Febrina Rizkya
1102009111
FK Universitas YARSI
Pendahuluan
Depresi merupakan gangguan
mental yang sering terjadi di tengah
masyarakat. Berawal dari stres
yang tidak diatasi, maka seseorang
bisa jatuh ke fase depresi.
Penyakit ini kerap diabaikan
karena dianggap bisa hilang sendiri
tanpa pengobatan. Padahal, depresi
yang tidak diterapi dengan baik bisa
berakhir dengan bunuh diri
Definisi
Depresi merupakan salah satu
gangguan mood (mood disorder).
Depresi sendiri adalah gangguan
unipolar, yaitu gangguan yang
mengacu pada satu kutub (arah)
atau
tunggal,
yang
terdapat
perubahan
pada
kondisi
emosional,
perubahan
dalam
motivasi, perubahan dalam fungsi
dan
perilaku
motorik,
dan
perubahan kognitif.
Menurut
WHO,
depresi
merupakan gangguan mental
yang
ditandai
dengan
munculnya gejala penurunan
mood,
kehilangan
minat
terhadap sesuatu, perasaan
bersalah, gangguan tidur atau
nafsu
makan,
kehilangan
energi,
dan
penurunan
konsentrasi. (WHO, 2010)
Epidemiologi
Major Depressive Disorder (MDD)
terjadi 1,6-3,1 kali lebih sering
pada wanita dibanding pria di
Amerika dan Eropa Barat.
Onset depresi antara 24-35 tahun
dengan rata-rata usia 27 tahun.
40% memiliki episode depresi
pertama kali pada usia 20 tahun,
50 % episode pertama antara
usia 20 sampai 50 tahun, dan
10% setelah usia 50 tahun
Klasifikasi
DSM-IV-TR,
membagi
depresi
menjadi tiga bagian besar :
gangguan depresi mayor/ major
depressive
disorder
(MDD),
distimia, dan depresi yang tidak
terklasifikasikan.
Gangguan depresi termasuk di
dalam
Gangguan
Mood
yang
F32 Episode Depresif
menurut
PPDGJDepresif
III dalam
F33 Gangguan
Berulang bagian
F34
Gangguan
Suasana
F30-F39
yaitu
: Perasaan (Mood [Afektif])
Menetap
Patofisiologi
Diagnosis
DSM-IV-TR, membagi depresi
menjadi tiga bagian besar :
gangguan
depresi
mayor/
major depressive disorder
(MDD), distimia, dan depresi
yang tidak terklasifikasikan.
Gejala lainnya
konsentrasi dan
perhatian berkurang
harga diri dan
kepercayaan diri
berkurang
gagasan tentang rasa
bersalah dan tidak
berguna
pandangan masa depan
yang suram dan pesimistis
gagasan atau perbuatan
membahayakan diri atau
bunuh diri
tidur terganggu
nafsu makan berkurang
Diagnosis Banding
Bereavement
(kehilangan
teman atau keluarga karena
kematian)
Gangguan afektif disebabkan
karena kondisi medis umum
Gangguan afektif disebabkan
karena zat
Gangguan bipolar
Prognosis
Beberapa pasien, MDD dapat menjadi
kronis, penyakit yang berulang.
Pada penelitian, pasien dengan satu
tahun terdiagnosis post MDD, 40%
mengalami penyembuhan tanpa ada
gejala depresi.
Individu dengan gejala depresi residual
yang menetap memiliki resiko tinggi
untuk kambuh, bunuh diri, fungsi
psikososial yang buruk, dan tingkat
mortalitas yang tinggi dari kondisi
medis lainnya.
Terapi
http://www.e-mfp.org/old/2011v6n1/depressive_disorder.html
Kesimpulan
Ketika seseorang mengalami gangguan
mood atau lebih khususnya mengalami
gangguan depresi yang mana terjadi
perubahan dalam kondisi emosional,
fungsi motorik, kogintif serta motivasinya
dan jika tidak segera diberi penanganan
maka akan memicu timbulnya gangguan
depresi mayor satu episode dan depresi
mayor berulang.
Ada beberapa sebab-sebab yang dapat
menimbulkan depresi yaitu dari sisi
biologis, dari sisi psikologis, dan dari sisi
sosial.
Daftar Pustaka
Anonim. Major depressive disorder. [online]. Update 0n
2012.
Available
from
:
http://www.Major_depressive_disorder.htm
Anonim. Major Depressive Disorder. [online]. Update 0n
2012. Available from : http://www.All About Depression.com
Peveler R, Carson A, Rodin G. Depression in medical
patients, in Mayou R, Sharpe M, Alan C. ABC of Psychological
Medicine. BMJ Publishing group 2003. p. 10-3.
Sadock, Benjamin James,et al. Kaplan & Sadock's Synopsis
of Psychiatry: Behavioral Sciences/Clinical Psychiatry, 10th
Edition Lippincott Williams & Wilkins. 2007. p. 1-89.
W. Long P. Mayor depressive Disorder. [online]. Updated on
2011. Available from : http://www.mentalhealth.com
Anonim. Depression in Older Adults, in : Mental Health: A
report of the surgeon general. [online]. Update 0n 2012.
Available from : http://www.MentalHealth.com