Anda di halaman 1dari 4

ABSTRAK

LELY. Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Perilaku Terhadap kasus DBD


Masyarakat RW 03 Desa Pemangkat Kota Kecamatan Pemangkat Kabupaten
Sambas Tahun 2010. Dibimbing oleh Under dr. Pertiwi Sudomo,MM dan Sugeng
Wiyono,SKM,M.kes
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus
dengue. Infeksi virus DBD yang terjadi melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Di
desa Pemangkat Kota pada tahun 2009 terjadi sebanyak 77 (0,36 %) kasus DBD.
Salah satu upaya mencegah penyakit DBD adalah dengan memutuskan rantai
penularan dengan cara pengendalian vektor melalui kegiatan Pemberantasan Sarang
Nyamuk (PSN). Penelitian ini menggunakan metode cross sectional. Total Populasi
penelitian ini sebanyak 224 orang. Sampel penelitian sejumlah 141 orang dan di
ambil secara simple random sampling. Didapatkan jumlah sampel sebanyak 141
orang dengan menggunakan rumus Lameshow. Penelitian menggunakan data primer
berupa kuesioner. Didapatkan distribusi angka kejadian DBD 15,6 %, mayoritas
responden berumur 15-64 (89,4%) tahun, mempunyai tingkat pendidikan tinggi
(56,7%), mempunyai pekerjaan (61%), memiliki pengetahuan baik (51,8%)
mempunyai sikap baik (50,4%), dan memiliki perilaku baik (68,8 %). Analisis
Bivariat di dapatkan tidak ada hubungan bermakna antara umur dengan pengetahuan
dengan chi square (p = 0,884), ada hubungan bermakna antara tingkat pendidikan
dengan penetahuan DBD (p = 0,000), tidak ada hubungan bermakna antara status
pekerjaan dengan tingkat pengetahuan DBD (p = 0,122), tidak ada hubungan
bermakna antara tingkat pengetahuan dengan status DBD (p = 0,606), tidak ada
hubungan bermakna antara sikap dengan status DBD (p=0,509) , ada hubungan
bermakna antara perilaku PSN/3M dengan status DBD (p = 0,013) , terdapat
hubungan bermakna antara perilaku proteksi diri dengan kasus DBD ( p = 0,001).
Kesimpulan dari penelitian ini adalah masyarakat RW 03 Desa Pemangkat Kota
Kecamatan Pemangkat Kabupaten Sambas pengetahuan dan perilaku baik, maka di
sarankan kepada pemerintah Desa Pemangkat Kota melalui dinas kesehatan kota
untuk meningkatkan upaya peningkatan perilaku masyarakat khususnya tentang
pengendalian vektor DBD.
Kata kunci : Pengetahuan , Perilaku , Demam Berdarah
Kepustakaan : 20 (2003-2010)

ABSTRACT
LELY. An analysis on the relationship between knowledge and behavior of the DHF
case on the society of RW 03 Pemangkat Kota village Pemangkat Subdistrict Sambas
regency 2010. Under direction of dr. Pertiwi Sudomo,MM and Sugeng
Wiyono,SKM,M.kes.
Dengue Haemorragic Fever (DHF) is an infectionate disease that caused by the virus
of dengue. DHF virus is infected through Aedes aegypti mosquito. In village of
Pemangkat Kota in 2009, 77 (0.36%) case of DHF was found. One of the efforts to
prevent DHF is by cutting the infection chain through controlling the vector with the
activity of destroying the mosquitos nest (PSN). This research is conducted by using
cross sectional method. Total population in this study is 224 people. The sample in
this study consists of 141 people that chosed randomly through random sampling.
This number of sample is counted by using Lameshow formula. This study uses
primary data in form of questionnaire. This study found that the range of DHF case
is 15.6% with the majority of respondents are between 15-64 years old (89.4%),
having high rate education (56.7%), occupied (61%), well-educated (51.8%), having
good attitude (50.4%) and having good behaviour (68.8%). Bivariat analysis found
that there is no effective relationship between peoples age and the knowledge with
the chi square of 0.884 (p = 0.884), there is an effective relationship between
education degree and the knowledge of DHF (p = 0.000), there is no effective
relationship between occupation status and knowledge rate of DHF (p = 0.122), there
is no effective relationship between knowledge rate and the status of DHF (p =
0.606), there is no effective relationship between attitude and the status of DHF (p =
0.509), there is an effective relation between behaviour of destroying the mosquitos
nest activity (PSN/3M) and there is an effective relation between attitude and the
status of DHF (p = 0.013), and there is an effective relation between self-protection
and the case of DHF (p = 0.001). Conclusion from this research is the society in RW
03 Pemangkat Kota village Pemangkat subdistrict Sambas regency the knowledge
and behavior is good, so it is suggested to the government through health department
to increase the society behavior effort specially in DHF vector controlling.
Key Words : Knowledge, Attitude, Dengue Haemorrhagic Fever
Literary : 20 (2003-2010)

ii

RINGKASAN
LELY. Hubungan Pengetahuan Dan Perilaku Terhadap Kasus Demam Berdarah
Masyarakat RW 03 Desa Pemangkat Kota Kecamatan Pemangkat Kabupaten
Sambas Tahun 2010. Dibimbing oleh dr.PERTIWI SUDOMO,MM dan SUGENG
WIYONO,SKM,M.kes.
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi yang di sebabkan
oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot, dan atau nyeri sendi
yang disertai leukopenia, ruam, limfadenopati, trmbositopenia dan diatesis
Hemoragik.
Dalam 50 tahun terakhir, insiden telah meningkat 30 kali lipat ke negaranegara baru dari perkotaan ke pedesaan diperkirakan 50 juta infeksi demam berdarah
terjadi setiap tahun. Pada tahun 2009 insiden Desa Pemangkat Kota Kecamatan
Pemangkat dengan jumlah penduduk 23.339 jiwa angka kesakitan DBD yaitu 0,36%.
Salah satu upaya mencegah penyakit DBD adalah dengan memutuskan rantai
penularan dengan cara pengendalian vektor melalui kegiatan Pemberantasan Sarang
Nyamuk (PSN). Sampai saat ini belum ditemukan obat dan vaksin yang efektif untuk
penyakit DBD. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara
tingkat pengetahuan dan perilaku dengan karakteristik responden terhadap kasus
DBD masyarakat RW 03 Desa Pemangkat Kota Kecamatan Pemangkat Kabupaten
Sambas
Demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue genus flavivirus,
family flaviviridae. Morbiditas dan mortalitas Infeksi virus dengue di pengaruhi
berbagai faktor antara lain status imunitas pejamu, kepadatan vektor nyamuk,
transmisi virus dengue. keganasan (virulensi) virus dengue, dan kondisi georafis
setempat. Patogenesis demam berdarah masih menganut hipotesis infeksi sekunder
(teori secondary heterologous infection) dan hypothesis antibody dependent
enhancement (ADE). Virus dengue ditularkan kepada manusia melalui gigitan
masuk ke dalam lambung nyamuk, selanjutnya akan memperbanyak diri. Kira kira
setelah 1 minggu nyamuk tersebut siap menularkan kepada orang lain. Ae.aegpty
mempunyai siklus hidup dari telur, jentik, kepompong, sampai menjadi nyamuk
dewasa. Untuk memahami penyakit yang ditularkan vektor dan untuk pengendalian
penyakit sebagai ekosistem alam dimana subsistem yang terkait dalam ekosistem ini
adalah virus, nyamuk Ae. aegypty. Bionomik Ae. aegypty di tempat genangan genangan air yang ditampung di suatu wadah, kebiasaan menggigit pada pagi hingga
sore hari, dan memilih tempat peristirahatan lebih banyak di dalam rumah yaitu pada
benda-benda yang tergantung, berwarna gelap dan tempat lain yang terlindung.
Derajat DBD dikelompokkan dalam empat derajat, pada setiap derajat ditemukan
trompositopenia dan hemokonsentrasi. Diagnosis DBD di tegakkan sebagai penderita
DBD apabila : demam tinggi mendadak selama 2-7 hari, perdarahan (petekie),
trombositopenia, peningkatan hematokrit, pemeriksaan serologi H1 positif.
Pencegahan Demam Berdarah dengan cara pengendalian vektor nyamuk Aedes
aegypty dilakukan dengan beberapa metode yaitu metode lingkungan, metode
biologi, metode kimia. Faktor-faktor yang mempengaruhi demam berdarah adalah
umur, pendidikan, pekerjaan, Pengetahuan, sikap, dan perilaku.
Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan
sampai berulang tahun. Komposisi penduduk indonesia menurut kelompok umur,
menunjukkan bahwa penduduk yang berusia muda (0-14 tahun) sebesar 26,96 %,
iii

yang berusia produktif (15 64 ) tahun sebesar 67,92 % dan yang berusia tua ( 65
tahun) sebesar 5,12%.
Kondisi pendidikan merupakan salah satu indikator yang kerap ditelaah
dalam mengukur tingkat pembangunan manusia suatu Negara. Melalui pengetahuan,
pendidikan berkonstribusi terhadap perubahan perilaku kesehatan.
Menurut Thomas, pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama
untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga, tetapi lebih banyak
merupakan cara mencari nafkah yang membosankan berulang dan banyak tantangan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui
panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan
raba. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk
tindakan seseorang. Tingkat pengetahuan terdiri dari tahu, memahami, aplikasi,
analisis, sintesis, evaluasi.
Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap
suatu stimulus atau objek. Sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak
dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Tingkatan sikap yaitu terdiri dari
menerima, merespon, menghargai, mendiskusikan, dan bertanggung jawab.
Perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat di
amati langsung, maupun yang tidak dapat diamati pihak luar. 3 faktor perilaku yaitu
faktor predisposisi, faktor pendukung, faktor pendorong.
Penelitian ini menggunakan metode cross sectional. Total Populasi
penelitian ini sebanyak 225 orang. Sampel penelitian sejumlah 141 orang dan di
ambil secara simple random sampling. Didapatkan jumlah sampel sebanyak 141
orang dengan menggunakan rumus Lameshow. Penelitian menggunakan data primer
berupa kuesioner.
Didapatkan distribusi angka kejadian DBD 15,6 % , mayoritas responden
berumur 15-64 (89,4%) tahun, mempunyai tingkat pendidikan tinggi (56,7%),
mempunyai pekerjaan (61%), memiliki pengetahuan baik (51,8%) mempunyai sikap
baik (50,4%), dan memiliki perilaku baik (68,8 %) . Analisis Bivariat di dapatkan
tidak ada hubungan bermakna antara umur dengan pengetahuan dengan chi square (p
= 0,884), ada hubungan bermakna antara tingkat pendidikan dengan penetahuan
DBD (p = 0,000), tidak ada hubungan bermakna antara status pekerjaan dengan
tingkat pengetahuan DBD (p = 0,122), tidak ada hubungan bermakna antara tingkat
pengetahuan dengan status DBD (p = 0,606), tidak ada hubungan bermakna antara
sikap dengan status DBD (p=0,509) , ada hubungan bermakna antara perilaku
PSN/3M dengan status DBD (p = 0,013) , terdapat hubungan bermakna antara
perilaku proteksi diri dengan kasus DBD ( p = 0,001).
Kesimpulan dari penelitian ini adalah masyarakat RW 03 Desa Pemangkat
Kota Kecamatan Pemangkat Kabupaten Sambas pengetahuan dan perilaku baik,
maka di sarankan kepada pemerintah Desa Pemangkat Kota melalui dinas kesehatan
kota untuk meningkatkan upaya peningkatan perilaku masyarakat khususnya tentang
pengendalian vektor DBD .
Kata kunci : Pengetahuan , Perilaku , Demam Berdarah
Kepustakaan : 20 (2003-2010)

iv

Anda mungkin juga menyukai