Oleh :
Kelompok 2
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Harry Christian
Ahmad Febriyansyah
Anissa Nurul Badriyah
Fifin Sunarlie
Irvan Rizky
Amir Mahmud Afandi
03111003035
03111003051
03111003075
03111003082
03111003084
03111003085
BAB I
PENDAHULUAN
0
1.2. Tujuan
1.
2.
3.
1.3. Permasalahan.
1.
2.
Bagaimanakah pengaruh laju aliran aur pada Watted Wall Adsorbtion Column
terhadap Koefisien Perpindahan Massa (KL), Reynold Number (Re) dan
Sherwood Number (Sh).
1.4. Hipotesa
1.
Semakin besar laju aliran udara pada Watted Wall Adsorbtion Column maka
semakin besar pula Koefisien Perpindahan Massa (KL), Reynold Number
(Re) dan Sherwood Number (Sh).
2.
Semakin besar laju aliran air pada Watted Wall Adsorbtion Column maka
semakin besar pula Koefisien Perpindahan Massa (KL), Reynold Number
(Re) dan Sherwood Number (Sh).
1.5. Manfaat
1.
Mengetahui cara kerja alat wetted wall absorption secara lebih jelas.
2.
3.
4.
BAB II
TUNJAUAN PUSTAKA
2.1. Absorpsi
Absorpsi adalah proses penyerapan gas yang merupakan absorbat pada
seluruh permukaan zat cair (absorbent). Secara umum absorpsi dapat
dikelompokkan menjadi 2 bagian, yaitu :
1. Absorpsi fisika
Absorpsi fisika disebabkan oleh gaya Van der Wall yang terdapat di
permukaan absorben. Panas absorpsi pada absorpsi fisiki tergolong rendah
dan lapisan yang terbentuk pada permukaan absorbent lebih dari satu lapis.
Absorbsi fisik merupakan absorbsi dimana gas terlarut dalam larutan
2.
Absorber
Gambar
Feed Gas
Stripper
Stripping Gas
1. Konfigurasi Absorber-Stripper
Absorpsi kimia terjadi karena terdapat reaksi antara zat yang diserap/
absorbat dengan absorben cair. Panas absorpsi pada absorpsi kimia tergolong
tinggi dan lapisan yang terbentuk pada permukaan absorbent hanya satu lapis.
Suatu keuntungan dalam absorbsi kimia adalah meningkatkan harga
koefisien perpindahan massa(kga). Sebagian dari perubahan ini disebabkan
makin besarnya luas efektif antar muka karena absorbsi kimia dapat juga
berlangsung di daerah hamper stagnan di samping perangkapan dinamik.
Untuk memperluas permukaan kontak digunakan kolom berisi packing
(packed coloum) dengan criteria pemilihan packing sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
Spray tower terdiri dari ruangan-ruanan besar dimana gas mengalir dan
masuk serta kontak dengan liquid di dalam spray nozzles. Spray nozzles
didesain untuk aliran liquid yang mempunyai nilai pressure drop besar maupun
kecil, untuk aliran liquid yang mempunyai flow rate yang kecil maka cross area
kontaknya harus besar. Laju aliran yang mempunyai drop falls akan
menentukan waktu kontak dan sirkulasinya. Serta pengaruh mass transfer
antara dua fasa dan harus kontak secara kontinyu. Hambatan pada transfer
yaitu pada fasa gas dikurangi dengan gerakan swirling dari falling liquid
droplets.
Absorpsi gas oleh zat padat digunakan pada gas masker. Alat ini berisi
arang halus, yang berfungsi menyerap gas-gas yang tidak diinginkan, misalnya
gas racun. Arang halus juga dipakai untuk membuat vakum, dengan temperatur
yang rendah dapat dibuat vakum sampai 10-4 mm.
Senyawa grafit banyak dipakai sebagai pelumas karena molekulnya yang
pipih hingga mudah bergeser terhadap satu sama lain. Namun faktanya, bahwa
pada temperatur yang tinggi sifat pelumas grafit sangat berkurang dan kembali
lagi bila temperatur direndahkan. Dalam analisis kimia kadang-kadang diperoleh
kesukaran karena adanya daya serap dari beberapa endapan terhadap ion-ion
dalam larutan.
2.4. Absorbsi Dengan Reaksi Kimia
Proses absorbsi di berbagai industri diikuti dengan reaksi kimia. Reaksai
di dalam komponen absorbsi dengan reagent dalam cairan absorben secara umum.
kadang-kadang reagent dan produk dari reaksi keduanya dapat larut seperti
absorbsi pada karbondioksida dalam pelarut etanol atau pelarut alkalin yan lain.
Sebaliknya pembakaran gas yang terdiri dari sulfur dioksin dapat dikontakkan
dengan batu kapur untuk membentuk kalsium sulfat yang tidak dapat larut.
2.5. Perpindahan Massa di dalam Wetted Wall Columns
Data yang paling baik mass-tranfer antara luas permukaan pipa dan aliran
fluida sebaiknya digunakan wetted-wall column, alasan prinsip penggunaan
column ini adalah pengamatan perpindahan massa yaitu kontak luas permukaan
antara dua phase yang hasilnya bisa akurat.
Koefisien perpindahan massa untuk aliran gas ditunjukkan oleh
persamaan:
x
(1)
(2)
DAB
= panjang kotak
= densitas liquid B
= gravitasi.
Re
= Reynold Numbers.
= viskositas liquid B
Sc
Koefisien film liquid terlentak antara 10 20% lebih rendah dari persamaan
teoristis untuk absorpsi didalam aliran laminar film.
2.6. Persamaan Dasar Wetted Wall Absorption Column
1. Koefisien Perpindahan Massa Untuk Aliran Gas
KC D B I M
= 0,23. Re0,83 . Sc0,44
(3)
DAB
1
6
Re
0, 4
(4)
Dimana:
Z
= panjang.
DAB
= densitas liquid B.
= viskositas liquid B.
= percepatan gravitasi.
Sc
= schmidt number.
Re
= reynold number.
10
temperatur yang digambarkan oleh hukum vant hoff. Hukum vant Hoff
berbunyi, yaitu jika temperatur di dalam sistem equilibrium mengalami kenaikan,
maka perubahan yang akan terjadi berupa penyerapan panas pada kolom absorpsi.
2.8. Sistem Multikomponen
Apabila campuran gas dikontakkan dengan liquid pada kondisi tertentu,
kelarutan setimbang, gas tidak akan saling mempengaruhi kelarutan gas, yang
dinyatakan dalam tekanan parsiil dalam campuran gas. Bila dalam campuran gas
ada gas yang sukar larut maka kelarutan gas ini tidak mempengaruhi kelarutan gas
yang mudah larut. Pada beberapa komponen dalam campuran gas mudah larut
dalam liquid, kelarutan masing-masing gas tidak saling mempengaruhi bila gas
tidak dipengaruhi oleh sifat liquid. Ini hanya terjadi pada larutan ideal.
Karakteristik larutan ideal yaitu:
a. Gaya rata-rata tolak menolak dan tarik-menarik dalam larutan tidak berubah,
dalam campuran bahan, volume larutan berubah secara linear.
b. Pada pencampuran bahan tidak ada panas yang diserap maupun yang
dilepaskan.
c. Tekanan uap total larutan berubah secara linear dengan komposisi.
Suatu alat yang banyak digunakan dalam absorpsi gas dan beberapa
operasi lain ialah menara isian. Alat ini terdiri dari sebuah kolom berbentuk
sekunder atau menara yang dilengkapi dengan pemasukan gas dan ruang distribusi
pada bagian bawah, pemasukan zat cair dan distributornya pada bagian atas,
sedang pengeluaran gas dan zat cair masing-masing pada bagian atas dan bagian
bawah serta tower packing. Penyangga itu harus mempunyai fraksi ruang terbuka
yang cukup besar untuk mencegah terjadinya pembanjiran pada piring penyangga
itu. Zat cair yang masuk disebut weak liquor berupa pelarut murni atau larutan
encer zat terlarut di dalam pelarut, didistribusikan di atas isian itu dengan
distributor, sehingga pada operasi yang ideal membebaskan permukaan isian
secara seragam. Gas yang mengandung zat terlarut disebut fat gas, masuk ke
ruang pendistribusian yang terdapat di bawah isian dan mengalir ke atas melalui
celah-celah antara isian berlawanan arah dengan aliran zat cair. Isian itu
memberikan permukaan yang luas untuk kontak zatcair dan gas serta membantu
terjadinya kontak antara kedua fase.
11
12
bulk
gas
gas
liquid bulk
film CO film liquid
C1
X
L
13
masalah tertentu, misalnya perpindahan melalui film stagnan ke fase dimana teori
penetrasi diperkirakan berlaku, koefisien teori penetrasi mengalami perubahan
kecil karena adanya perubahan konsentrasi pada interface, namun efek ini hanya
mempunyai nilai akademis semata-mata.
2.10. Teori Penetrasi
Teori penetrasi digunakan oleh Higbie untuk menganalisa fase cair. Dalam
absorpsi gas dimana cairan diasumsi aliran laminar atau stasioner. Higbie
mempertimbangkan bahwa transfer dalam cairan dengan transport molekul
unsteady state. Konsep ini menghasilkan suatu persamaan untuk flux massa pada
titik pada permukaan cairan yang diekpose untuk absorpsi gas.
Danckwerte menggunakan konsep unsteady state ini untuk absorpsi dalam
suatu cairan turbulen dengan menganggap random surface renewal Marcello,
memperbaiki model film penetrasi, kombinasi dua model diatas pada Sc yang
rendah model film steady state kelihatannya pada Sc yang tinggi. Sedangkan
model unsteady state renewal lebih menggambarkan situasi.
2.11. Aliran di dalam pipa
Korelasi untuk perpindahan massa pada dinding dalam haruslah
mempunyai bentuk yang sama dengan korelasi untuk perpindahan kalor, karena
persamaan dasar untuk difusi dan konduksi itu serupa. Persamaan ini merupakan
persamaan yang paling sederhana yang cukup cocok dengan data publikasi dalam
jangkauan angka reynolds dan angka Schmidt yang cukup luas. Bentuk alternatif
dari bentuk korelasi itu didapat dengan membagi persamaan diatas dengan NRe x
NSc sehingga menghasilkan faktor jM yang sebagaimana ditunjukkan oleh
Chilton dan Colbum sama dengan jH dan juga f/2. Suku (/w) 0,14 biasa 1,0
untuk perpindahan massa karena itu ditinggalkan. Analogi untuk persamaan ini
berlaku umum untuk perpindahan kalor dan perpindahan massa dengan pelarutan
yang sama.
Perluasan analogi ini sehingga menutupi rugi gesek yang dilakukan untuk
pipa saja karena semua rugi disini berasal dari gesek kulit saja. Analogi ini tidak
berlaku untuk rugi gesek dimana tidak terdapat seret bentuk dari pemisahan aliran,
sebagaimana terdapat pada aliran seputar benda.
14
BAB III
METODOLOGI
3.1. Alat dan Bahan
A. Bahan yang digunakan :
1. Air
2. Udara
B. Alat-alat yang digunakan :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Kolom Deoksigenerator
Pump
Compresor
Sensor probe
Bak penampung air
Flow meter udara
Flow meter air
15