MAKALAH LK II
Ahmad Marthin Hadiwinata*
Bab I
Pendahuluan
BAB II
Pembahasan
warna kulit seperti kulit putih,hitam, kuning dan lainnya. Keanekaragam kebangsaan
dan suku bangsa atau etnisitas. Kenekaragaman agama juga merupakan sesuatu
hal yang mendapat tempat dalam sifat non-diskriminasi ini. Pembatasan sesorang
dalam beragama merupakan sebuah pelanggaran HAM.
Prinsip ketiga ialah imparsialitas. Maksud dari prinsip ini penyelesaian sengketa
tidak memihak pada suatu pihak atau golongan tertentu dalam masyarakat. Umat
manusia mempunyai beragam latar belakang sosial aupun latar belakang kultur
yang berbeda antara satu dengan yang lain hal ini meupakan sebuah keniscayaan.
Prinsip imparsial ini diimaksudkan agar hukum tidak memihak pada suatu golongan.
Prinsip ini juga dimaksudkan agar pengadilan sebuah kasus diselesaikan secara adil
atau tidak meihak pada salah satu pihak. Pemihakan hanyalah pada norma-norma
ham itu sendiri.
Terdapat dua garis besar pembagian hak asasi manusia yaitu Hak Negatif dan Hak
Positif. Pembagian hak-hak ini berhubungan dengan dengan ukuran keterlibatan
negara dalam pemenuhan hak asasi manusia. Pembagian ini tidak berdasarkan baik
atau buruk dalam hak yang terkandung di dalamnya.
Mengenai Hak Negatif adalah hak meminimalkan peran campur tangan negara,
maka semakin terpenuhi pula hak-hak sipil dan politik. Sebaliknya, bila negara
terlalu banyak melakukan campur tangan, maka semakin terhambat pula
pelaksanaan hak-hak sipil politik warganya. Peminimalisiran peran negara dalam
pemenuhan hak-hak sipil dan politik karena hak-hak yang berkaitan dengan sipil
dan politik adalah hak yang berkaitan dengan kebebasan. Karena sebagian besar
kandungan hak-hak sipil politik adalah hak-hak atas kebebasan (rights to liberty).
Hak yang terkandung dalam hak sipil dan politik ada dua puluh dua hak. Pertama
hak atas kehidupan, karena hidup seseorang harus dilindungi. Kedua hak untuk
tidak disiksa dan diperlakukan secara keji. Karena setiap orang berhak untuk
memperoleh perlakuan secara manusiawi dan tidak merendahkan martabat. Ketiga,
hak untuk tidak dperbudak dan dipekerjakan secara paksa. Keempat, hak atas
kebebasan dan keselamatan pribadi. Kelima, hak setiap orang yang ditahan untuk
diperlakukan secara manusiawi. Keenam, hak setiap orang untuk tidak dipenjara
akibat tidak mampu memenuhi kewajiban kontrak. Ketidakmampuan sesorang
dalam memenuhi suatu perjanjian kontrak, tidak boleh dipenjara. Hanya boleh
melalui hukum perdata hanya melalui penyitaan. Ketujuh, hak atas kebebasan
bergerak dan memilih tempat tinggal. Kedelapan hak setiap warga asing.
Kesembilan, hak atas pengadilan yang berwenang, independen dan tidak memihak.
Kesepuluh, hak atas perlindungan dari kesewenangan hukum pidana. Kesebelas,
hak atas perlakuan yang sama didepan hukum. Keduabelas, hak atas urusan
pribadi. Ketigabelas, hak atas kebebasan berpikir, berkeyakinan dan beragama.
Keempatbelas, hak berpendapat dan berekspresi. Kelimabelas, hak atas kebeasan
berkumpul. Keenambelas, hak atas kebebasan berserikat. Ketujuh belas, hak untuk
menikah dan membentuk keluarga. Kedelapanbelas, hak anak atas perlindungan
bagi perkembangannya. Kesembilanbelas, hak untuk berpartisipasi dalam politik.
Keduapuluh, hak atas kedudukan dan perlindungan yang sama didepan hukum.
Keduapuluhsatu, hak bagi golongan minoritas. Keduapuluhdua, larangan
propaganda perang dan diskriminasi.
Selain hak hak sipil dan politik diatas hak asasi manusia juga mencakup hak dalam
bidang ekonomi, sosial dan budaya. Hak ini termasuk dalam pembagan hak positif
yang mengusahakan peran negara secara maksimal dalam pemenuhannya. Adanya
hak ini dalam HAM universal adalah buah dari perdebatan blok sosialis eropa timur
dengan blok liberal. Karena blok sosialis lebih berpegangan pada ekonomi sebagai
Hak untuk mendapat perlindungan dari hukuman yang sewenarg wenang. yaitu
dalam surat Al Anam : 164 dan surat Fathir 18 yang masing masing berbunyi :
Katakanlah: Apakah aku mencari Tuhan selain Allah, padahal Dia adalah tuhan bagi segala
sesuatu. Dan tidaklah sesorang membuat dosa melainkan kemudharatannya kembali
kepada dirinya sendiri; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain.
Kemudian kepada Tuhanmulah kamu kembali, dan akan diberitakan-Nya kepadamu apa
yang kamu perselisihkan. (QS 6;164)
Dan orang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Dan jika sesorang yang berat
dosanya memanggil (orang lain) untuk memikul dosanya itu tiadalah akan dipikulkan
untuknya sedikit pun meskipun (yang dipanggilnya itu) kaum kerabatnya. Sesungguhnya
yang dapat kamu beri peringatan hanya orang-orang yang takut kepada azab Tuhannya
(sekalipun) mereka tidak melihat-Nya dan mereka mendirikan sembahyang. Dan
barangsiapa yang mensucikan dirinya, sesungguhnya ia mensucikan diri untuk kebaikan
dirinya sendiri. Dan kepada Allah-lah kembali(mu). (QS 35;18)
Hak atas keamanan dan kemerdekaan pribadi terdapat dalam surat An Nisa ayat 58
dan surat Al-Hujurat : 6 yang berbunyi seperti ini:
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak
menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum diantara manusia supaya
kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaikbaiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (QS 4;58)
Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang yang fasik membawa suatu
berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada
suatu kaum tanpa mengetahui keadaanya yang menyebabkan kamu menyesal atas
perbuatanmu itu. (QS 49;6)
Hak atas kebebasan beragama memilih keyakinan berdasar hati nurani. Yang bisa
kita lihat secara tersirat dalam surat Al Baqarah ayat 256 dan surat Al Ankabut ayat
46 yang berbunyi:
Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang
benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada yang thagut
dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang
amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS
2;256)
Dan janganlah kamu berdebat dengan ahli kitab, melainkan dengan cara yang paling baik,
kecuali dengan orang-orang zhalim di antara mereka, dan katakanlah: kami telah beriman
kepada (kitab-kitab) yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepadamu; Tuhan
kami dan Tuhanmu adalah satu; dan kami hanya kepada-Nya berserah diri. (QS 29;46)
Hak atas persamaan hak didepan hukum secara tersirat terdapat dalam surat AnNisa ayat 1 dan 135 dan Al Hujurat ayat13:
Hai sekalian manusia bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciotakan dari diri yang
satu, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah
memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada
Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan
(peliharalah)hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi
kamu. (QS 4;1)
Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan,
menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum
kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tau kemaslahatannya. Maka
janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika
kamu memutarbalikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah
adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan. (QS 4;135)
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjdaikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling
kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah
orang yang paling bertakwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi
Maha Mengenal. (QS 49;13)
Dalam hal kebebasan berserikat Islam juga memberikan dalam surat Ali Imran ayat
104-105 yang berbunyi:
Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari yang munkar ; merekalah orang yang
beruntung. (QS 3;104)
Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai berai dan berselisih sesudah
datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat
siksa yang berat. (QS 3;105)
Dalam memberikan suatu protes terhadap pemerintahan yang zhalim dan bersifat
tiran. Islam memberikan hak untuk memprotes pemerintahan yang zhalim, secara
tersirat dapat diambil dari surat An-Nisa ayat 148, surat Al Maidah 78-79, surat Al
Araf ayat 165, Surat Ali Imran ayat 110 yang masing masing berbunyi:
Allah tidak menyukai ucapan buruk, (yang diucapkan) dengan terus terang kecuali oleh
orang yang dianiaya. Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS 4;148)
Telah dilanati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan Isa Putera Maryam.
Yang demikian itu. Disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. (QS 5;78)
Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan yang munkar yang mereka perbuat.
Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu. (QS 5;79)
Maka tatkala mereka melupakan apa yang diperingatkan kepada mereka, Kami selamatkan
orang-orang yang melarang dari perbuatan jahat dan Kami timpakan kepada orang-orang
yang zalim siksaan yang keras, disebabkan mereka selalu berbuat fasik. (QS 7;165)
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang
maruf, dan mencegah dari yang munkar dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab
Beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; diantara mereka yang ada yang beriman, dan
kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (QS 3;110)
Dalam pemenuhan kebutuhan dasarnya seperti bentuk hak positif dalam hak
ekonomi sosial dan Islam pun mengandung secara tersirat mengenai hak ini.
Hak mendapatkan kebutuhan dasar hidup manusia secara tersirat terdapat dalam
surat Al Baqarah ayat 29, surat Ad-Dzariyat ayat 19, surat Al Jumuah ayat 10, yang
berbunyi:
Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada dimuka bumi untuk kamu dan Dia
berkehendak menuju langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui
segala sesuatu. (QS 2;29)
Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin
yang tidak mendapat bagian. (QS 51;19)
Apabila telah ditunaikan sembahyang, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah
karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung. (QS 62;10)
Dalam hak mendapatkan pendidikan Islam juga memiliki pengaturan secara tersirat
dalam surat Yunus ayat 101, surat Al-Alaq ayat 1-5, surat Al Mujadilah ayat 11 dan
surat Az-Zumar ayat 9 yang masing-masing berbunyi berbunyi:
Katakanlah: Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi. Tidaklah bermanfaat tanda
kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak
beriman. (QS 10;101)
Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: berlapang-lapanglah dalam
majlis, maka lapangkanlah. Niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila
dikatakan:berdirilah kamu, maka berdirilah kamu, niscaya Allah akan meninggikan orang
orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa
derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS 58;11)
(apakah kamu hai orang yang musyrik) ataukah orang-orang yang beribadat di waktu-waktu
malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhrat dan mengharapkan
rahmat Tuhannya? Katakanlah: adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orangorang yang tidak mengetahui?. Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat
menerima pelajaran.
Bab III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan paparan diatas dan pembahasan diatas dapat ditarik keimpulan
berdasarkan beberapa analisis. Dari analisis diatas antara HAM yang berkembang di
dunia internasional tidak bertentangan antara satu sama lain. Bahkan organisasi
Islam internasional yang terlembagakan dalam Organisasi Konferensi Islam (OKI)
pada 5 Agustus 1990 mengeluarkan deklarasi HAM.
Kemudian Islam mematahkan bahwa dalam Islam telah dibicarakan sejak empat
belas tahun yang lalu (Anas Urbaningrum, 2004;91). Fakta ini mematahkan bahwa
Islam tidak memiliki konsep tentang pengakuan HAM. Ini dibuktikan oleh adanya
piagam madinah (mitsaq Al-Madinah) yang terjadi pada saat Nabi Muhammad
berhijrah ke kota Madinah. Dalam dokumen madinah atau piagam madinah itu
berisi antara lain pengakuan dan penegasan bahwa semua kelompok di kota Nabi
itu, baik umat yahudi, umat nasrani maupun umat Islam sendiri, adalah merupakan
satu bangsa (Idris, 2004;102). Dalam dokumen itu dapat disimpulkan bahwa HAM
sudah pernah ditegakkan oleh Islam
Daftar Pustaka
Al-Quran
Thaha, Idris, Demokrasi Religius: Pemikiran Politik Nurcholish Madjid dan M. Amien
Rais, Jakarta: Penerbit Teraju, 2004
Radjab, Suryadi, Dasar-Dasar Hak Asasi Manusia, Jakarta: PBHI, 2002
Idrus, Junaidi, Rekonstruksi Pemikiran Nurcholish Madjid Membangun Visi dan Misi
Baru Islam Indonesia, Jogjakarta: LOGUNG PUSTAKA, 2004
Pramudya, Willy, Cak Munir, Engkau Tak Pernah Pergi, Jakarta: GagasMedia 2004
Nainggolan, Zainuddin S., Inilah Islam, Jakarta: DEA, 2000
Urbaningrum, Anas, Islamo-Demokrasi Pemikiran Nurcholish Madjid, Jakarta:
Penerbit Republika, 2004