Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Saat ini perkembangan dan kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi atau yang
sering disebut Iptek memang memberikan dampak yang positif bagi kehidupan, yaitu dapat
menyederhanakan dan mempermudah aktivitas-aktivitas dalam kehidupan. Namun, tidak
hanya dampak positif saja yang diberikan oleh kemajuan di bidang iptek ini, tetapi juga
dampak-dampak
negative.
Misalnya saja, berkat adanya kemajuan iptek manusia tak perlu lagi berjalan kaki
untuk menempuh perjalanan yang jauh ataupun dekat. Karena saat ini sudah banyak sepeda
motor dan mobil yang mempercepat dan memudahkan kita menuju ke suatu tempat.
Namun asap dari kendaraan bermotor ini dapat menyebabkan polusi dan gas rumah kaca
apabila kadarnya telah berlebih. Tidak hanya itu, pembakaran fosil seperti pada
pembangkitan tenaga listrik, kendaraan bermotor, AC, computer, pembakaran hutan juga
menyebabkan
konsentrasi
gas
rumah
kaca
meningkat.
Masalah lain yang juga kita alami saat ini adalah meningkatnya temperatur rata-rata
permukaan bumi. Dari tahun 1880-1940 temperatur bumi naik hingga 0,6 derajat celcius.
Lalu kembali menurun 0,3 derajat celcius dari tahun 1940-1975. Kemudian naik secar
perlahan-lahan
sejak
tahun
1975.
Masalah-masalah lingkungan ini makin lama makin bertambah, terlebih saat ini
berhembus masalah yang lebih besar mengenai efek rumah kaca dan global warming.
Oleh karena itu kami mencoba membahas masalah-masalah tersebut diatas dalam makalah
ini. Apa sebenarnya yang dimaksud dengan efek rumah kaca,global warming, penyebab efek
rumah kaca, dampak-dampak yang diberikan, dan keterkaitan masalah-masalah tersebut
diatas satu sama lain. Semua ini akan kami coba cari tahu dan membahasnya dalam makalah
ini.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Adapun Rumusan Masalah dalam makalah ini adalah:
1. Pengertian rumah kaca.
2. Efek dari kumah kaca.
3. Cara-cara menanggulangi efek rumah kaca.
4. Dampak Rumah Kaca
5. Macam-macam Bentuk Rumah Kaca
6. Kegunaan dan Manfaat Rumah Kaca

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Rumah Kaca
Rumah kaca (disebut juga rumah hijau dan rumah tanaman) adalah sebuah
bangunan di mana tanaman dibudidayakan. Sebuah rumah kaca terbuat dari gelas atau
plastik; Dia menjadi panas karena radiasi elektromagnetik yang datang dari matahari
memanaskan tumbuhan, tanah, dan barang lainnya di dalam bangunan ini.
Kaca yang digunakan untuk rumah kerja bekerja sebagai medium transmisi yang dapat
memilih frekuensi spektral( Frekuensi cahaya dari matahari ) yang berbeda-beda, dan efeknya
adalah untuk menangkap energi di dalam rumah kaca, yang memanaskan tumbuhan dan tanah
di dalamnya yang juga memanaskan udara dekat tanah dan udara ini dicegah naik ke atas dan
mengalir keluar. Oleh karena itu rumah kaca bekerja dengan menangkap radiasi
elektromagnetik dan mencegah konveksi.
Rumah kaca sering kali digunakan untuk mengembangkan bunga, buah dan tanaman
tembakau. Lebah dari genus Bombus adalah polinator pilihan untuk banyak polinasi rumah
kaca, meskipun tipe lebah lain juga digunakan, dan juga polinasi buatan.

Tanaman tembakau di dalam rumah tanaman sedang disiangi, di Hemingway, South Carolina
Banyak sayuran dan bunga yang dikembangkan di rumah kaca pada akhir musim dingin atau
awal musim semi, yang kemudian dipindahkan ke luar begitu cuaca menjadi hangat.
Ruangan yang tertutup dari rumah kaca mempunyai kebutuhan yang unik, dibandingkan
dengan produksi luar ruangan. Hama dan penyakit, dan panas tinggi dan kelembaban, harus
dikontrol, dan irigasi dibutuhkan untuk menyediakan air.
Rumah kaca menjadi penting dalam penyediaan makanan di negara garis lintang tinggi.
Kompleks rumah kaca terbesar di dunia terletak di Leamington, Ontario (dekat tempat paling
selatan Kanada) di mana sekitar 200 "acre" (0.8 km) tomat dikembangkan dalam gelas.
Rumah kaca melindungi tanaman dari panas dan dingin yang berlebihan, melindungi
tanaman dari badai debu dan "blizzard", dan menolong mencegah hama. Pengontrolan cahaya

dan suhu dapat mengubah tanah tak subur menjadi subur. Rumah kaca dapat memberikan
suatu negara persediaan bahan makanan, di mana tanaman tak dapat tumbuh karena
keganasan lingkungan. Hidroponik dapat digunakan dalam rumah kaca untuk menggunakan
ruang secara efektif.
2.2 Efek Rumah Kaca

Pengertian efek rumah kaca, Istilah efek rumah kaca atau dalam bahasa inggris disebut
dengan green house effect ini dulu berasal dari pengalaman para petani yang tinggal di daerah
beriklim sedang yang memanfaatkan rumah kaca untuk menanam sayur mayur dan juga
bunga bungaan. Mengapa para petani menanam sayuran di dalam rumah kaca ? Karena di
dalam rumah kaca suhunya lebih tinggi dari pada di luar rumah kaca. Suhu di dalam rumah
kaca bisa lebih tinggi dari pada di luar, karena Cahaya matahari yang menembus kaca akan
dipantulkan kembali oleh benda benda di dalam ruangan rumah kaca sebagai gelombang
panas yang berupa sinar infra merah, tapi gelombang panas tersebut terperangkap di dalam
ruangan rumah kaca dan tidak bercampur dengan udara dingin di luar ruangan rumah kaca
tersebut. itulah gambaran sederhana mengenai terjadinya efek rumah kaca atau disingkat
dengan ERK.
kemudian dari pengalaman para petani di atas dikaitkan dengan apa yang terjadi pada bumi
dan atmosfir. Lapisan atmosfir yang terdiri dari, berturut-turut : troposfir, stratosfir, mesosfir
dan termosfer: Lapisan terbawah (troposfir) adalah bagian yang terpenting dalam kasus efek
rumah kaca atau ERK. Sekitar 35% dari radiasi matahari tidak sampai ke permukaan bumi.
Hampir seluruh radiasi yang bergelombang pendek (sinar alpha, beta dan ultraviolet) diserap
oleh tiga lapisan teratas. Yang lainnya dihamburkan dan dipantulkan kembali ke ruang
angkasa oleh molekul gas, awan dan partikel. Sisanya yang 65% masuk ke dalam troposfir.
Di dalam troposfir ini, 14 % diserap oleh uap air, debu, dan gas-gas tertentu sehingga hanya
sekitar 51% yang sampai ke permukaan bumi. Dari 51% ini, 37% merupakan radiasi
langsung dan 14% radiasi difus yang telah mengalami penghamburan dalam lapisan troposfir
oleh molekul gas dan partikel debu. Radiasi yang diterima bumi, sebagian diserap sebagian
dipantulkan. Radiasi yang diserap dipancarkan kembali dalam bentuk sinar inframerah.

Sinar inframerah yang dipantulkan bumi kemudian diserap oleh molekul gas yang antara lain
berupa uap air atau H20, CO2, metan (CH4), dan ozon (O3). Sinar panas inframerah ini
terperangkap dalam lapisan troposfir dan oleh karenanya suhu udara di troposfir dan
permukaan bumi menjadi naik. Terjadilah Efek Rumah Kaca. Gas yang menyerap sinar
inframerah disebut Gas Rumah Kaca disingkat dengan GRK.
Seandainya tidak ada ERK, suhu rata-rata bumi akan sekitar minus 180 derajat C terlalu
dingin untuk kehidupan manusia. Dengan adanya ERK, suhu rata-rata bumi 330 derajat C
lebih tinggi, yaitu 150 derajat C. jadi dengan adanya efek rumah kaca menjadikan suhu bumi
layak untuk kehidupan manusia.
Namun, ketika pancaran kembali sinar inframerah terperangkap oleh CO2 dan gas lainnya,
maka sinar inframerah akan kembali memantul ke bumi dan suhu bumi menjadi naik.
Dibandingkan dengan pada tahun 50-an misalnya, saat ini suhu bumi telah naik sekitar 0,20
derajat C lebih.
Hal tersebut bisa terjadi karena berubahnya komposisi GRK (gas rumah kaca), yaitu
meningkatnya konsentrasi GRK secara global akibat kegiatan manusia terutama yang
berhubungan dengan pembakaran bahan bakar fosil (minyak, gas, dan batubara) seperti pada
pembangkitan tenaga listrik, kendaraan bermotor, AC, komputer, memasak. Selain itu GRK
juga dihasilkan dari pembakaran dan penggundulan hutan serta aktivitas pertanian dan
peternakan, GRK yang dihasilkan dari kegiatan tersebut, seperti karbondioksida, metana, dan
nitroksida. hal tersebut di atas juga merupakan salah satu penyebab pemanasan global yang
terjadi saat ini.
Gambar di bawah ini merupakan contoh dari efek rumah kaca yang sudah berubah komposisi
gas rumah kaca nya,

2.3 Cara-cara Menanggulangi Efek RumahKaca


Ada dua pendekatan utama untuk memperlambat semakin bertambahnya gas rumah
kaca. Pertama, mencegah karbon dioksida dilepas ke atmosfer dengan menyimpan gas
tersebut atau komponen karbon-nya di tempat lain. Cara ini disebut carbon sequestration
(menghilangkan
karbon).
Kedua,
mengurangi
produksi
gas
rumah
kaca.
Cara yang paling mudah untuk menghilangkan karbon dioksida di udara adalah
dengan memelihara pepohonan dan menanam pohon lebih banyak lagi. Pohon, terutama yang
muda dan cepat pertumbuhannya, menyerap karbon dioksida yang sangat banyak,
memecahnya melalui fotosintesis, dan menyimpan karbon dalam kayunya. Di seluruh dunia,
tingkat
perambahan
hutan
telah
mencapai
level
yang
mengkhawatirkan
Di banyak area, tanaman yang tumbuh kembali sedikit sekali karena tanah kehilangan
kesuburannya ketika diubah untuk kegunaan yang lain, seperti untuk lahan pertanian atau
pembangunan rumah tinggal. Langkah untuk mengatasi hal ini adalah dengan penghutanan
kembali yang berperan dalam mengurangi semakin bertambahnya gas rumah kaca.
Gas karbon dioksida juga dapat dihilangkan secara langsung. Caranya dengan
menyuntikkan (menginjeksikan) gas tersebut ke sumur-sumur minyak untuk mendorong agar
minyak bumi keluar ke permukaan. Injeksi juga bisa dilakukan untuk mengisolasi gas ini di
bawah tanah seperti dalam sumur minyak, lapisan batubara atau aquifer. Hal ini telah
dilakukan di salah satu anjungan pengeboran lepas pantai Norwegia, dimana karbon dioksida
yang terbawa ke permukaan bersama gas alam ditangkap dan diinjeksikan kembali ke aquifer
sehingga
tidak
dapat
kembali
ke
permukaan.
Salah satu sumber penyumbang karbon dioksida adalah pembakaran bahan bakar
fosil. Penggunaan bahan bakar fosil mulai meningkat pesat sejak revolusi industri pada abad
ke-18. Pada saat itu, batubara menjadi sumber energi dominan untuk kemudian digantikan
oleh minyak bumi pada pertengahan abad ke-19. Pada abad ke-20, energi gas mulai biasa
digunakan di dunia sebagai sumber energi. Perubahan trend penggunaan bahan bakar fosil ini
sebenarnya secara tidak langsung telah mengurangi jumlah karbon dioksida yang dilepas ke
udara, karena gas melepaskan karbon dioksida lebih sedikit bila dibandingkan dengan minyak
apalagi
bila
dibandingkan
dengan
batubara.
Walaupun demikian, penggunaan energi terbaharui dan energi nuklir lebih
mengurangi pelepasan karbon dioksida ke udara. Energi nuklir, walaupun kontroversial
karena alasan keselamatan dan limbahnya yang berbahaya, t Untuk kendraan bermotor, perlu
digunakan alat penyaring khusus gas buangan pada bagian knalpot (tempat keluar gas
buangan) yang dapatmenetralisirdan mengurangi dampak negatif gas buangan tersebut. Bisa
juga dengan mengganti bahan bakar dengan bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan,
seperti tenaga surya (matahari) atau biodisel. Perlu dikeluarkan regulasi tentang usia
kendraan bermotor yang boleh beroperasi agar tidak menimbulkan pencemaran.
Untuk skala industri, perlu dibuat sistem pembuangan dan daur ulang gas buangan
yang baik. Saluran buangan perlu diperhatikan, kearah mana akan dibuang dan haruslah
memperhatikan
lingkungan
sekitar.
Reboisasi lahan yang gundul merupakan salah satu langkah untuk menahan laju
karbondioksida yang berlebih diudara. Termasuk penanaman pohon-pohon disepanjang jalan
raya yang dapat menetralisir pencemaran udara disepanjang jalan raya.Tetapi tidak melepas
karbon
dioksida
sama
sekali.
Selain itu diperlukan juga adanya pengelolaan sampah.Pengelolaan sampah adalah

pengumpulan , pengangkutan , pemrosesan , pendaur-ulangan , atau pembuangan dari


material sampah. Kalimat ini biasanya mengacu pada material sampah yg dihasilkan dari
kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan,
lingkungan atau keindahan. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber
daya alam . Pengelolaan sampah bisa melibatkan zat padat , cair , gas , atau radioaktif dengan
metoda
dan
keahlian
khusus
untuk
masing
masing
jenis
zat.
Praktek pengelolaan sampah berbeda beda antara Negara maju dan negara
berkembang , berbeda juga antara daerah perkotaan dengan daerah pedesaan , berbeda juga
antara daerah perumahan dengan daerah industri. Pengelolaan sampah yg tidak berbahaya
dari pemukiman dan institusi di area metropolitan biasanya menjadi tanggung jawab
pemerintah daerah, sedangkan untuk sampah dari area komersial dan industri biasanya
ditangani
oleh
perusahaan
pengolah
sampah
Selain itu perlu diadakan kerja sama internasional untuk mensukseskan pengurangan
gas-gas rumah kaca. Apabila pada suatu negara diterapkan peraturan kebijakan lingkungan
yang ketat, maka ekonominya dapat terus tumbuh walaupun berbagai macam polusi telah
dikurangi. Akan tetapi membatasi emisi karbon dioksida terbukti sulit dilakukan. Sebagai
contoh, Belanda, negara industrialis besar yang juga pelopor lingkungan, telah berhasil
mengatasi berbagai macam polusi tetapi gagal untuk memenuhi targetnya dalam mengurangi
produksi karbon dioksida. Oleh karena itu, perlu adanya upaya yang serius, konsisten, dan
kontinyu agar masalah kerusakan lingkungan ini dapat diatasi atau diminimalisir.
2.4 Dampak Efek Rumah Kaca Terhadap Lingkungan dan Perekonomian
Menurut perhitungan simulasi, efek rumah kaca telah meningkatkan suhu rata-rata
bumi 1-5 C. Bila kecenderungan peningkatan gas rumah kaca tetap seperti sekarang akan
menyebabkan peningkatan pemanasan global antara 1,5-4,5 C sekitar tahun 2030. Dengan
meningkatnya konsentrasi gas CO2 di atmosfer, maka akan semakin banyak gelombang panas
yang dipantulkan dari permukaan bumi diserap atmosfer. Hal ini akan
mengakibatkan suhu permukaan bumi menjadi meningkat.
Efek rumah kaca yang berlebih mengakibatkan meningkatkannya suhu permukaan
bumi. Sehingga terjadi perubahan iklim yang sangat ekstrim di bumi. Hal ini dapat
mengakibatkan
terganggunya hutan dan
ekosistemlainnya,
sehingga
mengurangi
kemampuannya untuk menyerap karbon dioksida di atmosfer. Pemanasan global
mengakibatkan mencairnya gunung-gunung es di daerah kutub yang dapat menimbulkan
naiknya permukaan air laut. Efek rumah kaca juga akan mengakibatkan meningkatnya
suhu air laut sehingga air laut mengembang dan terjadi kenaikan permukaan laut yang
mengakibatkan negara kepulauan akan mendapatkan pengaruh yang sangat besar.
Pemanasan juga akan mencairkan banyak es di kutub, terutama sekitar Greenland,
yang lebih memperbanyak volume air di laut. Tinggi muka laut di seluruh dunia telah
meningkat 10 25 cm (4 10 inchi) selama abad ke-20, dan para ilmuan IPCC memprediksi
peningkatan lebih lanjut 9 88 cm (4 35 inchi) pada abad ke-21.
Perubahan iklim menimbulkan perubahan pada pola musim sehingga menjadi sulit
diprakirakan. Pada beberapa bagian dunia hal ini meningkatkan intensitas curah hujan yang
berpotensi memicu terjadinya banjir dan tanah longsor. Sedangkan belahan bumi yang lain
bisa mengalami musim kering yang berkepanjangan, karena kenaikan suhu dan turunnya
kelembaban.

Selanjutnya perubahan iklim akan berdampak pada segala sector. Meliputi:


1.

Ketahanan Pangan Terancam


Produksi pertanian tanaman pangan dan perikanan akan berkurang akibat banjir,
kekeringan, pemanasan dan tekanan air, kenaikan air laut, serta angin yang kuat.
Perubahan iklim juga akan mempengaruhi jadwal panen dan jangka waktu penanaman.
Peningkatan suhu 10C diperkirakan menurunkan panen padi sebanyak 10%.

2.

Dampak Lingkungan
Banyak jenis makhluk hidup akan terancam punah akibat perubahan iklim dan
gangguan pada kesinambungan wilayah ekosistem (fragmentasi ekosistem). Terumbu
karang akan kehilangan warna akibat cuaca panas, menjadi rusak atau bahkan mati
karena suhu tinggi. Para peneliti memperkirakan bahwa 15%-37% dari seluruh spesies
dapat menjadi punah di enam wilayah bumi pada 2050. Keenam wilayah yang dipelajari
mewakili 20% muka bumi.Terutama yang termasuk kedalam kelompok stenotermal yang
memiliki daya toleransi atau kisaran suhu yang sempit. Berbeda dengan hewan
eurytermal yang memiliki kisaran toleransi suhu yang luas.
Terumbu karang memiliki peranan penting bagi keanekaragaman organisme laut.
Masalah secara global terjadi akibat semakin meningkatnya kandungan karbon dioksida
dan efek rumah kaca pada atmosfer dan mendorong naiknya suhu permukaan laut (yang
diduga juga menyebabkan pemutihan dan kematian karang) serta meningkatkan derajat
keasaman air laut. Air laut yang semakin asam akan membuat ion karbonat berkurang
sehingga menurunkan kemampuan karang untuk membangun kerangka. Jika terumbu
karang tidak dapat beradaptasi maka akan mempengaruhi fungsi ekosistem terumbu
karang dan struktur geologi terumbu karang serta mempengaruhi fungsi pesisir dan juga
akan mempengaruhi masayarakat sekitar yang bergantung dari ekosistem terumbu
karang.

3.

Risiko Kesehatan
Cuaca yang ekstrim akan mempercepat penyebaran penyakit baru dan bisa
memunculkan penyakit lama. Badan Kesehatan PBB memperkirakan bahwa peningkatan
suhu dan curah hujan akibat perubahan iklim sudah menyebabkan kematian 150.000 jiwa
setiap tahun. Penyakit seperti malaria, diare, dan demam berdarah diperkirakan akan
meningkat
di
negara
tropis
seperti
Indonesia.

4. Air
Ketersediaan air berkurang 10%-30% di beberapa kawasan terutama di daerah
tropik kering. Kelangkaaan air akan menimpa jutaan orang di Asia Pasifik akibat musim
kemarau
berkepanjangan
dan
intrusi
air
laut
ke
daratan.
5.

Ekonomi
Kehilangan lahan produktif akibat kenaikan permukaan laut dan kekeringan,
bencana, dan risiko kesehatan mempunyai dampak pada ekonomi. Sir Nicolas Stern,
penasehat perdana menteri Inggris mengatakan bahwa dalam 10 atau 20 tahun mendatang
perubahan iklim akan berdampak besar terhadap ekonomi. Stern mengatakan bahwa

dunia harus berupaya mengurangi emisi dan membantu negara-negara miskin untuk
beradaptasi terhadap perubahan iklim demi kelangsungan pertumbuhan ekonomi. Ia
menjelaskan bahwa dibutuhkan investasi sebesar 1% dari total pendapatan dunia untuk
mencegah hilangnya 5%-20% pendapatan di masa mendatang akibat dampak perubahan
iklim.

1.
2.

3.
4.

5.

6.

7.

Belum ada data komprehensif mengenai dampak perubahan iklim di Indonesia.


Namun beberapa data menunjukkan bahwa:
Suhu rata-rata tahunan menunjukkan peningkatan 0,30C sejak tahun 1990.
Musim hujan datang lebih lambat, lebih singkat, namun curah hujan lebih intensif
sehingga meningkatkan risiko banjir. Pada 2080 diperkirakan sebagian Sumatera dan
Kalimantan menjadi 10-30% lebih basah pada musim hujan; sedangkan Jawa dan Bali
15% lebih kering.
Variasi musiman dan cuaca ekstrim diduga meningkatkan risiko kebakaran hutan dan
lahan, terutama di Selatan Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.
Perubahan pada kadar penguapan air, dan kelembaban tanah akan berdampak pada sektor
pertanian dan ketahanan pangan. Perubahan iklim akan menurunkan kesuburan tanah
sekitar 2% sampai dengan 8%, diperkirakan akan mengurangi panen padi sekitar 4% per
tahun, kacang kedelai sekitar 10%, dan jagung sekitar 50%.
Kenaikan permukaan air laut akan mengancam daerah dan masyarakat pesisir. Sebagai
contoh air Teluk Jakarta naik 57 mm tiap tahun. Pada 2050, diperkirakan 160 km2 dari
kota jakarta akan terendam air, termasuk Kelapa Gading, Bandara Sukarno-Hatta dan
Ancol.
Di Bali kerusakan lingkungan pada 140 titik abrasi dari panjang panti sekitar 430 km.
Laju kerusakan pantai di Bali diperkirakan 3,7 Km per tahun dengan erosi ke daratan 50100 meter per tahun (Bali Membangun, 2004). Kerusakan ini ditambah potensi dampak
dari perubahan iklim diduga akan menyebabkan muka air laut naik 6 meter pada 2030,
sehingga Kuta dan Sanur akan tergenang (Bali Post, 16 Agustus 2007). Hal ini
mengancam keberlangsungan pendapatan dari pariwisata yang mengandalkan kekayaan
dan keindahan pantai dan laut di Bali. Daerah yang lebih aman adalah pantai berkarang
yang bersifat terjal, seperti Uluwatu dan Nusa Penida serta daerah perbukitan dan
pegunungan yang saat ini mempunyai ketinggian di atas 50 meter.
Mencairnya bongkahan Es di Kutub Utara dan Kutub Selatan sehingga membuat
gelombang laut naik dan menimbulkan bahaya TSUNAMI apa bila ada goncangan di
bawah laut.

2.5 Macam-macam Bentuk Rumah Kaca dan jenis rumah kaca dan penutup rumah
kaca ( Green House / rumah tanaman )
Seperti yang kita ketahui bahwa sebuah bangunan bisa disebeut sebagai rumah kaca
apabila dalam pembuatan bangunan tersebut menggunakan 85% komponen KACA. Ada
rumah kaca yang berguna untuk tanaman hanya saja rumah tersbut terbuat dari GELAS
dan PLASTIK, berikut contoh bangunan yang bisa disebut rumah kaca :
1. Apartemen
Apartemen adalah bangunan yang menjulang tinggi kelangit, biasanya apartemen itu
90% komponennya adalah kaca karena kaca sangat ringan jika dipadukan dengan besi
baja maupun beton, dan juga kaca dapat dibentuk sesuai kemauan permintaan.
2. RumahHunian

Adalah rumah yang dalam proses pembuatannya menggunakan 85% komponen


KACA.

jenis- jenis rumah kaca adalah sebagai berikut :


Yang dimaksud dengan jenis green house adalah pembedaan ragam green house
berdasarkan material dominan yang digunakan. Pembedaan ini akan membawa kita pada
perbedaan biaya pembangunan dan umur pakai green house. Semakin kuat dan awet material
yang digunakan, akan semakin besar biayanya tetapi umur green house akan lebih lama.
Untuk negara kita, green house yang biasa digunakan dapat dibagi menjadi tiga jenis,
yaitu green house bambu, green house kayu dan green house besi.
A.

Green house bambu.

Green house jenis ini umumnya dipakai sebagai green house produksi. Green house
ini secara umum adalah jenis green house yang paling murah biaya pembuatannya dan
banyak dipakai oleh kalangan petani kita sebagai sarana produksi.

Namun kelemahan dari green house ini adalah umurnya yang relatif pendek dan
bahan materialnya dapat menjadi media timbulnya hama. Karena kekuatan struktur dan juga
masalah biaya, maka green house bambu atapnya terbatas menggunakan plastik UV.
B.

Green house kayu

Lebih baik dari green house bambu adalah gren house dengan material kayu, terutama
jenis kayu yang tahan air, seperti ulin dan bengkirai. Dibanding green house bambu umur
pakai green house kayu biasanya lebih panjang dan kondisi sanitasi lingkungan lebih baik.

Beberapa jenis green house kayu, bagian dinding bawah dibuat dari pasangan bata
yang diplester. Jenis green house ini bahan atapnya sudah lebih bervariasi bisa plastik,
polykarbonat, PVC ataupun kaca.
C.

Green house besi.

Dari segi umur pakai dan kwalitas, maka yang terbaik adalah green house yang
menggunakan struktur besi, terlebih besi yang telah di treatment hot dipped galvanis.
Struktur yang baik akan mengurangi frekuensi perawatan; sehingga tidak terjadi stagnan
kegiatan., walaupun pada keadaan tertentu perlu dilakukan sanitasi, tetapi sanitasi yang
terjadwal.

Dengan struktur yang kuat, maka berbagai jenis tambahan peralatan / optional dapat
dipasangkan pada jenis green house besi, sehingga penggunaan green house dapat dilakukan
secara optimal.
Berikut adalah macam macam type rumah kaca :
Type green house dibedakan berdasarkan bentuk bangunan atau desainnya. Bentuk
atau desain ini selain berpengaruh pada kekuatan struktur juga sangat berpengaruh pada
kondisi mikroklimat di dalam green house.
Secara umum desain green house uintuk daerah tropis berbeda dengan desain di
daerah empat musim maupun sub tropis. Kecuali desain green house yang memang dibuat
khusus seperti untuk penanaman planlet, induksi akar atau pembuatan stek.
Desain green house daerah tropis ditandai dengan banyaknya bukaan ventilasi.
Karena problem utama dari green house di wilayah tropis adalah suhu udara yang terlalu
tinggi akibat radiasi sinar infra merah.
Sebaliknya pada daerah sub tropis maupun daerah empat musim desain green house
lebih tertutup. Bukaan yang minimal ini dibuituhkan karena pada saat musim dingin udara
hangat akibar radiasi infra merah dipertahankan tidak keluar.

Jadi desain sebuah green house sangat penting untuk pertumbuhan tanaman.
Bagaimana sebuah green house dapat memberikan lingkungan yang kondusif bagi
pertumbuhan tanaman terletak pada desainnya.

Pada dasarnya green house dapat dibagi ke dalam 3 type, yaitu :


1.

tipe tunnel

2.

tipe piggy back

3 . tipe multispan
Masing masing type dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Type Tunnel
Tipe ini dari depan tampak seperti lorong setengah lingkaran. Kelebihannya adalah
memiliki struktur sangat kuat. Atapnya yang berbentuk melengkung kebawah merupakan
bentuk yang sangat ideal dalam menghadapi terpaan angin. Sementara struktur busur dengan
kedua kaki terpendam ketanah memegang bangunan lebih kuat.

Kelemahan dari tipe ini adalah minimnya system ventilasi. Jika digunakan pada
daerah tropis dibutuhkan alat tambahan berupa exhaust fan atau cooling system untuk
mengalirkan dan menurunkan suhu udara di dalam green house.
2.

Tipe Piggy back

Green house tipe ini banyak digunakan di daerah tropis, dapat dikatakan tipe ini
adalah tropical green house. Keunggulan tipe ini pada ventilasi udara yang sangat baik.
Banyak memiliki struktur bukaan, sehingga memberikan lingkungan mikroklimat yang
kondusif bagi pertrumbuhan tanaman.

Selain memiliki keunggulan, banyaknya struktur bukaan juga merupakan kelemahan


dari tipe ini. Pada daerah dengan tiupan angin yang kuat green house tipe piggy back kurang
disarankan. Karena dengan banyaknya struktur terbuka menyebabkan struktur rentan
terhadap terpaan angin. Selain itu dari segi biaya dengan penggunaan material atap sama,
greeen house type ini relatif lebih mahal dibanding type lain karena penggunaan material
struktur lebih banyak
3.

Tipe Campuran ( Single span dan Multispan )

Desain tipe ini boleh dikatakan adalah campuran antara tipe tunnel dengan tipe piggy
back. Dari desainnya terlihat tampak, bahwa tipe ini seakan akan paduan (hybrid) antara
tipe tunnel dengan tipe piggy back. Karena itu, maka tipe green house ini memeliki kelebihan
dari tipe tunnel dan tipe piggy back, yaitu strukturnya kuat tetapi tetap memiliki ventilasi
yang maksimal.

Kelebihan lain dari tipe ini adalah beberapa unit green house (Single Span) dapat
disatukan menjadi satu blok green house besar (Multispan) dimana hal ini sulit dilakukan
pada green house tipe tunnel.
Dibandingkan tipe piggy back, selain struktur lebih kuat biaya pembuatan tipe
campuran ini lebih hemat. Sehingga pada bidang kegiatan yang membutuhkan green house
luas, maka type multispan adalah type yang paling sesuai.
2.6 Kegunaan dan Manfaat Rumah Kaca
Ada beberapa kegunaan dan manfaat dari rumah kaca untuk kehidupan sehari-hari,
ada yang bermanfaat dalam bidang pertanian dan ada juga manfaat dalam bidang lainnya.

1.

Pengaturan jadwal produksi.

Dunia pertanian kita masih demikian tergantungnya pada keadaan cuaca, bila terjadi
perubahan musim, apalagi bila tidak terprediksi akan menyebabkan sulitnya menentukan
jenis tanaman yang akan diproduksi. Jika musim hujan terlalu panjang akan menyebabkan
banyaknya penyakit termasuk pembusukan akar. Jika musim terlalu kering akan
menyebabkan tanaman kekurangan air, hama juga akan menyerang yang dapat menimbulkan
kerugian. Demikian pula pada saat tertentu suatu komoditas sulit ditemui mengakibatkan
harganya demikian tinggi, sementara pada waktu lain kebanjiran produk menyebabkan harga
anjlok, sehingga kerugian segera tiba.
Untuk itu perlu sekali mengurangi ketergantungan pada lingkungan luar
menggantikan dengan mikroklimat yang diatur. Dengan demikian dapat dijadwalkan produksi
secara mandiri dan berkesinambungan. Sehingga konsumen tidak perlu kehilangan komoditas
yang dibutuhkan, juga kita tidak perlu membanjiri pasar denganb jenis komoditas yang sama
yang menyebabkan harga anjlok.
2.

Meningkatkan hasil produksi


Pada luasan areal yang sama tingkat produksi budidaya di dalam green house
lebih tinggi dibandingkan di luar green house. Karena budidaya di dalam green house
kondisi lingkungan dan pemberian hara dikendalikan sesuai kebutuhan tanaman. Gejala
hilangnya hara yang biasa terjadi pada areal terbuka seperti pencucian dan fiksasi, di
dalam green house diminimalisir. Budidaya tanaman seperti ini dikenal sebagai
hidroponik.
Kondisi areal yang beratap dan lebih tertata menyebabkan pengawasan dapat lebih
intensif dilakukan. Bila terjadi gangguan terhadap tanaman baik karena hama, penyakit
ataupun gangguan fisiologis, dapat dengan segera diketahui untuk diatasi .

3.

Meningkatkan kualitas produksi


Ekses radiasi matahari seperti sinar UV, kelebihan temperatur, air hujan, debu,
polutan dan residu pestisida akan mempengaruhi penampilan visual, ukuran dan
kebersihan hasil produksi.
Dengan kondisi lingkungan yang terlindungi dan pemberian nutrisi akurat dan
tepat waktu, maka hasil produksi tanaman akan berkwalitas. Pemasakan berlangsung
lebih serentak, sehingga pada saat panen diperoleh hasil yang lebih seragam, baik ukuran
maupun bentuk visual produk.

4.

Meminimalisasi pestisida
Green house yang baik selain dirancang untuk memberikan kondisi mikroklimat
ideal bagi tanaman, juga memberikan perlindungan tanaman terhadap hama dan penyakit.
Perlindungan yang umum dilakukan adalah dengan memasang insect screen pada dinding
dan bukaan ventilasi di bagian atap. Insect screen yang baik tidak dapat dilewati oleh
hama seperti kutu daun.
Pada beberapa green house bagian pintu masuknya tidak berhubungan langsung
dengan lingkungan luar. Ada ruang kecil, semacam teras transisi yang dibuat untuk
menahan hama atau patogen yang terbawa oleh manusia. Pada lantai ruang ini juga
terdapat bak berisi cairan pencuci hama dan patogen. Untuk pintu dapat ditambahkan
lembaran PVC sheet.

5.

Aset dan performance

Saat ini sangat biasa orang membangun green house dengan sistem knock down.
Dengan cara ini gren house bukanlah aset mati, manakala karena suatu hal ada perubahan
kebijakan, maka struktur green house tersebut dapat dipindahkan atau mungkin dijual ke
pihak lain yang memerlukan dengan harga yang proporsional.
Dengan adanya green house maka kesan usaha akan terlihat lebih modern dan
padat teknologi. Hal ini tentunya akan meningkatkan performance petani atau perusahaan
yang menggunakannya.
6.

Sarana agrowisata
Green house banyak juga digunakan sebagai ruang koleksi berbagai jenis tanaman
bernilai tinggi. Di dalam green house pengunjung dapat melihat berbagai jenis tanaman
yang menarik, bahkan langka, sehingga dapat menjadi daya tarik. Ada yang khusus
mengkoleksi kaktus, anggrek atau berbagai jenis tanaman dengan suasana dibuat seperti
di alam bebas. Di Indonesia green house seperti ini banyak ditemukan di berbagai kebun
raya dan tempat agrowisata.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan-penjelasan yang telah diuraikan diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
1.

Secara alamiah sinar matahari yang masuk ke bumi, sebagian akan dipantulkan kembali
oleh permukaan bumi ke angkasa. Sebagian sinar matahari yang dipantulkan itu akan
diserap oleh gas-gas di atmosfer yang menyelimuti bumi yang disebut gas rumah kaca,
sehingga sinar tersebut terperangkap dalam bumi. Peristiwa ini dikenal dengan efek
rumah kaca (ERK).

2.

Selain gas CO2, yang dapat menimbulkan efek rumah kaca adalah belerang dioksida,
nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2) serta beberapa senyawa organik
seperti gas metana dan klorofluorokarbon (CFC).

3.

Efek rumah kaca dapat mengakibatkan meningkatnya suhu air laut sehingga air laut
mengembang dan terjadi kenaikan permukaan laut yang mengakibatkan negara
kepulauan akan mendapatkan pengaruh yang sangat besar.

4.

Menanggulangi dampak dari efek rumah dapat dilakukan dengan dua cara yakni, pertama
dengan cara mencegah karbon dioksida dilepas ke atmosfer dengan menyimpan gas
tersebut atau komponen karbon-nya di tempat lain. Kedua, mengurangi produksi gas
rumah kaca.

5.

Efek rumah kaca menjadikan suhu bumi layak untuk kehidupan manusia.

3.2 Saran

Dunia yang kita huni ini bukan hanya untuk beberapa tahun saja. Bukan hanya
untuk kita saja. Generasi kita jugalah yang akan menikmati kehidupan di dunia ini. Kalau
bukan kita yang akan menjaga dan merawat bumi ini siapa lagi. Sejak dini mulailah kita
memperbaiki sikap kita, mulailah kita ramah terhadap lingkungan, mulailah kita bersikap
arif terhadap bumi. Bila tidak dari sekarang, kita akan merasakan dampak yang sangat
besar untuk generasi-generasi mendatang. Pemanasan global bukanlah disebabkan oleh
alam, pemanasan global sebenarnya karena ulah manusia yang semakin serakah, semakin
tidak ramah terhadap lingkungan seperti dalam Al Quran Surat Ar Ruum ayat 41, yang
artinya : Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan
tangan manusi, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat)
perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).

DAFTAR PUSTAKA

Website ( 2013), Sistem Drainase Perkotaan. www. Google.co.id


Website ( 2013), Pengertian Drainase. www. Google.co.id
Website ( 2013), Jenis Jenis Drainase. www. Google.co.id

Anda mungkin juga menyukai