membagi data poin
menjadi dua bagian.
2). Metode split middle
Adalah menentukan kecenderungan arah grafik berdasarkan median
data poin nilai ordinatnya. Penggunaa metode ini lebih disarankan
karena metode ini menggunakan ukuran data secara pasti.
Metode menentukan kecenderungan arah tergantung dari bentuk data
yang di peroleh dari baseline dan intervensi (treatment). Jika data yang
diperoleh dari stabil maka metode yang digunakan untukmenentukan
kecenderungan arah adalah metode freehand, tapi jika data yang
diperoleh bervariasi maka digunakan metode split middle.

45

Langkah-langkah metode split middle :


a. Data dibagi menjadi dua bagian, misalnya dilambangkan dengan
(1).
b. Data yang dua bagian kiri dan dua bagian kanan juga dibagi dua
bagian, misalnya dilambangkan dengan (1a, 1b).
c. Temukan posisi median dari masing-masing belahan, misalnya
dilambangkan dengan (2a).
d. Tariklah sejajar dengan garis yangmenghubungkan titik temu
antara (1a) dengan (1b).
c. Menentukan kecenderungan kestabilan (trend stability)
Kecenderungan kestabilan dapat dihitung dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
a). menentukan trend stability, yaitu menggunakan stabilitas 15%
dengan perhitungan :
Rentang stabilitas = Skor tertinggi x kriteria stabilitas
b). Menghitung nilai mean level, yaitu semua skor dijumlahkan dan
dibagi dengan banyak poin data, seperti rumus berikut :
Mean level = Jumlah data yang ada
Banyaknya data
c). Menentukan batas atas, yaitu dengan cara mean level + rentang
stabilitas.
d). Menentukan batas bawah, yaitu dengan cara mean level
rentang stabilitas.

46

e). Tentukan persentase stabilitas

Persentase stabilitas = banyaknya data poin yang ada dalam rentang


Banyaknya data poin
Jika persentase stabilitas terletak antara 85% - 90%, maka
kecenderungannya dikatakan stabil, sedangkan jika dibawah ini
(dibawah 85%) dikatakan tidak stabil.
d. Menentukan jejak data
Untuk menetukan jejak data hampir sama dengan arah kecenderugan,
yaitu dimasukkan hasil yang sama seperti kecenderungan arah. Apakah
meningkat (+),menurun (-), atau sejajar dengan sumbu x (=).
e. Menentukan level stabilitas dan rending (level stability)
Tingkat stabilitas (level stability) menetukan derajat variasi atau besar
kecilnya rentang pada kelompok data tertenu. Jika rentang datanya
kecil atau tingkat variasinya rendah maka data dikatakan stabil. Secara
umum 80%-90% data masih berada pada 15% di atas dan di bawah
mean, maka data dikatakan stabil.
f. Menentukan tingkat perubahan (level change)
Tingkat perubahan atau level change menunjukkan berapa besar
terjadinya perubahan data dalam suatu kondisi. Cara menghitungnya
yakni : 1) menentukan berapa besar data poin (skor) pertama dan
terakhir dalam suatu kondisi, 2) kurangi data yang besar dengan data
yang besar, 3) tentukan apakah selisihnya menunjukkan arah yang
membaik (therapeutic) atau memburuk (contra therapeutic) sesuai

47

dengan tujuan intervensi atau pengajarannya. Dengan demikian level


perubahan data dapat ditulis sebagai :
Tabel 3.2 Level Perubahan Data
Kondisi
Level Perubahan

A/1
Data yang besar dikurangi Data
data yang kecil

2.

B/2
yang

besar

dikurangi yang kecil

Analisis Antar Kondisi


Untuk memulai menganalisa perubahan data antar kondisi data

yang stabil harus mendahului kondisi yang akan dianalisa karena jika data
bervariasi (tidak stabil), maka akan mengalami kesulitan untuk
menginterpretasikan. Disamping aspek stabilitas, ada tidaknya pengaruh
intervensi terhadap variabel terikat juga tergantung pada aspek perubahan
level, dan aspek kecil overlap yang terjadi diantara dua kondisi yang
dianalisis.
Adapun komponen dalam analisis antar kondisi adalah :
a. Menentukan banyaknya variabel yang berubah diantara kondisi
baseline dan intervensi. Pada penelitian ini jumlah variabel yang akan
dirubah adalah 1 buah, yaitu hasil keterampilan anak X ini terutama
pada keterampilan memasak nasi menggunakan rice cooker.
Tabel 3.3 Variabel yang Berubah
Perbandingan Kondisi

B1/A1 (2 : 1)

Jumlah variabel yang akan dirubah

48

b. Menentukan perubahan kecenderungan arah


Mengamati data pada analisis dalam kondisi yang berubah di atas.
Artinya kita dapat menentukan perubahan kecenderungan arahnya
dengan mengamati kemampuan memasak nasi menggunakan rice
cooker pada anak X dalam masing-masing kondisi (kondisi baseline
dan intervensi).
c. Menentukan perubahan kecenderungan stabilitas
Lihat kecenderungan stabilitas pada fase baseline (A) dan intervensi
(B) pada rangkuman analisis dalam kondisi. Maksudnya setelah data
pada kondisi baseline dan intervensi diperoleh, maka dapat ditentukan
perubahan kecenderungan stabilitasnya, apakah cenderung menurun,
mendatar, atau menaik.
Rentang stabilitas = skor tertinggi x kriteria stabilitas
d. Menetukan level perubahan
Perubahan level data menunjukkan seberapa besar data berubah.
Tingkat perubahan level data ditunjukka oleh selisih antara data
terakhir pada kondisi baseline dengan data pertama pada kondisi
intervensi. Nilai selisih ini menggambarkan seberapa besar terjadi
perilaku akibat adanya intervensi.
Atau lebih jelasnya dengan cara berikut :
1). Tentukan data poin pada baseline (A) pada sesi terakhir dan sesi
pertama pada intervensi (B).

49

2). Hitung selisih antara keduanya.


3). Catat apakah perubahan tersebut membaik atau menurun. Membaik
diberi tanda +, jika tidak ada perubahan ditulis O.
e. Menentukan overlap (tumpang tindih) dapat pada kondisi baseline
dengan intervensi.
Data tumpang tindih artinya terjadinya data yang sama pada kedua
kondisi tersebut. Data yang tumpang tindih menunjukkan tidak adanya
perubahan pada kedua kondisi. Semakin banyaknya data yang
tumpang tindih maka semakin menguat dugaan tidak adanya
perubahan pada kedua kondisi.
Adapun cara menetukan overlap data sebagai berikut :
1. Lihat kembali batas bawah dan atas pada kondisi baseline
2. Hitung ada berapa poin pada kondisi intervensi (B) yang berada
pada rentang kondisi (A) (1).
3. Perolehan pada langkah no. 2 dibagi dengan banyaknya data poin
dalam kondisi B kemudian dikalikan100. Itulah yang disebut
persentase overlap. Jika semakin kecil perseyase overlap makin
membaik pengaruh intervensi terhadap target behavior.
4. Setelah diketahui masing-masing komponen tersebut maka
dimasukkan dalam table format analisis antar kondisi yang
berdekatan, sebagai berikut :

50

Kondisi
1. Jumlah variabel yang dirubah
2. Perubahan dalam arah kecenderungan
3. Perubahan dalam stabilitas kecenderungan
4. Perubahan dalam tingkat
5. Persentase overlap

B1/A1 (2:1)

51

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian


Sesuai dengan target behavior yang ingin di capai dalam penelitian
ini yaitu untuk meningkatkan keterampilan memasak beras menggunakan rice
cooker, maka penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode Single
Subject Research (SSR) desain A-B. Kemudian data yang diperoleh dianalisis
dengan menggunakan analisis visual data grafik (Visual Analisis of Grafic
Data), terdiri dari data dalam kondisi baseline (A) dan data dalam kondisi
treatment (intervensi) (B). Data dalam kondisi Baseline (A) yaitu data yang
diperoleh sebelum diberikan perlakuan, sedangkan data pada kondisi
treatment (intervensi) (B) yaitu data yang diperoleh setelah atau selama
diberikan perlakuan terhadap subjek penelitian.
Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini dapat dilihat sebagai
berikut :
1. Kondisi Baseline (sebelum diberikan perlakuan)
Pada kondisi baseline, siswa X disuruh untuk memasak beras
menggunakan rice cooker, dimana dalam memasak beras ini ada 27 langkah
yang di gunakan peneliti. Untuk mengukurnya, digunakan rumus persentase,
yaitu jumlah kemampuan proses yang benar dibagi dengan jumlah semua
kemampuan proses (27) kemudian di kali 100%.

51

52

Data pada kondisi baseline yang telah peneliti dilakukan dalam 6


kali pengamatan, adalah sebagai berikut :
a. Hari pertama, anak X mampu melakukan 11 kemampuan dari 27
kemampuan proses keterampilan memasak beras menggunakan rice
cooker. Jika dipersentasekan, maka kemampuan anak X adalah 40,74
%.
b. Hari ke-dua, anak X mampu melakukan 15 kemampuan dari 27
kemampuan proses keterampilan memasak beras menggunakan rice
cooker. Jika dipersentasekan, maka kemampuan anak X adalah
55,5%.
c. Hari ke-tiga, anak X mampu melakukan 12 kemampuan dari 27
kemampuan proses keterampilan memasak menggunakan rice cooker.
Jika dipersentasekan, maka kemampuan anak X adalah 44,4%.
d. Hari ke empat, anak X mampu melakukan 10 kemampuan dari 27
kemampuan proses keterampilan memasak beras menggunakan rice
cooker. Jika dipersentasekan, maka kemampuan anak X adalah
37,03%.
e. Hari ke-lima, anak X mampu melakukan 11 kemampuan dari 27
kemampuan proses keterampilan memasak beras menggunakan rice
cooker. Jika dipersentasekan, maka kemampuan anak X adalah
40,74%.

53

f. Hari ke-enam, anak X mampu melakukan 11 kemampuan dari 27


kemampuan proses keterampilan memasak beras menggunakan rice
cooker. Jika dipersentasekan, maka kemampuan anak X adalah
40,74%.
Adapun data yang diperoleh dalam kondisi baseline yaitu sebelum
diberikan tindakan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 4.1 Kemampuan Awal Subjek (kondisi Baseline)
Kemampuan Memasak Beras Menggunakan Rice Cooker
Hari keHari/Tanggal
Persentase kemampuan proses
keterampilan memasak beras
menggunakan rice cooker oleh siswa X
1
Rabu/ 4-12-2013
40,7%
2
Kamis/5-12-2013
55,5 %
3
Jumat/6-12-2013
44,4 %
4
Sabtu/7-12-2013
37 %
5
Senin/9-12-2013
40,7 %
6
Selasa/10-12-2013
40,7 %
Dari table diatas, terlihat bahwa baseline dilaksanakan mulai dari
tanggal 4-12-2013 sampai dengan tanggal 10-12-2013 yang dilaksanakan
sebanyak 6 kali pengamatan. Dari pengamatan dapat diketahui bahwa
kemampuan

awal

anak

dalam

keterampilan

memasak

beras

menggunakan rice cooker pada hari pertama adalah 40,7 %, pada hari kedua naik menjadi 55,5 %, namun pada hari ke-tiga turun menjadi 44,4 %,
pada hari ke-empat turun lagi menjadi 37%, hari ke-lima dan ke-enam
kemampuan anak X kembali seperti kemampuan pada hari pertama yaitu

54

40,7%. Setelah data yang diperoleh stabil, maka peneliti menghentikan


pengamatan
Dari table tersebut juga terlihat bahwa nilai tertinggi adalah 55%
dan nilai terendahnya adalah 37%. Untuk lebih jelasnya, data tersebut
dapat dilihat dalam bentuk grafis garis sebagai berikut :
Kondisi Baseline ( A )

Grafik 4.1 Panjang Kondisi Baseline (A) Kemampuan Awal Anak X dalam
Keterampilan Memasak Beras Menggunakan Rice Cooker
Dari grafik 4.1 dapat dijelaskan bahwa lamanya pengamatan
awal sebelum diberikan intervensi adalah sebanyak enam kali pengamatan
dan diketahui bahwa kemampuan awal anak dalam memasak beras terlihat
masih sangat kurang. Setelah data yang diperoleh stabil maka peneliti
menghentikan baseline. Untuk langkah selanjutnya peneliti memberikan
intervensi dengan menggunakan metode demonstrasi dalam keterampilan
memasak beras menggunakan rice cooker.

55

2. Kondisi Treatment (Intervensi)


Pada kondisi intervensi, anak X diberikan perlakuan dengan
menggunakan metode demonstrasi dalam keterampilan memasak beras
menggunakan rice cooker. Sebelum diberikan perlakuan, peneliti sudah
mempersiapkan

rice

cooker

yang

akan

digunakan.

Peneliti

mendemonstrasikan kepada anak X 27 kemampuan proses keterampilan


dalam memasak beras menggunakan rice cooker. Peneliti memulai dengan
mengenalkan bagian-bagian dari rice cooker dan fungsinya. Peneliti
menyebutkan langkah-langkah serta melakukan didepan anak X, mulai
dari mengambil beras dan membersihkan dari kerikil atau kotoran sampai
beras tersebut masak dengan menggunakan rice cooker. Setelah semua
selesai peneliti demonstrasikan, anak X disuruh untuk melakukan sendiri
dari semua yang telah di jelaskan dan di praktekkan oleh peneliti.
Peneliti memperhatikan dan memberikan penilaian dari 27
kemampuan proses keterampilan anak X dalam memasak beras
menggunakan rice cooker. Untuk mengukurnya, digunakan rumus
persentase, yaitu jumlah kemampuan proses yang benar di bagi jumlah
semua kemampuan proses (27 kemampuan) kemudian dikali 100%.
Pada kondisi intervensi yang peneliti lakukan dalam 10 kali,
diperoleh data sebagai berikut :
a. Hari ke- tujuh, anak X mampu melakukan 15 kemampuan proses
dengan benar dari 12 kemampuan proses keterampilan memasak beras

56

menggunakan rice cooker. Jika dipersentasekan, maka kemampuan


anak X adalah 55,5%.
b. Kari ke- delapan, anak X dapat melakukan 17 kemampuan proses
dengan benar dari 27 kemampuan proses keterampilan memasak beras
menggunakan rice cooker. Jika dipersentasekan, maka kemampuan
anak X adalah 62,9%.
c. Hari ke- Sembilan, anak X melakukan 17 kemampuan proses dengan
benar dari 12 kemampuan proses keterampilan memasak beras
menggunakan rice cooker. Jika dipersentasekan, maka kemampuan
anak X adalah 62,9%.
d. Hari ke- sepuluh, anak X melakukan 20 kemampuan proses dengan
benar dari 27 kemampuan proses keterampilan memasak beras
menggunakan rice cooker. Jika dipersentasekan, maka kemampuan
anak X adalah 74%.
e. Hari ke- sebelas, anak X melakukan 22 kemampuan proses dengan
benar dari 27 kemampuan proses keterampilan memasak beras
menggunakan rice cooker. Jika dipersentasekan, maka kemampuan
anak X adalah 81,4%.
f. Hari ke- dua belas, anak X melakukan 24 kemampuan proses dengan
benar dari 27 kemampuan proses keterampilan memasak beras
menggunakan rice cooker. Jika dipersentasekan, maka kemampuan
anak X adalah 88,8%.

57

g. Hari ke- tiga belas, anak X melakukan 25 kemampuan proses dengan


benar dari 27 kemampuan proses keterampilan memasak beras
menggunakan rice cooker. Jika dipersentasekan, maka kemampuan
anak X adalah 92,5%.
h. Hari ke- empat belas, anak X melakukan 26 kemampuan proses
dengan benar dari 12 kemampuan proses keterampilan memasak beras
menggunakan rice cooker. Jika dipersentasekan, maka kemampuan
anak X adalah 96,2%.
i. Hari ke- lima belas, anak X melakukan 27 kemampuan proses dengan
benar dari 27 kemampuan proses keterampilan memasak beras
menggunakan rice cooker. Jika dipersentasekan, maka kemampuan
anak X adalah 100%.
j. Hari ke- enam belas, anak X dapat melakukan 27 kemampuan proses
dengan benar dari 27 kemampuan proses keterampilan memasak beras
menggunakan rice cooker. Jika dipersentasekan, maka kemampuan
anak X adalah 100%.
Adapun data yang diperoleh peneliti dalam kondisi intervensi dapat
dilihat pada table sebagai berikut :
Table 4.2 Perkembangan Kemampuan Subjek (Intervensi)
Kemampuan Proses Keterampilan Memasak Beras
Menggunakan Rice Cooker
Hari ke-

Hari/Tanggal

Rabu/11-12-2013

Persentase kemampuan proses


keterampilan memasak beras
menggunakan rice cooker anak X
55,5%

58

8
9
10
11
12
13
14
15
16

Kamis/12-12-2013
Jumat/13-12-2013
Sabtu/14-12-2013
Senin/16-12-2013
Selasa/17-12-2013
Rabu/18-12-2013
Kamis/19-12-2013
Jumat/20-12-2013
Sabtu/21-12-2013

62,9%
62,9%
74 %
81,4%
88,8%
92,5%
96,2%
100%
100%

Dari table di atas, terlihat bahwa intervensi dilaksanakan mulai


dari tanggal 11-12-2013 sampai tanggal 21-12-2013 yang dilaksanakan
sebanyak 10 kali pengamatan. Dari table tersebut juga terlihat bahwa
nilai tertinggi adalah 100% dan nilai terendahnya 55%. Untuk lebih
jelasnya, data tersebut dapat dilihat dalam bentuk grafik garis sebagai
berikut :
Kondisi Intervensi (B)

Grafik 4.2 Panjang Kondisi Intervensi (B) kemampuan siswa X


dalam keterampilan memasak beras menggunakan rice cooker

59

Dari grafik 4.2dapat dijelaskan bahwa lamanya pengamatan pada


kondisi intervensi adalah sebanyak sepuluh kali pengamatan. Dari grafik
tersebut dapat diketahui bahwa kemampuan anak dalam keterampilan
memasak beras menggunakan rice cooker meningkat.
Perbandingan hasil Baseline dan Intervensi Kemampuan anak X
dalam keterampilan memasak beras menggunakan rice cooker dapat
dilihat pada grafik sebagai berikut :

Grafik 4.3 Perbandingan Kondisi Baseline (A) dan Kondisi Intervensi


(B) Kemampuan Anak X dalam keterampilan Memasak Beras
menggunakan rice cooker
Berdasarkan grafik tersebut, diketahui bahwa kondisi baseline
dilaksanakan sebanyak 6 kali pengamatan. Dari grafik dapat diketahui
bahwa kemampuan anak X dalam keterampilan memasak beras
menggunakan rice cooker pada hari pertama adalah 40,7% pada hari kedua naik menjadi 55,5%, namun pada hari ketiga turun 44,4% dan hari ke-

60

empat turun menjadi 37%, pada hari ke-lima dan ke-enam kemampuan
anak X kembali seperti kemampuan pada hari pertama yaitu 40,7%.
Setelah data yang diperoleh stabil, maka peneliti menghentikan
pengamatan.
Pada

kondisi

intervensi

dilaksanakan

sebanyak

10

kali

pengamatan. Dari grafik tersebut dapat diketahui bahwa kemampuan anak


X pada hari ke-tujuh adalah 55,5%, pada hari ke-delapan dan ke-sembilan
naik menjadi 62,9%, pada hari ke-sepuluh juga naik menjadi 74%, hari kesebelas naik menjadi 81,4% dan ke-dua belas naik 88,8%, hari ke-tiga
belas menjadi 92,5%, pada hari ke-empat belas naik 96,2%, pada hari kelima belas dan ke-enam belas kemampuan anak menjadi 100%. Setelah itu
peneliti menghentikan perlakuan karena kemampuan anak X dalam
keterampilan memasak beras menggunakan rice cooker menunjukkan hasil
yang stabil.
B. Analisis Data
1. Analisis Dalam Kondisi
Analisis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah data grafik
masing-masing kondisi, dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Menentukan Panjang Kondisi
Panjang kondisi adalah lamanya pengamatan yang dilakukan
pada masing-masing kondisi (kondisi A dan kondisi B). Dengan kata
lain panjang kondisi merupakan jumlah titik data yang terdapat pada
masing-masing kondisi. Pada kondisi A pengamatan dilakukan selama

61

enam kali pengamatan. Pada kondisi B pengamatan dilakukan


sebanyak sepuluh kali. Pada kondisi A jumlah titik datanya enam buah,
sedangkan pada kondisi B jumlah titik datanya sepuluh buah.
Untuk lebih jelasnya panjang kondisi A dan B dapat dilihat
pada table di bawah ini :
Tabel 4.3 Panjang Kondisi
Kondisi

Panjang kondisi

10

Pada tabel diatas dinyatakan banyak titik data pada kondisi A (


Baseline) adalah enam, artinya pengamatan dilakukan selama enam
kali, setelah data yang diperoleh stabil maka peneliti menghentikan
pengamatan, dan pada kondisi B (Intervensi) adalah sepuluh., artinya
pengamatan dilakukan sebanyak sepuluh kali, dan terdapat sepuluh
titik data. Setelah data yang diperoleh stabil, maka peneliti
menghentikan pengamatan.

b. Menentukan Estimasi Kecenderungan Arah


Pada kondisi baseline (A) data yang diperoleh cenderung
mendatar, sehingga untuk menentukan garis arah kecenderungannya
dipakai metode freehand, cara yang dipakai dalam menentukan
panjang kondisi baseline (A) dengan metode freehand yaitu dengan
menarik garis lurus sejajar atau searah dengan kestabilan data yang
diperoleh.

62

Pada kondisi intervensi (B) terdapat kenaikan yang bervariasi,


untuk menentukan estimasi kecenderungan arah digunakan metode
split middle. Metode split-middle adalah menentukan kecenderungan
arah grafik berdasarkan median data point nilai ordinatnya.
Cara yang dilakukan dalam metode split-middle adalah sebagai
berikut:
1). Data dibagi menjadi dua bagian, misalnya dilambangkan dengan
(1).
2). Data yang dua bagian kiri dan dua bagian kanan juga dibagi dua
bagian, misalnya dilambangkan dengan (1a, 1b).
3). Temukan posisi median dari masing-masing belahan, misalnya
dilambangkan dengan (2a).
4). Tariklah garis sejajar dengan garis yang menghubungkan titik
temu antara (1a) dengan (1b).
a). Kondisi Baseline (A)
Pada kondisi Baseline (A) digunakan metode freehand karena
data yang diperoleh cenderung stabil atau datar. Pada kondisi
Baseline (A), kemampuan anak X dalam kemampuan proses
keterampilan memasak beras menggunakan rice cooker.
Pada pengamatan pertama, anak X dapat melakukan
kemampuan proses keterampilan memasak beras menggunakan
rice cooker 40,7% dengan benar, pengamatan ke-dua anak X
dapat melakukan kemampuan proses keterampilan memasak beras

63

menggunakan rice cooker 55,5% dengan benar, pengamatan ketiga anak X dapat melakukan kemampuan proses keterampilan
memasak beras menggunakan rice cooker 44,4% dengan benar,
pengamatan ke-empat anak X dapat melakukan kemampuan
proses keterampilan memasak beras menggunakan rice cooker
37% dengan benar, pengamatan ke-lima anak X dapat melakukan
kemampuan proses keterampilan memasak beras menggunakan
rice cooker 40,7% dengan benar, pengamatan ke-enam anak X
dapat melakukan kemampuan proses keterampilan memasak beras
menggunakan rice cooker 40,7% dengan benar.

Grafik 4.4 Estimasi Kecenderungan Arah pada Kondisi


Baseline kemampuan Anak Xdalam Keterampilan Memasak
Beras Menggunakan Rice Cooker

64

b). Kondisi Intervensi (B)


Pada kondisi Intervensi (B) digunakan metode Split Middle,
karena data yang diperoleh bervariasi.
Pengamatan ke-tujuh anak X dapat melakukan kemampuan
proses keterampilan memasak beras menggunakan rice cooker
55% dengan benar, pengamatan ke-delapan anak X dapat
melakukan kemampuan proses keterampilan memasak beras
menggunakan rice cooker 62,9% dengan benar, pengamatan
ke-sembilan anak X dapat melakukan kemampuan proses
keterampilan memasak beras menggunakan rice cooker 62,9%
dengan benar, pengamatan ke-sepuluh anak X dapat melakukan
kemampuan proses keterampilan memasak beras menggunakan
rice cooker 74% dengan benar, pengamatan ke-sebelas anak X
dapat melakukan kemampuan proses keterampilan memasak
beras menggunakan rice cooker

81,4% dengan benar,

pengamatan ke-dua belas anak X dapat melakukan kemampuan


proses keterampilan memasak beras menggunakan rice cooker
88,8% dengan benar, pengamatan ke-tiga belas anak X dapat
melakukan kemampuan proses keterampilan memasak beras
menggunakan rice cooker 92,5% dengan benar, pengamatan
ke-empat belas anak X dapat melakukan kemampuan proses
keterampilan memasak beras menggunakan rice cooker 96,2%

65

dengan benar, pengamatan ke-lima belas anak X dapat


melakukan kemampuan proses keterampilan memasak beras
menggunakan rice cooker 100% dengan benar, pengamatan
ke-enam belas anak X dapat melakukan kemampuan proses
keterampilan memasak beras menggunakan rice cooker 100%
dengan benar.

Grafik 4.5 Estimasi Kecenderungan Arah pada Kondisi


Intervensi kemampuan Anak Xdalam Keterampilan Memasak
Beras Menggunakan Rice Cooker
Adapun bentuk tabel estimasi kecenderungan arah dapat dilihat
sebagai berikut :
Tabel 4.4 Estimasi Kecenderungan Arah
Kondisi

(-)

(+)

Estimasi
kecenderungan arah

66

Tabel di atas menunjukkan arah kecenderungan pada


kondisi baseline (A) dan intervensi (B). berdasarkan data diatas
dapat ditafsirkan bahwa dalam kondisi baseline (A) kemampuan
anak X dalam keterampilan memasak beras menggunakan rice
cooker kecenderungannya menurun. Pada kondisi intervensi (B)
terlihat bahwa kemampuan anak X dalam keterampilan memasak
beras menggunakan rice cooker.
c. Menentukan Kecenderungan Stabilitas (Trend Stability)
Untuk menentukan kecenderungan stabilitas pada kondisi A
dan B digunakan suatu criteria stabilitas yang telah ditetapkan,
yaitu 15%. Kemudian dilanjutkan dengan menghitung mean level,
batas atas, batas bawah, dan persentase stabilitas. Jika persentase
stabilitas terletak antara 85% - 90% maka kecenderungannya
dikatakan perhitungannya dilakukan dengan cara :
1. Kondisi Baseline (A)
Kemampuan anak X dalam keterampilan memasak beras
menggunakan rice cooker sebelum diberikan perlakuan atau
intervensi.
a). Menentukan Trend Stability, yaitu menggunakan criteria
stabilitas 15% dengan cara mengalikan skor tertinggi dengan
kriteria stabilitas.
Rentang Stabilitas = Skor Tertinggi x Kriteria Stabilitas
Skor tertinggi = 55%

67

Kriteria stabilitas (15%) = 0,15


kecenderungan stabilitas=..?
Kecenderungan = skor tertinggi x criteria stabilitas
= 55% x 0,15
= 8,25
Jadi kecenderungan stabilitasnya adalah 8,25
kecenderungan stabilitas 8,25 = 4,12
b). Menghitung Mean level dengan cara menjumlahkan semua
skor dan dibagi dengan banyak data poin (A).
skor = 40,7 + 55,5 + 44,4 + 37 + 40,7 + 40,7 = 259
Banyak data poin = 6
mean level =.?
mean level = jumlah skor : banyak data poin
= 259 : 6
= 43,16
Jadi mean levelnya adalah 43,16
c). Menentukan batas atas dengan cara menjumlahkan mean level
dengan setengah stabilitas kecenderungan.
mean level = 43,16
Stabilitas kecenderungan = 8,25
stabilitas kecenderungan = 4,12

68

batas atas =?
Batas atas = mean level + kecenderungan
= 43,16 + 4,12
= 47,28
Jadi batas atas adalah 47,28
d). Menentukan batas bawah dengan cara mengurangkan Mean
Level dengan setengah stabilitas kecenderungan.
mean level = 43,16
Stabilitas kecenderungan = 8,25
stabilitas kecenderungan = 4,12
Batas bawah=?
Batas bawah

= mean level stabilitas kecenderungan


= 43,16 - 4,12
= 39,03

Jadi batas bawah adalah 39,03


e). Menentukan persentase stabilitas yang berada dalam rentang
stabilitas.
Persentase stabilitas = banyaknya data poin yang ada dalam
rentang : banyak data poin
banyak data poin yang ada dalam rentang = 0
Banyaknya data poin = 6
persentase stabilitas=?

69

Persentase stabilitas = banyaknya data poin yang ada dalam


rentang : banyak data poin
=0:6
= 0 % ( tidak stabil)
Tabel 4.5 Persentase Stabilitas Kondisi Baseline (A)
Banyak data poin yang

Banyaknya data

ada dalam rentang


0

poin
:

Persentase
stabilitas

0%
(tidak stabil)

Data

dikatakan

tidak

stabil,

karena

persentasenya

stabilitasnya terletak dibawah 85%-90%. Dapat dilihat dari


persentase stabilitas pada kondisi baseline tidak stabil dengan
persentasenya 0%. Dari data tersebut dapat diartikan bahwa
kemampuan anak X dalam keterampilan memasak keterampilan
memasak beras menggunakan rice cooker masih rendah.
2. Kondisi Intervensi (B)
Kemampuan anak X dalam keterampilan memasak beras
menggunakan rice cooker melalui metode demonstrasi.
a). Menentukan Trend Stability dengan cara mengalikan skor
tertinggi dengan kriteria stabilitas.
Skor Tertinggi = 100
Kriteria stabilitas (15%) = 0,15

70

stabilitas kecenderungan =.?


Stabilitas kecenderungan = skor tertinggi x kriteria stabilitas
= 100 x 0,15
= 15
Jadi stabilitas kecenderungan = 15
rentangan kestabilitas = 7,5
b). Menghitung Mean Level dengan cara menjumlahkan semua
skor dan dibagi dengan banyak data poin pada kondisi (B).
jumlah skor = 55,5 + 62,9 + 62,9 + 74 + 81,4 + 88,8 + 92,5 +
96,2 + 100 + 100 = 814,2
Banyaknya data poin = 10
Mean Level =..?
Mean level = jumlah skor : banyak data poin
= 814,2 : 10
= 81,42
Jadi Mean levelnya adalah 81,42
c). Menentukan batas atas dengan cara menjumlahkan Mean level
dengan setengah stabilitas kecenderungan.
Mean level = 81,42
stabilitas kecenderungan = 7,5
Batas atas=..?

71

Batas atas = Mean level + stabilitas kecenderungan


= 81,42 + 7,5
= 88,92
Jadi batas atasnya adalah 88,92
d). Menentukan batas bawah dengan cara mengurangkan Mean
level dengan setengah stabilitas kecenderungan.
Mean level = 81,42
stabilitas kecenderungan = 7,5
Batas bawah =..?
Batas bawah= Mean level - stabilitas kecenderungan
= 81,42 - 7,5
= 73,92
Jadi batas atasnya adalah 73,92
e). Menentukan persentase stabilitas yang berada dalam rentang
stabilitas
Persentase stabilitas = banyaknya data poin yang ada dalam
rentang : banyaknya data poin
Banyak data poin yang ada dalam rentang = 0

72

Banyak data poin = 10


Persentase stabilitas = .?
Persentase stabilitas = banyaknya data poin yang ada dalam
rentang : banyaknya data poin
= 0 : 10
= 0 % ( tidak stabil )
Tabel 4.6 Persentase Stabilitas Kondisi Intervensi (B)
Banyaknya data poin

Banyaknya data

yang ada dalam rentang


0

poin
:

10

Persentase
stabilitas

0%
(tidak stabil)

Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada grafik stabilitas


kecenderungan di bawah ini :

73

Grafik 4.6 Stabilitas Kecenderungan Kemampuan Siswa X Dalam


Keterampilan Memasak Beras Menggunakan Rice Cooker
Keterangan :
= Batas Atas
= Mean Level
= Batas Bawah

74

d. Menentukan Kecenderungan Jejak Data


Berdasarkan data diatas dapat ditafsirkan bahwa dalam kondisi
baseline (A) pada hari pertama sampai hari ke- enam kemampuan
anak X dalam keterampilan memasak beras datanya tidak stabil.
Kemudian pada kondisi Treatment (Intervensi) pada hari ke- tujuh
sampai hari ke-enam belas kemampuan anak X dalam keterampilan
memasak beras menggunakan rice cooker melalui demonstrasi
mengalami peningkatan. Pada hari ke-lima belas sampai ke- enam
belas anak X mampu melakukan keterampilan memasak beras
menggunakan rice cooker mencapai 100%.
Menentukan kecenderungan jejak data, sma halnya dengan
menentukan kecenderungan arah di atas. Oleh karena itu masukkan
hasil yang sama seperti kecenderungan arah. Pada fase Baseline
(A) data turun naik (tidak stabil). Hari pertama sampai hari kedua
meningkat, hari ke-tiga sampai hari ke-empat menurun. Pada hari
ke-lima sampai k e-enam

mendatar. Sementara itu, pada fase

intervensi (B) dari hari ke-tujuh sampai hari ke-empat belas terus
mengalami peningkatan namun tidak stabil dan pada hari ke-lima
belas sampai ke-enam belas mendatar. Untuk lebih jelasnya, lihat
tabel 4.7 berikut :

75

Tabel 4.7 Kecenderungan Jejak Data


Kemampuan Keterampilan Memasak Beras menggunakan
Rice cooker
Kondisi

A
1

B
2

(=)

(+)

Kecenderungan Jejak
Data

e. Menentukan Level Stabilitas dan Rentang


Berdasarkan data kemampuan anak X dalam proses
keterampilan memasak beras menggunakan rice cooker, dapat
dilihat pada kondisi baseline (A) datanya tidak stabil (variabel)
dengan nilai terendah 37 % dan nilai tertinggi 55,5 %.
Pada kondisi Intervensi (B) datanya bervariasi dengan nilai
terendah 55,5 % dan nilai tertinggi 100 %. Level stabilitas tersebut
dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 4.8 Level Stabilitas dan Rentang
Kemampuan Keterampilan Memasak Beras
Menggunakan Rice cooker
Kondisi
Level Stabilitas dan

A
1
Variabel

B
2
Variabel

Rentang

37 55,5

55,5 - 100

76

f. Menentukan Level Perubahan


Menentukan tingkat perubahan (Level Change) yang
menunjukkan berapa besar terjadinya perubahan data dalam
kondisi. Adapun cara menghitungnya adalah dengan cara
menentukan berapa besar data poin (skor) pertama dan
terakhirdalam suatu kondisi. Kemudian dihitung selisih antara poin
yang besar dengan yang kecil. Jadi, tingkat perubahan kemampuan
anak X dalam keterampilan memasak beras menggunakan rice
cooker dengan benar pada kondisi A adalah 55,5 37 = 18,5 dan
kondisi B adalah 100 55,5 = 44,5 yang artinya persentase
kemampuan anak X dalam keterampilan memasak beras dengan
menggunakan rice cooker melalui metode demonstrasi cenderung
meningkat. Dengan demikian level perubahan kemampuan anak X
dalam keterampilan memasak beras menggunakan rice cooker
dapat ditulis pada tabel sebagai berikut :
Tabel 4.9 Level Perubahan Data
Kondisi

A
1

B
2

Level Perubahan

55,5 37 = 18,5

100 55,5 = 45,5

Data

Setelah diketahui masing-masing komponen di atas, maka


dapat dimasukkan dalam tabel format analisis kondisi yang
berdekatan sebagai berikut :

77

Tabel 4.10 Rangkuman Hasil Analisis Visual Dalam Kondisi


Kemampuan Anak X Dalam Keterampilan Memasak Beras
Menggunakan Rice Cooker
Kondisi
1. Panjang Kondisi

10

(-)

(+)

0%
(tidak stabil)

0%
(tidak stabil)

(=)

(+)

Variabel

Variabel

37 55,5

55,5 - 100

55,5 37
(18,5)

100 55,5
( 45,5 )

2. Estimasi Kecenderungan
Arah
3. Kecenderungan Stabilitas
4. Jejak Data

5. Level Stabilitas dan


Rentang
6. Level Perubahan

2. Analisis Antar Kondisi


Adapun komponen analisis antar kondisi baseline (A) dan
intervensi (B) dalam keterampilan memasak beras menggunakan rice
cooker melalui metode demonstrasi adalah:
a.

Menentukan banyak variable yang berubah


Dalam menentukan banyaknya variable yang berubah yaitu
dengan cara menentukan jumlah variable yang berubah antara

78

kondisi baseline dan kondisi intervensi, dan dapat dilihat pada


tabel 4.11 berikut :
Tabel 4.11 Jumlah Variabel yang Berubah Kemampuan
Keterampilan dalam Memasak Beras Menggunakan Rice
Cooker
Perbandingan kondisi

B1 / A1 (2 : 1)

Jumlah variabel yang diubah

b.

Menentukan Perubahan kecenderungan Arah


Perubahan

kecenderungan

arah

ditentukan

dengan

mengambil data pada analisis yang berubah, formatnya dapat


dilihat pada tabel 4.12 berikut:
Tabel 4.12 Perubahan Kecenderungan Arah Kemampuan
Keterampilan Dalam Memasak Beras Menggunakan Rice
Cooker
Kondisi

A/B

Perubahan kecenderungan arah


dan efeknya (persentase)

Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa kemampuan siswa X


dalam keterampilan memasak beras menggunakan rice cooker
melalui metode demonstrasi pada kondisi baseline (A) perubahan
kecenderungan arahnya cenderung menurun ( - ). Pada kondisi
intervensi (B) perubahan kecenderungan arahnya mengalami

79

peningkatan yang baik (+) lebih tinggi dibandingkan kondisi


baseline (A).
Berdasarkan gambaran dan penjelasan di atas bahwa
pemberian intervensi berpengaruh positif terhadap variable yang
diubah.
c.

Menentukan perubahan kecenderungan stabilitas


Dilihat dari kecenderungan stabilitas pada kondisi baseline
(A) dan intervensi (B) pada rangkuman analisis dalam kondisi,
dapat dijelaskan bahwa kondisi baseline (A) kemampuan anak X
dalam keterampilan memasak beras menggunakan rice cooker
mengalami sedikit perubahan. Pada kondisi intervensi (B)
kemampuan

anak X

dalam keterampilan

memasak beras

menggunakan rice cooker menunjukkan peningkatan yang berarti


dari 55,5% sampai dengan 100% setelah diberikan intervensi
melalui metode demonstrasi. Dengan demikian, kemampuan anak
X dalam keterampilan memasak beras menggunakan rice cooker
menjadi lebih meningkat.. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel 4.13 berikut:
Tabel 4.13 Perubahan Stabilitas Kecenderungan
Kemampuan dalam Keterampilan memasak beras
menggunakan rice cooker
Perbandingan kondisi
B1 / A1
( 2:1 )
Perubahan kecenderungan
Variabel ke Variabel
stabilitas

80

Pada tabel 4.13 dapat ditafsirkan bahwa kemampuan anak X


dalam keterampilan memasak beras menggunakan rice cooker
menunjukkan kecenderungan dari variable ke variable bernilai
posistif
d.

Menentukan tingkat perubahan


Adapun cara menentukan level perubahan pada kondisi A
dan B dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Data poin pada kondisi baseline (A) pada sesi terakhir adalah
40,7 % dan sesi awal pada kondisi intervensi (B) adalah 55,5%
2. Selisih antaranya adalah 40,7% ke 55,5% adalah meningkat,
karena datanya naik maka diberi tanda (+)
3. Perubahan tersebut meningkat. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel 4.14 berikut:
Tabel 4.14 Level Perubahan

e.

Perbandingan kondisi

A / B (2:1)

Perubahan dalam tingkat

55,5 40,7
(14,8)

Menentukan overlap data


Overlap data pada kondisi baseline (A) dan intervensi (B)
ditentukan dengan cara:
1. Lihat batas atas dan batas bawah pada kondisi baseline, yaitu
batas bawah 39,03% dan batas atasnya 47,28% adalah dengan
interval (B) yang berada pada rentang kondisi (A).

81

2. Kemudian tentukan jumlah data poin kondisi intervensi yang


berada pada rentang kondisi baseline.
3. Perolehan angka pada poin dua dibagi dengan banyaknya data
poin yang ada pada kondisi intervensi (B).
Pada kondisi intervensi, kemampuan anak X dalam
keterampilan memasak beras menggunakan rice cooker, batas
atasnya 88,92% dan batas bawahnya 73,92%. Jumlah data poin
kondisi intervensi yang berada pada rentang kondisi baseline,
yaitu nol (0). Dibagi dengan banyaknya data poin yang ada
pada kondisi interval yaitu 10 (sepuluh). Jadi 0 : 10 = 0. Hasil
tersebut dikalikan seratus, maka hasilnya 0%.
Semakin kecil persentase overlap maka semakin baik
pengaruh intervensi terhadap target behavior. Dengan demikian
dapat

ditafsirkan

bahwa

kemampuan

anak

dalam

keterampilan memasak beras menggunakan rice cookeer


mengalami perubahan yang meningkat. Semua komponen
diatas dapat dilihat pada tabel 4.15 di bawah ini :
Tabel 4.15 Rangkuman Hasil Ananlisis Antar Kondisi
Kemampuan Keterampilan Memasak Beras Menggunakan
Rice cooker
Kondisi
B:A
( 2: 1)
1
1.
Jumlah variable
yang diubah

82

2.

Perubahan dalam
arah kecenderungan
stabilitas
(-)

Variable ke variable

3.

Perubahan
kecenderungan stabilitas
4.
Level perubahan
5.

(+)

55,5 40,7 = 14,8


0%

Persentase
overlap

C. Pembuktian Hipotesis
Berdasarkan analisis data tersebut, maka diperoleh bahwa
metode demonstrasi dapat meningkatkan kemampuan keterampilan
memasak beras menggunakan rice cooker. Dari data tersebut dapat
dijelaskan bahwa sebelum diberikan treatment (intervensi), anak X belum
mampu menentukan berapa

takaran air yang

diperlukan dan belum

mampu melakukan kemampuan proses keterampilan dalam memasak


beras menggunakan rice cooker

dengan benar. Setelah diberikan

intervensi sebanyak sepuluh kali pertemuan melalui metode demonstrasi,


maka kemampuan anak X dalam keterampilan memasak beras
menggunakan rice cooker meningkat.
Hasil penelitian membuktikan bahwa metode demonstasi dapat
digunakan

dalam

meningkatkan

keterampilan

memasak

beras

menggunakan rice cooker pada anak tunagrahita ringan. Dengan demikian


pembuktian hipotesis benar.

83

D. Pembahasan Penelitian
Anak tunagrahita ringan adalah mereka yang mempunyai hambatan
dalam kecerdasan bila dibandingkan dengan anak seusia mereka, tapi mereka
masih mampu belajar dalam bidang akademik seperti membaca, menulis dam
berhitung, bahkan keterampilan yang bisa diberikan dan dikembangkan
kepada mereka. Namun demikian mereka masih memerlukan layanan
pendidikan khusus. Berkenaan dengan hal tersebut seorang guru perlu
memberikan keterampilan yang mampu membantu kehidupan siswa dalam
kehidupan sehari-hari. Misalnya saja dalam keterampilan dalam memasak
beras menggunakan rice cooker melalui metode demonstrasi.
Subjek dalam penelitian adalah anak tunagrahita ringan yang
berinisial X, jenis kelamin perempuan, anak duduk di kelas VIII di SLB Kasih
Ummi Padang. Anak

belum mampu memasak beras menggunakan rice

cooker apalagi dalam menentukan takaran air yang diperlukan, menyebutkan


bagian-bagian dari rice cooker, dan menyebutkan langkah-langkah memasak
beras secara berurutan. Kegiatan penelitian dilakukan dalam dua phase, yaitu
phase baseline dan phase treatment (intervensi). Pada phase baseline, anak X
disuruh memasak beras menggunakan rice cooker. Dalam hal ini peneliti
belum memberikan perlakuan. Penelitian pada phase baseline ini dilakukan
dalam enam kali pengamatan, karena pada pengamatan ke-lima sampai keenam telah didapat data yang stabil (40,7%), sehingga peneliti menghentikan
penelitian dengan hasil bahwa anak X masih belum mampu dalam memasak
beras menggunakan rice cooker.

84

Pada phase intervensi, anak X kembali disuruh untuk memasak beras


menggunakan rice cooker melalui metode demonstrasi. Dalam hal ini peneliti
sudah memberikan perlakuan kepada subjek peneliti dalam keterampilan
memasak beras menggunakan rice cooker tersebut. Penelitian pada phase
intervensi ini dilakukan dalam sepuluh kali pengamatan. Pada pengamatan kelima belas sampai ke-enam belas, data yang diperoleh peneliti sudah stabil
dengan hasil bahwa kemampuan anak X dalam memasak beras menggunakan
rice cooker sudah mengalami peningkatan (100%). Dengan kata lain, jumlah
soal yang mampu dijawab dengan benar oleh anak X sudah mengalami
peningkatan dibandingkan sebelum diberikan perlakuan.
Kegiatan yang dilakukan selama penelitian baik phase baseline
maupun phase intervensi dikumpulkan dalam bentuk perbuatan dan di analisis
yang bertujuan memperjelas dari setiap kegiatan yang dilakukan oleh peneliti
selama penelitian.
Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
metode demonstrasi dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan
memasak beras menggunakan rice cooker bagi anak tunagrahita ringan di SLB
Kasih Ummi Padang.

85

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan dalam bab IV,
dapat diambil kesimpulan bahwa metode demonstrasi dapat meningkatkan
keterampilan memasak beras menggunakan rice cooker bagi anak tunagrahita
ringan di SLB Kasih Ummi Padang.

Penelitian ini dilaksanakan dengan

Single Subject Research (SSR) dengan desain A-B


Pelaksanaan penelitian ini dari tanggal 4 sampai 21 Desember 2013.
Pelaksanaannya terdiri dari dua phase, yaitu phase baseline dan phase
treatment (intervensi). Pada phase baseline dilaksanakan sebanyak enam kali
pengamatan, setelah data yang diperoleh stabil, maka peneliti menghentikan
phase baseline. Peneliti lanjutkan dengan phase intervensi dilaksanakan
sebanyak 10 kali pengamatan. Setelah data yang diperoleh stabil, maka
peneliti juga menghentikan phase intervensi. Dari analisis data yang peneliti
lakukan, Nampak peningkatan kemampuan siswa X dalam keterampilan
memasak beras menggunakan rice cooker.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka dapat disimpulkan
bahwa

kemampuan

siswa

dalam

keterampilan

memasak

beras

menggunakan rice cooker mengalami peningkatan.dapatpula disimpulkan


bahwa metode demonstrasi dapat meningkatkan keterampilan memasak beras
menggunakan rice cooker bagi anak tunagrahita ringan di SLB Kasih Ummi
Padang.
85

86

B. Saran
Setelah memperhatikan hasil peneliti yang diperoleh dari kesimpulan
yang telah dikemukakan, maka ada terdapat beberapa saran dalam penelitian
ini yaitu:
a. Bagi peneliti, agar dapat mengembangkan lagi hasil penelitian ini, dan
metode demonstrasi ini juga dapat digunakan bagi anak berkebutuhan
khusus lainnya.
b. Bagi guru, agar dapat menggunakan metode demonstrasi dalam
memberikan pembelajaran keterampilan, agar anak dapat semangat
dan memahami yang diberikan..
c. Bagi sekolah, agar dapat mendukung berbagai bentuk metode
demonstrasi yang nantinya dapat menunjang kemampuan anak dalam
mengembangkan keterampilan dan belajar. Agar anak lebih semangat
lagi.
d.

Bagi peneliti selanjutnya, peneliti berharap untuk dapat menggunakan


metode yang bervariasi agar anak termotivasi

87

DAFTAR PUSTAKA
Amin, Moh. 1995. Ortopedagogik Anak Tunagrahita. Bandung : Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Ahmad, Djauzak. 1992. Didaktik/Metode Umum. Jakarta : Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
Arends (2001). Analisis Tugas. http://arends.ngeblogs.com/2012/11/30/analisistugas/.
Djadja Rahardja. 2006. Pengantar Pendidikan Luar Biasa (Introduction to Special
Education). Criced : University of Tsukuba.
http://deevashare.blogspot.com/2012/05/prinsip-layanan-pendidikan-bagi
anak.html, diakses, jumat 31 Januari 2014.
http://cumanulisaja.blogspot.com/2012/09/pengertian-keterampilan.html
Copyright cumanulisaja.blogspot.com Under Common Share Alike
Atribution. Diakses, sabtu 1 desember 2012.
http://stiebanten.blogspot.com/2011/06/pengertian-arti-metode-demonstrasi.html.
diakses kamis 20 desember 2012.
http://arundinafa. Blogspot.com/2012/02/tips-memasak-nasi-dengan-rice-cooker.
Html. Diakses, 29 Maret 2013.
Iswari, Mega. 2008. Kecakapan Hidup bagi Anak Berkebutuhan Khusus. Padang :
UNP Press.

88

Jamila KA Muhammad. 2008. Special Education for Special Children (Panduan


Pendidikan Khusus Anak-anak dengan Ketunaan dan Learning
Disabilities. Jakarta : Hikmah (Mizan Publika).
Juang Sunanto, dkk. 2006. Penelitian dengan Subjek Tunggal. Bandung : UPI.
Kurniasih (2003). Panduan pelaksanaan keterampilan kehidupan sehari-hari.
Jakarta : Dep. Sosial RI.
Maria J Wantah. 2007. Pengembangan kemandirian anak tunagrahita mampu
latih. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional Direktorat ketenagaan.
Mochantoyo, Suwarti, dkk. 1997. Pengelolaan Makanan. Bandung : Penerbit
Angkasa.
Roestiyah, 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Rofiqah, Salsabila. 2009. Teknik Pengelolaan Makanan. Bandung : Angkasa.
Sumekar, Ganda. 2009. Anak Berkebutuhan Khusus : Cara Membantu Mereka
Agar Berhasil dalam Pendidikan Inklusif. Padang : UNP Press.
Sutjihati soemantri. 2007. Psikologi anak luar biasa. Bandung : Refika Aditama.
Suwung, Sarwono. 2011. Cara Menggunakan Rice Cooker. Bandung : Rineka
Cipta.

89

Soemarjadi, dkk. 1991. Pendidikan keterampilan. Jakarta : Depdikbud.


W.J.S. Poerwadarminta. 1995. Pengembangan Keterampilan. Bandung : Refika
Aditama.

90

Lampiran I.
Hasil Asesmen Kemampuan Proses Keterampilan Memasak Beras
Menggunakan Rice cooker
Nama Siswa : X
Jenis Kelamin : Perempuan
Nama Sekolah : SLB Kasih Ummi Padang
Kemampuan
siswa
Aspek yang di nilai

Bisa

Tidak
bisa

1. Mengenal bagian-bagian dari rice cooker


1. Penutup panci

2. Panci anti gores

3. Pengatur suhu air

4.

Penampung uap air

5. Warm (tekan ke bawah hidup lampu pada


cooking, berarti memasak, kalau sudah naik ke
atas berarti sudah masak).

6. Steker penghubung listrik


7. Gelas pengukur
2. Menyebutkan

langkah-langkah

memasak

beras

menggunakan rice cooker


j. Ambil beras yang sudah di bersihkan dari kerikil
dan kotoran(tampi beras supaya bersih)

91

k. Mengambil beras menggunakan gelas pengukur


rice cooker.
l. Cuci beras dengan air bersih lebih kurang

sebanyak 3 kali
m. Memasukkan beras yang sudah di cuci ke dalam
panci rice cooker
n. Masukkan air secukupnya ( biasanya selisih 1-2

gelas pengukur dari beras)


o. Periksa permukaan luar panci sudah kering
p. Menutup panci dengan rapat

q. Menghubungkan steker ke sumber listrik

r. Menekan switch ke bawah


s. Membiarkn selama 30 menit karena switch akan

ke atas secara otomatis bila nasi telah matang.


3. Mempraktekkan mengambil beras yang sudah di
bersihkan dari kerikil dan kotoran(tampi beras supaya
bersih)
4. Mempraktekkan mengambil beras menggunakan

gelas pengukur rice cooker.


5. Mempraktekkan cuci beras dengan air bersih lebih
kurang sebanyak 3 kali

92

6. Mempraktekkan memasukkan beras yang sudah di

cuci ke dalam panci rice cooker

7. Mempraktekkan masukkan air secukupnya ( biasanya


selisih 1-2 gelas pengukur dari beras)

8. Periksa permukaan luar panci sudah kering

9. Menutup panci dengan rapat


10.

Menghubungkan steker ke sumber listrik

11.

Tekan switch ke bawah

12.

Biarkan selama 30 menit karena switch akan ke

atas secara otomatis berarti nasi sudah matang.


Keterangan :

Bisa
Tidak bisa

= skor 1
= skor 0

Persentase kemampuan anak :


=

skor yang di peroleh anak x 100%


Skor total seharusnya

11 x 100%
27

40,74 %

Analisis :
a. Mengenal bagian-bagian Rice Cooker
Dalam mengenal rice cooker dan fungsinya, siswa terbukti tidak
mengetahui dan tidak memahami semua bagian-bagian dari rice
cookerini.
b. Menyebutkan
cooker.

Langkah-langkah memasak beras menggunakan rice

93

Siswa tidak dapat menyebutkan satu persatu langkah memasak


beras menggunakan rice cooker secara berurutan.
c. Mengambil beras dan membersihkan dari kerikil atau ampas padi.
Siswa bisa mengambil dan membersihkan padi dari kerikil dan
ampas padi yang ada pada beras tersebut.
d. Mengambil beras menggunakan gelas pengukur
Dalam hal ini siswa dapat mengambil beras menggunakan gelas
pengukur.
e. Mencuci Beras
Dalam mencuci beras, siswa hanya memasukkan air tanpa
mengaduk beras tersebut dengan tangan. Supaya airnya tidak keruh
lagi.
f. Memasukkan beras yang sudah di cuci ke dalam panci
Siswa dapat memasukkan bera ke dalam panci dengan baik dan
benar
g. Takaran airnya
Dalam memasak beras ini siswa tidak bisa menentukan takaran
air yang diperlukan. Karena hasilnya beras yang telah masak menjadi
nasi tersebut malahan lembek.
h. Periksa permukaan Luar panci
Siswa sama sekali tidak memperhatikan permukaan luar dari
panci, apakah masih basah atau sudah kering.

94

i. Menutup panci
Siswa bisa melakukannya dengan baik
j. Menghubungkan steker ke sumber listrik
Siswa kurang berani menghubungkan steker ke sumber
listriknya.
k. Tekan switch
Siswa membiarkan saja switch tetap pada posisi ke atas atau pada
posisi memanaskan. Dimana nanti beras tersebut tidak akan masak.
l. Biarkan matang
Siswa bisa melakukan ini.
Kesimpulan Analisis
Dari hasil yang tampak kemampuan siswa dalam keterampilan
memasak beras menggunakan rice cooker sangat rendah, dimana siswa
tidak mengetahui bagian-bagian rice cooker, langkah-langkah memasak
beras menggunakan rice cooker secara berurutan,dan lebih fatal lagi dalam
menentukan takaran air yang akan dimasukkan dalam panci. Oleh sebab itu,
maka perlu rasanya diberikan penanganan dalam masalah ini.

95

Lampiran II.
KISI-KISI PENELITIAN
Meningkatkan Keterampilan Memasak Beras Menggunakan Rice Cooker
melalui Metode Demonstrasi bagi Anak Tunagrahita Ringan di SLB Kasih
Ummi Padang.
No

Variabel

Indikator

Deskriptor

Alat
Pengumpulan
Data
Tes Perbuatan
Bisa

1.

1. Keterampilan
memasak

Menjelaskan

nasi langkah-

a. Mengenal bagian-bagian dari


rice cooker

menggunakan

langkah

1. Penutup panci

rice cooker

memasak beras

2. Panci anti gores

menggunakan

3. Pengatur suhu air

rice cooker

4.

Penampung uap air

5. Warm (tekan ke bawah


hidup

lampu

pada

cooking, berarti memasak,


kalau sudah naik ke atas
berarti sudah masak).
6. Steker penghubung listrik
7. Gelas pengukur

tidak bisa

96

b.

Menyebutkan langkahlangkah

memasak

beras

menggunakan rice cooker


1. Ambil beras yang sudah di
bersihkan dari kerikil dan
kotoran(tampi beras supaya
bersih)
2. Mengambil

beras

menggunakan

gelas

pengukur rice cooker.


3. Cuci

beras

bersih

dengan

lebih

air

kurang

sebanyak 3 kali
4. Memasukkan beras yang
sudah di cuci ke dalam
panci rice cooker
5. Masukkan air secukupnya (
biasanya selisih 1-2 gelas
pengukur dari beras)
6. Periksa

permukaan

luar

panci sudah kering


7. Menutup
rapat

panci

dengan

97

8. Menghubungkan steker ke
sumber listrik
9. Menekan switch ke bawah
10. Membiarkn

selama 30

menit karena switch akan


ke atas secara otomatis
bila nasi telah matang.
c. Mempraktekkan

mengambil

beras yang sudah dibersihkan


(dari

kerikil

dan

kotoran

lainnya)
d.

Mempraktekkan
mengambil

beras

cup/takaran rice cooker


e. Mempraktekkan

mencuci

beras dengan bersih, sampai


airnya mulai jernih
f. Mempraktekkan
memasukkan

cara
beras

yang

sudah di cuci masukkan ke


panci rice cooker
g. Mempraktekkan mengisi air
secukupnya (biasanya selisih

98

1-2 takar dari beras)


h. Mempraktekkan
permukaan

periksa

panci

sudah

kering dan bersih,


i. Menutup panci dengan rapat
hingga berbunyi klik
j. Hubungkan steker ke sumber
listrik dan lampu warm
menyala.
k. Tekan switch ke bawah dan
proses masak di mulai.
l. Biarkan selama 30 menit
karena switch akan keatas
secara otomatis berarti nasi
sudah matang

99

Lampiran III.
INSTRUMENT PENELITIAN

Kemampuan siswa
Aspek yang di nilai

Bisa

1. Mengenal bagian-bagian dari rice cooker


a. Penutup panci
b. Panci anti gores
c. Pengatur suhu air
d.

Penampung uap air

e. Warm (tekan ke bawah hidup lampu pada


cooking, berarti memasak, kalau sudah
naik ke atas berarti sudah masak).
f. Steker penghubung listrik
g. Gelas pengukur
2. Menyebutkan

langkah-langkah

memasak

beras menggunakan rice cooker


a. Ambil beras yang sudah di bersihkan dari
kerikil dan kotoran(tampi beras supaya
bersih)
b. Mengambil beras menggunakan gelas
pengukur rice cooker.

Tidak bisa

100

c. Cuci beras dengan air bersih lebih kurang


sebanyak 3 kali
d. Memasukkan beras yang sudah di cuci ke
dalam panci rice cooker
e. Masukkan air secukupnya ( biasanya
selisih 1-2 gelas pengukur dari beras)
f. Periksa permukaan luar panci sudah
kering
g. Menutup panci dengan rapat
h. Menghubungkan steker ke sumber listrik
i. Tekan switch ke bawah
j. Biarkan selama 30 menit karena switch
akan ke atas secara otomatis bila nasi
telah matang.
3. Praktek mengambil beras yang sudah di
bersihkan dari kerikil dan kotoran(tampi beras
supaya bersih)
4. Praktek Mengambil beras menggunakan gelas
pengukur rice cooker.
5. Praktek Cuci beras dengan air bersih lebih
kurang sebanyak 3 kali
6. Praktek Memasukkan beras yang sudah di
cuci ke dalam panci rice cooker

101

7. Praktek Masukkan air secukupnya ( biasanya


selisih 1-2 gelas pengukur dari beras)
8. Periksa permukaan luar panci sudah kering
9. Menutup panci dengan rapat
10. Hubungkan steker ke sumber listrik
11. Tekan switch ke bawah
12. Biarkan selama 30 menit karena switch akan
ke atas secara otomatis Berarti nasi telah
matang.

102

Lampiran IV.
PROGRAM PENGAJARAN INDIVIDUAL (PPI)

A. Identitas anak
Nama

:X

Tempat/Tanggal lahir

:-

Jenis kelamin

: Perempuan

Alamat

: Maransi, Padang

Kelas

: VIII SMP

Nama Sekolah

: SLB Kasih Ummi

Waktu

: 2 x 35 menit satu kali pertemuan

Petugas asesmen

: Resa Silvia

B. Kondisi awal anak


Dari asesmen yang dilakukan tester maka dapat disimpulkan bahwa,
anak belum mampu dalam keterampilan memasak beras menggunakan rice
cooker.
C. Tujuan jangka panjang
Melalui metode demonstrasi anak dapat memasak beras menggunakan
rice cooker.
D. Tujuan jangka pendek
1. Melalui metode demonstrasi anak dapat melakukan 27 kemampuan proses
keterampilan memasak beras menggunakan rice cooker dengan baik dan
benar.
E. Karakter Yang Diharapkan
1. Percaya diri (Confidance)
2. Keberanian (Bravery)
3. Ketelitian (Carefulness)
4. Tekun (Diligensi)
F. Metode
1. Metode Demonstrasi

103

G. Materi Pembelajaran
27 kemampuan proses keterampilan memasak beras menggunakan rice
cooker.

H. Kegiatan Pembelajaran

No.

Kegiatan Pembelajaran

Karakter Bangsa

A. Kegiatan Awal
1. Mengucapkan

salam,

menyapa Religi, bersahabat

anak, menanyakan kabar anak.


2. Berdoa
Religi

B. Kegiatan Inti
1. Eksplorasi
a. Peneliti

menjelaskan

dan Berani

mempraktekkan kepada siswa


kemampuan
memasak

proses

beras

27

keterampilan

menggunakan

rice

cooker.
1. Mengenalkan bagian-bagian dari
rice cooker
a. Penutup panci
b. Panci anti gores
c. Pengatur suhu air
d.

Penampung uap air

e. Warm (tekan ke bawah hidup

Disiplin, kreatif,

104

lampu pada cooking, berarti


memasak, kalau sudah naik ke
atas berarti sudah masak).
f. Steker penghubung listrik
g. Gelas pengukur
2. Menyebutkan

langkah-langkah

memasak beras menggunakan rice


cooker.
a. Ambil beras yang sudah di
bersihkan

dari

kotoran(tampi

kerikil
beras

dan

supaya

bersih)
b. Mengambil beras menggunakan
gelas pengukur rice cooker.
c. Cuci beras dengan air bersih
lebih kurang sebanyak 3 kali
d. Memasukkan beras yang sudah
di cuci ke dalam panci rice
cooker
e. Masukkan
(biasanya

air

secukupnya

selisih

1-2

gelas

pengukur dari beras)


f. Periksa permukaan luar panci
sudah kering
g. Menutup panci dengan rapat
h. Menghubungkan
sumber

steker

ke

105

listrik
i. Menekan switch ke bawah
j. Membiarkn

selama 30 menit

karena switch akan ke atas


secara otomatis bila nasi telah
matang.
3. Praktek Mengambil beras, lalu
membersihkan dari kerikil atau
ampas padi, supaya beras bersih.
4. Praktek

Mengambil

beras

menggunakan gelas pengukur rice


cooker.
5. Praktek Cuci beras dengan air
bersih lebih kurang sebanyak 3 kali.
6. Praktek Memasukkan beras yang
sudah di cucu kedalam panci rice
cooker.
7. Praktek Masukkan air secukupnya
(biasanya

selisih

1-2

gelas

pengukur dari beras) .


8. Praktek Periksa permukaan luar
panic sudah kering
9. Menutup panic dengan rapat
10. Hubungkan
listrik.

steker

ke

sumber

106

11. Tekan switch ke bawah


12. Biarkan selama + 30 menit karena
switch akan ke atas secara otomatis
berarti sudah matang atau masak.
2. Elaborasi
a. Guru menyuruh anak menyebutkan
satu persatu langkah dalam memasak
beras menggunakan rice cooker
b. Anak

mempraktekkan

cara-cara

memasak beras menggunakan rice


cooker
c. Guru

memberikan

reinforcement

kepada anak.
3. Konfirmasi
a. Guru

mengulangi

pembelajaran

dengan metode yang digunakan


b. Guru menanyakan kesulitan anak
dalam keterampilan memasak beras
menggunakan rice cooker

C. Evaluasi
27

kemampuan

proses

keterampilan

memasak beras menggunakan rice cooker


D. Kegiatan akhir
a. Kesimpulan
b. Guru menutup pembelajaran
c. Guru memberikan motivasi
Menutup pelajaran dan Berdoa

Religi

107

I. Evaluasi
Dari kegiatan pembelajaran di atas, maka dapat dilakukan penilaian sejauh
mana kemampuan keterampilan memasak siswa menggunakan rice cooker
Beberapa kegiatan evaluasi sebagai berikut:
Kemampuan
siswa
Aspek yang di nilai

Bisa

Tidak
bisa

1. Mengenal bagian-bagian dari rice cooker


a. Penutup panci
b. Panci anti gores
c. Pengatur suhu air
d.

Penampung uap air

e. Warm (tekan ke bawah hidup lampu pada


cooking, berarti memasak, kalau sudah naik ke
atas berarti sudah masak).
f. Steker penghubung listrik
g. Gelas pengukur
2. Menyebutkan

langkah-langkah

memasak

beras

menggunakan rice cooker


a. Ambil beras yang sudah di bersihkan dari kerikil
dan kotoran(tampi beras supaya bersih)
b. Mengambil beras menggunakan gelas pengukur

108

rice cooker.
c. Cuci beras dengan air bersih lebih kurang
sebanyak 3 kali
d. Memasukkan beras yang sudah di cuci ke dalam
panci rice cooker
e. Masukkan air secukupnya ( biasanya selisih 1-2
gelas pengukur dari beras)
f. Periksa permukaan luar panci sudah kering
g. Menutup panci dengan rapat
h. Menghubungkan steker ke sumber listrik
i. Menekan switch ke bawah
j. Membiarkn selama 30 menit karena switch akan
ke atas secara otomatis bila nasi telah matang.
3. Praktek Mengambil beras yang sudah di bersihkan
dari kerikil dan kotoran(tampi beras supaya bersih)
4. Praktek

Mengambil

beras

menggunakan

gelas

pengukur rice cooker.


5. Praktek Cuci beras dengan air bersih lebih kurang
sebanyak 3 kali
6. Praktek Memasukkan beras yang sudah di cuci ke
dalam panci rice cooker
7. Praktek Masukkan air secukupnya ( biasanya selisih
1-2 gelas pengukur dari beras)

109

8. Praktek Periksa permukaan luar panci sudah kering


9. Praktek Menutup panci dengan rapat
10. Praktek Hubungkan steker ke sumber listrik
11. Praktek Tekan switch ke bawah
12. Praktek Biarkan selama 30 menit karena switch akan
ke atas secara otomatis berarti nasi telah matang.
Keterangan :

Bisa
Tidak bisa

= skor 1
= skor 0

Persentase kemampuan anak :


=

skor yang di peroleh anak

100%

Skor total seharusnya

Padang, Desember 2013

Resa Silvia
11644/2009

110

Lampiran V.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Nama Sekolah

: SLB Kasih Ummi Padang

Kelas

: D VIII / C

Semester

:I

Mata Pelajaran

: Seni Budaya dan Keterampilan

Waktu

: 2 x 35 menit

I.

Standar Kompetensi :
Merawat diri

II.

Kompetensi Dasar
Memasak sederhana dengan memasak beras menggunakan rice cooker.

III. Indikator
a. Mengenal bagian-bagian dari rice cooker
b. Menyebutkan langkah-langkah memasak beras menggunakan rice
cooker.
c. Melakukan cara memasak beras menggunakan rice cooker.

IV. Tujuan Pembelajaran


a. Melalui Tanya jawab dan penugasan anak dapat menyebutkan bagianbagian dari rice cooker.
b. Melalui Tanya jawab anak dapat menyebutkan langkah-langkah
memasak beras menggunakan rice cooker.

111

c. Melalui metode demonstrasi siswa dapat memasak beras menggunakan


rice cooker dengan baik dan benar.

V.

Karakter yang Diharapkan


a. Religius
b. Teliti
c. Terampil
d. Bertanggungjawab
e. Disiplin
f. Mandiri

VI. Materi Pembelajaran


27 kemampuan proses keterampilan memasak beras menggunakan rice
cooker.
VII. Metode Pembelajaran
a. Demonstrasi
VIII. Langkah-Langkah Pembelajaran
a. Kegiatan awalan
1) Mengucapkan salam
2) Berdoa
3) Mengkondisi siswa
4) Apersepsi
b. Kegiatan inti
1) Eksplorasi
a) Peneliti menjelaskan 12 kemampuan proses keterampilan
memasak beras menggunakan rice cooker.
Seperti :
1. Mengenalkan bagian-bagian dari rice cooker
a. Penutup panci

112

b. Panci anti gores


c. Pengatur suhu air
d. Penampung uap air
e. Warm (tekan ke bawah hidup lampu pada cooking,
berarti memasak, kalau sudah naik ke atas berarti sudah
masak).
f. Steker penghubung listrik
g. Gelas pengukur
2. Menyebutkan

langkah-langkah

memasak

beras

menggunakan rice cooker.


a. Ambil beras yang sudah di bersihkan dari kerikil
dan kotoran(tampi beras supaya bersih)
b. Mengambil beras menggunakan gelas pengukur rice
cooker.
c. Cuci beras dengan air bersih lebih kurang sebanyak
3 kali
d. Memasukkan beras yang sudah di cuci ke dalam
panci rice cooker
e. Masukkan air secukupnya ( biasanya selisih 1-2
gelas pengukur dari beras)
f. Periksa permukaan luar panci sudah kering
g. Menutup panci dengan rapat
h. Menghubungkan steker ke sumber listrik
i. Menekan switch ke bawah

113

j. Membiarkn selama 30 menit karena switch akan ke


atas secara otomatis bila nasi telah matang.
3. Praktek Mengambil beras, lalu membersihkan dari kerikil
atau ampas padi, supaya beras bersih.
4. Praktek Mengambil beras menggunakan gelas pengukur
rice cooker.
5. Praktek

Cuci beras dengan air bersih lebih kurang

sebanyak 3 kali.
6. Praktek

Memasukkan beras yang sudah di cucu kedalam

panic rice cooker.


7. Praktek Masukkan air secukupnya (biasanya selisih 1-2
gelas pengukur dari beras) .
8. Praktek Periksa permukaan luar panic sudah kering
9. Praktek Menutup panic dengan rapat
10. Praktek Hubungkan steker ke sumber listrik.
11. Praktek Tekan switch ke bawah
12. Biarkan selama + 30 menit karena switch akan ke atas
secara otomotis berarti nasi sudah matang atau masak.
b) Siswa memperhatikan penjelasan peneliti.
2) Elaborasi
a) Siswa bersama bimbingan peneliti melakukan keterampilan
memasak beras menggunakan rice cooker.

114

b) Peneliti memberikan reinforcement kepada siswa, apabila


siswa melakukannya dengan benar.
c) Siswa dan peneliti melakukan kegiatan secara berulang.
3) Konfirmasi
a) Peneliti bertanya tentang hal yang belum diketahui siswa
b) Peneliti

bersama

siswa

meluruskan

kesalah

pahaman,

memberikan penguatan dan menyimpulkan.


c) Kegiatan akhir
a) Peneliti bersama siswa menyimpulkan meteri keterampilan
yang telah dipelajari.
b) Evaluasi
c) Berdoa

IX. Alat dan Bahan


a) Rice cooker
b) Beras
X. Penilaian
Bentuk tes : Perbuatan

Kemampuan
siswa
Aspek yang di nilai

Bisa

Tidak
bisa

1. Mengenal bagian-bagian dari rice cooker

115

a. Penutup panci
b. Panci anti gores
c. Pengatur suhu air
d.

Penampung uap air

e. Warm (tekan ke bawah hidup lampu pada


cooking, berarti memasak, kalau sudah naik ke
atas berarti sudah masak).
f. Steker penghubung listrik
g. Gelas pengukur
2. Menyebutkan

langkah-langkah

memasak

beras

menggunakan rice cooker


a. Ambil beras yang sudah di bersihkan dari kerikil
dan kotoran(tampi beras supaya bersih)
b. Mengambil beras menggunakan gelas pengukur
rice cooker.
c. Cuci beras dengan air bersih lebih kurang
sebanyak 3 kali
d. Memasukkan beras yang sudah di cuci ke dalam
panci rice cooker
e. Masukkan air secukupnya ( biasanya selisih 1-2
gelas pengukur dari beras)
f. Periksa permukaan luar panci sudah kering
g. Menutup panci dengan rapat

116

h. Menghubungkan steker ke sumber listrik


i. Menekan switch ke bawah
j. Membiarkn selama 30 menit karena switch akan
ke atas secara otomatis bila nasi telah matang.
3. Praktek Mengambil beras yang sudah di bersihkan
dari kerikil dan kotoran(tampi beras supaya bersih)
4. Praktek

Mengambil

beras

menggunakan

gelas

pengukur rice cooker.


5. Praktek Cuci beras dengan air bersih lebih kurang
sebanyak 3 kali
6. Praktek Memasukkan beras yang sudah di cuci ke
dalam panci rice cooker
7. Praktek Masukkan air secukupnya ( biasanya selisih
1-2 gelas pengukur dari beras)
8. Praktek Periksa permukaan luar panci sudah kering
9. Praktek Menutup panci dengan rapat
10. Praktek Hubungkan steker ke sumber listrik
11. Praktek Tekan switch ke bawah
12. Biarkan selama 30 menit karena switch akan ke atas
secara otomatis berarti nasi telah matang.

Keterangan :

Bisa
Tidak bisa

= skor 1
= skor 0

117

Persentase kemampuan anak :


=

skor yang di peroleh anak


Skor total seharusnya

100%

Padang, Desember 2013


Peneliti
Resa Silvia
11644 / 2009

118

Lampiran VI.
HASIL PENGUMPULAN DATA PADA KONDISI BASELINE (A)
Nama Siswa
Kelas
Sekolah
No

Hari/Tanggal

:X
: DVIII/C
: SLB Kasih Ummi
Sub Variabel

Persentase
Kemampuan
Proses
Keterampilan
yang Benar

1.

Rabu/4-12-2013

Kemampuan proses keterampilan

40,7 %

memasak beras menggunakan rice cooker


yang terdiri dari 27 kemampuan proses

2.

Kamis/5-12-2013

Kemampuan proses keterampilan

55,5 %

memasak beras menggunakan rice cooker


yang terdiri dari 27 kemampuan proses

3.

Jumat/6-12-2013

Kemampuan proses keterampilan

44,4 %

memasak beras menggunakan rice cooker


yang terdiri dari 27 kemampuan proses

4.

Sabtu/7-12-2013

Kemampuan proses keterampilan

37 %

memasak beras menggunakan rice cooker


yang terdiri dari 27 kemampuan proses

5.

Senin/9-12-2013

Kemampuan proses keterampilan

40,7 %

memasak beras menggunakan rice cooker


yang terdiri dari 27 kemampuan proses

Selasa/10-122013

Kemampuan proses keterampilan


memasak beras menggunakan rice cooker
yang terdiri dari 27 kemampuan proses

40,7 %

118

Lampiran VII.
HASIL PENGUMPULAN DATA PADA KONDISI
INTERVENSI (B)
Nama Siswa
Kelas
Sekolah

No

Hari/Tanggal

1.

Rabu/11-12-2013

:X
: DVIII/C
: SLB Kasih Ummi

Sub Variabel

Kemampuan proses keterampilan

Persentase
kemampuan
proses
keterampilan
yang benar
55,5 %

memasak beras menggunakan rice


cooker yang terdiri dari 27
kemampuan proses
2.

Kamis/12-12-2013

Kemampuan proses keterampilan

62,9 %

memasak beras menggunakan rice


cooker yang terdiri dari 27
kemampuan proses
3.

Jumat/13-12-2013

Kemampuan proses keterampilan

62,9%

memasak beras menggunakan rice


cooker yang terdiri dari 27
kemampuan proses
4.

Sabtu/14-12-2013

Kemampuan proses keterampilan

74 %

memasak beras menggunakan rice


cooker yang terdiri dari 27
kemampuan proses
5.

Senin/16-12-2013

Kemampuan proses keterampilan


memasak beras menggunakan rice
cooker yang terdiri dari 27
kemampuan proses

81,4 %

119

6.

Selasa/17-12-2013

Kemampuan proses keterampilan

88,8 %

memasak beras menggunakan rice


cooker yang terdiri dari 27
kemampuan proses
7.

Rabu/18-12-2013

Kemampuan proses keterampilan

92,5 %

memasak beras menggunakan rice


cooker yang terdiri dari 27
kemampuan proses
8.

Kamis/19-12-2013

Kemampuan proses keterampilan

96,2 %

memasak beras menggunakan rice


cooker yang terdiri dari 27
kemampuan proses
9.

Jumat/20-12-2013

Kemampuan proses keterampilan

100 %

memasak beras menggunakan rice


cooker yang terdiri dari 27
kemampuan proses
10

Sabtu/21-12-2013

Kemampuan proses keterampilan


memasak beras menggunakan rice
cooker yang terdiri dari 27
kemampuan proses

100 %

120

Lampiran VIII.
JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN DALAM KONDISI BASELINE
(A)
No
1

Hari / Tanggal
Rabu

Waktu
10.00-11.10 WIB

4 Desember 2013

Kegiatan
Pada hari pertama dalam kondisi
Baseline, Melakukan pengamatan
pada kemampuan proses siswa X
dalam keterampilan memasak beras
menggunakan rice cooker. Dari 27
kemampuan proses keterampilan
memasak beras menggunakan rice
cooker,

siswa

hanya

bisa

melakukan 11 kemampuan yang


benar.
2

Kamis
5 Desember 2013

10.00-11.10 WIB

Pada hari kedua dalam kondisi


Baseline, Melakukan pengamatan
pada kemampuan proses siswa X
dalam keterampilan memasak beras
menggunakan rice cooker. Dari 27
kemampuan proses keterampilan
memasak beras menggunakan rice
cooker,

siswa

hanya

bisa

melakukan 15 kemampuan yang

121

benar.
3

Jumat

10.00-11.10 WIB

6 Desember 2013

Pada hari ketiga dalam kondisi


Baseline, Melakukan pengamatan
pada kemampuan proses siswa X
dalam keterampilan memasak beras
menggunakan rice cooker. Dari 27
kemampuan proses keterampilan
memasak beras menggunakan rice
cooker,

siswa

hanya

bisa

melakukan 12 kemampuan yang


benar.
4

Sabtu

10.00-11.10 WIB

7 Desember 2013

Pada hari keempat dalam kondisi


Baseline, Melakukan pengamatan
pada kemampuan proses siswa X
dalam keterampilan memasak beras
menggunakan rice cooker. Dari 27
kemampuan proses keterampilan
memasak beras menggunakan rice
cooker,

siswa

hanya

bisa

melakukan 10 kemampuan yang


benar.
5

Senin
9 Desember 2013

10.00-11.10 WIB

Pada hari kelima dalam kondisi


Baseline, Melakukan pengamatan

122

pada kemampuan proses siswa X


dalam keterampilan memasak beras
menggunakan rice cooker. Dari 27
kemampuan proses keterampilan
memasak beras menggunakan rice
cooker,

siswa

hanya

bisa

melakukan 11 kemampuan yang


benar.
6

Selasa
10 Desember 2013

10.00-11.10 WIB

Pada hari keenam dalam kondisi


Baseline, Melakukan pengamatan
pada kemampuan proses siswa X
dalam keterampilan memasak beras
menggunakan rice cooker. Dari 27
kemampuan proses keterampilan
memasak beras menggunakan rice
cooker,

siswa

hanya

bisa

melakukan 11 kemampuan yang


benar.

123

Lampiran IX.
JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN DALAM KONDISI
INTERVENSI (B)
No
1.

Hari / Tanggal
Rabu

Waktu
10.00-11.10 WIB

11 Desember 2013

Kegiatan
Pada hari ketujuh dalam kondisi
Intervensi,

Melakukan

pengamatan

pada kemampuan proses siswa X


dalam keterampilan memasak beras
menggunakan rice cooker. Dari 27
kemampuan

proses

keterampilan

memasak beras menggunakan rice


cooker, siswa X hanya bisa melakukan
15 kemampuan yang benar.
2.

Kamis
12 Desember 2013

10.00-11.10 WIB

Pada hari kedelapan dalam kondisi


Intervensi,

Melakukan

pengamatan

pada kemampuan proses siswa X


dalam keterampilan memasak beras
menggunakan rice cooker. Dari 27
kemampuan

proses

keterampilan

memasak beras menggunakan rice


cooker, siswa X hanya bisa melakukan
17 kemampuan yang benar.

124

3.

Jumat

10.00-11.10 WIB

13 Desember 2013

Pada hari kesembilan dalam kondisi


Intervensi,

Melakukan

pengamatan

pada kemampuan proses siswa X


dalam keterampilan memasak beras
menggunakan rice cooker. Dari 27
kemampuan

proses

keterampilan

memasak beras menggunakan rice


cooker, siswa X hanya bisa melakukan
17 kemampuan yang benar.
3

Sabtu

10.00-11.10 WIB

14 Desember 2013

Pada hari kesepuluh dalam kondisi


Intervensi,

Melakukan

pengamatan

pada kemampuan proses siswa X


dalam keterampilan memasak beras
menggunakan rice cooker. Dari 27
kemampuan

proses

keterampilan

memasak beras menggunakan rice


cooker, siswa X hanya bisa melakukan
20 kemampuan yang benar.
4

Senin
16 Desember 2013

10.00-11.10 WIB

Pada hari kesebelas dalam kondisi


Intervensi,

Melakukan

pengamatan

pada kemampuan proses siswa X


dalam keterampilan memasak beras
menggunakan rice cooker. Dari 27

125

kemampuan

proses

keterampilan

memasak beras menggunakan rice


cooker, siswa X hanya bisa melakukan
22 kemampuan yang benar.
5

Selasa

10.00-11.10 WIB

17 Desember 2013

Pada hari kedua belas dalam kondisi


Intervensi,

Melakukan

pengamatan

pada kemampuan proses siswa X


dalam keterampilan memasak beras
menggunakan rice cooker. Dari 27
kemampuan

proses

keterampilan

memasak beras menggunakan rice


cooker, siswa X hanya bisa melakukan
24 kemampuan yang benar.
6

Rabu
18 Desember 2013

10.00-11.10 WIB

Pada hari ketiga belas dalam kondisi


Intervensi,

Melakukan

pengamatan

pada kemampuan proses siswa X


dalam keterampilan memasak beras
menggunakan rice cooker. Dari 27
kemampuan

proses

keterampilan

memasak beras menggunakan rice


cooker, siswa X hanya bisa melakukan
25 kemampuan yang benar.

126

Kamis

10.00-11.10 WIB

19 Desember 2013

Pada hari keempat belas dalam kondisi


Intervensi,

Melakukan

pengamatan

pada kemampuan proses siswa X


dalam keterampilan memasak beras
menggunakan rice cooker. Dari 27
kemampuan

proses

keterampilan

memasak beras menggunakan rice


cooker, siswa X hanya bisa melakukan
26 kemampuan yang benar.
8

Jumat

10.00-11.10 WIB

20 Desember 2013

Pada hari ke lima belas dalam kondisi


Intervensi,

Melakukan

pengamatan

pada kemampuan proses siswa X


dalam keterampilan memasak beras
menggunakan rice cooker. Dari 27
kemampuan

proses

keterampilan

memasak beras menggunakan rice


cooker, siswa X dapat melakukan
semua kemampuan dengan benar.
9

Sabtu
21 Desember 2013

10.00-11.10 WIB

Pada hari keenam belas dalam kondisi


Intervensi,

Melakukan

pengamatan

pada kemampuan proses siswa X


dalam keterampilan memasak beras
menggunakan rice cooker. Dari 27

127

kemampuan

proses

keterampilan

memasak beras menggunakan rice


cooker, siswa X dapat melakukan
semua kemampuan dengan benar.

128

Lampiran X.
DOKUMENTASI PELAKSANAAN PENELITIAN

Gambar 1. Pelaksanaan Pada Kondisi Baseline

129

130

Gambar 2. Pelaksanaan Pada Kondisi Intervensi

131

KONDISI BASELINE
Hari/Tanggal

: Rabu/4 Desember 2013

Nama

:X

Sekolah

: SLB Kasih Ummi Padang


Kemampuan siswa
Aspek yang di nilai

Bisa

1. Mengenal bagian-bagian dari rice cooker


a. Penutup panci
b. Panci anti gores
c. Pengatur suhu air
d. Penampung uap air
e. Warm (tekan ke bawah hidup lampu pada
cooking, berarti memasak, kalau sudah
naik ke atas berarti sudah masak).
f. Steker penghubung listrik

g. Gelas pengukur
2. Menyebutkan langkah-langkah memasak
beras menggunakan rice cooker
a. Ambil beras yang sudah di bersihkan dari
kerikil dan kotoran(tampi beras supaya
bersih)
b. Mengambil beras menggunakan gelas
pengukur rice cooker.
c. Cuci beras dengan air bersih lebih kurang
sebanyak 3 kali
d. Memasukkan beras yang sudah di cuci ke
dalam panci rice cooker
e. Masukkan air secukupnya ( biasanya
selisih 1-2 gelas pengukur dari beras)
f. Periksa permukaan luar panci sudah
kering
g. Menutup panci dengan rapat
h. Menghubungkan steker ke sumber listrik
i. Tekan switch ke bawah
j. Biarkan selama 30 menit karena switch
akan ke atas secara otomatis bila nasi
telah matang.

Tidak bisa

3. Praktek mengambil beras yang sudah di


bersihkan dari kerikil dan kotoran(tampi beras
supaya bersih)

132

4. Praktek mengambil beras menggunakan gelas


pengukur rice cooker.
5. Praktek cuci beras dengan air bersih lebih
kurang sebanyak 3 kali

6. Praktek memasukkan beras yang sudah di


cuci ke dalam panci rice cooker
7. Praktek memasukkan air secukupnya (

biasanya selisih 1-2 gelas pengukur dari


beras)
8. memeriksa permukaan luar panci sudah

kering
9. Menutup panci dengan rapat

10. Menghubungkan steker ke sumber listrik

11. Menekan switch ke bawah

12. Biarkan selama 30 menit karena switch akan


ke atas secara otomatis berarti nasi telah
matang dan siap di makan.
Keterangan : Bisa
= nilai 1
Tidak Bisa
= nilai 0
Persentase kemampuan
= 11 x 100%
27
= 40,74%
Padang, 4 Desember 2013
Peneliti

Resa Silvia
11644/2009

133

Hari/Tanggal

: kamis /5 Desember 2013

Nama

:X

Sekolah

: SLB Kasih Ummi Padang


Kemampuan siswa
Aspek yang di nilai

1. Mengenal bagian-bagian dari rice cooker


a. Penutup panci
b. Panci anti gores
c. Pengatur suhu air
d. Penampung uap air
e. Warm (tekan ke bawah hidup lampu pada
cooking, berarti memasak, kalau sudah
naik ke atas berarti sudah masak).
f. Steker penghubung listrik
g. Gelas pengukur
2. Menyebutkan langkah-langkah memasak
beras menggunakan rice cooker
a. Ambil beras yang sudah di bersihkan dari
kerikil dan kotoran(tampi beras supaya
bersih)
b. Mengambil beras menggunakan gelas
pengukur rice cooker.
c. Cuci beras dengan air bersih lebih kurang
sebanyak 3 kali
d. Memasukkan beras yang sudah di cuci ke
dalam panci rice cooker
e. Masukkan air secukupnya ( biasanya
selisih 1-2 gelas pengukur dari beras)
f. Periksa permukaan luar panci sudah
kering
g. Menutup panci dengan rapat
h. Menghubungkan steker ke sumber listrik
i. Tekan switch ke bawah
j. Biarkan selama 30 menit karena switch
akan ke atas secara otomatis bila nasi
telah matang.
3. Praktek mengambil beras yang sudah di
bersihkan dari kerikil dan kotoran(tampi beras
supaya bersih)

Bisa

Tidak bisa

134

4. Praktek mengambil beras menggunakan gelas


pengukur rice cooker.

5. Praktek cuci beras dengan air bersih lebih


kurang sebanyak 3 kali
6. Praktek memasukkan beras yang sudah di
cuci ke dalam panci rice cooker
7. Praktek masukkan air secukupnya ( biasanya
selisih 1-2 gelas pengukur dari beras)

8. Memeriksa permukaan luar panci sudah


kering
9. Menutup panci dengan rapat

10. Menghubungkan steker ke sumber listrik


11. Menekan switch ke bawah
12. Biarkan selama 30 menit karena switch akan
ke atas secara otomatis berarti nasi telah
matang dan siap di makan.
Keterangan : Bisa
= nilai 1
Tidak Bisa
= nilai 0
Persentase kemampuan
= 15 x 100%
27
= 55,5%

Padang, 5 Desember 2013


Peneliti

Resa Silvia
11644/2009

135

Hari/Tanggal
Nama
Sekolah

1.

2.

3.

4.

: jumat/6 Desember 2013


:X
: SLB Kasih Ummi Padang

Aspek yang di nilai


Mengenal bagian-bagian dari rice cooker
a. Penutup panci
b. Panci anti gores
c. Pengatur suhu air
d. Penampung uap air
e. Warm (tekan ke bawah hidup lampu pada
cooking, berarti memasak, kalau sudah
naik ke atas berarti sudah masak).
f. Steker penghubung listrik
g. Gelas pengukur
Menyebutkan langkah-langkah memasak
beras menggunakan rice cooker
a. Ambil beras yang sudah di bersihkan dari
kerikil dan kotoran(tampi beras supaya
bersih)
b. Mengambil beras menggunakan gelas
pengukur rice cooker.
c. Cuci beras dengan air bersih lebih kurang
sebanyak 3 kali
d. Memasukkan beras yang sudah di cuci ke
dalam panci rice cooker
e. Masukkan air secukupnya ( biasanya
selisih 1-2 gelas pengukur dari beras)
f. Periksa permukaan luar panci sudah
kering
g. Menutup panci dengan rapat
h. Menghubungkan steker ke sumber listrik
i. Tekan switch ke bawah
j. Biarkan selama 30 menit karena switch
akan ke atas secara otomatis bila nasi
telah matang.
Praktek mengambil beras yang sudah di
bersihkan dari kerikil dan kotoran(tampi beras
supaya bersih)
Praktek mengambil beras menggunakan gelas

Kemampuan siswa
Bisa
Tidak bisa

136

pengukur rice cooker.


5. Praktek cuci beras dengan air bersih lebih
kurang sebanyak 3 kali
6. Praktek memasukkan beras yang sudah di
cuci ke dalam panci rice cooker
7. Praktek masukkan air secukupnya ( biasanya
selisih 1-2 gelas pengukur dari beras)
8. memeriksa permukaan luar panci sudah
kering
9. Menutup panci dengan rapat

10. menghubungkan steker ke sumber listrik


11. menekan switch ke bawah
12. Biarkan selama 30 menit karena switch akan
ke atas secara otomatis berarti nasi telah
matang dan siap untuk di makan.
Keterangan : Bisa
= nilai 1
Tidak Bisa
= nilai 0
Persentase kemampuan
= 12 x 100%
27
= 44,4%

Padang, 6 Desember 2013


Peneliti

Resa Silvia
11644/2009

137

KONDISI BASELINE
Hari/Tanggal

: Sabtu/7 Desember 2013

Nama

:X

Sekolah

: SLB Kasih Ummi Padang


Kemampuan siswa
Bisa
Tidak bisa

Aspek yang di nilai


1. Mengenal bagian-bagian dari rice cooker
a. Penutup panci

b. Panci anti gores


c. Pengatur suhu air
d. Penampung uap air
e. Warm (tekan ke bawah hidup lampu pada
cooking, berarti memasak, kalau sudah
naik ke atas berarti sudah masak).
f. Steker penghubung listrik

g. Gelas pengukur
2. Menyebutkan langkah-langkah memasak
beras menggunakan rice cooker
a. Ambil beras yang sudah di bersihkan dari
kerikil dan kotoran(tampi beras supaya
bersih)
b. Mengambil beras menggunakan gelas
pengukur rice cooker.
c. Cuci beras dengan air bersih lebih kurang
sebanyak 3 kali
d. Memasukkan beras yang sudah di cuci ke
dalam panci rice cooker
e. Masukkan air secukupnya ( biasanya
selisih 1-2 gelas pengukur dari beras)
f. Periksa permukaan luar panci sudah
kering
g. Menutup panci dengan rapat
h. Menghubungkan steker ke sumber listrik
i. Tekan switch ke bawah
j. Biarkan selama 30 menit karena switch
akan ke atas secara otomatis bila nasi
telah matang.
3. Praktek mengambil beras yang sudah di
bersihkan dari kerikil dan kotoran(tampi beras
supaya bersih)

138

4. Praktek mengambil beras menggunakan gelas


pengukur rice cooker.
5. Praktek cuci beras dengan air bersih lebih
kurang sebanyak 3 kali
6. Praktek memasukkan beras yang sudah di
cuci ke dalam panci rice cooker

7. Praktek memasukkan air secukupnya (


biasanya selisih 1-2 gelas pengukur dari
beras)
8. memeriksa permukaan luar panci sudah
kering
9. Menutup panci dengan rapat

10. Menghubungkan steker ke sumber listrik


11. Menekan switch ke bawah
12. Biarkan selama 30 menit karena switch akan
ke atas secara otomatis berarti nasi telah
matang dan siap di makan.
Keterangan : Bisa
= nilai 1
Tidak Bisa
= nilai 0
Persentase kemampuan
= 10 x 100%
27
= 37%

Padang, 7 Desember 2013


Peneliti

Resa Silvia
11644/2009

139

Hari/Tanggal

: Senin /9 Desember 2013

Nama

:X

Sekolah

: SLB Kasih Ummi Padang


Aspek yang di nilai

Kemampuan siswa
Bisa

1. Mengenal bagian-bagian dari rice cooker


a. Penutup panci

b. Panci anti gores


c. Pengatur suhu air
d. Penampung uap air
e. Warm (tekan ke bawah hidup lampu pada
cooking, berarti memasak, kalau sudah
naik ke atas berarti sudah masak).
f. Steker penghubung listrik
g. Gelas pengukur

2. Menyebutkan langkah-langkah memasak


beras menggunakan rice cooker
a. Ambil beras yang sudah di bersihkan dari
kerikil dan kotoran(tampi beras supaya
bersih)
b. Mengambil beras menggunakan gelas
pengukur rice cooker.
c. Cuci beras dengan air bersih lebih kurang
sebanyak 3 kali
d. Memasukkan beras yang sudah di cuci ke
dalam panci rice cooker
e. Masukkan air secukupnya ( biasanya
selisih 1-2 gelas pengukur dari beras)
f. Periksa permukaan luar panci sudah
kering
g. Menutup panci dengan rapat
h. Menghubungkan steker ke sumber listrik
i. Tekan switch ke bawah
j. Biarkan selama 30 menit karena switch
akan ke atas secara otomatis bila nasi
telah matang.
3. Praktek mengambil beras yang sudah di
bersihkan dari kerikil dan kotoran(tampi beras
supaya bersih)

Tidak bisa

140

4. Praktek mengambil beras menggunakan gelas


pengukur rice cooker.

5. Praktek cuci beras dengan air bersih lebih


kurang sebanyak 3 kali
6. Praktek memasukkan beras yang sudah di
cuci ke dalam panci rice cooker
7. Praktek memasukkan air secukupnya (
biasanya selisih 1-2 gelas pengukur dari
beras)
8. memeriksa permukaan luar panci sudah
kering
9. Menutup panci dengan rapat

10. Menghubungkan steker ke sumber listrik


11. Menekan switch ke bawah
12. Biarkan selama 30 menit karena switch akan
ke atas secara otomatis berarti nasi telah
matang dan siap di makan.
Keterangan : Bisa
= nilai 1
Tidak Bisa
= nilai 0
Persentase kemampuan
= 11 x 100%
27
= 40,74%

Padang, 10 Desember 2013


Peneliti

Resa Silvia
11644/2009

141

Hari/Tanggal

: Selasa/10 Desember 2013

Nama

:X

Sekolah

: SLB Kasih Ummi Padang


Aspek yang di nilai

Kemampuan siswa
Bisa

1. Mengenal bagian-bagian dari rice cooker


a. Penutup panci

b. Panci anti gores


c. Pengatur suhu air
d. Penampung uap air
e. Warm (tekan ke bawah hidup lampu pada
cooking, berarti memasak, kalau sudah
naik ke atas berarti sudah masak).
f. Steker penghubung listrik
g. Gelas pengukur

2. Menyebutkan langkah-langkah memasak


beras menggunakan rice cooker
a. Ambil beras yang sudah di bersihkan dari
kerikil dan kotoran(tampi beras supaya
bersih)
b. Mengambil beras menggunakan gelas
pengukur rice cooker.
c. Cuci beras dengan air bersih lebih kurang
sebanyak 3 kali
d. Memasukkan beras yang sudah di cuci ke
dalam panci rice cooker
e. Masukkan air secukupnya ( biasanya
selisih 1-2 gelas pengukur dari beras)
f. Periksa permukaan luar panci sudah
kering
g. Menutup panci dengan rapat
h. Menghubungkan steker ke sumber listrik
i. Tekan switch ke bawah
j. Biarkan selama 30 menit karena switch
akan ke atas secara otomatis bila nasi
telah matang.

Tidak bisa

3. Praktek mengambil beras yang sudah di


bersihkan dari kerikil dan kotoran(tampi beras
supaya bersih)
4. Praktek mengambil beras menggunakan gelas

142

pengukur rice cooker.


5. Praktek cuci beras dengan air bersih lebih
kurang sebanyak 3 kali

6. Praktek memasukkan beras yang sudah di


cuci ke dalam panci rice cooker
7. Praktek memasukkan air secukupnya (
biasanya selisih 1-2 gelas pengukur dari
beras)
8. memeriksa permukaan luar panci sudah
kering
9. Menutup panci dengan rapat

10. Menghubungkan steker ke sumber listrik


11. Menekan switch ke bawah
12. Biarkan selama 30 menit karena switch akan
ke atas secara otomatis berarti nasi telah
matang dan siap di makan.
Keterangan : Bisa
= nilai 1
Tidak Bisa
= nilai 0
Persentase kemampuan
= 11 x 100%
27
= 40,74%

Padang, 10 Desember 2013


Peneliti

Resa Silvia
11644/2009

143

KONDISI INTERVENSI
Hari/Tanggal

: Rabu/11 Desember 2013

Nama

:X

Sekolah

: SLB Kasih Ummi Padang


Kemampuan siswa
Aspek yang di nilai

Bisa

1. Mengenal bagian-bagian dari rice cooker


a. Penutup panci

b. Panci anti gores


c. Pengatur suhu air
d. Penampung uap air
e. Warm (tekan ke bawah hidup lampu pada
cooking, berarti memasak, kalau sudah
naik ke atas berarti sudah masak).
f. Steker penghubung listrik

g. Gelas pengukur

2. Menyebutkan langkah-langkah memasak


beras menggunakan rice cooker
a. Ambil beras yang sudah di bersihkan dari
kerikil dan kotoran(tampi beras supaya
bersih)
b. Mengambil beras menggunakan gelas
pengukur rice cooker.
c. Cuci beras dengan air bersih lebih kurang
sebanyak 3 kali
d. Memasukkan beras yang sudah di cuci ke
dalam panci rice cooker
e. Masukkan air secukupnya ( biasanya
selisih 1-2 gelas pengukur dari beras)
f. Periksa permukaan luar panci sudah
kering
g. Menutup panci dengan rapat
h. Menghubungkan steker ke sumber listrik
i. Tekan switch ke bawah
j. Biarkan selama 30 menit karena switch
akan ke atas secara otomatis bila nasi
telah matang.
3. Praktek mengambil beras yang sudah di
bersihkan dari kerikil dan kotoran(tampi beras
supaya bersih)

Tidak bisa

144

4. Praktek mengambil beras menggunakan gelas


pengukur rice cooker.

5. Praktek cuci beras dengan air bersih lebih


kurang sebanyak 3 kali
6. Praktek memasukkan beras yang sudah di
cuci ke dalam panci rice cooker
7. Praktek memasukkan air secukupnya (
biasanya selisih 1-2 gelas pengukur dari
beras)
8. memeriksa permukaan luar panci sudah
kering
9. Menutup panci dengan rapat

10. Menghubungkan steker ke sumber listrik

11. Menekan switch ke bawah


12. Biarkan selama 30 menit karena switch akan
ke atas secara otomatis berarti nasi telah
matang dan siap di makan.
Keterangan : Bisa
= nilai 1
Tidak Bisa
= nilai 0
Persentase kemampuan
= 15 x 100%
27
= 55,5%

Padang, 11 Desember 2013


Peneliti

Resa Silvia
11644/2009

145

Hari/Tanggal

: Kamis/12 Desember 2013

Nama

:X

Sekolah

: SLB Kasih Ummi Padang


Kemampuan siswa
Aspek yang di nilai

1. Mengenal bagian-bagian dari rice cooker


a. Penutup panci
b. Panci anti gores
c. Pengatur suhu air
d. Penampung uap air
e. Warm (tekan ke bawah hidup lampu pada
cooking, berarti memasak, kalau sudah
naik ke atas berarti sudah masak).
f. Steker penghubung listrik
g. Gelas pengukur
2. Menyebutkan langkah-langkah memasak
beras menggunakan rice cooker
a. Ambil beras yang sudah di bersihkan dari
kerikil dan kotoran(tampi beras supaya
bersih)
b. Mengambil beras menggunakan gelas
pengukur rice cooker.
c. Cuci beras dengan air bersih lebih kurang
sebanyak 3 kali
d. Memasukkan beras yang sudah di cuci ke
dalam panci rice cooker
e. Masukkan air secukupnya (biasanya
selisih 1-2 gelas pengukur dari beras)
f. Periksa permukaan luar panci sudah
kering
g. Menutup panci dengan rapat
h. Menghubungkan steker ke sumber listrik
i. Tekan switch ke bawah
j. Biarkan selama 30 menit karena switch
akan ke atas secara otomatis bila nasi
telah matang.

Bisa

Tidak bisa

3. Praktek mengambil beras yang sudah di


bersihkan dari kerikil dan kotoran(tampi beras
supaya bersih)

146

4. Praktek mengambil beras menggunakan gelas


pengukur rice cooker.
5. Praktek cuci beras dengan air bersih lebih
kurang sebanyak 3 kali

6. Praktek memasukkan beras yang sudah di


cuci ke dalam panci rice cooker
7. Praktek memasukkan air secukupnya (
biasanya selisih 1-2 gelas pengukur dari
beras)
8. memeriksa permukaan luar panci sudah
kering
9. Menutup panci dengan rapat

10. Menghubungkan steker ke sumber listrik

11. Menekan switch ke bawah


12. Biarkan selama 30 menit karena switch akan
ke atas secara otomatis berarti nasi telah
matang dan siap di makan.
Keterangan : Bisa
= nilai 1
Tidak Bisa
= nilai 0
Persentase kemampuan
= 17 x 100%
27
= 62,9%

Padang, 12 Desember 2013


Peneliti

Resa Silvia
11644/2009

147

Hari/Tanggal

: Jumat/13 Desember 2013

Nama

:X

Sekolah

: SLB Kasih Ummi Padang


Kemampuan siswa
Aspek yang di nilai

1. Mengenal bagian-bagian dari rice cooker


a. Penutup panci
b. Panci anti gores
c. Pengatur suhu air
d. Penampung uap air
e. Warm (tekan ke bawah hidup lampu pada
cooking, berarti memasak, kalau sudah
naik ke atas berarti sudah masak).
f. Steker penghubung listrik
g. Gelas pengukur
2. Menyebutkan langkah-langkah memasak
beras menggunakan rice cooker
a. Ambil beras yang sudah di bersihkan dari
kerikil dan kotoran(tampi beras supaya
bersih)
b. Mengambil beras menggunakan gelas
pengukur rice cooker.
c. Cuci beras dengan air bersih lebih kurang
sebanyak 3 kali
d. Memasukkan beras yang sudah di cuci ke
dalam panci rice cooker
e. Masukkan air secukupnya ( biasanya
selisih 1-2 gelas pengukur dari beras)
f. Periksa permukaan luar panci sudah
kering
g. Menutup panci dengan rapat
h. Menghubungkan steker ke sumber listrik
i. Tekan switch ke bawah
j. Biarkan selama 30 menit karena switch
akan ke atas secara otomatis bila nasi
telah matang.

Bisa

Tidak bisa

3. Praktek mengambil beras yang sudah di


bersihkan dari kerikil dan kotoran(tampi beras
supaya bersih)

148

4. Praktek mengambil beras menggunakan gelas


pengukur rice cooker.

5. Praktek cuci beras dengan air bersih lebih


kurang sebanyak 3 kali
6. Praktek memasukkan beras yang sudah di
cuci ke dalam panci rice cooker
7. Praktek memasukkan air secukupnya (
biasanya selisih 1-2 gelas pengukur dari
beras)
8. memeriksa permukaan luar panci sudah
kering
9. Menutup panci dengan rapat

10. Menghubungkan steker ke sumber listrik

11. Menekan switch ke bawah


12. Biarkan selama 30 menit karena switch akan
ke atas secara otomatis berarti nasi telah
matang dan siap di makan.
Keterangan : Bisa
= nilai 1
Tidak Bisa
= nilai 0
Persentase kemampuan
= 17 x 100%
27
= 62,9%

Padang, 13 Desember 2013


Peneliti

Resa Silvia
11644/2009

149

Hari/Tanggal

: Sabtu/14 Desember 2013

Nama

:X

Sekolah

: SLB Kasih Ummi Padang


Kemampuan siswa
Aspek yang di nilai

1. Mengenal bagian-bagian dari rice cooker


a. Penutup panci
b. Panci anti gores
c. Pengatur suhu air
d. Penampung uap air
e. Warm (tekan ke bawah hidup lampu pada
cooking, berarti memasak, kalau sudah
naik ke atas berarti sudah masak).
f. Steker penghubung listrik
g. Gelas pengukur
2. Menyebutkan langkah-langkah memasak
beras menggunakan rice cooker
a. Ambil beras yang sudah di bersihkan dari
kerikil dan kotoran(tampi beras supaya
bersih)
b. Mengambil beras menggunakan gelas
pengukur rice cooker.
c. Cuci beras dengan air bersih lebih kurang
sebanyak 3 kali
d. Memasukkan beras yang sudah di cuci ke
dalam panci rice cooker
e. Masukkan air secukupnya ( biasanya
selisih 1-2 gelas pengukur dari beras)
f. Periksa permukaan luar panci sudah
kering
g. Menutup panci dengan rapat
h. Menghubungkan steker ke sumber listrik
i. Tekan switch ke bawah
j. Biarkan selama 30 menit karena switch
akan ke atas secara otomatis bila nasi
telah matang.

Bisa

Tidak bisa

3. Praktek mengambil beras yang sudah di


bersihkan dari kerikil dan kotoran(tampi beras
supaya bersih)

150

4. Praktek mengambil beras menggunakan gelas


pengukur rice cooker.

5. Praktek cuci beras dengan air bersih lebih


kurang sebanyak 3 kali
6. Praktek memasukkan beras yang sudah di
cuci ke dalam panci rice cooker
7. Praktek memasukkan air secukupnya (
biasanya selisih 1-2 gelas pengukur dari
beras)
8. memeriksa permukaan luar panci sudah
kering
9. Menutup panci dengan rapat

10. Menghubungkan steker ke sumber listrik

11. Menekan switch ke bawah

12. Biarkan selama 30 menit karena switch akan


ke atas secara otomatis berarti nasi telah
matang dan siap di makan.
Keterangan : Bisa
= nilai 1
Tidak Bisa
= nilai 0
Persentase kemampuan
= 20 x 100%
27
= 74%

Padang, 14 Desember 2013


Peneliti
Resa Silvia
11644/2009

151

Hari/Tanggal

: Senin/16 Desember 2013

Nama

:X

Sekolah

: SLB Kasih Ummi Padang


Kemampuan siswa
Aspek yang di nilai

1. Mengenal bagian-bagian dari rice cooker


a. Penutup panci
b. Panci anti gores
c. Pengatur suhu air
d. Penampung uap air
e. Warm (tekan ke bawah hidup lampu pada
cooking, berarti memasak, kalau sudah
naik ke atas berarti sudah masak).
f. Steker penghubung listrik
g. Gelas pengukur
2. Menyebutkan langkah-langkah memasak
beras menggunakan rice cooker
a. Ambil beras yang sudah di bersihkan dari
kerikil dan kotoran(tampi beras supaya
bersih)
b. Mengambil beras menggunakan gelas
pengukur rice cooker.
c. Cuci beras dengan air bersih lebih kurang
sebanyak 3 kali
d. Memasukkan beras yang sudah di cuci ke
dalam panci rice cooker
e. Masukkan air secukupnya ( biasanya
selisih 1-2 gelas pengukur dari beras)
f. Periksa permukaan luar panci sudah
kering
g. Menutup panci dengan rapat
h. Menghubungkan steker ke sumber listrik
i. Tekan switch ke bawah
j. Biarkan selama 30 menit karena switch
akan ke atas secara otomatis bila nasi
telah matang.
3. Praktek mengambil beras yang sudah di
bersihkan dari kerikil dan kotoran(tampi beras
supaya bersih)

Bisa

Tidak bisa

152

4. Praktek mengambil beras menggunakan gelas


pengukur rice cooker.

5. Praktek cuci beras dengan air bersih lebih


kurang sebanyak 3 kali
6. Praktek memasukkan beras yang sudah di
cuci ke dalam panci rice cooker
7. Praktek memasukkan air secukupnya (
biasanya selisih 1-2 gelas pengukur dari
beras)
8. memeriksa permukaan luar panci sudah
kering
9. Menutup panci dengan rapat

10. Menghubungkan steker ke sumber listrik

11. Menekan switch ke bawah

12. Biarkan selama 30 menit karena switch akan


ke atas secara otomatis berarti nasi telah
matang dan siap di makan.
Keterangan : Bisa
= nilai 1
Tidak Bisa
= nilai 0
Persentase kemampuan
= 22 x 100%
27
= 81,4%

Padang, 16 Desember 2013


Peneliti
Resa Silvia
11644/2009

153

Hari/Tanggal

: Selasa/17 Desember 2013

Nama

:X

Sekolah

: SLB Kasih Ummi Padang


Kemampuan siswa
Aspek yang di nilai

1. Mengenal bagian-bagian dari rice cooker


a. Penutup panci
b. Panci anti gores
c. Pengatur suhu air
d. Penampung uap air
e. Warm (tekan ke bawah hidup lampu pada
cooking, berarti memasak, kalau sudah
naik ke atas berarti sudah masak).
f. Steker penghubung listrik
g. Gelas pengukur
2. Menyebutkan langkah-langkah memasak
beras menggunakan rice cooker
a. Ambil beras yang sudah di bersihkan dari
kerikil dan kotoran(tampi beras supaya
bersih)
b. Mengambil beras menggunakan gelas
pengukur rice cooker.
c. Cuci beras dengan air bersih lebih kurang
sebanyak 3 kali
d. Memasukkan beras yang sudah di cuci ke
dalam panci rice cooker
e. Masukkan air secukupnya ( biasanya
selisih 1-2 gelas pengukur dari beras)
f. Periksa permukaan luar panci sudah
kering
g. Menutup panci dengan rapat
h. Menghubungkan steker ke sumber listrik
i. Tekan switch ke bawah
j. Biarkan selama 30 menit karena switch
akan ke atas secara otomatis bila nasi
telah matang.
3. Praktek mengambil beras yang sudah di
bersihkan dari kerikil dan kotoran(tampi beras
supaya bersih)
4. Praktek mengambil beras menggunakan gelas
pengukur rice cooker.

Bisa

Tidak bisa

154

5. Praktek cuci beras dengan air bersih lebih


kurang sebanyak 3 kali
6. Praktek memasukkan beras yang sudah di
cuci ke dalam panci rice cooker
7. Praktek memasukkan air secukupnya (
biasanya selisih 1-2 gelas pengukur dari
beras)
8. memeriksa permukaan luar panci sudah
kering
9. Menutup panci dengan rapat

10. Menghubungkan steker ke sumber listrik

11. Menekan switch ke bawah

12. Biarkan selama 30 menit karena switch


akan ke atas secara otomatis berarti nasi telah
matang dan siap di makan.
Keterangan : Bisa
= nilai 1
Tidak Bisa
= nilai 0
Persentase kemampuan
= 24 x 100%
27
= 88,8%

Padang, 17 Desember 2013


Peneliti
Resa Silvia
11644/2009

155

Hari/Tanggal

: Rabu/18 Desember 2013

Nama

:X

Sekolah

: SLB Kasih Ummi Padang


Kemampuan siswa
Aspek yang di nilai

1. Mengenal bagian-bagian dari rice cooker


a. Penutup panci
b. Panci anti gores
c. Pengatur suhu air
d. Penampung uap air
e. Warm (tekan ke bawah hidup lampu pada
cooking, berarti memasak, kalau sudah
naik ke atas berarti sudah masak).
f. Steker penghubung listrik
g. Gelas pengukur
2. Menyebutkan langkah-langkah memasak
beras menggunakan rice cooker
a. Ambil beras yang sudah di bersihkan dari
kerikil dan kotoran(tampi beras supaya
bersih)
b. Mengambil beras menggunakan gelas
pengukur rice cooker.
c. Cuci beras dengan air bersih lebih kurang
sebanyak 3 kali
d. Memasukkan beras yang sudah di cuci ke
dalam panci rice cooker
e. Masukkan air secukupnya ( biasanya
selisih 1-2 gelas pengukur dari beras)
f. Periksa permukaan luar panci sudah
kering
g. Menutup panci dengan rapat
h. Menghubungkan steker ke sumber listrik
i. Tekan switch ke bawah
j. Biarkan selama 30 menit karena switch
akan ke atas secara otomatis bila nasi
telah matang.
3. Praktek mengambil beras yang sudah di
bersihkan dari kerikil dan kotoran(tampi beras
supaya bersih

Bisa

Tidak bisa

156

4. Praktek mengambil beras menggunakan gelas


pengukur rice cooker.
5. Praktek cuci beras dengan air bersih lebih
kurang sebanyak 3 kali
6. Praktek memasukkan beras yang sudah di
cuci ke dalam panci rice cooker
7. Praktek memasukkan air secukupnya (
biasanya selisih 1-2 gelas pengukur dari
beras)
8. memeriksa permukaan luar panci sudah
kering
9. Menutup panci dengan rapat
10. Menghubungkan steker ke sumber listrik
11. Menekan switch ke bawah
12. Biarkan selama 30 menit karena switch akan
ke atas secara otomatis berarti nasi telah
matang dan siap di makan.
Keterangan : Bisa
Tidak Bisa
Persentase kemampuan

= nilai 1
= nilai 0
= 25 x 100%
27
= 92,5%
Padang, 18 Desember 2013
Peneliti

Resa Silvia
11644/2009

157

Hari/Tanggal

: Kamis/19 Desember 2013

Nama

:X

Sekolah

: SLB Kasih Ummi Padang


Kemampuan siswa
Aspek yang di nilai

1. Mengenal bagian-bagian dari rice cooker


a. Penutup panci
b. Panci anti gores
c. Pengatur suhu air
d. Penampung uap air
e. Warm (tekan ke bawah hidup lampu pada
cooking, berarti memasak, kalau sudah
naik ke atas berarti sudah masak).
f. Steker penghubung listrik
g. Gelas pengukur
2. Menyebutkan langkah-langkah memasak
beras menggunakan rice cooker
a. Ambil beras yang sudah di bersihkan dari
kerikil dan kotoran(tampi beras supaya
bersih)
b. Mengambil beras menggunakan gelas
pengukur rice cooker.
c. Cuci beras dengan air bersih lebih kurang
sebanyak 3 kali
d. Memasukkan beras yang sudah di cuci ke
dalam panci rice cooker
e. Masukkan air secukupnya ( biasanya
selisih 1-2 gelas pengukur dari beras)
f. Periksa permukaan luar panci sudah
kering
g. Menutup panci dengan rapat
h. Menghubungkan steker ke sumber listrik
i. Tekan switch ke bawah
j. Biarkan selama 30 menit karena switch
akan ke atas secara otomatis bila nasi
telah matang.
3. Praktek mengambil beras yang sudah di
bersihkan dari kerikil dan kotoran(tampi beras
supaya bersih)

Bisa

Tidak bisa

158

4. Praktek mengambil beras menggunakan


gelas pengukur rice cooker.
5. Praktek cuci beras dengan air bersih lebih
kurang sebanyak 3 kali
6. Praktek memasukkan beras yang sudah di
cuci ke dalam panci rice cooker
7. Praktek memasukkan air secukupnya (
biasanya selisih 1-2 gelas pengukur dari
beras)
8. memeriksa permukaan luar panci sudah
kering
9. Menutup panci dengan rapat
10. Menghubungkan steker ke sumber listrik
11. Menekan switch ke bawah
12. Biarkan selama 30 menit karena switch akan
ke atas secara otomatis berarti nasi telah
matang dan siap di makan.

Keterangan : Bisa
Tidak Bisa
Persentase kemampuan

= nilai 1
= nilai 0
= 26 x 100%
27
= 96,2%
Padang, 19 Desember 2013
Peneliti
Resa Silvia
11644/2009

159

Hari/Tanggal

: Jumat/20 Desember 2013

Nama

:X

Sekolah

: SLB Kasih Ummi Padang


Kemampuan siswa
Aspek yang di nilai

1. Mengenal bagian-bagian dari rice cooker


a. Penutup panci
b. Panci anti gores
c. Pengatur suhu air
d. Penampung uap air
e. Warm (tekan ke bawah hidup lampu pada
cooking, berarti memasak, kalau sudah
naik ke atas berarti sudah masak).
f. Steker penghubung listrik
g. Gelas pengukur
2. Menyebutkan langkah-langkah memasak
beras menggunakan rice cooker
a. Ambil beras yang sudah di bersihkan dari
kerikil dan kotoran(tampi beras supaya
bersih)
b. Mengambil beras menggunakan gelas
pengukur rice cooker.
c. Cuci beras dengan air bersih lebih kurang
sebanyak 3 kali
d. Memasukkan beras yang sudah di cuci ke
dalam panci rice cooker
e. Masukkan air secukupnya ( biasanya
selisih 1-2 gelas pengukur dari beras)
f. Periksa permukaan luar panci sudah
kering
g. Menutup panci dengan rapat
h. Menghubungkan steker ke sumber listrik
i. Tekan switch ke bawah
j. Biarkan selama 30 menit karena switch
akan ke atas secara otomatis bila nasi
telah matang
3. Praktek mengambil beras yang sudah di
bersihkan dari kerikil dan kotoran(tampi beras
supaya bersih)

Bisa

Tidak bisa

160

4. Praktek mengambil beras menggunakan gelas


pengukur rice cooker.
5. Praktek cuci beras dengan air bersih lebih
kurang sebanyak 3 kali
6. Praktek memasukkan beras yang sudah di
cuci ke dalam panci rice cooker
7. Praktek memasukkan air secukupnya (
biasanya selisih 1-2 gelas pengukur dari
beras)
8. memeriksa permukaan luar panci sudah
kering
9. Menutup panci dengan rapat
10. Menghubungkan steker ke sumber listrik
11. Menekan switch ke bawah
12. Biarkan selama 30 menit karena switch akan
ke atas secara otomatis berarti nasi telah
matang dan siap di makan.
Keterangan : Bisa
Tidak Bisa
Persentase kemampuan

= nilai 1
= nilai 0
= 27 x 100%
27
= 100%
Padang, 20 Desember 2013
Peneliti
Resa Silvia
11644/2009

161

Hari/Tanggal

: Sabtu/21 Desember 2013

Nama

:X

Sekolah

: SLB Kasih Ummi Padang


Kemampuan siswa
Aspek yang di nilai

1. Mengenal bagian-bagian dari rice cooker


a. Penutup panci
b. Panci anti gores
c. Pengatur suhu air
d. Penampung uap air
e. Warm (tekan ke bawah hidup lampu pada
cooking, berarti memasak, kalau sudah
naik ke atas berarti sudah masak).
f. Steker penghubung listrik
g. Gelas pengukur
2. Menyebutkan langkah-langkah memasak
beras menggunakan rice cooker
a. Ambil beras yang sudah di bersihkan dari
kerikil dan kotoran(tampi beras supaya
bersih)
b. Mengambil beras menggunakan gelas
pengukur rice cooker.
c. Cuci beras dengan air bersih lebih kurang
sebanyak 3 kali
d. Memasukkan beras yang sudah di cuci ke
dalam panci rice cooker
e. Masukkan air secukupnya ( biasanya
selisih 1-2 gelas pengukur dari beras)
f. Periksa permukaan luar panci sudah
kering
g. Menutup panci dengan rapat
h. Menghubungkan steker ke sumber listrik
i. Tekan switch ke bawah
j. Biarkan selama 30 menit karena switch
akan ke atas secara otomatis bila nasi
telah matang.
3. Praktek mengambil beras yang sudah di
bersihkan dari kerikil dan kotoran(tampi beras
supaya bersih)

Bisa

Tidak bisa

162

4. Praktek mengambil beras menggunakan gelas


pengukur rice cooker.
5. Praktek cuci beras dengan air bersih lebih
kurang sebanyak 3 kali
6. Praktek memasukkan beras yang sudah di
cuci ke dalam panci rice cooker
7. Praktek memasukkan air secukupnya (
biasanya selisih 1-2 gelas pengukur dari
beras)
8. memeriksa permukaan luar panci sudah
kering
9. Menutup panci dengan rapat
10. Menghubungkan steker ke sumber listrik
11. Menekan switch ke bawah
12. Biarkan selama 30 menit karena switch akan
ke atas secara otomatis berarti nasi telah
matang dan siap di makan.
Keterangan : Bisa
Tidak Bisa
Persentase kemampuan

= nilai 1
= nilai 0
= 27 x 100%
27
= 100%

Padang, 21 Desember 2013


Peneliti

Resa Silvia
11644/2009

163

164

165

Anda mungkin juga menyukai