ii
iii
PEDOMAN
KULIAH KERJA NYATA
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
Cetakan Pertama, September 2001
Cetakan Kesebelas, Oktober 2008
Cetakan Keduabelas, Mei 2011
Cetakan Ketigabelas, Agustus 2012
Cetakan Keempatbelas, April 2014
Cetakan Kelimabelas, Agustus 2014
Penyusun
Jabrohim
Moch. Saiful Bachri
Perwajahan Buku
Jendro
Desain Cover
J4ck
Pencetak
PUSTAKA PELAJAR
Celeban Timur UH III/548
Yogyakarta 55167
Telp. 0274 381542,
Faks. 0274 383083
E-mail: pustakapelajar@yahoo.com
Penerbit
PUSAT KULIAH KERJA NYATA
LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
iv
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu alaikum w. w.
Syukur alhamdulillah, akhirnya selesai juga buku Pedoman
KKN ini, meskipun sangat sederhana dan masih perlu pembenahan maupun pengembangan di sana-sini.
Buku pedoman ini berisi sejumlah pembicaraan, panduan
maupun ketentuan mengenai KKN di Universitas Ahmad
Dahlan. Semua materi yang disusun dalam buku ini merupakan kompilasi maupun adopsi dari berbagai sumber sebagaimana dicantumkan dalam daftar pustaka. Selain itu materi
juga diambil dari makalah-makalah pembekalan pada KKN
pada perguruan tinggi ini, baik ketika masih bernama IKIP
Muhammadiyah Yogyakarta maupun setelah dikembangkan
menjadi Universitas Ahmad Dahlan. Materi juga diperoleh dari
pengalaman lapangan para pengelola maupun dosen pembimbing KKN Universitas Ahmad Dahlan.
Buku ini dimaksudkan untuk menjadi pedoman bagi para
mahasiswa dan berbagai pihak yang terkait dengan pelaksanaan KKN Universitas Ahmad Dahlan. Penerbitan buku ini menjadi sangat penting karena Universitas Ahmad Dahlan mulai
tahun akademik 2001/2002 melaksanakan KKN sebanyak dua
kali setiap tahunnya. Selain itu buku ini dimaksudkan juga
PEDOMAN KULIAH KERJA NYATA UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
Jabrohim
NIP 130888737
vi
KATA PENGANTAR
REVISI PERTAMA
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu alaikum w. w.
Sampai dengan Semester Genap Tahun Akademik 2002/
2003, KKN Universitas Ahmad Dahlan telah dilaksanakan
sebanyak delapan belas kali. Empat kali terakhir, KKN tersebut dikelola oleh Pusat Pengelolaan dan Pengembangan
KKN. Sejak pertama kali mengelola pelaksanaan KKN (yakni
mulai periode XV Tahun Akademik 2001/2002), Pusat Pengelolaan dan Pengembangan KKN Universitas Ahmad Dahlan
telah menerbitkan Buku Pedoman KKN dan Buku Materi Pembekalan KKN. Hal ini berarti bahwa Buku Pedoman ini telah
dipakai sebagai pedoman pelaksanaan KKN sebanyak empat
periode.
Sebagai pedoman dalam pelaksanaan KKN Universitas
Ahmad Dahlan, Buku Pedoman ini disadari oleh penyusunnya
masih banyak kelemahan maupun kekurangannya. Kelemahan dan kekurangan tersebut semakin kelihatan setelah
Pusat Pengelolaan dan Pengembangan KKN Universitas
Ahmad Dahlan mengelola empat periode KKN. Oleh karena
itu, Pusat Pengelolaan dan pengembangan KKN Universitas
Ahmad Dahlan memandang perlu untuk merevisi Buku
Pedoman ini.
PEDOMAN KULIAH KERJA NYATA UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
vii
Jabrohim
NIP 130888737
viii
KATA PENGANTAR
REVISI KELIMA
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamualaikum w.w.
Mengelola KKN dengan menerjunkan hampir 3.000 orang
dalam setiap tahun merupakan pekerjaan yang cukup menyita
waktu, tenaga, dan pikiran. Dikatakan demikian itu karena
pemilik kepentingan (stakeholders) baik internal maupun
eksternal memiliki pemikiran dan tuntutan yang berbeda-beda.
Yang dimaksud pemilik kepentingan atau stakeholders ekternal
adalah mahasiswa, orang tua mahasiswa, masyarakat, pemerintah, dan pihak lain yang memanfaatkan hasil pendidikan
tinggi. Adapun pemilik kepentingan internal adalah dosen,
unsur pimpinan, unsur administrasi, dan unsur pelaksana
teknis. Untuk dapat terlaksananya KKN dengan baik dan
memuaskan pemilik kepentingan atau stakeholders tersebut,
KKN harus menampilkan tujuan yang jelas, target yang jelas,
dan dapat diukur keberhasilannya, serta pelaksanaannya
dilakukan secara terpadu, harmonis, dan sinergis serta jika perlu
ada tahapan-tahapan.
Buku Pedoman Kuliah Kerja Nyata Edisi ke-5 dirasakan oleh
pengelola KKN yakni Gugus Tugas atau Task Force KKN masih
belum memenuhi tuntutan di atas. Agar capaian, tujuan, dan
target pelaksanaan KKN, misalnya seberapa jauh pemPEDOMAN KULIAH KERJA NYATA UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
ix
berdayaan atau empowerment baik mahasiswa maupun masyarakat dihasilkan dan seberapa jauh pembelajaran mahasiswa
maupun masyarakat dapat terlaksana dan dapat terukur, Gugus
Tugas atau Task Force KKN memandang perlu buku tersebut
direvisi. Atas dasar itu, dilakukanlah revisi yang dikoordinasikan oleh Pusat KKN Universitas Ahmad Dahlan.
Pusat KKN Universitas Ahmad Dahlan memberikan
tugas kepada saya sebagai salah satu penyusun buku
pedoman ini untuk menjadi Ketua Tim Revisi dan sekaligus
sebagai Penyunting Penyelia atas buku yang sudah direvisi.
Adapun personalia lengkap yang melaksanakan revisi terdiri
atas Drs. H. Jabrohim, M.M., Dr. Rina Ratih SS, M.Hum.,
Dra. Hj. Sudarmini, Drs. Tedy Setiadi, M.T., Dra. Iis Wahyuningsih, M.Si. Apt., Nurkholis, S.Ag., M.Ag, Arum Primasari,
S.T., M.T., dan Beni Suhendra Winarso, S.E. M.Si.
Kami, para perevisi telah melaksanakan tugas merevisi
buku pedoman ini dengan memperhatikan hasil monitoring
dan evaluasi pelaksanaan KKN pada Semester Genap Tahun
Akademik 2010/2011 sampai dengan Semester Ganjil Tahun
Akademik 2013/2014. Hasil revisi tersebut kemudian diterbitkan sebagai Pedoman Kuliah Kerja Nyata UAD Edisi ke-6.
Akhirnya, kami menyadari bahwa hasil revisi ini mungkin
saja masih banyak kekurangan dan belum memenuhi harapan
berbagai pihak. Untuk itu, masukan dan kritik yang membangun
akan selalu kami terima dengan lapang dada.
Wassalamualaikum w. w.
Yogyakarta, 20 April 2014
Ketua Tim Revisi
H. Jabrohim
NIP 195212251980031003
x
xi
xiii
l.
yang sederhana.
dapat turut serta menggairahkan kegiatan Keislaman
pada umumnya (misalnya melalui pembentukan/pengembangan sholat jamaah dan forum silaturahmi takmir
masjid) maupun Kemuhammadiyahan pada khususnya
(misalnya melalui peningkatan aktivitas di Cabang atau
Ranting Muhammadiyah).
xiv
SAMBUTAN REKTOR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu alaikum w. w.
Kuliah Kerja Nyata atau KKN merupakan salah satu komponen kurikulum pendidikan tinggi di Universitas Ahmad
Dahlan (UAD). Dengan demikian wajib dilaksanakan bagi
semua mahasiswa dalam rangka menyelesaikan studinya.
KKN yang sekarang dikembangkan oleh Pusat KKN
Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) UAD selalu mengalami perkembangan yang cukup menggembirakan. Paradigma
KKN lama di pedesaan yang berkaitan program fisik, pembuatan plang misalnya, sudah mulai ditinggalkan. Filosofi
KKN yang dikembangkan yaitu pemberdayaan dan pembelajaran. Hal ini sesuai dengan regulasi program yang dilakukan oleh Dikti Depdiknas.
Dengan demikian, saya menyambut baik revisi Pedoman
KKN untuk menyesuaikan dengan paradigma KKN yang
sekarang ini. Pembelajaran dan pemberdayaan yang melandasi
KKN ini dikembangkan dengan tema-tema yang bervariasi
sesuai dengan kebutuhan stakeholders. Hal ini akan menambah
erat hubungan perguruan tinggi dengan masyarakat, juga dalam
rangka mendekatkan dan mendukung pilar ketiga dari Tri
Darma Perguruan Tinggi, yaitu Darma pengabdian.
Selain itu, sebagai amal usaha Muhammadiyah, dalam
melaksanakan KKN, UAD selalu bekerjasama dan berkoordinasi dengan Pimpinan Muhammadiyah baik di tingkat Ranting, Cabang, Daerah, maupun Wilayah. Selain itu, Pimpinan
Pusat Muhammadiyah melalui Lembaga atau Majelis sering
PEDOMAN KULIAH KERJA NYATA UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
xv
memberikan tugas kepada UAD untuk melaksanakan berbagai aktivitas pengabdian kepada masyarakat di berbagai
daerah.
Dilihat dari kepentingan masyarakat, banyak potensi
yang berupa tradisi dan perilaku keseharian masyarakat yang
perlu mendapat sentuhan-sentuhan edukatif. Potensi terpendam di dalam masyarakat sering tidak teraktualisasi secara
benar hanya karena tradisi dan wawasan yang tidak. Dari
cara seorang membuang sampah sampai dengan mengolah
potensi alam diperlukan langkah-langkah pemberdayaan.
Upaya pemberdayaan potensi masyarakat inilah yang membuat pentingnya program KKN UAD di pedesaan.
Untuk penyelenggaraan KKN ini, UAD bekerjasama baik
dengan instansi pemerintah, swasta, maupun persyarikatan.
Kerja sama dengan swasta perlu ditingkatkan lagi, terutama
dengan berbagai pihak yang memiliki program CSR.
Pada akhirnya, memang diperlukan interaksi terus menerus antara perguruan tinggi dengan masyarakat yang salah
satunya melalui program Kuliah Kerja Nyata. Saya berharap
semoga selama mengikuti program tersebut para mahasiswa
UAD dapat mengambil pelajaran yang bermanfaat demi masa
depannya.
Wassalamualaikum w.w.
Yogyakarta, 8 November 2011
Rektor,
xvi
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR v
KATA PENGANTAR REVISI PERTAMA vii
KATA PENGANTAR REVISI KELIMA ix
SAMBUTAN KETUA LPM xi
SAMBUTAN REKTOR xv
DAFTAR ISI xvii
BAB I
PENDAHULUAN 1
A. Sejarah 1
B. Pengertian 3
C. Enam Aspek Fundamental sebagai Dasar Pelaksanaan
KKN 4
D. Hakikat dan Tujuan 9
E. Sasaran dan Sifat 10
F. Tema 15
BAB II
PENGELOLAAN 17
A. Status dan Beban Akademik 17
B. Jangka Waktu 19
C. Jam Kerja Efektif Mahasiswa KKN
Universitas Ahmad Dahlan 20
xvii
C.
D.
E.
F.
G.
H.
Jangka Waktu 27
Kelembagaan 28
Dana 45
Fasilitas Mahasiswa 46
Kerjasama 46
Pembimbingan dan Pengawasan 47
BAB III
Bentuk KKN 51
A. KKN Reguler 51
B. KKN Alternatif 52
C. KKN Khusus 58
BAB IV
PERSIAPAN 63
A. Pendaftaran Peserta 63
B. Pengelompokan dan Penempatan Lokasi 68
C. Pendekatan Sosial 68
D. Observasi, Penentuan, dan Pengurusan Izin Lokasi
oleh LPM UAD 69
E. Model KKN UAD 70
F. Bidang Kegiatan Program KKN 72
G. Penentuan dan Pembekalan DPL KKN 74
BAB V
PELAKSANAAN 75
A. Pembekalan 75
B. Pelepasan, Penerjunan, Penyerahan, dan Penarikan 77
C. Masa Tugas di Lapangan 79
D. Pembuatan Laporan 84
E. Responsi 85
xviii
BAB VI
TATA TERTIB DAN PENILAIAN 87
A. Tata Tertib pada Tahap Pembekalan 87
B. Tata Tertib pada Tahap Pelaksanaan Survei 88
C. Tata Tertib pada Tahap Pelaksanaan Operasional 89
D. Sanksi Pelanggaran Tata Tertib 92
E. Penilaian 95
BAB VII
USAHA TINDAK LANJUT 99
A. Pembinaan Wilayah 99
B. Pembinaan Kerjasama dengan Instansi/Dinas/
Persyarikatan 100
BAB VIII
PENUTUP 102
DAFTAR PUSTAKA 103
LAMPIRAN 105
xix
xx
BAB I
PENDAHULUAN
A. Sejarah
Program pendayagunaan potensi mahasiswa di tengahtengah masyarakat yang dikenal dengan nama Kuliah Kerja
Nyata (selanjutnya disingkat KKN) dan dilaksanakan oleh
kalangan perguruan tinggi telah dimulai sejak 1950 dengan
kegiatan yang disebut Pengerahan Tenaga Mahasiswa. Kegiatan
ini bertujuan untuk mengurangi jurang perbedaan kemajuan
(yang pada umumnya merupakan pengaruh pendidikan)
antara Jawa dengan Luar Jawa. Pada saat itu, mahasiswa diterjunkan ke daerah-daerah terutama di luar Jawa guna membaktikan diri dan mengamalkan ilmunya, terutama dalam
bidang pembangunan masyarakat desa seperti mendirikan
sekolah-sekolah, melakukan gerakan pemberantasan buta
huruf, dan pembangunan fisik (meskipun dengan/dalam berbagai keterbatasan).
Program Pengerahan Tenaga Mahasiswa dinilai sangat
berhasil. Hal itu dibuktikan melalui realitas bahwa dalam waktu
yang relatif singkat, daerah-daerah di luar Jawa telah berhasil
mendirikan sekolah-sekolah menengah, yang pada giliran
berikutnya berpengaruh besar terhadap bangkitnya semangat
membangun di seluruh pelosok tanah air. Keberhasilan proPEDOMAN KULIAH KERJA NYATA UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
gram ini bukan tanpa memerlukan pengorbanan bagi pelakunya, yakni para mahasiswa. Pengorbanan itu antara lain waktu
studi para mahasiswa menjadi lebih lama, bahkan banyak di
antara mereka tidak dapat menyelesaikan kuliahnya atau
dipaksa tetap tinggal di pedesaan karena masyarakat setempat sangat mengharapkan kehadirannya.
Untuk memenuhi harapan muncul maupun berlanjutnya
pembangunan di pedesaan, dan juga sebagai realisasi atau
pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, maka sejak 1971/
1972 tiga universitas besar (yakni Universitas Gadjah Mada,
Universitas Hasanuddin, dan Universitas Andalas) sebagai
proyek perintis melaksanakan kegiatan serupa Program
Pengerahan Tenaga Mahasiswa yang disebut Pengabdian
Mahasiswa pada Masyarakat. Kegiatan tersebut lebih ditingkatkan lagi pada 1973, misalnya program Bimbingan Massal
(Binmas) di Institut Pertanian Bogor dan Tenaga Kerja Sukarela
(TKS) yang dikoordinasikan oleh Badan Urusan Tenaga Sukarela
Indonesia (BUTSI). Pengalaman, bahan-bahan, dan informasi
dari berbagai program tersebut (khususnya proyek perintis)
menjadi masukan bagi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan untuk mengembangkan kegiatan Pengabdian Mahasiswa kepada Masyarakat yang berlaku menyeluruh bagi
Universitas/ Institut Negeri, yang kemudian disebut sebagai
Kuliah Kerja Nyata (KKN).
KKN Universitas Ahmad Dahlan untuk pertama kali diselenggarakan pada Januari sampai Maret 1988. Namun, hal
itu tidak berarti bahwa pada saat itu mahasiswa di Perguruan
Tinggi Muhammadiyah ini baru pertama kali mengikuti KKN.
Bukan berarti pula bahwa para dosen baru pertama kali terlibat dalam pengelolaan maupun pembimbingan KKN. Sebelum melaksanakan KKN sendiri, para mahasiswa di perguruan tinggi yang berdiri pada 18 November 1960 dengan
2
B. Pengertian
KKN adalah suatu bentuk pendidikan dengan cara memberikan pengalaman belajar kepada mahasiswa untuk hidup
di tengah-tengah masyarakat di luar kampus dan secara langsung mengidentifikasi serta menangani masalah-masalah
pembangunan yang dihadapi. KKN dilaksanakan oleh perguruan tinggi dalam upaya meningkatkan isi dan bobot pendidikan bagi mahasiswa dan untuk mendapatkan nilai tambah
yang lebih besar pada perguruan tinggi.
Kegiatan KKN dilaksanakan di luar kampus dengan maksud
meningkatkan relevansi pendidikan tinggi dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat akan ilmu pengetahuan,
teknologi, serta seni untuk melaksanakan pembangunan yang
semakin meningkat, serta meningkatkan persepsi mahasiswa
tentang relevansi antara kurikulum yang dipelajari di kampus
dengan realita pembangunan dalam masyarakat.
Bagi mahasiswa, kegiatan KKN haruslah dilaksanakan
sebagai pemahaman belajar yang baru dan yang tidak akan
pernah diperoleh di dalam kampus. Dengan selesainya berKKN mahasiswa harus merasa memiliki pengetahuan baru,
PEDOMAN KULIAH KERJA NYATA UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
b.
hingga sifatnya sangat kompleks. Dengan demikian, pendekatan monodisipliner (satu disiplin ilmu) bila diterapkan
dalam ber-KKN menjadi kurang atau bahkan tidak efektif.
Atas dasar pemikiran tersebut, maka KKN berbeda dengan
apa yang dikenal sebagai Program Praktik Lapangan (PPL),
Pengalaman Kerja Lapangan (PKL), ataupun Kuliah Kerja
Lapangan (KKL). Program-program tersebut selalu bertolak
dari dan bergerak sebatas bidang ilmu yang sedang dipelajarinya. Meskipun mungkin bersifat sangat ilmiah, kegiatan tersebut cenderung bersifat sempit. Program KKN
bersifat sebaliknya. KKN bertolak dari permasalahan nyata
di masyarakat, didekati dengan menggunakan segala ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni yang sudah, sedang, dan
akan dipelajarinya.
Selain itu, antara KKN dengan PPL, PKL, atau KKL
memiliki perbedaan yang mendasar. Perbedaan tersebut
antara lain adalah sebagai berikut.
a. KKN berorientasi untuk meningkatkan empati, kepedulian, kerjasama secara multidisipliner, kepribadian,
kontribusi daya saing daerah/nasional dan mendorong
terciptanya learning community ataupun learning society.
Adapun PKL/KKL berorientasi untuk mendorong peningkatan relevansi mahasiswa terhadap permasalahan yang
ada dalam dunia kerja dan industri secara monodisiplin.
PPL mendorong peningkatan relevansi mahasiswa terhadap permasalahan yang ada dalam pendidikan secara
monodisiplin
b. KKN bertujuan menyiapkan lulusan menjadi pemimpin
yang mampu menciptakan pekerjaan (meng-create job),
sedangkan PKL/KKL/PPL bertujuan menyiapkan lulusan
menjadi pekerja
c. KKN yang dilaksanakan secara co-creation, co-financing,
6
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Mahasiswa
a.
11
f.
g.
12
2.
a.
Memperoleh bantuan tenaga dan pikiran untuk merencanakan serta melaksanakan pembangunan di masyarakat
dan/atau untuk melaksanakan proyek pembangunan
yang berada di bawah tanggung jawab pemerintah.
b. Memperoleh cara-cara (baru) di bidang ilmu, teknologi,
dan seni yang dibutuhkan untuk merencanakan dan
melaksanakan pembangunan.
c. Memperoleh pengalaman, cara berpikir, bersikap, dan
bertindak untuk menggali dan menumbuhkan potensi
swadaya masyarakat sehingga mampu berpartisipasi aktif
dalam pembangunan.
d. Memperoleh pembaharuan-pembaharuan yang sangat
berguna bagi kehidupan masyarakat.
e. Terbentuknya kader-kader penerus pembangunan dalam
masyarakat sehingga kelangsungan upaya pembangunan
terjamin.
f. Secara khusus bagi Perguruan Tinggi Muhammadiyah,
selain kelima hal di atas, KKN diarahkan pula pada:
1) upaya memperkuat kesadaran tentang pentingnya
ketahanan sosial keagamaan dalam kehidupan yang
majemuk yang dilandasi dengan iman yang kokoh
dan pemahaman yang benar tentang nilai agama Islam.
2) pembimbingan dalam berbagai masalah kehidupan
secara menyeluruh dilihat dari perspektif agama.
3) penumbuhan rasa tanggung jawab akan perlunya
mewujudkan keluarga sejahtera melalui pemahaman
yang benar tentang ajaran kemasyarakatan Islami.
4) upaya menumbuhkan pemahaman tentang kaitan
antara nilai-nilai dan ajaran Islam dengan realitas
PEDOMAN KULIAH KERJA NYATA UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
13
Perguruan Tinggi
a.
3)
4)
F. Tema
Seluruh kegiatan KKN UAD dirancang dan dilaksanakan
untuk meningkatkan kualitas taqwa, ilmu, maupun amal
shaleh serta keikhlasan pengabdian dalam rangka mencapai
negara yang aman dan sejahtera serta memperoleh ridla Allah. Rancangan dan pelaksanaan KKN demikian itu dijabarkan
ke dalam tema-tema yang dirumuskan tersendiri dalam setiap
periode atau jenis kegiatan KKN UAD. Perumusan tema
tersebut dapat dilakukan oleh LPM UAD, dosen pengusung
program PPM, maupun oleh mahasiswa KKN. Dapat juga
tema ditentukan atas dasar permintaan mitra (pemerintah
daerah, lembaga, instansi, persyarikatan, ataupun masyarakat).
Tema yang dipilih sebagai dasar pelaksanaan KKN
disyaratkan untuk memenuhi ketentuan berikut:
1. mempunyai tujuan dan target yang jelas serta dapat diukur
hasilnya
2. sangat dibutuhkan oleh masyarakat
3. memungkinkan dilaksanakan secara multidisplin
4. memiliki tahapan-tahapan yang jelas bagi tema dengan
PEDOMAN KULIAH KERJA NYATA UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
15
5.
6.
16
BAB II
PENGELOLAAN
A. Status dan Beban Akademik
KKN merupakan bagian dari proses pendidikan yang berhubungan erat dengan pembinaan mahasiswa secara utuh,
serta pengembangan dan peningkatan kemampuan masyarakat. Dengan demikian, KKN merupakan program intrakurikuler atau menjadi bagian integral dari kurikulum pendidikan tinggi, khususnya jenjang S1.
Program KKN merupakan matakuliah intrakurikuler dan
wajib ditempuh oleh para mahasiswa pada tiap-tiap program
studi jenjang S1 di lingkungan UAD. Intrakurikuler berarti
bahwa program KKN menjadi bagian dari kurikulum setiap
fakultas, sedangkan wajib berarti program KKN harus diikuti
oleh mahasiswa yang telah memenuhi syarat yang ditetapkan,
yakni mahasiswa yang minimal sudah memasuki semester 7,
telah lulus matakuliah sekurang-kurangnya 120 sks dengan
indeks prestasi kumulatif minimal 2,00, telah lulus tiga dari
empat Matakuliah Sertifikasi yang diprogramkan oleh LPSI,
dan telah lulus tes membaca Al Qur-an bagi mahasiswa muslim.
Kedudukan KKN sama dengan matakuliah umum, bersifat
wajib untuk tingkat universitas. Dengan demikian berarti bahwa
mahasiswa yang belum mengikuti program KKN belum dapat
PEDOMAN KULIAH KERJA NYATA UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
17
2.
3.
4.
5.
Tahap Pembekalan
Tahap Pelaksanaan
B. Jangka Waktu
Kegiatan program KKN UAD dalam setiap tahun akademik dibagi menjadi dua semester. Pelaksanaan kegiatan
PEDOMAN KULIAH KERJA NYATA UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
19
Pembekalan KKN
b.
c.
21
a.
b.
c.
Jumlah waktu kegiatan pelaksanaan KKN di atas digunakan untuk prapelaksanaan KKN, operasional pelaksanaan
KKN, dan pascapelaksanaan KKN.
a. Kegiatan prapelaksanaan KKN meliputi survei, konsultasi, koordinasi, penyusunan rencana kegiatan, dan diskusi program dengan pihak-pihak terkait (DPL, Pemda,
Pamong Desa, dan Tokoh Masyarakat). Kegiatan terjadwal untuk prapelaksanaan KKN diatur oleh DPL KKN
dan peserta KKN, dengan rentang waktu yang diatur
oleh LPM. Untuk kegiatan ini disediakan waktu sebagai
berikut: (1) Terjadwal 1 (kegiatan) x 200 (menit) x 3 (sks)
= 600 menit atau 10 jam, (2) Tidak Terjadwal Terstruktur
1 x 60 x 3 = 180 menit atau 3 jam, dan (3) Tidak Terjadwal
Mandiri 1 x 60 x 3 = 180 menit atau 3 jam. Jumlah jam
efektif kegiatan mahasiswa: 960 menit atau 16 jam.
b. Kegiatan operasional pelaksanaan KKN yakni kegiatan
di lapangan yang berupa (1) inti kegiatan atau tatap muka
dengan masyarakat, (2) persiapan untuk kegiatan inti
atau tatap muka dengan masyarakat, dan (3) evaluasi atas
pelaksanaan kegiatan inti atau tatap muka dengan masyarakat. Untuk kegiatan ini disediakan waktu sebagai berikut:
(1) Terjadwal 14 (kegiatan) x 200 (menit) x 3 (sks) = 8.400
22
c.
23
Jumlah
SKS
Tidak Terjadwal
Terjadwal
Terstruktur
Mandiri
Jumlah
Waktu
Teoretik
(T)
1 sks
16 x 50 mnt =
800 mnt
(13 jam 20 mnt)
16 x 60 mnt =
960 mnt
(16 jam)
16 x 60 mnt =
60 mnt
(16 jam)
2.720 mnt
(45 jam
20 mnt)
Praktik
(P)
1 sks
16 x 100 mnt =
1.600 mnt
(26 jam 40 mnt)
16 x 60 mnt =
960 mnt
(16 jam)
16 x 60 mnt =
960 mnt
(16 jam)
3.520 mnt
(58 jam
40 mnt)
Lapanga
n (L)
1 sks
16 x 200 mnt =
3.200 mnt
(53 jam 20 mnt)
16 x 60 mnt =
960 mnt
(16 jam)
16 x 60 mnt =
960 mnt
(16 jam)
5.120 mnt
(85 jam
20 mnt)
Jumlah
SKS
Tidak Terjadwal
Terjadwal
Terstruktur
Mandiri
Jumlah
Waktu
Lapangan
(L)
1 sks
16 x 200 mnt =
3.200 mnt
(53 jam 20 mnt)
16 x 60 mnt =
960 mnt
(16 jam)
16 x 60 mnt =
960 mnt
(16 jam)
5.120 mnt
(85 jam
20 mnt)
KKN
(Lapangan)
3 sks
3 x 16 x 200
mnt = 9.600
mnt
(160 jam)
3 x 16 x 60
mnt =
2.880 mnt
(48 jam)
3 x 16 x 60
mnt = 2.880
mnt
(48 jam)
15.360 mnt
(256 jam)
Terjadwal
Tidak Terjadwal
Terstruktur
Mandiri
Jumlah Waktu
Keilmuan
1 x 3 x 200
menit
1 x 3 x 60 menit
1 x 3 x 60 menit
960 menit
(16 jam)
Keagamaan
2 x 3 x 200
menit
2 x 3 x 60 menit
2 x 3 x 60 menit
1.920 menit
(32 jam)
Seni dan
Olahraga
1 x 3 x 200
menit
1 x 3 x 60 menit
1 x 3 x 60 menit
960 menit
(16 jam)
Tematik
10 x 3 x 200
menit
10 x 3 x 60 menit
10 x 3 x 60 menit
9600 menit
(160 jam)
8.400 menit
(140 jam)
2.520 menit
(42 jam)
2.520 menit
(42 jam)
13.440 menit
(224 jam)
TOTAL
24
Catatan:
Selain KKN PPM Dikti, kegiatan/program yang tidak sesuai
dengan tema dapat diizinkan jika tidak melebihi 20 %.
Pelaksanaan kegiatan KKN dengan waktu setiap pertemuan terjadwal 200 menit tidak mudah untuk dilaksanakan.
Oleh karena itu, LPM Univeritas Ahmad Dahlan mengambil
kebijakan bahwa waktu 200 menit itu tidak untuk satu kegiatan tatap muka terjadwal. Waktu tersebut dapat digunakan
untuk sejumlah kegiatan terjadwal dengan waktu tiap-tiap
kegiatan 50 menit, 100 menit, 150 menit, atau 200 menit. Program maupun kegiatan dengan waktu lebih dari 300 menit
minimal dilaksanakan dalam 2 hari. Program yang dilaksanakan sehari dengan jumlah waktu melebihi ketentuan tersebut masih dimungkinkan, yakni apabila (1) kegiatan tersebut merupakan program yang diminta oleh Pemda, LPM,
atau Persyarikatan Muhammadiyah atau (2) mendapat izin
tertulis dari Kepala Pusat KKN. Pelaksanaan program dan
kegiatan tersebut dapat dilihat pada Tabel 4 atau Tabel 5
berikut.
Tabel 4: Pelaksanaan Program dan Kegiatan Terjadwal KKN Reguler
No
Waktu
per Hari
Sesi
Frekuensi
(Terjadwal)
Terstruktur
Mandiri
Total
Waktu
Dipakai
1.
480
1 x 300
90
90
480
Total
300
90
90
480
480
1 x 200
60
60
1 x 100
30
30
Total
300
90
90
480
1 x 150
45
45
2.
480
25
1 x 150
45
45
Total
300
90
90
480
1 x 100
30
30
1 x 100
30
30
1 x 100
30
30
Total
300
90
90
480
1 x 100
30
30
1 x 100
30
30
1 x 50
15
15
1 x 50
15
15
Total
300
90
90
480
480
6 x 50
6 x 15
6 x 15
480
480
480
No
Waktu
per Hari
Sesi
Frekuensi
(Terjadwal)
Terstruktur
Mandiri
Total
Waktu
Dipakai
1.
240
150
45
45
240
2.
240
1 x 100
30
30
1 x 50
15
15
Total
150
45
45
240
240
3 x 50
3 x 15
3 x 15
240
320
1 x 100
30
30
2 x 50
2 x 15
2 x 15
Total
200
60
60
320
320
2 x 100
2 x 60
2 x 60
320
5.
26
Waktu Tersedia
untuk KKN
Reguler
Waktul Kegiatan
Setiap Satu Hari
Kegiatan
Terjadwal
Total
Waktu
Kegiatan
Terjadwal
Total Waktu
300
480
300 x 30 =
9.000
480 x 30 =
14.400
(150 jam)
(240 jam)
200 x 3 x 14
= 8.400 (140
jam)
320 x 3 x 14 =
13.440 (224
jam)
150 x 60 =
9.000 (150
jam)
240 x 60 =
14.400 (240
jam)
200 x 3 x
14 = 8.400
(140 jam)
320 x 3 x 14 =
13.440 (224
jam)
Waktu yang
dicantumkan di
Rencana KKN
Reguler
Waktu Tersedia
untuk KKN
Alternatif
150
Waktu yang
dicantumkan di
Rencana KKN
Alternatif
240
C. Jangka Waktu
Kegiatan program KKN UAD dalam setiap tahun akademik dibagi menjadi dua semester. Setiap semester minimal ada dua jenis KKN yang dilaksanakan yaitu KKN Reguler
dan Alternatif. Pelaksanaan kegiatan pada setiap semester
dilakukan sebagai berikut.
1. Tahap persiapan (kegiatan dilakukan oleh LPM UAD dan
dengan waktu 6 minggu) untuk observasi, pendekatan
sosial maupun kelembagaan, penentuan wilayah, pengelompokan mahasiswa KKN, penentuan dan pelatihan DPL
PEDOMAN KULIAH KERJA NYATA UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
27
2.
3.
4.
5.
6.
D. Kelembagaan
KKN UAD diselenggarakan LPM UAD, dikonsep dan
diatur oleh Gugus Tugas Pengembang KKN, dan dilaksanakan
oleh Pusat KKN dengan dibantu oleh (1) sejumlah staf yang
terdiri atas dosen dan karyawan yang dikelompokkan dalam
bidang-bidang tugas tertentu yang disebut Gugus Tugas KKN
atau Team Task Force KKN dan (2) sejumlah DPL. Semua yang
terlibat dalam pelaksanaan KKN UAD (yakni Pimpinan Universitas, Pejabat LPM, Gugus Tugas Pengembang KKN, Pejabat
dan Staf Pusat KKN, dan DPL) merupakan satu satuan tugas
yang bertanggung jawab atas kelancaran, ketertiban, dan
kesuksesan pelaksanaan KKN UAD.
28
29
1.
2.
3.
30
Kepala LPM
a. Memimpin dan melaksanakan wewenang di bidang
peningkatan pengembangan UAD dalam bidang
tugas LPM termasuk di dalamnya subkegiatan KKN.
b. Melaksanakan fungsi sebagai pengelola tertinggi
yang meliputi perencanaan, pembuatan keputusan,
pengarahan, koordinasi, pengawasan, dan penyempurnaan bagi tercapainya tujuan KKN UAD.
c. Melaksanakan hubungan keluar, seperti pendekatan
sosial, instansional, kedinasan, maupun kelembagaan.
d. Menjalin kerja sama dengan Pemda, Instansi-Instansi,
maupun Dinas-Dinas di tingkat Kabupaten serta dengan
Camat/Pimpinan Wilayah.
e. Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas LPM
termasuk di dalamnya KKN kepada Rektor UAD.
Gugus Tugas (Task Force) Pengembang Pengembang KKN
a. Menggagas dan mengembangkan model-model KKN
b. Mengevaluasi pelaksanaan KKN
c. Merevisi buku panduan maupun administrasi KKN.
d. Merintis dan melaksanakan kerjasama dengan Pemda
yang akan menjadi lokasi KKN baru.
e. Merintis dan melaksanakan kerjasama dengan
Pimpinan Muhammadiyah maupun Amal Usaha
Muhammadiyah guna menyiapkan lokasi KKN.
Kepala Pusat KKN (Ketua Gugus Tugas Pelaksana KKN)
a. Bertindak sebagai Ketua Harian dalam tugas-tugas
pelaksanaan program KKN UAD.
b. Merencanakan, membuat keputusan, mengarahkan,
mengkoordinasi, mengawasi, dan menyempurnakan
kegiatan pada pelaksanaan KKN UAD.
c. Melakukan rekruitmen calon DPL, baik melalui penPEDOMAN KULIAH KERJA NYATA UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
4.
31
5.
32
33
6.
7.
34
35
8.
36
c.
9.
37
39
41
a.
b.
42
2)
c.
43
b.
44
2)
3)
E. Dana
Dana yang dipergunakan untuk biaya persiapan, pembekalan, operasional, dan pelaporan pelaksanaan KKN diperoleh dari
1. Alokasi anggaran belanja UAD, di antaranya didapat dari
pembayaran biaya KKN atau credit fee matakuliah KKN
yang berbobot 4 sks.
2. Partisipasi aktif dari para mahasiswa baik yang dikoordinasikan oleh Universitas Ahmad Dahlan dalam bentuk
Tabungan Akomodasi dan Transportasi KKN (meliputi
biaya untuk transportasi, biaya hidup dan pemondokan
di lokasi unit KKN, pengadaan buku panduan, dan lainlain) maupun yang dikeluarkan langsung oleh para
mahasiswa di lokasi kerja KKN (berupa biaya penyusunan proposal, biaya untuk kegiatan atau pelaksanaan
program KKN, biaya untuk penyusunan laporan pelaksanaan KKN, dan lain-lain).
3. Bantuan pemerintah, persyarikatan, lembaga-lembaga
lain, maupun perseorangan dengan catatan bantuan
tersebut tidak mengikat.
4. Pembiayaan yang diperoleh dari pemerintah, persyarikatan, lembaga-lembaga lain, maupun perseorangan
penggunaannya diatur sesuai dengan ketentuan atau
peraturan yang berlaku/disyaratkan (baik ketentuan yang
berkaitan dengan pemberi dana, pemerintah, maupun
persyarikatan.
PEDOMAN KULIAH KERJA NYATA UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
45
5.
F. Fasilitas Mahasiswa
1.
2.
3.
4.
G. Kerjasama
Dalam pelaksanaan KKN UAD diperlukan adanya kerja
sama, baik ke dalam maupun ke luar. Kerjasama ke luar seperti
kerja sama dengan Perguruan Tinggi lain, dinas atau instansi
lain, lembaga atau majelis di lingkungan persyarikatan Muhammadiyah dapat dan/atau perlu dilakukan. Kerjasama
tersebut dapat berupa (a) pemanfaatan sumber daya dalam
pelaksanaan KKN, (b) penyelenggaraan kegiatan bersama,
dan (b) bentuk-bentuk lain yang dipandang perlu untuk
46
47
Muhammadiyah.
Adapun pengawasan dimaksudkan agar (1) semua kegiatan dapat berlangsung tertib dan terarah dan (2) perilaku,
sopan santun, dan etika dilakukan sebagaimana diatur dalam
tata tertib khususnya maupun ajaran Islam pada umumnya.
Pengawasan dilakukan oleh DPL dan Pusat KKN, Pemerintah
setempat, maupun Pimpinan Persyarikatan Muhammadiyah.
Agar kegiatan mahasiswa dapat berhasil dengan baik dan
tertib, demikian pula kegiatan pembimbingan dan pengawasan dapat berlangsung sesuai dengan prinsip di atas, berbagai kegiatan perlu dilaksanakan. Berbagai kegiatan yang
perlu dilaksanakan itu antara lain:
1. kunjungan ke lokasi KKN UAD oleh DPL dilakukan 2
kali selama pelaksanaan KKN Reguler dan 3 kali selama
pelaksanaan KKN Alternatif selain penerjunan dan penarikan
2. diskusi untuk membicarakan segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan mahasiswa, baik
mengenai hasil-hasil yang dicapai dalam pelaksanaan
maupun bagaimana usaha-usaha yang dilakukan untuk
mengatasi masalah-masalah yang dihadapi
3. diskusi yang dilakukan oleh peserta dan pelaksana KKN
(dikoordinasi oleh Koordinator Lapangan) bekerja sama
dengan Pemerintah Kecamatan setempat dan dihadiri
oleh Muspika, Dinas/Instansi, Pimpinan (Kades dan para
Pamong) wilayah setempat, DPL dan mahasiswa KKN
yang bertugas di unit/kelompok yang bersangkutan.
Diskusi ini dipimpin oleh Camat dan pelaksanaannya
dibantu oleh mahasiswa KKN.
Selain ketiga kegiatan di atas, dalam kaitan dengan
bimbingan dan pengawasan pada tahap operasional di lokasi
kerja, mahasiswa diharuskan untuk:
48
1.
2.
3.
4.
5.
Butir 1 dan 2 dilaksananakan secara individual, sedangkan butir 3, 4 dan 5 dikerjakan secara kolegial. Di samping
itu, mahasiswa harus mengetik data yang terdapat dalam
Buku Rekapitulasi Laporan Pelaksanaan KKN dan menyerahkannya ke LPM dalam bentuk print out (rangkap tiga). Adapun
Buku Catatan Pelaksanaan KKN dibuat dalam bentuk soft file di
cd dan diserahkan ke LPM bersama dengan penyerahan Buku
Rekapitulasi Laporan Pelaksanaan KKN. Penyerahan dilaksanakan selambat-lambatnya seminggu setelah Penarikan KKN.
49
50
BAB III
Bentuk KKN
Bentuk KKN yang dilaksanakan UAD secara umum tidak
berbeda dengan Perguruan Tinggi lainnya. Sejak awal tahun
2000-an, UAD mengembangkan tiga macam bentuk KKN,
yaitu KKN Reguler, KKN Nonreguler, dan KKN Khusus. Oleh
karena KKN Nonreguler menawarkan sejumlah alternatif
bentuk KKN, maka KKN Nonreguler ini lebih dikenal dengan
istilah KKN Alternatif. Penyebutan yang dibakukan dalam
pengelolaan KKN UAD, digunakan istilah KKN Alternatif.
A. KKN Reguler
KKN Reguler adalah bentuk KKN yang diselenggarakan
dengan menerapkan ketentuan berikut.
(1) Penyelenggaraan KKN pada akhir semester
(2) Pembentukan kelompok KKN dilakukan oleh LPM
(3) Penentuan lokasi maupun pengurusan izin dilakukan oleh
LPM,
(4) Pelaksanaan kegiatan per hari maksimal 8 jam,
(5) Pengurusan pemondokan mahasiswa di lokasi KKN diurusi oleh LPM melalui DPL.
51
B. KKN Alternatif
KKN Alternatif adalah bentuk KKN yang diselenggarakan dengan menerapkan ketentuan berikut.
(1) Penyelenggaraan KKN dilakukan pada Januari-Maret,
April-Juni, Juli-September, dan Oktober-Desember.
(2) Pembentukan kelompok dilakukan oleh LPM,
(3) Penentuan lokasi dan pengurusan izin dilakukan oleh LPM,
(4) Pelaksanaan kegiatan perhari maksimal 4 jam, kecuali hari
Ahad dan hari libur maksimal 8 jam.
(5) Pengurusan pos koordinasi dilakukan oleh mahasiswa.
Selain kelima ketentuan di atas, ada dua hal penting yang
membedakan KKN Reguler dan KKN Alternatif. Dua hal
yang membedakan tersebut adalah:
(1) Mahasiswa KKN Reguler dilaksanakan selama 30 hari dan
menginap di lokasi KKN, sedangkan KKN Alternatif dilaksanakan selama 60 hari dan tidak menginap di lokasi
KKN.
(2) Mahasiwa KKN Reguler tidak diperbolehkan mengikuti
kegiatan akademik selain KKN, sedangkan mahasiswa
KKN Alternatif boleh sambil mengikuti kegiatan akademik selain KKN.
Untuk KKN Alternatif ada tiga bentuk KKN yang
ditawarkan kepada para mahasiswa untuk dipilih. Ketiga
bentuk KKN yang ditawarkan itu adalah Bina Desa, Bina
Masjid, dan Bina Komunitas.
1.
a.
Pengertian
KKN Bina Desa adalah suatu bentuk kegiatan yang terpadu, berencana, dan berkesinambungan pada suatu desa
tertentu dengan maksud agar masyarakat desa tersebut dapat
52
Pelaksanaan Kegiatan
KKN dilaksanakan dengan memperhatikan beberapa hal
berikut:
1) kegiatan harus sesuai dengan materi kegiatan yang telah
dirumuskan,
2) kegiatan harus dibarengi dengan penelitian dakwah yang
mencakup deskripsi subjek, objek lingkungan dakwah, dan
eksplorasi masalah dakwah guna menyusun peta dakwah,
3) kegiatan harus disertai dengan seminar kecil mengenai perkembangan kegiatan maupun hasil penelitian dakwah, dan
4) pada akhir kegiatan KKN Bina Desa untuk periode
tertentu dilakukan evaluasi dan hasil evaluasi ini menjadi
bahan masukan bagi LPM UAD maupun bagi mahasiswa
yang akan melanjutkan kegiatan di lokasi tersebut.
2.
a.
Pengertian
KKN Bina Masjid adalah suatu kegiatan yang dimaksudkan untuk mengembangkan aktivitas masjid guna menopang
PEDOMAN KULIAH KERJA NYATA UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
53
Pelaksanaan Kegiatan
KKN Bina Masjid dilaksanakan dengan melalui prosedur
sebagai berikut:
1) Pemilihan masjid yang akan menjadi lokasi dilakukan
dengan mengadakan survei terlebih dahulu.
2) Perumusan perencanaan kegiatan (dengan menjadikan
hasil survei sebagai masukan utama). Perumusan rencana
kegiatan tersebut dituangkan dalam proposal kegiatan umum
yang digunakan sebagai lampiran permohonan izin.
3) Permohonan izin lokasi kegiatan Bina Masjid (izin prinsip
atau rekomendasi) kepada Pengurus Takmir Masjid terkait dilakukan secara lisan terlebih dahulu (dengan catatan proposal kegiatan umum sudah disiapkan).
4) Penyusunan proposal kegiatan secara terinci (semua kegiatan yang akan dilaksanakan selama di lokasi Bina
Masjid) dan rekapitulasi kegiatan tersebut.
5) Permohonan izin KKN disampaikan kepada Pemerintah
Daerah terkait, dengan tembusan ke Kantor Kementerian
Agama (di tingkat provinsi, kabupaten/kota, maupun
kecamatan), persyarikatan/organisasi terkait dengan masjid
(Muhammadiyah, Nahdhatul Ulama, Persis, dll)
6) Pelaksanaan kegiatan dengan memperhatikan hal berikut.
a. Kegiatan harus sesuai dengan materi kegiatan yang
telah dirumuskan,
b. Perkembangan kegiatan dari waktu ke waktu
7) Evaluasi (dilakukan pada akhir kegiatan).
55
3.
a.
Pengertian
KKN Bina Komunitas adalah suatu kegiatan terpadu,
berencana, dan dalam waktu yang berkesinambungan, untuk
komunitas pada lokasi tertentu maupun tidak, guna membantu komunitas tersebut dalam mengatasi permasalahan
yang dihadapi atau dalam upaya meningkatkan kualitas kemampuan dan kreativitas anggota komunitas tersebut. Termasuk dalam kegiatan ini antara lain pembinaan anak-anak
jalanan, pembinaan pedagang asongan, pembinaan sopir becak,
pembinaan pecinta dan pelaku kesenian, pembinaan murid
sekolah tertentu.
KKN Bina Komunitas merupakan KKN Alternatif yang
dilaksanakan berdasar pada permintaan masyarakat atau
usulan mahasiswa. Dalam hal KKN Bina Komunitas berasal
dari pemintaan masyarakat, surat permintaan ditujukan kepada
LPM UAD. Sebagai realisasi atas permintaan masyarakat
tersebut, LPM UAD akan menawarkannya kepada mahasiswa
melalui pengumuman LPM.
b. Persyaratan Peserta
Selain persyaratan umum sebagaimana dikemukakan pada
bab sebelumnya, untuk mengikuti KKN Bina Komunitas calon
harus memenuhi persyaratan khusus sebagai berikut:
1) memahami dengan baik komunitas yang akan menjadi objek
KKN Alternatif.
2) masing-masing mahasiswa harus mengikuti pelatihan
khusus mengenai KKN Bina Komunitas yang diselenggarakan sebelum ataupun sesudah pendaftaran calon
peserta KKN Alternatif (Pelatihan ini dikonsep dan dilaksanakan oleh mahasiswa bersama LPM atau oleh Gugus
Tugas KKN yang dibentuk LPM).
56
c.
Pelaksanaan Kegiatan
KKN Bina Komunitas dilaksanakan dengan melalui
prosedur berikut.
1) Mahasiswa membentuk kelompok yang terdiri atas 1 unit
atau lebih (masing-masing unit terdiri atas 7-9 orang)
2) Mahasiswa yang tergabung dalam sebuah unit memilih
komunitas yang akan menjadi objek KKN Alternatif.
Komunitas yang dipilih dapat berada dalam sebuah lokasi
tertentu (misalnya komunitas anak-anak sekolah di sebuah
SMA) dan dapat pula berada dilokasi tersebar (misalnya
komunitas seniman muda yang berada di Kecamatan
Sewon, Kecamatan Kasihan, Kecamatan Mergangsan, dan
Kecamatan Mantrijeron).
3) Mahasiswa yang telah menyusun kelompok sendiri tersebut mendaftarkan kelompok dan anggotanya ke LPM
selambat-lambatnya satu bulan sebelum mahasiswa mendaftarkan diri sebagai peserta KKN.
4) Mahasiswa mengurus izin lokasi dan/atau izin pelaksanaan kegiatan ke pihak-pihak terkait serta memberitahukan kegiatan yang dilakukan ke Pemda terkait.
5) Mahasiswa (secara bersama-sama) dalam unit/kelompok
melakukan observasi, menyusun perencanaan, melakukan
koordinasi, dan/atau melakukan konsultasi dengan pihakpihak terkait di lokasi kegiatan.
6) Mahasiswa melaksanakan kegiatan di lokasi KKN Alternatif
7) Mahasiswa mencatat dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan
yang dilakukan (mengenai apa yang telah dilaksanakan,
bagaimana hasilnya, apa kendala yang dihadapi dan bagaimana mengatasinya, dan hal-hal lain yang dipandang
perlu) serta memberikan rekomendasi untuk mereka yang
melanjutkan kegiatan dengan objek komunitas tersebut.
57
C. KKN Khusus
Selain KKN Reguler dan KKN Alternatif sebagaimana
dijelaskan sebelumnya, jika dipandang perlu LPM dapat
memprogramkan KKN Khusus. Dalam operasional pelaksanaannya, KKN Khusus ini dapat dilaksanakan seperti KKN
Reguler, KKN Alternatif ataupun campuran antara KKN Reguler dan KKN Alternatif. Adapun contoh bentuk KKN Khusus
ini antara lain KKN Mubaligh Hijrah, KKN Ramadhan, KKN
Relawan Bencana Alam, KKN Internasional, KKN-PPM, KKN
Muhammadiyah untuk Negeri, dan KKN Kebangsaan.
Pelaksanaan KKN Khusus ini diatur, disiapkan, dan dilaksanakan dengan ketentuan, persyaratan, dan prosedur
yang khusus pula. Sebagai contoh, berikut ini disampaikan
ketentuan, persyaratan, dan prosedur KKN Mubaligh Hijrah
dan KKN Internasional.
1.
a.
Pengertian
KKN Mubaligh Hijrah adalah KKN yang disiapkan untuk
mendukung program Pimpinan Muhammadiyah dengan
peserta para mahasiswa yang memiliki kemampuan untuk
berdakwah yang di kemudian hari diharapkan dapat menjadi
mubaligh. Adapun mubaligh yang dimaksud adalah para
tenaga profesi berdakwah atau bertabligh. Mubaligh Hijrah
adalah suatu kegiatan terencana yang dilakukan oleh mubaligh
atau calon mubaligh, dalam waktu tertentu maupun berkesinambungan, pada lokasi yang ditetapkan dan dilaksanakan
oleh peserta yang memenuhi persyaratan tertentu guna
meningkatkan keimanan dan ketaqwaan masyarakat.
b. Persyaratan
Selain persyaratan umum sebagaimana dikemukakan
58
2)
Prosedur
Pelaksanaan KKN Mubaligh Hijrah diatur sebagai berikut.
LPM dan LPSI merencanakan penyelenggarakaan KKN
Mubaligh Hijrah bersama dengan Majelis Tabligh (PDM,
PWM, dan/atau PPM)
Catatan:dalam perencanaan ini yang dibicarakan semua
kebijakan termasuk pemilihan lokasi maupun materi
pembekalan bagi calon peserta KKN Mubaligh Hijrah.
LPM memberikan pengumuman tentang pelaksanaan
KKN Mubaligh Hijrah
59
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
11)
12)
13)
2.
a.
Pengertian
KKN Internasional adalah KKN yang disiapkan untuk
mendukung program kerjasama UAD dengan mitra Asing.
KKN Internasional ini diselenggarakan di wilayah Negara
tempat mitra Asing tersebut berada.
b. Persyaratan peserta
Persyaratan KKN Internasional pada prinsipnya tidak
berbeda dengan persyaratan peserta KKN UAD pada umum60
Prosedur
Prosedur pelaksanaan KKN Internasional diatur sebagai
berikut.
1) LPM menerima usulan penyelenggaraan KKN Internasional,
2) LPM bersama dengan pengusul Program KKN Internasional merumuskan dan menyepakati persyaratan peserta
KKN Internasional (jika belum ada persyaratan yang
disepakati bersama) atau meninjau ulang dan kemudian
menetapkan persyaratan baru peserta KKN Internasional
(jika sebelumnya telah ada persyaratan yang ditentukan),
2) LPM mengumumkan persyaratan peserta dan oleh pengusul Program KKN Internasional dikomunikasikan kepada mahasiswa calon peserta KKN Internasional.
3) Pengusul Program KKN Internasional mendaftarkan
peserta KKN Internasional dan mengurus pembiayaan
KKN Internasional.
4) LPM menyampaikan pemberitahuan ke Rektor melalui
KUI terkait dengan pelaksanaan Program KKN Internasional.
5) Dengan surat Rektor, KUI mengajukan permohonan izin
ke Negara yang menjadi tujuan lokasi KKN melalui konsultasi, koordinasi, dan/atau kerjasama dengan Atase
Pendidikan dan Kebudayaan Negara terkait.
6) LPM bersama KUI menyelenggarakan Pembekalan KKN
Internasional (LPM mengelola penyelenggaraan pembekalan dengan pemateri dari LPM dan Rektorat, sedangkan KUI mengelola pembekalan KKN dengan pemaPEDOMAN KULIAH KERJA NYATA UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
61
62
BAB IV
PERSIAPAN
A. Pendaftaran Peserta
Peserta KKN UAD adalah mahasiswa dari semua program studi di lingkungan UAD yang memenuhi persyaratan.
Persyaratan tersebut adalah sebagai berikut.
1. Mahasiswa yang bersangkutan
(a) minimal telah duduk di semester 7 dan terdaftar sebagai mahasiswa pada semester yang sedang berjalan,
(b) minimal telah lulus matakuliah sejumlah 120 sks dan
dengan indeks prestasi kumulatif minimal 2,00,
(c) telah lulus 3 dari 4 matakuliah sertifikasi yang diprogramkan oleh LPSI, dan
(d) lulus tes membaca Al Qur-an.
2. Mahasiswa yang bersangkutan harus memasukkan KKN
dalam Kartu Rencana Studi (selanjutnya disingkat KRS)
sesuai dengan ketentuan yang diatur oleh BAA.
3. Mahasiswa mendaftarkan diri sebagai peserta KKN (dilakukan dengan mengisi formulir pendaftaran secara on
line dan mencetak formulir pendaftaran tersebut).
4. Mahasiswa meminta persetujuan dosen wali pada print
out pendaftaran dan kemudian menyerahkannya ke LPM
PEDOMAN KULIAH KERJA NYATA UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
63
64
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
65
9.
10.
11.
12.
13.
14.
66
periode berikutnya (bagi yang tidak lulus Pembekalan) atau untuk berangkat ke lokasi KKN (bagi
yang ditunda keberangkatannya).
Tanpa menunjukkan surat keterangan tersebut mahasiswa tidak dapat mengikuti Pembekalan KKN atau
Keberangkatan ke Lokasi KKN pada periode berikutnya.
Mahasiswa melaksanakan survei di lokasi KKN dan kemudian menyusun program kerja KKN (dengan dikoordinasikan oleh DPL) dengan format yang yang telah
ditentukan.
Mahasiswa mendiskusikan dan mengkoordinasikan rencana pelaksanaan program kerja bersama-sama dengan
DPL (misalnya untuk mengatur program-program yang
perlu dikerjakan bersama-sama baik antarunit maupun
antarkelompok).
Mahasiswa menyerahkan:
a. Matrik Rencana Kegiatan
b. Rencana Program Kerja (yang dilengkapi dengan
anggaran masing-masing kegiatan) dengan format
yang sesuai (dapat dilihat di webside atau laman:
http://lpm.uad.ac.id) dan
c. Denah lokasi Posko KKN
Mahasiswa diterjunkan ke lokasi KKN untuk melaksanakan program kerja yang telah dirancang, dengan didahului Upacara Penerjunan KKN.
Mahasiswa diserahkan ke Pemda pada lokasi KKN dengan
Upacara Penyerahan Mahasiswa KKN (bertempat di Kantor
Kecamatan atau tempat lain yang ditentukan oleh Pemda
terkait) dan kemudian pada hari berikutnya langsung
melaksanakan program kerja yang telah dirancang.
DPL melaksanakan bimbingan maupun evaluasi dan LPM
PEDOMAN KULIAH KERJA NYATA UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
mengadakan monitoring.
15. Mahasiswa menyusun:
a. Laporan Pelaksanaan KKN dan menyerahkannya ke
LPM maupun pihak-pihak lain yang dipandang perlu
selambat-lambatnya seminggu setelah penarikan,
b. Mahasiswa membuat Buku Catatan Pelaksanaan KKN
dan men-CD-kannya dan menyerahkannya ke Koordinator Kecamatan/Kabupaten untuk bahan Laporan
Pelaksanaan KKN pada saat Upcara Penarikan. CD
ini juga diserahkan ke LPM bersama dengan Rekapitulasi Laporan Pelaksanaan Program/Kegiatan KKN.
c. Rekapitulasi Laporan Pelaksanaan Program/Kegiatan KKN dengan format yang sesuai kepada LPM
selambat-lambatnya seminggu setelah penarikan.
16. Mahasiswa yang mendapatkan bantuan stimulan dari
Pemda maupun lembaga lainnya wajib menyusun Laporan
Penggunaan Dana Stimulan dan kemudian menyerahkannya ke DPL pada saat dan di tempat Upacara Penarikan. (Selanjutnya DPL menyerahkan ke Koordinator Lapangan sehari setelah penarikan).
17. Mahasiswa ditarik dari lokasi KKN dengan Upacara
Penarikan.
18. Mahasiswa mengikuti responsi yang diselenggarakan oleh
DPL masing-masing selambat-lambatnya seminggu setelah
penarikan dari lokasi KKN.
19. DPL memasukkan nilai KKN ke portal selambat-lambatnya seminggu setelah responsi.
20. Gugus Tugas (Task Force) KKN melakukan yudisium nilai
KKN seminggu setelah batas akhir penyerahan nilai KKN.
21. Setelah dilaksanakan yudisium, nilai KKN dimasukkan
ke Portal oleh DPL.
67
C. Pendekatan Sosial
Pendekatan sosial adalah proses komunikasi untuk menjelaskan maksud dan tujuan program KKN kepada semua pihak
yang berkaitan dengan kegiatan program KKN. Tujuan pendekatan sosial adalah untuk memberikan gambaran yang memadai mengenai tujuan, sasaran, program, dan pelaksanaan
KKN sehingga semua pihak memahami segi-segi positif dan
manfaat KKN. Dengan demikian, akan tercipta kerjasama dan
peran aktif berbagai pihak dalam pelaksanaan program KKN.
68
69
3.
4.
5.
71
73
DPL adalah Dosen Tetap (baik Dosen Tetap Yayasan maupun Dosen Negeri Dipekerjakan)
Memiliki kemampuan dan pengetahuan yang sesuai dengan
tema (khusus kkn tematik)
Menyatakan kesanggupan sebagai DPL yang ditunjukkan
dengan surat pernyataan kesanggupan.
Mempunyai pengalaman mengajar di depan kelas, berinteraksi dengan mahasiswa (minimal 1 tahun)
Sudah pernah mengikuti pelatihan DPL
74
BAB V
PELAKSANAAN
A. Pembekalan
Pembekalan KKN bertujuan untuk memberikan bekal
bagi mahasiswa peserta KKN agar mereka benar-benar dapat
melaksanakan tugas KKN dengan sebaik-baiknya. Di samping
itu, pembekalan juga dimaksudkan agar peserta KKN
memahami tugas-tugas sebagai seorang pelaksana dakwah amar
makruf nahi munkar.
Kegiatan Pembekalan KKN diatur sebagai berikut.
1.
KegiatanTerjadwal
Kegiatan Terjadwal dilaksanakan dengan waktu 16 x 50
menit dan dengan materi sebagi berikut.
a) Wawasan KKN, dengan waktu 2 x 50 menit.
b) Survei Lokasi dan Penyusunan Rencana Program/Kegiatan (Form 1), dengan waktu 2 x 50 menit.
c) Administrasi KKN, dengan waktu 2 x 50 menit.
d) Buku Aktivitas Harian (Form 2) dan lampirannya (berupa
Matrik dan Denah Lokasi Posko), Buku Catatan Program/
Kegiatan (Form 3), dan Rekapitulasi Pelaksanaan Program/Kegiatan (Form 4), dengan waktu 2 x 50".
e) Laporan KKN, dengan waktu 2 x 50 .
PEDOMAN KULIAH KERJA NYATA UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
75
f)
Upacara Pelepasan
Upacara Penerjunan
77
Upacara Penyerahan
Upacara Penarikan
79
81
e.
83
kelompok), dan (c) tingkat kecamatan (disebut antarkelompok), maupun di tingkat kabupaten/kota.
Realisasi sebuah program disamping bergantung pada
dukungan survei yang mendalam serta perencanaan yang
matang, akan sangat ditentukan pula oleh adanya bantuan
dari pemerintah dan dukungan masyarakat. Oleh karena itu,
mahasiswa peserta KKN perlu melakukan pendekatan konsultatif dan koordinatif dengan pemerintah setempat serta
tokoh-tokoh masyarakat setempat.
Selain yang dikemukakan di atas, dalam tahap Operasional di Lapangan ini ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh mahasiswa KKN, antara lain:
a. melakukan taaruf dan melaksanakan program sejak minggu
pertama,
b. tidak meninggalkan lokasi KKN (bagi mahasiswa KKN
Reguler)
Catatan: Apabila ada hal penting yang harus diselesaikan
dengan meninggalkan lokasi, mahasiswa harus meminta
izin kepada DPL (dengan mengisi Kartu Izin) dan memberitahukan kepada Ketua Unit atau teman di tempat
pemondokan serta tuan rumah,
c. mentaati semua tata tertib yang telah diatur Pusat KKN
maupun LPM UAD.
D. Pembuatan Laporan
Setelah menempuh Tahap Operasional di Lapangan,
mahasiswa peserta KKN harus menyusun laporan pelaksanaan KKN. Pedoman penyusunan laporan KKN dijelaskan
dalam lampiran tersendiri.
Berkaitan dengan laporan pelaksanaan KKN ini, beberapa
hal berikut perlu diperhatikan dan dijadikan panduan.
84
1.
2.
3.
E. Responsi
Setelah melaksanakan KKN dan menyerahkan laporan
pelaksanaannya, mahasiswa peserta KKN wajib mengikuti
response. Mengenai responsi ini, beberapa hal berikut perlu
diketahui, dipahami, dan/atau dilaksanakan.
1. Responsi kegiatan mahasiswa KKN dilaksanakan dan
diatur oleh DPL dengan ketentuan satu minggu setelah
penarikan.
2. Responsi dilaksanakan dalam rangka untuk mengetahui
pertanggungjawaban mahasiswa atas kegiatan yang dilaksanakan atau dilaporkan, termasuk pula atas materi nondokumenter.
3. Responsi dilakukan secara tertulis dan/atau tatap muka
antara tiap-tiap mahasiswa dengan DPL atau Tim yang
disusun oleh Pusat KKN.
4. Mahasiswa yang tidak mengikuti responsi, nilai akhir
KKN-nya diberi grade lulus terendah.
85
86
BAB VI
TATA TERTIB DAN PENILAIAN
2.
3.
4.
87
5.
6.
7.
8.
2.
88
3.
4.
5.
6.
2.
89
3.
4.
5.
6.
7.
90
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
91
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.
2.
3.
4.
93
94
E. Penilaian
Penilaian dimaksud untuk mengetahui proses dan kemajuan pelaksanaan Program KKN. Melalui penilaian ini akan
diketahui tingkat keberhasilan pelaksanaan program yang
dilaksanakan oleh peserta KKN.
Di samping untuk memberikan nilai prestasi akademik
yang dicapai oleh mahasiswa selama mengikuti KKN, penilaian KKN dapat pula dipergunakan sebagai:
(1) masukan untuk perbaikan, pengembangan, dan peningkatan program kegiatan selanjutnya, baik yang dilaksanakan oleh peserta KKN UAD berikutnya maupun masyarakat setempat.
(2) umpan balik untuk perbaikan dan/atau pengembangan
Pendidikan Tinggi pada umumnya maupun kurikulum
pada khususnya.
Penilaian pencapaian prestasi akademik mahasiswa KKN
dilaksanakan berdasar pada prestasi aktivitas maupun kerja
mahasiswa. Penilaian ini dimulai sejak mahasiswa mengikuti
tahap persiapan, pembekalan, survei, operasional, sampai
responsi KKN. Penilaian dilakukan oleh Staf Pusat KKN UAD
dan/atau Pelaksana Pembekalan, Dosen Pembimbing Lapangan,
LPM UAD atau tim evaluator independen, teman sejawat
dalam ber-KKN, dan Tokoh Masyarakat/Pemerintah Desa.
Penilaian terhadap mahasiswa KKN dilakukan atas dasar
aktivitas dan prestasi para mahasiswa pada tahap pembekalan, survei dan penyusunan program, operasional, dan
responsi.
Pada Tahap Pembekalan, aspek yang dinilai meliputi (a)
pengetahuan teoretik yang diukur dengan tes sumatif, (b)
tingkat kehadiran dan aktivitas dalam pembekalan umum,
95
97
98
BAB VII
USAHA TINDAK LANJUT
A. Pembinaan Wilayah
Terhadap suatu wilayah yang baru saja menjadi lokasi
KKN UAD perlu adanya tindak lanjut. Bentuk tindak lanjut
itu antara lain pembinaan dan/atau pemeliharaan semua hasil
KKN UAD. Masyarakat wilayah yang menjadi lokasi KKN
UAD diharapkan mampu membina, memelihara, meneruskan
dan/atau mengembangkan proyek-proyek yang telah dirintis
dan/atau dibina oleh masyarakat bersama-sama dengan
mahasiswa KKN UAD atau mahasiswa KKN UAD bersamasama dengan masyarakat. Tindak lanjut yang dilakukan oleh
Pusat KKN UAD disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan
masyarakat maupun keperluan dakwah amar makruf nahi
munkar.
Tindak lanjut yang dilakukan oleh Pusat KKN UAD diatur
sebagai berikut.
1. Jika suatu wilayah yang menjadi lokasi KKN UAD telah
memiliki kader pembangunan dan dakwah amar makruf
nahi munkar telah berjalan baik, wilayah tersebut dapat
ditinggalkan (tidak lagi menjadi lokasi KKN UAD
berikutnya), karena wilayah itu dipandang telah mampu
membina sendiri. Terhadap wilayah kerja KKN UAD ini,
PEDOMAN KULIAH KERJA NYATA UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
99
2.
3.
2.
3.
menjalin kerja sama dengan Pemda (dari Propinsi, Kabupaten, Kecamatan, sampai Desa/Kelurahan terma-suk
dengan para Pamongnya) atau khususnya BAPPEDA
menjalin kerja sama dengan Pemuka Masyarakat, termasuk juga para Pimpinan Persyarikatan Muhammadiyah
menjalin kerja sama dengan PTN/PTS (melalui Forum
Komunikasi KKN DIY maupun MUPTI), Kepolisian dari
tingkat Polda sampai Polsek, Korem, Kodam, dan lainlain.
101
BAB VIII
PENUTUP
Buku Panduan ini sudah disiapkan dan disusun dengan secermat dan sedetil mungkin. Namun demikian, sejalan dengan
kondisi, perkembangan, pemenuhan keperluan, dan/atau
persoalan, baik yang berkaitan dengan pelaksana, pelaku,
maupun pemanfaat KKN UAD, dan bahkan juga perubahanperubahan di era global yang begitu cepat, hal-hal yang sudah
dituangkan dalam buku ini tidak mungkin mampu selalu memenuhi kebutuhan atau berfungsi dengan baik sebagai sebuah
panduan.
Oleh karena itu, kelemahan-kelemahan yang ada akan
dievaluasi dan diperbaiki melalui mekanisme yang ada (termasuk mekanisme dalam tahap tindak lanjut seperti diungkapkan paba Bab VI). Adapun kekurangan mengenai berbagai
hal yang belum dituangkan dalam buku ini akan diatur dan
diumumkan melalui produk yang lazim, misalnya Keputusan
Rektor dan Pengumuman LPM atau Pusat KKN UAD.
Selain itu, perlu diketahui bahwa hal-hal yang diungkap
dalam buku pedoman ini secara umum berlaku untuk semua
peserta KKN Reguler maupun KKN Alternatif.
102
DAFTAR PUSTAKA
Jabrohim. 1986. Meningkatkan Kualitas Kuliah Kerja Nyata,
Makalah Lokakarya Pengembangan KKN IKIP Muhammadiyah Yogyakarta. Yogyakarta: IKIP Muhammadiyah
Yogyakarta.
Markum dan Susena (Ed.). 2000. Pedoman Kuliah Kerja Nyata
Universitas Ahmad Dahlan. Yogyakarta: Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan.
Marsum. 1986. Pengelolaan Kuliah Kerja Nyata, Makalah
Lokakarya Pengembangan KKN IKIP Muhammadiyah
Yogyakarta. Yogyakarta: IKIP Muhammadiyah Yogyakarta.
Muhammad Iftironi (Ed.). 1999. Pedoman Kuliah Kerja Nyata
Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta: Universitas Islam
Indonesia.
Muh Towil Umuri. 1986. Pokok-Pokok yang Perlu Mendapat
Perhatian dalam Melakukan Kuliah Kerja Nyata, Makalah Lokakarya Pengembangan KKN IKIP Muhammadiyah Yogyakarta. Yogyakarta: IKIP Muhammadiyah
Yogyakarta.
Pusat Pengelolaan dan Pengembangan KKN UGM. 1998.
Pedoman Kuliah Kerja Nyata Universitas Gad Pedoman Kuliah
Kerja Nyata Universitas Gadjah Mada: Yogyakarta: LPM
Universitas Gadjah Mada.
PEDOMAN KULIAH KERJA NYATA UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
103
104
LAMPIRAN
105
106
Lampiran 1
Contoh Rumusan Kegiatan Terjadwal, Tidak Terjadwal Terstruktur, dan Tidak Terjadwal Mandiri
RUMUSAN PROGRAM DAN KEGIATAN
KULIAH KERJA NYATA
Contoh Rumusan Program 1
Penyelenggaraan Diskusi Kebudayaan (Durasi: Terjadwal
2 x 200 menit, Tidak Terjadwal Terstruktur 2 x 60 menit, dan
Tidak Terjadwal Mandiri 2 x 60 menit)
Contoh Rumusan Kegiatan 1 untuk Program 1 tersebut
Kegiatan Terjadwal (Durasi: 1 x 200 menit)
Menyelenggarakan diskusi kebudayaan untuk menggali
materi Sistem Informasi Seni Budaya
Kegiatan Tidak Terjadwal Terstruktur (Durasi: 1 x 60
menit)
menyusun proposal diskusi
mengurus tempat dan izin
mengurus narasumber
membuat leaflet, poster, dll
rapat persiapan pelaksanaan kegiatan
membuat/mengetik surat-surat
mengirimkan surat-surat undangan
dll.
Kegiatan Tidak Terjadwal Mandiri (Durasi: 1 x 60
menit)
melakukan studi pustaka tentang topik diskusi (yakni
kebudayaan)
melakukan studi lapangan tentang topik diskusi (yakni
kebudayaan)
PEDOMAN KULIAH KERJA NYATA UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
107
108
109
Catatan:
1. Jumlah jam kegiatan terjadwal: 14 x 3 x 200 menit = 8.400
menit (140 jam)
2. Jumlah jam keseluruhan kegiatan: (14 x 3 x 200) + (14 x 3
x 60) + (14 x 3 x 60) = 13.440 menit (= 224 jam)..
3. Yang ditulis dalam Form 1, Form 2, Form 3, dan Form 4
hanya Kegiatan Terjadwal saja.
110
Lampiran 2:
Contoh Rumusan Rencana Program dan Kegiatan Terjadwal
RUMUSAN RENCANA PROGRAM
DAN KEGIATAN KULIAH KERJA NYATA
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
(Yang ditulis dalam Form 1 s.d. Form 4
hanya Kegiatan Terjadwal ini)
I.
A.
Subbidang Keilmuan
1.
Subardi
Pembuatan Program Sistem Informasi Seni Budaya (SISiB)
1 x 100
1 x 100
1 x 100
3 x 100
1 x 100
1 x 100
1 x 100
JKEM Subardi
2.
900
Fitri Merawati
Pelatihan Penciptaan Cerpen bagi Siswa SLTA se-Kota
Yogyakarta
1 x 100
1 x 100
111
1 x 100
1 x 100
e. Memberikan materi pelatihan berupa pembahasan dan pemahaman tentang sudut dalam penulisan cerpen.
1 x 100
f. Memberikan materi pelatihan berupa pembahasan dan pemahaman tentang gaya dan nada terutama tentang gaya
bahasa dalam penulisan cerpen (meliputi bahasa sastra dan
bukan sastra, stile dan stilistika, nada dan stile, unsur-unsur
stile, percakapan dalam cerpen, dan lain-lain yang dipandang perlu)
1 x 100
2 x 100
1 x 100
900
Dimas Ariandiningrat
Penyelenggaraan pelatihan pembuatan teh celup daun
sirsak bagi warga Dusun Pakis.
1 x 50
1 x 100
1 x 150
1 x 50
1 x 150
1 x 100
Rahmawati:
Penyelenggaraan Pelatihan Kesehatan Lingkungan bagi
Takmir Masjid Al Huda, Dusun Pakis. Catatan: Kegiatan
dikerjakan oleh Rahmawati
112
600
1 x 100
1 x 100
JKEM Rahmawati
5.
200
Darminah:
Program di Subbidang Keilmuan, Darminah tidak
melaksanakan
JKEM Darminah
6.
Firstanto
Pelatihan Penelitian Kemampuan Berbahasa Inggris
4x100
2x100
2x100
JKEM Firstanto
7.
Bayu
(Sebutkan nama program)
8.
Ambar
(Sebutkan nama program)
9.
Saryani
(Sebutkan nama program)
B.
800
Subbidang Keilmuan
1.
Subardi
Tidak melaksanakan program/kegiatan karena kegiatan
keilmuan sudah memenuhi syarat
2.
Fitri Merawati
Tidak melaksanakan program/kegiatan karena kegiatan
keilmuan sudah memenuhi syarat
3.
Dimas Ariandiningrat
Tidak melaksanakan program/kegiatan karena kegiatan
keilmuan sudah memenuhi syarat
113
4.
Rahmawati
Penyelenggaraan Bimbingan Belajar Matematika bagi Anak
SD di Masjid Al Munir
2 x 50
2 x 50
2 x 50
2 x 50
Darminah
Penyelenggaraan Bimbingan Belajar Ilmu Pengetahuan
Alam bagi Anak SD di Masjid Al Munir
Firstanto
Tidak melaksanakan program/kegiatan karena kegiatan
keilmuan sudah memenuhi syarat
7.
Bayu
Penyelenggaraan Bimbingan Belajar Ilmu Pengetahuan
Sosial bagi Anak SD di Masjid Al Munir
Ambar
Penyelenggaraan Bimbingan Belajar Bahasa Indonesia bagi
Anak SD di Masjid Al Munir
Saryani
Penyelenggaraan Bimbingan Belajar Bahasa Inggris bagi
Anak SLTP/MTs di Masjid Al Munir
114
200
600
II.
A.
1.
6 x 50
6 x 50
c.
2.
6 x 50
6 x 50
c.
3.
1 x 100
b.
B. Subbidang Pengajian Rutin Remaja
1.
6 x 50
8 x 50
6 x 50
d.
2.
6 x 50
8 x 50
6 x 50
d.
3.
6 x 50
6 x 50
6 x 50
1 x 100
115
1 x 100
f.
4.
6 x 50
6 x 50
5.
1 x 100
b.
C. Subbidang Pengajian Rutin Dewasa
1.
6 x 50
6 x 50
6 x 50
d.
2.
6 x 50
6 x 50
6 x 50
d.
3.
6 x 50
6 x 50
6 x 50
1 x 100
1 x 100
f.
D.
1.
116
2 x 100
2 x 100
c.
2.
1.
1 x 50
b.
2.
a.
b.
3.
a.
b.
III. Bidang Seni dan Olahraga (Total JKEM bidang ini minimal 600
menit)
A.
Subbidang Seni
1.
8 x 50%
1 x 100
1 x 100
3 x 100
117
Subbidang Olahraga
1.
118
IV. Bidang Tematik dan Nontematik (Total JKEM bidang ini minimal
6000 menit)
A.
Subbidang Tematik
Program dengan tema:
Pembinaan Seni Budaya di Lingkungan Muhammadiyah
Meningkatkan Pelaksanaan Program Muhammadiyah yang
Berkemajuan
1.
2 x 100
b. Merumuskan hasil diskusi kebudayaan tentang bentukbentuk kebudayaan dan berbagai seluk-beluknya
2 x 100
2.
2 x 100
2 x 100
3.
1 x 100
1 x 200
4.
119
4 x 100
4 x 100
4 x 100
4 x 100
2 x 200
6.
4 x 100
4 x 100
4 x 100
4 x 100
4 x 100
7.
4 x 100
4 x 100
8.
2 x 100
2 x 100
120
2 x 100
2 x 100
2 x 100
2 x 100
2 x 100
2 x 100
9.
3 x 100
3 x 100
10.
5 x 100
5x 100
5 x 100
3 x 100
5 x 100
5 x 100
121
5 x 100
3 x 100
11.
4 x 100
4 x 100
12.
3 x 150
3 x 150
13.
2 x 150
2 x 150
2 x 150
2 x 150
2 x 150
2 x 150
2 x 150
1 x 100
1 x 100
1 x 100
1 x 150
1 x 100
1 x 100
122
6.000
B.
Subbidang Nontematik
1.
3 x 100
2 x 100
2.
1 x 150
1 x 150
3.
1 x 200
1 x 50
4.
9 x 100
9 x 100
9 x 100
6.000
Yogyakarta, .....................
Ketua Unit
Nurul Lukiana
Catatan:
1. Kegiatan dengan durasi lebih dari 300 menit dilaksanakan
minimal 2 hari.
2. Kegiatan Bersama dapat lebih dari 300 menit per hari.
3. Contoh ini merupakan potongan Form Rencana Program dan
Kegiatan (lengkapnya lihat Form 1).
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140