Vbac
Vbac
Disusun oleh :
Valyandra Praszita PR, S. Ked
(20070310100)
Dokter Penguji :
dr.H. Bambang Basuki, Sp.OG
HALAMAN PENGESAHAN
VAGINAL BIRTH AFTER CAESAREAN
(VBAC)
Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mengikuti
Ujian Kepaniteraan Klinik Di Bagian Ilmu Obstetri dan Ginekologi
RSUD Panembahan Senopati Bantul
Disusun Oleh:
Valyandra Praszita PR, S. Ked
20070310100
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
A. Latar Belakang
Pendapat yang menyatakan bahwa uterus yang memiliki jaringan parut
merupakan kontraindikasi untuk melahirkan karena dikhawatirkan akan terjadi ruptur
uteri. Pendapat tersebut bertahan selama bertahun-tahun seperti yang diutarakan
Cragin (1916) sekali seksio sesarea, selalu seksio sesarea. Cragin mengutarakan
pendapatnya tersebut saat incisi vertikal klasik menjadi teknik utama dan incisi
transversal Kerr belum direkomendasikan sampai tahun 1921. Namun pakar
kebidanan yang satu era dengan Cragin, J.W.Williams(1917) menyatakan pendapat
tersebut berlebihan.
Merill dan Gibbs(1978) dari University of Texas melaporkan pelahiran
pervaginam secara aman berhasil dilakukan pada 83% pasien dengan riwayat seksio
sesarea sebelumnya. Laporan ini menyebabkan 2% wanita di Amerika Serikat (AS)
dengan riwayat seksio sesarea berupaya melahirkan pervaginam (Vaginal Birth After
Caesarean/VBAC). Setelah itu, VBAC meningkat secara bermakna pada tahun 1996
di AS menjadi 14 kali lipat (28 persen).
B. Definisi
VBAC (Vaginal Birth After Cesarean) ialah proses persalinan per vaginam
yang dilakukan terhadap pasien yang pernah mengalami seksio sesaria pada
kehamilan sebelumnya atau pernah mengalami operasi pada dinding rahim (misalnya
satu ataupun lebih miomektomi intramural). Seksio sesaria adalah suatu cara
melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan
perut.
C. Jaringan Parut Post SC
Memberi kesempatan persalinan pervaginam pada pasien hamil pasca bedah
caesar telah banyak dianut, dan ini membawa konsekuensi pada keadaan dinding
perut dan rahim akibat pembedahan caesar dahulu. Problema utama suatu hasil
pembedahan adalah mengenai penyembuhan luka. Sehingga harus pula kita
perhatikan berbagai faktor yang mempengaruhi proses penyembuhan luka.
Dan umumnya dianjurkan untuk melakukan omentum di dinding depan uterus untuk
mengurangi resiko perlengketan dengan dinding perut.
Beberapa faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka adalah kebutuhan
oksigen jaringan, suhu, adanya proses infeksi, kerusakan jaringan, antiseptik, sirkulasi
darah dan limfe, tempat yang bergerak. Tindakan aseptik bukanlah jaminan untuk
mencegah timbulnya infeksi, tetapi lebih dari itu persiapan tindakan bedah yang baik,
keadaan umum dan imunitas penderita, pencegahan perdarahan dan syok, serta seleksi
penderita yang memadai turut memengaruhi keberhasilan.
Pemeriksaan jaringan parut oleh sebagian dokter kebidanan dilakukuan secara
rutin dengan mencatat integritas jaringan parut lama dengan palpasi setelah persalinan
pervaginam, namun menurut sebagian dokter lain eksplorasi uterus semacam ini
dirasakan tidak diperlukan. Saat ini, tidak diketahui apa efek dokumentasi suatu
jaringan parut asimptomatik pada reproduksi atau rute persalinan selanjutnya. Namun,
terdapat kesepakatan umum bahwa harus dilakukan perbaikan bedah terhadap
jaringan parut yang terbuka hanya jika dijumpai perdarahan yang signifikan.
Pemisahan asimptomatik umumnya tidak memerlukan laparatomi eksplorasi dan
perbaikan.
D. Percobaan Persalinan Pervaginam dibandingkan dengan Seksio Sesarea
Ulang
Di awal tahun 1989 jumlah wanita yang berusaha melakukan VBAC
meningkat walaupun ada sejumlah laporan dari AS dan Utah yang menyatakan bahwa
VBAC kemungkinan lebih beresiko daripada menghindarinya (Williams cit. Leveno,
1999).
Ied
Scott
(1991)
menyarankan
pandangan
lain
pada
percobaan
histerektomi, ruptur uteri, dan komplikasi lainnya meningkat dua kali lipat
pada kelompok VBAC. Terlebih lagi apabila diabandingkan dengan
kelompok VBAC yang berhasil, kelompok VBAC yang gagal memiliki resiko
lima kali lipat untuk mendapatkan komplikasi serius tersebut.
c. Pembiayaan
Analisis dari Rumah Sakit (RS) Northwestern Chicago mendukung
VBAC seiring dengan kefektifan biaya pada wanita yang memiliki riwayat
satu
atau
dua
kali
insisi
uterus
transversal
rendah(Williams
cit.
VBAC
terhadap
kelompok
seksio
sesarea
ulang,
kecil
Past:
1 cesarean
2 cesareans
2-layer closure
1-layer closure
No vaginal birth
Singleton
Cephalic
Breech
Other presentations
Present:
Selain itu ada juga penilaian lain berdasarkan, Bruce L. Flamm, MD dan Ann
M. Geiger, PhD membuat Admission Scoring System berikut:
No.
1
2
3
4
Kriteria
Usia dibawah 40 tahun
Riwayat persalinan pervaginam:
- sebelum dan setelah seksio sesarea
- setelah seksio sesarea pertama
- sebelum seksio pertama
- Belum pernah
Indikasi seksio sesarea pertama bukan kegagalan kemajuan persalinan
Pendataran serviks pada saat masuk rumah sakit
- > 75%
- 25 75 %
- < 25%
Pembukaan serviks pada saat masuk rumah sakit 4 cm
Interpretasi:
Nilai 0-2
: 49%
Nilai 3-8
: 50 94%
Nilai 8-10
: 95%
Nilai
2
4
2
1
0
1
2
1
0
1
The incision made in the uterine wall for a cesarean birth may be low transverse, low vertical, or high vertical. The
type of incision made in the skin may not be the same type of incision made in the uterus.
Evaluasi yang tepat, cepat harus dilakukan pada ibu yang sedang
melahirkan
Tak seorang ibu pun yang harus mencoba VBAC sebelum dokter
menjelaskan tentang baik buruknya VBAC dibandingkan seksio sesarea ulang.
American Academy of Pediatrics dan American College of Obstetricians and
Gynecologists (2002) merekomendasikan hal-hal berikut ini untuk dijelaskan pada
pasien dalam informed consent:
a. Keuntungan dari keberhasilan persalinan pervaginam, contohnya: waktu opname
yang singkat, nyeri yang lebih ringan, masa recovery yang singkat, dll.
b. Kontraindikasi untuk mencoba VBAC, contohnya: riwayat seksio sesarea klasik,
plasenta previa, dll.
c. Resiko ruptur uteri (rata-rata 1%)
d. Meningkatnya resiko ruptur uteri dengan riwayat lebih dari satu kali seksio
sesarea, mencoba pematangan serviks atau induksi, makrosomia, dan augmentasi
oksitosin
e. Pada kejadian ruptur, ada sekitar 10-25% resiko yang signifikan gejala sisa yang
merugikan pada fetus
f. Walaupun ruptur uteri yang parah dapat berlanjut pada kematian perinatal atau
cidera permanen pada neonatus, namun hal itu jarang terjadi (<1 per 1000
persalinan VBAC)
BAB II
PRESENTASI KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
No RM
: 34.21.23
Nama
: Ny. T
Umur
: 30 tahun
Alamat
Agama
: Islam
Pekerjaan
Paritas
Tgl masuk RS
B. ANAMNESA
-
Keluhan Utama
Keluhan Tambahan : -
Seorang pasien
: disangkal
: disangkal
- Riwayat keputihan
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
Riwayat Asma
: disangkal
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Status Generalis
Keadaan umum :
Vital sign
T = 90/60
S = 36,7 0C
N = 80 x/mnt
R = 20 x/mnt
TB = 157 Cm.
BB = 48kg
Kepala
Mata
Hidung
Telinga
:dbn
dbn
Mulut
dbn
Leher
JVP tidak
meningkat,
tidak
ada
pembesaran
kelenjar .
Thoraks
Jantung :
Pa : vokal fremitus ka = ki
Pe : Sonor seluruh lapang paru
A : Suara Dasar : vesikuler +/+
Suara Tambahan : ronkhi (-), wheezing (-)
Extremitas
2. Status Gynekologi
Inspeksi
Leopold II
Leopold III :
Leopold IV :
Auskultasi
TFU
31cm
Pemeriksaan Dalam :
lunak, belum ada, selaput ketuban (+), presentasi kepala, STLD (+).
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium Hematologi (6 Oktober 2011):
Hb
: 12.7 gr%
AL
: 10.9 ribu/uL
AT
: 231 ribu/uL
Hmt
: 35.6 %
Golongan Darah
PPT
APTT : 33.4
:B
: 13.4
HbsAg : NEGATIVE
.F DIAGNOSIS
Sekundigravida hamil preterm belum dalam persalinan dengan riwayat SC
4 tahun yang lalu
G. PENATALAKSANAAN
Rencana VBAC
H. FOLLOW UP
13.00 pasien mengeluh kenceng-kenceng His 4-5/20-25 /s, DJJ 140 x/menit
o Px Dalam: v/u tenang, dinding vagina licin, portio tebal lunak, 23cm, selket (+), preskep, kepala S-2, LD (+), AK (-)
o Dx: Sekundigravida hamil preterm dalam persalinan kala I fase laten
dengan riwayat SC 4 tahun yang lalu
o Tx:
Rencana VBAC
Lepas DC
Pimpin persalinan
: 7 jam
Jumlah Perdarahan
Kala II
: 10 menit
Kala I
: 0 cc
Kala III
: 5 menit (+)
Kala II
: 0 cc
Kala III
: 50 cc
Kala IV
: 100 cc (+)
7 jam 15 menit
150 cc
o Dx: Post VBAC a/i riwayat SC 4 tahun yang lalu
o Tx:
Amoxicillin 3x500mg
Asam Mefenamat 3x500mg
SF 1x1
ASI eksklusif
KIE KB
BAB III
PEMBAHASAN
Pada kasus ini pasien G2P1A0 hamil 37-1 minggu, janin tunggal, presentasi
kepala, TFU 31 cm, TBJ 2945gr , DJJ 132x/menit sedang dalam persalinan kala I fase
laten dengan riwayat SC 4 tahun yang lalu. Skor resiko persalinan VBAC menurut
Elmhurst Hospital Center, New York:
SCORE 2 FOR EACH
ITEM
1 cesarean
2 cesareans
2-layer closure
1-layer closure
Past:
No vaginal birth
Singleton
Cephalic
Breech
Other presentations
Present:
BAB IV
KESIMPULAN
Pengambilan keputusan cara persalinan pada pasien ini dengan riwayat seksio
sesarea 4 tahun yang lalu adalah pervaginam (VBAC). Keputusan tersebut dapat
diambil dengan menerapkan tabel skor resiko VBAC dari Elmhurst Hospital Center,
New York.
Sebelum menjalani VBAC dokter kebidanan harus memperhatikan riwayat
persalinan sebelumnya, jumlah seksio sesarea sebelumnya, indikasi seksio sesarea,
jenis sayatan uterus, jahitan segmen bawah uterus, riwayat melahirkan pervaginam,
jarak antar kelahiran, riwayat demam atau penyembuhan luka operasi seksio sesarea
pada ibu, ketebalan segmen bawah uterus, taksiran berat janin, kapasitas panggul,
presentasi janin dan kesejahteraan janin sebelum keputusan untuk persalinan
pervaginam diambil. Hal ini dilakukan untuk memperkirakan resiko terjadinya ruptura
uteri pada persalinan pervaginam dengan riwayat seksio sesarea sebelumnya (VBAC).
DAFTAR PUSTAKA
ACOG Practice Bulletin #54: vaginal birth after previous cesarean. Obstet
Gynecol 2004; 104:203.
American College of Obstetricians and Gynecologists.1999. Vaginal birth after
previous cesaean delivery. ACOG Practice Bulletin #5, American College
of Obstetricians and Gynecologists, Washington DC.
Caughey, AB, Shipp, TD, Repke, JT, et al.1998. Trial of labor after cesarean
delivery: the effect of previous vaginal delivery. Am J Obstet Gynecol;
179:938.
Cunningham, Mcdonald, Gant, 2005. Obstetry Williams. EGC : Jakarta.
Flamm BL, Geiger AM. 1997. Vaginal Birth After Cesarean Delivery : an
admission scoring system. Obstet Gynecol 90 : 907-10.
Hoskins, IA, Gomez, JL. Correlation between maximum cervical dilatation at
cesarean delivery and subsequent vaginal birth after cesarean delivery.
Obstet Gynecol 1997; 89:591.
Macones, GA, Peipert, J, Nelson, DB, et al. Maternal complications with vaginal
birth after cesarean delivery: a multicenter study. Am J Obstet Gynecol
2005;193:1656.
Rustam Mochtar. 1998. Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi dan Patologi. EGC :
Jakarta.
Winknjosastro, H. 1999. Ilmu Kebidanan : Ruptura Uteri pada Parut Uterus. 670672. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo : Jakarta.