Anda di halaman 1dari 13

EVALUASI PERHITUNGAN

DAN PELAPORAN PAJAK


PENGHASILAN BADAN PADA
PT NUSANTARA ALMAZIA
Ivan Adhiwibowo
2013.35.2273

LATAR BELAKANG

Penerimaan pajak penghasilan (PPh) merupakan


salah satu sumber penerimaan negara yang
terbesar di luar sektor migas. Penerimaan PPh
ini diharapkan dapat terus meningkat, seiring
dengan
pertumbuhan
nasional.Untuk
itu,
pemerintah menerapkan sistem pengenaan PPh
yang bersifat final (PPh-Final). Kebijaksanaan ini
diharapkan mampu meningkatkan kepatuhan
dan memberikan kemudahan bagi wajib pajak
dalam memenuhi kewajiban pajaknya, sehingga
pendapatan pajak diharapkan meningkat.

BATASAN MASALAH

Penulis hanya membatasi penelitian pada


perhitungan dan pelaporan PPh Final Pasal 4
Ayat (2) atas Jasa Konstruksi pada PT
Nusantara Almazia sebagai pengguna jasa
konstruksi untuk tahun pajak 2013.

RUMUSAN MASALAH

Bagaimana tata cara perhitungan dan


pelaporan PPh Final menurut Pasal 4 ayat
(2) atas Jasa Konstruksi pada PT Nusantara
Almazia?

Apakah
penerapan
perhitungan
dan
pelaporan PPh Final Pasal 4 ayat (2) atas
Jasa Konstruksi pada PT Nusantara Almazia
telah
sesuai
dengan
Undang-Undang
perpajakan?

TUJUAN PENELITIAN

Mengkaji penerapan perhitungan dan pelaporan


kewajiban Pajak Penghasilan perusahaan Jasa
Konstruksi pada PT Nusantara Almazia dalam
satu tahun pajak apakah telah sesuai dengan
peraturan perpajakan di Indonesia.

Mengevaluasi
kesesuaian
penerapan
perhitungan dan pelaporan PPh Final Pasal 4
ayat (2) atas Jasa Konstruksi pada PT Nusantara
Almazia dengan Undang-Undang Perpajakan.

TINJAUAN PUSTAKA

Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara


berdasarkan
undang-undang
(yang
dapat
dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal
(kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan
dan
yang
digunakan
untuk
membayar
pengeluaran umum.

Undang-Undang No. 7 Tahun 1984 tentang Pajak


Penghasilan (PPh) berlaku sejak 1 Januari 1984.
Undang-undang ini telah beberapa kali mengalami
perubahan, dan terakhir kali diubah dengan
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008.

TINJAUAN PUSTAKA

Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 25 adalah angsuran PPh yang


harus dibayar sendiri oleh WP untuk setiap bulan dalam
pajak berjalan. Angsuran PPh Pasal 25 tersebut dapat
dijadikan sebagai kredit pajak terhadap pajak yang
terhutang atas seluruh penghasilan WP pada akhir tahun
pajak yang dilaporkan pada SPT tahunan PPh.

Pasal 4 ayat 2 Undang-undang Pajak Penghasilan


menyebutkan: Atas penghasilan berupa deposito, dan
tabungan-tabungan lainnya, penghasilan dari transaksi
saham dan sekuritas lainnya di bursa efek, penghasilan dari
pengalihan harta berupa tanah dan atau bangunan serta
penghasilan tertentu lainnya, pengenaan pajaknya diatur
dengan Peraturan Pemerintah.

TINJAUAN PUSTAKA

Jasa Konstruksi adalah layanan jasa konsultasi perencanaan


pekerjaan konstruksi, layanan jasa pelaksanaan jasa konstruksi,
dan layanan jasa konsultasi pengawasan pekerjaan konstruksi.

Dalam peraturan perundang-undangan di bidang konstruksi,


ada ketentuan bahwa sebelum mengajukan permohonan untuk
meminta surat izin usaha jasa konstruksi, pengusaha harus
terlebih dahulu mengajukan sertifikasi dan registrasi kepada
Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) untuk
memperoleh Sertifikat Badan Usaha (SBU). SBU ini semacam
dokumen formal yang menyatakan kemampuan atau
kompetensi
dari
pengusaha
jasa
konstruksi.
Dalam
kesehariannya, SBU ini sering hanya disebut dengan kualifikasi
usaha atau sertifikat kualifikasi usaha.

TINJAUAN PUSTAKA

Kualifikasi

Grade/Kompetensi Usaha dan

Kelompok

ProyekyangDapatDitangani

Peruntukan

---

Grade1=s.d.100.000.000

Pengusahaperorangan

K1

Grade2=s.d.300.000.000

Badanusaha

Kecil

K2

Grade3=s.d.600.000.000

Badanusaha

K3

Grade4=s.d.1.000.000.000

Badanusaha

Menengah

Grade5=1Milyars.d.10Milyar

BadanUsaha

Besar

B1

Grade6=1Milyars.d.25Milyar

BadanUsaha

Besar

B2

Grade 7 = 1 Milyar s.d tidak

dibatasi

BadanUsaha(termasuk
asing)

TINJAUAN PUSTAKA

Jasa Perencanaan Konstruksi


4% (empat persen), jika kontraktor memiliki sertifikasi kualifikasi usaha (SBU).

6% (enam persen), jika kontraktor tidak memiliki sertifikasi kualifikasi


usaha.

Jasa Pelaksanaan Konstruksi


2% (dua persen), jika kontraktor memiliki sertifikasi kualifikasi usaha kecil
(kelompok grade 1, grade 2, grade 3, dan grade 4).

3% (tiga persen), jika kontraktor memiliki sertifikasi kualifikasi usaha


menengah maupun besar (kelompok grade 5, grade 6 maupun grade 7).
4% (empat persen), jika kontraktor tidak memiliki sertifikasi kualifikasi
usaha.

Jasa Pengawasan Konstruksi


4% (empat persen), jika kontraktor memiliki sertifikasi kualifikasi usaha.
6% (enam persen), jika kontraktor tidak memiliki sertifikasi kualifikasi
usaha.

KERANGKA PEMIKIRAN

METODE PENELITIAN

Obyek dan Waktu Penelitian


Adapun objek penelitian yang akan penulis analisa adalah
mengenai kesesuaian praktek pelaksanaan perhitungan,
penyetoran, dan pelaporan PPh dengan peraturan yang berlaku
pada saat tersebut dan waktu yang penulis gunakan untuk
memperoleh informasi mengenai obyek penelitian adalah, setiap
hari dengan terjun langsung melihat transaksi yang terjadi dan
menginterview staff pajak yang bertanggung jawab atas tugas
tersebut.

Fokus penelitian
Fokus Penelitian hanya di batasi pada kesesuaian mengenai
perhitungan dan pelaporan Pajak Penghasilan tahun 2013 di PT
Nusantara Almazia dengan Undang-Undang Perpajakan No. 36 Tahun
2008 beserta peraturan pelaksanaan lainnya.

METODE PENELITIAN

Tekhnik Pengumpulan Data

Penelitian Kepustakaan
Penelitian Lapangan

Tekhnik Analisis Data


Mengumpulkan bukti bukti transaksi, laporan transaksi serta
informasi yang berkaitan dengan PPh Final Jasa Konstruksi
Memperoleh informasi mengenai perusahaan yang penulis jadikan
sebagai wadah objek permsalahan.
Membandingkan kesesuaian praktik dengan peraturan perpajakan
yang berlaku mengenai perhitungan, penyetoran, serta pelaporan
PPh Final Jasa Konstruksi yang di laksanakan perusahaan.
Mengambil kesimpulan serta memberikan saran yang di perlukan
dalam praktik perpajakan pada perusahaan tersebut

Anda mungkin juga menyukai