Tuberkulosi
s
Penyakit akibat kuman Mycobacterium
tuberculosis bersifat sistemik dapat
mengenai hampir semua organ tubuh
Lokasi terbanyak :
paru lokasi infeksi
primer
Faktor Risiko
1. Risiko infeksi TB
-
2. Risiko sakit TB
-
DIAGNOSIS TB PARU
Pada anak , batuk BUKAN merupakan gejala utama
Diagnosis pasti TB dengan ditemukannya
M.tuberculosis pada :
Pemeriksaan sputum
Bilasan lambung
Cairan Serebrospinal
Cairan Pleura
Biopsi jaringan
Anamnesis
Berkurangnya berat badan 2 bulan
berturut turut tanpa sebab yg jelas /
gagal tumbuh
Demam tanpa sebab yang jelas,
terutama jika berlanjut sampai 2
minggu
Batuk kronik 3 minggu , dgn /
tanpa wheeze
Riwayat kontak dengan pasien TB
paru dewasa
Pemeriksaan Fisis
Pembesaran kelenjar limfe leher aksila,
inguinal
Pembengkakan progresif / deformitas
tulang,sendi,lutut,falang
Uji Tuberkulin . Biasanya positif pada anak
dengan TB paru, tetapi bisa negatif pada anak
dengan TB Milier / yg juga menderita HIV/AIDS,
gizi buruk / baru menderita campak
Pengukuran BB menurut umur / lebih baik
pengukuran BB menurut TB
Parameter
Kontak dgn ps
TB
Tidak
jelas
Uji Tuberkulin
Negatif
Laporan
keluarga,konta
k dgn ps BTA
- / tdk tahu /
BTA tdk jls
Kontak dgn ps
BTA +
Positif (10
mm / 5mm
pd
imunosupresi
BB/ keadaan
gizi
Demam tnpa
sebab jelas
2 minggu
Batuk
3 minggu
Pbesaran kel
limfe
Pbengkakan
tulang/sendi
panggul/lutut/fa
lang
Ada
Foto dada
Gizi buruk :
BB/TB <70%
atau BB/U
<60%
Pemeriksaan Penunjang
Uji Tuberkulin dgn cara Mantoux
Suntik intrakutan 0,1 ml tuberkulin PPD
di volar lengan
Rx diukur 48-72 jam setelah
penyuntikan
Indurasi 10 mm (+) . Rx positif bs
bertahan bertahun tahun walau ps telah
sembuh
Indurasi < 5 mm (-)
Indurasi 5-9 mm ulang, jarak wkt min
2 minggu
Pengobatan TB anak
Beberapa hal penting dalam
tatalaksana TB anak:
- obat tidak boleh diberikan sebagai
monoterapi
- pemberian gizi yang adekuat
- mencari penyakit penyerta,jk ada
ditatalaksana secara bersamaan.
OAT
Nama obat
Dosis
Dosis harian
maksim
(mg/kgBB/hari
al
)
(mg/hari
)
Isoniazid (H)
10 (7-15)
300
Hepatitis,neuritis
perifer,hipersensitivitis
Rifampisin
(R)
15 (10-20)
600
Gangguan
gastrointestinal, reaksi
kullit, hepatitis,
trombositopenia,
peningkatan enzim hati,
cairan tubuh berwarna
oranye kemerahan
Pirazinamid
(Z)
35 (30-40)
Toksisitas hepar,
artralgia, gangguan
gastrointestinal
Etambutol
20 (15-25)
Efek samping
Jenis
TB Ringan
Fase
Fase
Intensi Lanjuta
f
n
2HRZ
4HR
Efusi Pleura TB
TB BTA (+)
Prednison
-
Lama
6 bulan
2 minggu dengan
dosis penuh
kemudian tappering
of
2HRZE
4HR
4 minggu dosis
penuh kemudian
tappering of
9 12
bulan
4 minggu dosis
penuh kemudian
tappering of
12 bulan
TB milier
TB + destroyed
lung
Meningitis TB
Peritonitis TB
10HR
2 minggu dosis
penuh kemudian
tappering of
Tahap lanjutan
2 bulan RHZ
(75/50/150)
4 bulan RH (75/50)
57
1 tablet
1 tablet
8 11
2 tablet
2 tablet
12 16
3 tablet
3 tablet
17 22
4 tablet
4 tablet
23 30
5 tablet
5 tablet
-BB >30 kg diberikan 6 tablet/menggunakan KDT dewasa
-Bayi dibawah 5kg pemberian OAT secara terpisah
-Apabila ada kenaikan BB maka dosis/jumlah tablet yg diberikan
menyesuaikan BB saat itu.
-Untuk anak obese,dosis KDT menggunakan BB ideal(sesuai umur)
-obat KDT harus diberikan secara utuh (tidak boleh dibelah,tidak boleh
digerus)
-obat dapat diberikan dengan cara ditelan
utuh,dikunyah/dikulum/dimasukkan air dalam sendok.
-obat diberikan saat perut kosong/paling cepat 1 jam setelah makan.
Lanjutan
Jk anak tidak
minum obat
> 2minggu
>2bulan +
menunjukkan
gejala TB
Mulai dari
awal
Jk anak tidak
minum obat
< 2 minggu
< 2 bulan +
menunjukkan
gejala TB
Lanjutkan
sampai
selesai
Konfirm
asi TB
MDR
Tera
pi
MDR
Ya
Tida
k
Lanjutkan
evaluasi untuk
tersangka TB
Konfirma
si TB
Sensitif
Terapi
OAT
kategori
anak
Tidak
ada
konfirma
si
diagnosis
HIV
Hasil
pemeriks
aan
Tatalaksa
na
Balita
+/-
Infeksi
laten TB
INH
profilaksis
Balita
+/-
Kontak
INH
+,uji
profilaksis
tuberkulin -
>5th
Infeksi
laten TB
INH
profilaksis
>5th
Sehat
INH
profilaksis
>5th
Infeksi
laten TB
observasi
Keterangan
1. Obat yg diberikan adalah INH dengan dosis 10mg/kgBB (715mg/kg) setiap hari selama 6 bulan
2. Setiap bulan(saat pengambilan obat) dilakukan pemantauan
thdp gej TB pada bulan ke 2,3,4,5,6 maka harus segera
dievaluasi thdp sakit TB & jika terbukti sakit TB, pengobatan
harus segera ditukar ke regimen terapi TB dari awal.
3. Jika regimen INH profilaksis selesai diberikan(tidak ada gejala
TB selama 6 bulan pemberian),maka regimen INH profilaksis
dapat dihentikan.
4. Bila anak belum pernah imunisasi BCG,perlu diberikan BCG
setelah pengobatan profilaksis dengan INH selesai.
Daftar pustaka
1. Pudjijadi A., dkk. 2011.Pedoman
pelayanan medis IDAI ed II. Jakarta :
Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak
Indonesia : 323-329.
2. Raharjo N., dkk. 2010. Buku Ajar
Respirologi Anak ed I. Jakarta : Badan
Penerbit
Ikatan
Dokter
Anak
Indonesia : 214 - 267