Anda di halaman 1dari 3

"Dana darurat, dana penyelamat"

Dalam kehidupan sehari


hari, pernahkah anda
menemukan seseorang yang
kelihatannya dari segi
penampilannya begitu
meyakinkan, yang secara
tidak langsung
menggambarkan bahwa ia
dari kalangan yang cukup
berada?. Rumahnya
mentereng, mobilnya oke
punya, gadget merupakah
produk terbaru dan
tercanggih. Tapi ketika
terjadi suatu hal yang bersifat
darurat dan memerlukan biaya yang cukup besar seperti orangtua yang tiba-tiba harus
dioperasi jantungnya, ia kelabakan memenuhi ongkos yang dibutuhkan dan akhirnya harus
berhutang untuk membiayai operasi tersebut. Pernah menemukan orang seperti itu? Atau
jangan-jangan anda sendiri yang pernah mengalaminya?.
Menabung, bagi sebagian orang bukanlah suatu hal yang menyenangkan. Punya gaji besar,
berarti saya berhak untuk menikmati hidup dong. Ngapain juga harus ditabung-tabung ?.
Begitu biasanya kebanyakan dari kita beranggapan. Menikmati hidup memang sah-sah saja,
namun kita juga harus bisa mengontrol rasa nikmat tersebut agar tidak hanya menjadi
kenikmatan sesaat, namun bisa tetap kita nikmati terus sampai kita tua. Caranya bagaimana ?.
Caranya ya lewat menabung tadi, dimana kita menyisihkan beberapa bagian dari pendapatan
kita dan mengerem kesenangan kita saat ini agar tetap dapat kita nikmati lagi dikemudian
hari. Ada yang memang sudah terbiasa untuk menabung, sebagai persiapan menjemput
impian-impiannya di masa mendatang seperti membeli rumah ataupun menyekolahkan anak
di perguruan tinggi. Namun jangan dilupakan juga, bahwa kita perlu menyisihkan pendapatan
kita sebagai dana darurat.
Dana darurat, seringkali memang disepelekan dan dianggap tidak penting. nanti saja lah,
kan masih ada uang sisa atau gak perlu disiapkan, toh biasanya juga tidak terjadi apa-apa.
Ungkapan seperti itu yang seringkali kita dengar atau kita lontarkan sendiri apabila diminta
menyiapkan dana darurat. Sesuai namanya, dana darurat ya kita gunakan baru pada
kejadian yang benarbenar darurat. Kenapa dana ini musti disiapkan, ya karena memang kita
hidup dalam ketidakpastian. Kita tidak pernah tahu kejadian apa yang akan menimpa diri kita
maupun orangorang disekitar kita.
Keadaan darurat itu bisa kita sendiri yang mengalaminya, ataupun mungkin menimpa orang
lain dimana yang menuntut kita untuk ikut turun tangan membantunya. Pada dasarnya setiap
kali kita memperoleh penghasilan semisal gaji di awal bulannya, pasti otak kita sudah
otomatis memilah-milah penghasilan tersebut untuk dialokasikan ke pos-pos pengeluaran
yang diperlukan. Bayar cicilan, belanja bulanan, bayar sekolah anak, dan lain sebagainya.
Dan ketika keadaan darurat tersebut datang, dari pada merecokin pos-pos pengeluaran rutin,
kenapa tidak uangnya kita ambilkan dari pos dana darurat tersebut ?.

Idealnya, dana darurat kita sisihkan sebesar 10% dari penghasilan bulanan kita. Besarnya
dana darurat ini sebisa mungkin adalah minimal tiga kali dari total pengeluaran bulanan kita,
dan tidak ada batas maksimalnya. Mengapa harus tiga kali?. Ya tujuannya adalah apabila
seandainya kita mendadak tidak bisa memperoleh penghasilan lagi semisal bagi seorang
karyawan yang tiba-tiba terkena PHK massal, maka kita masih punya waktu 3 bulan untuk
bisa mendapatkan penghasilan lagi. Dan pastinya selama masa tiga bulan ia nganggur
tersebut maka kebutuhannya bisa tetap tercukupi. Karena sifatnya darurat maka dana
tabungan ini tidak boleh diutak-atik sembarangan. Kita harus memiliki komitmen bahwa
hanya kejadian yang benar-benar darurat saja yang menyebabkan uang keluar dari pos
tersebut. Kejadian daruratnya bisa bermacam-macam, dari hal-hal yang remeh seperti mobil
yang tiba-tiba ngadat minta diganti sparepart nya, atap rumah yang ternyata bocor di musim
penghujan, saudara yang tertimpa musibah rumahnya kebakaran sehingga harus kita bantu,
atau mungkin orang tua yang harus opname di rumah sakit.
Jadi jangan sampai alasan darurat nih, uang di pos belanja sudah habis, tapi ada midnite sale
yang keren banget, sayang untuk dilewatkan membuat uang keluar dari pos ini. Dianjurkan
agar dana darurat ini dibuatkan account bank terpisah dari tabungan pendidikan misalnya,
dan tentunya dari uang belanja seharihari. Tujuannya agar tidak ada kejadian dana darurat
ini terambil secara tidak sengaja untuk kebutuhan lainnya. Dan apabila tangan kita suka gatal
untuk mengutak-atik dana darurat ini, cobalah untuk tidak perlu meminta kartu ATM ketika
membuka account bagi dana darurat ini. Atau semisal tetap ada kartu ATM nya, daripada ia
terus menggoda anda untuk menggeseknya, tinggalkan saja kartu itu dirumah, jangan biarkan
ia selalu ada di dompet anda.
Keberadaan dana darurat terkadang terasa menjadi beban karena ketika kita secara rutin
mengumpulkannya, ia pasti akan menggerus jatah uang yang bisa kita gunakan untuk
bersenangsenang. Namun tanpa kita sadari, ketika kita benarbenar membutuhkannya, dana
darurat ini bisa menjadi dewa penyelamat ketika jatah uang yang bisa digunakan untuk
sehari-hari sudah habis. Dan sambil kita menabung secara rutin ke pos dana darurat ini tiap
bulannya, ada cara lain bagi kita untuk memproteksi aset dan kekayaan yang sudah kita
kumpulkan dari potensi kerugian secara finansial, yaitu dengan cara mengasuransikan hal-hal
yang ada potensi kerugiannya tersebut. Ketika mobil kita tabrakan dan harus masuk bengkel,
maka dari dana darurat kita cukup membayar biaya perbaikan yang dibayar sendiri saja yang
besarnya mungkin tidak sampai 10% dari total kerugian, sementara sisanya ditanggung oleh
pihak asuransi. Begitu pula semisal terjadi kebakaran di rumah kita, maka pihak asuransi
akan menanggung kerugian finansial sesuai kesepakatan diawal, sehingga dana darurat kita
yang keluar untuk memperbaiki rumah menjadi tidak sebesar apabila kita harus menanggung
sendiri semua kerugian yang timbul. Jadi keberadaan asuransi disini adalah membantu
meringankan beban kerja dana darurat kita, sehingga dana tersebut masih bisa kita siapkan
untuk hal-hal darurat lainnya lagi.
Salam,

Andy Nugroho, CFP


PT. Mitra Rencana Edukasi - Perencana Keuangan / Financial Planner
Website. www.mre.co.id, Portal. www. kemandirianfinansial.com
Fanspage. MreFinancialBusiness Advisory, Twitter. @mreindonesia

Google+. Kemandirian Finansial, Email. info@mre.co.id,


Youtube. Kemandirian Finansial
Sumber link : Dana Darurat, Dana Penyelamat, Dana Darurat, Dana Penyelamat

Anda mungkin juga menyukai