KISTA ENDOMETRIOSIS
2015
KISTA ENDOMETRIOSIS
BAB I
PENDAHULUAN
2015
KISTA ENDOMETRIOSIS
terungkap secara tuntas. Keberhasilan penanganan endometriosis hanya dapat dievaluasi saat
ini dengan mempergunakan laparoskopi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2015
KISTA ENDOMETRIOSIS
2.1 Definisi
Endometriosis adalah suatu keadaan dimana jaringan endometrium yang masih
berfungsi terdapat di luar kavum uteri. Jaringan ini terdiri atas kelenjar-kelenjar dan stroma,
terdapat di dalam miometrium ataupun di luar uterus.3 Bila jaringan endometrium terdapat di
dalam miometrium disebut adenomiosis, dan bila di luar uterus disebut endometriosis.
Penyakit ini berkembang dari lesi yang kecil dan sedikit pada organ pelvis yang normal
kemudian menjadi massa keras infiltrat dan kista endometriosis ovarium (endometrioma).
Kista endometriosis adalah suatu jenis kista yang berasal dari jaringan endometrium.
Ukuran kista bisa bervariasi antara 0.4-4 inchi. Jika kista mengalami ruptur, isi dari kista
akan mengisi ovarium dan rongga pelvis.3 Menurut urutan yang tersering endometrium
ditemukan di tempat-tempat sebagai berikut : ovarium; peritoneum dan ligamentum
sakrouterina, kavum dauglasi, dinding belakang uterus, tuba falopii, plika vesikouterina,
ligamentum rotundum dan sigmoid; septum rektovaginal; kanalis inguinalis; apendiks;
umbilicus; serviks uteri, vagina, kandung kencing, vulva, perineum; parut laparotomi,
kelenjar limfe dan walaupun jarang dapat ditemukan di lengan, paha, pleura dan
perikardium. 3
2.2 Epidemiologi
2015
KISTA ENDOMETRIOSIS
2.3 Etiologi
Teori tentang terjadinya endometriosis adalah sebagai berikut:
1. Teori retrograde menstruasi
Teori pertama yaitu teori retrograde menstruasi, juga dikenal sebagai teori implantasi
jaringan endometrium yang viable (hidup) dari Sampson. Teori ini didasari atas 3 asumsi:
1. Terdapat darah haid berbalik melewati tuba falopii
2. Sel-sel endometrium yang mengalami refluks tersebut hidup dalam rongga peritoneum
2015
KISTA ENDOMETRIOSIS
2015
KISTA ENDOMETRIOSIS
Transplantasi langsung jaringan endometrium pada saat tindakan yang kurang hati-hati
seperti saat seksio sesaria, operasi bedah lain, atau perbaikan episiotomi, dapat
mengakibatkan timbulnya jaringan endometriosis pada bekas parut operasi dan pada
perineum bekas perbaikan episiotomi tersebut.4
4. Teori genetik dan imun
Semua teori diatas tidak dapat menjawab kenapa tidak semua wanita yang mengalami
haid menderita endometriosis, kenapa pada wanita tertentu penyakitnya berat, wanita lain
tidak, dan juga tidak dapat menerangkan beberapa tampilan dari lesi. Penelitian tentang
genetik dan fungsi imun wanita dengan endometriosis dan lingkungannya dapat menjawab
pertanyaan diatas.5,6
Endometriosis 6-7 kali lebih sering ditemukan pada hubungan keluarga ibu dan anak
dibandingkan populasi umum, karena endometriosis mempunyai suatu dasar genetik.
Matriks metaloproteinase (MMP) merupakan enzim yang menghancurkan matriks
ekstraseluler dan membantu lepasnya endometrium normal dan pertumbuhan endometrium
baru yang dirangsang oleh estrogen. Tampilan MMP meningkat pada awal siklus haid dan
biasanya ditekan oleh progesteron selama fase sekresi. Tampilan abnormal dari MMP
dikaitkan dengan penyakit-penyakit invasif dan destruktif. Pada wanita yang menderita
endometriosis, MMP yang disekresi oleh endometri-um luar biasa resisten (kebal) terhadap
penekanan progesteron. Tampilan MMP yang menetap didalam sel-sel endometrium yang
terkelupas dapat mengakibatkan suatu potensi invasif terhadap endometrium yang berbalik
arah sehingga menyebabkan invasi dari permukaan peritoneum dan selanjutnya terjadi
proliferasi sel.5,6
Pada penderita endometriosis terdapat gangguan respon imun yang menyebabkan
pembuangan debris pada darah haid yang membalik tidak efektif. Makrofag merupakan
bahan kunci untuk respon imun alami, bagian sistem imun yang tidak antigen-spesifik dan
tidak mencakup memori imunologik. Makrofag mempertahankan tuan rumah melalui
pengenalan, fagositosis, dan penghancuran mikroorganisme yang jahat dan juga bertindak
2015
KISTA ENDOMETRIOSIS
sebagai pemakan, membantu untuk membersihkan sel apoptosis dan sel-sel debris.
Makrofag mensekresi berbagai macam sitokin, faktor pertumbuhan, enzim dan
prostaglandin
dan
membantu
fungsi-fungsi
faktor
diatas
disamping
merangsang
pertumbuhan dan proliferasi tipe sel yang lain. Makrofag terdapat dalam cairan peritoneum
normal dan jumlah serta aktifitasnya meningkat pada wanita dengan endometriosis. Pada
penderita endometriosis, makrofag yang terdapat di peritoneum dan monosit yang beredar
teraktivasi sehingga penyakitnya berkembang melalui sekresi faktor pertumbuhan dan
sitokin yang merangsang proliferasi dari endometrium ektopik dan menghambat fungsi
pemakannya. Natural killer juga merupakan komponen lain yang penting dalam proses
terjadinya endometriosis, aktifitas sitotoksik menurun dan lebih jelas terlihat pada wanita
dengan stadium endometriosis yang lanjut.5,6
5. Faktor endokrin
Perkembangan dan pertumbuhan endometriosis tergantung kepada estrogen (estrogendependent disorder). Penyimpangan sintesa dan metabolisme estrogen telah diimplikasikan
daam patogenesa endometriosis. Aromatase, suatu enzim yang merubah androgen,
androstenedion dan testosteron menjadi estron dan estradiol. Aromatase ini ditemukan dalam
banyak sel manusia seperti sel granulosa ovarium, sinsisiotrofoblas di plasenta, sel lemak
dan fibroblas kulit.5,6
Kista endometriosis dan susukan endometriosis diluar ovarium menampilkan kadar
aromatase yang tinggi sehingga dihasilkan estrogen yang tinggi pula. Dengan kata lain,
wanita dengan endometriosis mempunyai kelainan genetik dan membantu perkembangan
produksi estrogen endometrium lokal. Disamping itu, estrogen juga dapat merangsang
aktifitas siklooksigenase tipe-2 lokal (COX-2) yang membuat prostaglandin (PG)E 2, suatu
perangsang poten terhadap aromatase dalam sel stroma yang berasal dari endometriosis,
sehingga produksi estrogen berlangsung terus secara lokal. 5,6
2015
KISTA ENDOMETRIOSIS
2.4 Klasifikasi
Ada banyak klasifikasi stadium yang digunakan untuk mengelompokkan endometriosis
dari ringan hingga berat, dan yang paling sering digunakan adalah sistem American Fertility
2015
KISTA ENDOMETRIOSIS
Society (AFS) yang telah direvisi (Tabel 1). Klasifikasi ini menjelaskan tentang lokasi dan
kedalaman penyakit berikut jenis dan perluasan adhesi yang dibuat dalam sistem skor.
Berikut adalah skor yang digunakan untuk mengklasifikasikan stadium:6
- Skor 1-5: Stadium I (penyakit minimal)
- Skor 6-15: Stadium II (penyakit sedang)
- Skor 16-40: Stadium III (penyakit berat)
- Skor >40: Stadium IV (penyakit sangat berat)
Martin pada tahun 2006 mengusulkan sistem kalsifikasi stadium untuk mengetahui
tingkat kepercayaan dari tindakan laparaskopi diagnostik terhadap endometriosis. Tingkat
kepercayaan laparaskopi terdiri atas 4 tingkatan:6
Tingkat 1: Mungkin endometriosis Vesikel peritoneal, polip merah, polip kuning,
hipervaskularisasi, jaringan parut, adhesi
Tingkat 2: Diduga endometriosis Kista coklat dengan aliran bebas dari cairan coklat.
Tingkat 3: Pasti endometriosis Lesi jaringan parut gelap, lesi merah dengan latar belakang
jaringan ikat sebagai jaringan parut, kista coklat dengan area mottle merah dan gelap dengan
latar belakang putih.
Tingkat 4: Endometriosis Lesi gelap dan jaringan parut pada pembedahan pertama.
2.5 Histo dan Patogenesis
Teori histogenesis dari endometriosis yang paling banyak dianut adalah teori dari
Sampson. Menurut teori ini, endometriosis terjadi karena darah haid mengalir kembali
(regurgitasi) melalui tuba ke dalam rongga pelvis. Sudah dibuktikan bahwa dalam darah
haid didapati sel-sel endometrium yang masih hidup. Sel-sel endometrium yang masih hidup
ini kemudian `dapat mengadakan implantasi di pelvis. Teori lain dikemukakan oleh Robert
Meyer bahwa endometriosis terjadi karena rangsangan pada sel-sel epitel berasal dari selom
yang dapat mempertahankan hidupnya di daerah pelvis. Rangsangan ini akan menyebabkan
metaplasia dari sel-sel epitel itu sehingga terbentuk jaringan endometrium.3
2015
KISTA ENDOMETRIOSIS
10
2015
KISTA ENDOMETRIOSIS
karena luka pada dinding kista dan dapat menyebabkan perlekatan antara permukaan
ovarium dengan uterus, sigmoid dan dinding pelvis. Kista coklat kadang-kadang dapat
mengalir dalam jumlah banyak ke dalam rongga peritoneum karena robekan dinding kista
dan menyebabkan akut abdomen. Tuba pada endometriosis biasanya normal.3
Pada pemeriksaan mikroskopik ditemukan ciri-ciri khas bagi endometriosis yakni
kelenjar-kelenjar dan stroma endometrium dan perdarahan bekas dan baru berupa eritrosit,
pigmen hemosiderin dan sel-sel makrofag berisi hemosiderin. Disekitarnya tampak sel-sel
radang dan jaringan ikat sebagai reaksi dari jaringan normal disekelilingnya. Jaringan
endometriosis seperti juga jaringan endometrium di dalam uterus dapat dipengaruhi oleh
estrogen dan progesteron. Sebagai akibat dari pengaruh hormon-hormon tersebut, sebagian
besar sarang endometriosis berdarah secara periodik yang menyebabkan reaksi jaringan
sekelilingnya berupa radang dan perlekatan.3
Pada kehamilan dapat ditemukan reaksi desidual jaringan endometriosis. Apabila
kehamilannya berakhir, reaksi desidual menghilang disertai dengan regresi sarang
endometriosis. Pengaruh baik dari kehamilan kini menjadi dasar pengobatan endometriosis
dengan
hormon
untuk
mengadakan
apa
yang
dinamakan
kehamilan
semu
(pseudopregnancy).3
11
2015
KISTA ENDOMETRIOSIS
Nyeri perut bawah yang progresif dan dekat paha yang terjadi pada dan selama haid
(dismenore). Sebab dari dismenore ini tidak diketahui tetapi mungkin ada hubungannya
dengan vaskularisasi dan perdarahan dalam sarang endometriosis pada waktu sebelum
dan semasa haid. Nyeri tidak selalu didapatkan pada endometriosis walaupun kelainan
sudah luas sebaliknya kelainan ringan dapat menimbulkan gejala nyeri yang hebat.
Nyeri yang hebat dapat menyebabkan mual, mntah, dan diare. Dismenore primer terjadi
selama tahun-tahun awal mestruasi, dan semakin meningkat dengan usia saat
melahirkan anak, dan biasanya hal ini tidak berhubungan dengan endometriosis.
Dismenore sekunder terjadi lebih lambat dan akan semakin meningkat dengan
pertambahan usia. Hal ini bisa menjadi tanda peringatan akan terjadinya endometriosis,
walaupun beberapa wanita dengan endometriosis tidak terlalu merasakannya.
Dispareunia merupakan gejala yang sering dijumpai disebabkan oleh karena adanya
endometriosis di kavum Douglasi.
Nyeri waktu defekasi, terjadi karena adanya endometriosis pada dinding rekstosigmoid.
Kadang-kadang bisa terjadi stenosis dari lumen usus besar tersebut.
Poli dan hipermenorea, dapat terjadi pada endometriosis apabila kelainan pada ovarium
sangat luas sehingga fungsi ovarium terganggu.
Infertilitas, hal ini disebabkan apabila motilitas tuba terganggu karena fibrosis dan
perlekatan jaringan disekitarnya. Sekitar 30-40% wanita dengan endometriosis
menderita infertilitas.
2.9 Diagnosis
12
2015
KISTA ENDOMETRIOSIS
2.10 Penatalaksanaan
Endometriosis bisa diterapi dengan medikamentosa dan/atau pembedahan. Pengobatan
endometriosis juga bertujuan untuk menghilangkan nyeri dan/atau memperbaiki fertilitas.
peritoneal
telah
terbukti
berperan
dalam
menyebabkan
13
2015
KISTA ENDOMETRIOSIS
Terapi interval
o
Tidak ada hubungan antara endometriosis dengan abortus rekuren dan tidak ada
penelitian yang menunjukkan bahwa terapi medikamentosa atau pembedahan dapat
mengurangi angka kejadian abortus.
Terapi medis: pil kontrasepsi oral kombinasi, danazol, agen progestational, dan analog
GnRH. Semua obat ini memiliki efek yang sama dalam mengurangi nyeri dan
durasinya.
o
Pil
kontrasepsioral
kombinasi
berperan
dalam
supresi
ovarium
dan
14
2015
KISTA ENDOMETRIOSIS
Analog GnRH berguna untuk menurunkan gejala nyeri, namun tidak berefek
dalam meningkatkan angka fertilitas. Terapi dengan GnRH menurunkan gejala
nyeri pada 85-100% wanita dengan endometriosis.
15
2015
KISTA ENDOMETRIOSIS
Terapi Bedah
Terapi bedah bisa diklasifikasikan menjadi terapi bedah konservatif jika fungsi
reproduksi berusaha dipertahankan, semikonservatif jika kemampuan reproduksi dikurangi
tetapi fungsi ovarium masih ada, dan radikal jika uterus dan ovarium diangkat secara
keseluruhan. Usia, keinginan untuk memperoleh anak lagi, perubahan kualitas hidup, adalah
hal-hal yang menajdi pertimbangan ketika memutuskan suatu jenis tindakan operasi.5
Pembedahan konservatif
o
16
2015
KISTA ENDOMETRIOSIS
Flushing tuba dengan media larut minyak dapat meningkatkan angka kehamilan
pada kasus infertilitas yang berhubungan dengan endometriosis.
Pembedahan semikonservatif
o
Indikasi pembedahan jenis ini adalah wanita yang telah melahirkan anak dengan
lengkap, dan terlalu muda untuk menjalani pembedahan radikal, dan merasa
terganggu oleh gejala-gejala endometriosis. Pembedahan yang dimaksud adalah
histerektomi dan sitoreduksi dari jaringan endometriosis pelvis. Kista
endometriosis bisa diangkat karena sepersepuluh dari jaringan ovarium yang
berfungsi diperlukan untuk memproduksi hormon. Pasien yang dilakukan
histerektomi dengan tetap mempertahankan ovarium memiliki risiko enam kali
lipat lebih besar untuk mengalami rekurensi dibandingkan dengan wanita yang
dilakukan histerektomi dan ooforektomi.
Terapi medis pada wanita yang telah memiliki cukup anak yang juga memiliki
efek dalam mereduksi gejala.
Pembedahan radikal
17
2015
KISTA ENDOMETRIOSIS
18
2015
KISTA ENDOMETRIOSIS
sebanyak
60%,
sedangkan
pada
kasus-kasus
endometriosis
KESIMPULAN
19
yang
berat
2015
KISTA ENDOMETRIOSIS
BAB III
STATUS PASIEN
I.IDENTITAS PASIEN
Nama
: Ny. FH
20
2015
KISTA ENDOMETRIOSIS
Umur
: 36 tahun
Pekerjaan
: IRT
Status
: Menikah
Agama
: Islam
Suku / bangsa
: Jawa / Indonesia
Alamat
Tanggal masuk RS
No. RM
: 16.17.92
II. ANAMNESIS
Keluhan Utama: Nyeri pada perut bagian bawah
Telaah:
Hal ini dialami sejak 1 tahun ini, nyeri perut timbul pada saat haid, akhir-akhir ini
nyeri semakin memberat dan tidak berkurang walaupun makan obat anti nyeri. Benjolan (+)
di perut sejak 6 bulan yang lalu. Riwayat nyeri waktu berhubungan (+). BAB dan BAK
(+) normal.
Riwayat Haid:
Siklus haid teratur 28 hari, lama 4-6 hari, ganti duk 4-5 x/ hari nyeri haid (+)
21
2015
KISTA ENDOMETRIOSIS
P3A0H3
Riwayat Pemakaian Kontrasepsi:
: Baik
Suhu
: 36,5C
Kesadaran
: Composmentis
Nafas
: 20 x/menit
Tekanan Darah
: 140/90 mmHg
Nadi
: 80 x/menit
Kepala
: Mesocephal
Mata
22
2015
KISTA ENDOMETRIOSIS
Leher
Thorak
Cor:
Pulmo:
Abdomen
Ekstremitas
: Oedem (-/-)
Hb
: 9,0 gr%
23
2015
KISTA ENDOMETRIOSIS
Leukosit
: 9.000/ mm3
Trombosit
: 208.000/ mm3
Hematokrit
: 30%
BT
: 3
CT
: 8
Glukosa AD
: 70 mg/dl
b. EKG
Kesan:
normal
24
2015
KISTA ENDOMETRIOSIS
25
2015
KISTA ENDOMETRIOSIS
VIII. PROGNOSIS
Dubia ad bonam
IX. LAPORAN OPERASI
Pada tanggal 9 Januari 2015 pukul 19.00 WIB dilakukan laparatomi pada pasien ini. Berikut
ini adalah laporan operasinya:
26
2015
KISTA ENDOMETRIOSIS
: 2,73 jt /mm3
Hb
: 7,6 gr/dl
Leukosit
: 4.000/mm3
Trombosit
: 68.000/mm3
Hematokrit
: 23,6 %
: 3,29 jt /mm3
Hb
: 9,4 gr/dl
Leukosit
: 8.700/mm3
Trombosit
: 62.000/mm3
27
2015
KISTA ENDOMETRIOSIS
Hematokrit
: 28,8 %
P/
Bed rest
IVFD RL : D5% = 2 : 1
Inj. Ceftriaxone 2 x 1 gr
Inj. Ketorolac 3 x 1amp
Inj. Transamin 3 x 1amp
12 Januari 2015
: 3,29 jt /mm3
Hb
: 9,4 gr/dl
Leukosit
: 8.700/mm3
Trombosit
: 62.000/mm3
Hematokrit
: 28,8 %
P/
Bed rest
28
2015
KISTA ENDOMETRIOSIS
IVFD aff
Drain aff
Cefadroxil 2 x 1
Asam Mefenamat 3 x 1
Transamin 3 x 1
13 Januari 2015
P/
PBJ
Cefadroxil 2 x 1
Asam Mefenamat 3 x 1
Sulfas Ferosus 2 x 1
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
29
2015
KISTA ENDOMETRIOSIS
3.
http://www.library.nhs.uk/womenshealth/ViewResource.aspx?
resID=258981&tabID=290&catID=11472
4.
5.
Wellbery
6.
http://www.aafp.org/afp/991015ap/contentshtml
Overton C, Davis C, McMillanL, Shaw R. An Atlas Of Endometriosis, 3 rd ed. London:
7.
C.
Endometriosis
8.
9.
Diagnosis
Research
and
Treatment
of
Endometriosis
1999;
http://www.memfert.com/endostage.html
Foundation.
Diagnosing
endometriosis,.
http://www.endometriosis.org/endometriosis.html
Kapoor D, Davila. Endometriosis: Treatment & Medication. http//www.emedicine.com
Sud S, Tulandi T. Endometriosis http://www.obgyn.net/medical.asp?
page=/english/pubs/features/mcgill-student-projects/endometriosis.
30