Anda di halaman 1dari 5

Ketika Anda mendengar kata karnaval, apa yang Anda pikirkan?

Pesta besar, parade atau pawai


dengan banyak penonton, warna-warni pakaian peserta karnaval, atau mungkin Jember Fashion
Carnaval? Apapun yang ada di pikiran Anda, bersiaplah untuk menyaksikan salah satu karnaval
paling megah dan terbesar di Indonesia, yaitu Jember Fashion Carnaval (JFC) 2013. Acara ini
akan berlangsung pada 23-25 Agustus 2013 di Jember, Jawa Timur.

Awalnya karnaval ini hanya pekan mode sederhana yang diadakan di alun-alun Kota Jember. Akan
tetapi, kemudian mucullah gagasan dari Dynand Fariz seorang disainer sekaligus pendidik di
bidang fashion yang bermukim di Jember untuk mengubah pekan mode ini menjadi sebuah
karnaval besar dan kini dikenal sebagai Jember Fashion Carnaval. Pelaksanaan JFC sendiri
pertama kali disandingkan untuk memeriahkan HUT Kota Jember.

Dengan berorientasi pada trend fashion dunia yang dibalut pesona budaya Indonesia, pelaksanaan
JFC setiap tahunnya berjalan sukses. Sejak pertama kali diselenggarakan pada 2003 lalu, Jember
Fashion Carnival terus mendapat sorotan dari media internasional di setiap perhelatannya.
Bagaimana tidak, karnaval ini merupakan yang terbesar nomor empat di dunia setelah Mardi Grass
di New Orleans di Amerika Serikat, Rio De Jeneiro Carnaval di Brazil, dan Fastnatch Koln di Jerman.

Sebagai salah satu karnaval terbesar di dunia, Jember Fashion Carnival tentu saja tidak
menyuguhkan hal yang biasa-biasa saja. Karnaval ini akan menjadikan jalan raya dalam kota
sebagai catwalk sepanjang 3,6 km. Catwalk tersebut termasuk yang terpanjang di dunia dimana
menjadi etalase hidup dari ratusan maha karya berupa desain adibusana spektakuler yang berakar
pada budaya Indonesia.

Jember Fashion Carnaval tahun ini mengangkat tema ArTechsion akan dibagi dalam sepuluh
sub tema, yaitu: Tribe, Tibet, Betawi, Octpus, Bamboo, Art Deco, Canvas, Beetle, Spider,
dan Venice. Proses persiapan menuju perhelatan spektauler ini kurang lebih memakan waktu satu
tahun. Peserta JFC berasal dari berbagai kalangan dan usia dari seluruh Nusantara, mereka
umumnya adalah seniman, desainer, pemerhati fashion dunia, pecinta fashion, model, hingga
pelajar.

Menggunakan konsep 4 E yaitu Education, Entertaiment, Exhibition dan Economy Benefit,


JFC akan menghadirkan lebih dari 650 peserta yang akan berjalan di catwalk sepanjang 3,6 km
mulai dari Central Park sampai Sport Hall Jember. Peserta merancang, membuat dan
memperagakan sendiri kostum mereka termasuk juga make up dan tata rambut. Oleh karena itu

peserta akan mendapat in house training fashion design, fashion run way, dance, presenter, singer,
make up, dan hair style tanpa dipungut biaya.

Pada hari H, peserta akan ditempatkan di masing-masing sub tema yang mereka sudah pilih.
Karnaval ini juga semakin meriah dengan hadirnya Opening Defile berupa Live Performing Art dari
JFC Marching Band. Akan ada juga Defile Archipelago dengan tema busana daerah dari masingmasing provinsi di Indonesia antara lain dari Jawa, Bali, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan lainlain.

Selain sub tema yang sudah ditentukan, peserta juga bisa menampilkan hasil karya imajinatif
mereka berupa busana dari suatu negara, kelompok tertentu, film, kejadian atau peristiwa, animasi
dan lain-lain. Semua busana yang dihadirkan dalam JFC tentunya akan dikompetisikan untuk
meraih penghargaan untuk kategori JFC Award, Special Award, Best Performance, Best Costume,
Unique Costume, dan Other Costume.

Sudah dapat dipastikan karnaval ini akan dihadiri oleh ribuan orang yang berasal dari berbagai
tempat. Mereka akan memadati pinggiran jalan raya Kota Jember yang akan menjadi catwalk JFC.
Photographer dan media dari berbagai negara juga akan hadir untuk mengabadikan dan
menyiarkan keindahan, kemegahan, kespektakuleran, dan keunikan Jember Fashion Carnaval 2013.
Jadi, siapkan waktu Anda dan pesanlah akomodasi jauh hari sebelumnya karena dipastikan sebulan
sebelumnya akan sudah banyak dipesan.

Untuk informasi lebih lengkap silakan kunjungi website resmi JFC di laman
berikut. www.jemberfashioncarnaval.com

Pendahuluan
Saat ini Aceh telah dikenal di mata dunia karena telah memiliki sebuah produk
budaya yang mengikon dan telah dikenal oleh masyarakat nasional maupun
internasional
Aceh fashion Culture dengan tema : world technologi Evolution merupakan
sebuah pertunjukan peragaan busana hasil kreativitas putra-putri daerah Jember
yang dilakukan di luar ruangan dan dikemas dalam bentuk karnaval yang
diadakan setiap satu tahun sekali.
JFC
pada awalnya digagas oleh seorang desainer busana putra daerah Jember yang
bernama Dynand Fariz. Dynand Fariz sebagai seorang kreator mencoba
menyelenggarakan
event
peragaan busana hasil karya desain para putra-putri daerah Jember tidak di atas
panggung, melainkan di jalanan dalam bentuk karnaval. Uji coba peragaan
busana (
fashion

show

) dalam bentuk karnaval tersebut diselenggarakan pertama kali pada tahun


2003, tepatnya pada bulan Januari. Jalan yang dipilih sebagai arena pergelaran
yakni antara alun-alun sampai Gedung Olahraga Kaliwates di Kota Jember yang
berjarak kurang lebih 3,6 kilometer.
1
Ternyata penyelenggaraan
fashion

show
dalam bentuk karnaval itu dapat menjadi pertunjukan yang spektakuler dan
menarik perhatian masyarakat Kota Jember. Atas keberhasilan dalam
penyelenggaraan
event

fashion
karnaval yang perdana tersebut, Dynand Fariz semakin bersemangat untuk terus
mengembangkan kreativitasnya. Selanjutnya, melalui semangat juang dan
kreativitas Dynand Fariz yang terus diasahnya, maka
fashion

show
dalam bentuk karnaval itu diselenggarakan ulang oleh pada tahun yang sama
yaitu pada bulan Agustus tahun 2003. Penyelenggaraan ulang
fashion

show
dalam bentuk karnaval yang dilaksanakan pada bulan Agustus tahun 2003
tersebut berhasil mencuri perhatian masyarakat yang luar biasa, tidak saja
masyarakat dari Kota Jember, namun juga masyarakat dari luar Jember,
terutama para wartawan media massa juga banyak tertarik untuk meliput dan
memberitakan
event
tersebut. Suatu hal yang menarik dari

JFC,
selain peragaan busana hasil desain putra-putri daerah Jember itu dipergelarkan
di jalan,
JFC
tidak hanya sekedar peragaan busana berjalan saja, tetapi dalam
JFC
peragaan busana dilakukan dengan menari dan bermain teatrikal. Pada
umumnya peragaan busana hanya dilakukan dengan
runway
yang dilakukan oleh seorang model dengan berjalan di atas
catwalk,
akan tetapi pada
JFC
berbeda, yakni
runway
yang dilakukan sepanjang jalan lebih memberikan sentuhan estetika sebagai
sebuah produk seni pertunjukan dalam bentuk karnaval yang dapat dinikmati
penonton secara umum dan dalam jumlah yang sangat banyak di sepanjang
jalan yang dilalui oleh para peraga
fashion show
.

Anda mungkin juga menyukai