Anda di halaman 1dari 2

Operator Kerap Disadap, Perlu Enkripsi

Khusus

JAKARTA - Kasus penyadapan operator telekomunikasi di Indonesia sudah dua kali


terkuak oleh mantan agen National Securtiy Agency (NSA) dan masih berlanjut
hingga saat ini. Menyoal sistem keamanan perusahaan operator, perlukah
ditingkatkan lebih lagi?
Seperti yang dikatakan oleh pengamat telekomunikasi Heru Sutadi beberapa waktu
lalu, perlu adanya enkripsi khusus untuk mengamankan jaringan telekomunikasi,
terlebih untuk presiden dan pejabat negara.
Namun bagi perusahaan operator telekomunikasi, seperti dikatakan CEO Indosat
Alexander Rusli, hanya perlu menggunakan pengamanan standar internasional yang
sudah ditetapkan.
Pengacakan data untuk tujuan pengamanan, atau yang biasa disebut enkripsi,
sudah dilakukan Indosat sesuai dengan standar internasional dengan sertifikat ISO
27001. "Enkripsi, kita sudah melakukan enkripsi sebagaimana yang ditetapkan, kita
ikuti standar internasional. Kita nggak bisa buat enkripsi khusus sendiri," kata Alex
di kantor pusat Indosat, Senin (24/2/2014).

Jika penyadapan terjadi pada kepala negara dan stafnya, mengutip pernyataan Heru
Sutadi, seharusnya saluran dan perangkat telekomunikasi presiden dirancang
khusus dengan enkripsi khusus pula.
Hal ini didukung dengan pernyataan Indosat melalui keterangan resminya, bahwa
jaringan telekomunikasi yang menyangkut pemerintahan seharusnya disalurkan
menggunakan jaringan tersendiri.
"Setiap komunikasi militer, pertahanan, dan komunikasi rahasia negara seharusnya
disalurkan menggunakan jaringan private pemerintahan, dan harus dienkripsi
dengan standar teknologi militer dan pertahanan," demikian keterangan tertulis.
Sedangkan jaringan telekomunikasi yang dioperasikan oleh operator telekomunikasi
Indonesia, menggunakan jaringan komersial dengan standar internasional
penggunaan perangkat yang telah disertifikasi oleh pihak yang berwenang di
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai