Ipi 21257
Ipi 21257
php/transmisi
TRANSMISI, 13 (4), 2011, 135-140
Research Article
Abstract
Inverter merupakan peralatan yang mengubah besaran lisrik searah (DC) menjadi besaran listrik bolak-balik (AC). Inverter
pada umumnya hanya memiliki tiga level tegangan, yaitu +Vdc,-Vdc, dan nol. Inverter gelombang kotak maupun inverter
SPWM mempunyai distorsi harmonisa yang cukup besar. Pada inverter SPWM, untuk menekan nilai distorsi harmonisa harus
menggunakan frekuensi switching yang tinggi. Inverter multi level merupakan jenis inverter yang dapat menghasilkan
beberapa level tegangan maupun arus. Inverter multi level pada prinsipnya merupakan susunan beberapa inverter yang
dirangkai secara bertingkat atau cascade. Kelebihan utama inverter jenis ini adalah bentuk gelombang tegangan yang baik,
menghasilkan distorsi harmonisa yang kecil, komponen switching bekerja pada frekuensi yang rendah, dan dapat menangani
daya besar. Pada penelitian dirancang prototype inverter multi level tiga tingkat satu fasa, dengan kemampuan variabel
frekuensi antara 25 Hz sampai 100 Hz dengan step 5 Hz. Output tegangan inverter multi level adalah resultan dari output
tegangan inverter yang menyusunnya. THD inverter multi level jauh lebih kecil dibandingkan inverter SPWM maupun inverter
kotak. Penambahan beban menyebabkan nilai THD bertambah, hal ini disebabkan karena terjadi pembagian beban yang tidak
merata pada tiap inverter. Efisiensi inverter multi level pada penelitian ini berkisar antara 37% sampai 70%. Pengontrolan
inverter multi level ini menggunakan mikrokontroler produksi atmel AT89S51.
Keyword : inverter, inverter multi level, PWM, harmonisa, THD, mikrokontroler
I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penggunaan inverter sebagai peralatan elektronika daya
sangat luas. Inverter konvensional yang paling sederhana
mempunyai output berupa gelombang kotak, dan yang sedikit
lebih kompleks menggunakan teknik SPWM (Sinusoidal
Pulse Wide Modulation) sebagai kontrol switching komponen
semikonduktor
(MOSFET).
Inverter
konvensional
gelombang kotak maupun SPWM hanya mempunyai tiga
level tegangan yaitu; +Vdc, -Vdc, dan nol.
Penggunaan teknik SPWM maupun gelombang kotak
biasa pada pengontrolan switching inverter konvensional
menghasilkan bentuk gelombang yang kurang baik sehingga
mempunyai distorsi harmonisa yang cukup besar. Pada
Inverter jenis SPWM bentuk gelombang keluaran sangat
dipengaruhi
oleh
frekuensi
switching
komponen
semikonduktor. Semakin tinggi frekuensi switching
komponen semikonduktor, maka bentuk gelombang semakin
mendekati sinusoidal.
Inverter multi level pada dasarnya merupakan inverter
konvensional (tiga level tegangan) seperti halnya inverter
gelombang kotak maupun SPWM yang disusun secara
bertingkat (cascade)[12]. Bentuk gelombang dihasilkan
inverter multi-level berupa gelombang tangga atau staircase.
Dengan inverter multi level diperoleh bentuk gelombang
yang baik, semakin banyak level tegangan yang dihasilkan
maka semakin baik pula bentuk gelombang keluaran. Pada
inverter multi level tidak diperlukan frekuensi switching yang
tinggi untuk menghasilkan bentuk gelombang sinusoidal.
1.2 Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah
pembuatan prototype inverter multi level dengan
menggunakan
mikrokontroler
AT89S51,
murah
pengadaannya dan dengan tingkat harmonisa yang rendah.
1.3 Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah pada Penelitian ini adalah:
Inverter yang dibahas adalah jenis inverter satu fasa.
Inverter multi level yang digunakan adalah inverter
multi level jenis jembatan (H-bridge inverter).
Harmonisa yang dibahas adalah harmonisa di sisi
beban atau output inverter, bukan harmonisa sisi
sumber.
Menggunakan mikrokontroler Atmel AT89S51
sebagai kontrol pemicuan komponen semikonduktor
(MOSFET).
Tidak membahas konverter DC-DC yang digunakan
sebagai input inverter multi level.
II. LANDASAN TEORI
2.1 Inverter
Inverter merupakan peralatan elektronika daya yang
dapat mengkonversi besaran listrik DC (searah) menjadi
besaran listrik AC (bolak-balik)[11] Salah satu jenis
konfigurasi inverter yang biasa digunakan adalah inverter
jenis jembatan (full bridge). Inverter jenis ini adalah
sederhana dan mudah dioperasikan. Rangkaian inverter ini
dapat dilihat pada gambar 2.1
S1
S3
A
BEBAN
DC
B
S2
S4
driver
Sinyal picu
driver
Sinyal picu
Vdc1
driver
Sinyal picu
Gambar 2.4
driver
Sinyal picu
driver
Sinyal picu
driver
Sinyal picu
Voutput
Vdc2
driver
Sinyal picu
driver
Sinyal picu
driver
Sinyal picu
driver
Sinyal picu
2.5 Harmonisa
Komponen harmonisa adalah komponen gelombang
sinusoidal yang memiliki frekuensi berupa kelipatan bilangan
bulat dari frekuensi fundamentalnya. Pada inverter,
gelombang output tidak berupa gelombang sinus murni,
tetapi berupa gelombang sinus yang terdistorsi. Dalam
gelombang yang terdistorsi terdapat komponen harmonisa.
Vdc3
driver
Sinyal picu
driver
Sinyal picu
1
f t a 0 a h cosh 0 t bh sin h 0 t ................ (2.2)
2
h 1
2.5.2 Total Harmonic Distortion (THD)
Total Harmonic Distortion atau biasa dengan disingkat
THD didefinisikan sebagai rasio perbandingan antara nilai
komponen harmonisa dengan nilai komponen fundamental.
THD menyatakan besarnya distorsi atau deviasi suatu
gelombang yang mengandung komponen harmonisa[1]. THD
dinyatakan dalam persen. THD tegangan dan arus
dirumuskan sebagai berikut[1][13]:
THDV
V
h2
2
h
Pull up
1K
+12 V
INPUT
.............................................................. (2.3)
Buffer
7407
120
V1
C2655
I
h2
THDI
2
h
4N35
33K
A1020
.............................................................. (2.4)
Gambar 3.2 Rangkaian driver MOSFET
I1
2.6 MOSFET
MOSFET merupakan singkatan dari Metal Oxide
Semiconductor
Field
Effect
Transistor
yang
merepresentasikan bahan-bahan penyusunnya yang terdiri
dari logam, oksida dan semikonduktor. Terdapat 2 jenis
MOSFET yaitu tipe NPN atau N channel dan PNP atau biasa
disebut P channel.
2.7
Mikrokontroller AT89S51
Mikrokontroller ini mempunyai spesifikasi sebagai
berikut: 4 kbytes flash memory, in system programming
(ISP), 32 I/O yang dapat diprogram, 128 x 8 bit RAM
internal, 2 buah timer/counter 16 bit, 6 sumber interupsi,
watchdog timer dan dual DPTR. Mikrokontroller pada
penelitian ini digunakan untuk mengatur keseluruhan proses
pemicuan inverter.
fc 42 50 Hz
fc 2100 Hz
AC
DC
Display
Mikrokontroler
AT89S51
Driver
MOSFET
Keypad
Gambar 3.1
Inisialisasi
Tombol Turun
ditekan ?
Ya
Menurunkan
setting frekuensi
Tidak
Menaikkan setting
frekuensi
Ya
Menampilkan
frekuensi
Tombol Naik
ditekan ?
Tidak
Menampilkan
frekuensi
Tidak
Tombol Start
ditekan ?
Ya
Isi Timer
Pemicuan SPWM
Tidak
Tombol Stop
ditekan ?
Ya
Selesai
120
100
tegangan (V)
Setting kondisi
awal port picu
20W
80
25W
30W
60
35W
40W
40
20
0
1
10 11
12 13 14
15 16 17
18 19 20
harmonisa
(a)
140
120
(b)
(c)
Sinyal pemicuan (a)inverter tingkat 1 (b)
inverter tingkat 2 (c) inverter tingkat 3
tegangan (V)
100
(a)
Gambar 4.1
20W+L
80
25W+L
30W+L
60
35W+L
40W+L
40
20
0
1
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
harmonisa
(b)
Gambar 4.4 Spektrum
harmonisa
tegangan
pengukuran (a) beban R (b) beban R+L
hasil
(a)
(b)
(c)
Gambar 4.2 Gelombang output tegangan tanpa beban
inverter (a) tingkat 1 (b) tingkat 2 (c) tingkat 3
Copyright 2011, TRANSMISI, ISSN 14110814
arus (A)
0,2
20W
0,15
25W
30W
35W
0,1
40W
0,05
0
1
10 11 12
13 14 15 16
17 18 19 20
harmonisa
60,00%
(a)
50,00%
40,00%
30,00%
0,25
20,00%
0,2
10,00%
arus (A)
20W+L
0,15
0,00%
25W+L
20W
30W+L
25W
I (kotak)
V (kotak)
30W
I (SPWM)
35W
V (SPWM)
I(IML)
40W
V(IML)
35W+L
0,1
40W+L
0,05
0
1
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
harmonisa
50,00%
(b)
Gambar 4.5 Spektrum harmonisa arus hasil pengukuran
dengan (a) beban R (b) beban R+L
45,00%
40,00%
35,00%
30,00%
25,00%
20,00%
15,00%
THD
20%
15%
10%
5%
0%
20 W
25 W
30 W
35 W
40 W
daya beban
THD arus (R)
5,00%
0,00%
20W+L
25W+L
I (kotak)
V (kotak)
30W+L
I (SPWM)
35W+L
V (SPWM)
I(IML)
40W+L
V(IML)
10,00%
4.4 Efisiensi
Efisiensi menggambarkan efektifitas konverter inverter
multi level mengkonversikan besaran DC menjadi besaran
AC. Aliran daya pada inverter multi level tiga tingkat ini
dapat dilihat pada gambar 4.10.
15,00%
10,00%
5,00%
0,00%
20 W
25 W
30 W
35 W
40 W
Rugi-rugi
daya beban
THD tegangan (R)
V I cos
100 %
Pdc1 Pdc 2 Pdc 3
Pin1
2.
Pdc1
Pdc2
20
4,95
13,63
25
5,78
30
5,79
35
40
Pdc3
Pin
Pout
Ef (%)
8,83
27,42
12,88
46,98
15,61
10,33
31,71
17,70
55,81
16,48
10,74
33,01
21,04
63,74
6,83
18,16
12,20
37,19
26,06
70,09
9,49
20,25
13,18
42,93
30,84
71,85
Pdc2
Pdc3
Pout
Eff (%)
20+L
Pdc1
6,97
19,35
12,58
Pin
38,9
14,69
37,76
25+L
8,76
23,99
15,73
48,48
18,21
37,56
30+L
8,36
24,31
15,70
48,37
21,05
43,51
35+L
9,39
25,34
17,04
51,77
28,01
54,09
40+L
13,09
28,38
18,43
59,9
30,85
51,51
3.
Daftar Pustaka
[1]
Arrilaga, J, D.A Bradley, P.S. Bodger, Power System
Harmonics, John Wiley & Sons, 1985
[2]
Corzine, Dr. Keith, Operation and Design of Multilevel Inverters, University of Missouri. Desember
2003.
[3]
Corzine, Keith, Multilevel Conversters, CRC Press
LLC, 2002
[4]
Dixon, Juan dan Luis Moran, Multi-level Inverter
Based on Multi-Stage Connection of Three-Level
Converters Scaled in Power of Three, IEEE
Transaction on Power Electronics.
[5]
G. Ledwich, Pulse Width Modulation (PWM) Basics,
http://www.Powerdesigners.com, 1998
[6]
Hartono, Andy, Pengaturan Kecepatan Motor Induksi
3 Phasa dengan menggunakan Inverter Sinusoidal
Pulse Wide Modulator, Jurusan Teknik Elektro
Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Semarang,
2004
[7]
Karpati, Attila, DC-AC Conversion, CRC Press LLC,
2002
[8]
Nalwan, Paulus Andi, Panduan Praktis Teknik
Antarmuka dan Pemrograman Mikrikontroler
AT89C51, PT Elex Media Komputindo Kelompok
Gramedia, Jakarta, 2003
[9]
Nguyen, Phu dan Ishtiak Rahman, Power Electronics,
H-Bridge Inverter, http://www.powerdesigners.com ,
2005
[10] Putra, Agfianto Eko, Belajar Mikrokontroller
AT89C51/52/55 (Teori dan Aplikasi), Gava Media,
Jakarta, 2002.
[11] Rashid, Muhammad H, Power Electronics Handbook,
Academic Press, Kanada, 2001
[12] Sirisukprasert, Siriroj, Optimized Harmonic SteppedWaveform
for
Multilevel
Inverter,
http://scholar.lib.vt.edu/theses/available/etd-100899000251/, 1999
[13] Sutanto, Jusmin dan Herniadi Buhron, Implikasi
Harmonisa Dalam Sistem Tenaga Listrik dan
Alternatif Solusinya, Politeknik Negeri Bandung,
Bandung
[14] Tolbert, Leon M, John N Chiasson dan Fang Z Peng,
Modulation Index Regulation of a Multilevel Inverter
for Static Var Compensation, IEEE Transaction on
Power Electronics.
[15] V.T. Somasekhar, K. Gopakumar, a PWM Scheme for
a 3-level Inverter Cascading two 2-level Inverters,
Center for Electronics Design and Technology, Indian
Institute of Science, Bangalore, India,
[16] Walker, Geoffrey R, Modulation and Control of
Multilevel Converters, Department of Computer
Science and Electrical Engineering University of
Queensland, USA, 1999.
[17] __________, Fatec Inverter Aplication Course,
Mitsubishi
[18] __________, http://www.alldatasheet.com
[19] __________, http://www.atmel.com
[20] __________, PSIM Users Guide Version 6.0,
5.2. Saran
1. Optocoupler yang digunakan sebaiknya dipilih yang
memiliki karakteristik waktu tunda yang kecil sehingga
Powersimtech Inc, 2004
akan mengurangi perubahan sinyal picu yang terjadi.
Copyright 2011, TRANSMISI, ISSN 14110814