Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
id
digilib.uns.ac.id
TESIS
Oleh :
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Disusun oleh :
RAHADIYAH PRASANA PUTRA
S4209076
Pembimbing II
Drs. Mulyanto, ME
NIP.19680623 199302 1 001
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Disusun oleh :
RAHADIYAH PRASANA PUTRA
S4209076
Jabatan
Nama
Tanda Tangan
Pembimbing Utama
Pembimbing Pendamping
Drs. Mulyanto, ME
Mengetahui
Direktur PPs UNS
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PERYATAAN
NIM
: S4209076
Program Studi
Konsentrasi
Menyatakan bahwa tesis ini adalah hasil karya sendiri dan bukan merupakan
jiplakan dari hasil karya orang lain.
Demikian surat pernyataan ini saya buat sebenar-benarnya.
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
Mendapat kepercayaan itu mudah, yang lebih mudah lagi
menghancurkan,tapi yang sulit adl membina dan menjaga
kepercayaan itu.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PERSEMBAHAN
Seiring rasa syukurku, karya ini Kupersembahkan untuk :
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Preparation of Budget Ngawi District during this incremental approach to
implementing the system and the line item. Implementation of these approaches
lead to the discovery of an inefficient allocation of funds and effective. It can be
seen from the over financing and under financing in the implementation of an
activity. Performance-based budgeting become a necessity in the area, due to the
use of the performance budget, the budget should be more transparent, equitable,
and accountable. One of the instruments required to prepare local budgets with the
performance approach is ASB (Standard Analysis of Expenditure).
This study aims to obtain avarage budget with a simple linear regression
model Standard Analysis of Expenditure (ASB), calculate the minimum and
maximum budget, and calculate the percentage allocation of expenditure in each
expenditure object.
Based on data analysis and discussion of a simple linear regression
equation obtained by ASB for the budget: Y = 9.417.170.19 + 203.298,09X where
Y is the total budget, while X is a cost driver. the minimum and maximum
spending a forum for communication or coordination of activities at the Regional
Planning Board fiscal year 2010 from the regression model for each group of the
Standard Analysis of Expenditure (ASB) is as follows: avarage budget of
70.000.000,00, a minimum budget of 59,371,325.70, and the budget maximum
80,628,674.30. Based on the percentage allocation of expenditure can be seen that
the coordination of activities in the District Development Planning Agency
Ngawi, it can be seen 40% of budgetary finances in underfinanced conditions,
20% fair and 40% more over finance.
Keywords: Analysis of Standard Spending, Revenue and Expenditure Budget
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji
syukur
Alhamdulilah
penulis
panjatkan
kehadirat
Allah
dengan
penulisan
penelitian
tesis
ini,
penulis
ingin
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Bapak / Ibu dosen Program Studi Megister Ekonomi dan Studi Pembangunan
Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan tambahan ilmu
dan wawasan serta motivasi kepada penulis;
4. Istriku tercinta Nurul Izzati yang dengan penuh kesabaran telah berkorban
demi keberhasilan penulis dalam mengikuti pendidikan;
5. Kedua orang tuaku, mertuaku dan saudara-saudaraku yang telah memberikan
dorongan moral kepada penulis untuk dapat menyelesaikan studi;
6. Rekan-rekan mahasiswa seangkatan Program Studi Megister Ekonomi dan
Studi Pembangunan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah
membantu memberikan berbagai informasi, motivasi dan saran-saran kepada
penulis selama menempuh studi;
7. Teman-teman di Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
Kabupaten Ngawi Bidang Prasarana Wilayah Bapak Setu Riyanto, Dodik,
Udin, Mbak Ninik, Nita, Diyah, Yayuk, Putri dan Khususnya kepada Kepala
Sub. Bidang Permukiman dan Prasarana Bappeda Kabupaten Ngawi Ibu
Kusumawati Nilam S.S.Si, Kepala Sub. Bidang Tata Ruang, Sumber Daya
Alam dan Lingkungan
Sutopo, S.STP, MT. Terima kasih banyak telah membantu penulis dalam
memperoleh data-data penelitian.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Akhirnya Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu kritik dan saran dari berbagai pihak akan diterima dengan senang
hati demi sempurnanya tesis ini. Penulis berharap semoga tesis ini bisa
bermanfaat dan dapat dikembangkan lagi sebagai dasar oleh para peneliti ke
depan.
Ngawi,
April 2012
Peneliti
RAHADIYAN PP
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
ii
iii
iv
MOTTO ..................................................................................................
vi
ABSTRAK ..............................................................................................
vii
ABSTRACT ..............................................................................................
viii
ix
xii
xv
xvii
xviii
10
12
12
12
commit to user
2. Jenis Sistem Penganggaran
Keuangan Daerah ..................
14
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19
21
27
29
30
31
35
35
38
43
47
49
49
B. Lokasi Penelitian.
50
50
51
51
54
1. Belanja rata-rata..................................................................
55
56
57
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
57
57
58
4. Kewajaran Anggaran...........................................................
58
56
56
56
2. Pemerintahan Daerah............................................................
62
65
4. Pendidikan..........................................................................
67
69
72
72
76
76
77
80
81
81
87
89
xiv
92
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
D. Pembahasan
1. Belanja Rata-rata ................................................................
94
95
96
97
99
A. Kesimpulan .............................................................................
99
B. Saran ......................................................................................
101
103
commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1
Tabel 4.1
66
Tabel 4.2
67
Tabel 4.3
70
Tabel 4.4
74
Tabel 4.5
Anggaran KUA-PPA................................................................
81
Tabel 4.6
Tabel 4.7
Tabel 4.8
82
Tabel 4.9
82
83
83
84
84
xvi
85
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN
Tabel 4.13 Pehitungan persamaan regresi sederhana (Model ASB) ..........
86
88
89
90
91
92
89
commit to user
xvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
48
Gambar 4.1
60
Gambar 4.2
61
Gambar 4.3
Gambar 4.4
Gambar 4.5
64
Gambar 4.8
63
Gambar 4.7
62
Gambar 4.6
62
64
65
68
71
72
Gambar 4.9
xviii
74
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN
Gambar 4.13 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Ngawi ...................
75
78
commit to user
xix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Lampiran 2.
Lampiran 3.
Lampiran 4.
Lampiran 5.
Lampiran 6.
Lampiran 7.
commit to user
xx
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2
kembali
bendahara
pengeluaran
dan
bendahara
penerimaan;
2. Belanja aparatur dan belanja publik dihilangkan dan lebih menekankan
kepada belanja langsung dan belanja tidak langsung;
3. Penyusunan indikator kinerja mulai dari memasukan (input), keluar
(output), dan menghasilkan hasil, tetapi manfaat dan dampak dihilangkan;
dan
4. Kemudian mulai dikenalkannya Medium Terms Expenditure Framework
(MTEF).
Kemudian juga dikeluarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59
Tahun 2007 yang memuat perubahan atas atas Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah.
Peraturan Pemerintah Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Pasal 39
ayat (1) sampai (3) secara jelas menyatakan bahwa penyusunan RKA-SKPD
dengan pendekatan prestasi kerja, memperhatikan keterkaitan antara
pendanaan dengan keluaran dan hasil yang diharapkan dari kegiatan dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4
pemerintah
daerah
harus
memiliki
kemampuan
dan
secara
ekonomis,
efisien,
dan
efektif.
Pemerintah
daerah
sumber
pembiayaan
di
daerahnya.
Selain
itu
juga
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5
dari
pendekatan
tersebut
mengakibatkan
ditemukannya
pengalokasian dana yang tidak efisien dan efektif. Hal ini dapat dilihat dari
terjadinya overfinancing dan underfinancing dalam pelaksanaan suatu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6
berbasis
kinerja.
Walaupun
regulasi-regulasi
tersebut
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7
Uraian
Realisasi
PENDAPATAN DAERAH
982.336.089.000
PENDAPATAN ASLI DAERAH
35.313.790.550
Hasil Pajak Daerah
10.717.750.000
Hasil Retribusi Daerah
17.099.799.000
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
1.127.798.050
Dipisahkan
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah
6.368.443.500
DANA PERIMBANGAN
786.098.768.250
Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak
61.608.288.250
Dana Alokasi Umum
654.720.280.000
Dana Alokasi Khusus
69.770.200.000
LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH
160.923.530.200
YANG SAH
Pendapatan Hibah
1.858.575.000
Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah
39.019.230.000
Daerah Lainnya
Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah
35.500.000.000
Daerah Lainnya
Tambahan Penghasilan Bagi PNS Guru
14.311.050.000
Tunjangan Profesi Guru PNSD
70.234.675.200
BELANJA DAERAH
1.041.015.546.100
BELANJA TIDAK LANGSUNG
728.460.676.550
Belanja Pegawai
689.575.003.250
Belanja Bunga
56.840.250
Belanja Hibah
11.567.000.000
Belanja Bantuan Sosial
6.399.000.000
Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi
20.691.273.150
Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Desa
Belanja Tidak Terduga
171.559.900
BELANJA LANGSUNG
312.554.869.550
Belanja Pegawai
22.550.451.700
Belanja Barang dan Jasa
121.967.561.900
Belanja Modal
168.036.855.950
commit to user
Surplus (Defisit)
(58.679.457.100)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8
C. PEMBIAYAAN
1. Penerimaan Pembiayaan
Sisa Lebih Anggaran Daerah Tahun
a.
51.601.035.850
Sebelumnya
Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang
b.
5.895.150.000
Dipisahkan
c. Penerimaan Piutang Daerah
1.900.000.000
2. Pengeluaran Pembiayaan
716.728.750
Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah
a.
500.000.000
Daerah
b. Pembayaran Pokok Utang
216.728.750
Sumber : Dinas Pendapatan, Pengelola Keuangan dan Aset (DPPKA)
Kabupaten Ngawi
Dalam menyusun APBD Pemerintah Kabupaten Ngawi belum
menggunakan instrumen Analisis Standar Belanja (ASB) dalam pengalokasian
anggaran belanja kepada masing-masing satuan kerja yang ada dalam struktur
organisasi Pemerintah Kabupaten Ngawi sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya. Oleh sebab itu dalam tesis ini di karenakan salah satu tugas pokok
dan fungsi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah yaitu melakukan
kegiatan forum komunikasi atau koordinasi. maka peneliti mencoba
melakukan perhitungan Analisis Standar Belanja (ASB) di Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Ngawi tahun anggaran 2010.
Adapun masalah pada penelitian ini hanya dibatasi pada satu aspek saja yaitu
pada kegiatan forum komunikasi atau koordinasi tahun anggaran 2010.
B. Perumusan Masalah
Kegiatan forum komunisasi atau koordinasi merupakan salah satu dari
tugas pokok dan fungsi dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengertian Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Anggaran Pendapatan
12
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13
menjadi
dasar
(groundslag)
penetapan
anggaran,
dan
yang
c.
d.
daerah
pengembangan
menduduki
kapabilitas
posisi
dan
sentral
efektivitas.
dalam
upaya
Anggaran
daerah
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14
alat untuk memotivasi para pegawai, dan alat koordinasi bagi semua
aktivitas dari berbagai unit kerja.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa APBD
adalah :
a. Rencana operasional daerah yang menggambarkan bahwa adanya
aktivitas atau kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di mana aktivitas
tersebut telah diuraikan secara rinci;
b. Adanya sumber penerimaan yang merupakan target minimal untuk
menutupi biaya-biaya sehubungan dengan aktivitas-aktivitas tersebut,
sedang biaya-biaya yang ada merupakan batas maksimal pengeluaranpengeluaran yang akan dilaksanakan;
c. Dituangkan dalam bentuk angka, jenis kegiatan dan jenis proyek;
d. Untuk keperluan dalam satu tahun anggaran.
2. Jenis Sistem Penganggaran Keuangan Daerah
Sistem penganggaran sektor publik dalam sejarahnya berkembang
dan berubah sesuai dengan dinamika perkembangan manajemen sektor
publik dan tututan masyarakat. Sektor publik merupakan refleksi dari arah
dan tujuan pelayanan masyarakat yang diharapkan dari pemerintah daerah.
Menurut Ritonga (2009: 21-24) sistem penganggaran sektor publik
terdiri dari anggaran tradisional (konvensional) dan anggaran yang
berorientasi pada kepentingan publik (new public management). Anggaran
tradisional terdiri dari :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15
a. Line Item
Pendekatan Line Item didasarkan atas sifat nature dari
penerimaan dan pengeluaran. Metode line item tidak memungkinkan
untuk menghilangkan item-item penerimaan dan pengeluaran yang
telah ada dalam struktur anggaran, walaupun ada beberapa item yang
sudah tidak relevan untuk digunakan pada periode sekarang. Hal ini
mengakibatkan tidak dapat dilaksanakannya penilaian kinerja, karena
tolok ukur kinerjanya adalah ketaatan dalam penggunaan dana yang
diusulan. Pada masa orde baru, contohnya selalu dianggarkan belanja
penyuluhan Keluarga Berencana (KB) atau belanja penataran Pedoman
Penghayatan
Pengamalan
Pancasila
(P4)
dalam
komponen
wajar
atau
tidak.
Pendekatan
incrementalism
dapat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18
sistem
anggaran
kinerja
merupakan
subsistem
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19
Partisipasi masyarakat
Pengambilan keputusan dalam proses penyusunan dan
penetapan APBD sedapat mungkin melibatkan partisipasi masyarakat,
sehingga masyarakat mengetahui akan hak dan kewajibannya dalam
pelaksanaan APBD.
b.
masyarakat.
Masyarakat
juga berhak
untuk
menuntut
Disiplin anggaran
Pendapatan yang direncanakan merupakan perkiraan yang
terukur secara rasional yang dapat dicapai untuk setiap sumber
pendapatan, sedangkan belanja yang dianggarkan merupakan batas
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20
Keadilan anggaran
Pajak daerah, retribusi daerah, dan pungutan daerah lainnya
yang
dibebankan
kepada
masyarakat
harus
dipertimbangkan
dipertanggungjawabkan.
Dana
yang
tersedia
harus
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21
f.
Taat azas
Penyusunan APBD tidak boleh bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi, kepentingan umum, dan
peraturan daerah lainnya.
g.
disusun
dengan
pendekatan
kinerja,
yaitu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22
a. Pendapatan daerah
Pendapatan daerah meliputi semua penerimaan uang melalui
rekening kas umum daerah, yang menambah ekuitas dana, merupakan
hak daerah dalam satu tahun anggaran dan tidak perlu dibayar kembali
oleh daerah. Pendapatan daerah adalah hak pemerintah daerah yang
diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih. Pendapatan daerah
tersebut merupakan perkiraan yang terukur secara rasional yang dapat
dicapai
untuk
setiap
sumber
pendapatan.
Pendapatan
daerah
dikelompokkan atas:
1) Pendapatan Asli Daerah (PAD), kelompok PAD dibagi menurut
jenis pendapatan yang terdiri atas :
a) Pajak daerah;
b) Retribusi daerah;
c) Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan; dan
d) Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah
2) Dana perimbangan, kelompok pendapatan dana perimbangan
dibagi menurut jenis pendapatan yang terdiri atas
a) Dana bagi hasil terdiri dari bagi hasil pajak dan bagi hasil
bukan pajak;
b) Dana alokasi umum; dan
c) Dana alokasi khusus.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25
dan
hasi
tersebut.
Berdasarkan
ketentuan
tersebut,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27
2) Pengeluaran pembiayaan :
a) Pembentukan dana cadangan;
b) Penanaman modal pemerintah daerah;
c) Pembayaran pokok utang; dan
d) Pemberian pinjaman daerah
5. Fungsi Anggaran Daerah
Anggaran daerah mempunyai peranan penting dalam sistem
keuangan daerah. Peran anggaran daerah dapat dilihat berdasarkan fungsi
utamanya yaitu, (Ritonga, 2009: 92) :
a. Fungsi otorisasi mengandung pengertian bahwa anggaran daerah
menjadi dasar untuk melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun
yang bersangkutan;
b. Fungsi perencanaan mengandung arti bahwa anggaran daerah menjadi
pedoman bagi manajemen dalam merencanakan kegiatan pada tahun
yang bersangkutan;
c. Fungsi pengawasan mengandung arti bahwa anggaran daerah menjadi
pedoman untuk menilai apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintah
daerah sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan;
d. Fungsi alokasi mengandung arti bahwa anggaran daerah harus
diarahkan untuk menciptakan lapangan kerja atau mengurangi
pengangguran dan pemborosan sumber daya, serta meningkatkan
efisiensi dan efektifitas perekonomian;
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35
Mudah diaplikasikan
Model yang dibuat mudah diaplikasikan, atau tidak membuat susah
yang menggunakan model tersebut.
c.
Mudah diup-date
Model yang dibuat mudah untuk diperbarui, dalam arti jika
ditambahkan data baru tidak merubah formula model tersebut secara
keseluruhan.
d. Fleksibel,
Model yang dibuat menggunakan konsep belanja rata-rata dan
memiliki batas minimum belanja dan batas maksimum belanja.
10. Peranan ASB Dalam Penyusunan Anggaran
Sesuai dengan isi Permendagri No. 13 Tahun 2006 pasal 93 ayat
(1), menyatakan bahwa penyusunan RKA-SKPD berdasarkan ASB (salah
satu dasar), dan pada pasal 4 menyatakan bahwa ASB merupakan
penilaian kewajaran atas beban kerja dan biaya yang digunakan untuk
melaksanakan suatu kegiatan, serta memperhatikan prinsip-prinsip dasar
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36
untuk
mengarahkan
para
pengusul
kegiatan,
baik
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37
nama kegiatan dari para pengusul. Dengan adanya ASB, maka para
perencana akan bertanya lebih jauh lagi kepada pengusul tentang
pemicu kinerja (cost driver) kegiatan yang diusulkan agar dapat
menentukan plafon anggaran kegiatan yang diusulkannya.
b. Tahap Penganggaran Keuangan Daerah
ASB digunakan pada saat proses penganggaran keuangan
daerah, yaitu pada saat penentuan plafon anggaran sementara dan
penyusunan rencana kerja anggaran. ASB digunakan oleh Tim
Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) untuk mengevaluasi usulan
program, kegiatan dan anggaran setiap satuan kerja dengan cara
menganalisis kewajaran antara beban kerja dan biaya dari usulan
program atau kegiatan yang bersangkutan. ASB digunakan pada saat
mengkuantitatifkan target kinerja program dan kegiatan setiap SKPD
menjadi RKA-SKPD. RKA-SKPD berisi rencana program dan
kegiatan yang akan dilaksanakan beserta usulan anggaran yang akan
digunakan. Untuk mengetahui beban kerja dan beban biaya yang
optimal dari setiap usulan program atau kegiatan yang diusulkan,
langkah yang harus dilakukan adalah dengan menggunakan formula
perhitungan ASB yang terdapat pada masing-masing ASB. Tidak
hanya TAPD, tim anggaran DPRD juga menggunakan ASB untuk
meneliti kewajaran anggaran dan beban kerja dari setiap usulan
kegiatan
yang
diajukan
oleh
pemerintah
daerah
sebelum
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39
adalah
aturan
bahwa
jumlah
dana
untuk
pengeluaran
konsep
tradisional
budget
yang
membatasi
jenis-jenis
Dalam
rangka
identifikasi kebutuhan
commit to user
pos
pengeluaran
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40
pembangunan, ukuran kinerja yang harus dibuat oleh daerah menjadi lebih
kompleks atau rumit Mardiasmo (2002: 174)
Mengutip
pendapat
Vazquez
(1997)
menyatakan
bahwa
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41
yang
lebih
mempertanggungjawabkan
input
yang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42
keterkaitan antara pendanaan dan keluaran dan hasil yang diharapkan dari
kegiatan dan program termasuk efisiensi dalam pencapaian keluaran dan
hasil tersebut. Untuk mengimplementasikan anggaran berdasarkan
prestasi kerja, pemerintah daerah perlu melengkapi diri dengan instrumen
lain seperti capaian kinerja, indikator kinerja, analisis standar belanja,
standar satuan harga, dan standar pelayanan minimal. Terdapat beberapa
indikator yang secara umum dijadikan ukuran pencapaian kinerja dalam
pengelolaan anggaran daerah. Dalam Kepmendagri No. 29 Tahun 2002,
indikator kinerja diukur berdasarkan input, output, hasil, manfaat, dan
dampak. Namun berdasarkan Permendagri No. 13 Tahun 2006, indikator
kinerja dibatasi menjadi masukan (input), keluaran (output), dan hasil
(outcome). Input adalah seluruh sumber daya yang digunakan untuk
menghasilkan output. Keluaran (output) adalah barang atau jasa yang
dihasilkan oleh kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung pencapaian
sasaran dan tujuan program dan kebijakan. Hasil (outcome) adalah segala
sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran dari kegiatan-kegiatan
dalam suatu program.
Indikator-indikator kinerja di atas, pada dasarnya tidak bisa
memberikan penjelasan yang berarti tentang kinerja melainkan semata
menjelaskan keterkaitan proses yang logis antara input, output dan
outcome atau yang biasa disebut kerangka kerja logis. Indikator yang
digunakan tidak mampu menjelaskan apakah kinerja kita sudah semakin
membaik ataukah semakin memburuk?. Indikator yang digunakan bahkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43
dasar
dan
sebaliknya.
Efektivitas
dapat
dilihat
dengan
dan
Jaya
(1999)
melakukan
penelitian
tentang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
44
komunitas
lokal
yang
dinamis.
Hasil
penelitian
lainnya
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46
dapat
menurunkan
kualitas
pelayanan
kebersihan
kepada
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
47
lokasi penelitian yang ada di Kabupaten Ngawi dengan fokus pada Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda). Penelitian yang berkaitan
dengan Analisis Standar Belanja (ASB) secara umum telah banyak dilakukan
oleh peneliti-peneliti sebelumnya, tetapi penelitian terhadap Analisi Standar
Belanja pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Ngawi
belum pernah dilakukan.
C. Kerangka Pemikiran Penelitian
Kebijakan Umum APBD (KUA) dan Prioritas dan Plafon Anggaran
(PPA) merupakan dua dokumen utama dalam penyusunan APBD. Kedua
dokumen tersebut harus direncanakan secara matang untuk menghasilkan
penganggaran keuangan daerah yang berkualitas. Salah satu instrumen yang
digunakan untuk menganalisis efektifitas dan ketepatan penentuan anggaran
adalah dengan Analisis Standar Belanja (ASB). Analisis Standar Belanja
(ASB) merupakan pedoman yang digunakan untuk menganalisis kewajaran
beban kerja dan belanja setiap program atau kegiatan yang akan dilaksanakan
oleh suatu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam satu tahun
anggaran.
ASB merupakan suatu pendekatan yang digunakan oleh Tim Anggaran
Pemerintah Daerah (TAPD) untuk mengevaluasi usulan program, kegiatan,
dan anggaran setiap SKPD dengan cara menganalisis kewajaran beban kerja
dan belanja dari setiap usulan program atau kegiatan yang bersangkutan.
Penilaian terhadap kewajaran beban kerja usulan program atau kegiatan
terkait dengan kebijakan anggaran, komponen dan tingkat pelayanan yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
48
akan dicapai, jangka waktu pelaksanaan, serta kapasitas satuan kerja. Setelah
melakukan analisis standar belanja (ASB) maka dapat diketahui nilai
minimum dan maksimum anggaran untuk masing-masing program dan
kegiatan yang akan dilakukan SKPD. Ketika pelaksanaan penganggaran
keuangan daerah, dana yang terealisasi dapat dibandingkan dengan nilai
minimum dan maksimum yang telah dilakukan analisis standar belanja.
Apakah penganggaran keuangan daerah yang dibuat overfinancing atau
underfinancing dalam pelaksanaannya. Untuk lebih jelas kerangka pemikiran
penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
KUA PPA
Standar
Minimum dan Maksimum
Pelaksanaan Penganggaran
Keuangan Daerah
Overfinance / Underfinace
.
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian
Catatan :
KUA
: Kebijakan Umum Anggaran
PPA
: Prioritas dan Plafon Anggaran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III
METODE PENELITIAN
Pembangunan
Antar
Wilayah,
Koordinasi
Perencanaan
49
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50
memotivasi, dan referensi SKPD yang lain dalam perencanaan keuangan yang
berbasis kinerja guna mendapatkan APBD yang berkualitas.
C. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan untuk mendukung penulisan penelitian ini
adalah berupa data sekunder yang diperoleh melalui pengumpulan dokumendokumen resmi serta laporan keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Ngawi
tahun anggaran 2010. Data sekunder yang dikumpulkan adalah sebagai
berikut :
1. Data Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten
Ngawi tahun anggaran 2010;
2. Laporan keuangan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
Kabupaten Ngawi tahun anggaran 2010;
3. Data
Daftar
Pelaksanaan
Anggaran
(DPA)
Badan
Perencanaan
2.
3.
4.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
51
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
52
2.
3.
Pengendali belanja (Cost Driver) atau sering juga disebut dengan pemicu
belanja adalah faktor yang mempengaruhi besar kecilnya belanja dari
suatu kegiatan. Dalam penelitian ini yang menjadi cost driver kegiatan
forum komunikasi atau koordinasi adalah jumlah peserta dan jumlah
frekuensi koordinasi.
4.
5.
6.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53
8.
9.
10. Alokasi Objek Belanja adalah alokasi obyek belanja berisikan macammacam obyek belanja, proporsi batas bawah, proporsi rata-rata, dan
proporsi batas atas dari total belanja. Obyek belanja disini adalah obyek
belanja yang hanya diperbolehkan dipergunakan dalam ASB yang
bersangkutan. Jumlah macam obyek belanja tidak boleh ditambah
maupun dikurangi karena diyakini bahwa kegiatan tersebut hanya akan
efektif jika obyek-obyek belanja tersebut hadir. Batas bawah adalah
proporsi terendah dari obyek belanja yang bersangkutan. Rata-rata adalah
proporsi rata-rata dari obyek belanja tersebut untuk seluruh SKPD di
Pemerintah Daerah tersebut (dalam penelitian ini adalah seluruh kegiatan
yang ada di Bappeda Kabupaten Ngawi). Batas atas adalah proporsi
tertinggi yang dapat dipergunakan dalam obyek belanja. Maksud akan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
54
adanya batas atas dan batas bawah adalah untuk memberikan keleluasaan
kepada pengguna anggaran untuk menentukan besaran dari masingmasing obyek belanja. Dengan kata lain, batas atas dan batas bawah ini
untuk mengakomodasi selera pengguna anggaran SKPD.
F. Metode Analisis Data
Penelitian ini bertujuan menghitung besarnya belanja rata-rata,
menghitung nilai minimum dan maksimum belanja, menghitung prosentase
alokasi kepada masing-masing objek belanja, baik alokasi prosentase belanja
rata-rata, minimum dan maksimum serta menentukan klasifikasi kategori
kewajaran belanja pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
Kabupaten Ngawi tahun anggaran 2010.
Untuk menjawab permasalahan yang telah ditetapkan, menurut
Tanjung (2010: 5-9) penyusunan analisis standar belanja (ASB) menggunakan
3 (tiga) pendekatan utama yaitu : pendekatan Activity Based Costing (ABC),
pendekatan Ordinary least Square (regresi sederhana) dan pendekatan metode
diskusi (focused group discussion). Pada penelitian ini alat yang akan
digunakan untuk analisis kegiatan forum komunikasi atau koordinasi yang ada
pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Ngawi
adalah dengan pendekatan Ordinary least squere. Analisis regresi sederhana
adalah suatu teknik yang digunakan untuk membangun suatu persamaan yang
menghubungkan antara variabel tidak bebas (Y) dengan variabel bebas (X)
sekaligus untuk menentukan nilai ramalan atau dugaannya. Dalam regresi
sederhana ini, variabel tidak bebas merupakan total biaya dari suatu kegiatan,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
55
sedangkan variabel bebas merupakan cost driver dari kegiatan tersebut. Alat
analisis yang digunakan sebagai berikut :
1. Belanja rata-rata
Belanja rata-rata adalah belanja rata-rata yang dikeluarkan guna kegiatan
forum komunikasi atau koordinasi pada tahun 2010 oleh Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Ngawi. Untuk
menghitung belanja rata-rata, maka harus diketahui belanja total kegiatan.
Y = a + bX
.............................................................................
(3.1)
Dimana :
Y = Belanja Total
X = Cost Driver
a = Belanja Tetap Total (Fixed Cost)
b = Belanja Variabel Per unit (Variable Cost)
Nilai X dan Y adalah nilai-nilai yang diperoleh dari nilai Kebijakan
Umum APBD (KUA) dan Prioritas dan Plafon Anggaran (PPA). Yang perlu
ditaksir adalah koefisien a dan b.
Taksiran terbaik untuk koefisien a dan b adalah dengan menggunakan
metode kuadrat terkecil , yaitu :
b =
XY - n XY
X - nX
2
.......................................................................
di mana :
X
X=
n
commit to user
(3.2)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
56
Y=
n
Dimana :
a = Y - bX
Y = Total anggaran
n = jumlah data
................................................................................
(3.3)
..................................................................... (3.4)
Dimana :
= Belanja rata-rata
X = Cost Driver rata-rata
a = Belanja Tetap Total (Fixed Cost)
b = Belanja Variabel Per unit (Variable Cost)
2. Batas Minimum dan Maksimum Belanja
Sebelum menghitung batas minimum dan maksimum belanja, terlebih
dahulu melihat reliabilitas dari persamaan garis yang ditaksir, dengan
menggunakan kekeliruan baku taksiran (standar deviasi). Rumus yang
digunakan adalah :
Se =
(Y - Y )
n-2
.......................................................................
(3.5)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
57
- tp. se
................................................................................
(3.6)
+ tp. se
................................................................................
(3.7)
x 100%
.........
(3.8)
Total belanja
belanja
rata-rata
dengan
commit to user
belanja
minimum,
hasilnya
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
58
.............
(3.9)
............
(3.10)
4. Kewajaran Anggaran
Untuk menentukan klasifikasi kewajaran belanja dilakukan dengan cara
membandingkan anggaran yang ada pada masing-masing kegiatan forum
komunikasi atau koordinasi Bappeda Kabupaten Ngawi dengan batas
belanja minimum dan maksimum. Jika anggaran berada di bawah batas
belanja minimum maka termasuk kategori underfinance dan sebaliknya
jika anggaran berada di atas batas belanja maksimum maka masuk
kategori Overfinance, serta jika anggaran berada diantara batas belanja
minimum dan maksimum berarti anggaran dikategorikan wajar.
.......
(3.11)
.......
(3.12)
.......
(3.13)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
59
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Kondisi Umum Kabupaten Ngawi
1. Kondisi Geografis
Kabupaten Ngawi terletak di wilayah barat Provinsi Jawa Timur
yang berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Tengah. Luas wilayah
Kabupaten Ngawi adalah 1.298,58 km2, di mana sekitar 39 persen atau
sekitar 504,8 km2 berupa lahan sawah. Sesuai dengan Peraturan Daerah
(Perda) Kabupaten Ngawi tahun 2004, secara administrasi wilayah ini
terbagi ke dalam 19 kecamatan dan 217 desa, dimana 4 dari 217 desa
tersebut adalah kelurahan.
Secara geografis Kabupaten Ngawi terletak pada posisi 7o 21
7o 31 Lintang Selatan dan 110o 10 111o 40 Bujur Timur. Topografi
wilayah ini adalah berupa dataran tinggi dan tanah datar. Tercatat 4
kecamatan terletak pada dataran tinggi yaitu Sine, Ngrambe, Jogorogo
dan Kendal yang terletak di kaki Gunung Lawu.
Batas wilayah Kabupaten Ngawi adalah sebagai berikut:
-
Sebelah Utara
Sebelah Barat
59
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
60
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
61
Rata-rata hari hujan tiap bulan hanya 2-7 hari. Secara umum dalam 5
tahun terakhir (2006, 2007, 2008, 2009, 2010) rata-rata curah hujan
tertinggi adalah pada bulan Desember, Januari dan Februari dan yang
terendah adalah pada bulan Juli, Agustus dan September.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
62
Gambar
4.4
Sawah
Menurut
2. Pemerintahan Daerah
Kabupaten Ngawi terbagi dalam 19 Kecamatan dan 217 Desa atau
Kelurahan. Kecamatan Karangjati merupakan Kecamatan dengan
jumlah Desa atau Kelurahan terbanyak yaitu berjumlah 17 Desa atau
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
63
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
64
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
65
3. Demografi (Kependudukan)
Data dari Badan Keluarga Berencana, Kependudukan dan
Catatan Sipil Kabupaten Ngawi (dalam Kabupaten Ngawi dalam Angka
2011) pada akhir tahun 2010 tercatat sebanyak 894.675 jiwa yang terdiri
dari 439.536 laki-laki dan 455.139 perempuan dengan sex rasio sebesar
96 artinya bahwa setiap 100 penduduk wanita terdapat sekitar 96
penduduk laki-laki.
Dibandingkan dengan tahun 2009 jumlah penduduk Kabupaten
Ngawi setiap tahun terus bertambah sebesar 2.624 jiwa atau meningkat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
66
2007
2008
2009
2010
Penduduk
879.193
882.221
889.224
892.051
894.675
a.
Laki-laki
429.921
431.354
437.808
438.223
439.536
b.
Perempuan
449.272
450.867
451.416
453.828
455.139
48:52
48:52
49:51
49:51
49:51
Sex Ratio
95,69
95,67
96,99
96,99
96,57
0,34
0,78
0,31
0,29
Kepadatan Penduduk
(jiwa/km2)
681
686
688
690
Uraian
678
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
67
Kecamatan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Sine
Ngrambe
Jogorogo
Kendal
Geneng
Gerih
Kwadungan
Pangkur
Karangjati
Bringin
Padas
Kasreman
Ngawi
Paron
Kedunggalar
Pitu
Widodaren
Mantingan
Karanganyar
JUMLAH
Laki2
(jiwa)
22.953
21.308
20.106
24.552
27.810
18.196
14.200
14.202
23.257
15.922
17.031
12.147
42.038
44.075
36.804
14.089
35.008
19.841
15.997
439.536
Perempuan
(jiwa)
25.980
21.540
21.150
26.509
28.213
19.294
14.543
14.624
24.850
16.419
17.136
12.145
42.498
45.328
37.062
14.195
35.742
22.002
15.909
455.139
Jumlah
(jiwa)
48.933
42.848
41.256
51.061
56.023
37.490
28.743
28.826
48.107
32.341
34.167
24.292
84.536
89.403
73.866
28.284
70.750
41.843
31.906
894.675
Sex Ratio
88,35
98,92
95,06
92,62
98,57
94,31
97,64
97,11
93,59
96,97
99.39
100,02
98,92
97,24
99,30
99,25
97,95
90,18
100,55
96.57
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
68
perbandingan
jumlah
murid
menurut
tingkat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
69
Kejuruan 24.971 siswa yang tersebar di 68 sekolah, dengan rasio muridsekolah 367.
Dari data perkembangan jumlah murid menarik untuk diketahui
adalah seberapa besar rasio antara jumlah penduduk Kabupaten Ngawi
yang menempuh jenjang pendidikan (formal) dengan jumlah penduduk
secara keseluruhan. Perubahan nilai rasio bisa disebabkan oleh beberapa
kemungkinan, yaitu: laju pertumbuhan angkatan penduduk prasekolah
atau balita, atau banyaknya angka penduduk putus sekolah atau lulus
sekolah tetapi tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Semakin
besar nilai rasio menunjukkan dua kemungkinan, yang pertama adalah
semakin berkurangnya angka putus sekolah, sementara itu laju
pertumbuhan angkatan penduduk prasekolah dapat ditekan atau karena
jumlah penduduk yang baru mulai sekolah lebih besar daripada jumlah
penduduk yang putus sekolah dan atau yang selesai/ lulus sekolah.
Sebaliknya, jika nilai rasio semakin kecil mungkin disebabkan semakin
banyak angka putus sekolah, sementara itu laju pertumbuhan angkatan
penduduk prasekolah meningkat.
5. Mata Pencaharian
Sumber pendapatan penduduk Kabupaten Ngawi berasal dari
berbagai sektor lapangan usaha, meliputi bidang pertanian, perkebunan,
peter-nakan, kehutanan, perikanan, pertambangan dan penggalian,
industri pengolahan, listrik, gas dan air bersih, bangunan, perdagangan
eceran, rumah tangga, perhotelan, rumah makan, pengangkutan,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
70
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Sektor Usaha
Industri Makanan, Minuman dan
Tembakau
Tekstil, Pakaian Jadi dan Barang dari
Kulit
2007
2008
2009
2010
4.929
5.004
5.019
5.042
680
680
680
680
20.259
20.279
20.419
78
78
78
52
52
57
8.453
8.453
8.468
722
722
722
3.164
38.412
3.465
38.748
3.815
39.281
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
71
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
72
2009
2010
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
73
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
74
Lapangan
Usaha
Pertanian
Pertambangan
dan Penggalian
Industri
Pengolahan
Bangunan
Perdagangan,
Hotel dan
Restoran
Angkutan dan
Komunikasi
Keuangan,
Persewaan dan
Jasa Perusahan
Jasa-jasa
Jumlah
Harga
2005
2006
2007
2008*)
2009**)
Berlaku
1.422.944,9
1.629.981,8
1.843.370,5
2.129.128,28
2.378.578,04
Konstan
905.474,59
941.025,88
985.007,46
1.039.356,65
1.092.374,15
Berlaku
20.444,39
23.924,26
27.821,13
31.159,67
34.743,03
Konstan
13.864,37
14.403,57
15.442,31
16.286,80
16.983,88
Berlaku
243.982,92
275.496,96
306.568,98
354.275,13
399.597,31
Konstan
149.370,19
155.405,22
162.859,61
173.860,51
184.792,71
Berlaku
27.322,24
31.946,84
36.199,99
44.111,18
53.443,97
Konstan
13.032,72
13.730,36
14.673,00
16.013,48
17.819,46
Berlaku
172.033,04
202.821,88
243.130,70
276.908,89
304.976,38
Konstan
104.902,34
110.420,20
116.758,32
120.634,70
127.066,94
Berlaku
1.049.123,88
1.241.254,87
1.412.591,98
1.610.680,64
1.807.677,16
Konstan
651.328,99
697.427,05
745,925,20
793.681,83
848.170,35
Berlaku
146.204,02
181.477,29
205.072,67
233.711,75
259.515,53
Konstan
82.364,00
87.412,59
92.497,17
98.137,08
104,975,22
Berlaku
188.861,99
218.291,53
243.939,08
273.336,32
302.413,64
Konstan
129.690,39
137.199,62
142.016,95
148.281,52
154.159,75
Berlaku
150.671,16
170.865,69
189.248,26
211.831,58
236.984,91
Konstan
98.804,34
103.749,61
109.328,00
116.516,30
124.737,33
Berlaku
3.831.351,83
3.831.351,83
5.031.428,99
5.770.273,06
6.444.782,83
Konstan
2.385.681,99
2.510.075,52
2.639.717,89
2.785.335,43
2.942.602,51
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
75
sebagai berikut: dari 5,1% pada tahun 2007, naik menjadi 5,50% pada
tahun 2008, dan 5,60% pada tahun 2009.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
76
partisipasi
masyarakat
dalam
perencanaan
pembangunan
b. Menjalankan sistem perencanaan sesuai peraturan perundangundangan yang berlaku.
c. Meningkatkan kualitas sumber daya perencana
d. Melaksanakan tugas pokok dan fungsi instirusi secara optimal.
Bappeda Kabupaten Ngawi yang terbentuk berdasarkan
Peraturan Daerah Kabupaten Ngawi Nomor 9 Tahun 2008 tentang
Organisasi
dan
Tata
Kerja
Inspektorat,
Badan
Perencanaan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
77
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
78
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
79
kesehatan,
kebudayaan,
mental
spiritual,
prasarana
sumber
daya
air,
perhubungan
dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
80
Pembangunan
Nasional
dokumen
Perencanaan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
81
(Bappeda)
Kabupaten
Ngawi.
Adapun
pengolahan
data
Program
Kerjasama Pembangunan
Perencanaan Pembangunan
Ekonomi
Perencanaan Sosial Budaya
Perencanaan Penanggulangan
Kemiskinan
Kegiatan
Koordinasi Kerjasama
Pembangunan antar Wilayah
Koordinasi Perencanaan
Pembangunan Bidang Ekonomi
Koordinasi Perencanaan
Pembangunan Bidang Sosial
Budaya
Koordinasi Perencanaan
Pembangunan Bidang Prasarana
Wilayah
Koordinasi Penanganan
Kemiskinan
Anggaran
(Rupiah)
70,000,000
50,000,000
50,000,000
40,000,000
140,000,000
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
82
1
2
3
4
5
Hr. PNS
Hr. Non PNS
Uang Lembur PNS
Belanja ATK
Blj. Perangko, Materai dan Benda Pos
Lainnya
Belanja Penggandaan
Belanja Sewa
Belanja Makanan dan Minuman Rapat
Belanja Perjalanan Dinas Dalam Daerah
Belanja Perjalanan Dinas Luar Daerah
6
7
8
9
10
11
Belanja Modal
JUMLAH
Sumber : Arsip Bappeda Kabupaten Ngawi
Anggaran
(Rupiah)
13,500,000.00
600,000.00
3,616,000.00
1,264,850.00
900,000.00
1,971,650.00
10,125,000.00
3,832,500.00
34,190,000.00
70,000,000.00
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
83
Program
1
2
3
4
5
6
7
8
Hr. PNS
Uang Lembur PNS
Belanja ATK
Blj. Perangko, Materai dan Benda Pos
Belanja Penggandaan
Belanja Makanan dan Minuman Rapat
Belanja Perjalanan Dinas Dalam Daerah
Belanja Perjalanan Dinas Luar Daerah
JUMLAH
Sumber : Arsip Bappeda Kabupaten Ngawi
Perencanaan
Sosial
Anggaran
(Rupiah)
8,100,000.00
3,616,000.00
417,600.00
660,000.00
1,451,400.00
9,375,000.00
5,780,000.00
20,600,000.00
50,000,000.00
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Hr. PNS
Uang Lembur PNS
Belanja ATK
Blj. Perangko, Materai dan Benda Pos
Belanja Penggandaan
Belanja Makanan dan Minuman Rapat
Belanja Perjalanan Dinas Dalam Daerah
Belanja Perjalanan Dinas Luar Daerah
Belanja Modal
JUMLAH
Sumber : Arsip Bappeda Kabupaten Ngawi
commit to user
Anggaran
(Rupiah)
5,800,000
9,324,000
2,163,500
450,000
900,000
2,812,500
3,800,000
4,750,000
10,000,000
40,000,000
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
84
Objek
Anggaran
Belanja
Hr. PNS
Uang Lembur
PNS
4
5
6
7
8
Koordinasi
Kerjasama
Pembangunan
antar Wilayah
Koordinasi
Perencanaan
Pembangunan
Bidang Ekonomi
13,500,000.00
600,000
3,150,000.00
-
Koordinasi
Perencanaan
Pembangunan
Bidang
Prasarana
Wilayah
Koordinasi
Perencanaan
Pembangunan
Bidang Sosial
Budaya
8,100,000.00
5,800,000
Koordinasi
Penanganan
Kemiskinan
65,050,000
Jumlah
95,600,000.00
600,000.00
3,616,000.00
676,000.00
3,616,000.00
9,324,000
4,068,000
21,300,000.00
Belanja ATK
Blj.
Perangko,
Materai dan
Benda Pos
Lainnya
Belanja
Penggandaan
1,264,850.00
1,677,500.00
417,600.00
2,163,500
1,624,100
7,147,550.00
900,000.00
900,000.00
660,000.00
450,000
870,000
3,780,000.00
1,971,650.00
5,671,500.00
1,451,400.00
900,000
4,970,400
14,964,950.00
Belanja Sewa
Belanja
Makanan dan
Minuman
Rapat
Belanja
Perjalanan
Dinas Dalam
Daerah
1,650,000.00
10,125,000.00
22,860,000.00
9,375,000.00
2,812,500
13,612,500
58,785,000.00
3,832,500.00
4,015,000.00
5,780,000.00
3,800,000
11,430,000
28,857,500.00
commit to user
1,650,000.00
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
85
11
Belanja
Perjalanan
Dinas Luar
Daerah
Belanja
Modal
JUMLAH
34,190,000.00
9,400,000.00
20,600,000.00
4,750,000
38,375,000
10,000,000
70,000,000.00
50,000,000.00
50,000,000.00
40,000,000
10,000,000.00
140,000,000
Kegiatan
Anggaran
Koordinasi Kerjasama
Pembangunan antar Wilayah
Koordinasi Perencanaan
Pembangunan Bidang Ekonomi
Koordinasi Perencanaan
Pembangunan Bidang Sosial
Budaya
Koordinasi Perencanaan
Pembangunan Bidang
Prasarana Wilayah
Koordinasi Penanganan
Kemiskinan
JUMLAH
Cost Driver
Jumlah
Frekuensi
Peserta
Koordinasi
Output
OK
70,000,000
30
10
300
50,000,000
20
11
220
50,000,000
15
12
180
40,000,000
15
10
150
140,000,000
40
16
640
350,000,000
120
59
1,490
107.315.000,00
350.000.000,00
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
86
Anggaran (Y)
70,000,000
50,000,000
50,000,000
40,000,000
140,000,000
Output (X)
300
220
180
150
640
Jumlah
350,000,000
1,490
XY
X2
21,000,000,000 90,000
11,000,000,000 48,400
9,000,000,000 32,400
6,000,000,000 22,500
89,600,000,000 409,600
136,600,000,000
602,900
Y=
1490
= 298
5
350.000.000
= 70.000.000
5
b=
XY - n XY
X - nX
2
32.300.000.000
= 203.298,09
158.880
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
87
Belanja Total =
9.417.170,19 + 203.298,09 x
(jumlah peserta) x
(frekuensi koordinasi)
Dari persamaan regresi lnear tersebut, besarnya belanja rata-rata untuk
ASB forum komunikasi atau koordinasi dapat dihitung sebagai berikut :
Y = 9.417.170,19 + 203.298,09X
= 9.417.170,19 + 203.298,09 x (298)
= 70.000.000
2. Penghitungan Nilai Minimum dan Maksimum Belanja
Untuk mengetahui pelaksanaan pengangaran keuangan daerah
yang dilakukan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Ngawi masih dalam taraf wajar atau tidak, maka perlu
ditentukan nilai minimum dan maksimum total anggaran. Adapun untuk
batas minimum dan maksimum total anggaran, terlebih dahulu dicari
nilai kekeliruan baku tafsiran dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
Se =
(Y - Y)
n-2
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
88
300
70,000,000
Y = 9.417.170,19
+ 203.298,09X
70,406,596
220
50,000,000
180
4
5
e=Y-Y
(Y-Y)2
406,596
165,320,448,071
54,142,749
4,142,749
17,162,371,304,570
50,000,000
46,010,826
(3,989,174)
15,913,510,953,817
150
40,000,000
39,911,883
(88,117)
7,764,573,566
640
140,000,000
139,527,946
(472,054)
222,835,338,305
JUMLAH
33,471,802,618,328
33.471.802.618.328
= 3.340.249,62
5-2
Setelah diperoleh kekeliruan baku taksiran, selanjutnya dapat
Belanja maksimum
+ t .S
Y
p e
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
89
Perhitungan Alokasi
Hr. PNS
95.600.000/350.000.000 X 100%
27,31%
600.000/350.000.000 X 100%
0,17%
21.300.000/350.000.000 X 100%
6,09%
Belanja ATK
Blj. Perangko, Materai dan Benda Pos
Lainnya
Belanja Penggandaan
7.147.550/350.000.000 X 100%
2,04%
3.780.000/350.000.000 X 100%
1,08%
14.964.950/350.000.000 X 100%
4,28%
Belanja Sewa
1.650.000/350.000.000 X 100%
0,47%
58.785.000/350.000.000 X 100%
16,80%
28.857.500/350.000.000 X 100%
8,25%
107.315.000/350.000.000 X
100%
10.000.000/350.000.000 X 100%
30,66%
2,86%
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
90
% Alokasi Belanja
minimum
23,17%
0,15%
0,92%
0,31%
5,16%
1,73%
0,16%
0,92%
0,65%
0,07%
3,63%
0,40%
2,55%
14,25%
1,25%
6,99%
4,65%
26,01%
Belanja Dokumentasi
Sumber : Data diolah ASB
0,43%
2,42%
Objek Belanja
Hr. PNS
Hr. Non PNS
Uang Lembur PNS
Belanja ATK
Blj. Perangko, Materai
dan Benda Pos Lainnya
Belanja Penggandaan
Belanja Sewa
Belanja Makanan dan
Minuman Rapat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
91
Selisih Prosentase =
=
Selisih % Alokasi
Belanja Maksimum
4,15%
0,03%
0,92%
0,31%
% Alokasi Belanja
Maksimum
31,46%
0,20%
7,01%
2,35%
0,16%
0,65%
0,07%
1,24%
4,92%
0,54%
2,55%
19,35%
1,25%
9,50%
4,65%
0,43%
35,32%
3,29%
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
92
No
Objek Belanja
1
2
3
4
5
Hr. PNS
Hr. Non PNS
Uang Lembur PNS
Belanja ATK
Blj. Perangko, Materai
dan Benda Pos Lainnya
6 Belanja Penggandaan
7 Belanja Sewa
8 Belanja Makanan dan
Minuman Rapat
9 Belanja Perjalanan
Dinas Dalam Daerah
10 Belanja Perjalanan
Dinas Luar Daerah
11 Belanja Dokumentasi
JUMLAH
Sumber : Data diolah ASB
27,31%
0,17%
6,09%
2,04%
Batas
Belanja
Minimum
23,17%
0,15%
5,16%
1,73%
Batas
Belanja
Maksimum
31,46%
0,20%
7,01%
2,35%
1,08%
0,92%
1,24%
4,28%
0,47%
3,63%
0,40%
4,92%
0,54%
16,80%
14,25%
8,25%
6,99%
30,66%
26,01%
35,32%
2,86%
100,00%
2,42%
84,83%
3,29%
115,18%
Rata-rata
19,35%
9,50%
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
93
Kegiatan
Anggaran
(Rupiah)
Koordinasi
Kerjasama
70,000,000
Pembangunan
antar Wilayah
Koordinasi
Perencanaan
Pembangunan 50,000,000
Bidang
Ekonomi
Koordinasi
Perencanaan
Pembangunan 50,000,000
Bidang Sosial
Budaya
Koordinasi
Perencanaan
Pembangunan
40,000,000
Bidang
Prasarana
Wilayah
Koordinasi
Penanganan
140,000,000
Kemiskinan
Batas
Minimum
Belanja
Berdasarkan
ASB
(Rupiah)
Batas
Minimum
Belanja
Berdasarkan
ASB
(Rupiah)
59,371,325,70 80.628.674,30
Keterangan
Wajar
59.371.325,70 80.628.674,30
Overfinance
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
94
analisis
regresi
dalam
penyusunan
ASB
adalah
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
95
komunikasi
atau
koordinasi
pada
Badan
Perencanaan
Pembangunan Daerah (Bappeda) tahun anggaran 2010 untuk masingmasing kelompok Analisis Standar Belanja (ASB) adalah sebagai berikut
Y = 9.417.170,19 + 203.298,09 X
Atau dengan kata lain, belanja total ASB kegiatan koordinasi
pada badan perencanaan pembangunan Kabupaten Ngawi adalah :
Belanja total =
9.417.170,19 + 203.298,09 x
(jumlah peserta) x
(frekuensi koordinasi)
Dari persamaan belanja total melalui regresi linier tersebut
kemudian dapat digunakan untuk mencari belanja rata-rata untuk forum
komunikasi atau koordinasi Bappeda Kabupaten Ngawi sebagai berikut:
Belanja rata-rata = 9.417.170,19 + 203.298,09X
Dimana cost driver (X) yang digunakan dalam belanja rata-rata adalah
cost driver rata-rata dari ASB forum komunikasi atau koordinasi. Dari
persamaan belanja rata-rata tersebut menunjukan belanja rata-rata untuk
ASB forum komunikasi atau koordinasi yaitu sebesar 70.000.000,00.
Besarnya belanja rata-rata ini karena adanya target kinerja rata-rata (cost
driver) rata-rata yaitu sebesar 298 orang kali.
2. Nilai Minimum dan Maksimum Belanja
Berdasarkan hasil analisis data didapatkan nilai minimum dan
maksimum belanja kegiatan
komunikasi atau koordinasi pada
commitforum
to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
96
= Rp. 59.371.325,70
Belanja maksimum
= Rp. 80.628.674,30
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
97
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
98
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang dilakukan pada
bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan hasil evaluasi penganggaran
keuangan daerah dengan Analisis Standar Belanja (ASB) pada Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
(Bappeda) Kabupaten Ngawi tahun 2010 sebagai berikut :
1. Dalam kegiatan forum komunikasi atau koordinasi pada Bappeda
Kabupaten Ngawi tahun anggaran 2010, terdapat lima kegiatan yaitu
Koordinasi
Kerjasama
Pembangunan
Antar
Wilayah,
Koordinasi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
100
penganggaran
keuangannya
wajar
yaitu
Koordinasi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
101
2.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
102
3.
Karena
terjadinya
kelebihan
anggaran,
maka
seharusnya
dapat
bagi
masyarakat.
Kelebihan
anggaran
dapat
juga
commit to user