Ilustrasi Kasus Tyroid
Ilustrasi Kasus Tyroid
iodium
cukup
tinggi
pada
penderita
dengan
struma
folikel
yang
secara
otonom
memproduksi
hormon
yang
Gambaran klinis
Struma multinoduler toksik
Penderita kebanyakan wanita dengan struma yang sudah bertahuntahun. Kerapkali gejala-gejala hipertiroid dikelabui dengan kelainan organ
lain seperti jantung sehingga sukar ditemukan. Takikardi, AF, penurunan
BB dan kelainan mental seperti depresi, kecemasan, insomnia dan dapat
dipakai sebagai petunjuk adanya hipertiroid, sangat jarang ditemukan
adanya oftalmopati (5). Pemberian yodium dapat sebagai pencetus
terjadinya hipertiroid. Sering ditemukan hipertiroid subklinik diman kadar
hormon tiroid normal tapi tes TRH negatif. Struma multinoduler toksika
dapat dibedakan dengan struma pada penyakit Grave.
Struma Grave
Difus
Struma multinoduler
Difus pada permulaan, kemudian
menjadi multinoduler
Biasanya kecil
bulan
tahun
sesudah bertahun-tahun
memperlihatkan metabolisme
yang hebat dan besar, sel eptel
kolumnar
Adenoma toksik
Ditemukan biasanya pada umur lebih dari 40 tahun dimana
penderita merasa nodul yang memang sudah ada cepat membesar. Di
Inggris adenoma toksika hanya kira-kira 5 % dari hipertiroid dan lebih
banyak pada wanita. Gejala-gejala berupa berat badan turun, kelemahan,
sesak nafas, palpitasi, takikardi dan tidak tahan panas. Gejala mata
hampir tidak pernah ditemukan (1,3,4).
Diagnosis
3
Untuk
memperkuat
dugaan
diagnosis
hipertiroid,
maka
diperlukan
Terapi
1. Operasi
Struma multinoduler toksika adalah akibat dari multiflikasi dari folikel
yang otonom, sehingga dengan mengeluarkan jumlah folikel yang
berlebihan
dengan
tiroidektomi
sebagian
atau
I 131
merupakan
dengan
pembesaran
adanya
struma
gejala
substernal
penekanan
sebaiknya
pada
dilakukan
trakea
dan
tiroidektomi
dengan
kegagalan
jantung
atau AF,
sebagian
penderita
eutiroid
sebelum
diberikan
I131,
untuk
mencegah
timbulnya
sistem
saraf
simpatis
dan
efek
sekunder
terhadap
perubahan
hemodinamik (1,4)
Hormon tiroid meningkatkan metabolisme tubuh total dan konsumsi
oksigen yang secara tidak langsung meningkatkan beban kerja jantung.
Hormon tiroid menyebabkan efek inotropik, kronotropik, dan dromotropik,
yang mirip dengan efek stimulasi adrenergik, hormon tiroid meningkatkan
sintesis miosin dan Na, K, ATP ase, mirip seperti pada reseptor beta
adrenergik miokard (2,4).
Klinis
Meskipun
tanpa
gagal
jantung,
manifestasi
kardiovaskuler
Radiologi
Gambaran radiologi umumnya normal, kadang-kadang dijumpai
pembesaran aorta asenden atau desenden, penonjolan segmen pulmonal
dan pada kasus yang berat dijumpai pula pembesaran jantung (4).
Elektrokardiografi
Pada EKG sering ditemui gangguan irama atau gangguan hantaran.
Biasanya dengan sinus takikardi, atrium fibrilasi ditemui 10-20 % kasus.
Pada kasus berat bisa ditemui pembesaran ventrikel kiri, kadang-kadang
ditemui pelebaran dan pemanjangan gelombang P dan pemanjangan PR
interval, gelombang T yang prominen, peninggian voltase, perobahan
gelombang ST-T dan pemendekan interval QT (2,4).
Ekokardiografi
Pada ekokardiografi bisa ditemui hiperkontraksi dengan pengisian yang
cepat, peningkatan masa ventrikel kiri dan hipertrofi otot jantung (4).
6
Pengobatan
Tujuan
pengobatan
penyakit
jantung
tiroid
adalah
secepatnya
Ankilostomiasis
Penyakit ini tersebar di daerah tropis dan subtropik, disebabkan oleh
Ancylostoma
duodenale
yang
termasuk
kedalam
kelompok
cacing
tambang. Gejala klinis dan patologis penyakit cacing ini tergantung pada
jumlah cacing yang menginfestasi usus, paling sedikit 500 cacing
diperlukan untuk menyebabkan terjadinya anemia dan gejala klinis pada
pasien dewasa (7).
Telur dihasilkan oleh cacing betina dan keluar melalui tinja. Bila telur
tersebut jatuh ditempat yang hangat, lembab dan basah, maka telur akan
berubah menjadi larva yang infektif. Dan larva tersebut kontak dengan
kulit (7,9).
Klinis
7
Rasa gatal di kaki, pruritus kulit (groud itch) umumnya terjadi pada
kaki, dermatitis dan kadang-kadang ruam makulopapular sampai vesikel
merupakan gejala pertama yang dihubungkan dengan invasi larva cacing
tambang ini. Selama berada di dalam paru-paru dapat menyebabkan
gejala batuk darah, yang disbebkan oleh pecahnya kapiler-kapiler dalam
alveoli paru, dan berat ringannya keadaan ini bergantung pada banyaknya
cacing yang melakukan penetrasi kedalam kulit.
Rasa tak enak diperut, kembung, sering mengeluarkan gas (flatus),
mencret-mencret,
Laboratorium
Diagnosis pasti penyakit ini adalah dengan ditemukan telur cacing
tambang dalam tinja pasien. Selain dalam tinja, larva dapat juga
ditemukan dalam sputum. Kadang-kadang terdapat sedikit darah dalam
tinja.
Anemia
yang
terjadi
biasanya
anemia
mikrositer
hipokrom.
Eosinofilia akan terlihat jelas pada bulan pertama infeksi cacing (7,9).
Pengobatan
Perawatan umum (7,9)
Perawatan umum dilakukan dengan memberikan nutrisi yang baik,
suplemen preparat besi diperlukan bila pasien dengan gejala klinis yang
berat, terutama bila ditemukan bersama-sama dengan anemia.
Pengobatan spesifik
Albendazole, diberikan dengan dosis tunggal 400 mg
Mebendazole, diberikan dengan dosis 100 mg, 2 kali sehari selama 3
hari.
Tetrakloretilen, (drug of choice) 0,12 ml/kg BB, dosis tunggal tidak boleh
lebih dari 5 ml. Pengobatan diulang setelah 2 minggu bila pemeriksaan
dalam tinja tetap positif.
Befanium
hidroksinaftat,
obat
pilihan
untuk
ankilostoma
dan
Komplikasi
Kerusakan pada kulit akan menyebabkan dermatitis yang berat
terlebih
bila
pasien
sensitif.
Anemia
berat
yang
terjadi
sering
ILUSTRASI KASUS
Seorang pasien wanita, 50 tahun dirawat di Bangsal Wanita Penyakit
Dalam RS. dr. M. Djamil sejak tanggal 25 Oktober 2007 dengan :
Keluhan Utama
Sesak nafas sejak 1 minggu yang lalu
Riwayat Penyakit Sekarang
Sesak nafas sejak 1 minggu yang lalu, sesak terutama timbul saat
aktifitas ringan seperti menyapu lantai, mandi atau mencuci. Sesak
berkurang bila dibawa istrahat. Sesak bila tidur telentang dan
berkurang bila kepala ditinggikan.
Benjolan pada leher sejak 1 tahun yang lalu, benjolan kecil dan tidak
cepat membesar, benjolan tidak sakit, dan tidak terasa panas. Pasien
sudah dinyatakan menderita penyakit gondok sejak 1 tahun yang lalu,
berobat di Puskesmas dan dapat obat PTU, namun kontrol tidak teratur.
Muka tampak pucat sejak 6 bulan yang lalu, badan terasa lemah, letih,
dan lesu sejak 6 bulan yang lalu
Dada terasa berdebarsejak 6 bulan lalu
Gelisah dan sering berkeringat banyak sejak 6 bulan yang lalu
Nafsu makan menurun, berat badan menurun 15 kg dalam 2 tahun
terakhir.
9
Batuk-batuk sejak 1 minggu yang lalu, batuk jarang, dahak (-) dan
darah (-)
Kedua tungkai sembab sejak 1 minggu yang lalu.
BAK tak ada kelainan
BAB kadang-kadang berwarna hitam sejak 3 bulan yang lalu, seperti
bubur
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat tekanan darah tinggi tidak ada
Riwayat batuk-batuk lama tidak ada
Riwayat diabetes tidak ada
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada keluarga yang sakit seperti ini
Riwayat Pekerjaan, sosial ekonomi, kejiwaan, kebiasaan tumbuh
kembang
Pekerjaan : ibu rumah tangga
PEMERIKSAAN UMUM
Kesadaran
Nadi
Tkn Darah
Pernafasan
Suhu
Edema
: CMC
: 100 x / mt,
:
:
:
:
Keadaan umum
Keadaan Gizi
reguler
120 / 70 mmHg
28 x / mt
37 C
(+)
Kulit
T. Badan
Berat badan
BMI
Anemis
Ikterus
: Pucat, perabaan hangat (-), halus, turgor
KGB
Kepala
Rambut
Mata
: Sedang
: Kurang
: 155 cm
: 40 kg
: 16,64
: (+)
: (-)
baik
Hidung
Tenggorokan
10
Leher
DADA
Tampak kista aterom 1 buah di sternalis setinggi costae 2
Paru :
I
Pe
Au
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
sinistra RIC VI
Batas jantung kanan : Linea Sternalis Dekstra
Atas
Auskultasi :
Irama reguler, heart rate : 100 x/mnt
Bising pansistolik, di apeks, tipe bloowing, high pitch, derajat
4/6, plato, menjalar ke axila kiri
Bising pansistolik, di linea midsternalis RIC IV kiri, tipe
bloowing, high pitch, derajat 4/6, plato.
PERUT
Inpeksi
kolateral (-)
Palpasi
: Hepar
bruit
(-),
Hepatojugular
Refluk
(+).
Lien
teraba
S 1.
: 100 x/ menit
Irama
: sinus
Axis
: normal
P wave
T inverted : (-)
S V1 + R V5
R/S V1
Q patologis
:<1
: < 35 mm
: (-)
: 3,2 gr %
Leukosit
: 3.700 / mm
HT
: 12 mg %
Trombosit
: 479 mg %
: 70 mg %
Na
: 142 mEq/L
Ureum
: 9 mg %
: 3,9 mEq/L
Kreatinin
: 0,6 mg %
Cl
: 109 mEq/L
Urinalisa
Protein : (- ), Reduksi : (-), Leukosit : 1-2/ LPB, Eritrosit : (-),
Silinder : (-)
Kristal : (-), Epitel
Feses
12
Warna ; kuning, konsistensi lembek, darah (-), lendir (-), eritrosit (-),
leukosit (-), amuba (-), cacing (-)
Index wayne
: 11
Diagnosis Kerja
Congestif Heart Failure fungsional kelas III NYHA, LVH LAH - RVH, MRTR,, irama sinus ec Penyakit Jantung tyroid
Struma multinodosa toksika
Anemia berat, mikrositik hipokrom ec susp. def. Fe ec Ankilostomiasis
Diagnosis Banding
Congestif Heart Failure fungsional kelas III NYHA, LVH LAH - RVH, MRTR irama sinus ec Penyakit Jantung Anemia
Anemia berat, mikrositik hipokrom ec susp def. Fe ec Penyakit kronis
TERAPI
Istirahat / Diet Jantung II
Oksigen 3 liter/menit
Furosemid 1 x 20 mg IV
Captopril 2 x 6,25 mg
Alprazolam 1 x 0,5 mg
KSR 1 x 1 tab
Dulcolak 1 x 2 tab ( malam )
Transfusi PRC sampai Hb diatas 12 g %
Pemeriksaan Anjuran
Darah lengkap
Kimia klinik : Faal hepar, Profil Lipid, T3, T4, FT4, dan TSH
Ro Thorak PA dan Cor Analisa
EKG ulangan
Echocardiografi
USG abdomen
USG tyroid
Skintigrafi tyroid
13
Follow Up
26 Okt. 2007
A/ : Sesak nafas berkurang, dada berdebar berkurang, batuk (-) dahak (-)
Demam (-), diare (-)
PF/
- Kesadaran: CMC
- Nadi
: 88 x / mt, reguler
- Pernafasan
- Suhu
: 37 C
: 26 x / mt
27 Okt. 2007
A/ :
: 92 x / mt, reguler
- Pernafasan
: 20 x / mt
29 Okt. 2007
A/ :
: 6,4 g%
Leukosit
: 4.400 / mm
LED
: 8 mm / 1jam
Trombosit
: 216.000 / mm
Hematokrit : 21 %
Eritrosit
: 2,94 juta
Retikulosit : 18
SI & TIBC
: alat rusak
DC
MCH
: 0 / 9 / 1 / 46 / 29 / 16
: 22 ugr
MCV
MCHC
: 72 u3
: 30
: 92 mg %
HDL
LDL
: 52 mg %
Trigliserida : 83 mg %
Ureum
: 10 mg %
Kreatinin
Protein Total
:5g%
: 37 mg %
: 0,5 mg %
Albumin
Globulin
: 1,8 g %
SGOT
SGPT
: 42 U/L
Alkali fosfatase
T3
: zat habis
T4
FT 4
TSH
: 3,2 g %
: 36 U/L
: 178 U/L
Feses
Warna ; coklat, konsistensi lembek, darah (-), lendir (-), eritrosit (-),
leukosit (-), amuba (-), Ankilostoma (+)
Kesan :
o Congestif Heart Failure fungsional kelas II NYHA, LVH LAH - RVH, MRTR, irama sinus ec Penyakit Jantung tyroid
o Struma multinodosa toksika
o Anemia berat, mikrositik hipokrom ec susp. def. Fe ec Ankilostomiasis
Terapi :
Diet jantung II
Ganti furosemid injeksi furosemid tab 1 x 40 mg
KSR 1 x 1 tab
PTU 3 x 100 mg
Bisoprolol 1 x 2,5 mg
Pirantel Pamoat 10 mg /kg BB, dosis tunggal
Fe Sulfat 3 x 1 tablet
Asam folat 3 x 1 tablet
Ro torak
Cor : membesar
Kelenjer hilus melebar dengan kranialisasi vaskuler
Infiltrat di perihiler para kardial kanan dan kiri.
15
2 Nov. 2007
Sesak (-), batuk (-), dada berdebar berkurang, gatal-gatal pada kedua
telapak tangan dan telapak kaki
PF/
- Kesadaran: CMC
- Nadi
: 88 x / mt, reguler
- Pernafasan
: 22 x / mt
- Suhu
- udem
: 37 C
: (-)
3 Nov. 2007
Dilakukan Ekokardiografi
Dimensi ruang jantung : dilatasi LA, RV & RA
Kontraksi Lv normal
Normokinetik global
Katup, struktur dan fungsi : MR mild-moderate, TR mild-moderate,
AR mild
Kesan : dilatasi ruang jantung LA, RA, RV
MR mild - moderate
TR mild moderate
AR mild
Konsul Kulit :
Kesan : Hiperkeratosis plantaris et palmaris
Terapi : Lanolin 10 % salf, 1 jam sebelum mandi
Hidrokortison 2,5 % salf, susudah mandi
16
5 Nov. 2007
Dilakukan USG Abdomen
Hati : membesar, permukaan rata, reguler, parenkhim homogen, halus,
pinggir tajam, vena melebar, duktus biliaris tidak melebar, vena
porta tidak melebar.
Kandung empedu dan Pankreas : normal
Lien
: Normal
: 92 x/ menit
Axis
: normal
Irama
P wave
: sinus
: P mitral (+), P pulmonal (-)
T inverted : (-)
S V1 + R V5
R/S V1
Q patologis
:<1
: < 35 mm
: (-)
6 Nov. 2007
Dilakukan Skintigrafi tiroid
Kedua lobus membesar dengan distribusi radioaktif tidak rata, nodul
yang terdapat dibagian bawah lobus kanan menangkap radioaktif
lebih tinggi dari jaringan sekitarnya (nodul panas) sedangkan nodul
pada bagian atas lobus kanan menangkap radioaktif kurang (nodul
dingin)
Kesimpulan : Struma multinodosa
Dilakukan USG tyroid
Trakea ditengah
Tiroid kiri : besar dan bentuk normal
Tiroid kanan : tampak membesar, difus, homogen, batas tegas
ukuran 33,8 x 12,6 mm
Kesan : struma difusa
17
8 Nov. 2007
Cor analisa
Cor : membesar ke kiri, dengan CTI > 65 %, apek tertanam, segmen
pulmonal tidak menonjol, esofagus tak terdorong
Paru : infiltrat di perihiler dan parakardial kedua paru
Sinus dan diafragma baik
Kesan : cardiomegali (LVH, RVH) dengan bendungan paru
Laboratorium
Hb
: 10,3 g%
Leukosit
: 5.800 / mm
LED
: 13 mm / 1jam
Trombosit
: 238.000 / mm
Hematokrit : 34 %
DC
: 0 / 3 / 2 / 70 / 21 / 4
Retikulosit : 12
SI
: 39 mg %
TIBC
: 402 mg %
10 Nov. 2007
Sesak (-), batuk (-), dada berdebar (-), gatal pada kedua telapak tangan
dan telapak kaki kadang-kadang
PF/
- Kesadaran: CMC
- Nadi
: 88 x / mt, reguler
- Pernafasan
: 22 x / mt
- Suhu
- udem
: 37 C
: (-)
DISKUSI
Telah dilaporkan seorang pasien wanita umur 50 tahun, yang
dirawat di bangsal wanita penyakit dalam sejak tanggal 25 oktober 2007,
dengan diagnosis akhir :
o Congestive heart Failure funsional klas II LVH, RVH, MI-TI,
irama sinus ec penyakit jantung tiroid
o Struma multinodosa toksika
o Anemia mikrositik hipokrom ec defisiensi Fe ec ankilostomiasis
Hiperkeratosis plantaris et palmaris
Diagnosis Congestive heart Failure berdasarkan temuan-temuan
dari anamnesis seperti sesak nafas bila beraktifitas, cepat lelah, batuk,
udem kedua tungkai dan palpitasi. Dari pemeriksaan fisik ditemukan
frekuensi nafas meningkat, takikardi, peninggian tekanan vena jugularis,
ronkhi bendungan pada kedua basal paru, jantung membesar kekiri dan
kebawah, hepatomegali dan splenomegali, serta udem tungkai. Ditunjang
dengan pemeriksaan ro torak, ekokardiografi menggambarkan dilatasi
ruang jantung atrium kiri dan kanan dan ventrikel kanan, disamping
adanya kelainan katup MR dan TR. Dengan cor analisa diperoleh jantung
yang yang membesar dan bendungan paru. Juga diperkuat USG abdomen
dengan hepar bendungan.
Diagnosis struma multinodosa toksik
berdasarkan adanya
struma
difusa.
Menurut
kepustakaan
klinis
struma
operasi. Melihat kondisi umum pasien, dan kondisi jantung pasien klass II,
dan umur pasien 50 tahun, masih memungkinkan untuk dilakukan operasi
pengangkatan nodul tyroid. Obat anti tiroid yang diberikan PTU 3 x 100
mg bertujuan untuk mencapai keadaan eutiroid. Menurut kepustakaan
disamping PTU dapat diberikan Metimazol, yang pemberiannya hanya
sekali sehari dan efektifitasnya sama dengan PTU (5,10). Bila keadaan
eutiroid sudah tercapai dosis dapat diturunkan menjadi pemeliharaan
(maintenance). Setelah pemberian 1-1,5 tahun obat dapat dihentikan
tanpa menimbulkan gejala hipertiroidisme.
Gagal
jantung
yang
terjadi
diduga
disebabkan
karena
efek
tiroid,
terhadap
penebalan
daun-daun
katup
karena
berat
mikrositik
hipokrom
karena
defisiensi
besi
ec
oleh
ankilostoma,
sejenis
cacing
tambang.
Menurut
21
DAFTAR PUSTAKA :
1. Sumual A.R. Tiroidologi FK Universitas Sam Ratulangi Manado, Pt
Les laboratories Servier, 1992.
2. Sylvia Vella B. Endocrinology and the heart dalam Current
Diagnosis and Treatment in Cardiology, Second Edition, lange
Medical Books/McGraw-Hill, 2003, page ; 536-558
3. Asdie Husain A. Hipertiroidisme dalam Ilmu Penyakit Dalam Jilid I
Edisi II, balai Penerbit FKUI, Jakarta, 1990, hal 442-448
4. Antono Dono dan Yahya Krisyanto, Penyakit jantung Tyroid Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III, Edisi IV, Pusat Penerbitan
Departemen Penyakit Dalam FKUI, Jakarta, 2006, hal 1669-1672.
5. Kahaly G and Wolfgang H. Dilmann Tyroid hormone Action in the
heart endojournals, reviews, 2005, No. 26, page 704-728.
6. Bakta Made I, dkk.Anemia Defisiensi Besi Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Jilid II, Edisi IV, Pusat Penerbitan Departemen Penyakit Dalam
FKUI, Jakarta, 2006, hal 644-650.
7. Pohan T Herdiman, Penyakit Cacing Tambang dalam Ilmu Penyakit
Dalam Jilid I Edisi II, balai Penerbit FKUI, Jakarta, 1990, hal 84-85
8. Mansjur S. Johan Nodul tiroid Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid
III, Edisi IV, Pusat Penerbitan Departemen Penyakit Dalam FKUI,
Jakarta, 2006, hal 1975-1980.
9. Peter F. Weller, Intestinal Nematodes in Harrisons principles of
Internal medicine, 16 th edition, Mcgraw-Hill medical publishing
division, 2005, page 1256-1259.
22
10.
Endokrin Buku Ajar kardiologi, Balai Penerbit FKUI, 2003, hal 301304
23