Anda di halaman 1dari 2

1

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Rumput laut adalah komoditas hasil perairan yang banyak dimanfaatkan
sebagai sumber alginat, karagenan, ataupun agar-agar dalam berbagai industri,
seperti industri makanan, farmasi, dan kosmetik. Yuan et al. (2005) melaporkan
bahwa rumput laut mengandung komponen bioaktif yang berpotensi sebagai
sumber antioksidan alami.
Antioksidan adalah senyawa yang dapat menghambat reaksi oksidasi
dengan mengikat radikal bebas dan molekul yang sangat reaktif. Radikal bebas
dalam tubuh manusia terbentuk melalui proses metabolisme sel normal,
kekurangan gizi, polusi lingkungan, sinar ultraviolet, dan asap rokok. Reaktivitas
senyawa radikal bebas menyebabkan terbentuknya senyawa radikal baru.
Senyawa tersebut juga akan membentuk senyawa radikal baru apabila bertemu
dengan molekul lainnya sehingga terjadi reaksi berantai. Reaksi tersebut dapat
dihentikan oleh senyawa antioksidan (Youngson 1998).
Antioksidan merupakan parameter penting untuk memantau kesehatan
seseorang. Tubuh manusia memiliki sistem antioksidan untuk menangkal
reaktivitas radikal bebas, yang secara berlanjut dibentuk oleh tubuh. Jika jumlah
senyawa oksigen reaktif ini melebihi jumlah antioksidan dalam tubuh,
kelebihannya akan menyerang komponen lipida, protein maupun DNA sehingga
mengakibatkan kerusakan-kerusakan yang disebut dengan stress oksidatif
(Winarsi 2007). Stress oksidatif dapat dicegah dengan meningkatkan jumlah
antioksidan dalam tubuh. Antioksidan dapat diperoleh dari berbagai makanan
yang mengandung senyawa aktif tumbuhan. Senyawa tersebut dapat digolongkan
dalam kelompok senyawa fenol, amin, dan amino fenol (Ketaren 2008).
Kandungan senyawa organik dari jaringan tumbuhan dapat diperoleh
melalui ekstraksi menggunakan pelarut nonpolar, semipolar, dan polar
(Harborne 1987). Chandini et al. (2008) menyatakan bahwa aktivitas antioksidan
rumput laut dipengaruhi oleh jenis pelarut yang digunakan. Ekstrak rumput laut
coklat yang dihasilkan menggunakan pelarut yang bersifat polar, semi polar, dan
nonpolar menunjukan nilai aktivitas antioksidan yang berbeda.

Padina australis merupakan salah satu jenis rumput laut coklat yang
tumbuh di perairan Indonesia. Santoso (2003) melaporkan bahwa P. australis
mengandung senyawa bioaktif yang berpotensi sebagai sumber antioksidan.
Rumput laut tersebut hingga saat ini belum dimanfaatkan oleh masyarakat.
Konsumsi rumput laut masyarakat Indonesia sangat berbeda dengan masyarakat
Jepang. Menurut Burtin (2003) tingkat konsumsi rumput laut masyarakat Jepang
rata-rata 1,4 kg (bk) perkapita.
1.2 Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk :
a.

menentukan komposisi proksimat (air, abu, lemak, dan protein), abu tak larut
asam, dan serat pangan Padina australis

b.

mengetahui pengaruh perbedaan jenis pelarut terhadap rendemen, kandungan


total fenol, senyawa fitokimia, dan aktivitas antioksidan ekstrak P. australis.

Anda mungkin juga menyukai