PENDAHULUAN
Secara terminologi telemetri berasal dari kata tele yang berarti jauh dan metri
yang berarti pengukuran, sehingga sistem telemetri dapat diartikan sebagai sistem
pengukuran jarak jauh. Selain itu, dalam proses pengukuran jarak jauh juga
melibatkan dua buah terminal pengukuran dan letaknya berjauhan. Dua buah
terminal tersebut adalah stasiun ukur dan stasiun penerima. Komunikasi antar
stasiun ukur dengan stasiun penerima dapat dilakukan dengan menggunakan
berbagai media yang dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan.
Pada tugas akhir ini, media yang dipilih sebagai jalur komunikasi antara stasiun
ukur dan stasiun penerima adalah gelombang frekuensi radio dengan menggunakan
modulasi frekuensi. Karena modulasi frekuensi lebih tahan terhadap noise,
bandwith yang lebih lebar, dan fidelitas yang tinggi dibandingkan dengan
gelombang frekuensi yang lainya. Sistem telemetri yang dikembangkan pada tugas
akhir ini terdiri dari dua bagian yaitu stasiun ukur (sensor, mikrokontrol dan
transceiver) dan stasiun penerima (receiver dan komputer). Stasiun ukur berfungsi
untuk melakukan pengukuran terhadap besaran fisik (suhu) yang akan kita ukur dan
mengirimkan data yang telah diperoleh tersebut ke stasiun penerima.
Stasiun penerima berfungsi untuk menerima data hasil pengukuran. Stasiun ukur
pada system telemetri terdiri dari sensor, pengkondisi sinyal, ADC, mikrokontroler,
modulator dan tranceiver sedangkan stasiun penerima terdiri dari receiver,
demodulator dan komputer. Untuk dapat memanfaatkan komputer, suatu sistem
pengukuran memerlukan sistem akuisisi data untuk mendapatkan data yang siap
diolah secara digital.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini, yaitu :
1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian system akuisisi dan modulasi data.
2. Mahasiswa dapat mengetahui elemen-elemen pendukung DAS (DataAcquisition Sistem).
3. Mahasiswa dapat mengetahui konfigurasi sistem akuisisi data.
4. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian modulasi data.
5. mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis modulasi analog dan digital.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dengan mudah sesuai kebutuhan. Dalam sistem akuisisi data ada 4 komponen yang
penting yaitu :
1. Input analog yaitu mengubah sinyal input analog dari sensor menjadi bentuk bit.
2. Output analog yaitu mengubah data digital yang tersimpan dalam komputer
menjadi sinyal digital.
3. Input atau output digital yaitu untuk masukan dan keluaran nilai digital (tingkat
logika) kedua dari perangkat keras.
4. Counter atau timer digunakan pada saat perhitungan, pengukuran frekuensi dan
perioda, pembangkit pulsa.
2.2 Modulasi data teknik encoding.
Modulasi adalah proses encoding sumber data dalam suatu sinyal carrier dengan
frekuensi. Modulasi analog adalah komunikasi yang mentransmisikan sinyal-sinyal
analog yaitu time signal yang berada pada nilai kontinu pada interval waktu yang
terdefinisikan. Dalam modulasi analog, proses modulasi merupakan respon atas
informasi sinyal analog. Modulasi digital ialah suatu sinyal analog di modulasi
berdsarkan aliran data digital. Modulasi digital merupakan proses penumpangan
sinyal digital (bit stream) ke dalam sinyal carrier.
Modulasi digital sebetulnya adalah proses mengubah-ubah karakteristik dan sifat
gelombang pembawa (carrier) sedemikian rupa sehingga bentuk hasilnya
(modulated carrier) memeiliki ciri-ciri dari bit-bit (0 atau 1) yang dikandungnya.
Teknik modulasi digital pada prinsipnya merupakan variant dari metode modulasi
analog. Empat kombinasi yang muncul dari komunikasi adalah:
1. Data digital, sinyal digital.
Sinyal Digital merupakan deretan pulsa voltase terputus-putus yang
berlainan dan masing-masing memiliki ciri-ciri tersendiri. Setiap pulsa merupakan
sebuah elemen sinyal ,Elemen sinyal merupakan data yang ditranmisikan melalui
pengkodean bit data ,Dimana Biner 0 = Level voltase lebih rendah Dan Biner 1 =
Level voltase yang lebih tinggi. Sinyal digital ini memiliki berbagai keistimewaan
yang unik yang tidak dapat ditemukan pada teknologi analog, yaitu mampu
mengirikan informasi dengan kecepatan cahaya yang dapat membuat informasi
dapat dikirim dengan kecepatan tinggi, penggunaan yang berulang-ulang terhadap
informasi tidak mempengaruhi kualitas dan kuantitas informasi itu sendiri.
Contoh: transmisi data digital melalui jaringan telepon publik (PSTN); perangkat
digital dihubungkan ke jaringan melalui modem.
2. Data analog, sinyal digital
Telemetri Kelautan Sistem Akuisisi dan Modulasi Data | 4
Setelah konversi data analog ke data digital, proses selanjutnya adalah salah satu
dari 3 cara berikut :
a. Data digital langsung ditransmisikan dalam bentuk NRZ-L.
b. Data digital dikodekan sebagai sinyal digital dengan menggunakan kode
selain NRZ-L.
c. Data digital dikonversi menjadi sinyal analog, dengan menggunakan
teknik modulasi teknik dasar yang digunakan dalam codec.
3. Data analog, sinyal analog
Alasan utama diperlukannya modulasi analog:
a. Transmisi efektif terjadi pada frekuensi tinggi.
b. Memungkinkan frequencydivision multiplexing.
2.3 Perbedaan Modulasi Analog dan Digital.
Perbedaan mendasar antara modulasi analog dan digital terletak pada bentuk
sinyal informasinya. Pada modulasi analog, sinyal informasinya berbentuk analog
dan sinyal pembawanya analog. Sedangkan pada modulasi digital, sinyal
informasinya berbentuk digital dan sinyal pembawanya analog. Perbedaan utama
antara modulasi digital dan modulasi analog adalah bahwa pesan yang
ditransmisikan untuk sistem modulasi digital mewakili seperangkat simbol-simbol
abstrak. (Misalnya 0 s dan l s untuk sistem transmisi biner), sedangkan dalam sistem
modulasi analog, sinyal pesan adalah gelombang kontinyu. Untuk mengirim pesan
digital, modulasi digital mengalokasikan sepotong waktu yang disebut interval
sinyal dan menghasilkan fungsi kontinyu yang mewakili simbol.
BAB III
PEMBAHASAN
keseluruhan proses. Suatu sistem akuisisi data pada umumnya dibentuk sedemikian
rupa sehingga sistem tersebut berfungsi untuk mengambil, mengumpulkan dan
menyimpan data dalam bentuk yang siap untuk diproses lebih lanjut.
Gambar 1. Diagram blok sistem akuisisi data.
Gambar 2. Proses akuisisi data menggunakan komputer digital untuk kebutuhan data.
3.2 Kofigurasi Sistem Akuisisi Data
Suatu konfigurasi sistem akuisisi data sangat tergantung pada jenis dan jumlah
transduser serta teknik pengolahan yang akan digunakan. Konfigurasi ini dapat di
lihat dari banyaknya transduser atau kanal yang digunakan, kecepatan pemrosesan
data dan letak masing-masing komponen pada sistem akuisisi data.
a) Sistem kanal tunggal.
Sistem kanal tunggal disebut juga sistem akuisisi data sederhana. Pada
konfigurasi kanal tunggal, komputer berfungsi sebagai pemproses data dan juga
pengontrol penguatan sinyal.
Telemetri Kelautan Sistem Akuisisi dan Modulasi Data | 6
Sistem terdiri dari sejumlah elemen atau komponen yang saling berhubungan
yang satu dengan yang lain melakukan kerjasama untuk mencapai tujuan atau fungsi
sistem. Elemen-elemen Data Acquisition System yang saling berhubungan yang satu
dengan yang lain adalah sebagai berikut :
a) Tranduser
Transduser adalah elemen yang berfunsi untuk mengubah suatu besaran fisik
menjadi besaran listrik. Transduser mengubah besaran mekanik menjadi menjadi
besaran listrik yang dapat berupa tegangan atau arus liastrik. Transduser suhu
mengubah besaran suhu (derajat suhu) menjadi besaran listrik berupa tegangan
atau arus listrik. Dalam praktik banyak contoh transduser yang dipakai dalam
sistem akuisisi data, misalnnya physically displacement transducer, humidity
transducer, thercouple, accelerometer, tachometer, strain gage transducer, dan
lain-lain. Spesifikasi transduser yang penting adalah kecepatan, ketelitian dan
keandalaman.
b) Operational Amplifier.
Tegangan atau arus listrik yang dihasilan sebuah tranduser itu biasanya kecil.
Sedangkan komponen A/C converter yang digunakan dalam sistem akuisisi data
bekerja dalam skala penuh, misalnya 0 s/d 5 volt, -5 s/d +5 volt, 0 s/d 10 volt
dan sebagainya, tergantung pada moda input dan spesifikasi komponen yang
dipakai. Oleh karena itu diperlukan yang dinamakan sebuah rangkaian signal
conditioner, untuk memperkuat sinyal output dari transduser menjadi cukup
besar untuk diumpankan pada A/D converter. Rangkaian signal conditioner itu
menggunakan yang dinamakan OPAMP (operational amplifier).
c) Instrumentation Amplifier.
Instrumentation Amplifier diperlukan bila data analog yang diperoleh
hendak ditransmisikan melalui jarak yang cukup jauh, dan juga untuk meredam
interferensi, bila ada. Karakteristik instrumentation amplifier yang penting
adalah yang dinamakan common mode rejection ratio (CMRR) yang tinggi,
impedansi input yang tinggi, dan gain yang dapat diprogram.
d) Isolator.
Sebaagai pemisah antara sumber sinyal dengan sistem akuisisi data diperlukan
sebuah yang dinamakan isolation transformer, optical isolation, atau fiber optic.
e) Rangkaian Fungsi Analog.
Untuk fungsi-fungsi yang tetap, rangkaian analog lebih sederhana dan lebih
real time dibandingkan rangkaian pemroses (pengolah) digital. Fungsi-fungsi
Telemetri Kelautan Sistem Akuisisi dan Modulasi Data | 10
yang diwujudkan dengan rangkaian analog antara lain, multiplier, divider, adder,
subtractor, dan fungsi-fungsi non-linier yang lain.
f) Multiplekser Analog.
Jika sinyal analog yang akan diproses berasal dari beberapa sumber, atau
dari kanal komunikasi yang sama, melewati single converter, maka diperlukan
sebuah multiplekser analog untuk mengkopel dan mengatur sinyal tersebut.
g) Rangkain Sample-and-Hold.
Rangkaian sample-and-hold diperlukan karena dalam beberapa hal sinyal
analog bervariasi cukup cepat, sementara konversi sinyal dari analog ke digital
memerlukan selang waktu tertentu, dan A/D Converte tidak bisa mendigitalkan
input analog dengan sangat segera, sehingga perubahan yang cukup besar pada
sinyal input selama proses konversi dapat menimbulkaan kesalahan yang cukup
besar.
h) Analog-to-Digital Converter.
A/D Converter melakukan konversi data analog menjadi data digital yang
setara. Spesifikasi A/D Converter yang utama adalah ketelitian absolut dan
relatif, linieritas, resolusi, kecepatan konversi, stabilitas, no missing code, dan
nilai komponen. Hal lain yang terkait ialah batas tegangan output, output kode
digital, teknik interfacing, multiplekser internal, rangkaian signal conditoner dan
memori.
i) Digital-to-Analog Converter.
Data yang telah diproses mengalami pemrosesan, penyimpanan, dan bahkan
transmisi secara digital. Mengkonversi kembali dari bentuk digital menjadi
betuk analog dilakukan dengan D/A Converter.
j) Prosesor Data Digital.
Prosesor ini mengolah hasil konversi A/D Coverter secara digital.
k) Filter.
Untuk menghilangkan noise yang ada, maka digunakan filter untuk melewatkan
sinyal dengan frekuensi yang diinginkan, dan meredam frekuensi yang lain.
Filter dapat diwujud secara hardware, maupun secara software.
3.4 Pengertian modulasi data.
terganggu oleh gangguan atmosfer dan kualitas suara terbatasi oleh bandwith
yang sempit.
Adapun kelebihannya yaitu jangkauan siaran dengan frekuensi AM lebih
jauh (200 km) dan biaya untuk pemancar AM lebih murah daripada FM
karena FM memiliki kemampuan transmisi stereo yang tidak dimiliki oleh
pemancar AM.
dengan biner, sehingga tidak mudah terpengaruh oleh derau, proses informasinya
pun mudah, cepat dan akurat, tetapi transmisi dengan sinyal digital hanya mencapai
jarak jangkau pengiriman data yang relatif dekat.
Gambar 14. Sinyal digital
Biasanya sinyal ini juga dikenal dengan sinyal diskret. Sinyal yang mempunyai
dua keadaan ini biasa disebut dengan bit. Bit merupakan istilah khas pada sinyal
digital. Sebuah bit dapat berupa nol (0) atau satu (1). Kemungkinan nilai untuk
sebuah bit adalah 2 buah (2^1). Kemungkinan nilai untuk 2 bit adalah sebanyak 4
(2^2), berupa 00, 01, 10, dan 11. Secara umum, jumlah kemungkinan nilai yang
terbentuk oleh kombinasi n bit adalah sebesar 2^n buah.
Dilihat dari jenis tekniknya, jenis modulasi digital dapat dibedakan menjadi
beberapa, yaitu :
Amplitudo Shift Keying (ASK)
Amplitude Shift Keying adalah modulasi yang menyatakan signal digital
sebagai suatu nilai tegangan tertentu (misalnya 1 Volt) dan sinyal digital 0
sebagai sinyal digital dengan tegangan 0 volt. Sinyal ini yang kemudian
digunakan untuk menyala-matikan pemancar, seperti sinyal morse atau
pengiriman sinyal digital berdasarkan pergeseran amplitudo merupakan
modulasi dengan mengubah-ubah amplitudo.
system
ASK,
simbol
biner
direpresentasikan
dengan
sederhana, dengan kinerja yang kurang begitu bagus dibandingkan sistem PSK
atau QAM. FSK biner adalah sebuah bentuk modulasi sudut dengan envelope
konstan yang mirip dengan FM konvensional, kecuali bahwa dalam modulasi
FSK, sinyal pemodulasi berupa aliran pulsa biner yang bervariasi diantara dua
level tegangan diskrit sehingga berbeda dengan bentuk perubahan yang kontinyu
pada gelombang analog.
sebagai suatu nilai tegangan tertentu dengan beda fase tertentu pula (misalnya
tegangan 1 volt beda fase 0 derajat), dan sinyal digital 0 sebagai suatu nilai
tegangan tertentu (yang sama dengan nilai tegangan sinyal PSK bernilai 1,
misalnya 1 Volt) dengan beda fase yang berbeda (misalnya 180 derajat).
Tentunya pada teknik-teknik yang lebih rumit, Hal ini bisa di modulasi dengan
perbedaan fase yang lebih banyak lagi.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas didapatkan beberapa kesimpulan, yaitu :
1. Sistem akuisisi data dapat didefinisikan sebagai suatu sistem yang berfungsi
untuk
mengambil,
mengumpulkan
dan
menyiapkan
data,
hingga
DAFTAR PUSTAKA
Kusanto, Didik. 2013. Perancangan Sistem Akuisisi Data Sebagai Alternatif Modul
DAQ
Lab.
View
Menggunakan
Mikrokontroler
digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-12713-Paper.pdf.
ATMEGA8535.
diakses
pada