Anda di halaman 1dari 2

1. Raja Ali Haji boleh dikatakan “Aristotelesnya dunia Melayu”.

Jelaskan secara

tuntas pernyataan tersebut.

Raja Ali Haji dikatakan “Aristotelesnya dunia Melayu” karena Raja Ali Haji

dan Aristoteles adalah peletak dasar pembagian kelas kata. Mereka sama-sama

membagi kelas kata menjadi tiga, yaitu kata benda, kata kerja, dan partikel. Akan

tetapi, mereka memakai penamaan yang berbeda. Aristoteles membagi kelas kata di

Eropa menjadi tiga, yaitu: onoma (kira- kira sama dengan nomina/ kata benda),

rhema (kira- kira sama dengan verba/ kata kerja), dan syndesmos (lebih kurang

serupa dengan partikel). Sedangkan Raja Ali Haji membagi kelas kata dalam bahasa

Melayu menjadi: isim, fiil, dan harf.

Dalam Peri Hermeneias, Aristoteles menjelaskan definisi ketiga kelas kata

sebagai berikut:

1. Onoma adalah bentuk vokal yang secara konsepsional mempunyai makna tak

berwaktu; tak satu bagian pun daripadanya memberi tanda secara sendiri-

sendiri.

2. Rhema adalah apa yang bersama menandai waktu; tak satu bagian pun

mempunyai makna sendiri, dan selalu merupakan tanda untuk apa yang

dibicarakan tentang sesuatu yang lain. Dengan bersama menandai waktu saya

maksudkan misalnya ‘kesehatan’ adalah onoma, tetapi ‘adalah sehat’ adalah

rhema karena sebagai tambahan menandai adanya sekarang dalam diri

seseorang.

3. Syndesmos kurang lebih serupa dengan partikel dalam bahasa Indonesia.

(terjemahan dari edisi Arens 1984: 21- 22 dalam Kridalaksana, 1994: 2)


Sedangkan Raja Ali Haji yang memandang bahasa Melayu dari sudut tata

bahasa Arab. Ia membagi kelas kata dalam bahasa Melayu sebagai berikut:

1. ism ‘nomina’: a. ism nakirah ‘nomina tidak takrif’

b. ism ma’rifah ‘nomina takrif’

Selain itu, dimasukkan pula dalam ism apa yang disebut sekarang pronomina,

nama, kata-kata yang diawali dengan yang, onomatope, dan demonstrativa.

2. fiil ‘verba’: i. fiil madi = verba dalam bentuk lampau

ii. fiil maudari = verba dalam bentuk future

iii. fiil amr = imperatif

3. harf ‘partikel’. Di dalamnya dimasukkan apa yang kita sebut sekarang preposisi,

konjungsi, interogativa, dan onomatope (Kridalaksana, 1994: 13).

Bibliografi

Kridalaksana, Harimurti. 1994. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. Gramedia:

Jakarta.

Kridalaksana, Harimurti. 1999. Tata Wacana Deskriptif Bahasa Indonesia. Fakultas

Sastra Universitas Indonesia: Jakarta.

www.semestaindonesia.com

Anda mungkin juga menyukai