Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Teori Dasar
Alkohol sekunder apalagi yang primer memerlukan kondisi yang sangat kuat untuk
melakukan reaksi substitusi, yang biasanya memerlukan pemanasan campuran alkohol asam
dengan sel klorida anhidrat. Bila alkoholnya berupa alkohol alisiklik, dianjurkan menggunakan
CaCl2anhidrat sebagai pengganti ZnCl 2. Reaksi yang menggunakan HCl ZnCl 2merepakan reaksi
tipe SN2.
Jalur reaksi yang terakhir ini cenderung terjadi penyusunan ulang gugus alkil.Penyusunan
ulang dapat dilakukan dengan menggunakansenyawa klorida yang digunakan dengan tionil
klorida atau campuran tionil klorida dengan dengan piridin yang digunakan dapat dalam jumlah
katalik atau ekimolar. Bila hanya menggunakan tionil klorida saja, yang pertama kali terbentuk
adalah ester klorosilfit yang kemudian terurai menjadi alkil klorida dengan mekenisme siklik
(SN1)
Konsep yang digunakan untuk membahasreaksi nukleofilik adalah konsep
putus/pembentukan ikatan heterolitik. Jelas konsep ini tidak bisa menjelaskan mengapa pada
reaksi subtitusi nukloefilik adakalanya alkil halida primer dan sekunder yang membuat hasil
yang lebih banyak daripada alkil halidaprimer dan sekunder.
MSDS
Senyawa
Indeks Bias
Titik Leleh
Bahaya
Penanganan
t-butil alcohol
82.41
25.7
Eye Contact:
Immediately flush eyes with
running water for at least 15
minutes, keeping eyelids
open.
Skin Contact:
In case of contact,
immediately flush skin with
plenty of water. Cover the
irritated skin with an
emollient. Cold water may be
used.
t-butil klorida
1.386
51
-25
Irritant
1-klorobutana
78.4
-123.1
2bromobenzena
156.2
-30.6
Eye Contact:
Check for and remove any contact
lenses.
In
case
of
contact,
immediately flush eyes with plenty
of water for at least 15 minutes.
Skin Contact:
In case of contact, immediately flush
skin with plenty of water. Cover the
irritated skin with an emollient.
HCl
108.58
-62.25
NaHCO3
NaI
651
Irritant
AgNO3
440
212
NaOH
1388
323
Diagram Percobaan
1-klorobutana
2-Klorobutana
2- Bromobenzena
Berwarna kuning
bening, ada 2 fasa
Hampir bening
60:40
70:30
mL pelarut
1,0
1,2
1,4
mL Air
1,0
0,8
0,6
Pelarut
Kecepatan
Metanol
448
649
350
Etanol
621
716
504
Aseton
709
2904
1645
PEMBAHASAN
Pada percobaan pembuatan 25 gram tertier butyl alcohol ditambah dengan
85 mL HCL pekat. HCl pekat berfungsi sebagai reaktan. Selain itu HCl memiliki
jumlah mol yang banyak sehingga hasil yang diperoleh akan lebih maksimal.
Selanjutnya, campuran dikocok dan beberapa kali kran corong pisah
dilonggarkan agar dapat mengurangi tekanan. Tekanan muncul karena tert butyl
alcohol bereaksi secara eksoterm sehingga suhunya meningkat. Hal ini sesuai
dengan teori bahwa suhu berbanding lurus dengan tekanan. Adapun reaksi yang
terjadi :
(CH3)COH + HCl (CH3)CCl + H2O
Penambahan NaHCO3 agar dapat menarik air (osmosis) dan mengikat sisa-sisa asam yang terdapat
pada klorida. Selain itu dilakukan juga proses distilasi sebagai proses pemurnian bagi tert-butil
klorida.Reaksi yang terjadi adalah
NaHCO3 + HCl
NaCl
+ H2 O + CO2
Pada pembentukan tert-butil klorida % rendemen yang diperoleh sebesar 61.22%. Reaksi yang terjadi
merupakan reaksi SN1 karena pelarutnya merupakan air yang bersifat protik dan polar.
Kesimpulan
Reaksi senyawa yang diuji dengan NaI dalam aseton merupakan rekasi SN2
sedangkan Reaksi senyawa yang diuji dengan AgNO3 dalam etanol merupakan
reaksi SN1