Slide 2
Source : http://www.oecd.org/dev/44457738.pdf
Slide 4
Slide 6
Slide 7
Slide 9
Slide 10
Slide 13
(AEC) 2015
Kawasan dengan
Pembangunan
Ekonomi yang
Merata
Integrasi ke dalam
Perekonomian
Dunia
Pada tahun 2015, Kawasan ASEAN akan menjadi pasar terbuka yang berbasis produksi, dimana
aliran barang, jasa, dan investasi akan bergerak bebas, sesuai dengan kesepakatan ASEAN.
Tingkat keunggulan komparatif dan kompetitif yang berbeda antar negara anggota ASEAN akan
berpengaruh dalam menentukan manfaat AEC 2015 di antara negara-negara ASEAN.
Indonesia harus meningkatkan daya saing guna menghadapi integrasi perekonomian dan
meningkatkan potensi pasar domestik (konektivitas dan infrastruktur). Peran inter-konektivitas
mutlak dalam mendorong daya saing produk nasional di pasar domestik maupun luar negeri
Slide 14
Slide 16
KOREA
JAPAN
ANZ
INDIA
Slide 17
Slide 18
Negara Anggota EAS yaitu ASEAN 10 + 8 Dialogue Partners (RRT, Jepang, Korea, Aus, NZ,
India, USA, dan Rusia).
Terbentuknya EAS ini adalah untuk merespon ASEAN terhadap perkembangan kerjasama
perdagangan dan investasi di kawasan Asia Timur dimana saat ini berkembang menjadi salah
satu pusat pertumbuhan ekonomi dunia melalui proses regionalisasi.
Kerjasama ASEAN Plus Three (APT) adalah kerjasama antara lain paling menonjol di bidang
keuangan. Terdiri dari 10 anggota ASEAN plus RRT, Jepang, dan Republik Korea yang berdiri
sejak tahun 1997 pada saat kawasan Asia sedang dilanda krisis ekonomi. Salah satu keberhasilan
yang dihasilkan dari kerja sama ini adalah Chiang Mai Initiative (CMI) yang dibentuk pada tahun
2011 yang merupakan sebuah multilateral currency swap arrangement diantara sepuluh Negara
anggota ASEAN dengan RRT, Jepang, dan Korea Selatan. ASEAN Plus Three on Emergency
Rice Reserve (APTERR) ditanda tangani pada bulan Oktober 2011.
Slide 20
A
S
E
A
N
+
1 FTA
ASEAN Australia
New Zealand FTA
C
O
N
S
O
L
I
D
A
T
E
D
RCEP:
ASEAN Plus 6
Negara Mitra
access later
Slide 23
PERDAGANGAN ASEAN
Trade
Total Trade
(US$ million)
%
Intra-ASEAN
(US$ million)
%
Extra-ASEAN
(US$ million)
%
2000
2003
2006
2007
2008
2009
2010
2011
759,101
824,539
1,404,806
1,610,787
1,710,422
1,536,843
2,042,788
2,388,600
21.8
15.5
70.4
14.7
6.2
(-10.17)
32.92
16.93
166,846
206,732
352,771
401,920
458,114
376,207
519,704
598,200
25.8
29.3
70.6
13.9
14.0
(-17.90)
38.14
15.10
592,255
617,807
1,052,034
1,208,867
1,252,308
1,160,635
1,523,083
1,790,400
20.7
11.5
70.3
14.9
3.6
(-7.34)
31.23
17.56
Rata-Rata
19.9
22.5
19.2
Perdagangan intra-ASEAN 2000-2008 tumbuh lebih kuat dari perdagangan ekstra-ASEAN sebelum
tumbuh negatif 17,90% pada tahun 2009 karena krisis keuangan global;
Total perdagangan ASEAN 2000-2008 tumbuh rata-rata 19.9 % dengan peran perdagangan intraASEAN yang relatif konstan pada level 25% -- menunjukkan arti penting pasar ASEAN bagi
sesama anggotanya.
24
Slide 24
2007
2008
2009
Share
(%, 2010)
2010
ASEAN
25,396
27,341
30,276
31,694
34,820
47.2
Japan
3,367
3,701
3,624
3,214
3,351
4.5
China
3,335
3,926
4,471
4,202
5,416
7.3
Rep of Korea
3,353
3,538
2,657
2,449
3,286
4.5
Australia
2,062
2,434
2,904
3,029
3,465
4.7
354
300
320
272
292
0.4
EU-27
5,408
6,566
6,936
6,669
6,971
9.5
USA
2,489
2,537
2,653
2,553
2,680
3.6
497
543
509
456
498
0.7
1,469
1,813
1,985
2,104
2,478
3.4
102
118
150
159
92
0.1
9,077
9,462
9,119
8,880
10,402
14.1
New Zealand
Canada
India
Pakistan
Rest of World
Slide 25
Slide 26
ASEAN+6
EU27
United States
Others
8%
10%
66%
United States
New Zealand
Korea, Rep.
Japan
India
EU27
China
Australia
ASEAN10
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
14000
16000
US$m
Sumber: SEADI, USAID, 2012
Raw materials
New Zealand
Intermediate goods
Korea, Rep.
Consumer goods
Japan
Capital goods
India
Australia
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
14000
US$m
KONDISI INDONESIA
MENGHADAPI AEC 2015
31
di ASEAN
o Produk domestik bruto Indonesia mencapai 846 Miliar USD (40,3%) dari
!
!
!!
Slide 33
Slide 34
Selain itu, panjang jalan di Indonesia juga merupakan yang terpendek di ASEAN
(ADB, 2011).
o Sekitar 36% dari jaringan jalan dilaporkan rusak atau mengalami kerusakan
konsumen.
o Antrian panjang di Pelabuhan Merak;
o Logistic bottlenecks dari pelabuhan ke industrial export zones;
o Pemerintah telah berupaya melakukan perbaikan melalui: i) Pembentukan tim kerja
debotllenecking, ii) Pembentukan Direktorat Logistik di Kemdag; iii) MP3EI 2011-2025Connectivity Strategy, iv) Sitem Logistik Nasional dengan moto domestically integrated and
globally connected;
o Koordinasi daerah masih perlu ditingkatkan;
o Regulatory reform diberbagai sub-sektor logistik perlu dilakukan untuk mengurangi biaya-
biaya
3.MAL
4.BRN
5.VIET
6.INA
7.PHIL
8.CAM
9.LAOS
0
20
40
60
80
100
120
140
160
o
o
(Ratas di Kemenperind
tanggal 27 Juli 2012)
Isu Prioritas:
Prioritas:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
REKOMENDASI:
1. Perbaikan infrastruktur fisik melalui pembangunan atau
perbaikan
infrastruktur
seperti
transportasi,
telekomunikasi, jalan tol, pelabuhan, revitalisasi dan
restrukturisasi industri, dan lain-lain.
2. Menciptakan iklim usaha yang kondusif dan mengurangi
ekonomi biaya tinggi (juga merupakan tujuan utama
pemerintah dalam program reformasi komprehensif di
berbagai bidang seperti perpajakan, kepabeanan, dan
birokrasi);
3. Penyesuaian, persiapan dan perbaikan regulasi baik secara
kolektif maupun individual (reformasi regulasi);
REKOMENDASI contd
4.
5.
6.
7.
REKOMENDASI contd
8.
9.
10.