Anda di halaman 1dari 2

Bahaya Bakteri Sakazakii dalam Susu Formula

Angka kematian akibat infeksi E. Sakazakii pada bayi baru lahir sekitar 40-80 persen.

Terkait dengan pengumuman merek susu formula


berbakteri oleh Kementerian Kesehatan RI, isu ini kembali
mengundang keingintahuan publik. Kabar tercemarnya
sejumlah susu formula dengan bakteri E. Sakazakii
tentunya meresahkan banyak orangtua.
Untuk menjawab keingintahuan Anda, kenali bakteri E. Sakazakii dan apa bahayanya terhadap
kesehatan bayi dan balita berikut ini
Dikutip dari situs Fakultas Pertanian IPB, Enterobacter sakazakii (dibaca: enterobakter sakazakiai) merupakan salah satu patogen gram negatif yang sangat mematikan pada bayi baru lahir, usia
0-6 bulan. Sementara bakteri Sakazakii merupakan ancaman bagi bayi berusia 6-12 bulan.
Angka kematian akibat infeksi E. Sakazakii pada bayi baru lahir sangat tinggi sekitar 40-80
persen terutama pada bayi prematur dan bayi dengan imunitas lebih rendah daripada bayi pada
umumnya.
Bakteri ini berada di saluran pencernaan dan ditemukan dalam berbagai produk seperti susu
formula, keju, daging, biji-bijian hingga bumbu-bumbuan. Bakteri E. sakazakii berkembang
optimal pada kisaran suhu 30-40 derajat Celcius. Kontaminasi E. Sakazakii pada susu formula
diperkirakan terjadi pada saat proses produksi.
Bila satu sel bakteri mengkontaminasi, dalam lima hari produk susu tersebut telah mengandung
endotoxin yang sangat berbahaya bagi kesehatan bayi. Hal ini, menurut situs tersebut, dibuktikan
dari penelitian di seluruh dunia, bukan hanya di IPB.
Hingga kini, berbagai studi terus mencari penyebab kontaminasi susu berbakteri. Diduga, E.
Sakazakii mengontaminasi produk susu formula lewat udara. Sehingga, diperlukan mekanisme
Hazard Analysis Critical Control Point atau analisis titik penanganan kritis pada bahaya di
tingkat produksi susu formula.
Pada penggunaan di rumah, susu bayi pada umumnya disiapkan dengan proses yang minim
pemanasan. Biasanya, susu formula hanya dicampur air hangat kuku dengan suhu kurang dari
70C, yang tidak cukup untuk mematikan bakteri ini.
Racun endotoxin bakteri akan menyebabkan diare, enteritis (radang usus), sepsis (keracunan yg
disebabkan oleh hasil proses pembusukan), dan meningitis (peradangan pada selaput otak dan
sumsum tulang belakang).
Disebutkan, infeksi bakteri akan menyebabkan gejala demam dan diare, yang bukan hanya

disebabkan bukan hanya E. sakazakii tetapi juga bisa oleh mikroorganisme lainnya. Bila bayi dan
balita mengalami gejala tersebut, sebaiknya segera berkonsultasi ke dokter.

Bahaya Bakteri E. sakazakii


Bakteri sakazakii sangat berbahaya karena bisa menyebabkan radang selaput otak, infeksi
saluran pernapasan bagian bawah, infeksi kulit dan jaringan lunak, infeksi saluran kemih, infeksi
dalam perut, radang jantung, radang sendi, osteomyelitis, dan infeksi mata dan juga radang usus
pada bayi.
Bayi berumur sampai 28 hari sangat rentan terinfeksi
bakteri sakazakii ini. Selain itu bakteri sakazakii juga
mudah menyerang pada bayi yang lahir prematur, bayi
yang lahir dari ibu yang mengidap HIV, bayi yang lahir
dengan berat badan rendah dan bayi yang mempunyai
kelainan sistem tubuh.

Habitat alami Enterobacter sakazakii masih belum bisa dipastikan. Bakteri ini sering ditemukan
pada usus manusia yang sehat, hewan dan lingkungan.
Pada dasarnya, bakteri sakazakii mengkontaminasi susu formula melalui tiga cara, yaitu :
1.) Bahan baku yang digunakan untuk membuat susu formula.
2.) Kontaminasi oleh bahan bahan yang ditambahkan ke susu formula setelah dilakukan
pasteurisasi.
3. )Kontaminasi pada saat susu formula disajikan ke bayi oleh ibunya dan proses penyimpanan
sisa susu formula yang tidak bagus.
Bakteri sakazakii juga ditemukan pada jenis makanan lain namun hanya pada susu formula yang
dilaporkan dapat menimbulkan wabah. Jadi, agar bayi terhindari dari infeksi bakteri sakazakii,
bayi harus diberikan ASI ekslusif selama enam bulan dan dilanjutkan sampai 2 tahun seperti
rekomendasi WHO.

Anda mungkin juga menyukai