UNTUK GURU
SMA/SMK
Diterbitkan oleh:
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan
dan Penjaminan Mutu Pendidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
2014
SMA/SMK
SAMBUTAN
KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Kurikulum 2013 pada tahun 2014 mulai
dilaksanakan pada semua sekolah. Kurikulum 2013 merupakan pengembangan dari kurikulum
sebelumnya untuk merespon berbagai tantangan internal dan eksternal.
Titik tekan pengembangan Kurikulum 2013 adalah penyempurnaan pola pikir, penguatan tata kelola
kurikulum, pendalaman dan perluasan materi, penguatan proses pembelajaran, dan penyesuaian
beban belajar agar dapat menjamin kesesuaian antara apa yang diinginkan dengan apa yang
dihasilkan. Pengembangan kurikulum menjadi amat penting sejalan dengan kontinuitas kemajuan
ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni budaya serta perubahan masyarakat pada tataran lokal,
nasional, regional, dan global di masa depan. Aneka kemajuan dan perubahan itu melahirkan
tantangan internal dan eksternal pada bidang pendidikan. Karena itu, implementasi Kurikulum 2013
merupakan langkah strategis dalam menghadapi globalisasi dan tuntutan masyarakat Indonesia masa
depan.
Pengembangan Kurikulum 2013 dilaksanakan atas dasar beberapa prinsip utama. Pertama, standar
kompetensi lulusan diturunkan dari kebutuhan. Kedua, standar isi diturunkan dari standar
kompetensi lulusan melalui kompetensi inti yang bebas mata pelajaran. Ketiga, semua mata
pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta
didik. Keempat, mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai. Kelima, semua mata
pelajaran diikat oleh kompetensi inti. Keenam, keselarasan tuntutan kompetensi lulusan, isi, proses
pembelajaran, dan penilaian. Aplikasi yang taat asas dari prinsip-prinsip ini menjadi sangat esensial
dalam mewujudkan keberhasilan implementasi Kurikulum 2013.
Untuk menjamin keterlaksanaan implementasi Kurikulum 2013, maka kepada semua guru dan
kepala sekolah di semua sekolah, serta pengawas diberikan pelatihan implementasi Kurikulum 2013.
Pelatihan sudah dimulai pada tahun 2013 dan berlanjut pada tahun 2014 dan 2015 untuk semua
mata pelajaran. Mengingat jumlah peserta pelatihan yang sangat besar, maka pelatihan ini
melibatkan semua stakeholder pendidikan baik di Pusat maupun Daerah.
Mudah-mudahan pelatihan implementasi Kurikulum 2013 ini bisa berjalan dengan baik dan lancar.
Akhirnya, kepada semua pihak yang telah mendedikasikan dirinya dalam memberikan kontribusi dan
mempersiapkan pelatihan Kurikulum 2013, saya mengucapkan banyak terima kasih. Semoga
bermanfaat untuk mencerdaskan bangsa Indonesia.
SYAWAL GULTOM
NIP 196202031987031002
SMA/SMK
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas selesainya Panduan Pelatihan
Implementasi Kurikulum 2013. Panduan ini merupakan panduan wajib dalam rangka pelatihan calon
instruktur, dan guru untuk memahami Kurikulum 2013 dan kemudian mengiimplementasikannya
dalam proses pembelajaran di sekolah.
Kurikulum 2013 ini diberlakukan secara bertahap mulai tahun ajaran 2013-2014 melalui pelaksanaan
terbatas, khususnya bagi sekolah-sekolah yang sudah siap melaksanakannya. Pada Tahun Ajaran
2013/2014, Kurikulum 2013 dilaksanakan secara terbatas untuk Kelas I, IV, VII, dan X. Pada Tahun
ajaran 2014/2015 akan dilaksanakan oleh semua sekolah untuk kelas I, II, IV, V, VII, IX, dan X. Ajaran
2015/2016 diharapkan Kurikulum 2013 telah dilaksanakan di seluruh kelas I sampai dengan Kelas XII.
Menjelang implementasi Kurikulum 2013, penyiapan tenaga guru dan tenaga kependidikan lainnya
sebagai pelaksana kurikulum di lapangan perlu dilakukan. Sehubungan dengan itu, Badan
Pengembangan Sumberdaya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan
(BPSDMPK dan PMP), telah menyiapkan strategi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bagi guru,
kepala sekolah, dan pengawas.
Pada tahun 2014 pelatihan dilakukan bagi pengawas SD/SMP/SMA/SMK, kepala sekolah
SD/SMP/SMA/SMK, dan guru Kelas I, II, IV, V, VII, IX, dan X. Guna menjamin kualitas pelatihan
tersebut, maka Badan PSDMPK dan PMP telah menyiapkan Buku 1 Panduan untuk Narasumber
Nasional dan Instruktur Nasional, dan Buku 2 Modul Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
sesuai dengan kelas, mata pelajaran, dan jenjang pendidikan. Modul ini diharapkan dapat membantu
semua pihak menjalankan tugas dalam Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013.
Saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan atas partisipasi aktif kepada pejabat dan staf di
jajaran BPSDMPK dan PMP, dosen perguruan tinggi, konsultan, widyaiswara, pengawas, kepala
sekolah, dan guru yang terlibat di dalam penyusunan modul-modul tersebut di atas.
UNIFAH ROSYIDI
NIP. 19620405 198703 2 001
SMA/SMK
DAFTAR ISI
Halaman
SAMBUTAN
ii
KATA PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI
iv
A.
B.
C.
D.
DAFTAR PUSTAKA
SMA/SMK
MATERI PELATIHAN 1
KONSEP KURIKULUM 2013
1.1 RASIONAL DAN ELEMEN PERUBAHAN KURIKULUM
1.2 SKL, KI, DAN KD DAN STRATEGI IMPLEMENTASI
KURIKULUM 2013
1.3 PENDEKATAN PEMBELAJARAN, PENILAIAN, DAN MODELMODEL PADA KURIKULUM 2013
SMA/SMK
MATERI PELATIHAN 1
KONSEP KURIKULUM 2013
A. Pengantar
Kurikulum merupakan salah satu unsur yang memberikan kontribusi untuk mewujudkan proses
berkembangnya kualitas potensi peserta didik tersebut. Kurikulum 2013 dikembangkan berbasis
pada kompetensi sangat diperlukan sebagai instrumen untuk mengarahkan peserta didik menjadi:
(1) manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu
berubah; (2) manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri; dan (3) warga negara yang demokratis,
bertanggung jawab.
Pada materi pelatihan ini Anda mempelajari konsep Kurikulum 2013 yang meliputi rasional dan
elemen perubahan kurikulum, SKL, KI, KD, strategi implementasi Kurikulum 2013, serta
pendekatan pembelajaran dan penilaian pada Kurikulum 2013.
B. Kompetensi
Peserta pelatihan dapat:
1. Memahami secara utuh rasional kurikulum 2013;
2. Memahami secara utuh elemen perubahan kurikulum 2013;
3. Memahami keterkaitan antara SKL, KI, dan KD pada kurikulum 2013;
4. Memahami secara utuh strategi implementasi kurikulum 2013;
5. Mendeskripsikan konsep pendekatan scientific dalam pembelajaran PJOK;
6. Mendeskripsikan konsep penilaian authentic pada proses dan hasil belajar;
7. Mendeskripsikan model-model pembelajaran kurikulum 2013.
C. Lingkup materi
1. Rasional kurikulum 2013
2. Elemen perubahan kurikulum 2013
3. Standar nasional pendidikan
a. Standar kompetensi lulusan (SKL)
b. Standar isi yang berisi kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD)
c. Standar proses
d. Standar penilaian
4. Strategi implementasi kurikulum 2013
5. Pendekatan scientific
6. Penilaian authentic
7. Model-model pembelajaran
D. Indikator
1. Menerima rasional pengembangan kurikulum 2013 dalam kaitannya dengan perkembangan
masa depan.
2. Menjelaskan rasional pengembangan kurikulum 2013 dalam kaitannya dengan perkembangan
masa depan.
3. Menjelaskan permasalahan kurikulum 2006 (KTSP).
4. Mengidentifikasi kesenjangan kurikulum antara kondisi saat ini dengan kondisi ideal.
5. Menjelaskan alasan pengembangan kurikulum.
6. Menerima empat elemen perubahan kurikulum 2013 yang mencakup: SKL, SI, standar proses,
dan standar penilaian.
7. Menjelaskan empat elemen perubahan kurikulum 2013 yang mencakup: SKL, SI, standar
proses, dan standar penilaian.
SMA/SMK
Pemaparan 1
Pemaparan 2
Pemaparan 3
Menyimpulkan
hasil diskusi
Diskusi konsep
kurikulum
Presentasi hasil
diskusi
1. Pemaparan 1
Fasilitator memaparkan rasional dan elemen perubahan kurikulum.
2. Pemaparan 2
Fasilitator memaparkan SKL, KI, dan KD dan strategi implementasi kurikulum 2013.
3. Pemaparan 3
Fasilitator memaparkan pendekatan, penilaian, dan model-model pembelajaran pada
kurikulum 2013.
4. Diskusi
Peserta mendiiskusikan tentang konsep kurikulum 2013.
5. Pemaparan hasil diskusi
Peserta mempresentasikan hasil diskusi tentang konsep kurikulum 2013.
6. Menyimpulkan hasil diskusi
Peserta enyimpulkan hasil diskusi tentang materi konsep kurikulum 2013.
SMA/SMK
G. Lembar Kegiatan
LK-1.1
ANALISIS KONSEP KURIKULUM 2013
Tujuan:
Mendiskusikan rasional dan elemen perubahan kurikulum, SKL, KI dan KD, strategi implementasi
Kurikulum 2013 serta pendekatan, model pembelajaran dan penilaian pada Kurikulum 2013
Langkah Kerja:
1. Cermati hand-out konsep kurikulum 2013 serta Permendikbud tahun 2013 yang terkait dengan Standar
Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian !
2. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut melalui diskusi kelompok dan tuliskan jawaban hasil diskusi pada
kolom yang tersedia!
Pertanyaan
Jawaban
SMA/SMK
H. Hand Out
HO-1.1
RASIONAL PENGEMBANGAN DAN ELEMEN PERUBAHAN KURIKULUM 2013
A. Rasional Pengembangan Kurikulum 2013
1. Latar Belakang Perlunya Pengembangan Kurikulum 2013
Penyelenggaraan pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-undang Nomor
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diharapkan dapat mewujudkan proses
berkembangnya kualitas pribadi peserta didik sebagai generasi peneru, yang diyakini akan
menjadi faktor determinan bagi tumbuh kembangnya bangsa dan negara Indonesia sepanjang
zaman.
Dari sekian banyak unsur sumber daya pendidikan, kurikulum merupakan salah satu unsur
yang memberikan kontribusi yang signifikan untuk mewujudkan proses berkembangnya
kualitas potensi peserta didik. Jadi tidak dapat disangkal lagi bahwa kurikulum yang
dikembangkan dengan berbasis pada kompetensi sangat diperlukan sebagai instrumen untuk
mengarahkan peserta didik menjadi: (1) manusia berkualitas yang mampu dan proaktif
menjawab tantangan zaman yang selalu berubah; dan (2) manusia terdidik yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri; dan (3) warga negara yang demokratis,bertanggung jawab.
Kurikulum sebagaimana yang ditegaskan dalam Pasal 1 Ayat (19) Undang-undang Nomor 20
Tahun 2003 adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Pengembangan Kurikulum 2013
merupakan langkah lanjutan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah
dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan secara terpadu.
2. Rasional Pengembangan Kurikulum 2013
Pengembangan kurikulum perlu dilakukan karena adanya berbagai tantangan yang dihadapi,
baik tantangan internal maupun tantangan eksternal. Lebih lanjut di bawah ini penjelasannya.
a. Tantangan Internal
Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dengan tuntutan
pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi
standar pengelolaan, standar biaya, standar sarana prasarana, standar pendidik dan tenaga
kependidikan, standar isi, standar proses, standar penilaian, dan standar kompetensi
lulusan. Tantangan internal lainnya terkait dengan faktor perkembangan penduduk
Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif.
SMA/SMK
SMA/SMK
Kemampuan berkomunikasi
Kemampuan berpikir jernih dan kritis
Kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu
permasalahan
Kemampuan menjadi warga negara yang bertanggungjawab
Kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap
pandangan yang berbeda
Kemampuan hidup dalam masyarakat yang mengglobal
Memiliki minat luas dalam kehidupan
Memiliki kesiapan untuk bekerja
Memiliki kecerdasan sesuai dengan bakat/minatnya
Memiliki rasa tanggungjawab terhadap lingkungan
Persepsi Masyarakat
Perkelahian pelajar
Narkoba
Korupsi
Plagiarisme
Kecurangan dalam Ujian (Contek, Kerpek..)
Gejolak masyarakat (social unrest)
SMA/SMK
STRUKTUR KURIKULUM
STRUKTUR KURIKULUM
STANDAR KOMPETENSI
LULUSAN
STANDAR
PENILAIAN
STANDAR KOMPETENSI
LULUSAN
STANDAR
PROSES
PEDOMAN
STANDAR
PENILAIAN
PEDOMAN
SILABUS
SILABUS
RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN
Oleh Satuan Pendidikan
BUKU TEKS
SISWA
PEMBELAJARAN &
PENILAIAN
RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN
BUKU TEKS
SISWA
PEMBELAJARAN &
PENILAIAN
KEBUTUHAN
STANDAR
PENILAIAN
SILABUS
PANDUAN
GURU
Oleh Satuan
Pendidikan
BUKU TEKS
SISWA
PEMBELAJARAN &
PENILAIAN (KTSP)
Formatted: Centered
SMA/SMK
Analisis hasil TIMSS tahun 2007 dan 2011 di bidang matematika dan IPA untuk peserta didik
kelas 2 SMP juga menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda. Untuk bidang matematika,
lebih dari 95% peserta didik Indonesia hanya mampu mencapai level menengah, sementara
misalnya di Taiwan hampir 50% peserta didiknya mampu mencapai level tinggi dan
advance. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa yang diajarkan di Indonesia berbeda
dengan apa yang diujikan atau yang distandarkan di tingkat internasional (Gambar 7).
SMA/SMK
Hasil studi internasional untuk reading dan literacy (PIRLS) yang ditujukan untuk kelas IV SD
juga menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda dengan hasil studi untuk tingkat SMP
seperti yang dipaparkan terdahulu. Dalam hal membaca, lebih dari 95% peserta didik
Indonesia di SD kelas IV juga hanya mampu mencapai level menengah, sementara lebih dari
50% siswa Taiwan mampu mencapai level tinggi dan advance. Hal ini juga menunjukkan
bahwa apa yang diajarkan di Indonesia berbeda dengan apa yang diujikan dan distandarkan
pada tingkat internasional (Gambar 9).
SMA/SMK
Tabel 3: Perbandingan Kurikulum Matematika SMP Kelas VIII dan Materi TIMSS
Hal yang sama juga terjadi di kurikulum matematika kelas IV SD pada studi internasional di
mana juga terdapat topik yang belum diajarkan pada kelas IV dan topik yang sama sekali
tidak terdapat di dalam kurikulum saat ini, seperti bisa dilihat pada Tabel 4.
SMA/SMK
3. Tujuan Kurikulum
Tujuan Pendidikan Nasional sebagaimana telah dirumuskan dalam Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Secara
singkatnya, undang-undang tersebut berharap pendidikan dapat membuat peserta didik
menjadi kompeten dalam bidangnya. Di mana kompeten tersebut, sejalan dengan tujuan
pendidikan nasional yang telah disampaikan di atas, harus mencakup kompetensi dalam ranah
sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagaimana dijelaskan dalam penjelasan pasal 35
undang-undang tersebut.
Sejalan dengan arahan undang-undang tersebut, telah pula ditetapkan visi pendidikan tahun
2025 yaitu menciptakan insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif. Cerdas yang dimaksud di
sini adalah cerdas komprehensif, yaitu cerdas spiritual dan cerdas sosial/emosional dalam
ranah sikap, cerdas intelektual dalam ranah pengetahuan, serta cerdas kinestetis dalam ranah
keterampilan.
Dengan demikian, Kurikulum 2013 dirancang dengan tujuan untuk mempersiapkan insan
Indonesia supaya memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warganegara yang beriman,
produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan peradaban dunia. Kurikulum adalah instrumen
pendidikan untuk dapat membawa insan Indonesia memiliki kompetensi sikap, pengetahuan,
dan keterampilan sehingga dapat menjadi pribadi dan warga negara yang produktif, kreatif,
inovatif, dan afektif
4. Kerangka Dasar Kurikulum 2013
Kerangka dasar adalah pedoman yang digunakan untuk mengembangkan dokumen kurikulum,
implementasi kurikulum, dan evaluasi kurikulum. Kerangka Dasar juga digunakan sebagai
pedoman untuk mengembangkan kurikulum tingkat nasional, daerah, dan KTSP.
a. Landasan Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan landasan yuridis, landasan filosofis, dan
landasan empirik, dan landasan teoretis. Landasan yuridis merupakan ketentuan hukum
yang dijadikan dasar untuk pengembangan kurikulum. Landasan filosofis adalah landasan
yang mengarahkan kurikulum kepada manusia apa yang akan dihasilkan kurikulum.
Landasan empirik memberikan arahan berdasarkan pelaksanaan kurikulum yang sedang
berlaku di lapangan. Landasan teoritik memberikan dasar-dasar teoritik pengembangan
kurikulum sebagai dokumen dan proses
1) Landasan Yuridis
Landasan yuridis kurikulum adalah Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, Undangundang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan
Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, dan Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi
Lulusan dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang
Standar Isi.Lebih lanjut, pengembangan Kurikulum 2013 diamanatkan oleh Rencana
Pendidikan Pendidikan Menengah Nasional (RJPMN). Landasan yuridis pengembangan
SMA/SMK
Kurikulum 2013 lainnya adalah Instruksi Presiden Republik Indonesia tahun 2010
tentang Pendidikan Karakter, Pembelajaran Aktif dan Pendidikan Kewirausahaan.
2) Landasan Filosofis
Secara singkat kurikulum adalah untuk membangun kehidupan masa kini dan masa akan
datang bangsa, yang dikembangkan dari warisan nilai dan prestasi bangsa di masa lalu,
serta kemudian diwariskan serta dikembangkan untuk kehidupan masa depan. Ketiga
dimensi kehidupan bangsa, masa lalu-masa sekarang-masa yang akan datang, menjadi
landasan filosofis pengembangan kurikulum. Pewarisan nilai dan pretasi bangsa di masa
lampau memberikan dasar bagi kehidupan bangsa dan individu sebagai anggota
masyarakat, modal yang digunakan dan dikembangkan untuk membangun kualitas
kehidupan bangsa dan individu yang diperlukan bagi kehidupan masa kini, dan
keberlanjutan kehidupan bangsa dan warga negara di masa mendatang. Dengan tiga
dimensi kehidupan tersebut, kurikulum selalu menempatkan peserta didik dalam
lingkungan sosial-budayanya, mengembangkan kehidupan individu peserta didik sebagai
warga negara yang tidak kehilangan kepribadian dan kualitas untuk kehidupan masa kini
yang lebih baik, dan membangun kehidupan masa depan yang lebih baik lagi.
3) Landasan Empirik
Sebagai negara bangsa yang besar dari segi geografis, suku bangsa, potensi ekonomi,
dan beragamnya kemajuan pembangunan dari satu daerah ke daerah lain, sekecil
apapun ancaman disintegrasi bangsa masih tetap ada. Maka, kurikulum harus mampu
membentuk manusia Indonesia yang mampu menyeimbangkan kebutuhan individu dan
masyarakat untuk memajukan jatidiri sebagai bagian dari bangsa Indonesia dan
kebutuhan untuk berintegrasi sebagai satu entitas bangsa Indonesia.
Berbagai elemen masyarakat telah memberikan kritikan, komentar, dan saran berkaitan
dengan beban belajar siswa, khususnya siswa sekolah dasar. Beban belajar ini bahkan
secara kasatmata terwujud pada beratnya beban buku yang harus dibawa ke sekolah.
Beban belajar ini salah satunya berhulu dari banyaknya matapelajaran yang ada di
tingkat sekolah dasar. Maka, kurikulum pada tingkat sekolah dasar perlu diarahkan
kepada peningkatan 3 (tiga) kemampuan dasar, yakni baca, tulis, dan hitung, dan
pembentukan karakter.
Pada saat ini, upaya pemenuhan kebutuhan manusia telah secara nyata mempengaruhi
secara negatif lingkungan alam. Pencemaran, semakin berkurangnya sumber air bersih
adanya potensi rawan pangan pada berbagai belahan dunia, dan pemanasan global
merupakan tantangan yang harus dihadapi generasi muda di masa kini dan di masa yang
akan datang. Kurikulum seharusnya juga diarahkan untuk membangun kesadaran dan
kepedulian generasi muda terhadap lingkungan alam dan menumbuhkan kemampuan
untuk merumuskan pemecahan masalah secara kreatif terhadap isu-isu lingkungan dan
ketahanan pangan.
Dengan berbagai kemajuan yang telah dicapai, mutu pendidikan Indonesia harus terus
ditingkatkan. Hasil riset PISA (Program for International Student Assessment),studi yang
memfokuskan pada literasi bacaan, matematika, dan IPAmenunjukkan peringkat
Indonesia baru bisa menduduki 10 besar terbawah dari 65 negara. Hasil Riset TIMSS
(Trends in International Mathematics and Science Study) menunjukkan siswa Indonesia
berada pada rangking amat rendah dalam kemampuan (1) memahami informasi yang
komplek, (2) teori, analisis dan pemecahan masalah, (3) pemakaian alat, prosedur dan
pemecahan masalah dan (4) melakukan investigasi. Hasil-hasil ini menunjukkan perlu
ada perubahan orientasi kurikulum, dengan tidak membebani peserta didik dengan
SMA/SMK
konten namun pada aspek kemampuan esensial yang diperlukan semua warga negara
untuk berperan serta dalam membangun negaranya pada abad 21.
4) Landasan Teoretik
Kurikulum 2013 dikembangkan atas dasar teori pendidikan berdasarkan standar
(standard-based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi.
Pendidikan berdasarkan standar adalah pendidikan yang menetapkan standar nasional
sebagai kualitas minimal warga negara untuk suatu jenjang pendidikan. Standar bukan
kurikulum dan kurikulum dikembangkan agar peserta didik mampu mencapai kualitas
standar nasional atau di atasnya. Standar kualitas nasional dinyatakan sebagai Standar
Kompetensi Lulusan. Standar Kompetensi Lulusan mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Standar Kompetensi Lulusan dikembangkan menjadi Standar Kompetensi
Lulusan Satuan Pendidikan yaitu SKL SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK.
Kompetensi adalah kemampuan seseorang untuk bersikap, menggunakan pengetahuan
dan keterampilan untuk melaksanakan suatu tugas di sekolah, masyarakat, dan
lingkungan dimana yang bersangkutan berinteraksi. Kurikulum berbasis kompetensi
dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya bagi peserta didik
untuk mengembangkan sikap, keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk
membangun kemampuan yang dirumuskan dalam SKL. Hasil dari pengalaman belajar
tersebut adalah hasil belajar peserta didik yang menggambarkan manusia dengan
kualitas yang dinyatakan dalam SKL.
b. Karakteristik Kurikulum 2013
Kompetensi untuk Kurikulum 2013 dirancang berikut ini.
1) Isi atau konten kurikulum yaitu kompetensi dinyatakan dalam bentuk Kompetensi Inti
(KI) kelas dan dirinci lebih lanjut dalam Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran.
2) Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi
dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan (kognitif dan psikomotor) yang
harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran.
Kompetensi Inti adalah kualitas yang harus dimiliki seorang peserta didik untuk setiap
kelas melalui pembelajaran KD yang diorganisasikan dalam proses pembelajaran siswa
aktif.
3) Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari peserta didik untuk suatu
tema untuk SD/MI, dan untuk mata pelajaran di kelas tertentu untuk SMP/MTS,
SMA/MA, SMK/MAK.
4) Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar di jenjang pendidikan menengah diutamakan
pada ranah sikap sedangkan pada jenjang pendidikan menengah pada kemampuan
intelektual (kemampuan kognitif tinggi).
5) Kompetensi Inti menjadi unsur organisatoris (organizing elements) Kompetensi Dasar
yaitu semua KD dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi
dalam Kompetensi Inti.
6) Kompetensi Dasar yang dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling
memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antarmata pelajaran dan jenjang
pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).
7) Silabus dikembangkan sebagai rancangan belajar untuk satu tema (SD/MI) atau satu
kelas dan satu mata pelajaran (SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK). Dalam silabus
tercantum seluruh KD untuk tema atau mata pelajaran di kelas tersebut.
8) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dikembangkan dari setiap KD yang untuk mata
pelajaran dan kelas tersebut.
8)
SMA/SMK
c. Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran Kurikulum 2013 terdiri atas pembelajaran intrakurikuler dan
pembelajaran ekstrakurikuler.
1) Pembelajaran intrakurikuler didasarkan pada prinsip-prinsip berikut ini.
a) Proses pembelajaran intrakurikuler adalah proses pembelajaran yang berkenaan
dengan mata pelajaran dalam struktur kurikulum dan dilakukan di kelas, sekolah, dan
masyarakat.
b) Proses pembelajaran di SD/MI berdasarkan tema sedangkan di SMP/MTS, SMA/MA,
dan SMK/MAK berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dikembangkan
guru.
c) Proses pembelajaran didasarkan atas prinsip pembelajaran siswa aktif untuk
menguasai Kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti pada tingkat yang memuaskan
(excepted).
d) Proses pembelajaran dikembangkan atas dasar karakteristik konten kompetensi yaitu
pengetahuan yang merupakan konten yang bersifat mastery dan diajarkan secara
langsung (direct teaching), keterampilan kognitif dan psikomotorik adalah konten
yang bersifat developmental yang dapat dilatih (trainable) dan diajarkan secara
langsung (direct teaching), sedangkan sikap adalah konten developmental dan
dikembangkan melalui proses pendidikan yang tidak langsung (indirect teaching).
e) Pembelajaran kompetensi untuk konten yang bersifat developmental dilaksanakan
berkesinambungan antara satu pertemuan dengan pertemuan lainnya dan saling
memperkuat antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya.
f) Proses pembelajaran tidak langsung (indirect) terjadi pada setiap kegiatan belajar
yang terjadi di kelas, sekolah, rumah dan masyarakat. Proses pembelajaran tidak
langsung bukan kurikulum tersembunyi (hidden curriculum) karena sikap yang
dikembangkan dalam proses pembelajaran tidak langsung harus tercantum dalam
silabus, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat guru.
g) Proses pembelajaran dikembangkan atas prinsip pembelajaran siswa aktif melalui
kegiatan mengamati (melihat, membaca, mendengar, menyimak), menanya (lisan,
tulis), menganalis (menghubungkan, menentukan keterkaitan, membangun
cerita/konsep), mengkomunikasi-kan (lisan, tulis, gambar, grafik, tabel, chart, dan
lain-lain).
h) Pembelajaran remedial dilaksanakan untuk membantu peserta didik menguasai
kompetensi yang masih kurang. Pembelajaran remedial dirancang dan dilaksanakan
berdasarkan kelemahan yang ditemukan berdasarkan analisis hasil tes, ulangan, dan
tugas setiap peserta didik. Pembelajaran remedial dirancang untuk individu,
kelompok atau kelas sesuai dengan hasil analisis jawaban peserta didik.
i) Penilaian hasil belajar mencakup seluruh aspek kompetensi, bersifat formatif dan
hasilnya segera diikuti dengan pembelajaran remedial untuk memastikan
penguasaan kompetensi pada tingkat memuaskan.
2) Pembelajaran ekstrakurikuler.
Pembelajaran ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan untuk aktivitas yang
dirancang sebagai kegiatan di luar kegiatan pembelajaran terjadwal secara rutin setiap
minggu. Kegiatan ekstrakurikuler terdiri atas kegiatan wajib dan pilihan. Pramuka adalah
kegiatan ekstrakurikuler wajib. Kegiatan ekstrakurikuler wajib dinilai yang hasilnya
digunakan sebagai unsur pendukung kegiatan intrakurikuler.
d. Prinsip Pengembangan Kurikulum 2013
Pengembangan kurikulum didasarkan pada prinsip-prinsip berikut ini.
SMA/SMK
1)
Kurikulum bukan hanya merupakan sekumpulan daftar mata pelajaran karena mata
pelajaran hanya merupakan sumber materi pembelajaran untuk mencapai
kompetensi.
2) Kurikulum didasarkan pada standar kompetensi lulusan yang ditetapkan untuk satu
satuan pendidikan, jenjang pendidikan, dan program pendidikan. Sesuai dengan
kebijakan pemerintah mengenai Wajib Belajar 12 Tahun maka Standar Kompetensi
Lulusan yang menjadi dasar pengembangan kurikulum adalah kemampuan yang harus
dimiliki peserta didik setelah mengikuti proses pendidikan selama 12 tahun.
3) Kurikulum didasarkan pada model kurikulum berbasis kompetensi. Model kurikulum
berbasis kompetensi ditandai oleh pengembangan kompetensi berupa sikap,
pengetahuan, keterampilan berpikir, dan keterampilan psikomotorik yang dikemas
dalam berbagai mata pelajaran.
4) Kurikulum didasarkan atas prinsip bahwa setiap sikap, keterampilan, dan pengetahuan
yang dirumuskan dalam kurikulum berbentuk Kompetensi Dasar dapat dipelajari dan
dikuasai setiap peserta didik (mastery learning) sesuai dengan kaidah kurikulum
berbasis kompetensi.
5) Kurikulum dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk mengembangkan perbedaan dalam kemampuan dan minat.
6) Kurikulum berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan
peserta didik dan lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa
peserta didik berada pada posisi sentral dan aktif dalam belajar.
7) Kurikulum harus tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, budaya, teknologi,
dan seni.
8) Kurikulum harus relevan dengan kebutuhan kehidupan.
9) Kurikulum harus diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
10) Kurikulum didasarkan kepada kepentingan nasional dan kepentingan daerah.
Penilaian hasil belajar ditujukan untuk mengetahui dan memperbaiki pencapaian
kompetensi. Instrumen penilaian hasil belajar adalah alat untuk mengetahui kekurangan
yang dimiliki setiap peserta didik atau sekelompok peserta didik. Kekurangan tersebut
harus segera diikuti dengan proses memperbaiki kekurangan dalam aspek hasil belajar yang
dimiliki seorang atau sekelompok peserta didik.
5. Struktur Kurikulum
Struktur kurikulum menggambarkan konseptualisasi konten kurikulum dalam bentuk mata
pelajaran, posisi konten/mata pelajaran dalam kurikulum, distribusi konten/mata pelajaran
dalam semester atau tahun, beban belajar untuk mata pelajaran dan beban belajar per minggu
untuk setiap siswa. Struktur kurikulum adalah juga merupakan aplikasi konsep
pengorganisasian konten dalam sistem belajar dan pengorganisasian beban belajar dalam
sistem pembelajaran. Pengorganisasian konten dalam sistem belajar yang digunakan untuk
kurikulum yang akan datang adalah sistem semester sedangkan pengorganisasian beban
belajar dalam sistem pembelajaran berdasarkan jam pelajaran per semester.
SMA/SMK
Adanya kelompok mata pelajaran wajib dan mata pelajaran peminatan dimaksudkan untuk
menerapkan prinsip kesamaan antara SMA/MA dan SMK/MAK. Mata pelajaran wajib
sebanyak 9 (sembilan) mata pelajaran dengan beban belajar 24 jam per minggu. Kelompok
mata pelajaran peminatan SMA/MA terdiri atas 18 jam per minggu untuk kelas X, dan 20
jam per minggu untuk kelas XI dan XII. Kelompok mata pelajaran peminatan SMK/MAK
masing-masing 24 jam per kelas. Kelompok mata pelajaran peminatan SMA/MA bersifat
akademik, sedangkan untuk SMK/MAK bersifat vokasional. Struktur ini menempatkan
prinsip bahwa peserta didik adalah subjek dalam belajar dan mereka memiliki hak untuk
memilih sesuai dengan minatnya.
1) Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah
Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah adalah sebagaimana yang tertera di dalam
tabel berikut ini. Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah kelompok mata pelajaran
wajib.
MATA PELAJARAN
XI
XII
Kelompok A (Wajib)
1.
2.
3.
Bahasa Indonesia
4.
Matematika
5.
Sejarah Indonesia
6.
Bahasa Inggris
Kelompok B (Wajib)
7.
Seni Budaya
8.
9.
24
24
24
18
20
20
SMA/SMK
MATA PELAJARAN
Kelompok A dan B (Wajib)
C. Kelompok Peminatan
Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam
I
1 Matematika
2 Biologi
3 Fisika
4 Kimia
Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial
II
1 Geografi
2 Sejarah
3 Sosiologi
4 Ekonomi
Peminatan Ilmu-Ilmu Bahasa dan Budaya
III 1 Bahasa dan Sastra Indonesia
2 Bahasa dan Sastra Inggris
3 Bahasa dan Sastra Asing Lainnya
4 Antropologi
Mata Pelajaran Pilihan dan Pendalaman
Pilihan Lintas Minat dan/atau Pendalaman Minat
Jumlah jam pelajaran yang tersedia per minggu
Jumlah jam pelajaran yang harus ditempuh per minggu
X
24
Kelas
XI
24
XII
24
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
6
66
42
4
76
44
4
76
44
SMA/SMK
Kelompok Mata Pelajaran Wajib A dan B dengan durasi 24 jam pelajaran dan Kelompok
Mata Pelajaran Peminatan dengan durasi 12 jam pelajaran untuk kelas X dan 16
jampelajaran untuk kelas XI dan XII.
Untuk Mata Pelajaran Pilihan Lintas Minat dan/atau Pendalaman Minat kelas X, jumlah
jam pelajaran pilihan per minggu berdurasi 6 jam pelajaran yang dapat diambil dengan
pilihan sebagai berikut:
a) Dua mata pelajaran di luar Kelompok Peminatan yang dipilihnya tetapi masih dalam
satu Kelompok Peminatan lainnya, dan/atau
b) Satu mata pelajaran dari masing-masing Kelompok Peminatan yang lainnya.
Pada kelas XI dan XII, peserta didik mengambil Pilihan Lintas Minat dan/atau
Pendalaman Minat dengan jumlah jam pelajaran pilihan per minggu berdurasi 4 jam
pelajaran yang dapat diambil dengan pilihan sebagai berikut.
a) Satu mata pelajaran di luar Kelompok Peminatan yang dipilihnya tetapi masih dalam
Kelompok Peminatan lainnya, dan/atau
b) Mata pelajaran Pendalaman Kelompok Peminatan yang dipilihnya.
2) Struktur Kurikulum SMK/MAK
ALOKASI WAKTU
PER MINGGU
X
XI
XII
3
2
4
4
2
2
2
4
4
2
2
2
4
4
2
2
2
3
2
24
2
3
2
24
2
3
2
24
18
24
42
20
24
44
20
24
44
48
48
48
SMA/SMK
Mata pelajaran Kelompok A dan C adalah kelompok mata pelajaran yang substansinya
dikembangkan oleh pusat. Mata pelajaran Kelompok B adalah kelompok mata pelajaran
yang substansinya dikembangkan oleh pusat dan dapat dilengkapi dengan muatan lokal
yang dikembangkan oleh pemerintah daerah.
Kegiatan Ekstrakurikuler SMA/MA, SMK/MAK: Pramuka (wajib), OSIS, UKS, PMR, dan
lain-lain, diatur lebih lanjut dalam bentuk Pedoman Program Ekstrakurikuler.
Kurikulum SMK/MAK dirancang dengan pandangan bahwa SMA/MA dan SMK/MAK pada
dasarnya adalah pendidikan menengah, pembedanya hanya pada pengakomodasian
minat peserta didik saat memasuki pendidikan menengah. Oleh karena itu, struktur
umum SMK/MAK sama dengan struktur umum SMA/MA, yakni ada tiga kelompok Mata
pelajaran: Kelompok A, B, dan C.
Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan dan Pengelolaan
Pendidikan Pasal 80 menyatakan bahwa: (1) penjurusan pada SMK, MAK, atau bentuk
lain yang sederajat berbentuk bidang keahlian; (2) setiap bidang keahlian sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat terdiri atas 1 (satu) atau lebih program studi keahlian; (3)
setiap program studi keahlian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat terdiri atas 1
(satu) atau lebih kompetensi keahlian.
Bidang keahlian pada SMK/MAK meliputi: a) Teknologi dan Rekayasa; b) Teknologi
Informasi dan Komunikasi; c) Kesehatan; d) Agribisnis dan Agroteknologi; e) Perikanan
dan Kelautan; f) Bisnis dan Manajemen; g) Pariwisata; h) Seni Rupa dan Kriya; dan i) Seni
Pertunjukan.
Dalam penetapan penjurusan sesuai dengan bidang/program/ paket keahlian
mempertimbangan Spektrum Pendidikan Menengah Kejuruan yang ditetapkan oleh
Direktur Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Pemilihan Peminatan Bidang Keahlian dan program keahlian dilakukan saat peserta didik
mendaftar pada SMK/MAK. Pilihan pendalaman peminatan keahlian dalam bentuk
pilihan Paket Keahlian dilakukan pada semester 3, berdasarkan nilai rapor dan/atau
rekomendasi guru BK di SMK/MAK dan/atau hasil tes penempatan (placement test) oleh
psikolog.
Pada SMK/MAK, Mata Pelajaran Kelompok Peminatan (C) terdiri atas:
a) Kelompok Mata Pelajaran Dasar Bidang Keahlian (C1);
b) Kelompok Mata Pelajaran Dasar Program Keahlian (C2);
c) Kelompok Mata Pelajaran Paket Keahlian (C3).
Mata pelajaran serta KD pada kelompok C2 dan C3 ditetapkan oleh Direktorat Jenderal
Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menyesuaikan
dengan perkembangan teknologi serta kebutuhan dunia usaha dan industri.
Khusus untuk MAK dapat ditambah dengan muatan keagamaan yang diatur lebih lanjut
oleh Kementerian Agama
SMA/SMK
Kelompok A (Wajib)
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
3
3
3
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
2
2
2
3. Bahasa Indonesia
4
4
4
4. Matematika
4
4
4
5. Sejarah Indonesia
2
2
2
6. Bahasa Inggris
2
2
2
Kelompok B (Wajib)
7. Seni Budaya
2
2
2
8. Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan
3
3
3
9. Prakarya dan Kewirausahaan
2
2
2
Jumlah Jam Pelajaran Kelompok A dan B per minggu
24
24
24
Kelompok C (Peminatan)
Mata Pelajaran Peminatan Akademik dan Vokasi
24
24
24
(SMK/MAK)
JUMLAH ALOKASI WAKTU PER MINGGU
48
48
48
Keterangan: Mata pelajaran 1 sampai dengan 8 Kelas XII Pelaksanaan pembelajarannya
dapat dilakukan di satuan pendidikan dan/atau industri (terintegrasi dengan Praktik
Kerja Lapangan) dengan Portofolio sebagai instrumen utama penilaian.
c) Mata Pelajaran Umum SMK/MAK [Empat Tahun]
ALOKASI WAKTU PER MINGGU
X
XI
XII
XIII
MATA PELAJARAN
Kelompok A (Wajib)
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia
4. Matematika
5. Sejarah Indonesia
6. Bahasa Inggris
Kelompok B (Wajib)
7. Seni Budaya
8. Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan
Kesehatan
9. Prakarya dan Kewirausahaan
Jumlah Jam Pelajaran Kelompok A dan B per
minggu
Kelompok C (Peminatan)
Mata Pelajaran Peminatan Akademik dan Vokasi
3
2
4
4
2
2
3
2
4
4
2
2
3
2
4
4
2
2
3
2
4
4
2
2
2
3
2
3
2
3
2
3
2
24
2
24
2
24
2
24
24
24
24
24
SMA/SMK
(SMK/MAK)
JUMLAH ALOKASI WAKTU PER MINGGU
48
48
48
48
Keterangan: Mata pelajaran 1 sampai dengan 8 Kelas XIII pelaksanaan pembelajaran
dapat dilakukan di satuan pendidikan dan/atau industri (terintegrasi dengan Praktik
Kerja Lapangan) dengan Portofolio sebagai instrumen utama penilaian.
d) Mata Pelajaran SMK/MAK Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa
3
2
3
2
3
2
3
2
3
2
3
2
4
4
2
2
4
4
2
2
4
4
2
2
4
4
2
2
4
4
2
2
4
4
2
2
2
2
3
2
2
3
2
2
3
2
2
3
2
2
3
2
2
3
2
2
2
18
48
2
2
2
18
48
2
2
2
18
48
2
2
2
18
48
24
48
24
48
MATA PELAJARAN
Kelompok A (Wajib)
1
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
2
Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan
3
Bahasa Indonesia
4
Matematika
5
Sejarah Indonesia
6
Bahasa Inggris
Kelompok B (Wajib)
7
Seni Budaya
8
Prakarya dan Kewirausahaan
9
Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan
Kesehatan
Kelompok C (Peminatan)
C1. Dasar Bidang Keahlian
10 Fisika
11 Kimia
12 Gambar Teknik
C2. Dasar Program Keahlian
C3. Paket Keahlian
TOTAL
SMA/SMK
MATA PELAJARAN
Kelompok A (Wajib)
1
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
2
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
3
Bahasa Indonesia
4
Matematika
5
Sejarah Indonesia
6
Bahasa Inggris
Kelompok B (Wajib)
7
Seni Budaya
8
Prakarya dan Kewirausahaan
9
Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan
Kelompok C (Peminatan)
C1. Dasar Bidang Keahlian
10 Fisika
11 Pemrograman Dasar
12 Sistem Komputer
C2. Dasar Program Keahlian
C3. Paket Keahlian
TOTAL
f)
3
2
4
4
2
2
3
2
4
4
2
2
3
2
4
4
2
2
3
2
4
4
2
2
3
2
4
4
2
2
3
2
4
4
2
2
2
2
3
2
2
3
2
2
3
2
2
3
2
2
3
2
2
3
2
2
2
18
48
2
2
2
18
48
2
2
2
18
48
2
2
2
18
48
24
48
24
48
Kelompok A (Wajib)
1
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
2
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
3
Bahasa Indonesia
4
Matematika
5
Sejarah Indonesia
6
Bahasa Inggris
Kelompok B (Wajib)
7
Seni Budaya
8
Prakarya dan Kewirausahaan
9
Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan
Kelompok C (Peminatan)
C1. Dasar Bidang Keahlian
10 Fisika
11 Kimia
12 Biologi
C2. Dasar Program Keahlian
C3. Paket Keahlian
TOTAL
2
2
2
18
48
3
2
4
4
2
2
2
2
3
2
2
2
18
48
3
2
4
4
2
2
2
2
3
2
2
2
18
48
3
2
4
4
2
2
2
2
3
2
2
2
18
48
3
2
4
4
2
2
2
2
3
24
48
3
2
4
4
2
2
2
2
3
24
48
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
SMA/SMK
g)
Kelompok A (Wajib)
1
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
2
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
3
Bahasa Indonesia
4
Matematika
5
Sejarah Indonesia
6
Bahasa Inggris
Kelompok B (Wajib)
7
Seni Budaya
8
Prakarya dan Kewirausahaan
9
Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan
Kelompok C (Peminatan)
C1. Dasar Bidang Keahlian
10 Fisika
11 Kimia
12 Biologi
C2. Dasar Program Keahlian
C3. Paket Keahlian
TOTAL
3
2
4
4
2
2
3
2
4
4
2
2
3
2
4
4
2
2
3
2
4
4
2
2
3
2
4
4
2
2
2
2
3
2
2
3
2
2
3
2
2
3
2
2
3
2
2
3
Kelompok A (Wajib)
1
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
2
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
3
Bahasa Indonesia
4
Matematika
5
Sejarah Indonesia
6
Bahasa Inggris
Kelompok B (Wajib)
7
Seni Budaya
8
Prakarya dan Kewirausahaan
9
Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan
Kelompok C (Peminatan)
C1. Dasar Bidang Keahlian
10 Fisika
11 Kimia
12 Biologi
C2. Dasar Program Keahlian
C3. Paket Keahlian
TOTAL
2
2
2
18
48
2
2
2
18
48
2
2
2
18
48
2
2
2
18
48
24
48
24
48
3
2
4
4
2
2
3
2
4
4
2
2
3
2
4
4
2
2
3
2
4
4
2
2
3
2
4
4
2
2
2
2
3
2
2
3
2
2
3
2
2
3
2
2
3
2
2
3
2
2
2
18
48
2
2
2
18
48
2
2
2
18
48
2
2
2
18
48
24
48
24
48
SMA/SMK
i)
Kelompok A (Wajib)
1
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
2
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
3
Bahasa Indonesia
4
Matematika
5
Sejarah Indonesia
6
Bahasa Inggris
Kelompok B (Wajib)
7
Seni Budaya
8
Prakarya dan Kewirausahaan
9
Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan
Kesehatan
Kelompok C (Peminatan)
C1. Dasar Bidang Keahlian
10 IPA Terapan
11 Pengantar Pariwisata
3
2
4
4
2
2
3
2
4
4
2
2
3
2
4
4
2
2
3
2
4
4
2
2
3
2
4
4
2
2
3
2
4
4
2
2
2
2
3
2
2
3
2
2
3
2
2
3
2
2
3
2
2
3
2
2
2
18
48
2
2
2
18
48
2
2
2
18
48
2
2
2
18
48
24
48
24
48
2
2
3
2
4
4
2
2
2
2
3
2
2
3
2
4
4
2
2
2
2
3
2
2
3
2
4
4
2
2
2
2
3
2
2
3
2
4
4
2
2
2
2
3
3
2
4
4
2
2
2
2
3
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
SMA/SMK
20
48
20
48
20
48
20
48
24
48
24
48
3
2
4
4
2
2
3
2
4
4
2
2
3
2
4
4
2
2
3
2
4
4
2
2
3
2
4
4
2
2
2
2
3
2
2
3
2
2
3
2
2
3
2
2
3
2
2
3
2
2
20
48
2
2
20
48
2
2
20
48
2
2
20
48
24
48
24
48
l)
3
2
4
4
2
2
3
2
4
4
2
2
3
2
4
4
2
2
3
2
4
4
2
2
3
2
4
4
2
2
2
2
3
2
2
3
2
2
3
2
2
3
2
2
3
2
2
3
SMA/SMK
2
2
18
48
2
2
18
48
2
2
18
48
2
2
18
48
24
48
24
48
SMA/SMK
Perubahan Kurikulum 2013 pada penilaian mencakup: a) berbasis tes dan nontes (portofolio),
menilai proses dan output dengan menggunakan authentic assesment, rapor memuat
penilaian kuantitatif tentang pengetahuan dan deskripsi kualitatif tentang sikap dan
keterampilan kecukupan.
Selanjutnya dalam Kurikulum 2013 terdapat elemen utama perbaikan kurikulum 2013 seperti
terlihat dalam gambar di bawah ini.
SMA/SMK
Gambar 14: Keseimbangan antara Sikap, Keterampilan, dan Pengetahuan untuk Membangun
Soft Skills dan Hard Skills
Berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan bahwa salah satu karakteristik Kurikulum 2013
adanya keseimbangan antara sikap, keterampilan, dan pengetahuan untuk membangun soft
skills dan hard skills peserta didik dari mulai jenjang SD, SMP, SMA/ SMK, dan PT seperti yang
diungkapkan Marzano (1985) dan Bruner (1960). Pada jenjang SD ranah attitude harus lebih
banyak atau lebih dominan dikenalkan, diajarkan dan atau dicontohkan pada anak, kemudian
diikuti ranah skill, dan ranah knowledge lebih sedikit diajarkan pada anak. Hal ini berbanding
terbalik dengan membangun soft skills dan hard skills pada jenjang PT. Di PT ranah knowledge
lebih dominan diajarkan dibandingkan ranah skills dan attutude.
SMA/SMK
SMA/SMK
SMA/SMK
d) budaya mutu sekolah. Perancangan RPP mencakup: Kompetensi Dasar, indikator, dan
tujuan pembelajaran, melanglir secara logis ke materi ajar, rancangan proses dan aktivitas
belajar, sumber dan media, output/produk siswa, dan penilaian. Pelaksanaan pembelajaran
sesuai RPP mencakup: instrumen pengendalian, dan undeks kesesuaian RPP dengan
pelaksanaan. Supervisi pendampingan mencakup: pedoman pelaksanaan supervisi,
pelaksanaan, eksekusi rekomendasi supervisi, dan sistem pelaporan perbaikan pasca supervisi.
Budaya mutu sekolah mencakup: standar mutu, kepemimpinan, atmosfir sekolah, ketaatan
terhadap standar, dan proses pembudayaan (penguatan dan penghargaan).
HO-1.2
SMA/SMK
(1) Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga
kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian
pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala.
(2) Standar nasional pendidikan digunakan sebagai acuan pengembangan kurikulum,
tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan.
(3) Pengembangan standar nasional pendidikan serta pemantauan dan pelaporan
pencapaiannya secara nasional dilaksanakan oleh suatu badan standardisasi,
penjaminan, dan pengendalian mutu pendidikan.
(4) Ketentuan mengenai standar nasional pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), ayat (2), dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.
Fungsi standar nasional pendidikan adalah untuk penjaminan dan pengendalian mutu
pendidikan sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan.
Standar Kompetensi Lulusan merupakan salah satu dari 8 (delapan) standar nasional
pendidikan sebagaimana yang ditetapkan dalam Pasal 35 Ayat (1) Undang-Undang Nomor
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan, yang akan menjadi acuan bagi pengembangan kurikulum
dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Elemen
SIKAP
Proses
SD
SMP
SMA-SMK
SMA/SMK
DOMAIN
KETERAMPILAN
PENGETAHUAN
Elemen
SD
SMP
SMA-SMK
Individu
Sosial
Alam
Proses
Abstrak
Konkret
Proses
Objek
Subyek
Cakupan kompetensi lulusan satuan pendidikan secara holistik dapat dilihat dalam tabel di
bawah ini.
Tabel 2: Kompetensi Lulusan Secara Holistik
DOMAIN
SD
SMP
SMA-SMK
KETERAMPILAN
pribadi yang beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan bertanggung jawab
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial, alam sekitar,
serta dunia dan peradabannya
Mengamati + Menanya + Mencoba + Mengolah + Menyaji + Menalar +
Mencipta
pribadi yang berkemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam
ranah abstrak dan konkret
Mengetahui + Memahami + Menerapkan + Menganalisa + Mengevaluasi
PENGETAHUAN
Dari tabel di atas, cakupan kompetensi lulusan secara holistik dirumuskan sebagai berikut:
1) Kemampuan Lulusan dalam Dimensi Sikap:
Manusia yang memiliki pribadi yang beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan
bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial, alam
sekitar, serta dunia dan peradabannya.
Pencapaian pribadi tersebut dilakukan melalui proses: menerima, menjalankan,
menghargai, menghayati, dan mengamalkan.
2) Kemampuan Lulusan dalam Dimensi Keterampilan:
SMA/SMK
Manusia yang memiliki pribadi yang berkemampuan pikir dan tindak yang efektif dan
kreatif dalam ranah abstrak dan konkret.
Pencapaian pribadi tersebut dilakukan melalui proses: mengamati, menanya, mencoba,
mengolah, menyaji, menalar, dan mencipta.
3) Kemampuan Lulusan dalam Dimensi Pengetahuan:
Manusia yang memiliki pribadi yang menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya dan berwawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
Pencapaian pribadi tersebut dilakukan melalui proses: mengetahui, memahami,
menerapkan, menganalisa, dan mengevaluasi.
Perumusan kompetensi lulusan antarsatuan pendidikan mempertimbangkan gradasi
setiap tingkatan satuan pendidikan dan memperhatikan kriteria sebagai berikut:
a) perkembangan psikologis anak,
b) lingkup dan kedalaman materi,
c) kesinambungan, dan
d) fungsi satuan pendidikan.
d. Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan
Kompetensi lulusan satuan pendidikan SD/MI/SDLB/Paket A, SMP/MTs/SMPLB/Paket B,
SMA/MA/SMK/MAK/Paket C diuraikan masing-masing berikut ini.
1) Standar Kompetensi Lulusan SD/MI/SDLB/Paket A
Lulusan SD/MI/SDLB/Paket A adalah manusia yang memiliki sikap, keterampilan, dan
pengetahuan sebagai berikut:
Tabel 3: Kompetensi Lulusan SD/MI/SDLB/PAKET A
DIMENSI
SIKAP
KETERAMPILAN
PENGETAHUAN
KOMPETENSI LULUSAN
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia,
percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam di sekitar rumah, sekolah, dan tempat bermain.
Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah
abstrak dan konkret sesuai dengan yang ditugaskan kepadanya.
Memiliki pengetahuan faktual dan konseptual dalam ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian di lingkungan
rumah, sekolah, dan tempat bermain.
KETERAMPILAN
Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah
abstrak dan konkret sesuai dengan yang dipelajari di sekolah atau sumber
lain yang sama dengan yang diperoleh dari sekolah.
PENGETAHUAN
SMA/SMK
KETERAMPILAN
PENGETAHUAN
KOMPETENSI LULUSAN
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia,
percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan dirinya sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah
abstrak dan konkret terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri.
Memiliki pengetahuan prosedural dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian.
2. Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran PJOK SMA/SMK
KELA
KELAS: X
KOMPETENSI INTI
1.Menghayati dan mengamalkan
ajaran agama yang dianutnya
tanggungjawab, peduli
(gotong royong, kerjasama,
toleran, damai), santun,
responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
KOMPETENSIDASAR
1.1 Menghargai tubuh dengan seluruh perangkat gerak
dan kemampuannya sebagai anugrah Tuhan yang
tidak ternilai.
1.2 Tumbuhnya kesadaran bahwa tubuh harus dipelihara
dan dibina, sebagai wujud syukur kepada sang
Pencipta.
2.2 Bertanggung jawab terhadap keselamatan dan
kemajuan diri sendiri, orang lain, dan lingkungan
sekitar, serta dalam penggunaan sarana dan
prasarana pembelajaran.
2.3 Menghargai perbedaan karakteristik individual
dalam melakukan berbagai aktivitas fisik.
2.4 Menunjukkan kemauan bekerjasama dalam
melakukan berbagai aktivitas fisik.
2.5 Toleransi dan mau berbagi dengan teman dalam
penggunaan peralatan dan kesempatan.
2.6 Disiplin selama melakukan berbagai
aktivitas fisik.
2.7 Menerima kekalahan dan kemenangan dari
suatu permainan.
2.8 Memiliki perilaku hidup sehat dalam
memilih makanan dan minuman,
penyalahgunaan obat-obatan, dan
kebersihanan alat reproduksi.
SMA/SMK
KOMPETENSI INTI
3.Memahami ,menerapkan,
menganalisis pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingintahunya
tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan
wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
KOMPETENSIDASAR
3.1 Menganalisis variasi dan kombinasi keterampilan
gerak salah satu permainan bola besar untuk
menghasilkan koordinasi gerak yang baik.
3.2 Menganalisis variasi dan kombinasi keterampilan
permainan bola kecil untuk menghasilkan
koordinasi gerak yang baik.
3.3 Menganalisis variasi dan kombinasi keterampilan
salah satu nomor atletik (jalan cepat, lari, lompat
dan lempar) untuk menghasilkan koordinasi gerak
yang baik.
3.4 Menganalisis variasi dan kombinasi keterampilan
olahraga beladiri untuk menghasilkan koordinasi
gerak yang baik.
3.5 Menganalisis konsep latihan, pengukuran, dan
hasilpengembangan komponen kebugaran jasmani.
3.6 Menganalisis dua jenis rangkaian keterampilan
senam. lantai untuk menghasilkan koordinasi gerak
yang baik.
3.7 Menganalisis variasi dan kombinasi
keterampilan rangkaian aktivitas gerak ritmik
untuk menghasilkan koordinasi gerak yang
baik.
3.8 Menganalisis keterampilan tiga gaya renang yang
berbeda, dan mengidentifikasi teknik dan peralatan
yang digunakan untuk tindakan penyelamatan di
air. *
3.9 Menganalis berbagai jenis makanan dan minuman
yang bermanfaat terhadap kesehatan,
pertumbuhan dan perkembangan tubuh.
3.10 Menganalisis peran aktivitas fisik dalam
pencegahan penyakit dan pengurangan biaya
perawatan kesehatan.
3.11 Mengidentifikasi jenis-jenis dan menganalisis
bahaya penggunaan NARKOBA dan
psikotropikaterhadap diri sendiri, keluarga dan
masyarakat luas.
4.1 Mempraktikkan variasi dan kombinasi keterampilan
dalam memainkan salah satu permainan bola besar
dengan koordinasi gerak yang baik.
4.2 Mempraktikkan variasi dan kombinasi keterampilan
dalam memainkan salah satu permainan bola kecil
dengan koordinasi gerak yang baik.
4.3 Mempraktikkan variasi dan kombinasi keterampilan
salah satu nomor atletik (jalan cepat, lari, lompat
danlempar) dengan koordinasi gerak yang baik.
4.4 Mempraktikkan variasi dan kombinasi keterampilan
olahraga beladiri dengan koordinasi gerak yang
baik.
SMA/SMK
KOMPETENSI INTI
KOMPETENSIDASAR
4.5 Mempraktikkan latihan, pengukuran, dan analisis
hasil latihan pengembangan komponen kebugaran
jasmani.
4.6 Mempraktikkan dua jenis rangkaikan keterampilan
senam lantai dengan koordinasi gerak yang baik.
4.7 Mempraktikkan variasi dan kombinasi rangkaian
aktivitas gerak ritmik dengan koordinasi gerak yang
baik.
4.8 Mempraktikkan keterampilan tiga gaya
renang yang berbeda dengan koordinasi yang
baik, dan teknik penyelamatan kecelakaan di air
dengan menggunakan peralatan yang ada (tali,
pelampung, galah, skoci dan lain sebagainya).*
4.9 Menyajikan hasil analisis berbagai jenis makanan dan
minuman yang bermanfaat terhadap kesehatan,
pertumbuhan dan perkembangan tubuh.
4.10 Menyajikan hasil analisis peran aktivitas fisik dalam
pencegahan penyakit dan pengurangan biaya
perawatan kesehatan.
4.11 Menyajikan hasil identifikasi dan analisis bahaya
penggunaan NARKOBA dan psikotropika terhadap
dirinya, keluarga dan masyarakat luas.
KELAS XI
KOMPETENSI INTI
1.Menghayati dan mengamalkan
ajaran agama yang dianutnya
KOMPETENSIDASAR
1.1 Menghargai tubuh dengan seluruh perangkat
gerakdan kemampuannya sebagai anugrah Tuhan
yang tidak ternilai.
1.2 Tumbuhnya kesadaran bahwa tubuh harus
dipelihara dan dibina, sebagai wujud syukur kepada
sang Pencipta.
2.1 Berperilaku sportif dalam bermain.
2.2 Bertanggung jawab terhadap keselamatan dan
kemajuan diri sendiri, orang lain, dan lingkungan
sekitar, serta dalam penggunaan sarana dan
prasarana pembelajaran.
2.3 Menghargai perbedaan karakteristik
individual dalam melakukan berbagai
aktivitas fisik.
2.4 Menunjukkan kemauan bekerjasama dalam
melakukan berbagai aktivitas fisik.
2.5 Toleransi dan mau berbagi dengan teman dalam
penggunaan peralatan dan kesempatan.
2.6 Disiplin selama melakukan berbagai aktivitas fisik.
2.7 Menerima kekalahan dan kemenangan dari suatu
SMA/SMK
KOMPETENSI INTI
KOMPETENSIDASAR
permainan.
2.8 Memiliki perilaku hidup sehat untuk tidak
merokok, mengkonsumsi alkohol dan
narkoba/psikotropika, serta menghindari
perilaku seks bebas, dan HIV/AIDS.
3.1 Menganalisis dan mengkategorikan
keterampilan gerak salah satu permainan bola
besar serta menyusun rencana perbaikan.
3.2 Menganalisis dan mengkategorikan
keterampilan gerak salah satu permainan
bola kecilserta menyusun rencana perbaikan.
3.3 Menganalisis dan mengkategorikan
keterampilan gerak salah satu nomor atletik
(jalan cepat, lari, lompat, dan lempar) serta
menyusun rencana perbaikan.
3.4 Menganalisis strategi dalam pertarungan
bayangan (shadowfighting) olahraga beladiri.
3.5 Menganalisis konsep pengukuran komponen
kebugaran jasmani terkait kesehatan dan
keterampilan menggunakan instrumen
terstandar.
3.6 Menganalisis dan mengkategorikan
keterampilan gerak senam ketangkasan
menggunakan meja lompat serta menyusun
rencana perbaikan.
3.7 Menganalisis dan mengkategorikan
keterampilan rangkaian gerak (koreo)
aktivitas gerak ritmik.
3.8 Menganalisis dan mengkategorikan
keterampilan dasar empat gaya renang, dan
keterampilan dasar penyelamatan, serta
tindakan pertolongan kegawatdaruratan di
air.*
3.9 Memahami upaya pencegahan dan
penanggulangan bahaya NARKOBA dan
psikotropika terhadap diri sendiri, keluarga,
lingkungan, bangsa dan negara.
3.10 Memahami dampak seks bebas terhadap diri
sendiri, keluarga dan masyarakat luas.
3.11 Memahami bahaya, penularan, dan cara mencegah
HIV danAIDS.
3.12 Menganalisis perencanaan program kesehatan
pribadi.
4.1 Mempraktikkan perbaikan keterampilan salah
satu permainan bola besarsesuai hasil analisis
dan kategorisasi.
SMA/SMK
KOMPETENSI INTI
pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif
dan kreatif, serta mampu
menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan
KOMPETENSIDASAR
4.2 Mempraktikkan perbaikan keterampilan salah
satu permainan bola kecilsesuai hasil analisis dan
kategorisasi.
4.3 Mempraktikkan perbaikan keterampilan salah satu
nomor atletik (jalan cepat, lari, lompat, dan
lempar) sesuai hasil analisis dan kategorisasi.
4.4 Mempraktikkan strategi dalam pertarungan
bayangan (shadowfighting) olahraga beladiri
dengan lancar dan koordinasi gerak yang baik.
4.5 Mempraktikkan pengukuran derajat
komponen kebugaran jasmani terkait
kesehatan dan keterampilan menggunakan
instrumen terstandar.
4.6 Mempraktikkan perbaikan keterampilan dua jenis
gerak dasar senam ketangkasan menggunakan
meja lompat sesuai hasil analisis dan kategorisasi.
4.7 Mempraktikkan perbaikan keterampilan
rangkaian gerak (koreo) aktivitas gerak ritmik
sesuai hasil analisis dan kategorisasi.
4.8 Mempraktikkan keterampilan dasar empat
gaya renang dengan koordinasi yang baik,
dan keterampilan dasar penyelamatan, serta
tindakan pertolongan kegawatdaruratan di
air.*
4.9 Menyajikan informasi berkaitan dengan upaya
pencegahan dan penanggulangan bahaya
NARKOBA dan psikotropika.terhadap diri sendiri,
keluarga, lingkungan, bangsa dan negara.
4.10 Menyajikan informasi tentangdampak seks bebas
terhadap diri sendiri, keluarga dan masyarakat luas.
4.11 Menyajikan informasi berkaitan dengan
bahaya, penularan, dan cara mencegah
HIV dan AIDS.
4.12 Merancangprogram perencanaan kesehatan
pribadi untuk 1 semester.
KELAS XII
SMA/SMK
KOMPETENSI INTI
1.Menghayati dan mengamalkan
ajaran agama yang dianutnya
3.Memahami, menerapkan,
menganalisis dan mengevaluasi
pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan
metakognitif berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan,
teknologi, seni, budaya,
danhumaniora dengan
wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
KOMPETENSI DASAR
1.1 Menghargai tubuh dengan seluruh
perangkat gerak dan kemampuannya
sebagai anugrah Tuhan yang tidak ternilai
1.2 Tumbuhnya kesadaran bahwa tubuh harus
dipelihara dan dibina, sebagai wujud syukur
kepada sang Pencipta
2.1 Berperilaku sportif dalam bermain.
2.2 Bertanggung jawab terhadap keselamatan dan
kemajuan diri sendiri, orang lain, dan lingkungan
sekitar, serta dalam penggunaan sarana dan
prasarana pembelajaran.
2.3 Menghargai perbedaan karakteristik individual
dalam melakukan berbagai aktivitas fisik.
2.4 Menunjukkan kemauan bekerjasama dalam
melakukan berbagai aktivitas fisik.
2.5 Toleransi dan mau berbagi dengan teman dalam
penggunaan peralatan dan kesempatan.
2.6 Disiplin selama melakukan berbagai aktivitas fisik.
2.7 Menerima kekalahan dan kemenangan dari
suatu permainan.
2.8 Memilikiperilaku hidup sehat.
3.1 Menganalisis, merancang, dan mengevaluasi taktik
dan strategi permainan (pola menyerang dan
bertahan) salah satu permainan bola besar.
3.2 Menganalisis, merancang, dan mengevaluasi
taktik dan strategi permainan (pola
menyerang dan bertahan) salah satu
permainan bola kecil.
3.3 Menganalisis, merancang, dan
mengevaluasi taktik dan strategi dalam simulasi
perlombaan salah satu nomor atletik (jalan
cepat, lari, lompat dan lempar)yang disusun
sesuai peraturan.
3.4 Menganalisis, merancang, dan mengevaluasi
strategi dan taktik menyerang dan bertahan dalam
olahraga beladiri yang disusun sesuai peraturan
permainan.
3.5 Menganalisis konsep penyusunan program
peningkatan serta mengevaluasiderajat kebugaran
jasmani terkaitkesehatan dan keterampilan secara
pribadi berdasarkan instrument yang dipakai.
3.6 Menganalisis, merancang, dan mengevaluasi
beberapa rangkaian senam lantai
3.7 Menganalisis, dan merancang koreografi aktivitas
gerak ritmik, serta mengevaluasi kualitas gerakan
(execution).
SMA/SMK
KOMPETENSI INTI
KOMPETENSI DASAR
3.8 Menganalisis keterampilan 4 gaya renang untuk
memperbaiki keterampilan gerak, dan
keterampilanrenang penyelamatan/pertolongan
kegawatdaruratan di air, serta tindakan lanjutan di
darat.
3.9 Memahami berbagai peraturan perundangan
serta konsekuensi hukum bagi para pengguna
dan pengedar NARKOBA dan psikotropika.
3.10 Memahami beberapa faktor yang dapat mencegah
perilaku terkait yang menjurus kepada STDS
(Sexually Transmitted Disease), AIDS dankehamilan.
3.11 Memahami dampak dan penanggulangan Penyakit
Menular Seksual (PMS) terhadap diri sendiri,
keluarga dan masyarakat.
4.1 Memperagakan dan mengevaluasitaktik dan
strategi permainan (menyerang dan bertahan) salah
satu permainan bola besar dengan peraturan
terstandar.
4.2 Memperagakan dan mengevaluasitaktik dan
strategi permainan (menyerang dan
bertahan) salah satu permainan bola kecil
dengan peraturan terstandar.
4.3 Memperagakan dan mengevaluasitaktik dan
strategi dalam perlombaan salah satu nomor
atletik (jalan cepat, lari, lompat, dan lempar)
dengan peraturan terstandar.
4.4 Memperagakan dan mengevaluasitaktik dan
strategi menyerang dan bertahan pada simulasi
pertarunganolahraga bela diri.
4.5 Memperagakan beberapa rangkaian
senam lantai.
4.6 Memperagakan dan mengevaluasi rangkaian
aktivitas gerak ritmik (masing- masing tiga hingga
lima gerak).
4.7 Menyusun program peningkatan serta
mengevaluasiderajat kebugaran jasmani
terkaitkesehatan dan keterampilan secara pribadi
berdasarkan instrument yang dipakai.
4.8 Mempraktikkan keterampilan 4 gaya
renang,dan keterampilanrenang
penyelamatan/pertolongan kegawatdaruratan
di air,serta tindakan lanjutan di darat (contoh:
tindakanresusitasi jantung dan paru (RJP)).
4.9 Menyajikan berbagai peraturan perundangan
serta konsekuensi hukum bagi para pengguna
dan pengedar NARKOBA dan psikotropika.
SMA/SMK
KOMPETENSI INTI
KOMPETENSI DASAR
4.10 Menyajikan berbagai upaya untuk mencegah
perilaku terkait yang menjurus kepada STDS
(Sexually Transmitted Disease), AIDS
dankehamilan.
4.11 Menyajikan dampak dan penanggulangan Penyakit
Menular Seksual (PMS) terhadap diri sendiri,
keluarga dan masyarakat.
B.
C.
D.
E.
F.B.
Strategi Implementasi
SMA/SMK
2) Juli 2014: Kelas I, II, IV, V, VII, VIII, X, dan XI: tahun 2014 adalah tahun kedua
implementasi. Seperti tahun pertama maka SD akan dipilih sebanyak 30% sehingga
secara keseluruhan implementasi kurikulum pada tahun kedua sudah mencakup 60% SD
di seluruh wilayah NKRI. Pada tahun kedua ini, hanya kelas terakhir SMP/MTs, SMA/MA,
SMK/MAK yang belum melaksanakan kurikulum.
3) Juli 2015: seluruh kelas dan seluruh sekolah SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK telah
melaksanakan sepenuhnya Kurikulum 2013.
b. Pelatihan Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas, dari tahun 2013 2016. Pelatihan guru,
kepala sekolah dan pengawas adalah untuk guru, kepala sekolah yang akan melaksanakan
Kurikulum 2013 dan dilakukan sebelum Kurikulum 2013 diimplementasikan. Prinsip ini
menjadi prinsip utama implementasi dimana guru, kepala sekolah dan pengawas di wilayah
sekolah terkait yang akan mengimplemntasikan kurikulum adalah mereka yang sudah
terlatih. Dengan demikian, ketika Kurikulum 2013 akan diimplementasikan pada tahun
pembelajaran 2015-2016, seluruh guru, kepala sekolah dan pengawas di seluruh Indonesia
sudah mendapatkan pelatihan untuk melaksanakan kurikulum.
c. Pengembangan buku babon, dari tahun 2013 2016. Sejalan dengan strategi implementasi,
penulisan dan percetakan serta distribusi buku babon akan seluruhnya selesai pada awal
tahun terakhir implementasi kurikulum atau sebelumnya. Pada prinsipnya ketika
implementasi Kurikulum 2013 memasuki tahun 2015-2016 seluruh buku babon sudah
teredia di setiap sekolah. Buku babon terdiri atas buku untuk peserta didik dan buku untuk
guru. Isi buku babon guru adalah sama dengan buku babon peserta didik dengan tambahan
strategi pembelajaran dan penilaian hasil belajar. Sedangkan pedoman pembelajaran dan
penilaian hasil belajara secara rinci tercantum dalam buku pedoman pembelajaran dan
penilaian.
d. Pengembangan manajemen, kepemimpinan, sistem administrasi, dan pengembangan
budaya sekolah (budaya kerja guru) terutama untuk SMA/MA dan SMK/MAK, dimulai dari
bulan Januari Desember 2013. Implementasi Kurikulum 2013 mensyaratkan penataan
administrasi, manajemen, kepemimpinan dan budaya kerja guru yang baru. Oleh karena itu
dalam persiapan implementasi Kurikulum 2013, pelatihan juga berkenaan dengan tata kerja
baru para guru dan kepemimpinan kepala sekolah.Dengan penerapan pelatihan ini maka
implementasi Kurikulum tidak hanya berkenaan dengan upaya realisasi ide dan rancangan
kurikulum tetapi juga pembenahan pada pelaksanaan pendidikan di satuan pendidikan.
e. Pendampingan dalam bentuk Monitoring dan Evaluasi untuk menemukan kesulitan dan
masalah implementasi dan upaya penanggulangan: Juli 2013 2016. Strategi implementasi
Kurikulum 2013 menghindari pelatihan yang dinamakan one-shot training sebagai strategi
implementasi mengingat kelemahan strategi tersebut. Pleatihan yang dilakukan untuk para
guru, kepala sekolah, dan pengawas akan diikuti dengan monitoring dan evaluasi sepanjang
pelaksanaan paling tidak dari tahun pertama sampai tahun ketiga implementasi. Pada akhir
tahun ketiga implementasi diharapkan permasalahan yang dihadapi para pelaksana sudah
tidak lagi merupakan masalah mendasar dan kurikulum sudah dapat dilaksanakan
sebagaimana seharusnya. Permasalahan lapangan yang muncul adalah yang dapat
SMA/SMK
diselesaikan oleh kolaborasi guru, kepala sekolah dan pengawas di bawah supervisi dinas
pendidikan kabupaten/kota.
4. Evaluasi Kurikulum
Evaluasi Kurikulum dilaksanakan selama masa pengembangan ide (deliberation process),
pengembangan desain dan dokumen kurikulum, dan selama masa implementasi kurikulum.
Evaluasi dalam deliberation process menghasilkan penyempurnaan dalam Kompetensi Inti
yang dijadikan organising element dalam mengikat Kompetensi dasar mata pelajaran.
Pelaksanaan evaluasi implementasi kurikulum dilaksanakan sebagai berikut.
b. Sampai tahun pelajaran 2016 secara menyeluruh untuk menentukan efektivitas, kelayakan,
kekuatan, dan kelemahan implementasi kurikulum.
Evaluasi terhadap pelaksanaan kurikulum (implementasi kurikulum) diselenggarakan dengan
tujuan untuk mengidentifikai masalah pelaksanaan kurikulum dan membantu kepala sekolah
dan guru menyelesaikan masalah tersebut. Evaluasi dilakukan pada setiap satuan pendidikan
dan dilaksanakan pada satuan pendidikan di wilayah kota/kabupaten secara rutin dan bergilir.
HO-1.3
SMA/SMK
penalaran induktif memandang fenomena atau situasi spesifik untuk kemudian menarik
simpulan secara keseluruhan. Sejatinya, penalaran induktif menempatkan bukti-bukti spesifik
ke dalam relasi idea yang lebih luas. Metode ilmiah umumnya menempatkan fenomena unik
dengan kajian spesifik dan detail untuk kemudian merumuskan simpulan umum. Metode
ilmiah merujuk pada teknik-teknik investigasi atas suatu atau beberapa fenomena atau gejala,
memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan pengetahuan sebelumnya.
Untuk dapat disebut ilmiah, metode pencarian (method of inquiry) harus berbasis pada buktibukti dari objek yang dapat diobservasi, empiris, dan terukur dengan prinsip-prinsip penalaran
yang spesifik.Karena itu, metode ilmiah umumnya memuat serangkaian aktivitas pengumpulan
data melalui observasi atau ekperimen, mengolah informasi atau data, menganalisis,
kemudian memformulasi, dan menguji hipotesis.
2. Langkah-langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Ilmiah
Menurut Permendikbud no. 81 A tahun 2013 lampiran IV, Proses pembelajaran terdiri atas
lima pengalaman belajar. Kelima langkah pembelajaran pokok tersebut dapat dirinci dalam
berbagai kegiatan belajar sebagaimana tercantum dalam tabel berikut:
Tabel 1: Keterkaitan antara Langkah Pembelajaran dengan Kegiatan Belajar dan Maknanya
LANGKAH
PEMBELAJARAN
KEGIATAN BELAJAR
KOMPETENSI YANG
DIKEMBANGKAN
Mengamati
Menanya
- melakukan eksperimen
Mengumpulkan
informasi/
eksperimen
Mengasosiasikan/
mengolah informasi
SMA/SMK
LANGKAH
PEMBELAJARAN
KEGIATAN BELAJAR
KOMPETENSI YANG
DIKEMBANGKAN
a. Mengamati
Kegiatan belajar yang dilakukan dalam proses mengamati adalah: membaca, mendengar,
menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat). Kompetensi yang dikembangkan adalah:
melatih kesungguhan, ketelitian, mencari informasi.
Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull
learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan media objek secara
nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Tentu saja
kegiatan mengamati dalam rangka pembelajaran ini biasanya memerlukan waktu persiapan
yang lama dan matang, biaya dan tenaga relatif banyak, dan jika tidak terkendali akan
mengaburkan makna serta tujuan pembelajaran.
Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik,
sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Dengan metode
observasi peserta didik menemukan fakta bahwa ada hubungan antara objek yang dianalisis
dengan materi pembelajaran yang digunakan oleh guru.
Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan menempuh langkah-langkah
seperti berikut ini.
1) Menentukan objek apa yang akan diobservasi
2) Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan diobservasi
3) Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi, baik primer maupun
sekunder
4) Menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi
5) Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan untuk mengumpulkan
data agar berjalan mudah dan lancar
6) Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi , seperti menggunakan
buku catatan, kamera, tape recorder, video perekam, dan alat-alat tulis lainnya.
SMA/SMK
Praktik observasi dalam pembelajaran hanya akan efektif jika peserta didik dan guru
melengkapi diri dengan dengan alat-alat pencatatan dan alat-alat lain, seperti (1) tape
recorder, untuk merekam pembicaraan; (1) kamera, untuk merekam objek atau kegiatan
secara visual; (2) film atau video, untuk merekam kegiatan objek atau secara audio-visual;
dan (3) alat-alat lain sesuai dengan keperluan.
Secara lebih luas, alat atau instrumen yang digunakan dalam melakukan observasi, dapat
berupa daftar cek (checklist), skala rentang (rating scale), catatan anekdotal (anecdotal
record), catatan berkala, dan alat mekanikal (mechanical device). Daftar cek dapat berupa
suatu daftar yang berisikan nama-nama subjek, objek, atau faktor- faktor yang akan
diobservasi. Skala rentang , berupa alat untuk mencatat gejala atau fenomena menurut
tingkatannya. Catatan anekdotalberupa catatan yang dibuat oleh peserta didik dan guru
mengenai kelakuan-kelakuan luar biasa yang ditampilkan oleh subjek atau objek yang
diobservasi.
b. Menanya
Kegiatan belajar menanya dilakukan dengan cara: mengajukan pertanyaan tentang
informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan
informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke
pertanyaan yang bersifat hipotetik). Kompetensi yang dikembangkan adalah
mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk
membentuk pikiran kritis yang diperlukan untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.
Istilah pertanyaan tidak selalu dalam bentuk kalimat tanya, melainkan juga dapat dalam
bentuk pernyataan, asalkan keduanya menginginkan tanggapan verbal. Bentuk pertanyaan,
misalnya: Apakah ciri-ciri kalimat yang efektif? Bentuk pernyataan, misalnya: Sebutkan ciriciri kalimay efektif!
1) Fungsi bertanya
a) Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta didik tentang suatu
tema atau topik pembelajaran.
b) Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk
mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri.
aktif
belajar,
serta
SMA/SMK
g) Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima pendapat atau
gagasan, memperkaya kosa kata, serta mengembangkan toleransi sosial dalam hidup
berkelompok.
h) Membiasakan peserta didik berpikir spontan dan cepat, serta sigap dalam merespon
persoalan yang tiba-tiba muncul.
i) Melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan kemampuan berempati
satu sama lain.
2) Kriteria pertanyaan yang baik
a) Singkat dan jelas
Contoh: (1) Seberapa jauh pemahaman Anda mengenai faktor-faktor yang
menyebabkan generasi muda terjerat kasus narkotika dan obat-obatan terlarang? (2)
Faktor-faktor apakah yang menyebabkan generasi muda terjerat kasus narkotika dan
obat-obatan terlarang? Pertanyaan kedua lebih singkat dan lebih jelas dibandingkan
dengan pertanyaan pertama.
b) Menginspirasi jawaban
Contoh: Membangun semangat kerukunan umat beragama itu sangat penting pada
bangsa yang multiagama. Jika suatu bangsa gagal membangun semangat kerukukan
beragama, akan muncul aneka persoalan sosial kemasyarakatan. Coba jelaskan
dampak sosial apa saja yang muncul, jika suatu bangsa gagal membangun
kerukunan umat beragama?Dua kalimat yang mengawali pertanyaan di muka
merupakan contoh yang diberikan guru untuk menginspirasi jawaban peserta
menjawab pertanyaan.
c) Memiliki fokus
Contoh: Faktor-faktor apakah yang menyebabkan terjadinya kemiskinan? Untuk
pertanyaan seperti ini sebaiknya masing-masing peserta didik diminta memunculkan
satu jawaban. Peserta didik pertama hingga kelima misalnya menjawab: kebodohan,
kemalasan, tidak memiliki modal usaha, kelangkaan sumber daya alam, dan
keterisolasian geografis. Jika masih tersedia alternatif jawaban lain, peserta didik
yang keenam dan seterusnya, bisa dimintai jawaban. Pertanyaan yang luas seperti di
atas dapat dipersempit, misalnya: Mengapa kemalasan menjadi penyebab
kemiskinan? Pertanyaan seperti ini dimintakan jawabannya kepada peserta didik
secara perorangan.
d) Bersifat probing atau divergen
Contoh: (1) Untuk meningkatkan kualitas hasil belajar, apakah peserta didik harus
rajin belajar?(2) Mengapa peserta didik yang sangat malas belajar cenderung
menjadi putus sekolah? Pertanyaan pertama cukup dijawab oleh peserta didik
dengan Ya atau Tidak. Sebaliknya, pertanyaan kedua menuntut jawaban yang
bervariasi urutan jawaban dan penjelasannya, yang kemungkinan memiliki bobot
kebenaran yang sama.
e) Bersifat validatif atau penguatan
SMA/SMK
Pertanyaan dapat diajukan dengan cara meminta kepada peserta didik yang berbeda
untuk menjawab pertanyaan yang sama. Jawaban atas pertanyaan itu dimaksudkan
untuk memvalidsi atau melakukan penguatan atas jawaban peserta didik
sebelumnya. Ketika beberapa orang peserta didik telah memberikan jawaban yang
sama, sebaiknya guru menghentikan pertanyaan itu atau meminta mereka
memunculkan jawaban yang lain yang berbeda, namun sifatnya menguatkan.
Contoh:
Guru: mengapa kemalasan menjadi penyebab kemiskinan?
Peserta didik I: karena orang yang malas lebih banyak diam ketimbang bekerja.
Guru: siapa yang dapat melengkapi jawaban tersebut?
Peserta didik II: karena lebih banyak diam ketimbang bekerja, orang yang malas
tidak produktif
Guru : siapa yang dapat melengkapi jawaban tersebut?
Peserta didik III: orang malas tidak bertindak aktif, sehingga kehilangan waktu
terlalu banyak untuk bekerja, karena itu dia tidak produktif.
f) Memberi kesempatan peserta didik untuk berpikir ulang
Untuk menjawab pertanyaan dari guru, peserta didik memerlukan waktu yang cukup
untuk memikirkan jawabannya dan memverbalkannya dengan kata-kata. Karena itu,
setelah mengajukan pertanyaan, guru hendaknya menunggu beberapa saat sebelum
meminta atau menunjuk peserta didik untuk menjawab pertanyaan itu.
g) Merangsang peningkatan tuntutan kemampuan kognitif
Pertanyaan guru yang baik membuka peluang peserta didik untuk mengembangkan
kemampuan berpikir yang makin meningkat, sesuai dengan tuntunan tingkat
kognitifnya. Guru mengemas atau mengubah pertanyaan yang menuntut jawaban
dengan tingkat kognitif rendah ke makin tinggi, seperti dari sekadar mengingat fakta
ke pertanyaan yang menggugah kemampuan kognitif yang lebih tinggi, seperti
pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kata-kata kunci pertanyaan
ini, seperti: apa, mengapa, bagaimana, dan seterusnya.
h) Merangsang proses interaksi
Pertanyaan guru yang baik mendorong munculnya interaksi dan suasana
menyenangkan pada diri peserta didik.Dalam kaitan ini, setelah menyampaikan
pertanyaan, guru memberikan kesempatan kepada peserta didik mendiskusikan
jawabannya. Setelah itu, guru memberi kesempatan kepada seorang atau beberapa
orang peserta didik diminta menyampaikan jawaban atas pertanyaan tersebut. Pola
bertanya seperti ini memposisikan guru sebagai wahana pemantul.
3) Tingkatan Pertanyaan
Pertanyaan guru yang baik dan benar menginspirasi peserta didik untuk memberikan
jawaban yang baik dan benar pula. Guru harus memahami kualitas pertanyaan, sehingga
menggambarkan tingkatan kognitif seperti apa yang akan disentuh, mulai dari yang lebih
SMA/SMK
rendah hingga yang lebih tinggi. Bobot pertanyaan yang menggambarkan tingkatan
kognitif yang lebih rendah hingga yang lebih tinggi disajikan berikut ini.
Tingkatan
Subtingkatan
Pemahaman
(comprehension)
Penerapan
(application)
Sintesis (synthesis)
Apa...
Siapa...
Kapan...
Di mana...
Sebutkan...
Jodohkan atau pasangkan...
Persamaan kata...
Golongkan...
Berilah nama...
Dll.
Terangkahlah...
Bedakanlah...
Terjemahkanlah...
Simpulkan...
Bandingkan...
Ubahlah...
Berikanlah interpretasi...
Gunakanlah...
Tunjukkanlah...
Buatlah...
Demonstrasikanlah...
Carilah hubungan...
Tulislah contoh...
Siapkanlah...
Klasifikasikanlah...
Analisislah...
Kemukakan bukti-bukti
Mengapa
Identifikasikan
Tunjukkanlah sebabnya
Berilah alasan-alasan
Ramalkanlah
Bentuk
Ciptakanlah
Susunlah
Rancanglah...
Tulislah
Bagaimana kita dapat
memecahkan
Apa yang terjadi seaindainya
Bagaimana kita dapat
memperbaiki
Kembangkan
SMA/SMK
Tingkatan
Subtingkatan
Evaluasi (evaluation)
melakukan eksperimen;
membaca sumber lain selain buku teks;
mengamati objek/ kejadian/aktivitas; dan
wawancara dengan narasumber.
SMA/SMK
berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang
bertentangan.
Kompetensi yang dikembangkan dalam proses mengasosiasi/ mengolah inofrmasi adalah
mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan
menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam
menyimpulkan.
Dalam kegiatan mengasosiasi/ mengolah informasi terdapat kegiatan menalar. Istilah
menalar dalam kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah yang dianut
dalam Kurikulum 2013 untuk menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan
pelaku aktif. Titik tekannya tentu dalam banyak hal dan situasi peserta didik harus lebih
aktif daripada guru. Penalaran adalah proses berfikir yang logis dan sistematis atas faktakata empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan.
Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah, meski penakaran nonilmiah tidak selalu
tidak bermanfaat. Istilah menalar di sini merupakan padanan dari associating; bukan
merupakan terjemanan dari reasonsing, meski istilah ini juga bermakna menalar atau
penalaran. Karena itu, istilah aktivitas menalar dalam konteks pembelajaran pada
Kurikulum 2013 dengan pendekatan ilmiah banyak merujuk pada teori belajar asosiasi atau
pembelajaran asosiatif. Istilah asosiasi dalam pembelajaran merujuk pada kemamuan
mengelompokkan beragam ide dan mengasosiasikan beragam peristiwa untuk kemudian
memasukannya menjadi penggalan memori.
Bagaimana aplikasinya dalam proses pembelajaran? Aplikasi pengembangan aktivitas
pembelajaran untuk meningkatkan daya menalar peserta didik dapat dilakukan dengan cara
berikut ini.
1) Guru menyusun bahan pembelajaran dalam bentuk yang sudah siap sesuai dengan
tuntutan kurikulum.
2) Guru tidak banyak menerapkan metode ceramah atau metode kuliah. Tugas utama guru
adalah memberi instruksi singkat tapi jelas dengan disertai contoh-contoh, baik
dilakukan sendiri maupun dengan cara simulasi.
3) Bahan pembelajaran disusun secara berjenjang atau hierarkis, dimulai dari yang
sederhana (persyaratan rendah) sampai pada yang kompleks (persyaratan tinggi).
4) Kegiatan pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati
5) Seriap kesalahan harus segera dikoreksi atau diperbaiki
6) Perlu dilakukan pengulangan dan latihan agar perilaku yang diinginkan dapat menjadi
kebiasaan atau pelaziman.
7) Evaluasi atau penilaian didasari atas perilaku yang nyata atau authentic.
8) Guru mencatat semua kemajuan peserta didik untuk kemungkinan memberikan
tindakan pembelajaran perbaikan.
SMA/SMK
e. Mengomunikasikan
Kegiatan belajar mengkomunikasikan adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan
berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya. Kompetesi yang
dikembangkan dalam tahapan mengkomunikasikan adalah Mengembangkan sikap jujur,
teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat
dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.
SMA/SMK
Kepada peserta didik diberikan kartu indeks yang memuat informasi atau contoh
yang cocok dengan satu atau lebih katagori.
Peserta didik diminta untuk mencari temannya dan menemukan orang yang
memiliki kartu dengan katagori yang sama.
Berikan kepada peserta didik yang kartu katagorinya sama menyajikan sendiri
kepada rekanhya.
Selama masing-masing katagori dipresentasikan oleh peserta didik, buatlah
catatan dengan kata kunci (point) dari pembelajaran tersebut yang dirasakan
penting.
b) Pemanfaatan Internet
Pemanfaatan internet sangat dianjurkan dalam pembelajaran atau kelas kolaboratif.
Karena memang, internet merupakan salah satu jejaring pembelajaran dengan akses
dan ketersediaan informasi yang luas dan mudah. Saat ini internet telah
menyediakan diri sebagai referensi yang murah dan mudah bagi peserta didik atau
siapa saja yang hendak mengubah wajah dunia.
Penggunaan internet disarakan makin mendesak sejalan denan perkembangan
pengetahuan terjadi secara eksponensial. Masa depan adalah milik peserta didik
yang memiliki akses hampir ke seluruh informasi tanpa batas dan mereka yang
mampu memanfaatkan informasi diterima secepat mungkin.
B.
C.B.
SMA/SMK
penilaian authentic sangat relevan dengan pendekatan tematik terpadu dalam pembejajaran,
khususnya jenjang sekolah dasar atau untuk mata pelajaran yang sesuai.
Kata lain dari penilaian authentic adalah penilaian kinerja, portofolio, dan penilaian proyek.
Penilaian authentic adakalanya disebut penilaian responsif, suatu metode yang sangat populer
untuk menilai proses dan hasil belajar peserta didik yang miliki ciri-ciri khusus, mulai dari
mereka yang mengalami kelainan tertentu, memiliki bakat dan minat khusus, hingga yang
jenius. Penilaian authentic dapat juga diterapkan dalam bidang ilmu tertentu seperti seni atau
ilmu pengetahuan pada umumnya, dengan orientasi utamanya pada proses atau hasil
pembelajaran.
Penilaian authentic mencoba menggabungkan kegiatan guru mengajar, kegiatan siswa belajar,
motivasi dan keterlibatan peserta didik, serta keterampilan belajar. Karena penilaian itu
merupakan bagian dari proses pembelajaran, guru dan peserta didik berbagi pemahaman
tentang kriteria kinerja. Dalam beberapa kasus, peserta didik bahkan berkontribusi untuk
mendefinisikan harapan atas tugas-tugas yang harus mereka lakukan.
Penilaian authentic sering digambarkan sebagai penilaian atas perkembangan peserta didik,
karena berfokus pada kemampuan mereka berkembang untuk belajar bagaimana belajar
tentang subjek. Penilaian authentic harus mampu menggambarkan sikap, keterampilan, dan
pengetahuan apa yang sudah atau belum dimiliki oleh peserta didik, bagaimana mereka
menerapkan pengetahuannya, dalam hal apa mereka sudah atau belum mampu menerapkan
perolehan belajar, dan sebagainya. Atas dasar itu, guru dapat mengidentifikasi materi apa yang
sudah layak dilanjutkan dan untuk materi apa pula kegiatan remidial harus dilakukan.
SMA/SMK
Sejalan dengan deskripsi di atas, pada pembelajaran authentic, guru harus menjadi guru
authentic. Peran guru bukan hanya pada proses pembelajaran, melainkan juga pada
penilaian. Untuk bisa melaksanakan pembelajaran authentic, guru harus memenuhi kriteria
tertentu seperti disajikan berikut ini.
a. Mengetahui bagaimana menilai kekuatan dan kelemahan peserta didik serta desain
pembelajaran.
b. Mengetahui bagaimana cara membimbing peserta didik untuk mengembangkan
pengetahuan mereka sebelumnya dengan cara mengajukan pertanyaan dan menyediakan
sumberdaya memadai bagi peserta didik untuk melakukan akuisisi pengetahuan.
c. Menjadi pengasuh proses pembelajaran, melihat informasi baru, dan mengasimilasikan
pemahaman peserta didik.
d. Menjadi kreatif tentang bagaimana proses belajar peserta didik dapat diperluas dengan
menimba pengalaman dari dunia di luar tembok sekolah.
4. Prinsip dan Pendekatan Penilaian
Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah didasarkan
pada prinsip-prinsip sebagai berikut.
a. Objektif, berarti penilaian berbasis pada standar dan tidak dipengaruhi faktor subjektivitas
penilai.
b. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana,
a. menyatu dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan.
c. Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
pelaporannya.
d. Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan
keputusan dapat diakses oleh semua pihak.
e. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak internal sekolah
maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan hasilnya.
f. Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru.
Pendekatan penilaian yang digunakan adalah penilaian acuan kriteria (PAK). PAK merupakan
penilaian pencapaian kompetensi yang didasarkan pada kriteria ketuntasan minimal (KKM).
KKM merupakan kriteria ketuntasan belajar minimal yang ditentukan oleh satuan pendidikan
dengan mempertimbangkan karakteristik Kompetensi Dasar yang akan dicapai, daya dukung,
dan karakteristik peserta didik.
5. Ruang Lingkup, Teknik, dan Instrumen Penilaian
a. Ruang Lingkup Penilaian
Penilaian hasil belajar peserta didik mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang dilakukan secara berimbang sehingga dapat digunakan untuk
menentukan posisi relatif setiap peserta didik terhadap standar yang telah ditetapkan.
SMA/SMK
kompetensi
mata
2)b) Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik
untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian
kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri.
3)c) Penilaian antarpeserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara meminta
peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi. Instrumen
yang digunakan berupa lembar penilaian antarpeserta didik.
4)d) Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi
informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang
berkaitan dengan sikap dan perilaku.
2.2)
Pendidik menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan.
1)a) Instrumen tes tulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah,
menjodohkan, dan uraian. Instrumen uraian dilengkapi pedoman penskoran.
2)b)
3)c) Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau proyek yang dikerjakan
secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.
3.3)
SMA/SMK
1)a) Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan
melakukan suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi.
2)b) Proyek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan
perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu
tertentu.
3)c) Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai
kumpulan seluruh karya peserta didik dalam bidang tertentu yang bersifat reflektifintegratif untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi, dan/atau kreativitas
peserta didik dalam kurun waktu tertentu. Karya tersebut dapat berbentuk tindakan
nyata yang mencerminkan kepedulian peserta didik terhadap lingkungannya.
4.4)
Persyaratan Instrumen
Formatted: Indonesian
2)b) konstruksi yang memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instrumen
yang digunakan; dan
3)c) penggunaan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan tingkat
perkembangan peserta didik.
6. Mekanisme dan Prosedur Penilaian
a. Penilaian hasil belajar pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dilaksanakan oleh
pendidik, satuan pendidikan, Pemerintah dan/atau lembaga mandiri.
b. Penilaian hasil belajar dilakukan dalam bentuk penilaian authentic, penilaian diri, penilaian
proyek, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat
kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian sekolah, dan ujian nasional.
1)
2)
3)
4)
SMA/SMK
i. Ujian nasional dilaksanakan sesuai langkah-langkah yang diatur dalam Prosedur Operasi
Standar (POS).
j. Hasil ulangan harian diinformasikan kepada peserta didik sebelum diadakan ulangan harian
berikutnya. Peserta didik yang belum mencapai KKM harus mengikuti pembelajaran
remedial.
k. Hasil penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan dilaporkan dalam bentuk nilai dan
deskripsi pencapaian kompetensi kepada orangtua dan pemerintah.
D.C.
Mode-model Pembelajaran
SMA/SMK
dengan bekerja secara nyata yang menghasilkan produk riil. PBP dapat mereduksi kompetisi
di dalam kelas dan mengarahkan peserta didik lebih kolaboratif daripada bekerja sendirisendiri. Di samping itu PBP dapat juga dilakukan secara mandiri melalui bekerja
mengkonstruk pembelajarannya melalui pengetahuan serta keterampilan baru, dan
mewujudkannya dalam produk nyata.
b. Tujuan Pembelajaran Berbasis Proyek (PBP)
1) Memperoleh pengetahuan dan ketrampilan baru dalam pembelajaran.
2) Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam pemecahan masalah proyek.
3) Membuat peserta didik lebih aktif dalam memecahkan masalah proyek yang kompleks
dengan hasil produk nyata berupa barang atau jasa.
4) Mengembangkan dan meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengelola
sumber/bahan/alat untuk menyelesaikan tugas/proyek.
5) Meningkatkan kolaborasi peserta didik khususnya pada PBP yang bersifat kelompok.
c. Prinsip-prinsip Pembelajaran Berbasis Proyek (PBP)
PBP adalah pembelajaran dengan menggunakan tugas proyek sebagai metode
pembelajaran. Para peserta didik bekerja secara nyata, seolah-olah ada di dunia nyata yang
dapat menghasilkan produk secara nyata atau realistis. Prinsip yang mendasari pada PBP
adalah: Pembelajaran berpusat pada peserta didik yang melibatkan tugas-tugas proyek pada
kehidupan nyata untuk memperkaya pembelajaran. Tugas proyek menekankan pada
kegiatan penelitian berdasarkan suatu tema atau topik yang telah ditentukan dalam
pembelajaran. Penyelidikan atau eksperimen dilakukan secara authentic dan menghasilkan
produk nyata yang telah dianalisis dan dikembangkan berdasarkan tema/topik yang disusun
dalam bentuk produk (laporan atau hasil karya). Produk tersebut selanjutnya
dikomunikasikan untuk mendapat tanggapan dan umpan balik untuk perbaikan produk.
Berikut contoh yang dapat digunakan dalam pembelajaran berbasis proyek:
1) Membuat rangkaian variasi dan kombinasi gerak berirama pada senam aerobik.
2) Membuat rangakaian gerak pada senam.
3) Membuat pola penyerangan dan pertahanan pada permaianan olahraga.
4) Ada fakta setelah dilakukan tes kebugaran jasmani ternyata didapat tingkat kebugaran
perserta didik berada pada level yang rendah, pada kasus ini guru pendidikan jasmani
olahraga dan kesehatan dapat mengarahkan kepada peserta didik untuk dapat
mengatasi masalah pada pembelajaran. dengan menugaskan peserta didik untuk
membuat program latihan kebugaran jasmani.
5) Membuat modifikasi peraturan permaian olahraga.
6) Membuat laporan kunjungan (event task).
7) Membuat modifikasi peralatan pedidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan.
d. Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Proyek
Dalam PBP, peserta didik diberikan tugas dengan mengembangkan tema/topik dalam
pembelajaran dengan melakukan kegiatan proyek yang realistik. Di samping itu, penerapan
SMA/SMK
1.Penentuan Proyek
3. Penyusunan Jadwal
Pelaksanaan Proyek
4. Penyelesaian Proyek
dengan fasilitasi dan
monitoring guru
Berdasarkan bagan tersebut, kegiatan yang harus dilakukan pada setiap langkah PBP adalah
sebagai berikut:
1) Penentuan Proyek
Pada langkah ini, peserta didik menentukan tema/topik proyek bersama guru. Peserta
didik diberi kesempatan untuk memilih/menentukan proyek yang akan dikerjakannya
baik secara kelompok ataupun mandiri dengan catatan tidak menyimpang dari tema.
2) Perancangan Langkah-langkah Penyelesaian Proyek
Peserta didik merancang langkah-langkah kegiatan penyelesaian proyek dari awal
sampai akhir beserta pengelolaannya. Kegiatan perancangan proyek ini berisi
perumusan tujuan dan hasil yang diharapkan, pemilihan aktivitas untuk penyelesaian
proyek, perencanaan sumber/bahan/alat yang dapat mendukung penyelesaian tugas
proyek, dan kerja sama antar anggota kelompok.
3) Penyusunan Jadwal Pelaksanaan Proyek
Peserta didik dengan pendampingan guru melakukan penjadwalan semua kegiatan yang
telah dirancangnya. Berapa lama proyek itu harus diselesaikan tahap demi tahap.
4) Penyelesaian Proyek dengan Fasilitasi dan Monitoring Guru
Langkah ini merupakan pelaksanaan rancangan proyek yang telah dibuat. Aktivitas yang
dapat dilakukan dalam kegiatan proyek di antaranya dengan:
a)
b)
c)
d)
e)
membaca,
membuat disain,
meneliti,
menginterviu,
merekam,
SMA/SMK
f) berkarya,
g) mengunjungi objek proyek, dan/atau
h) akses internet.
Guru bertanggung jawab membimbing dan memonitor aktivitas peserta didik dalam
melakukan tugas proyek mulai proses hingga penyelesaian proyek. Pada kegiatan
monitoring, guru membuat rubrik yang akan dapat merekam aktivitas peserta didik
dalam menyelesaikan tugas proyek.
5) Penyusunan Laporan dan Presentasi/Publikasi Hasil Proyek
Hasil proyek dalam bentuk produk, baik itu berupa produk karya tulis, disain, karya seni,
karya teknologi/prakarya, dan lain-lan dipresentasikan dan/atau dipublikasikan kepada
peserta didik yang lain dan guru atau masyarakat dalam bentuk presentasi, publikasi,
dan pameran produk pembelajaran.
6) Evaluasi Proses dan Hasil Proyek
Guru dan peserta didik pada akhir proses pembelajaran melakukan refleksi terhadap
aktivitas dan hasil tugas proyek. Proses refleksi pada tugas proyek dapat dilakukan
secara individu maupun kelompok. Pada tahap evaluasi, peserta didik diberi kesempatan
mengemukakan pengalamannya selama menyelesaikan tugas proyek yang berkembang
dengan diskusi untuk memperbaiki kinerja selama menyelesaikan tugas proyek. Pada
tahap ini juga dilakukan umpan balik terhadap proses dan produk yang telah dilakukan.
SMA/SMK
2.
3. Contoh penilaian produk
4. (Demonstrasi variasi dan kombinasi rangkaian aktivitas gerak ritmik dengan menggunakan
gerak dasar senam aerobik)
5. Aspek Penilaian
1. kekompakan
2. Teknik gerak
3. kreativitas
6.
7. Teknik Penilaian aspek Keterampilan
Mempraktikkan variasi dan kombinasi rangkaian gerak ritmik (senam aerobik) dengan
koordinasi yang baik
Kriteria penilaian kekompakan.
1. Nilai 4 Jika selama melakukan rangkaian gerak selalu kompak
2. Nilai 3 jika Jika selama melakukan rangkaian gerak sering kompak
3. Nilai 2 Jika Jika selama melakukan rangkaian gerak kadang kompak
4. Nilai 1 jika Jika selama melakukan rangkaian gerak selalu tidak kompak
Kriteria penilaian teknik gerak.
1. Nilai 4 Jika selama melakukan rangakaian gerak sesuai dengan teknik gerak
2. Nilai 3 Jika selama melakukan rangakaian gerak sebagaian kecil kurang sesuai teknik gerak
3. Nilai 3 Jika selama melakukan rangakaian gerak kadang-kadang sesuai teknik gerak
4. Nilai 3 Jika selama melakukan rangakaian gerak tidak sesuai teknik gerak
Kriteria penilaian kreativitas.
1. Nilai 4 jika melakukan:
a. perubahan formasi barisan,
b. perubahan arah gerak dasar,
c. melakukan variasi intensitas gerak,
d. melakukan variasi gerak lengan.
2. Nilai 3 jika hanya melakukan 3 unsur.
3. Nilai 2 jika hanya melakukan 2 unsur
8.2.
SMA/SMK
SMA/SMK
Prinsip utama pembelajaran berbasis masalah adalah penggunaan masalah nyata sebagai
sarana bagi peserta didik untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis, keterampilan
menyelesaikan masalah dan serta mengembangkan pengetahuan. Masalah nyata
merupakan masalah yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari dan bermanfaat langsung
apabila diselesaikan. Penggunaan masalah nyata dapat mendorong minat dan
keingintahuan peserta didik karena mereka mengetahui kebermanfaatan pengetahuan
yang dipelajari.
Pemilihan masalah nyata dalam pembelajaran berbasis masalah dilakukan atas
pertimbangan kesesuaiannya dengan pencapaian kompetensi dasar tertentu dan
potensinya untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Masalah itu bersifat terbuka
(open-ended problem) yang memiliki banyak jawaban atau strategi penyelesaian yang
mendorong keingintahuan peserta didik untuk mengeksplorasinya. Masalah itu juga
bersifat tidak terstruktur dengan baik (ill-structured) yang tidak dapat diselesaikan secara
langsung dengan cara menerapkan rumus atau strategi tertentu, melainkan memerlukan
informasi lebih lanjut untuk memahami atau memerlukan kombinasi beberapa strategi atau
bahkan mengkreasi strategi sendiri untuk menyelesaikannya.
Berikut adalah contoh masalah nyata yang dapat digunakan dalam pembelajaran berbasis
masalah:
1) Jika indikator yang dimunculkan pada permainan bola kecil Bulutangkis bulutangkis
peserta didik dapat melakukan teknik overhead back handhand, maka untuk
mempelajari teknik tersebut pada sesi pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan
kesehatan pemainan bola kecil bulutangkis, peserta didik ditugaskan untuk memcahkan
masalah bagaimana cara melakukan teknik overhead back hand yang tepatbenar, tanpa
diberikan demonstrasi yang lengkap terlebih dahulu.
2) Pada permainan sepakbola peserta didik mengalami kesulitan pada teknik menendang
bola ke atas atau melambung maka peserta didik ditantang untuk menyelasaikan
masalah tersebut dalam pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan,
peserta didikdengan ditugaskan untuk menemukan cara menendang bola agar bola
mengarah ke atas atau melambungpanduan dari guru (dapat berbentuk LKS).
1) Pada satu sesi permainan bola besar bola voli, salah satu tim mengalami kesulitan untuk
mendapatkan atau mencetak angka, sehingga mengalami kekalahan. Untuk mengatasi
masalah tersebut maka tim yang kalah harus menerapkan strategi penyerangan
tertentu. Strategi apa yang harus diterapkan agar tim tersebut mendapatkan
kemenangan. Atau dapat juga diberi penugasan melakukan strategi pertahanan
permainan olahraga.
3)
Pembelajaran berbasis masalah berpusat pada peserta didik (student-centered). Guru
berperan sebagai fasilitator yang memfasilitasi peserta didik untuk agar secara aktif
menyelesaikan masalah dan membangun pengetahuannya. Pembelajaran berbasis masalah
juga bercirikan adanya kolaborasi antar peserta didik untuk mengeksplorasi masalah nyata
dan menyelesaikannya.
d. Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Masalah
SMA/SMK
Pembelajaran berbasis masalah diawali dengan aktivitas peserta didik secara individual
maupun kelompok dalam menyelesaikan masalah nyata dengan menggunakan strategi atau
pengetahuan yang telah dimiliki. Proses penyelesaian masalah tersebut berimplikasi pada
terbentuknya keterampilan peserta didik dalam menyelesaikan masalah dan berpikir kritis
serta sekaligus membentuk pengetahuan baru. Secara umum, poses tersebut dilakukan
melalui sintaks atau langkah-langkah pembelajaran yang dikemukakan Nur (2011)
sebagaimana disajikan pada Tabel 1 berikut.
Tabel 1. Langkah-Langkah Pembelajaran Berbasis Masalah
Tahap
Tahap 1
Mengorientasikan peserta
didik terhadap masalah
Tahap 2
Mengorganisasi peserta didik
untuk belajar
Tahap 3
Membimbing penyelidikan
individual maupun kelompok
Tahap 4
Mengembangkan dan
menyajikan hasil karya
Tahap 5
Menganalisis dan
mengevaluasi proses
pemecahan masalah
9.3.
SMA/SMK
Bruner memakai metode yang disebutnya Discovery Learning, di mana murid mengorganisasi
bahan yang dipelajari dengan suatu bentuk akhir (Dalyono, 1996:41). Metode Discovery
Learning adalah memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya
sampai kepada suatu kesimpulan (Budiningsih, 2005:43). Discovery terjadi bila individu terlibat,
terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan
prinsip. Discovery dilakukan melalui observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan dan
inferi. Proses tersebut disebut cognitive process sedangkan discovery itu sendiri adalah the
mental process of assimilatig conceps and principles in the mind (Robert B. Sund dalam Malik,
2001:219).
Sebagai strategi belajar, Discovery Learning mempunyai prinsip yang sama dengan inkuiri
(inquiry) dan Problem Solving. Tidak ada perbedaan yang prinsipil pada ketiga istilah ini, pada
Discovery Learning lebih menekankan pada ditemukannya konsep atau prinsip yang
sebelumnya tidak diketahui. Perbedaannya dengan discovery ialah bahwa pada discovery
masalah yang diperhadapkan kepada siswa semacam masalah yang direkayasa oleh guru,
sedangkan pada inkuiri masalahnya bukan hasil rekayasa, sehingga siswa harus mengerahkan
seluruh pikiran dan keterampilannya untuk mendapatkan temuan-temuan di dalam masalah
itu melalui proses penelitian.
Problem Solving lebih memberi tekanan pada kemampuan menyelesaikan masalah. Akan
tetapi prinsip belajar yang nampak jelas dalam Discovery Learning adalah materi atau bahan
pelajaran yang akan disampaikan tidak disampaikan dalam bentuk final akan tetapi siswa
sebagai peserta didik didorong untuk mengidentifikasi apa yang ingin diketahui dilanjutkan
dengan mencari informasi sendiri kemudian mengorgansasi atau membentuk (konstruktif) apa
yang mereka ketahui dan mereka pahami dalam suatu bentuk akhir.
Dengan mengaplikasikan metode Discovery Learning secara berulang-ulang dapat
meningkatkan kemampuan penemuan diri individu yang bersangkutan. Penggunaan metode
Discovery Learning, ingin merubah kondisi belajar yang pasif menjadi aktif dan kreatif.
Mengubah pembelajaran yang teacher oriented ke student oriented. Mengubah modus
Ekspositori siswa hanya menerima informasi secara keseluruhan dari guru ke modus Discovery
siswa menemukan informasi sendiri.
Dalam Konsep Belajar, sesungguhnya metode Discovery Learning merupakan pembentukan
kategori-kategori atau konsep-konsep, yang dapat memungkinkan terjadinya generalisasi.
Sebagaimana teori Bruner tentang kategorisasi yang nampak dalam Discovery, bahwa
Discovery adalah pembentukan kategori-kategori, atau lebih sering disebut sistem-sistem
coding. Pembentukan kategori-kategori dan sistem-sistem coding dirumuskan demikian dalam
arti relasi-relasi (similaritas & difference) yang terjadi diantara obyek-obyek dan kejadiankejadian (events).
Bruner memandang bahwa suatu konsep atau kategorisasi memiliki lima unsur, dan siswa
dikatakan memahami suatu konsep apabila mengetahui semua unsur dari konsep itu, meliputi:
1) Nama; 2) Contoh-contoh baik yang positif maupun yang negatif; 3) Karakteristik, baik yang
pokok maupun tidak; 4) Rentangan karakteristik; 5) Kaidah (Budiningsih, 2005:43). Bruner
menjelaskan bahwa pembentukan konsep merupakan dua kegiatan mengkategori yang
berbeda yang menuntut proses berpikir yang berbeda pula. Seluruh kegiatan mengkategori
SMA/SMK
meliputi mengidentifikasi dan menempatkan contoh-contoh (obyek-obyek atau peristiwaperistiwa) ke dalam kelas dengan menggunakan dasar kriteria tertentu.
Di dalam proses belajar, Bruner mementingkan partisipasi aktif dari tiap siswa, dan mengenal
dengan baik adanya perbedaan kemampuan. Untuk menunjang proses belajar perlu
lingkungan memfasilitasi rasa ingin tahu siswa pada tahap eksplorasi. Lingkungan ini
dinamakan Discovery Learning Environment, yaitu lingkungan dimana siswa dapat melakukan
eksplorasi, penemuan-penemuan baru yang belum dikenal atau pengertian yang mirip dengan
yang sudah diketahui. Lingkungan seperti ini bertujuan agar siswa dalam proses belajar dapat
berjalan dengan baik dan lebih kreatif.
Untuk memfasilitasi proses belajar yang baik dan kreatif harus berdasarkan pada manipulasi
bahan pelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif siswa. Manipulasi bahan
pelajaran bertujuan untuk memfasilitasi kemampuan siswa dalam berpikir (merepresentasikan
apa yang dipahami) sesuai dengan tingkat perkembangannya.
Menurut Bruner perkembangan kognitif seseorang terjadi melalui tiga tahap yang ditentukan
oleh bagaimana cara lingkungan, yaitu: enactive, iconic, dan symbolic. Tahap enactive,
seseorang melakukan aktivitas-aktivitas dalam upaya untuk memahami lingkungan sekitarnya,
artinya, dalam memahami dunia sekitarnya anak menggunakan pengetahuan motorik,
misalnya melalui gigitan, sentuhan, pegangan, dan sebagainya. Tahap iconic, seseorang
memahami objek-objek atau dunianya melalui gambar-gambar dan visualisasi verbal.
Maksudnya, dalam memahami dunia sekitarnya anak belajar melalui bentuk perumpamaan
(tampil) dan perbandingan (komparasi). Tahap symbolic, seseorang telah mampu memiliki ideide atau gagasan-gagasan abstrak yang sangat dipengaruhi oleh kemampuannya dalam
berbahasa dan logika. Dalam memahami dunia sekitarnya anak belajar melalui simbol-simbol
bahasa, logika, matematika, dan sebagainya.
Komunikasinya dilakukan dengan menggunakan banyak simbol. Semakin matang seseorang
dalam proses berpikirnya, semakin dominan sistem simbolnya. Secara sederhana teori
perkembangan dalam fase enactive, iconic dan symbolic adalah anak menjelaskan sesuatu
melalui perbuatan (ia bergeser ke depan atau kebelakang di papan mainan untuk
menyesuaikan beratnya dengan berat temannya bermain) ini fase enactive. Kemudian pada
fase iconic ia menjelaskan keseimbangan pada gambar atau bagan dan akhirnya ia
menggunakan bahasa untuk menjelaskan prinsip keseimbangan ini fase symbolic (Syaodih,
85:2001).
Dalam mengaplikasikan metode discovery learning guru berperan sebagai pembimbing dengan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara aktif, sebagaimana pendapat guru
harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan
(Sardiman, 2005:145). Kondisi seperti ini ingin merubah kegiatan belajar mengajar yang
teacher oriented menjadi student oriented.
Hal yang menarik dalam pendapat Bruner yang menyebutkan: hendaknya guru harus
memberikan kesempatan muridnya untuk menjadi seorang problem solver, seorang scientis,
historin, atau ahli matematika. Dalam metode discovery learning bahan ajar tidak disajikan
dalam bentuk akhir, siswa dituntut untuk melakukan berbagai kegiatan menghimpun
informasi,
membandingkan,
mengkategorikan,
menganalisis,
mengintegrasikan,
mereorganisasikan bahan serta membuat kesimpulan-kesimpulan.
SMA/SMK
Hal tersebut memungkinkan murid-murid menemukan arti bagi diri mereka sendiri, dan
memungkinkan mereka untuk mempelajari konsep-konsep di dalam bahasa yang dimengerti
mereka. Dengan demikian seorang guru dalam aplikasi metode discovery learning harus dapat
menempatkan siswa pada kesempatan-kesempatan dalam belajar yang lebih mandiri. Bruner
mengatakan bahwa proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan, atau pemahaman
melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya (Budiningsih, 2005:41).
Pada akhirnya yang menjadi tujuan dalam metode discovery learning menurut Bruner adalah
hendaklah guru memberikan kesempatan kepada muridnya untuk menjadi seorang problem
solver, seorang scientist, hystorian, atau ahli matematika. Melalui kegiatan tersebut siswa akan
menguasainya, menerapkan, serta menemukan hal-hal yang bermanfaat bagi dirinya.
Karakteristik yang paling jelas mengenai discovery sebagai metode mengajar ialah bahwa
sesudah tingkat-tingkat inisial (pemulaan) mengajar, bimbingan guru hendaklah lebih
berkurang dari pada metode-metode mengajar lainnya. Hal ini tak berarti bahwa guru
menghentikan untuk memberikan suatu bimbingan setelah problema disajikan kepada pelajar.
Tetapi bimbingan yang diberikan tidak hanya dikurangi direktifnya melainkan pelajar diberi
responsibilitas yang lebih besar untuk belajar sendiri.
b. Langkah-langkah Pembelajaran Penemuan
1) Persiapan
a) Menentukan tujuan pembelajaran.
b) Melakukan identifikasi karakteristik siswa (kemampuan awal, minat, gaya belajar, dan
sebagainya).
c) Memilih materi pelajaran.
d) Menentukan topik-topik yang harus dipelajari siswa secara induktif (dari contoh-contoh
generalisasi).
e) Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh, ilustrasi, tugas dan
sebagainya untuk dipelajari siswa.
f) Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari yang konkret ke
abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik sampai ke simbolik.
g) Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa.
2) Pelaksanaan Pembelajaran Penemuan
Menurut Syah (2004:244) dalam mengaplikasikan metode Discovery Learning di kelas, ada
beberapa prosedur yang harus dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar secara umum
sebagai berikut:
a) Stimulation (Stimulasi/Pemberian Rangsangan)
Pertama-tama pada tahap ini pelajar dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan
kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi, agar timbul
keinginan untuk menyelidiki sendiri. Disamping itu guru dapat memulai kegiatan PBM
dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya
yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah.
SMA/SMK
Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi belajar yang
dapat mengembangkan dan membantu siswa dalam mengeksplorasi bahan. Dalam hal
ini Bruner memberikan stimulation dengan menggunakan teknik bertanya yaitu dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat menghadapkan siswa pada kondisi
internal yang mendorong eksplorasi. Dengan demikian seorang Guru harus menguasai
teknik-teknik dalam memberi stimulus kepada siswa agar tujuan mengaktifkan siswa
untuk mengeksplorasi dapat tercapai.
b) Problem Statement (Pernyataan/ Identifikasi Masalah)
Setelah dilakukan stimulasi langkah selanjutya adalah guru memberi kesempatan
kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang
relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam
bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah) (Syah 2004:244),
sedangkan menurut permasalahan yang dipilih itu selanjutnya harus dirumuskan dalam
bentuk pertanyaan, atau hipotesis, yakni pernyataan (statement) sebagai jawaban
sementara
atas
pertanyaan
yang
diajukan.
Memberikan kesempatan siswa untuk mengidentifikasi dan menganalisis
permasasalahan yang mereka hadapi, merupakan teknik yang berguna dalam
membangun siswa agar mereka terbiasa untuk menemukan suatu masalah.
c) Data Collection (Pengumpulan Data)
Ketika eksplorasi berlangsung guru juga memberi kesempatan kepada para siswa untuk
mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar
atau tidaknya hipotesis (Syah, 2004:244). Pada tahap ini berfungsi untuk menjawab
pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya hipotesis.
Dengan demikian anak didik diberi kesempatan untuk mengumpulkan (collection)
berbagai informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati objek, wawancara
dengan nara sumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya. Konsekuensi dari
tahap ini adalah siswa belajar secara aktif untuk menemukan sesuatu yang berhubungan
dengan permasalahan yang dihadapi, dengan demikian secara tidak disengaja siswa
menghubungkan masalah dengan pengetahuan yang telah dimiliki.
d) Data Processing (Pengolahan Data)
Menurut Syah (2004:244) pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan
informasi yang telah diperoleh para siswa baik melalui wawancara, observasi, dan
sebagainya, lalu ditafsirkan. Semua informai hasil bacaan, wawancara, observasi, dan
sebagainya, semuanya diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu
dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu
(Djamarah, 2002:22).
Data processing disebut juga dengan pengkodean coding/ kategorisasi yang berfungsi
sebagai pembentukan konsep dan generalisasi. Dari generalisasi tersebut siswa akan
mendapatkan pengetahuan baru tentang alternatif jawaban/ penyelesaian yang perlu
mendapat pembuktian secara logis
e) Verification (Pembuktian)
SMA/SMK
Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar
atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan temuan alternatif, dihubungkan
dengan hasil data processing (Syah, 2004:244). Verification menurut Bruner, bertujuan
agar proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan atau
pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya.
Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran, atau informasi yang ada, pernyataan atau
hipotesis yang telah dirumuskan terdahulu itu kemudian dicek, apakah terjawab atau
tidak, apakah terbukti atau tidak.
f) Generalization (Menarik Kesimpulan/Generalisasi)
Tahap generalisasi/ menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah kesimpulan yang
dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang
sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi (Syah, 2004:244). Berdasarkan hasil
verifikasi maka dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari generalisasi. Setelah
menarik kesimpulan siswa harus memperhatikan proses generalisasi yang menekankan
pentingnya penguasaan pelajaran atas makna dan kaidah atau prinsip-prinsip yang luas
yang mendasari pengalaman seseorang, serta pentingnya proses pengaturan dan
generalisasi dari pengalaman-pengalaman itu.
3) Evaluasi
Evaluasi proses dan hasil penemuan, yaitu meninjau proses pelaksanan penemuan dan
menilai produk yang dihasilkan untuk mengetahui ketercapaian tujuan penemuan.
SMA/SMK
MATERI PELATIHAN 2
ANALISIS BUKU
ANALISIS BUKU GURU DAN BUKU SISWA
SMA/SMK
MATERI PELATIHAN 2
ANALISIS BUKU GURU DAN SISWA
A. Pengantar
Buku guru dan buku siswa merupakan salah satu sarana implementasi Kurikulum Tahun 2013
dalam pembelajaran. Buku guru dan buku siswa telah disiapkan Pemerintah sesuai dengan
Permendikbud no 71 Tahun 2013 tentang Buku Teks Pelajaran dan Buku Panduan Guru.
Buku Guru merupakan pedoman bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran yang meliputi
persiapan, pelaksanaan dan penilaian serta pedoman penggunaan buku siswa. Buku guru terdiri
dari dua bagian, yaitu petunjuk umum pembelajaran dan petunjuk khusus pelaksanaan
pembelajaran pada setiap bab sesuai dengan buku siswa.
Petunjuk umum pembelajaran berisi informasi tentang cakupan dan lingkup materi
pembelajaran, tujuan pembelajaran, strategi pembelajaran yang meliputi pendekatan, model dan
metode, penjelasan tentang media dan sumber belajar serta prinsip-prinsip penilaian pada
pembelajaran.
Petunjuk khusus pembelajaran terdiri dari beberapa bab sesuai dengan materi pada buku siswa.
Umumnya berisi informasi bagi guru untuk persiapan pelaksanaan pembelajaran dan penilaian
pembelajaran pada bab tersebut. Pada umumnya bagian ini berisi : peta konsep untuk materi
pada bab ini, cakupan materi untuk tatap muka, KI dan KD yang sesuai dengan materi, alokasi
waktu dan rincian materi setiap tatap muka. Selanjutnya pada bagian ini terdapat uraian
pembelajaran untuk setiap tatap muka, mulai dari tujuan pembelajaran, alternatif kegiatan
pembelajaran, sumber belajar dan media pembelajaran. Bagian penilaian berisi informasi
tentang teknik dan bentuk penilaian oleh guru, penilaian diri, penilaian antar peserta didik dan
informasi pembahasan soal pada buku siswa. Pada buku guru juga ada informasi bagaimana cara
informasi komunikasi dengan Orangtua/Wali.
Buku siswa merupakan buku sumber belajar bagi siswa/peserta didik yang memuat hal-hal
berikut, yaitu: Judul bab, infomasi kompetensi dasar yang sesuai dengan topik pada setiap bab.
Pada setiap bab dilengkapi dengan peta konsep, pengantar, bagian kegiatan siswa baik
ekperimen maupun non eksperimen atau diskusi, latihan soal, rangkuman, evaluasi, dan tugas
bagi peserta didik.
Penggunaan buku siswa oleh peserta didik disarankan dimulai dengan membaca dan mengkaji
bagian pengantar bab atau subbab, melakukan kegiatan-kegiatan yang tersedia, mendiskusikan
hasil kegiatan dan memverifikasi hasil diskusi dengan informasi konsep yang ada di buku. Uraian
materi lainnya merupakan bagian untuk memperdalam pemahaman konsep dan diakhiri dengan
soal-soal untuk menguji pemahaman konsep secara individual.
Buku guru dan buku siswa merupakan standar minimal yang dapat dikembangkan jika guru
merasa perlu mengembangkannya sesuai dengan kondisi sekolah. Terutama yang berkaitan
dengan kegiatan pembelajaran, guru dapat menyesuaikan sesuai dengan alat dan bahan
praktikum atau media belajar yang tersedia di sekolah atau model-model pembelajaran yang
dipilih guru. Untuk lebih memahami isi buku guru dan buku siswa serta mengetahui hal-hal yang
perlu dikembangkan atau disesuaikan dengan keperluan implementasi kurikulum 2013 dalam
pembelajaran, guru dapat melakukannya melalui kegiatan analisis buku guru dan buku siswa
sesuai dengan petunjuk dan format yang tersedia.
B. Kompetensi
Peserta pelatihan dapat:
1. Menganalisis kesesuaian isi buku guru dengan tuntutan SKL, KI, dan KD.
2. Menganalisis buku guru dilihat dari aspek kecukupan dan kedalaman materi.
SMA/SMK
3. Menguasai secara utuh materi, struktur, dan pola pikir keilmuan materi pelajaran.
4. Menguasai penerapan materi pelajaran pada bidang/ ilmu lain serta kehidupan sehari-hari.
5. Memahami strategi menggunakan buku guru untuk kegiatan pembelajaran.
6. Menganalisis kesesuaian isi buku siswa dengan tuntutan SKL, KI, dan KD.
7. Menganalisis buku siswa dilihat dari aspek kecukupan dan kedalaman materi.
8. Menguasai secara utuh materi, struktur, dan pola pikir keilmuan materi pelajaran.
9. Menguasai penerapan materi pelajaran pada bidang/ ilmu lain serta kehidupan sehari-hari.
10. Memahami strategi menggunakan buku siswa untuk kegiatan pembelajaran.
C. Indikator
1. Mengidentifikasi kesesuaian isi buku guru dengan tuntutan SKL, KI, dan KD.
2. Menganalisis kecukupan dan kedalaman materi buku guru.
3. Menganalisis kesesuaian proses, pendekatan scientific, serta strategi evaluasi
diintegrasikan dalam buku.
4. Menjelaskan secara utuh materi, struktur, dan pola pikir keilmuan materi pelajaran
terdapat dalam buku.
5. Menerapkan materi pelajaran yang terdapat dalam buku guru pada bidang/ ilmu lain
kehidupan sehari-hari.
6. Menjelaskan strategi penggunaan buku guru untuk kegiatan pembelajaran.
7. Mengidentifikasi kesesuaian isi buku siswa dengan tuntutan SKL, KI, dan KD.
8. Menganalisis kecukupan dan kedalaman materi buku siswa.
9. Menganalisis kesesuaian proses, pendekatan scientific, serta strategi evaluasi
diintegrasikan dalam buku.
10.Menjelaskan secara utuh materi, struktur, dan pola pikir keilmuan materi pelajaran
terdapat dalam buku siswa.
11.Menerapkan materi pelajaran yang terdapat dalam buku siswa pada bidang/ ilmu lain
kehidupan sehari-hari.
12.Menjelaskan strategi penggunaan buku siswa untuk kegiatan pembelajaran.
yang
yang
serta
yang
yang
serta
D. Lingkup materi
1. Analisis Buku Guru (Kesesuaian, Kecukupan, dan Kedalaman Materi)
2. Analisis Buku siswa (Kesesuaian, Kecukupan, dan Kedalaman Materi)
E. Perangkat Pelatihan
1. Bahan Tayang
a. Panduan Tugas Analisis Buku Guru
b. Panduan Tugas Analisis Buku Siswa
2. Lembar Kerja:
a. Analisis Buku Guru
b. Analisis Buku Siswa
3. ATK
SMA/SMK
Pengkajian
Analisis
Buku
Diskusi 1
Presentasi
Diskusi 3
Diskusi 2
1. Pengkajian
1.
Peserta mengkaji isi materi struktur, dan pola pikir keilmuan dalam buku guru dan
buku siswa dalam kelompok
2. Analisis Buku
Peserta menganalisis isi buku guru (LK-2.1) dan buku siswa (LK-2.2).
3. Diskusi 1
Peserta mendiskusikan hasil analisis buku guru dan buku siswa dalam kesesuaiannya dengan
pendekatan scientific dan standar proses.
4. Diskusi 2
Peserta mendiskusikan hasil analisis buku guru dan buku siswa dalam kesesuaiannya dengan
standar penilaian.
5. Diskusi 3
Mendiskusikan hasil analisis untuk membuat rekomendasi tentang penggunaan buku guru
dan buku siswa.
6. Presentasi
Mempresentasi kan hasil analisis buku guru (perwakilan kelompok), kemudian menyimpulkan
strategi penggunaan buku guru dan buku siswa untuk kegiatan pembelajaran.
SMA/SMK
Tujuan:
Melalui kegiatan analisis buku guru peserta dapat:
-1. Mendeskripsikan isi buku guru yang sesuai dengan kegiatan perencanaan pembelajaran
-2. Mendeskripsikan isi buku guru yang sesuai dengan penilaian proses dan hasil belajar
-3. Menganalisis kesesuaian isi buku guru dan menentukan tindak lanjut berdasarkan hasil analisis
Panduan Kegiatan:
1. Kerjakanlah secara berkelompok!
2. Pelajari format analisis buku guru!
3. Siapkan SKL, KI dan KD sesuai jenjang pendidikan dan mata pelajaran!
4. Cermatilah buku guru yang berisi strategi penyajian pembelajaran dan informasi lainnya!
5. Lakukanlah analisis terhadap buku guru dan tuliskan hasil analisis pada kolom yang tersedia pada
format dengan cara:
-a. mendeskripsikan secara singkat isi buku sesuai dengan aspek kegiatan guru
-b. memberikan tanda cek ( ) pada kolom kualifikasi kurang, cukup atau baik
-c. menuliskan alas an Anda memilih kualifikasi tersebut
6. Berdasarkan hasil analisis, tuliskan tindak lanjut hasil analisis!,
Jika kurang/tidak sesuai, Anda disarankan untuk memberikan rekomendasi tindak lanjut yang
harus dikerjakan guru sebagai pengguna buku guru tersebut.
Jika sesuai dengan kebutuhan, buku bisa digunakan sebagai pedoman dalam pembelajaran.
SMA/SMK
:
.....................................................................................................
:
....................................................................................................
:
.....................................................................................................
.....................................................................................................
Isi buku yang relevan dengan
kegiatan guru
Kualifikasi
Kurang
Cukup
Baik
Alasan
Tindak lanjut
A. Perencanaan Pembelajaran
Memilih KI dan
KD yang
berkaitan
Menentukan
alokasi waktu
Merumuskan
indikator
Merumuskan
tujuan
pembelajaran
Menentukan
cakupan materi
pembelajaran
Menentukan
pendekatan
Menentukan
model
Menentukan
strategi
Menentukan
metode
Menentukan
media, sumber
dan alat
Mendeskripsika
n langkah
pembelajaran
sesuai dengan
pendekatan,
model, metode
B. Penilaian Proses dan Hasil Belajar
Menilai
Pengetahuan
- Contoh
instrumen
- Pembahasan
Menilai Sikap
SMA/SMK
Kegiatan Guru
Kualifikasi
Kurang
Cukup
Baik
Alasan
Tindak lanjut
- Contoh
instrumen
- Rubrik
Menilai
Keterampilan
- Contoh
instrumen
- Rubrik
Portofolio
Penilaian Diri
Informasi
Pengayaan
Belajar
Informasikan
hubungan guru
dan Orang tua
Formatted: Tab stops: 2,5 cm, Left +
3 cm, Left
R-2.1
Formatted: Justified
Formatted: English (U.S.)
NILAI
KRITERIA
90 < AB 100
Baik (B)
80 < B 90
Cukup (C)
70 < C 80
Kurang (K)
70
SMA/SMK
LK 2.2
Panduan kegiatan:
A. Kerjakanlah secara berkelompok!
SMA/SMK
B.
C.
D. Cermatilah buku siswa yang berisi teks materi pembelajaran dan informasi lainnya seperti kegiatan
siswa dan evaluasi
E.
Lakukanlah analisis terhadap buku siswa dan tuliskan hasil analisis pada kolom yang tersedia pada format
dengan cara:
F.
mendeskripsikan secara singkat isi buku sesuai dengan aspek-aspek yang dianalisis
G. memberikan tanda cek ( ) pada kolom kualifikasi kurang, cukup atau baik
H. menuliskan alasan Anda memilih kualifikasi tersebut
I.
Berdasarkan hasil analisis, tuliskan alasan dan tindak lanjut hasil analisis ,
J.
Jika kurang/tidak sesuai, Anda disarankan untuk memberikan rekomendasi tindak lanjut yang harus
dikerjakan guru sebagai pengguna buku siswa untuk proses pembelajaran.
Jika sesuai dengan kebutuhan, buku bisa digunakan sebagai sumber belajar dalam pembelajaran.
SMA/SMK
Judul Buku
Kelas
Jenjang
Topik
:
:
:
:
Kegiatan Guru
.....................................................................................................
....................................................................................................
.....................................................................................................
.....................................................................................................
Deskripsi pada Buku
Kualifikasi
Kurang
Cukup
Baik
Alasan
Tindak Lanjut
A. Sistematika
Judul bab
menunjukkan
KD yang harus
dicapai
Urutan sub
topik /materi
sesuai dengan
sistematika
keilmuan
Komponen
penilaian sesuai
tuntutan
penilaian
authentic
B. Uraian Materi
Pendahuluan
bab memotivasi
siswa untuk
belajar
Cakupan materi
setiap sub
topik/submateri
memenuhi
kebutuhan
pencapaian KD
Kegiatan pada
buku
memfasilitasi
pembelajaran
dengan
Pendekatan
Scientific
C. Penilaian Proses dan Hasil Belajar
Penilaian
Pengetahuan
Penilaian Sikap
Penilaian
SMA/SMK
Kegiatan Guru
Kualifikasi
Kurang
Cukup
Baik
Alasan
Tindak Lanjut
Keterampilan
Tugas
R-2.2
Judul Buku : .....................................................................................................
Kelas
: ....................................................................................................
Jenjang
: .....................................................................................................
Topik : .....................................................................................................
NILAI
KRITERIA
90 < AB 100
Baik (B)
80 < B 90
Cukup (C)
70 < C 80
SMA/SMK
logis
Kurang (K)
70
PERINGKAT
NILAI
KRITERIA
Amat Baik (
AB)
90 < AB
100
Baik (B)
80 < B
90
Cukup (C)
70 < C
80
Kurang (K)
70
3.
Setelah selesai penilaian masing-masing komponen, jumlahkan nilai seluruh
komponen sehingga menghasilkan nilai hasil analisis buku siswa
SMA/SMK
MATERI PELATIHAN 3
PERANCANGAN PEMBELAJARAN DAN
PENILAIAN
3.1 PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DAN MODEL-MODEL
PEMBELAJARAN
3.2 PERANCANGAN PENILAIAN PEMBELAJARAN
3.3 PELAPORAN HASIL PENILAIAN PEMBELAJARAN DALAM
RAPOR
SMA/SMK
MATERI PELATIHAN 3
PERANCANGAN PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN
A. Pengantar
Perubahan pada proses pembelajaran kurikulum 2013 mencakup: a) berorientasi pada
karakteristik kompetensi yang mencakup: 1) sikap (Krathwohl): menerima, menjalankan,
menghargai, menghayati, dan mengamalkan, 2) keterampilan (Dyers): mengamati, menanya,
mencoba, menalar, menyajikan, dan mencipta, dan 3) pengetahuan (Bloom & Anderson):
mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta; b)
menggunakan pendekatan scientific, karakteristik kompetensi sesuai jenjang. c) mengutamakan
discovery learning dan project based learning.
Penilaian hasil belajar mencakup seluruh aspek kompetensi, bersifat formatif dan hasilnya segera
diikuti dengan pembelajaran remedial untuk memastikan penguasaan kompetensi pada tingkat
memuaskan. Perubahan pada penilaian mencakup: penilaian berbasis tes dan nontes (portofolio),
cara menilai proses dan output dengan menggunakan penilaian authentic, dan rapor memuat
penilaian kuantitatif tentang pengetahuan dan deskripsi kualitatif tentang sikap dan
keterampilan.
Pada materi pelatihan ini Anda mempelajari penerapan model-model pembelajaran dan
perancangan penilaian yang baik dengan cara berlatih menyusun contoh proses pembelajaran,
mengembangakan instrumen penilaian menggunakan berbagai model pembelajaran sesuai
Kurikulum 2013 dan mengolah nilai untuk rapor.
B. Kompetensi
Peserta pelatihan dapat:
1. Memahami penerapan pendekatan scientific dalam pembelajaran PJOK.
2. Memahami penerapan model-model pembelajaran dalam PJOK.
3. Membedakan model pembelajaran (project based learning, problem based learning, dan
discovery learning) dan penilaiannya.
4. Mengolah hasil penilaian proses dan hasil belajar ke dalam laporan hasil belajar (rapor).
C. Lingkup Materi
1. Penerapan Pendekatan Scientific dalam Pembelajaran PJOK
2. Model Pembelajaran (Project Based Learning, Problem Based Learning, dan Discovery
Learning) dan Penilaiannya
3. Pengolahan Hasil Penilaian Proses dan Hasil Belajar ke Dalam Laporan Hasil Belajar (Rapor).
D. Indikator
1.
2.
3.
4.
SMA/SMK
E. Perangkat Pelatihan
1. Bahan Tayang
a. Penerapan Pendekatan Scientific dalam Pembelajaran PJOK
b. Model Pembelajaran (Project Based Learning, Problem Based Learning, dan Discovery
Learning) dan penilaiannya
c. Panduan Pengisian Rapor
2. Lembar Kerja:
a. Instrumen Perancangan Kegiatan Pembelajaran
b. Instrumen Perancangan Model Pembelajaran dan Penilaian
3. Hand-Out:
a.
b.
c.
d.
SMA/SMK
Penyusunan
Model
Penyusunan
Model
Presentasi
Hasil Kerja
Penyimpulan
Hasil Diskusi
SMA/SMK
B. Lembar Kerja
LK- 3.1a
PERANCANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC
Tujuan:
Melalui diskusi kelompok peserta diharapkan mampu merancang contoh penerapan pendekatan
scientific pada pembelajaran PJOK.
Panduan Kegiatan:
1.
2.
3.
4.
Pelajari hand out dan contoh penerapan pendekatan scientific pada pembelajaran PJOK!
Isilah lembar kerja perancangan pembelajaran yang tersedia secara berkelompok!
Setelah selesai, presentasikan hasil diskusi kelompok Anda!
Perbaiki hasil kerja kelompok Anda jika ada masukan dari kelompok lain!
Kompetensi Dasar
Topik /Tema
Sub Topik/Tema
Tujuan Pembelajaran
Alokasi Waktu
:
:
:
:
:
Tahapan Pembelajaran
Kegiatan
Mengamati
Menanya
Mengumpulkan informasi
Mengasosiasikan
Mengomunikasikan
SMA/SMK
LK - 3.1b
PERANCANGAN PENERAPAN MODEL-MODEL PEMBELAJARAN PJOK
DAN CARA PENILAIANNYA
Tujuan:
Pada kegiatan ini diharapkan peserta mampu merancang model Project Based Learning, Discovery
Learning dan Problem Based Learning pada pembelajaran PJOK.
Langkah Kegiatan :
1. Kerjakan secara berpasangan , cermati lembar kerja perancangan model pembelajaran dan cara
penilaiannya!
2. Pilihlah satu subtopik/submateri/subtema untuk satu kali tatap muka yang sesuai dengan salah
satu model pembelajaran!
3. Isilah lembar kerja perancangan model pembelajaran sesuai dengan model yang Anda pilih!
4. Presentasikan hasil rancangan Anda!
5. Perbaiki rancangan jika ada saran atau usulan perubahan dari pasangan lain!
Catatan:
Pada lembar kerja ini ada dua format model pembelajaran yaitu model Problem Based Learning dan Discovery
Learning jika Anda merancang model Lainnya silahkan sesuai sintak model yang sesuai.
SMA/SMK
Topik
Sub Topik
Tujuan
Alokasi Waktu
1. ..
2. ..
3. ..
..
1x TM
TAHAP PEMBELAJARAN
KEGIATAN PEMBELAJARAN
1. Stimulation
(simullasi/Pemberian
rangsangan)
2. Problem statemen
(pertanyaan/identifikasi
masalah)
3. Data collection
(pengumpulandata)
4. Data processing
(pengolahan Data)
5. Verification (pembuktian)
6. Generalization (menarik
kesimpulan/generalisasi)
Model Pembelajaran Problem Based Learning
Kompetensi Dasar
Topik
Sub Topik
Tujuan
Alokasi Waktu
1. ..
2. ..
3. ..
1x TM
SMA/SMK
FASE-FASE
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Fase 1
Orientasi peserta didik kepada
masalah
Fase 2
Mengorganisasikan peserta didik
Fase 3
Membimbing penyelidikan individu
dan kelompok
Fase 4
Mengembangkan dan menyajikan
hasil karya
Fase 5
Menganalisa dan mengevaluasi
proses pemecahan masalah
SMA/SMK
R-3.1a-b
PERANCANGAN PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC DAN MODEL PEMBELAJARAN
Rubrik perancangan penerapan scientific dan perancangan model pembelajaran digunakan fasilitator
untuk menilai hasil rancangan peserta pelatihan dalam merancang contoh penerapan pendekatan
scientific dan contoh rancangan model pembelajaran satu topik PJOK.
Langkah-langkah penilaian hasil analisis:
1. Cermati tugas yang diberikan kepada peserta pelatihan pada LK -3.1a dan LK- 3.1b!
2. Berikan nilai pada rancangan sesuai dengan penilaian Anda terhadap hasil rancangan!
Penilaian LK- 3.1
PERINGKAT
NILAI
90 < AB 100
Baik (B)
Cukup (C)
Kurang (K)
80 < B 90
70 < C 80
70
KRITERIA
1. Identitas: topik, sub topik, KD dan tujuan
pembelajaran dan alokasi waktu lengkap dan benar
2. Kegiatan mengamati,menanya, mengumpulkan
informasi, mengasosiasikan dan
mengkomunikasikansesuai dengan topik/sub topik,
KD, tujuan dan alokasi waktu
3. Kegiatan mengamati,menanya, mengumpulkan
informasi, mengasosiasikan dan mengkomunikasikan
lengkap, sistematis dan logis atau benar
Ada 2 aspek sesuai dengan kriteria, 1 aspek kurang sesuai
Ada 1 aspek sesuai dengan kriteria, 2 aspek kurang sesuai
Ketiga aspek kurang sesuai
NILAI
90 < AB 100
Baik (B)
Cukup (C)
Kurang (K)
80 < B 90
70 < C 80
70
KRITERIA
1. Identitas: topik, sub topik, KD dan tujuan
pembelajaran dan alokasi waktu lengkap dan benar
2. Kegiatan pada tahapan model pembelajaran sesuai
dengan topik/sub topik, KD, tujuan dan alokasi waktu
3. Kegiatan pada tahapan model pembelajaran
lengkap, sistematis dan logis ( sesuai dengan sintak
atau tahapan pembelajaran)
Ada 2 aspek sesuai dengan kriteria, 1 aspek kurang sesuai
Ada 1 aspek sesuai dengan kriteria, 2 aspek kurang sesuai
Ketiga aspek kurang sesuai
SMA/SMK
C. Hand Out
HO-3.1
catatan tentang kekuatan dan kelemahan variasi dan kombinasi (mengumpan, mengontrol,
menggiring, posisi, dan menembak bola ke gawang) yang dilakukan oleh temannya selama
bermain.
SMA/SMK
2. Menanya
Pada proses ini guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengungkapkan
berbagai masalah yang ditemukan pada saat proses pengamatan dengan berbagai bentuk
pertanyaan baik yang berkaitan dengan sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan
kompetensi yang akan diraihnya.
Contoh kegiatan menanya dalam pemainan sepakbola:
Pertanyaan yang berhubungan dengan afektif: bagaimana jalannya permainan sepakbola
bila tidak didukung oleh kerjasama team?
Pertanyaan yang berhubungan dengan keterampilan: bagaimana jalannya bola jika titik
perkenaan bola dengan kaki dirubah (bawah, tengah dan atas bola)?, apakah jarak titik
tumpu berpengaruh terhadap kekuatan menendang bola?, berapakah kekuatan di transfer
ke bola sehingga bola sampai pada jarak yang diinginkan?.
Pertanyaan yang berhubungan dengan kognitif: apa manfaat permainan sepakbola
terhadap kesehatan dan otot-otot yang dominan yang dipergunakan dalam permainan
sepakbola?
3. Mengumpulkan informasi/eksperimen
Kegiatan mengumpulkan informasi/eksperimen ini merupakan bagian dari kegiatan eksplorasi
yaitu untuk mencari jawaban terhadap pertanyaan terkait dengan pengembangan kompetensi
sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Contoh kegiatan eksperimen dalam pemainan sepakbola:
Mengeksperimenkan bermain sepakbola tanpa kerjasama tim
Mengeksperimenkan cara menendang dengan merubah titik perkenaan kaki dengan bola
secara individual, berpasangan atau berkelompok dalam posisi di tempat dan sambil
bergerak dasar fundamental dengan menunjukkan nilai disiplin, menghargai perbedaan,
dan kerjasama.
4. Mengasosiasi/menalar
Menalar adalah proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata empiris yang dapat
diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Istilah menalar dalam
pembelajaran merujuk pada kemampuan mengelompokkan beragam ide dan beragam
peristiwa untuk kemudian dijadikan sebagai dasar pembuatan keputusan.
Contoh kegiatan menalar dalam pemainan sepakbola:
Mencari hubungan antara titik perkenaan bola dengan kaki dikaitkan dengan arah gerak
bola sehingga mampu memilih alternatif terbaik.
Mencari hubungan antara jenis tendangan dengan sasaran yang hendak dicapai sehingga
mampu memilih alternatif terbaik.
Mencari hubungan antara permainan sepakbola dengan kesehatan dan kebugaran tubuh.
5. Mengomunikasikan
Mengomunikasikan adalah proses penyajian berbagai sikap, pengetahuan, dan keterampilan
dalam bentuk penyampaian informasi, peragaan keterampilan, dan sikap dalam pembelajaran
atau kehidupan. Contoh kegiatan mengomunikasikan dalam pemainan sepakbola:
SMA/SMK
SMA/SMK
b. Contoh Penerapan Pembelajaran Berbasis Proyek pada Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani
Olahraga dan Kesehatan
Membuat rangkaian aktivitas gerak ritmik dengan menggunakan variasi dan kombinasi
gerak dasar senam aerobik.
1) Persiapan
a) Menentukan proyek
Peserta didik melakukan aktivitas berirama senam aerobik bersama guru, dengan
memperhatikan teknik gerak dasar langkah kaki (intensitas, arah dan hitungan), dan
variasi gerak dasar lengan,
Melakukan diskusi tentang aktivitas senam aerobik yang telah dilakukan bersamasama dengan komentar dan tanya jawab.
Peserta didik dibagi dalam kelompok kecil terdiri dari 4-5 orang dengan diberikan
tugas proyek Menyusun variasi dan kombinasi 3 gerak dasar langkah kaki dengan
variasi dan kombinasi gerak dasar lengan, seperti yang telah dilakukan dan
didiskusikan.
Peserta didik bersama dengan kelompoknya menentukan urutan rangkaian gerak
dengan variasi dan kombinasi 3 teknik gerak kaki dan variasi kombinasi teknik gerak
lengan.
b) Merancang langkah-langkah penyelesaian proyek
Peserta didik (secara berkelompok) merancang urutan dari 3 gerak dasar langkah
kaki dan variasi kombinasi gerak lengan.
Peserta didik mendiskusikan bentuk gerak dasar langkah kaki berdasarkan intensitas,
arah dan hitungan yang akan digunakan dalam membuat tugas. juga mendiskusikan
variasi kombinasi gerak lengan
Peserta didik (secara berkelompok) membagi tugas masing-masing anggota
kelompok.
Peserta didik menyusun teknik gerak langkah kaki dan teknik lengan serta langkahlangkah proses eksplorasi penyusunan variasi dan kombinasi berdasarkan arah,
intensitas dan hitungan.
c) Menyusun jadwal pelaksanaan proyek
Peserta didik (secara berkelompok) berdiskusi menentukan jadwal kegiatan proyek
sesuai dengan target waktu yang telah disampaikan oleh guru.
Peserta didik (secara berkelompok) menyusun jadwal kegiatan penyelesaian tugas
proyek tahap demi tahap.
2) Pelaksanaan
a) Menyelesaikan proyek dengan fasilitasi dan pemantauan guru.
Peserta didik (secara berkelompok) mengeksplorasi rangkaian gerak gerak aktivitas
senam aerobik dan kemungkinan berbagai ragam gerak berdasar arah, intensitas
dan hitungan.
SMA/SMK
SMA/SMK
3) Keaslian
Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya, dengan
mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap proyek
peserta didik.
2) Teknik Penilaian Proyek
Penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan, sampai hasil akhir
proyek. Untuk itu, guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti
penyusunan disain, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapkan laporan tertulis.
Laporan tugas atau hasil penelitian juga dapat disajikan dalam bentuk poster. Pelaksanaan
penilaian dapat menggunakan alat/ instrumen penilaian berupa daftar cek ataupun skala
penilaian.
Formatted: Space Before: 0 pt, Line
spacing: single
Guru Pembimbing
Nama Anggota
Kelas
: PJOK
: Pembuatan Rangkaian Gerak Aktivitas Ritmik dengan Variasi Dan dan
Kombinasi Rangkaian Aktivitas Gerak Ritmik Dengan Menggunakan Gerak
Dasar Senam Aerobik
: .
: .
.
.
: .
A. Penialaian Proses
No.
1
ASPEK
Perencanaan
a. Rumusan Judul
b. Inventarisir dan pemilihan gerak (langkah kaki dan
gerak lengan)
Pelaksanaan
a. Prosedur perangkaian gerak berdasarkan, hitungan,
kerumitan, arah, dan intensitas
b. Penambahan aksen gerak dan transisi
c. Finalisasi rangkaian gerak
Pelaporan
a. Proses penyusunan laporan
b. Presentasi/penguasaan
TOTAL SKOR
SKOR (1 - 4)
SMA/SMK
B. Penilaian Produk
No.
1
ASPEK
SKOR (1 - 54)
Dokumen Penyusunan
a. PersiapanTampilan dokumen
b. Rumusan JudulIsi dokumen
Peragaan Rangkaian Gerak
c. Sistematika penulisanPenguasaan gerak dasar
senam aerobik (langkah, ayunan dan gerak lengan,
musikalitas)
a.
b. Inventarisir dan pemilihan gerak (langkah Kaki dan
gerak lengan)Kelancaran dan keluwesan gerak
d. Kekompakan sebagai satu kelompok
e. Pelaksanaan perangkaian gerak (langkah kaki dan
gerak lengan) berdasarkan intensitas, arah, dan
hitungan
f. Aksen gerak dan transisi
g.c. Finalisasi rangkaian gerak
LAPORAN PROYEK :
c. Tampilan rangkaian gerak
d. Presentasi/penguasaan
TOTAL SKOR
Formatted Table
Formatted: Indent: Before: 0 cm,
Hanging: 0,62 cm, Space Before: 2 pt,
Numbered + Level: 1 + Numbering
Style: a, b, c, + Start at: 1 +
Alignment: Left + Aligned at: 0,63 cm
+ Tab after: 1,27 cm + Indent at:
1,27 cm, Tab stops: 0,62 cm, List tab
+ Not at 1,27 cm
Formatted: Indonesian
Formatted: Indonesian
Formatted: Indonesian
Formatted: Indent: Hanging: 1,02
cm, Space After: 10 pt, Line spacing:
Multiple 1,15 li, Numbered + Level: 1 +
Numbering Style: A, B, C, + Start at:
1 + Alignment: Left + Aligned at: 0,63
cm + Indent at: 1,27 cm, Tab stops:
0,75 cm, Left + Not at 0,7 cm + 1,59
cm + 4,13 cm
C. Penilaian Sikap
Formatted: Indonesian
No.
1
ASPEK
SKOR (1 - 4)
Tanggung Jawab
a. Berupaya menyelesaikan seluruh tugas yang
diberikan
b. Menggunakan waktu secaara efisien untuk
mengerjakan seluruh tugas
Disiplin
a. Mengikuti seluruh proses pembelajaran
b. Mentaati prosedur kerja dengan benar
Kerja sama
a. Setiap anggota kelompok melibatkan diri dan
mengambil peran secara aktif dalam kelompok
b. Setiap anggota kelompok berbagi tugas dengan
anggota lain (tidak ada yang mendominasi)
TOTAL SKOR
Catatan:
Pemberian skor didasarkan pada seberapa baik setiap sub aspek diperlihatkan oleh peserta
didik selama persiapan, pelaksanaan, dan hasil proyek dilaporakan.
SMA/SMK
Penilaian Proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan sampai dengan akhir
proyek. Untuk itu perlu memperhatikan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai. Pelaksanaan
penilaian dapat juga menggunakan rating scale dan checklist.
kekompakan
5.
Teknik gerak
6.
kreativitas
5.
6.
7.
8.
Nilai 1 jika Jika selama melakukan rangkaian gerak selalu tidak kompak
Nilai 4 Jika selama melakukan rangakaian gerak sesuai dengan teknik gerak
6.
Nilai 3 Jika selama melakukan rangakaian gerak sebagaian kecil kurang sesuai teknik gerak
7.
Nilai 3 Jika selama melakukan rangakaian gerak kadang-kadang sesuai teknik gerak
8.
Nilai 3 Jika selama melakukan rangakaian gerak tidak sesuai teknik gerak
4.
e.
f.
g.
h.
5.
6.
7.
SMA/SMK
SMA/SMK
b) Dengan bimbingan guru, peserta didik melakukan penyelidikan dengan cara melakukan
eksperimen/praktik maupun mengeksplorasi sumber-sumber belajar yang mendukung.
(Tahap 3 membimbing penyelidikan individu maupun kelompok)
c) Peserta didik dalam kelompok mengembangkan laporan hasil penelitian atau hasil
diskusi kelompok. (Tahap 4 mengembangkan dan menyajikan hasil karya). Setiap
kelompok mempresentasikan hasil eksperimen (mengomunikasi). Kelompok lain
menanggapi hasil presentasi dan guru memberikan umpan balik.
d) Guru membimbing diskusi kelas untuk mengklarifikasi dan memperkuat pemahaman
peserta didik terkait hasil diskusi kelompok.
e) Guru bersama peserta didik menganalisis dan mengevaluasi terhadap proses
pemecahan masalah yang dipresentasikan setiap kelompok maupun terhadap seluruh
aktivitas pembelajaran yang dilakukan. (Tahap 5 Menganalisis dan mengevaluasi
proses pemecahan masalah)
f) Guru memberikan penguatan terkait penguasaan pengetahuan atau konsep tertentu,
misalnya dalam perkenaan shuttlec kock pada teknik overhead back hand terjadi ketika
shuttlecock shuttle kock berada pada titik tertinggi dari jangkauan atau berada
belakang atas badan dan koreksi-koreksi yang perlu diberikan terkait teknik overhead
backhand.
3) Kegiatan penutup
Dengan bimbingan guru, peserta didik menyimpulkan hasil diskusi. Guru dapat melakukan
kegiatan pengayaan bagi peserta didik yang telah mencapai ketuntasan. Sebaliknya, guru
dapat memberikan remidi bagi peserta didik yang belum mencapai ketuntasan.
b. Contoh Penerapan Pembelajaran Berbasis Projek Masalah pada Mata Pelajaran Pendidikan
Jasmani Olahraga dan Kesehatan
1) Pendahuluan
Sebagai contoh pada tahap ini (Tahap 1 yaitu mengorientasi peserta didik pada masalah).
misalnya Teknik overhead pada permainan bulutangkis backhand . teknik Teknik ini
merupakan teknik yang tidak mudah untuk dilakukan oleh peserta didik. banyak
permasalahan yang dapat digambarkan y6ang berhubungan dengan teknik ini dari posisi
pegangan raket yang tidak tepat, gerak langkah, posisi badan, saat memukul sampai
pergerakan badan yang tidak tepat. Pada kasusu ini peserta didik diharapkan mampu
melakukan teknik overhead backhand dengan benar.
Peserta didik mencermati (mengamati) dan mengeksplorasi masalah tersebut, misalnya
dengan menduga kesalahan pada peganagan raket, saat perkenaan shuttle cock dan
lain-lain.
Dengan bimbingan guru, peserta didik mengeksplorasi strategi yang tepat untuk
menyelesaikan masalah tersebut melalui dengan menggali sumber-sumber belajar yang
sesuai dan mempraktikkannya.
Guru menekankan bahwa masalah tersebut dapat diselesaikan dengan cara-cara yang
tepat sesuai dengan sumber informasi dan percobaan yang dilakukan.
SMA/SMK
Guru menginformasikan kegiatan yang akan dilakukan peserta didik untuk dapat
melakukan overhead backhand.
2) Kegiatan Inti
Guru mengorganisasi peserta didik untuk belajar dalam bentuk diskusi kelompok kecil
(Tahap 2: mengorganisasikan peserta didik untuk belajar).
Dengan bimbingan guru, peserta didik secara berkelompok melakukan penyelidikan
untuk menemukan teknik overhead backhand.
Masing-masing kelompok atau salah satu kelompok terpilih mengkomunikasikan hasil
penyelidikan dan hasil diskusi (Tahap 4: mengembangkan dan menyajikan hasil karya).
Kelompok lain memberikan saran dan tanggapan.
Guru membimbing diskusi kelas untuk mengklarifikasi pemahaman peserta didik
mengenai teknik overhead backhand.
Peserta didik mengeksplor kembali mengenai teknik overhead backhand.
3) Kegiatan Penutup
Dengan bimbingan guru, peserta didik membuat simpulan dan merangkum kegiatan
pembelajatran
Guru membimbing peserta didik untuk mengevaluasi proses pemecahan masalah yang
telah dilakukan.
Guru juga membimbimbing peserta didik untuk merefleksi seluruh akttivitas
pembelajaran yang dilakukan. Refleksi dapat dikaitkan difokuskan pada perilaku ilmiah
yang dapat terbentuk pada diri peserta didik melalui akktivitas pembelajaran Perilaku
ilmiah tersebut seperti memiliki keingintahuan, objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hatihati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; dan inovatif.
SMA/SMK
a. Self-assessment. Penilaian yang dilakukan oleh pebelajar itu sendiri terhadap usahausahanya dan hasil pekerjaannya dengan merujuk pada tujuan yang ingin dicapai
(standard) oleh pebelajar itu sendiri dalam belajar.
b. Peer-assessment. Penilaian di mana pebelajar berdiskusipeserta didik ditugaskan untuk
memberikan penilaian terhadap upaya dan hasil penyelesaian tugas-tugas yang telah
dilakukannya sendiri oleh perorangan maupun oleh teman dalam kelompoknya.
c. Penilaian Kinerja Peserta Didik. Pada penilaian kinerja ini, peserta didik diminta untuk
melakukann kerja atau mendemonstrasikan kemampuan melakukan tugas-tugas tertentu,
seperti menulis laporan, mendemonstrasikan keterampilan. Penilaian kinerja yang
berhubungan dengan mengembangkan laporan hasil penelitian penyelesaian masalah atau
hasil diskusi kelompok dan mempresentasikan hasil laporan.
Contoh format penilaian kinerja
pembelajaran berbasis masalah.
SMA/SMK
PJOK
.
.
.
.
: .
A. Penilaian Kinerja
No.
ASPEK
1
Kemampuan mengidentifikasi masalah dan
penyebabnya
2
3
4
5
6
7
:
:
:
:
SKOR (1 - 4)
Formatted Table
Formatted: Font: Not Bold
Formatted: Indent: Before: 0,09 cm,
No bullets or numbering, Tab stops: Not
at 0,62 cm
B. Penilaian Sikap
No.
ASPEK
1
Tanggung Jawab
a. Berupaya menyelesaikan seluruh tugas yang
diberikan
b. Menggunakan waktu secara efisien untuk
mengerjakan seluruh tugas
2
Disiplin
a. Mengikuti seluruh proses pembelajaran
b. Mentaati prosedur kerja dengan benar
3
Kerja sama
a. Setiap anggota melibatkan diri dan mengambil
peran secara aktif dalam kelompok
b. Setiap anggota kelompok berbagi tugas dengan
anggota lain (tidak ada yang mendominasi)
TOTAL SKOR
SKOR (1 - 4)
Catatan:
Pemberian skor didasarkan pada seberapa baik setiap sub aspek diperlihatkan oleh
peserta didik selama persiapan, pelaksanaan, dan hasil proyek dilaporakan.
SMA/SMK
SMA/SMK
Kriteria Penilaian
Nilai Kriteria
4
Cukup
Formatted: Font: 11 pt
Formatted: Tab stops: Not at 2,54
cm
Baik
Kelas
3
4
:
:
:
:
PJOK
.
.
.
.
.
: .
A. Penilaian Kinerja
No.
ASPEK
1 Kemampuan mengidentifikasi masalah dan
penyebabnya untuk diungkap
2
Kurang
Kriteria
Nilai
Formatted: Font: 11 pt
Formatted: Font: 11 pt
Formatted: Tab stops: 2,25 cm, Left
Formatted: Indent: Before: 0 cm
Formatted: Indent: Before: 1,75 cm,
Hanging: 0,5 cm, Tab stops: 2,25 cm,
Left
SKOR (1 - 4)
Formatted: Font: 11 pt
Formatted: Tab stops: 2,25 cm, Left
Formatted: Font: 11 pt, English (U.S.)
Formatted: Indent: Before: 0 cm
Formatted: Font: 11 pt, English (U.S.)
Formatted: Indent: Before: 1,75 cm,
Hanging: 0,5 cm, Tab stops: 2,25 cm,
Left
SMA/SMK
5
6
7
8
9
B. Penilaian Sikap
No.
ASPEK
1
Tanggung Jawab
a. Berupaya menyelesaikan seluruh tugas yang
diberikan
b. Menggunakan waktu secara efisien untuk
mengerjakan seluruh tugas
2
Disiplin
a. Mengikuti seluruh proses pembelajaran
b. Mentaati prosedur kerja dengan benar
3
Kerja sama
a. Setiap anggota melibatkan diri dan mengambil
peran secara aktif dalam kelompok
b. Setiap anggota kelompok berbagi tugas dengan
anggota lain (tidak ada yang mendominasi)
TOTAL SKOR
Formatted: Font: 11 pt
Formatted: Tab stops: 2,25 cm, Left
Formatted: Font: 11 pt
Formatted: Indent: Before: 0 cm
Formatted: Indent: Before: 1,75 cm,
Hanging: 0,5 cm, Tab stops: 2,25 cm,
Left
Formatted: Font: 11 pt
SKOR (1 - 4)
Catatan:
Pemberian skor didasarkan pada seberapa baik setiap sub aspek diperlihatkan oleh
peserta didik selama persiapan, pelaksanaan, dan hasil pengungkapan dilaporakan.
Diskusi
Kelompok
Penyusunan
Contoh
Instrumen
Presentasi Hasil
Kerja
Penyimpulan
Hasil Diskusi
1. Diskusi Kelompok
Peserta melakukan diskusi kelompok tentang perancangan penilaian sikap, pengetahuan,
keterampilan.
2. Penyusunan Contoh Instrumen
Peserta menyusun contoh instrumen penilaian pembelajaran melalui kerja kelompok.
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan SMA | 109
SMA/SMK
SMA/SMK
B. Lembar Kerja
LK-3.2
PERANCANGAN PENILAIAN PEMBELAJARAN PJOK
Tujuan Kegiatan:
Pada kegiatan ini diharapkan peserta mampu merancang instrumen penilaian sikap, pengetahuan
dan keterampilan dalam pembelajajaran PJOK.
Langkah Kegiatan:
1. Kerjakan dalam kelompok, cermati contoh-contoh pengembangan instrumen penilaian sikap,
pengetahuan dan keterampilan serta lembar kerja perancangan instrumen penilaian!
2. Pilihlah satu subtopik/submateri/subtema untuk dari satu KD, sebaiknya topic/materi yang dipilih
sesuai dengan model-model pembelajaran yang telah dikembangkan oleh kelompok Anda!
3. Isilah Lembar Kerja perancangan penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan dengan contoh
instrumen untuk masing-masing bentuk penilaian!
4. Presentasikan hasil kerja kelompok Anda!
5. Perbaiki rancangan instrumen penilaian jika ada saran atau usulan perbaikan!
Kompetensi Dasar
1. ......................................................................
2. ......................................................................
3. .........................................................................................
Topik/Materi
........................................................
.............................................................................................
b. Penilaian Diri
SMA/SMK
d. Jurnal
Pilihan Ganda
Uraian
b. Tes Lisan
c. Penugasan
b. Proyek
- Proses
- Produk
SMA/SMK
c. Portofolio
R- 3.2
RUBRIK PENILAIAN PERANCANGAN PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN PJOK
Rubrik penilaian ini digunakan fasilitator untuk menilai hasil rancangan instrumen penilaian peserta
pelatihan.
Langkah-langkah penilaian:
1. Cermati kriteria penilaian produk peserta!
2. Berikan nilai pada setiap produk intrumen sesuai dengan penilaian Anda terhadap produk
tersebut menggunakan kriteria penilaian sebagai berikut!
Penilaian LK-3.2
PERINGKAT
NILAI
KRITERIA
90 < AB
100
Baik (B)
80 < B 90
Cukup (C)
70 < C 80
Kurang (K)
70
SMA/SMK
C. Hand Out
HO-3.2
PERANCANGAN PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN
A. Konsep Penyusunan Instrumen Penilaian Pembelajaran PJOK
Merujuk dari National Association for Sport and Physical Education (NASPE) dalam Marilyn M.
Buck (2007: 19) menguraikan lima area pernyataan keluaran (outcome statements) yang dapat
dijadikan sebagai acuan dalam upaya mencetak anak yang terdidik secara pendidikan jasmani
sekaligus sebagai makna pembelajaran PJOK, yaitu keterampilan fisik, kebugaran jasmani,
berpartisipasi secara reguler dalam aktivitas fisik, pengetahuan, serta sikap dan perilaku terkait
dengan aktivitas yang dilakukan.
Konskuensi dari penjelasan ini adalah, dikarenakan keluaran yang diharapkan terdiri dari lima
area maka idealnya penilaian diarahkan untuk mengukur ketercapaian lima area tersebut. Dan,
oleh karenanya diperlukan jenis penilaian yang sesuai. Penilaian authentic merupakan jenis
penilaian yang dapat dijadikan sebagai pilihan. Terkait dengan penilaian authentic (authentic
assessmen) dan penilaian berbasis kinerja (performance based assessment) dalam pendidikan
jasmani, olahraga, dan kesehatan, Marilyn M. Buck, dkk., menjelaskan beberapa contoh unsur
yang dinilai, yaitu:
1. Kemampuan menggunakan keterampilan dalam situasi permainan yang sesungguhnya;
2. Kemampuan dalam menyusun program latihan, melakukan latihan, dan mengukur hasil
latihan program kebugaran jasmani;
3. Menerapkan prinsip-prinsip belajar gerak dalam upaya menguasai keterampilan yang baru
dipelajari.
Selain menjelaskan unsur-unsur yang dinilai, Marilyn M. Buck, dkk. juga menyebutkan
karakteristik khusus dalam penilaian berbasis kinerja pada pendidikan jasmani, olahraga, dan
kesehatan, meliputi:
1. Peserta didik menampilkan, mengkreasikan, atau melakukan sesuatu. Mereka dituntut untuk
menggunakan higher level thinking untuk diterapkan pada berbagai konteks kehidupan
nyata dan berarti. Keterampilan yang dikuasai dapat ditransfer ke dalam kehidupan sosial
secara nyata dan pekerjaan yang sesungguhnya.
2. Peserta didik benar-benar mengetahui kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi
performanya.
3. Peserta didik dapat mengambil pelajaran untuk dapat merefleksi atau mengevaluasi
kinerjanya sendiri, sehingga guru hanya berperan melayani sebagai pelatih maupun fasilitator.
4. Peserta didik memiliki espektasi atau pengharapan agar kemampuannya dapat dilihat orang
lain.
5. Asesmen memuat pengujian terhadap proses maupun hasil belajar.
Proses penilaian pembelajaran PJOK diawali dari, dan keberhasilannya ditentukan oleh
kemampuan guru dalam menganalisis kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik.
SMA/SMK
Penyusunan instrument penilaian paling tidak harus memenuhi sayarat secara isi (substansi) yang
menggambarkan kompetensi yang akan dinilai, cara dan tahap penysunan (konstruksi)sesuai
dengan cara dan tahap yang benar, serta menggunakan bahasa sesuai dengan kaidah dan tahap
perkembangan peserta didik.
Instrumen penilaian sikap disusun untuk dapat digunakan secara mandiri oleh peserta didik,
teman sebaya, orangtua, maupun guru. Pada prinsipnya secara garis besar penilaian sikap
diarahkan untuk mengungkap tanggung jawab peserta didik terhadap diri sendiri dan terhadap
orang lain (personal and social responsibility). Pada konteks kurikulum 2013 diarahkan untuk
menilai kompetensi inti I (sikap spiritual) dan kompetensi inti II (sikap sosial).
Instrumen penilaian pengetahuan didasarkan pada pengetahuan deklaratif (declarative
knowledge) berupa pengetahuan yang bersifat fakta tentang peraturan, hukum, prinsip-prinsip
latihan dan lainnya. Pengetahuan ini dapat diukur melalui paper and pencils test, dan interviu.
Sedangkan pengetahuan lain adalah pengetahuan prosedural yang berkenaan dengan bagaimana
keterampilan dilakukan (how do thing), tahapan serta langkah-langkahnya Baufard dan Wall
SMA/SMK
dalam Allen W Burton (1998: 149). Pengetahuan ini menurut Thomas & Thomas dapat diukur
melalui tes lisan dan tulis, serta penampilan fisik secara aktual (actual physical performance).
SMA/SMK
(skill related physical fitness) berupa koordinasi, keseimbangan, kecepatan, kecepatan reaksi,
daya ledak, dan kelincahan.
Instrumen untuk mengukur kebugaran jasamani sangat beragam sesuai dengan komponen
dan cara pengukurannya. Salah satu contoh instrument yang sudah sangat dikenal adalah tes
kebugaran jasmani Indonesia (TKJI). Namun demikian, berikut dicontohkan salah satu
instrument yang dapat dipakai untuk mengukur salah satu komponen kebugaran jasmani.
a. Penyusunan kisi-kisi instrumen penilaian keterampilan proses gerak
No
1.
Kompetensi
Dasar
Mempraktikkan
keterampilan
dasar
permainan bola
besar dengan
kontrol yang
baik (contoh
passing bawah
bolavoli)
Indikator
Esensial
a. Posisi
dan
sikap
awal
b. Pelaks
anaan
gerak
an
c. Posisi
dan
sikap
akhir
2.
Uraian Gerak
Pen-skoran
SMA/SMK
Indikator Esensial
1.
2.
Pelaksanaan Gerak
3.
Ya
(1)
Uraian Gerak
a.
b.
c.
d.
a.
b.
c.
d.
a.
b.
c.
d.
Tidak
(0)
Kaki
Badan
Lengan dan tangan
Pandangan mata
Kaki
Badan
Lengan dan tangan
Pandangan mata
Kaki
Badan
Lengan dan tangan
Pandangan mata
Nama Peserta
Didik
Budi Santosa
Roji
Suherman
Posisi/ Sikap
Awal
4 3 2 1
Pelaksanaan
Gerak
4
3
2
1
Posisi/ Sikap
Akhir
4 3 2 1
Jumlah
Skor
SMA/SMK
Puteri
Kriteria Skor
Status
>30 kali
25
10
Sangat Baik
22 29 kali
18 24
90
Baik
14 21 kali
13 17
80
Cukup
7 13 kali
6 12
70
Kurang
<7 kali
<6
60
Kurang Sekali
Contoh; Peserta didik putera melakukan passing bawah sebanyak 20 kali, sehingga
skor yang diperoleh adalah 80.
2) Keterampilan produk gerak secara terpadu pada permainan
Penilaian terhadap keterampilan produk gerak dapat pula dilakukan melalui penerapan
keterampilan tersebut pada permainan yang sesungguhnya, sehingga diperoleh
persentasi keberhasilan antara jumlah passing benar yang dilakukan dengan
kesempatan yang diperoleh untuk melakukan passing.
Contoh, jika seorang peserta didik bermain bolavoli kemudian mendapatkan
kesempatan melakukan passing sebanyak 10 kali, dan 8 kali dilakukan dengan benar,
maka skor yang diperoleh adalah 8/10 X 100% = 80%.
e. Mengolah skor keterampilan proses gerak dan skor keterampilan produk gerak menjadi
skor akhir
Dari perolehan tersebut dapat diolah skor akhir:
1. Skor Keterampilan Proses Gerak Peserta Didik: 75
2. Skor Keterampilan Produk Gerak: 80
Untuk memperoleh skor akhir, perlu diberikan pembobotan sesuai dengan tujuan akhir
dari pembelajaran (contoh 70% untuk skor keterampilan proses gerak, dan 30% untuk skor
keterampilan produk gerak), maka skor akhir keterampilan produk gerak adalah:
75 X 70% = 52,50 ditambah dengan
80 X 30% = 24,00 sama dengan 76,50
2. Penyusunan Instrumen Penilaian Pengetahuan
Pengetahuan yang akan dinilai pada pembelajaran penjasorkes berdasarkan pendapat Baufard
dan Wall dalam Allen W Burton (1998: 149) meliputi pengetahuan deklaratif (declarative
knowledge) berupa pengetahuan yang bersifat fakta tentang peraturan, hukum, prinsipprinsip latihan dan lainnya. Pengetahuan ini dapat diukur melalui paper and pencils test, dan
interviu. Sedangkan pengetahuan lain adalah pengetahuan procedural yang berkenaan
dengan bagaimana keterampilan dilakukan (how do thing), tahapan serta langkah-langkahnya.
Pengetahuan ini menurut Thomas & Thomas dapat diukur dengan melalui tes lisan dan tulis,
serta penampilan fisik secara aktual (actual physical performance).
SMA/SMK
2.
Kompetensi
Dasar
Menentukan
variasi dan
kombinasi teknik
dasar permainan
bola besar
Indikator Esensial
Level
Pengetahuan
C-1
Jumlah
Butir
1
No
Soal
1
b. Menjelaskan
berbagai kegunaan
variasi dan
kombinasi teknik
dasar
C-3
c. Menjelaskan cara
melakukan variasi
dan kombinasi
teknik dasar salah
satu permainan bola
besar (contoh;
sepakbola)
C-3
..
..
..
Pen-skoran
Skor 3, jika jenis
disebut secara lengkap
Skor 2, jika jenis
disebut secara kurang
lengkap
Skor 1, jika jenis
disebut tidak lengkap
Skor 4, jika penjelasan
benar dan lengkap
Skor 3, jika penjelasan
benar tetapi kurang
lengkap
Nilai2, jika sebagian
penjelasan tidak benar
dan kurang lengkap
Skor 1, jika hanya
sebagian penjelasan
yang benar dan tidak
lengkap
Skor 4, jika urutan
benar dan lengkap
Skor 3, jika urutan
benar tetapi kurang
lengkap
Nilai2, jika sebagian
urutan tidak benar dan
kurang lengkap
Skor 1, jika hanya
sebagian urutan yang
benar dan tidak
lengkap
.
b. Dari kisi-kisi tersebut dapat disusun contoh instrument penilaian dalam bentuk soal uji
tulis, sebagai berikut:
1) Ada berapakah teknik dasar yang dapat kalian kombinasikan dalam permainan bola
besar (contoh sepakbola)? Sebutkan jenis-jenis teknik dasar tersebut!
2) Sebut dan jelaskan berbagai kegunaan variasi dan kombinasi teknik dasar dalam
melakukan permainan bola besar (contoh sepakbola)!
3) Jelaskan cara melakukan variasi dan kombinasi teknik dasar salah satu permainan bola
besar (contoh; sepakbola)!
c. Berdasarkan hasil dari uji tulis yang telah dilakukan, skor dapat diolah sebagai berikut:
Perolehan skor peserta didik (P) dibagi dengan skor maksimum (Max) dikalikan dengan
satuan penilaian (satuan, atau puluhan).
Rumus
: P/ Max X 100
SMA/SMK
Contoh
: 8/11 X 100
SKOR (1 - 4)
b. Pedoman penskoran
1) Penskoran
Skor 4, jika seluruh indikator ditunjukkan oleh teman yang diamati
Skor 3, jika tiga indikator ditunjukkan oleh teman yang diamati
Skor 2, jika dua indikator ditunjukkan oleh teman yang diamati
SMA/SMK
Skor 1, jika hanya satu indikator ditunjukkan oleh teman yang diamati
2) Pengolahan skor
Skor maksimum: 16
Skor perolehan peserta didik: SP
Nilai sikap yang diperoleh peserta didik: SP/16 X 4
c. Menggunakan instrumen penilaian
Guru, peserta didik yang bersangkutan (self assessment), rekan sebaya (peer assessment)
memberi tanda contreng (V) pada kolom BS (baik sekali), B (baik), C (Cukup), dan K (kurang)
sesuai dengan kondisi obyek pengamatan untuk guru dan pasangan atau yang dirasakan
sendiri oleh peserta didik.
d. Memaknai hasil
Dari kisi dan instrument tersebut, guru dapat memberikan simpulan akhir, misalnya
secara umum ketiga sikap peserta didik terlihat jelaskan kondisi sesuai hasil
pengamatan namun demikian pada aspek disiplin/ kerja sama/ tanggung jawab perlu
ditingkatkan.
SMA/SMK
Diskusi
Kelompok
Presentasi Hasil
Kerja Kelompok
Kerja Kelompok
Penyimpulan
Hasil Diskusi
1. Diskusi Kelompok
Peserta melakukan diskusi kelompok tentang pengolahan hasil penilaian.
2. Penyusunan Contoh Laporan Hasil Penilaian
Peserta menyusun contoh laporan hasil penilaian melalui kerja kelompok.
3. Presentasi Hasil Kerja
Peserta mempresentasikan hasil kerja kelompok dan dikomentari oleh kelompok lain.
4. Penyimpulan Hasil Diskusi
Peserta menyimpulkan hasil diskusi kelompok.
B. Lembar Kerja
LK 3.3
PENGOLAHAN DAN PELAPORAN NILAI MATA PELAJARAN PJOK
Kompetensi :
Mengolah hasil penilaian proses dan hasil belajar.
Melaporkan hasil penilaian proses dan hasil belajar ke dalam laporan hasil belajar (rapor).
Tujuan Kegiatan:
Melalui kegiatan ini, peserta mampu ke dalam laporan hasil belajar.
Langkah Kegiatan:
1. Pelajari prosedur pengolahan nilai rapor dan format rapor pada dokumen Penilaian Hasil Belajar !
2. Rancanglah contoh nilai proses dan hasil belajar seorang peserta didik yang meliputi penilaian
sikap, pengetahuan dan keterampilan untuk mata pelajaran PJOK selama satu semester!
3. Olah masing-masing nilai menjadi nilai rapor dan predikatnya!
4. Buatlah deskripsi untuk masing-masing capaian kompetensi!
5. Masukkan kedalam format rapor!
Formatted: Centered
SMA/SMK
C. Hand Out
HO-3.3
PENGOLAHAN DAN PELAPORAN NILAI MATA PELAJARAN PJOK
A
AB+
B
BC+
C
CD+
D
PENGETAHUAN
4
3.66
3.33
3
2.66
2.33
2
1.66
1.33
1
NILAI KOMPETENSI
KETERAMPILAN
4
3.66
3.33
3
2.66
2.33
2
1.66
1.33
1
PREDIKAT
SIKAP
SB
B
Penilaian yang dilakukan untuk mengisi laporan hasil belajar ada 3 (tiga) macam, yaitu:
1. Penilaian Kompetensi Pengetahuan
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
SMA/SMK
e. Nilai Ulangan Akhir Semester (NUAS) diperoleh dari hasil tes tulis yang dilaksanakan di
akhir semester. Materi UAS mencakup seluruh kompetensi pada semester tersebut.
f. Penghitungan Nilai Pengetahuan diperoleh dari rata-rata Nilai Proses (NP), Ulangan Tengah
Semester (UTS), Ulangan Akhir Semester (UAS)/Ulangan Kenaikan Kelas (UKK) yang
bobotnya ditentukan oleh satuan pendidikan.
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
Siswa A memperoleh nilai pada Mata Pelajaran Agama dan Budi pekerti sebagai berikut:
Formatted
...
NH
NUTS
NUAS
Nilai Rapor
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
g. Penilaian Kompetensi pengetahuan dapat menggunakan rentang nilai seperti pada tabel 2
untuk membantu guru dalam menentukan nilai.
0,00
1,00
1,33
1,66
2,00
2,33
2,66
3,00
3,33
3,66
Nilai
Nilai 1,00
Nilai 1,33
Nilai 1,66
Nilai 2,00
Nilai 2,33
Nilai 2,66
Nilai 3,00
Nilai 3,33
Nilai 3,66
Nilai 4,00
Predikat
D.
D+
C-.
C
C+
BB
B+
AA
(2XNH)+(1XNUTS)+(1XNUAS)
4
5) Rumus:
=
=
=
=
70,
60,
80
{(2x70)+(1x60)+(1x80)} : 4
SMA/SMK
Nilai Rapor
Nilai Konversi
Deskripsi
= (140+60+80) : 4
= 280: 4
= 70
= (70 :100) x 4 = 2,8 = Baik
2. Penilaian Keterampilan
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted: No underline
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
6) Contoh Penghitungan
Nilai Praktik
Nilai Portofolio
Nilai Proyek
Nilai Rapor
= 80
= 75
= 80
= (2x800 + (1x75) + (1x80) X 4
400
= (160+75+80) X 4
400
Nilai Rapor
= (315:400) X 4
Nilai Konversi = 3,15 = B+
SMA/SMK
Deskripsi
a. Penilaian Sikap (spiritual dan sosial) dilakukan oleh Guru Mata Pelajaran (Pendidik)
3. Penilaian Sikap
1)
2)
3)
4)
Penilaian observasi
Penilaian diri sendiri
Penilaian antar peserta didik
Jurnal catatan guru
c. Nilai Observasi diperoleh dari hasil Pengamatan terhadap Proses sikap tertentu pada
sepanjang proses pembelajaran satu Kompetensi Dasar (KD)
d. Untuk penilaian Sikap Spiritual dan Sosial (KI-1danKI-2) menggunakan nilai Kualitatif
seperti pada tabel 3 sebagai berikut:
e. Tabel 3 : Rentang Nilai Kompetensi Sikap
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
f.
0,00
1,00
1,33
1,66
2,00
2,33
2,66
3,00
3,33
3,66
Nilai
Nilai
Nilai
Nilai
Nilai
Nilai
Nilai
Nilai
Nilai
Nilai
Nilai
Predikat
D
D+
C-.
C
C+
BB
B+
AA
1,00
1,33
1,66
2,00
2,33
2,66
3,00
3,33
3,66
4,00
Nilai Sikap
KURANG
CUKUP
BAIK
SANGAT
BAIK
1.
2.
3.
4.
= sangat kurang;
= kurang konsisten;
= mulai konsisten;
= konsisten;
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
SMA/SMK
6) Rumus penghitungan:
Deskripsi
b. KKM tidak dicantumkan dalam buku hasil belajar, melainkan pada buku penilaian guru.
c. Peserta didik yang sudah mencapai atau melampaui KKM, diberi program Pengayaan.
d. Keterangan ketuntasan :
1) Kompetensi pengetahuan dan keterampilan dinyatakan tuntas apabila mencapai nilai
2.66
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
1) Untuk KD pada KI-3 dan KI-4: diberikan remedial individual sesuai dengan kebutuhan
kepada peserta didik yang memperoleh nilai kurang dari 2.66;
...
Formatted
...
Formatted
...
2) Untuk KD pada KI-3 dan KI-4: diberikan kesempatan untuk melanjutkan pelajarannya
ke KD berikutnya kepada peserta didik yang memperoleh nilai 2.66 atau lebih dari
2.66; dan
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
4) Untuk KD pada KI-1 dan KI-2, pembinaan terhadap peserta didik yang secara umum
profil sikapnya belum berkategori baik dilakukan secara holistik (paling tidak oleh guru
matapelajaran, guru BK, dan orang tua).
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
5) Peserta didik dinyatakan tidak naik kelas apabila terdapat minimal salah satu
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
Formatted
...
2) Kompetensi sikap spiritual dan sosial dinyatakan tuntas apabila mencapai nilai Baik
e. Implikasi dari ketuntasan belajar tersebut adalah sebagai berikut.
3) Untuk KD pada KI-3 dan KI-4: diadakan remedial klasikal sesuai dengan kebutuhan
apabila lebih dari 75% peserta didik memperoleh nilai kurang dari 2.66.
...
Formatted
...
SMA/SMK
satuan pendidikan dilaporkan dalam bentuk nilai dan deskripsi pencapaian kompetensi kepada
orang tua dan pemerintah.
Standar Penilaian Pendidikan pun menyebutkan bahwa laporan hasil penilaian oleh pendidik
berbentuk:
1. Nilai dan deskripsi pencapaian kompetensi untuk hasil penilaian kompetensi pengetahuan
serta keterampilan termasuk penilaian hasil pembelajaran tematik-terpadu.
2. Deskripsi sikap diberikan untuk hasil penilaian kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial.
3. Penilaian oleh masing-masing pendidik secara keseluruhan dilaporkan kepada orang tua/wali
peserta didik dalam bentuk Laporan Hasil Belajar Peserta Didik.
Pengembangan Laporan Hasil Belajar Peserta Didik pada dasarnya merupakan wewenang sekolah
yang dikoordinasikan dengan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota. Namun demikian, Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar memandang perlu disusunnya Buku Panduan Pengisian Laporan Hasil
Belajar Peserta Didik dan Model Laporan Hasil Belajar Peserta Didik Sekolah Menengah Pertama
untuk membantu sekolah mengembangkan Laporan Hasil Belajar Peserta Didik.
Buku Petunjuk Teknis Pengisian Laporan Hasil Belajar Peserta Didik dan Model Laporan Hasil
Belajar Peserta Didik SMA diharapkan dapat membantu sekolah dan pihak-pihak yang
berkepentingan dalam mengembangkan format Laporan Hasil Belajar Peserta Didik sesuai
dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang sudah disusun sekolah.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 66 Tahun 2013 Bab II, Bagian E poin e nomor 1)
dan 2) menyatakan bahwa penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
terdiri atas laporan hasil penilaian oleh pendidik yang berbentuk:
1. Nilai dan deskripsi pencapaian kompetensi, untuk hasil penilaian kompetensi pengetahuan
dan keterampilan termasuk penilaian hasil pembelajaran tematik-terpadu.
2. Deskripsi sikap, untuk hasil penilaian kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial.
Penilaian oleh pendidik dilaksanakan secara berkesinambungan (terus-menerus) untuk
memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah
semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas. Penilaian oleh pendidik pada
dasarnya digunakan untuk menilai pencapaian kompetensi peserta didik, dasar memperbaiki
proses pembelajaran, dan bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar peserta didik.
Laporan hasil belajar peserta didik merupakan dokumen penghubung antara sekolah dengan
orang tua peserta didik maupun dengan pihak-pihak lain yang berkepentingan untuk mengetahui
kompetensi peserta didik. Oleh karena itu, laporan hasil belajar peserta didik harus komunikatif,
informatif, dan komprehensif (menyeluruh) sehingga dapat memberikan gambaran mengenai
hasil belajar peserta didik dengan jelas dan mudah dimengerti.
SMA/SMK
1.
Model Rapor
LAPORAN
HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK
SEKOLAH MENENGAH ATAS
(SMA)
SMA/SMK
LAPORAN
HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK
SEKOLAH MENENGAH ATAS
(SMA)
Nama Sekolah
: _______________________________
NISN/NSS
: _______________________________
Alamat Sekolah
: _______________________________
_______________________________
Kode Pos ___ Telp._______________
Kelurahan
: _______________________________
Kecamatan
: _______________________________
Kabupaten/Kota
:________________________________
Provinsi
: _______________________________
Website
: _______________________________
: _______________________________
SMA/SMK
PETUNJUK PENGGUNAAN
1. Buku Laporan Hasil Belajar ini digunakan selama peserta didik mengikuti pembelajaran di
Sekolah Menengah Atas.
2. Apabila peserta didik pindah sekolah, buku Laporan Hasil Belajar dibawa oleh peserta didik
yang bersangkutan sebagai bukti pencapaian kompetensi.
3. Apabila buku Laporan Hasil Belajar peserta didik hilang, dapat diganti dengan buku Laporan
Hasil Belajar Pengganti dan diisi dengan nilai-nilai yang dikutip dari Buku Induk Sekolah asal
peserta didik dan disahkan oleh Kepala Sekolah yang bersangkutan.
4. Buku Laporan Hasil Belajar peserta didik ini harus dilengkapi dengan pas foto terbaru ukuran 3
x 4 cm, dan pengisiannya dilakukan oleh wali kelas.
KETERANGAN NILAI KUANTITATIF
Nilai Kuantitatif dengan Skala 1 4 (berlaku kelipatan 0,33) digunakan untuk Nilai Pengetahuan
(KI 3) dan Nilai Keterampilan (KI 4). Indeks Nilai Kuantitatif dengan Skala 1 4 sebagai berikut:
SMA/SMK
12.
13.
14.
15.
16.
17.
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
...............................................................
...............................................................
...............................................................
...............................................................
...............................................................
...............................................................
...............................................................
...............................................................
...............................................................
...............................................................
...............................................................
...............................................................
...............................................................
...............................................................
...............................................................
...............................................................
...............................................................
...............................................................
...............................................................
...............................................................
...............................................................
...............................................................
...............................................................
...............................................................
Kepala Sekolah,
3x4
NIP
SMA/SMK
Nama Sekolah
Alamat
Nama
Nomor Induk/NISN
: ________________
: ________________
: ________________
: ________________
Kelas
: ___________
Semester
: 1 (Satu)
Tahun Pelajaran : ___________
CAPAIAN
Pengetahuan
Keterampilan
MATA PELAJARAN
(KI 3)
Angka
Kelompok A (Wajib)
1
1-4
(KI 4)
Predikat
Angka
14
Dalam Mapel
Antarmapel
SB/ B/ C/ K
KESIMPULAN DARI
SIKAP KESELURUHAN
ANTARMAPEL,
DIPUTUSKAN
MELALUI RAPAT
BERSAMA DENGAN
GURU MAPEL DAN
WALI KELAS
Predikat
Seni
1 Budaya (Nama Guru)
2 Pendidikan Jasmani, Olah Raga,
dan Kesehatan (Nama Guru)
3
Kelompok C (Peminatan)
1 .
2 .
3 .
4 .
5 ..
6 .
7 .
8 ..
Pekerti
Kegiatan Ekstra Kurikuler
Nilai
Keterangan
Mengetahui:
Orang Tua/Wali,
Wali Kelas,
_________________________
NIP
SMA/SMK
Nama Sekolah
: ________________
Kelas
: ___________
Alamat
: ________________
Semester
: 1 (Satu)
Nama
: ________________
Nomor Induk/NISN
: ________________
DESKRIPSI
MATA PELAJARAN
KOMPETENSI
CATATAN
Kelompok A (Wajib)
1
Pendidikan Agama
dan Budi Pekerti
Pendidikan Pancasila
2 dan
Kewarganegaraan
3
Bahasa Indonesia
Matematika
Sejarah Indonesia
Bahasa Inggris
Pengetahuan
CAPAIAN KD DI KI 3
Keterampilan
CAPAIAN KD DI KI 4
CAPAIAN KD DI KI 1 DAN KI 2
Keterampilan
Sikap Spiritual dan Sosial
Pengetahuan
Keterampilan
Sikap Spiritual dan Sosial
Pengetahuan
Keterampilan
Sikap Spiritual dan Sosial
Pengetahuan
Keterampilan
Sikap Spiritual dan Sosial
Pengetahuan
Keterampilan
Sikap Spiritual dan Sosial
Kelompok B (Wajib)
1
Seni Budaya
Pengetahuan
Keterampilan
Sikap Spiritual dan Sosial
Pendidikan Jasmani,
Olah Raga, dan
Kesehatan
Prakarya dan
3
Kewirausahaah
2
Pengetahuan
Keterampilan
Sikap Spiritual dan Sosial
Pengetahuan
Keterampilan
Sikap Spiritual dan Sosial
Kelompok C (Peminatan)
1
Pengetahuan
Keterampilan
Sikap Spiritual dan Sosial
Pengetahuan
SMA/SMK
MATA PELAJARAN
..
KOMPETENSI
CATATAN
Keterampilan
Sikap Spiritual dan Sosial
Pengetahuan
Keterampilan
Sikap Spiritual dan Sosial
Pengetahuan
Keterampilan
Sikap Spiritual dan Sosial
Pengetahuan
Keterampilan
Sikap Spiritual dan Sosial
Pengetahuan
Keterampilan
Sikap Spiritual dan Sosial
Pengetahuan
7 ..
Keterampilan
Sikap Spiritual dan Sosial
Pengetahuan
8 ..
Keterampilan
Sikap Spiritual dan Sosial
Mengetahui:
Orang Tua/Wali,
.............., .. 20.
Wali Kelas,
________________________
SMA/SMK
Nama Sekolah
: ________________
Alamat
: ________________
Nama
: ________________
Nomor Induk/NISN
: ________________
Kelas
: ___________
Semester
: 2 (Dua)
Tahun Pelajaran : ___________
CAPAIAN
Pengetahuan
Keterampilan
MATA PELAJARAN
(KI 3)
Angka
Kelompok A (Wajib)
1-4
(KI 4)
Predikat
Angka
14
Dalam Mapel
Antarmapel
Predikat
SB/ B/ C/ K
Pendidikan
1
Agama dan Budi Pekerti
2 Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan
3 Bahasa Indonesia
4 Matematika
5 Sejarah Indonesia
6 Bahasa Inggris
Kelompok B (Wajib)
Seni
1 Budaya
2 Pendidikan Jasmani, Olah Raga,
dan Kesehatan
3 Prakarya dan Kewirausahaan
Kelompok C (Peminatan)
1
2
3
4
5
6
.
.
.
.
..
..
7
8
Kegiatan Ekstra Kurikuler
Nilai
Keterangan
Mengetahui:
Orang Tua/Wali,
....................., ....................20....
Wali Kelas,
_________________________
NIP
SMA/SMK
Nama Sekolah
: ________________
Kelas
: ___________
Alamat
: ________________
Semester
: 2 (Dua)
Nama
: ________________
Nomor Induk/NISN
: ________________
DESKRIPSI
MATA PELAJARAN
KOMPETENSI
CATATAN
Kelompok A (Wajib)
1
Pengetahuan
Keterampilan
Sikap Spiritual dan Sosial
Pendidikan Pancasila Pengetahuan
dan
Keterampilan
Sikap Spiritual dan Sosial
Kewarganegaraan
Pengetahuan
Bahasa Indonesia
Keterampilan
Sikap Spiritual dan Sosial
Pengetahuan
Matematika
Keterampilan
Sikap Spiritual dan Sosial
Pengetahuan
Sejarah Indonesia
Keterampilan
Sikap Spiritual dan Sosial
Pengetahuan
Bahasa Inggris
Keterampilan
Sikap Spiritual dan Sosial
Pendidikan Agama
dan Budi Pekerti
CAPAIAN KD DI KI 3
CAPAIAN KD DI KI 4
CAPAIAN KD DI KI 1 DAN KI 2
Kelompok B (Wajib)
1
Seni Budaya
Pendidikan Jasmani,
Olah Raga, dan
Kesehatan
Prakarya dan
Kewirausahaah
Pengetahuan
Keterampilan
Sikap Spiritual dan Sosial
Pengetahuan
Keterampilan
Sikap Spiritual dan Sosial
Pengetahuan
Keterampilan
Sikap Spiritual dan Sosial
SMA/SMK
Kelompok C (Peminatan)
I
Pengetahuan
Keterampilan
Sikap Spiritual dan Sosial
Pengetahuan
Keterampilan
Sikap Spiritual dan Sosial
Pengetahuan
..
Keterampilan
Sikap Spiritual dan Sosial
Pengetahuan
Keterampilan
Sikap Spiritual dan Sosial
II
Pengetahuan
Keterampilan
Sikap Spiritual dan Sosial
Pengetahuan
2
Keterampilan
Sikap Spiritual dan Sosial
Keputusan:
Wali kelas
..
NIP. ..
Orang Tua/Wali,
Kepala SMA
________________________
NIP.
_____________________________
NIP
SMA/SMK
: __________________
KELUAR
Tanggal
Kelas yang
Ditinggalkan
__________, _________
Kepala Sekolah,
NIP.
Orang Tua/Wali,
__________, ________
Kepala Sekolah,
NIP.
Orang Tua/Wali,
SMA/SMK
: __________________
MASUK
___________________________
________, ________
Nomor Induk
___________________________
___________________________
Kepala Sekolah,
a. Tanggal
___________________________
b. Di Kelas
___________________________
Tahun Pelajaran
___________________________
___________________________
________, ________
Nomor Induk
___________________________
___________________________
NIP.
Kepala Sekolah,
a. Tanggal
___________________________
b. Di Kelas
___________________________
Tahun Pelajaran
___________________________
___________________________
________, ________
Nomor Induk
___________________________
___________________________
a. Tanggal
___________________________
b. Di Kelas
___________________________
Tahun Pelajaran
___________________________
NIP.
Kepala Sekolah,
NIP.
SMA/SMK
Nama Sekolah
Nomor Induk
No.
Prestasi yang
Pernah Dicapai
Keterangan
Kurikuler
_____________________________________________
_____________________________________________
_____________________________________________
_____________________________________________
_____________________________________________
Ekstra Kurikuler
_____________________________________________
_____________________________________________
_____________________________________________
_____________________________________________
_____________________________________________
_____________________________________________
Catatan Khusus
Lainnya
____________________________________________
____________________________________________
____________________________________________
____________________________________________
____________________________________________
____________________________________________
SMA/SMK
2) Pada kolom Pengetahuan dan Keterampilan diisi dengan perolehan nilai dari tiap guru
mata pelajaran yang berupa angka (berdasarkan perhitungan skala 1 s.d 4) dan Kode
Huruf (predikat).
Contoh :
A
A
B
B
: 3,68 4,00
C+
: 2,01 - 2,33
: 3,34 - 3,67
: 1,68 - 2,00
: 3,01 - 3,33
: 1,34 - 1,67
+
: 2,68 - 3,00
: 2,34 - 2,67
: 1,01 - 1,33
: 1,00
3) Untuk kolom Sikap Spiritual dan Sosial (KI-1 dan KI-2), dalam kolom Mapel diisi dengan
menggunakan nilai kualitatif:
SB
B
C
K
=
=
=
=
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
4) Untuk kolom Sikap Spiritual dan Sosial (KI-1 dan KI-2) antarmapel diisi oleh wali kelas
dengan deskripsi kesimpulan dari sikap peserta didik secara keseluruhan dalam mata
pelajaran. Kesimpulan tersebut diperoleh melalui rapat bersama dengan guru mata
pelajaran.
SMA/SMK
contoh pengisian
Nama Sekolah
Alamat
Tahun Pelajaran
Nama
Nomor Induk/NISN
: SMA Cipete
: Kebayoran Baru
Jakarta Selatan
: 2013-2014
: Budi
: 000085
Kelas
Semester
: X
: 1 (Satu)
CAPAIAN
MATA PELAJARAN
Pengetahuan
(KI 3)
Kelompok A (Wajib)
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
2
3 Bahasa Indonesia
4 Matematika
5 Sejarah Indonesia
6 Bahasa Inggris
Kelompok B (Wajib)
1 Seni Budaya
4.00 (A)
Keterampilan
(KI 4)
3.66 (A-)
3.66 (A-)
3.33 (B+)
3.85 (A)
3.66 (A-)
3.01 (B+)
3.66 (A-)
4.00 (A)
3.00 (B)
3.33 (B+)
3.66 (A-)
SB
B
B
SB
3.33 (B+)
3.00 (B+)
4.00 (A)
2.66 (B-)
2.33 (C+)
3.00 (B)
2.90 (B)
3.33 (B+)
3.33 (B+)
4.00 (A)
Peserta didik
menunjukkan
sikap sungguhsungguh dalam
menerapkan
sikap jujur dan
kerjasama,
namun masih
perlu ditingkatkan lagi sikap
percaya diri.
SB
B
Kelompok C (Peminatan)
I
1
2
3
4
II
1
Matematika
Biologi
Fisika
Kimia
Lintas Minat
Ekonomi
3. 66 (A-)
3.33 (B+)
4.00 (A)
3.33 (B+)
3.00 (B)
3.00 (B)
Bahasa Mandarin
3.66 (A-)
4.00 (A)
B
B
SB
B
B
SB
5) Kegiatan ekstra kurikuler diisi dengan nilai kualitatif (SB = sangat baik,B = baik,C = cukup,
dan K = kurang) dilengkapi dengan keterangan masing-masing kegiatan ekstra kurikuler
yang diikuti. Nilai dan keterangan kegiatan ekstra kurikuler diperoleh dari guru
pembina/pelatih ekstra kurikuler.
SMA/SMK
Contoh :
Kegiatan Ekstra Kurikuler
Nilai
Keterangan
SB
6) Kolom ketidakhadiran diisi dengan rekapitulasi ketidakhadiran peserta didik (sakit, izin,
dan tanpa keterangan) dari wali kelas.
Contoh:
Ketidakhadiran
Sakit
Izin
: 1 hari
: - hari
Contoh Pengisian
No.
Mata Pelajaran
Kompetensi
Catatan
Kelompok A (Wajib)
1.
Pendidikan Agama
dan Budi Pekerti
Pengetahuan
Keterampilan
Kelompok B (Wajib)
2.
Pendidikan Jasmani,
Olahraga dan
Kesehatan
Pengetahuan
SMA/SMK
Kelompok C (Peminatan)
I
Peminatan Matematika dan Ilmu Alam
1
Matematika
---------------------2
Biologi
Pengetahuan
Keterampilan
II
1
Lintas Minat
Ekonomi
Bahasa Mandarin
Pengetahuan
Keterampilan
SMA/SMK
f. Teknik pegisian lembar penilaian laporan hasil belajar semester 2 (dua) sama dengan teknik
pengisian lembar penilaian laporan hasil belajar semester 1 (satu).
g. Kriteria kenaikan kelas ditentukan oleh Satuan Pendidikan berdasarkan karakteristik Satuan
Pendidikan.
Contoh :
Peserta didik dinyatakan naik kelas apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam dua semester pada tahun
pelajaran yang diikuti.
2) Mencapai tingkat kompetensi yang dipersyaratkan minimal sama dengan KKM.
3) Tidak terdapat 3 mata pelajaran atau lebih, pada kompetensi pengetahuan,
keterampilan, dan/atau sikap yang belum tuntas/belum baik.
4) Ketidakhadiran peserta didik tanpa keterangan maksimal 15% dari jumlah hari efektif.
h. Keterangan pindah keluar Satuan Pendidikan diisi dengan:
1)
2)
3)
4)
SMA/SMK
LK 3.3
PETUNJUK KEGIATAN
Kompetensi
: Melaporkan hasil penilaian proses dan hasil belajar ke dalam laporan hasil
belajar.
Tujuan Kegiatan
: Melalui kegiatan ini, peserta mampu mengolah hasil penilaian proses dan hasil
belajar ke dalam laporan hasil belajar.
Langkah Kegiatan:
1. Pelajari prosedur pengolahan nilai rapor dan format rapor pada dokumen Penilaian Hasil Belajar !
2. Rancanglah contoh nilai proses dan hasil belajar seorang peserta didik yang meliputi penilaian
sikap, pengetahuan dan keterampilan untuk mata pelajaran PJOK selama satu semester!
3. Olah masing-masing nilai menjadi nilai rapor dan predikatnya!
4. Buatlah deskripsi untuk masing-masing capaian kompetensi!
5. Masukkan kedalam format rapor!
Formatted: Centered
SMA/SMK
MATERI PELATIHAN 4
PRAKTIK PEMBELAJARAN TERBIMBING
4.1
ANALISIS VIDEO
4.2
PENYUSUSNAN RPP
4.3
PEER TEACHING
SMA/SMK
MATERI PELATIHAN 4
PRAKTIK PEMBELAJARAN TERBIMBING
A. Pengantar
Proses pembelajaran sesuai dengan Kurikulum 2013 mengacu pada pendekatan dan model yang
sesuai dengan standar proses, penilaian dan standar implementasi pada pembelajaran. Untuk
memenuhi hal tersebut guru harus berlatih mulai dari perencanaan pembelajaran sampai
pelaksanaannya. Pada pelatihan ini disajikan materi Praktik Pembelajaran Terbimbing dengan
tujuan agar guru dapat berlatih menyajikan pembelajaran di kelas yang sesuai dengan standar
yang telag ditetapkan melalui pengamatan video, penyusunan RPP, dan praktik pembelajaran (
peerteaching)
B. Kompetensi
Peserta pelatihan dapat:
1. Mengkaji pelaksanaan pembelajaran yang menerapkan pendekatan scientific dengan memperhatikan
karakteristik peserta didik baik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, maupun, intelektual.
2. Menyusun RPP yang menerapkan pendekatan scientific sesuai model belajar yang relevan dengan
mempertimbangkan karakteristik peserta didik baik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional,
maupun intelektual
3. Melaksanakan pembelajaran yang menerapkan pendekatan scientific dengan memperhatikan
karakteristik peserta didik baik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, maupun, intelektual.
C. Lingkup Materi
1. Kajian pelaksanaan pembelajaran yang menerapkan pendekatan scientific dengan video
pembelajaran
2. Penyusunan RPP.
3. Pelaksanakan pembelajaran yang menerapkan pendekatan scientific.
D. Indikator
1. Menganalisis simulasi pembelajaran melalui tayangan video pembelajaran.
2.
3.
4.
5.
E. Perangkat Pelatihan
1. Bahan Tayang
a. Strategi Pengamatan Video Pembelajaran.
b. Rambu-rambu penyusunan RPP
c. Panduan tugas telaah RPP.
d. Panduan tugas praktik pelaksanaan pembelajaran melalui peer teaching.
e. Instrumen penilaian pelaksanaan pembelajaran
2. Hand out; Rambu-rambu Penyusunan RPP
3. Lembar Kerja:
a. Analisis pembelajaran tayangan video
b. Telaah RPP
c. Instrumen penilaian pelaksanaan pembelajaran
4. Video: Pembelajaran PJOK dengan Pendekatan Scientific
5. ATK
SMA/SMK
Mengamati
Tayangan
Video
Pembelajaran
Presentasi
Hasil Diskusi
Kerja Kelompok
Penyimpulan
Hasil Diskusi
2. Kerja kelompok
Peserta mengidentifikasi aspek aspek kegiatan pembelajaran pada video secara berkelompok.
3. Presentasi Hasil Kerja
Peserta mempresentasikan hasil diskusi analisis tayangan video.
4. Penyimpulan Hasil Diskusi
Peserta menyimpulkan hasil diskusi kelompok.
B. Lembar Kerja
LK-4.1
: ................................................................................
: ................................................................................
: ................................................................................
Aspek yang Diamati
Ya
Tidak
Catatan
Kegiatan Pendahuluan
Apersepsi dan Motivasi
1 Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dengan menyapa dan
memberi salam
2 Mengaitkan materi pembelajaran sekarang dengan pengalaman
peserta didik atau pembelajaran sebelumnya
3 Mengajukan pertanyaan menantang untuk memotivasi
4 Menyampaikan manfaat materi pembelajaran
5 Mendemonstrasikan sesuatu yang terkait dengan materi
pembelajaran
Penyampaian kompetensi dan rencana kegiatan
1 Menyampaikan kemampuan yang akan dicapai peserta didik
SMA/SMK
Ya
Tidak
Catatan
Kegiatan Inti
Penguasaan materi pembelajaran
1
2
3
2
3
4
5
6
7
8
9
Penerapan PendekatanScientific
1
SMA/SMK
3
4
5
Ya
Tidak
Catatan
2
3
Kegiatan Penutup
Penutup pembelajaran
1 Menfasilitasi dan membimbing peserta didik untuk merangkum
materi pelajaran
2
3
Jumlah
SMA/SMK
SMA/SMK
Diskusi
Kerja Kelompok
Presentasi
1. Diskusi
Peserta mendiskusikan rambu-rambu penyusunan RPP yang sesuai standar Proses.
2. Kerja kelompok
Peserta menyusun RPP untuk satu KD secara berkelompok.
3. Telaah dan Revisi
Peserta menelaah RPP hasil kerja kelompok lain dan merevisi RPP berdasarkan hasil telaah.
4. Presentasi
Peserta mempresentasikan RPP yang telah direvisi dan Penyimpulan hasil diskusi.
B. Lembar Kerja
LK-4.2
TELAAH RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Kompetensi :
Mampu menelaah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran menggunakan pendekatan scientific dan
sesuai dengan prinsip-prinsip pengembangan RPP
Langkah Kegiatan:
1. Pelajari dan diskusikan setiap aspek RPP yang harus ditelaah dalam format yang tersedia!
2. Isilah format sesuai dengan petunjuk pada format telaah RPP!
3. Berikan catatan khusus atau alasan Anda memberi skor pada suatu aspek pada RPP!
4. Berikan masukan atau rekomendasi secara umum sebagai saran perbaikan RPP pada kolom yang
tersedia!
SMA/SMK
Catatan
Perumusan Indikator
Tidak
Sesuai
Sesuai
Sebagian
Sesuai
Seluruhnya
Tidak
Sesuai
Sesuai
Sebagian
Sesuai
Seluruhnya
Tidak
Sesuai
Sesuai
Sebagian
Sesuai
Seluruhnya
Tidak
Sesuai
Sesuai
Sebagian
Sesuai
Seluruhnya
Tidak
Sesuai
Sesuai
Sebagian
Sesuai
Seluruhnya
SMA/SMK
No
G.
Metode Pembelajaran
Tidak
Sesuai
Sesuai
Sebagian
Sesuai
Seluruhnya
Tidak
Sesuai
Sesuai
Sebagian
Sesuai
Seluruhnya
Tidak
Sesuai
Sesuai
Sebagian
Sesuai
Seluruhnya
Catatan
Skenario Pembelajaran
SMA/SMK
C. Hand Out
HO-4.1-1
RAMBU-RAMBU PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
A. Pendahuluan
PP nomor 19 tahun 2005 yang berkaitan dengan standar proses mengisyaratkan bahwa guru
diharapkan dapat mengembangkan perencanaan pembelajaran, yang kemudian dipertegas
malalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) nomor 41 tahun 2007 tentang
Standar Proses, yang antara lain mengatur tentang perencanaan proses pembelajaran yang
mensyaratkan bagi pendidik pada satuan pendidikan untuk mengembangkan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP).
Berdasarkan PP 19 Tahun 2005, Pasal 20 dinyatakan bahwa:
Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran
yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran,
sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.
Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis
agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasiaktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi bagi
siswa untuk mengembangkan prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat,
dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Dalam rangka pelaksanaan kurikulum tahun 2013, guru harus menyusun RPP dengan
menyesuaikan berberapa komponen dengan dokumen kurikulum tersebut. Selain itu didalam
rencana pelaksanaan pembelajarannya harus menerapkan pendekartan scientific dan penilaian
authentic.
B. Penyusunan RPP pada Standar Proses
Standar proses tersebut memuat rambu-rambu tentang prinsip-prinsip pengembangan RPP. Dengan
berlakunya kurikulum 2013, maka rambu-rambu tersebutperlu disesuaikan dengan kebutuhan.
Pada Standar Proses (Permendiknas no 41 tahun 2007) terdapat Komponen RPP yang yang
terdiriIdentitas mata pelajaran yang meliputisatuan pendidikan, kelas, semester, program studi,
mata pelajaran atau tema pelajaran, jumlah pertemuan, standar kompetensikompetensi dasar,
indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode
pembelajaran, kegiatan pembelajaran yang meliputi kegiatan pendahuluan, inti dan penutup,
selanjutnya terdapat penilaian hasil belajar dan sumber belajar.
Pada kurikulum 2013, istilah standar kompetensi tidak dikenal lagi. Namun muncul istilah
kompetensi inti. Kompetensi inti merupakan gambaran mengenai kompetensi utama yang
dikelompokkan kedalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan (afektif, kognitif, dan
psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata
pelajaran. Kompetensi Inti adalah kemampuan yang harus dimiliki seorang peserta didik untuk
setiap kelas melalui pembelajaran.
SMA/SMK
SMA/SMK
SMA/SMK
c. Mengamati
Pembiasaan kegiatan mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu
peserta didik, sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Dengan
metode observasi peserta didik dapat menemukan fakta bahwa ada hubungan antara
obyek yang dianalisis dengan materi pembelajaran yang disajikan oleh guru (Sudarwan,
2013). Menurut Nuryani, 1995 mengamati merupakan kegiatan mengidentifikasi ciri-ciri
objek tertentu dengan alat inderanya secara teliti, menggunakan fakta yang relevan dan
memadai dari hasil pengamatan, menggunakan alat atau bahan sebagai alat untuk
mengamati objek dalam rangka pengumpulan data atau informasi. Pengamatan yang
dilakukan hanya menggunakan indera disebut pengamatan kualitatif, sedangkan
pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan alat ukur disebut pengamatan
kuantitatif. Untuk meningkatkan keterampilan mengamati, maka didalam RPP sebaiknya
dimunculkan kegiatan yang memungkinkan
siswa untukmengunakan berbagai
pancaindranya untuk mencatat hasil pengamatan.
d. Menganalisis
Wonder grows with understanding and understanding come of analysis. Analisis dapat
berupa analisis kuantitatif dan kualitatif. Peserta didik perlu dilatih dan dibiasakan
melakukan analisas data yang sesuai dengan tingkat kemampuannya. Misalnya data
pengamatan yang diperoleh sendiri.
Berikan kesempatan kepada peserta untuk meninjau kembali hasil pengamatan dan
mereka dilatih membuat pola-pola atau grafik dari data yang diperolehnya.
Latih peserta untuk melakukan klasifikasi, menghubungkan dan menghitung. A scientific
approach to teaching pushes learners to seek for patterns
e. Mengomunikasikan
Pada pendekatan scientific guru diharapkan
mengkomunikasikan yang peserta didik telah pelajari.
member
kesempatan
untuk
SMA/SMK
lisan, penilaian proyek, penilaian produk, penilaian melalui kumpulan hasil kerja/karya peserta
didik (portfolio), dan penilaian diri.
Penilaian proses dan hasil belajar kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan
kesehatan sesuai Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 dilakukan melalui:
a) Observasi sikap secara berkesinambungan;
b) Penilaian diri untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan peserta didik yang
bersangkutan;
c) Penilaian antar peserta didik dengan instrumen antar peserta didik;
d) Jurnal perilaku peserta didik;
e) Tes tulis, lisan, dan penugasan (pekerjaan rumah dan atau proyek);
f) Tes prkatik berupa keterampilan melakukan suatu aktivitas sesuai dengan tuntutan
kompetensi;
g) Proyek pengerjaan tugas yang diberikan meliputi proses perencanaan, pelaksanaan, dan
pelaporan;
h) Portofolio, berupa kumpulan seluruh karya peserta didik dalam bidang dan kurun waktu
tertentu.
Pada penjelasan yang dituliskan sebelumnya, di dalam program PJOK pembelajaran juga
diarahkan untuk mencapai tiga kategori atau domain kompetensi, sebagaimana yang
diungkapkan oleh Bloom dan kawan-kawan seperti yang dikutip oleh Marilyn M. Buck (2007:
91) yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Domain kognitif meliputi pembelajaran terhadap
pengetahuan dan penerapannya, domain afektif meliputi akuisisi terhadap sikap perilaku,
apresiasi dan penghargaan terhadap sikap perilaku tersebut. Terakhir adalah domain
psikomotor yaitu pengembangan jasmani dan keterampilan neuromuskular.
4. Contoh Kerangka RPP
A.
B.
C.
D.
E.
F.
Sekolah
: .
Mata Pelajaran
: .
Kelas/Semester
: .
Materi Pokok
: .
Alokasi Waktu
: .
Kompetensi Inti (diambil dari KI dan KD mata pelajaran)
Kompetensi Dasar dan Indikator
1. ______________ (KD pada KI-1)
2. ______________ (KD pada KI-2)
3. ______________ (KD pada KI-3)
Indikator: ______________
4. ______________ (KD pada KI-4)
Indikator: ______________
Tujuan Pembelajaran
Materi Pembelajaran (rincian dari Materi Pokok
Metode Pembelajaran (Rincian dari Kegiatan Pembelajaran)
Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
1. Media
2. Alat/ Bahan
SMA/SMK
G.
H.
3. Sumber Belajar
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan Kesatu:
a. Pendahuluan/ Kegiatan Awal (menit)
b. Kegiatan Inti (menit)
c. Penutup (menit)
2. Pertemuan Kedua:
a. Pendahuluan/ Kegiatan Awal (menit)
b. Kegiatan Inti (menit)
c. Penutup (menit), dan seterusnya
Penilaian
1. Jenis/ teknik penilaian
2. Bentuk instrumen dan instrumen
3. Pedoman penskoran
: SMA Model
: Penjasorkes
: X/1
: Aktivitas Gerak Berirama
: 1 X pertemuan (3 JP)
A. Kompetensi Inti
1.Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2.Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif
dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan
3.Memahami,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
4.Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan.
B.
Kompetensi Dasar
Menghargai tubuh dengan seluruh
perangkat gerak dan kemampuannya
sebagai anugrah Tuhan yang tidak
ternilai.
SMA/SMK
2.
2.4
3.
C.
Tujuan Pembelajaran
Setelah melalui proses pembelajaran peserta didik dapat:
1. Terbiasa memanjatkan doa sebelum dan sesudah pelajaran dengan khusuk.
2. Menunjukkan perilaku kerjasama dalam kelompok
3. Menunjukkan perilaku disiplin dalam pembelajaran secara berkelomok
4. Menunjukkan sikap toleran dalam pembelajaran secara kelompok
5. Menjelaskan gerak dasar aktivitas gerak berirama senam aerobik v- step
6. Menjelaskan gerak dasar aktivitas gerak berirama senam aerobik double step
7. Menjelaskan gerak dasar aktivitas gerak berirama senam knee up
8. Menjelaskan pengembangan gerak dasar senam aerobik
9. Menjelaskan gerak dasar lengan aktivitas gerak berirama senam aerobik
10. Merangakai variasi dan kombinasi 3 gerak dasar senam aerobik
11. Melakukan variasi dan kombinasi rangkaian gerak dasar senam aerobik dengan kordinasi
yang baik
D.
Materi Pembelajaran
1. Gerak dasar V step
2. Gerak dasar Knee up
3. Gerak dasar Double Step
4. Merangkai gerak dasar
SMA/SMK
E.
Metode Pembelajaran
1. Model Penemuan
F.
Sumber Belajar
Tim Penjas, Modul Pembelajaran Aktivitas Ritmik Senam aerobik, 2010. Pusat pengembangan
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Jasmani dan Bimbingan
Konseling.
G.
1.
2.
3.
4.
5.
H.
Laptop : 1 buah
LCD
: 1 buah
Screen monitor: 1 buah
Cd musik senam aerobik
Sound sistem
a. Pendahuluan (25menit)
1. Menyiapkan peserta didik dalam barisan empat bersyaf melengkung (semua peserta didik
dapat melihat guru)
2. Dipimpin berdoa untuk keselamatan dan kebermanfaatan dalam pembelajaran.
3. Mengecek kehadiran semua peserta didik dan menanyakan kesehatan mereka secara
umum.
4. Melakukan apersepsi dengan membandingkan kegiatan senam aerobik yang pernah
dilakukan dengan aktivitas yang akan dipelajari dalam pembelajaran.
5. Menjelaskan tujuan pembelajaran aktivitas berirama senam aerobik yang akan dicapai
pada hari itu.
6. Menyampaikan garis besar cakupan materi aktivitas berirama senam aerobik dan
penjelasan tentang kegiatan yang akan dilakukan peserta didik untuk menyelesaikan
permasalahan atau tugas.
b.
SMA/SMK
ASPEK
SKOR (1 - 4)
Toleran
Menghormati pendapat teman
Menerima kekurangan orang lain
Menerima kesepakatan meskipun
berbeda dengan pendapatnya
d. Menghormati teman yang berbeda suku,
agama, ras, budaya, dan gender
a.
b.
c.
Disiplin
a. Hadir tepat waktu
b. Mengikuti seluruh proses pembelajaran
c. Mentaati prosedur kerja sesuai peran
d. Selesai tepat waktu
Kerja sama
a. Sebagai anggota melibatkan diri dan
mengambil peran secara aktif dalam
kelompok
b. Sebagai anggota kelompok berbagi tugas
dengan anggota lain (tidak mendominasi)
c. Tidak mengganggu peserta didik lain
d. Membantu mempersiapkan dan merapikan
peralatan pembelajaran
TOTAL SKOR
c. Pedoman penskoran
3) Penskoran
Skor 4, jika seluruh indikator ditunjukkan oleh teman yang diamati
Skor 3, jika tiga indikator ditunjukkan oleh teman yang diamati
Skor 2, jika dua indikator ditunjukkan oleh teman yang diamati
Skor 1, jika hanya satu indikator ditunjukkan oleh teman yang diamati
4) Pengolahan skor
SMA/SMK
Skor maksimum: 12
Skor perolehan peserta didik: SP
Nilai sikap yang diperoleh peserta didik: SP/12 X 4
Rentang nilai sikap:
0,00
1,00
1,33
1,66
2,00
2,33
2,66
3,00
3,33
3,66
Nilai
Nilai
Nilai
Nilai
Nilai
Nilai
Nilai
Nilai
Nilai
Nilai
Nilai
1,00
1,33
1,66
2,00
2,33
2,66
3,00
3,33
3,66
4,00
Predikat
D
D+
C-.
C
C+
BB
B+
AA
Nilai Sikap
KURANG
CUKUP
BAIK
SANGAT BAIK
C. Penilaian Pengetahuan
a. Jenis/ teknik penilaian
Uji tulis
b. Bentuk instrumen dan instrumen (sebaiknya dilampirkan)
Soal uji tulis
Nama
: ________________
Kelas
: ________________
No
1
Jawaban
c. Pedoman penskoran
1) Penskoran
a) Soal nomor 1
Skor 3, jika jenis disebut secara lengkap
Skor 2, jika jenis disebut secara kurang lengkap
Skor 1, jika jenis disebut tidak lengkap
b) Soal nomor 2
Skor 4, jika penjelasan benar dan lengkap
Skor 3, jika penjelasan benar tetapi kurang lengkap
Skor 2, jika sebagian penjelasan tidak benar dan kurang lengkap
SMA/SMK
Skor 1, jika hanya sebagian penjelasan yang benar dan tidak lengkap
c) Soal nomor 3
Skor 3, jika jenis disebut secara lengkap
Skor 2, jika jenis disebut secara kurang lengkap
Skor 1, jika jenis disebut tidak lengkap
d) Soal nomor 4
Skor 4, jika urutan benar dan lengkap
Skor 3, jika urutan benar tetapi kurang lengkap
Skor 2, jika sebagian urutan tidak benar dan kurang lengkap
Skor 1, jika hanya sebagian urutan yang benar dan tidak lengkap
2) Pengolahan skor
Skor maksimum: 14
Skor perolehan peserta didik: SP
Nilai sikap yang diperoleh peserta didik: SP/14 X 4
Rentang nilai pengetahuan:
0,00
1,00
1,33
1,66
2,00
2,33
2,66
3,00
3,33
3,66
Nilai
Nilai
Nilai
Nilai
Nilai
Nilai
Nilai
Nilai
Nilai
Nilai
Nilai
Predikat
D.
D+
C-.
C
C+
BB
B+
AA
1,00
1,33
1,66
2,00
2,33
2,66
3,00
3,33
3,66
4,00
d. Penilaian Keterapilan
i. Jenis/ teknik penilaian
Uji unjuk kerja praktik rangkaian variasi dan kombinasi gerak dasar senam aerobiki
ii. Bentuk instrumen dan instrumen (sebaiknya dilampirkan)
Nama
: ________________
Kelas
: ________________
Petugas Pengamatan: ________________
No
Indikator Esensial
Skor
1
1. Teknik Gerak
2. Kreativitas
3. Kekompakan
iii.
SMA/SMK
Teknik gerak.
9.1. Nilai 4 Jika selama melakukan rangakaian gerak sesuai dengan teknik gerak
10.2. Nilai 3 Jika selama melakukan rangakaian gerak sebagaian kecil kurang
sesuai teknik gerak
11.3. Nilai 3 Jika selama melakukan rangakaian gerak kadang-kadang sesuai
teknik gerak
12.4. Nilai 3 Jika selama melakukan rangakaian gerak tidak sesuai teknik gerak
Kreativitas.
8.1. Nilai 4 jika melakukan:
i.a. perubahan formasi barisan,
j.b.perubahan arah gerak dasar,
k.c.
melakukan variasi intensitas gerak,
l.d. melakukan variasi gerak lengan.
9.2. Nilai 3 jika hanya melakukan 3 unsur.
10.3. Nilai 2 jika hanya melakukan 2 unsur
11.4. Nilai 1 jika hanya melakukan 1 unsur.
2) Pengolahan skor proses gerak
Skor maksimum: 12
Skor perolehan peserta didik: SP
Nilai yang diperoleh peserta didik: SP/12 X 4
Rentang nilai Keterampilan:
Nilai
0,00 Nilai 1,00
1,00 Nilai 1,33
1,33 Nilai 1,66
1,66 Nilai 2,00
2,00 Nilai 2,33
2,33 Nilai 2,66
2,66 Nilai 3,00
3,00 Nilai 3,33
3,33 Nilai 3,66
3,66 Nilai 4,00
Predikat
D.
D+
C-.
C
C+
BB
B+
AA
Bogor, 2 Januari 2014
NIP
NIP
SMA/SMK
Diskusi
Praktik
Pembelajaran
Refleksi
Penyimpulan
Hasil Diskusi
1. Diskusi
Peserta mendiskusikan tentang instrumen penilaian pelaksanaan pembelajaran.
2. Praktik Pembelajaran
Mempraktikkan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disusun melalui peer teaching.
3. Refleksi
Peserta melakukan refleksi terhadap pelaksanaan peer teaching.
4. Presentasi
Peserta menyimpulkan hasil diskusi dan rangkuman hasil peer teaching.
B. Lembar Kerja
LK- 4.3
PRAKTIK PEMBELAJARAN
(Peer-teaching)
Kompetensi:
Mampu melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan scientific dan model
pembelajaran yang sesuai
Langkah Kegiatan:
1. Bacalah format penilaian pelaksanaan pembelajaran untuk dapat memahami setiap aspek yang
dinilai!
2. Pelajari RPP yang akan ditampilkan oleh guru model!
3. Amatilah secara seksama proses pelakasaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru model!
4. Berikan tanda centang () pada kolom pilihan Ya atau Tidak sesuai penilaian Anda terhadap
penyajian pembelajaran!
5. Pada kolom catatan, berikan catatan khusus atau saran perbaikan pelaksanaan pembelajaran!
SMA/SMK
:
:
:
:
:
...............................................................................
...............................................................................
...............................................................................
...............................................................................
...............................................................................
Aspek yang Diamati
Ya
Tidak
Catatan
Kegiatan Pendahuluan
Apersepsi dan Motivasi
1
2
3
4
5
Kegiatan Inti
Penguasaan materi pembelajaran
1
2
SMA/SMK
Ya
3
4
Menguasai kelas
Melaksanakan pembelajaran yang menumbuhkan partisipasi
aktif peserta didik dalam mengajukan pertanyaan
7
8
9
Tidak
Catatan
Penerapan PendekatanScientific
1
2
SMA/SMK
Ya
Tidak
Catatan
2
3
Kegiatan Penutup
Penutup pembelajaran
1
Jumlah
SMA/SMK
Daftar Pustaka
Alexander, D., (2000). The learning that lies between play and academics in afterschool programs.
National Institute on Out-of-School Time. Retrieved from http://www.niost.org/
Publications/papers.
Allen, L., (1973). An Examination of the Ability of Third Grade Children from the Science Curriculum
Improvement Study to Identify Experimental Variables and to Recognize Change. Science
Education, 57, 123-151.
Admin, Metode Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) [online]. Diakses di
http://digilib.sunan-ampel.ac.id/files/disk1/151/hubptain-gdl-ellyikasus-7509-3-babii.pdf (17
Oktober 2011).
Barron, B., & Darling-Hammond, L. (2008). Teaching for meaningful learning: A review of research on
inquiry-based and cooperative learning. Retrieved from http://www.edutopia.
org/pdfs/edutopia-teaching-for-meaningful-learning.pdf.
BSNP., (2007). Permendiknas nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan
PendidikanDasar dan Menengah. Jakarta
Buck Institute for Education. Introduction to Project Based Learning. [Online]. Diakses di
http://www.bie.org/images/uploads/general/20fa7d42c216e2ec171a212e97fd4a9e.pdf (18
Oktober 2011).
Coutinho, M., &Malouf, D., (1993). Performance Assessment and Children with Disabilities: Issues
and Possibilities. Teaching Exceptional Children, 25(4), 6367.
Cumming, J. J., & Maxwell, G. S., (1999). Contextualizing Authentic Assessment. Assessment in
Education, 6(2), 177194.
Dantes, Nyoman. (2008). Hakikat Asesmen Authentic Sebagai Penilaian Proses dan Produk Dalam
Pembelajaran yang Berbasis Kompetensi (Makalah Disampaikan pada In House Training (IHT)
SMA N 1 Kuta Utara).Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha
Daniel
K.
Schneider.
(2005).
Project-based
learning.
[Online].
dihttp://edutechwiki.unige.ch/en/Project-based_learning (18 Oktober 2011).
Diakses
SMA/SMK
http://darussholahjember.blogspot.com/2011/05/aplikasi-metode-discovery-learning.html
(diunduh 23 Mei 2013).
http://ebookbrowse.com/pengertian-model-pembelajaran-discovery-learning-menurut-para-ahlipdf-d368189396 (diunduh 23 Mei 2013).
http://prismabekasi.blogspot.com/2012/10/definisi-belajar-menurut-para-ahli.html
Mei 2013).
(diunduh 23
Ibrahim, Muslimin., (2005). Asesmen Berkelanjutan: Konsep Dasar, Tahapan Pengembangan dan
Contoh. Surabaya: UNESA University Press Anggota IKAPI.
Jurnal Geliga Sains 3 (2), 8-13., (2009) Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Riau ISSN
1978-502X.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan., (2013). Kompetensi Dasar SMP/MTs, Jakarta
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan., (2013). Permendikbud 81A. Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Lucas,
George.,
(2005).
Instructional
Module
Project
Based
Learning.
http://www.edutopia.org/modules/PBL/whatpbl.php. Diakses tanggal 13 Juli 2010.
Markham, T., (2003). Project-Based Learning Handbook (2nd ed.). Novato, CA: Buck Institute for
Education.
Mc
Colum.,
(2009).
A
scientific
approach
to
teaching.
http://kamccollum.wordpress.com/2009/08/01/a-scientific-approach-to-teaching/last update
januari 2013
Nuryani Rustaman., (2006). Penilaian Authentic( Authentik Assessment) dan Penerapannya dalam
Pendidikan
Sains.
FPMIPA&
Sekolah
Pascasarjana
UPI,
http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN_IPA/195012311979032Padilla, M., Cronin, L., & Twiest, M., (1985). The Development and Validation of the Test of Basic
Process Skills. Paper Presented at the Annual meeting of the National Association for Research
in Science Teaching, French Lick, IN
Quinn, M., & George, K. D., (1975). Teaching Hypothesis Formation. Science Education, 59, 289-296.
Science Education, 62, 215-221
Research summary: Project-based learning in middle grades mathematics. Retrieved from
http://www.nmsa.org/Research/ResearchSummaries.
ResearchSummaries/ProjectBasedLearninginMath/tabid/1570/Default.aspx.
Rizqi, (2000). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berorientasi Pembelajaran Penemuan
Terbimbing (Guide-Discovery Learning) yang Mengintegrasikan Kegiatan Laboratorium untuk
Fisika SLTP Bahan Kajian Pengukuran. Tesis, UNESA (tidak dipublikasikan).
Savery, J. R., (2006). Overview of problem-based learning: Definitions and distinctions. The
Interdisciplinary Journal of Problem-Based Learning, 1(1), 920. Journal of Problem-Based
Learning
Salvia, J., & Ysseldyke, J. E., (2004). Assessment in Special and Inclusive Education (9th ed.). New
York: Houghton Mifflin.
SMA/SMK