Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Biodata
Pengkajian dilakukan pada tanggal 16 April 2009 dengan cara
tanya jawab langsung dari pasien dan catatan medik klien di ruang B3
Obstetri RSUP Dr. Kariadi Semarang, Ny. S, 39 tahun, Perempuan,SD,Ibu
Rumah Tangga, alamat Karangawen Demak, Tanggal Masuk 14 April
2009, Diagnosa medis Post Sectio Caesaria Indikasi Pre Eklampsia Berat,
No. Register C151586. Penanggung Jawab Tn. S, 40 tahun, alamat
Karangawen Demak, Swasta, Suami klien .
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Klien mengatakan nyeri pada area abdomen post sectio caesaria, nyeri
bertambah ketika bergerak / melakukan aktifitas yang berlebihan
dimana skala nyeri 5, nyeri hilang timbul dan rasanya seperti diremasremas.
b. Riwayat persalinan sekarang
Klien hamil 39 minggu, G5P3A2, tanggal 14 April 2009 : klien
mengeluh terasa kenceng-kenceng, belum keluar air ketuban dan
darah, kemudian klien periksa ke bidan desa, oleh bidan desa
dianjurkan untuk dibawa ke RSDK Semarang, karena ada indikasi pre
39
g. Riwayat KB
Klien belum pernah menjadi aseptor KB, setelah kelahiran anak yang
ke-3 klien berencana akan mengikuti program steril dan sekarang
sudah dilakukan.
3. Pengkajian Pola Fungsional menurut Gordon
a. Pola Persepsi terhadap kesehatan
Klien menganggap bahwa kesehatan itu penting sehingga klien selalu
memeriksakan kehamilannya ke puskesmas / bidan untuk mengetahui
status kesehatan klien dan janinnya, kalau klien sakit, langsung periksa
ke bidan.
b. Aktifitas dan Latihan
Klien mengatakan ketika hamil sering susah tidur terutama pada
malam hari, klien selalu melaksanakan pekerjaan rumah seperti
biasanya dan kadang-kadang dibantu oleh suaminya. Di rumah sakit
klien tidak bisa leluasa bergerak karena merasakan nyeri pada luka
Post Sectio Caesaria, klien terlihat lemas dan sedikit beraktifitas.
c. Pola istirahat dan tidur
Pada waktu hamil klien kurang tidur karena tidak nyaman dengan
posisi perutnya, sehingga klien hanya tidur malam kurang lebih 5 jam,
dan tidur siang kurang lebih 2 jam, ketika dirumah sakit klien susah
tidur karena merasa tidak nyaman dengan luka diperutnya dan klien
tidur kurang lebih 5 jam.
40
41
3) Identitas diri
Klien sebagai istri sekaligus seorang ibu bagi anaknya.
4) Gambaran diri
Klien menerima kondisinya saat ini walaupun klien melahirkan
dengan sectio caesaria.
5) Peran
Klien berperan sebagai istri sekaligus ibu bagi anaknya yang baru
saja lahir meskipun peran ibu belum dijalani secara maksimal
(yaitu ingin merawat dan menyusui anaknya secara teratur).
h. Pola koping
Klien
mengatakan
bahwa
untuk
memutuskan
sesuatu
klien
42
: Tampak lemah
b. Kesadaran
: Composmentis
c. TTV
TD
: 150/100 mmHg
Nadi
: 84 x/menit
Suhu
: 37,50 C
Respirasi
: 20 x/menit
d. Kepala
1) Mata
2) Hidung
3) Telinga
4) Mulut
: Simetris
: Putting flat, areola hitam, bengkak, ASI keluar
sedikit
43
2) Paru-paru
Inspeksi
:
: Simetris,
tidak
menggunakan
alat
bantu
pernafasan
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
: Vesikuler
3) Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: Pekak
Auskultasi
g. Abdomen
h. Ekstremitas atas
j. Kulit
44
: Baik
b. Kesadaran
: Composmentis
c. Jenis kelamin
: Perempuan
d. Berat badan
: 2900 gram
e. Panjang badan
: 50,5 cm
f. Lingkar dada
: 34 cm
g. Lingkar kepala
: 37 cm
h. Suhu
: 36,80 C
i. Kepala
: Mesochepal
j. Mata
k. Telinga
l. Hidung
m. Leher
k. Dada
: Simetris
l. Abdomen
m. Genetalia
n. Ekstremitas
45
Hasil
Satuan
Normal
Hemoglobin
12,60
gr%
12,00 15,00
Hematokrit
38,3
35,00 47,00
Eritrosit
4,22
Jt/mmk
3,90 5,60
MCH
29,90
Pq
27,00 32,00
MCV
90,80
fl
76,00 96,00
MCHC
32,90
g/dl
29,00 36,00
Leukosit
13,20
ribu/mmk
4,00 11,00
Trombosit
288,0
ribu/mmk
150,0 400,0
Hasil
Satuan
Normal
Glukosa sewaktu
92
mg/dl
80 110
Ureum
14
mg/dl
15 30
0,75
mg/dl
0,60 1,30
SGOT
31
/l
15 37
SGPT
29
/l
30 65
Hematologi paket
Kimia Klinik
Pemeriksaan
Creatinin
46
Elektrolit
Natrium
142
mmol/l
136 145
Kalium
3,6
mmol/l
3,5 5,1
Chlorida
113
mmol/l
98 - 107
Sekresi Eksresi
Pemeriksaan
Hasil
Satuan
Normal
Urine rutin
Warna
PH
5,50
Protein
100
mg/dl
Negatif
Reduksi
Negatif
mg/dl
Negatif
Sedimen : Epitel
Negatif
Ip
01
Lpb
Lekosit
3 x 500 mg
b. a metil dofa
3 x 500 mg
c. nifedipine
3 x 10 mg
d. SF / Vit. BC / C
3 x 1 tab
e. Luminal
3 x 1 tab
f. MgSO4
2 x 8 mg
47
B. Analisa Data
No
1
Data
Problem
bekas
luka
Etiologi
Terputusnya
kontinuitas
jaringan sekunder
akibat
pembedahan
diremas-remas
DO : Klien tampak meringis kesakitan
saat pasien bergerak dan pasien
takut untuk melakukan aktivitas
2
Kelemahan
fisik
dan
area abdomen
dampak
post SC
efektif
ASI
48
C. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas
jaringan sekunder akibat pembedahan
2. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik dan dampak
sekunder dari luka post SC
3. Resiko ASI tidak efektif berhubungan dengan produksi ASI yang tidak
adekuat
D. Intervensi Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas
jaringan sekunder akibat pembedahan
Tujuan
KH
49
meningkatkan
dan
melakukan
aktifitas
sesuai
Intervensi :
a. Kaji respon pasien terhadap aktifitas
Rasional : Untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada klien
dalam keluhan-keluhan, keletihan yang berkenaan dengan
aktifitas.
b. Catat tipe anestesi yang diberikan pada saat klien intra partus pada
waktu klien dasar
Rasional : Pengaruh anestesi yang berlebihan
c. Anjurkan klien untuk istirahat
Rasional : Dengan istirahat dapat mempercepat pemulihan tenaga
untuk beraktifitas, klien dapat rileks
50
KH
: Ibu merasa senang, bayi tidak rewel lagi, tidur nyenyak & ASI
dapat keluar
Intervensi :
a. Kaji isapan bayi, jika ada lecet pada putting
Rasional : Menentukan cara memberikan perawatan yang tepat
b. Ajarkan teknik breast care menyusui yang efektif
Rasional : Memperlancar laktasi
c. Anjurkan pada klien untuk memberikan ASI eksklusif
Rasional : ASI dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bagi bayi secara
optimal
d. Berikan informasi untuk rawat gabung
Rasional : Menjaga, meminimalkan tidak efektifnya laktasi
51
52
E. Implementasi
Pengkajian dilakukan pada hari Kamis tanggal 16 April s/d 17 April
2009. Pada jam 07.00 pada diagnosa 1 dan 2 dilakukan implementasi :
Mengkaji lokasi, frekuensi nyeri, skala dan tingkat nyeri; Monitor cairan infus
didapatkan evaluasi : S : Klien mengatakan skala nyeri 5, diperut, nyeri seperti
diremas-remas, nyeri timbul saat melakukan aktifitas; O : Klien terlihat
meringis dan tegang gerakannya pelan & hati-hati, infus RL 20 tts/mnt. Pada
jam 08.00 diagnosa 1 dilakukan implementasi : mengukur TTV, didapatkan
evaluasi S : - ; O : TD : 160/80 mmHg, N : 75 x/mnt, S : 36,80 C, RR : 20
x/mnt. Jam 09.00 pada diagnosa 1 dilakukan implementasi : Memberikan
penjelasan pada klien bahwa rasa nyeri setelah operasi adalah hal yang wajar
S : Klien mengatakan paham, O : Klien terlihat lebih tenang kecemasan
berkurang, jam 10.00 pada diagnosa 1 dilakukan implementasi : Anjurkan
klien untuk menarik nafas dalam saat nyeri timbul, didapatkan evaluasi : S :
Klien mengatakan akan menggunakan teknik nafas dalam saat nyeri, O: Klien
mendemonstrasikan teknik nafas dalam. Jam 11.00 pada diagnosa 1 dilakukan
implementasi : memberikan posisi yang nyaman pada klien tidur terlentang S :
Klien mengatakan lebih nyaman dengan posisi tersebut, O : Klien terlihat
rileks. Jam 12.00 pada diagnosa 2 dilakukan implementasi : Mengkaji
kemampuan klien untuk melakukan aktivitas didapatkan evaluasi : S : Klien
mengatakan sudah bisa miring ke kanan dan ke kiri, O : Klien tampak tidur
terlentang. Jam 13.00 pada diagnosa 1 dan 2 dilakukan implementasi :
Menganjurkan untuk ambulasi dini, S : Klien mengatakan akan selalu belajar,
O : Klien tersenyum melihat perawat.
53
Sedangkan pada hari Jumat tanggal 17 April 2009 pada jam 07.30
dilakukan implementasi Mengobservasi keadaan umum pasien, S : Klien
mengatakan nyeri berkurang, O : Klien tampak enak di tempat tidur, skala
nyeri 4. Jam 08.00 pada diagnosa 1 dan 2 didapatkan implementasi :
mengukur TTV, didapatkan evaluasi S : - , O : N : 84 x/mnt, TD : 140/80
mmHg, S : 360 C. Jam 09.00 pada diagnosa 3 didapatkan implementasi :
memeriksa balutan & keadaan payudara, didapatkan evaluasi : S : -, O :
Balutan belum diganti, tampak bersih dan tdiak ada rembesan, putting agak
flat dan ASI keluar sedikit. Jam 11.00 pada diagnosa 3 didapatkan
implementasi : Mengkaji respon klien setelah dilakukan tindakan breast care,
didapatkan evaluasi
F. Evaluasi
Pada hari Jumat tanggal 17 April 2009 jam 13.00 pada diagnosa 1
didapatkan : S : Klien mengatakan nyeri berkurang dengan skala nyeri 3, O ;
Klien tenang, wajah tidak gelisah, rileks; A : Masalah teratasi sebagian; P :
Lanjutkan Intervensi; Anjurkan penggunaan teknik nafas dalam jika timbul
nyeri. Untuk diagnosa 2 didapatkan evaluasi S: Klien mengatakan sudah bisa
berjalan, O : Klien sudah terlihat berjalan-jalan tanpa cemas dan tegang; A :
54
55