Dana Darurat, Dana Penyelamat
Dana Darurat, Dana Penyelamat
Idealnya, dana darurat kita sisihkan sebesar 10% dari penghasilan bulanan kita. Besarnya
dana darurat ini sebisa mungkin adalah minimal tiga kali dari total pengeluaran bulanan kita,
dan tidak ada batas maksimalnya. Mengapa harus tiga kali?. Ya tujuannya adalah apabila
seandainya kita mendadak tidak bisa memperoleh penghasilan lagi semisal bagi seorang
karyawan yang tiba-tiba terkena PHK massal, maka kita masih punya waktu 3 bulan untuk
bisa mendapatkan penghasilan lagi. Dan pastinya selama masa tiga bulan ia nganggur
tersebut maka kebutuhannya bisa tetap tercukupi. Karena sifatnya darurat maka dana
tabungan ini tidak boleh diutak-atik sembarangan. Kita harus memiliki komitmen bahwa
hanya kejadian yang benar-benar darurat saja yang menyebabkan uang keluar dari pos
tersebut. Kejadian daruratnya bisa bermacam-macam, dari hal-hal yang remeh seperti mobil
yang tiba-tiba ngadat minta diganti sparepart nya, atap rumah yang ternyata bocor di musim
penghujan, saudara yang tertimpa musibah rumahnya kebakaran sehingga harus kita bantu,
atau mungkin orang tua yang harus opname di rumah sakit.
Jadi jangan sampai alasan darurat nih, uang di pos belanja sudah habis, tapi ada midnite sale
yang keren banget, sayang untuk dilewatkan membuat uang keluar dari pos ini. Dianjurkan
agar dana darurat ini dibuatkan account bank terpisah dari tabungan pendidikan misalnya,
dan tentunya dari uang belanja seharihari. Tujuannya agar tidak ada kejadian dana darurat
ini terambil secara tidak sengaja untuk kebutuhan lainnya. Dan apabila tangan kita suka gatal
untuk mengutak-atik dana darurat ini, cobalah untuk tidak perlu meminta kartu ATM ketika
membuka account bagi dana darurat ini. Atau semisal tetap ada kartu ATM nya, daripada ia
terus menggoda anda untuk menggeseknya, tinggalkan saja kartu itu dirumah, jangan biarkan
ia selalu ada di dompet anda.
Keberadaan dana darurat terkadang terasa menjadi beban karena ketika kita secara rutin
mengumpulkannya, ia pasti akan menggerus jatah uang yang bisa kita gunakan untuk
bersenangsenang. Namun tanpa kita sadari, ketika kita benarbenar membutuhkannya, dana
darurat ini bisa menjadi dewa penyelamat ketika jatah uang yang bisa digunakan untuk
sehari-hari sudah habis. Dan sambil kita menabung secara rutin ke pos dana darurat ini tiap
bulannya, ada cara lain bagi kita untuk memproteksi aset dan kekayaan yang sudah kita
kumpulkan dari potensi kerugian secara finansial, yaitu dengan cara mengasuransikan hal-hal
yang ada potensi kerugiannya tersebut. Ketika mobil kita tabrakan dan harus masuk bengkel,
maka dari dana darurat kita cukup membayar biaya perbaikan yang dibayar sendiri saja yang
besarnya mungkin tidak sampai 10% dari total kerugian, sementara sisanya ditanggung oleh
pihak asuransi. Begitu pula semisal terjadi kebakaran di rumah kita, maka pihak asuransi
akan menanggung kerugian finansial sesuai kesepakatan diawal, sehingga dana darurat kita
yang keluar untuk memperbaiki rumah menjadi tidak sebesar apabila kita harus menanggung
sendiri semua kerugian yang timbul. Jadi keberadaan asuransi disini adalah membantu
meringankan beban kerja dana darurat kita, sehingga dana tersebut masih bisa kita siapkan
untuk hal-hal darurat lainnya lagi.
Salam,