BAB II Perbaikan
BAB II Perbaikan
BAB II
URAIAN PROSES
2.1 Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan oleh PT.Tanjung Enim Lestari (TEL) berasal
dari jenis kayu Accacia Mangium yang akan mengalami beberapa tahapan proses
yang kemudian menjadi Pulp. Bahan baku tersebut diperoleh dari Hutan Tanaman
Industri (HTI),PT. Musi Hutan Persada (MHP), PT. Koring Tiga Hutan (KTH)
Kalimantan Tengah, dan PT. WAM di Musi Banyuasin.
2.1.1 Sifat Fisik Kayu
Beberapa sifat fisik yang terdapat di kayu pada umumnya adalah sebagai
berikut :
a.
Berat jenis
Kayu mempunyai berat jenis yang berbeda, yaitu antara 0,2 1,28. Semakin berat
kayu maka semakin kuat pula kayu tersebut. Berat jenis kayu ditentukan oleh
tebal dinding sel kayu dan kecilnya rongga sel kayu yang membentuk pori-pori.
b.
c.
Warna kayu
Ada beberapa macam warna kayu antara lain : kuning, keputih-putihan, coklat
muda, coklat kehitam-hitaman, dan kemerah-merahan. Warna pada kayu
disebabkan zat pengisi warna.
d.
Higroskopik
17
Higroskopik adalah suatu sifat yang dapat menyerap atau melepaskan air
(kelembaban). Kelembaban kayu sangat dipengaruhi oleh kelembaban dan suhu
udara.
e. Berat kayu
Berat suatu jenis kayu tergantung dari jumlah zat kayu yang tersusun.
2.1.2 Sifat Kimia Kayu
Pada umumnya komponen kimia kayu terdiri dari tiga unsur :
a.
1.
2.
Hemiselulosa
Hemiselulosa juga merupakan polimer yang dibentuk dari gula sebagai
komponen utamanya. Berbeda dengan selulosa, yang hanya merupakan polimer
dari lima jenis polimer yang berbeda yaitu glukosa, manosa, galaktosa, xylosa dan
arabinosa, hemiselulosa adalah polimer dari senyawa gula yang berbeda seperti :
a.
Hexoses
b.
Pentose
18
Beta selulosa
: DP antara 15 90
b.
Gamma selulosa
: DP < 15
c. Ekstraktif
Kayu juga mengandung sejumlah kecil substansi lain yang disebut
ekstraktif. Substansi ini dapat diekstraksi dari kayu baik oleh air atau pelarut
19
organik lain, misalnya alkohol atau eter. Asam-asam lemak, asam resin, lilin,
terpentin, dan senyawa-senyawa fenol adalah beberapa kelompok yang termasuk
dalam ekstraktif. Kebanyakan ekstraktif ini dapat dihilangkan pada proses
pembuatan pulp secara kraft. Jika hanya sedikit ekstraktif yang dapat diekstraksi,
maka hal ini akan dapat menyebabkan masalah pitch dalam pembuatan pulp dan
kertas. Pitch ini dapat menyebabkan endapan yang dapat lengket pada peralatan,
seperti pada penyaring dan lembaran pembuatan kertas.
Prinsip dasar pembuatan pulp adalah mengambil sebanyak-banyaknya serat
selulosa (fiber) yang ada dalam kayu dan menghilangkan kandungan lignin dan
ekstraktif. Distribusi komponen kimia tersebut dalam dinding sel kayu merata dan
kadar selulosa, hemiselulosanya banyak terdapat dalam dinding primer dan
lamella tengah. Zat ekstraktif terdapat di luar dinding sel kayu.
Komponen unsur-unsur kimia dalam kayu adalah : (Sumber : J.F.Dumanauw,
1990)
a.
Karbohidrat
50%
b.
Hidrogen 6%
c.
d.
e.
Sisanya oksigen
Untuk mengetahui lebih jelasnya mengenai komponen kimia dalam kayu,
dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel4.KomponenKimia Menurut Golongan Kayu
Komponen
kimia
Golongan kayu
Kayu berdaun lebar
(%)
Selulosa
40 45
Lignin
18 33
Pentosa
21 24
Zat ekstraktif
1 12
Abu
0,22 6
Sumber : Vadamecum kehutanan 1976
20
Pada umumnya kayu lunak menghasilkan pulp yang lebih kuat daripada
kayu keras. Ini disebabkan serat kayu lebih panjang dan lebih fleksibel
dibandingkan dengan serat kayu yang lebih keras. Pada kondisi reaksi kayu yang
sama, kayu lunak biasanya memberi yield yang lebih rendah dibandingkan kayu
keras. Ini dikarenakan hemiselulosa kayu lunak lebih susah larut dibandingkan
dengan kayu keras. Kertas dari kayu keras memiliki kualitas cetak yang lebih
baik, membentuk permukaan kertas halus karena seratnya kecil.
2.2.Diskripsi Proses
Sebelum menjadi Pulp Kayu berjenis Acacia Mangium ini akan mengalami
beberapa tahapan proses,diantaranya sebagai berikut :
1.Penyiapan bahan baku (Wood yard and Chip yard Preparation )
2.Pemasakan (Digesting)
3.Penyaringan dan Pencucian (Washing and Screening)
4.Delignifikasi (Oxygen Delignification)
5.Pemutihan (Bleaching)
6.Pengeringan dan Pembentukan lembaran pulp(Pulp drying Finishing).
2.2.1.Penyiapan Bahan Baku
Tahapan ini meliputi penyimpanan kayu (log) di log yard, pembuatan chip,
penyimpanan chip, dan penyaringan chip(chip screening).
Tujuan dari proses ini adalah untuk menyiapkan bahan baku yang baik dan
memenuhi kriteria yang diinginkan sebagai bahan baku untuk proses pemasakan
di unit Digester. Sedangkan limbah yang dihasilkan dari penyiapan bahan baku
berupa limbah padat (10 % bark + 3 % Fines) akan di gunakan sebagai bahan
bakar di Power boiler.
21
secara
alami
selama
28
hari.Kayu
dijaga
kering
untuk
air,tujuannya
adalah
untuk
menghilangkan
kotoran
yang
22
kemungkinan masih terdapat pada kayu seperti sisa kulit kayu yang masih
menempel, kemudian pasir dan lain lain yang dapat mempengaruhi hasil
pemasakan di digester,setelah dicuci log log tersebut akan dibentuk menjadi
chip dengan alat chipper yang berfungsi memotong log menjadi bagian
kecil.Ukuran yang dihasilkan beragam namun memiliki rentangan yaitu panjang 2
cm, lebar 3 cm, dan tebal 0,8 cm.Untuk tebal rentangannya berkisar dari 0,2 cm
sampai 0,8 cm.Selama tahapan produksi log log yang sudah dibentuk menjadi
chip akan disimpan di chip yard.Tujuan lainnya adalah untuk menghilangkan
senyawa organik yang mudah menguap yang akan menggangu pada proses
pemasakan dan pemutihan.
Untuk memudahkan proses pengambilanchip di chip yard, digunakan alat
yang disebut screw conveyor, mekanisme kerjanya sama seperti mur atau baut
yang memutar berfungsi untuk mengambil atau membuat chip chip tersebut
menjadi tumpukkan sehingga mudah untuk di transportasikan.Proses pengambilan
chip dengan menggunakan alat screw conveyor ini juga menerapkan sistim FIFO
(first ini first out), di mana chip yang lebih dahulu diproduksi akan berada
dibagian bawah tumpukkan dan juga akan dimasak terlebih dahulu pula.
Untuk menyeragamkan ukuran chip yang akan dimasak, maka chip harus
dilewatkan pada saringan atau chip screen. Ukuran chip yang seragam akan
membutuhkan waktu pemasakan yang sama sehingga diperoleh pulp dengan
kualitas yang lebih seragam.Ukuran chip yang umum didapatkan adalah sebagai
berikut : Bark : 1 %, Over Size : 1 %, Over Thick : 5%, Accept : 85 %, Pin : 7,5%,
dan Fines/Saw dust : 0,5%.Dari hasil saringan tersebut yang lolos (Accept dan
Pin) langsung dikirim ke tahapan selanjutnya sedangkan untuk yang tidak lolos
(Over size,Over thick) dikirim kembali ke chipper untuk dipotong lagi sesuai
ukuran, sedangkan bark dan sawdust dikirim ke power boiler sebagai bahan
bakar.
23
kebocoran steam dan untuk mengirim chip masuk ke steaming vessel.Fresh steam
digunakan untuk membantu mengosongkan kantong LP Feeder dari pin chip dan
uap (vapor).
24
25
26
27
Setelah melewati zona pemasakan maka Chip akan memasuki zona ekstraksi.
Tujuan dari zona ekstraksi adalah mengeluarkan bahan pemasak yang kandungan
residual alkalinya sudah rendah yang bisa mengakibatkan bilanganKappa Number
yang tinggi dan jumlah Shieves( bundelan serat ) yang tinggi pada akhir
pemasakan. Aliran ekstraksi masuk ke Flash Tank 1. Flash Steam yang dihasilkan
digunakan untuk memanaskan chipdisteaming vessel dan sisanya masuk ke Chip
Bin. Jumlah Flash Steam yang dihasilkan tergantung dari jumlah aliran cairan dan
temperatur cairan ekstraksi. Dari Flash Tank 1 cairan dialirkan ke Flash Tank 2.
Steam dari Flash Tank 2 dialirkan masuk ke Chip Bin dan sisanya masuk ke Flash
Steam Condenser. Dari Extractionzone chip turun masuk ke daerah pencucian
yang disebut dengan Hi-Heat Washing, pada bagian ini juga dilakukan
penambahan lindi putih. Di sini terjadi pencucian secaraCounter Current.
Pada daerah Hi-Heat Washing, dilution Factor(faktor pencuci) merupakan
perbedaan antara aliran cairan pencuci yang naik dan aliran cairan bersama chip
yang turun. Cairan pencuci yang naik bervariasi dengan pengaturan aliran cairan
ekstraksi. Faktor pencuci yang normal adalah 0,5-1,0 ton dari cairan pencuci per
ADT chip pada daerah pencucian. Terlalu rendah faktor pencuci akan
mengakibatkan laju chip turun terhambat. Efisiensi pencucian akan naik dengan
menaikkan temperatur. Pada Liquor untuk mempertahankan Residu Alkali. Di
daerah Washing sirkulasi terdapat satu baris saringan, aliran cairan melalui plat
saringan menuju kedua pipa utama di bagian luar. Setiap saringan dihubungkan
dengan salah satu dari kedua pipa utama tersebut.
Cairan pencuci yang berasal dari tangki Filtrate Pressure Diffuser yang
dipompakan ke bagian bawah Digester. Tujuan penambahan cairan ini untuk
mendinginkan Pulp sebelum dikeluarkan (Blowing), juga berfungsi untuk
menjaga tekanan di bawah Digester. Cairan pencuci akan menggantikan cairan
pemasak dan juga sebagai pengencer untuk menurunkan konsentrasi chip sebelum
keluar sampai 10 % konsistensi(Chip yang telah dilakukan pemasakan selanjutnya
disebut Pulp). Pulp yang telah dimasak dikeluarkan melalui Outlet Device.
Perbedaan tekanan antara Digester bagian dalam dengan Outlet Device dan Blow
Line akan mengakibatkan Pulp yang telah masak menjadi serat.
28
29
Pemisahan Knot dilakukan dalam tiga tahap untuk mencapai pemisahan yang
efisien. Tujuan utama adalah pemisahan knot dari aliran pulp utama, Primary
Knotter, Secondary knotter, dan mengurangi kandungan pulp sekecil mungkin
terbawa knot pada pemisahan tahap ketiga (Reject dari Coarse Screen).
Di Primary knotter,semua Knot adalah Reject, tapi dalam hal ini masih
banyak pulp yang terikut untuk mengurangi agar pulp tidak banyak terbuang,
maka Reject dari tahap pertama disaring lagi pada tahap Secondary Knotter,
kemudian accept yang berupa fiberdari tahap ini langsung dikirim ke Primary
screening.Sedangkan reject nya yaitu knot dikirim ke coarse screen.Di coarse
screen terjadi pemisahan knot dan filtrat, knot tadi masuk dari bagian atas (inlet)
bersamaan dengan filtrat dari Pre O2Washing, di dalam coarse screen terdapat
screw conveyor sebagai media pengaduk kemudian filtrat akan jatuh dibawah
bagian outlet sedangkan knot akan diteruskan ke knot transfer conveyor.Dari sini
didapatkan knot yang kemudian akan dikirimkan ke Digester untuk dimasak
kembali.
2.2.3.2. Screening
Pada tahapan Screening Pemisahan dilakukan antara Pulp dan Shieve.Screening
dilakukan dalam tiga tahapan yaitu: Primary Screening, Secondary Screening, dan
Tertiary Screening. Pada Primary Screen sebagian besar Shiveadalah Reject, tetapi
dalam pemisahan Pulp masih banyak yang terikut. Agar tidak banyakPulp yang
terbuang, maka Reject dari tahap pertama (Primary Screen) disaring lagi pada
tahap kedua (Secondary Screen). Reject dari tahap kedua ini kemudian akan
disaring lagi di tahap ketiga (Tertiary Screen) sebelum dikeluarkan dari sistem
melalui Reject Press dimana konsistensi bisa mencapai 30 %. Tujuan dipakainya
Reject Press ini adalah untuk mengurangi kehilangan bahan kimia (Chemical
Loss) dan mempermudah penanganan Reject. Accept dari tahap kedua dan ketiga
ini dikembalikan ke inlet dari tahap sebelumnya (Cascade).
30
31
Press, Pulp dicuci dengan filtrat hasil dari pencucian di First Post Oxygen
Washing dan pencucian yang terjadi sesuai dengan prinsip pengenceran dan
pengentalan (Dilution/Thickening), sehingga tidak ada penggantian cairan
(Displacement) di dalam Dewatering Press.
Pada dewatering press, Pulp ditekan untuk mencapai sekitar 30 % konsistensi
dan setelah itu Pulpdi encerkan dengan filtrat dari First Post O2 Washingpada
screw dilution sehingga konsistensinya menjadi 12%.Alkali yang digunakan untuk
delignifikasi ditambahkan bersama dengan cairan pengencer.
Sebelum masuk ke O2 Delignifikasi, Pulp yang telah dicuci tadi kemudian
akan dicuci lagi di Twin Roll Press ini merupakan alat baru yang dimiliki Oleh
PT.Tanjungenim Lestari, mekanisme pencucian dari Twin Roll Press Evolution
(TRPE) ini sama dengan Pre O2 washing yaitu dewatering press sehingga tidak
terjadi pergantian cairan pencuci.
2.2.4Delignifikasi Oksigen
Proses oksigen delignifikasi adalah proses untuk mengurangi kandungan
lignin dari Pulpberwarna coklat (yang belum mengalami proses pemutihan).
Setelah mengalami proses oksigen delignifikasi maka bilangan kappa berkurang
menjadi 8. Adapun fungsi dari oksigen delignifikasi adalah untuk menghemat
bahan-bahan kimia yang mahal di tahap pemutihan dan dalam waktu bersamaan
dapat menurunkan dampak terhadap lingkungan.
32
33
pemutih yang berbahaya terhadap lingkungan. Pada akhirnya zat-zat organik yang
terbawa ke Bleaching Plant akan diklorinasi dan dengan demikian akan
menyebabkan pengaruh buruk terhadap lingkungan apabila dikeluarkan bersama
limbah pabrik.
2.2.5.1 First Post Oxygen Washing
Pulp yang keluar dari O2 reactor atau O2 delignification, kemudian akan dicuci
melalui dua tahapan yaitu First pos oxygen washing dan Second post oxygen
washing dengan jenis Displacement press.Pulp dari blow tank dipompakan
menuju First post oxygen washing.Didalam press, Pulp dicuci dengan pergantian
cairan di sekelilingnya dengan menggunakan filtrat darisecond post oxygen
washing.Banyaknya cairan pencuci didasarkan pada laju produksi ke press dan
dilution faktor.Pulp hasil pencucian tadi kemudian dibawa ke bagian atas Press
dengan bantuan Prebreaker, sedangkan filtratnya masuk kedalam bagian roll
press yang terdapat pori pori di bagian roll tersebut sehinggafiltratnya masuk
kedalam roll dan di pompakan ke filtrat tank.Pulp tadi kemudian dipompakan ke
HD Tower.Fungsi dari HD Tower ini adalah sebagai tempat penyimpanan atau
stock dari Pulp bila terjadi gangguan di Pulp machine atau pun di bagian Cooking
jadi dapat disimpan dan tidak menggangu suplai.Selain itu fungsi HD Tower
adalah sebagai tahap pelepasan zat-zat organik. Kemudian untuk mencegah lignin
terlarut dengan cepat kedalam serat-seratPulp, maka pH yang tinggi diperlukan
pada Post Oxygen Washing.
alirannya
dikendalikan
oleh level di
dalam
HD
Towerkemudian
34
didasarkan
pada
laju
produksi
setelah
Press
dan
sesuai
dengan
2).
3).
35
hanya
36
37
2.
3.
4.
38
39
Dryness akhir pada proses pengurangan air 40-50 % dan siap ditransfer ke
Dryer.
3. Tahap Pengeringan Akhir (Dryer)
Sewaktu lembaran yang ditransfer dari press part bergerak melewati Dryer,
udara panas secara Continue dihembuskan pada permukaan atas dan bawah
lembaran Pulp, udara panas ini menyebabkan air yang berada pada lembaran Pulp
menguap. Ketika lembaran Pulp bergerak diantara Blow Box, udara dihembuskan
kedalam Blow Box pada bagian atas dan bawah. Fungsi dari Blow Box adalah
untuk menjaga lembaran Pulp agar tetap mengambang dari permukaan Blow Box
serta membantu penguapan air, sedangkam Blow Box pada bagian atas berfungsi
sebagai penyempurnaan penguapan air pada lembaran Pulp.
Lembaran yang telah sampai di Outlet Dryer ditampung pada Pulp 2 untuk
diencerkan kembali sehingga konsentrasinya 3,5-4 % dan dipompakan ke Broke
Storage Tank. Pada proses selanjutnya lembaran Pulp siap ditransferkan ke
Layboy untuk dipotong menjadi lembaran Bale. Proses penyambungannya adalah
memakai Cross Cutter dimana potongan selebar 30 cm.
4. Tahap PembentukanBale dan Unit
Lembaran Pulp yang sudah dipotong ditumpuk pada suatu peralatan yang
disebut main table, berupa Bale yang sudah siap ditimbang, dipress dan
dibungkus. Bale finishing merupakan proses akhir dari Pulp mesin, dimana bale
yang keluar dari layboy diteruskan ketimbangan bale yang ditimbang untuk
seberat 260 kg/bale, lalu bale tersebut dipress di bale press mesin dengan tekanan
1000 KN dengan tujuan untuk mengurangi ketinggian bale dan untuk
memadatkan bentuk bale itu sendiri menjadi ketinggian 52 cm. Kemudian bale
yang telah di-press dibungkus dengan mesin Wrapper. Unit bale yang telah diikat
rapih diteruskan ke gudang penyimpanan dengan menggunakan peralatan Fork
Lift dan siap untuk dipasarkan.
40
ab
41
ChipBin
Bin
Chip
Chipmeter
Meter
Chip
LowLow
Pressure
Feeder
Pressure
Feeder
Digester
Digester
High
Pressure
High
Feeder
Pressure
Chip
Chute
Chip
Chute
Steaming
Steaming
Vessel
Vessel
Feeder
Pressure
Pressure
Diffuser
Diffuser
Brown
Stock
Brown
BlowBlow
Tank
Stock
To Washing
Plant
Tank
Gambar 7. Diagram alir proses Cooking
Sumber : PT Tanjungenim Lestari Pulp and Paper
HD Tower
42
Sreening
LC Pulp
Storage Tank
Oxgen
Delignification
Reactor 1
Pre O2Washing
Oxgen
Delignification
Reactor 2
First Post O2
Washing
To Bleaching Plant
Second Post O2
Washing
HD Tower
43
DOStage
Stage
DO
Bleaching
Bleaching
DO DO
Stage
Washing
Stage
Washing
Eo Stage
Bleaching
Eo Stage
Up FlowUp
Bleaching
Flow
Eo Stage
Washing
Eo Stage
Washing
Eo Stage
Bleaching
Eo Stage
Down Flow
Bleaching
Down
Flow
D1 Stage
Stage
D1
Bleaching
UpUp
Flow
Bleaching
Flow
D2Stage
Stage
D1
Bleaching
UpUp
Flow
Bleaching
Flow
D1/D2 Stage
Stage
D1/D2
Washing
Washing
To Pulp Machine
44
Lc Tank
Ware House
Primary
Screenig
Machine
Chest
Secondary
Screenig
Press Screen
Tertiary
Screenig
Dryer
Bailing line
Cutter
Layboy