Disusun Oleh:
Hayati Indah Ibrahim (4315115998)
Hillary Clarinda (4315115984)
Rafhel Nur Ikhsan (4315115992)
Septiana Dwi Putri (4315115988)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, dengan segala kemudahan-kemudahan
sehingga kami berhasil menyelesaikan tugas makalah yang diberikan oleh dosen
mata kuliah Geografi Sejarah, yaitu membuat makalah bertemakan Kontak
Dengan Negara Luar Dalam Bidang Sosial. Adapun tujuan dari dibuatnya
makalah ini adalah selain untuk memenuhi kewajiban sebagai mahasiswa disiplin
yang senantiasa melaksanakan tugas yang diberikan oleh dosen juga sebagai
pondasi dasar agar selama melaksanakan studi empat tahun kedepan kita diberi
kemudahan dalam menangkap ilmu yang diberikan oleh para pengajar.
Penyusun sepenuhnya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna. Seperti peribahasa "Tak ada gading yang tak retak". Mungkin itulah
yang menggambarkan hasil kerja penyusun. Maka dari itu penyusun menerima
saran dan kritikan konstruktif dari pembaca untuk memacu kami supaya lebih
baik dimasa yang akan datang.
Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi penyusun pada
khususnya
dan
pembaca
semua
pada
umumnya
dan
juga agar
dapat
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2Rumusan Masalah .............................................................................. 2
1.3Tujuan Penelitian ................................................................................ 2
BAB II KAJIAN TEORITIS
2.1
2.2
2.3
2.4
Hubungan Internasional......................................................................4
2.5 Arti Penting Hubungan dan Kerjasama Internasional.........................8
2.6 ........................................................................................................... AsasAsas dalam Hubungan Internasional...................................................8
2.7 Perlunya Kerjasama Internasional......................................................9
2.8 Sarana-Sarana Hubungan Internasional Indonesia.............................10
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Hubungan Internasional Indonesia dengan Negara Lain Sebelum Merdeka....
11
3.2 Hubungan Internasional Indonesia dengan Negara Lain Setelah Merdeka
BAB IV KESIMPULAN
4.1
Kesimpulan......................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 28
15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna
diantara makhluk lain. Dengana akal budinya, manusia dapat berpikir dan
menemukan cara-cara yang paling tepat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,
baik kebutuhan sebagai makhluk individual maupun sebagai makhluk sosial.
Salah satu cara yang ditemukan oleh manusia dalam rangka memenuhi
kebutuhannya tersebut adalah kerja sama dan melakukan hubungan. Manusia
sadar bahwa tanpa kerja sama, mereka tidak mungkin memenuhi kebutuhannya
sendiri secara layak.
antar
negara
tersebut
biasa
disebut
dengan
hubungan
bersifat bilateral maupun multilateral dipengaruhi oleh potensi yang dimiliki oleh
setiap negara. Potensi tersebut antara lain adalah kekuatan nasional, jumlah
penduduk, sumber daya, dan letak geografis. Suatu negara dapat mengadakan
hubungan internasional manakala kemerdekaan dan kedaulatannya telah diakui
baik secara de facto maupun de jjure oleh Negara lain.
Negara Indonesia saat ini menjalin hubungan dengan negara-negara lain
baik yang berada di kawasan Asia Tenggara, Asia bahkan menjalin hubunngan
dengan negara uni Eropa dan Amerika. Hubungan antar negara-negara tersebut
sangatlah beragam dan tidak dapat digeneralisir satu sama lain. Untuk itu dalam
makalah ini akan membahas mengenai Hubungan Internasional Indonesia
Dengan Negara Lain Dalam Bidang Sosial sejak sebelum kemerdekaan, awal
kemerdekaan hingga saat ini yang pastinya memiliki perbedaan dari tiap
zamannya. Oleh sebab itu, dengan adanya kerjasama atau hubungan antar
negara satu sama lain dapat saling menyalurkan kelebihan dan menutupi
kekurangan negara tersebut. Dengan demikian, pembangunan di negara kita
maupun di negara lain akan berjalan dengan lancar.
1.2
Rumusan Masalah
Tujuan Penulisan
Dengan di buatnya makalah yang bertemakan Kontak Dengan Negara Luar,
yang
terjalin
pada
masa
sebelum
merdeka,
hingga
sesudah
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1
RENSTRA
(Rrencana
Strategi
Pelaksanaan
Politik
Luar
2.2
2.3
2.4
a. Penjajahan: bangsa yang satu menghisap bangsa lain yang disebabkan oleh
perkembangan kapitalisme. Kapitalisme membutuhkan bahan mentah bagi
industri dalam negeri, oleh karena bahan mentah itu banyak diluar negeri
maka timbul kehendak untuk menguasai wilayah bangsa lain untuk
menghisap kekayaan bangsa lain itu.
b. Saling ketergantungan : hubungan ini terjadi antara negara-negara yang
belum berkembang (negara-negara dunia ke tiga ) dengan negara maju.
Negara
baru
kesejahteraan
merdeka
atau
rakyatnya
negara
mereka
berkembang
melakukan
ingin
hubungan
meningkatkan
ekonomi
manusianya.
Terkait dengan hubungan sama derajat sila kedua Pancasila mengajarkan
bahwa hubungan antar negara atau antar bangsa harus bertolak pada kodrat
manusia. Dalam Pancasila kodrat manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan YME
yang merdeka dan sama derajatnya. Oleh karena itu hubungan antar bangsa
harus diwarnai dengan penghormatan atas kodrat manusia sebagai makhluk
yang
sederajat,
tapa
memandang
idiologi,
bentuk
negara
dan
sistem
dan
paham
yang
tidak
sebagai kepala negara dibantu oleh Menteri dan Departemen Luar Negeri serta
dibantu oleh para Duta dan Konsul yang diangkat oleh Presiden dan dibantu oleh
Duta dan Konsul Negara lain yang diterimanya. Pengankatan Duta dan Konsul
serta penerimaan Duta dan Konsulk negara lain telah diatur dalam pasal 13 UUD
1945, yang berbunyi :
pertimbangan DPR
Ayat 3 Presiden menerima
penempatan
duta
memperhatikan
negara
lain
dengan
satupun
ketergantungan
bangsa
dengan
di
bangsa
dunia
dan
ini
negara
dapat
lain.
membebaskan
Menurut
diri
Mochtar
1.
2.
3.
4.
5.
2.6
1. Asas
Teritorial
yaitu hak
dari
suatu
Negara
atas
wilayahnya,
berhak
yaitu
adanya
kekhawatiran
terancam
kelangsungan
memecahkan
masalah-masalah
ekonomi,politik,hukum,sosial
dan
dengan
individu
tanpa
membedakan
suku,ras,agama
dan
golongan.
2. Antar sesama warga negara dan pemerintah beserta aparatnya dengan
menghormati hak dan kewajibannya.
3. Antar lembaga negara sesuai dengan tugasnya masing-masing.
4. Bangasa Indonesia dengan bangsa lain di dunia saling menghormati
kedaulatan masing-masing.
Secara hukum alam,manusia bersifat interdefedensi, yakni suatu sifat
saling menggantungkan manusia yang satu dengan yang lainnya (makhluk
individu dan makhluk sosial). Salah satu contoh yang mengagambarkan prinsip
asas kekeluargaan bangsa Indonesia adalah asas kepemimpinan Pancasila
yang meliputi ing ngarso sungtolodoing madya mangunkarsa tut wuri handayani.
Ciri-ciri yang berhubungan dengan asas kekeluargaan,antara lain sebagai
berikut:
1.
2.
3.
4.
melaksanakan
ketertiban
dunia
yang
berdasarkan
kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial, seperti tercantum dalam Pembukaan UUD
1945, bangsa Indonesia berusaha dengan sebaik-baiknya membina kerja sama
berdasarkan persaudaraan dengan semua bangsa.
2.8
1.
2.
3.
4.
5.
6.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1
Merdeka
Tiap-tiap negara, dalam menjalankan kehidupannya pasti melakukan
interaksi dan hubungan dengan negara-negara lainnya. Pembangunan dalam
negeri pada suatu negara adalah sesuatu yang amat sangat penting, namun
selain daripada itu, pembangunan dan interaksi keluar juga adalah sesuatu yang
sangat penting. Oleh sebab itu, suatu negara pasti melakukan aktivitas yang
kemudian disebut sebagai politik luar negeri. Secara harafiah, politik luar negeri
dapat diartikan sebagai strategi yang dilakukan oleh suatu negara dalam
berhubungan dengan negara lain guna mencapai suatu tujuan tertentu (Sudarso,
2012).
Maka, Politik luar negeri Republik Indonesia juga kemudian dapat diartikan
sebagai kebijakan yang diambil oleh pemerintah Indonesia yang ditujukan bagi
negara lain, untuk mencapai suatu kepentingan nasional tertentu. Sebuah
contoh sederhana dari politik luar negeri Indonesia adalah politik luar negeri
bebas aktif yang sangat terkenal yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia
pasca kemerdekaan. Kebijakan politik bebas aktif yang dimaksudkan dalam hal
ini adalah kebijakan yang diambil oleh pemerintah Indonesia untuk tidak
memihak blok Barat atau blok Timur yang pada masa itu tengah berkuasa,
sebaliknya, memutuskan untuk berdiri sebagai pihak yang netral (Hatta, 1948).
Dengan kebijakan politik bebas aktif tersebut, Indonesia menyatakan diri
untuk bersikap tidak memihak kedua blok, dan sebaliknya, justru netral, untuk
memperjuangkan kepentingan-kepentingan seperti misalnya menjaga hubungan
dengan Amerika Serikat dan Uni Soviet, sehingga dapat meminta bantuan kedua
negara dalam berbagai hal di waktu yang bersamaan. Politik luar negeri suatu
negara juga dapat diwujudkan berupa kerjasama dalam bidang ekonomi, politik,
sosial
dan
lain
sebagainya.
Salah
satu
diantaranya
adalah
hubungan
pengakuan
internasional. Pemerintah
3.1.1
Pra Kemerdekaan-Pasca
Kemerdekaan
Indonesia adalah tetangga Australia yang terdekat. Hubungan antara
kedua negara ini mempunyai sejarah yang panjang dari sejarah geologi hingga
sejarah manusia. Persamaan antara hewan dan tanaman yang ada di Australia,
Irian Jaya, Nusa Tenggara dan Sulawesi merupakan bukti adanya hubungan
tersebut. Juga terdapat hubungan sosial dan budaya. Cerita mengenai hubungan
ini sudah lama dimulai dalam sejarah manusia.
Ketika bangsa Jepang menjajah Indonesia pada tahun 1942, dibentuklah
pemerintahan Kolonial Belanda dalam pengasingan di Australia. Sebagai anggota
tentara Sekutu, Belanda dan pemerintahannya yang dalam pengasingan
tersebut mendapatkan kekuasaan ekstra teritorial serta dibantu oleh Pemerintah
Australia.
Oleh karena adanya penjajahan Jepang tersebut, banyak pengungsi
Indonesia yang berkumpul di Australia. Di antara pengungsi ini ada pelaut dan
pramugara Indonesia dari kapal-kapal Belanda, dan ada juga tentara Indonesia
dari angkatan bersenjata Belanda, serta petugas dan pegawai kesehatan.
Pada tahun 1943 Belanda mengangkut 500 orang lebih ke Australia, baik
pria, wanita dan anak-anak, dari perkampungan tawanan di Tanah Merah. Juga,
Belanda bermaksud untuk mengasingkan para tawanan ini di Australia.
Para tawanan ini berhasil menyampaikan surat kepada seorang Australia
pekerja pelabuhan dan kemudian juga kepada seorang pegawai kereta api.
Surat-surat ini berisi penjelasan mengenai maksud Belanda tersebut di atas dan
mereka meminta bantuan kepada masyarakat Australia. Tanggapan terhadap
surat ini cepat dan kuat. Serikat Buruh Australia melakukan kampanye secara
bersemangat dan berhasil membebaskan para tawanan ini.
Mereka juga membantu orang-orang Indonesia yang terdampar di
Australia akibat Perang Dunia, untuk mengatur pemberian dukungan bagi
negaranya. Sesudah Indonesia menyatakan kemerdekaannya pada tanggal 17
Agustus 1945, semakin bersemangatlah kampanye yang dilakukan oleh Serikat
Buruh di Australia. Serikat Buruh tersebut menekan Pemerintah Australia agar
mendukung perjuangan kemerdekaan Indonesia. Australia merupakan salah satu
dari negara-negara yang pertama mengakui hak Indonesia untuk merdeka.
Usaha-usaha Pemerintah Belanda untuk meneguhkan kembali kendali
kolonialnya di Indonesia di antara tahun 1945 dan 1949 benar-benar dihalangi
oleh Serikat Buruh dan oleh Pemerintah Australia yang waktu itu dikuasai Partai
Buruh. Kapal-kapal Belanda tidak diberi bahan bakar, dan para pekerja
pelabuhan tidak mau menaikkan muatan bahan persediaan ke atas kapal
Belanda.
Al Azhar
yang
membolehkan
mahasiswa
Hindia
Belanda
mendirikan
sebuah
konferensi
kerja
yang
dihadiri
oleh
perwakilan
Perpindom
sepenuhnya terbalas oleh sikap serta penilaian serupa dari Amerika terhadap
Indonesia.
Dalam masa perang dingin Indonesia telah menentukan untuk menganut
politik luar negeri yang bebas-aktif. Itu berarti bahwa Indonesia tidak berpihak
kepada blok Barat maupun blok Komunis, tetapi mengambil sikap sama jauh
dengan landasan kepentingan nasional. Sudah tentu sikap Indonesia itu tidak
disenangi AS maupun Uni Soviet, terutama karena posisi geopolitik dan
geostrategi negara Indonesia Itu merupakan alasan kuat bagi AS untuk lebih
memihak Belanda sebagai anggota blok Barat dari pada mendukung Indonesia
yang bersifat netral.
Dalam perkembangan selanjutnya hubungan Indonesia-AS tidak menjadi
lebih mudah. Perang Dingin makin menguat sedangkan Indonesia telah
menetapkan diri sebagai negara non-blok yang menganut politik luar negeri
bebas-aktif. Bagi AS sikap non-blok (non-alignment) dinilai amoral, sebagaimana
dinyatakan John Foster Dulles, menteri luar negeri AS pada tahun 1950-an.
Mengingat pentingnya Indonesia dalam konstelasi internasional, baik karena
jumlah penduduknya yang besar (pada tahun 1950-an sudah sekitar 150 juta
orang), banyaknya sumberdaya alam yang dikandung buminya maupun karena
berada di posisi silang yang amat strategis antara dua samudera dan dua benua,
maka blok Barat dan khususnya AS berkepentingan Indonesia berada di
pihaknya menghadapi blok Komunis.
Hubungan Indonesia dengan AS mengalami perubahan positif ketika pada
tahun 1965 Indonesia dapat mengalahkan pemberontakan komunis kedua dan
mengakhiri riwayat Partai Komunis Indonesia (PKI) yang telah menjadi partai
komunis terbesar di dunia di luar negara komunis. Meskipun selalu ada insinuasi,
baik dari pihak pendukung PKI maupun dari AS sendiri, bahwa tindakan Indonesia
itu merupakan hasil dari pengaruh AS, namun dalam kenyataan Indonesia telah
bertindak
sepenuhnya
karena
kehendak
sendiri
untuk
menyelamatkan
keras sesuai kepentingannya. Perubahan sikap AS itu mau tidak mau juga
berpengaruh
terhadap
hubungannya
dengan
Indonesia.
Tidak
mungkin
yang
lebar
bagi
AS
untuk
mewujudkan
kehendaknya,
yaitu
mengaku
nonalignment,
Indonesia
juga
mengakui
pentingnya
kehadiran militer dan politik Amerika Serikat di Asia Tenggara dalam menjaga
keseimbangan daerah kekuasaan. Amerika Serikat dilihat Indonesia sebagai
untuk
mempromosikan
perdamaian,
stabilitas
dan
kemakmuran
Soekarno.
memutuskan
Namun,
hubungan
setelah
diplomatik
itu
kedua
pemerintahan
negara
pada
Presiden
1967,
Soeharto
meskipun
cukup
luas.
Negara
tersebut
juga
dikenal
kuat
dalam
bidang
industri,
bilateral ini melakukan kerja sama dalam bidang sosial dan kesejahteraan, kedua
pemimpin negara juga bersepakat terus menggalang kerjasama khususnya di
bidang ketenagakerjaan. Kedua negara sepakat untuk melakukan pengelolaan
secara lebih baik lagi melalui kebijakan dan langkah-langkah kerjasama di bidang
ketenagakerjaan tersebut.
Kerjasama itu sendiri, untuk selanjutnya akan ditindaklanjuti di tingkat
menteri dan organisasi-organisasi pemerintahan termasuk diantara kalangan
dunia usaha baik swasta maupun milik negara. Kedua belah pihak, menurut dia,
telah menunjukkan kesungguhan untuk menindak lanjuti kesepakatan yang telah
terbentuk, baik antara dua pemerintahan maupun antara kalangan dunia usaha.
3.2.4 Kerjasama Indonesia Singapura
Indonesia dan Singapura sepakat membentuk enam kelompok kerja atau
Working Group guna meningkatkan kerja sama ekonomi di antara kedua negara.
Kesepakatan tersebut dicapai dalam Leaders` Retreat selama tiga jam antara
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri Lee Hsien Loong di
Botanic Garden, Singapura, Senin. Sementara dalam bidang tenaga kerja,
Indonesia berharap agar tenaga kerja terampil atau kaum profesional semakin
mendapatkan tempat dalam pasar tenaga kerja Singapura.
3.2.5 Hubungan Indonesia Australia
Kerja sama antara Pemerintah Australia-Indonesia dan hubungan antara
kedua bangsa telah semakin meningkat. Pemerintah kedua negara bekerja keras
untuk membina saling pengertian antara bangsa Indonesia dan Australia.
Sehubungan dengan hal tersebut, sedang dikembangkan hubungan yang lebih
akrab dalam perniagaan, politik, pendidikan, kesenian, media dan komunikasi,
olahraga dan profesi.
Sejak kemerdekaan Indonesia, kedua negara telah memiliki hubungan
diplomatik, kerja sama formal (khususnya dalam bidang konservasi ikan,
penegakan hukum, dan keadilan), kerja sama keamanan, perluasan hubungan
perjanjian, keanggotaan bersama di forum regional, dan keanggotaan bersama
di sejumlah perjanjian multilateral.
Pada
tahun
20012002
Australia
akan
menyediakan
bantuan
terutama ke Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur dan Irian Jaya sebab
daerah-daerah ini merupakan daerah yang paling miskin dan paling ketinggalan
di Indonesia. Kebanyakan bantuan Australia berbentuk program pendidikan dan
pelatihan. Dalam sektor pendidikan di Indonesia, Australia menyediakan program
beasiswa yang terbesar.
Perdagangan antara kedua negara terus tumbuh setiap tahun. Pada tahuntahun terakhir, komitmen bantuan Australia semakin besar untuk Indonesia, dan
Australia telah menjadi destinasi pendidikan populer bagi pelajar Indonesia. Pada
tahun 2008-09, Indonesia merupakan penerima bantuan terbesar Australia
dengan nilai AUD462 juta.
3.2.6
Hubungan IndiaIndonesia
Meningkatkan pemahaman budaya kedua negara melalui kerja sama di
sektor
pariwisata,
kesenian,
media,
olahraga
dan
pertukaran
pemuda.
3.2.7
Hubungan IndonesiaJepang
dengan ekspedisi Utsmaniyah ke Aceh pada abad ke-16 sebagai tanggapan atas
massa
Hizbut
Tahrir
di
Jakarta
yang
menuntut
diantaranya
agar
ekonomi
yang
menyangkut
investasi.
dalam
penyelesaian
dan
perdamaian
di
Palestina,
diantaranya
keikutsertaan
Indonesia
dalam
konfrensi
rekonstruksi
Gaza
yang
antar manusia.
dengan
pengiriman
warga
perempuan
Palestina
ke
Keikutsertaan
Indonesia
mendapatkan
apresiasi
negara-negera
dari
dikancah
internasional
sahabat,
hal
ini
seringkali
dikarenakan
organisasi
internasional dalam
bidang
sosial
dimana
internasional,
hukum internasional,
keadilan
sosial,
hak
asasi
salah
satu
ASEAN
pendiri
adalah
terbentuknya
untuk
organisasi
meningkatkan
ASEAN.
pertumbuhan
Tujuan
ekomoni,
- Pembentukan
Jejaring
untuk
mencegah
dan
memerangi
perdagangan
sesuai
dengan
komitmen
dari
gerakan
reformasi
untuk
Indonesia
untuk
menerapkan
reformasi
ekonomi
telah
perjanjian
kerjasama
UNICEF
dan
pemerintah
Indonesia
kemudian
fokus
berkembang
pada
masalah-masalah
lain
yang
Bersama
dengan
mitra-mitranya
UNICEF
berhasil
membantu
Anak
dan
Keadaan
Darurat.
Kerjasama
untuk
tahun
2010
adalah
untuk
mengurangi
kemiskinan,
pemberdayaan
wanita,
yang
sangat
diperlukan
untuk
memperbaiki
kesehatan
anak
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Hubungan Internasional merupakan kegiatan interaksi manusia antar
bangsa baik secara individual maupun kelompok, ahli hukum mengatakan bahwa
hubungan internasional adalah hubungan antara bangsa.
Hubungan
internasional
Indonesia
secara
social
sebelum
merdeka
terhadap negara tetangga khususnya adalah untuk meminta bantuan agar bisa
dapat membantu Indonesia untuk memerdekakan bangsanya. Sedangkan, pada
saat sedudah kemerdekaan hubungan internasional Indonesia terhadap negara
luar salah satu contohnya adalah menjadi anggota UNICEF, UNICEF tetap
dianggap mitra Indonesia yang berkomitmen untuk memperbaiki hidup anakanak dan wanita di seluruh nusantara. Prioritas awal UNICEF adalah memberikan
pelayanan
dan
persediaan
yang
sangat
diperlukan
untuk
memperbaiki
dan kedaulatannya, baik secara de facto maupun de jure telah diakui oleh
negara lain.
DAFTAR PUSTAKA
http://yleinussa.mhs.uksw.edu/2012/11/kerjasama-negara-indonesiadengan.html
http://www.kemlu.go.id/melbourne/Pages/News.aspx?IDP=6820&l=id
2009)
http://www.dephan.go.id/modules.php?name=News&file=article&sid=4788
negara-negara-besar-cina-dan-amerika-serikat/
http://id.wikipedia.org/wiki/Hubungan_luar_negeri_Indonesia
http://id.wikipedia.org/wiki/Hubungan_Amerika_Serikat_dengan_Indonesia
http://anita-irawan.blogspot.com/2012/01/artikel-kerjasama-negara-negaraasean.html