Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Air adalah elemen yang memiliki fungsi essensial untuk kehidupan makhluk hidup.

Kandungan air yang tercemar oleh komponen anorganik, seperti logam berat dapat terdistribusi
kedalam tubuh dan jika terakumulasi akan menimbulkan berbagai macam penyakit berbahaya.
Beberapa logam berat dapat mencemari lingkungan apabila melebihi ambang batas dari
kehidupan lingkungan sekitarnya.

Pencemaran pada air merupakan peristiwa menurunnya

kualias air yang disebabkan adanya zat-zat yang masuk ke dalam air, sehingga dapat
membahayakan kesehatan (Sugiharto, 1987). Kegiatan manusia dapat memicu pencemaran air,
pecemaran air oleh manusia merupakan hal yang dapa dilakukan dengan tidak sengaja.
Pencemaran atau polusi yang terdapat dilingkungan khususnya perairan dapat ditentukan dengan
banyaknya zat pencemar yang berasal dari aktivitas manusia yaitu seperti pembuangan limbah
industri langsung ke perairan. Komponen anorganik sering ditemui dalam limbah diantaranya
logam berat yang berbahaya. Beberapa jenis logam berat yang dapat ditemukan dalam kehidupan
sehari hari terkandung dalam limbah seperti logam Mg, Fe, S, P, Cl, Br, Al dan Si yang
berupakan logam berat kritis yang bersifat racun, kemudian logam yang bersifat racun dan sering
ditemukan Co, Ni, Cu, Zn, As, Ag, Cd, Hg, dan Pb (Surtiningsih, 1999). Telah dilakukan
beberapa penelitian, Yang menjelaskan bahwa tanaman air bermanfaat untuk menangkap ikan,
menetralisir pH air dan untuk pengolahan air yang tercemar limbah (Amri dalam Marliza, 1991).
Proses penghilangan atau pengurangan kadar logam yang melebihi ambang kesehatan dapat
menggunakan metode fitoremediasi, metode tersebut menggunakan tanaman sebagai indikator
adanya pencemaran air (Raskin dalam Syafrani et al, 2006). Beberapa tanaman air berfungsi
sebagai fitoremediator, yaitu sebagai indikator dalam pengolahan logam berat. Kiambang
merupakan salah satu contoh tanaman air yang digunakan, karena kiambang memilki daun, akar
yang panjang sehingga mampu menyerap logam berat. Proses penyerapan melalui akumulasi
logam berat terjadi secara berkesinambungan oleh akar melalui translokasi logam menuju bagian
tumbuhan lainnya seperti penumpukan logam pada bagian sel (Setyaningsih,2009). Sedangkan
mekanisme fitoremediasi terdiri dari beberapa macam yaitu fitoekstraksi, rizofiltrasi,
fitodegradasi, fitostabilisasi, fitovolatilisasi dan rizodegradasi, penyerapan molekul air mula
mula dengan pencemaran akan masuk ke dalam sel-sel tumbuhan srcara pasif dimana ion akan

masuk ke jaringan tubuh dalam media dengan konsentrasi yang rendah ke dalam sel yang tidak
dipengsruhi oleh temperatur pada tumbuhan, kompetisi ion, persediaan oksigen terlarut dan pH,
proses difusi zat-zat hara yang telah diserap dari akar terjadi dari satu sel kepada sel yang lain
sampai akhirnya menuju jaringan pembuluh, batang dan daun. Penelitian tentang fitoremediasi
logam berat telah banyak dilakukan diantaranya oleh Widiarso (2012) tentang fitoremediasi air
terkontaminasi nikel dengan mengggunakan tanaman kiambang (Salvinia molesta). Namun
penelitian fitoremediasi logam Pb menggunakan kiambang (Salvinia molesta) belum dilakukan.
Oleh sebab itu, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efisiensi fitoremediasi air
terkontaminasi Pb dengan menggunakan kiambang (Salvinia molesta).
1.2.

Rumusan Masalah
Dari latar belakang dan uraian diatas, dapat dirumuskan permasalahan pokok sebagai berikut:
1. Bagaimana efesiensi fitoremediasi oleh tumbuhan kiambang (Salvinia molesta) terhadap
logam berat Pb?
2. Berapakah perbedaan konsentrasi logam Pb yang dapat dikurangi oleh tanaman
kiambang (Salvinia molesta)?

1.3.

Tujuan
Dari rumusan masalah tersebut, tujuan yang hendak dicapai ialah :
1. Untuk mengetahui efesiensi tanaman kiambang untuk fitoremediasi logam berat Pb pada
perairan.
2. Mengetahui konsentrasi kontaminan logam Pb pada perairan setelah dilakukan peroses
fitoremediasi menggunakan tanaman kiambang.

1.4.

Manfaat
Untuk mengurangi pencemaran perairan oleh limbah logam berat Pb dalam perairan pada

pembuangan indusri dengan memanfaatkan tumbuhan sebagai mediator adanya pencemaran dan
mengurangi konsentrasi logam berat yang terdapat pada perairan khususnya logam berat Pb
diamana sering dihasilkan dari limbah industri.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tanaman Kiambang (Salvinia molesta)
Menurut Soeraji dan Pancho (1978) , klasifikasi kiambang (Salvinia molesta) dapat dilihat
dibawah ini :
Divisi

: Pteridophyta

Kelas

: Pterophyta

Sub Kelas

: Lestosporangiate

Ordo

: Salviniales

Famili

: Salviniaceae

Genus

: Salvinia

Spesies

: Salvinia molesta

Gambar 1. Kiambang (Salvinia molesta)


Kiambang atau selada air mempunyai batang bercabang dengan panjang 30 cm, yang berbukubuku, dan ditumbuhi bulu. Pada setiap buku terdapat sepasang daun yang berwarna hijau dan
terdapat di permukaan air dan tenggelam dibawahnya, sedangkan daunnya berbentuk oval
dengan panjang 3 cm dan tangkainya pendek ditutupi banyak bulu. Penampilan tanaman
kiambang mirip akar, tetapi sebenarnnya daunnnya dapat berubah bentuk dan berfungsi sebagai
akar (Soerjani et al, 1987). Kiambang merpakan tanaman yang terdapat di daerah beriklim panas
dan mempunyai sekitar 10 spesies didunia. Benua asia memiliki 4 jenis spesies yaitu Salvinia
molesta, Salvinia natans, Salvinia oblongifolia dan Salvinia cucullata. Salvinia molesta, Salvinia
natans, dan Salvinia cucullata merupakan gulma yang tumbuh di sawah, kolam, danau, dan
selokan. Menurut Silalahi (1997), mengemukakan bahwa kiambang merupakan tumbuhan air

yang hidup dipermukaan air sehingga dapat menutupi lingkungan air. Selain itu, kiambang dapat
dijumpai pada dataran tinggi dan dataran renda sekitar 1800 m dan banyak terdapat di Sumatra,
Kalimantan dan Jawa (Soerjani et al, 1987).
2.2. Logam Pb
Menurut Saeni (1997) logam Timbal (Pb) meruakan yang sangat berbahaya setelah
merkuri. Masuknya Pb pada sistem percernaan dapat berasal dari makanan, miuman, air dan
udara. Timbal (Pb) menyebabkan gangguan pada saraf, ginjal, reproduksi dan hemopoitik.
Sumber pencemaran Pb dalam air dibawa oleh air hujan dari udara dan aliran limbah industri
yang menuju perairan (Ahmad, 2001). Logam Timbal sebagian besar dapat terendapkan oleh
tanaman, yang bergantung oleh pH tanah. Konsentrasi timbal yang dapat dikatakan tinggi yaiu
sekitar (100-1000 mg/kg) akan mengakibatkan gangguan proses fotosintesis dan pertumbuhan
(Anonymous, 1998 dalam Charlene, 2004). Beberapa gejala akibat pencemaran logam berat pada
tumbuhan ialah pembusukan daun, klorosis, nerkosis (Smith, 1981) Pada saat kandungan bahan
organik tanah rendah, maka tumbuhan dapat menyerap logam Pb dan terlepas dari tanah menjadi
ion bebas yang bergerak pada larutan tanah dan dapat dengan mudah diserap oleh akar tanaman.
2.3. Fitoremediasi
Pencemaran lingkungan dinegara berkembang sangatlah mengkhawatirkan. lingkungan
yang tercemar akan menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan dan teknologi ramah
lingkungan untuk mengurangi pencemaran sangatlah dbutuhkan. Teknologi pengolahan limbah
yang saat ini terus berkembang saat ini yaitu fitoremediasi dengan memanfaatkan tanaman
sebagai mediasi pengurangan pencemaran. Menurut Priyanto et al., (2006), kata phyton dalam
bahasa yunani yang berarti tumbuhan dan kata remediare dalam bahasa latin yaitu memperbaiki
atau membersihkan sesuatu. Fitoremediasi diartikan sebagai fungsi tumbuhan untuk
menghilangkan senyawa pencemar berupa senyawa anorganik dari tanah atau perairan.
(Handayanto, 2007).
Proses fitoremediasi adalah perbaikan lingkungan oleh tanaman untuk menyerap zat
kontaminan sehingga sesuai dengan ambang batas pencemaran yang ditentukan. Konsep
pengolahan limbah secara fitoremediasi dengan menggunakan tanaman yang memiliki
kemampuan untuk mengangkut limbah B3 atau limbah radioaktif, terdapat beberapa kriteria

untuk tanaman agar dapat berfungsi sebagai hiperakumulator yaitu tanaman dapat mentraslokasi
unsur unsur pencemar tanpa membuat tanaman tumbuh tidak normal (Aiyen, 2005).
Menurut Fitter dan Hay (1991), tumbuhan dapat menyerap ion dengan beberapa cara
yaitu: 1). Aliran massa, yang disebabkan oleh transpirasi pada tumbuhan dalam air dengan
pergerakan menuju akar gradient potensial. 2). Aliran Difusi, terjadi pengambilan ion pada akar
yang menghasilkan gradien konsentrasi dengan pemilihan yang bersifat selektif dan kebutuhan
energi metabolik yang diperlukan untuk menyerap unsur hara, tanaman dapat menyeleksi
penyerapan ion tertentu (Foth, 1991).
Tumbuhan air yang dapat manjadi agen biologi seperti kelompok azolla, kiambang
(Salvinia molesta), eceng gondok (Eichhornia crassipes), kangkung air (Ipomea aquatic)
tumbuhan tersebut sering di temui pada sungai, pantai rawa dan danau. Tumbuhan tersebut dapat
bertahan dan mengakumulasi logam pencemar (Hiperakumulator). Oleh sebab itu, tanaman
tersebut banyakdigunakan sebagai obyek pengolahan limbah seperti pencemaran logam berat Pb.
2.4. Spektroskopi Serapan Atom (SSA)
Spektroskopi Serapan Atom (SSA), merupakan salah satu intrumen yang digunakan
dalam analisis logam berat dengan sangat peka, teliti, tepat, dan selektif serta dapat menganalisis
kadar logam dengan cepat. Sumber radiasi berupa lampu katoda berongga (Hollow Cathode
Lamps), dimana lampu katodanya dilapisi logam yang memiliki jenis yang sama dengan unsur
zat yang akan dianalisis sehingga memiliki tingkat selektif yang tinggi terhadap logam tertentu.
Gannguan pasa analisis logam berat menggunakan metode SSA adalah gangguan spektral
dan gangguan bukan spektral. Gangguan spektral adalah gangguan yang meliputi tumpang tindih
secara langsung dari garis resonansi atom, tumpang tindih dari garis resonansi molekul dan
hamburan cahaya dari partikel, serta absorpsi pengotor. Gangguan bukan spektral meliputi
gangguan oleh sifat fisika juga kimia dari kontaminan yang berada bersama zat yang dianalisis.
Secara garis besar SSA dibagi menjadi dua golongan, yaitu Flame Absorption Atom
Spectroschopy dan Flameless Absorption Atom Spectroschopy. Pelarut anorganik umum yang
digunakan untuk membawa sampel kedalam nyala api adalah asam nitrat dan asam klorida.
Untuk pelarut organik antara lain metil isobutilketon (MIBK), etil asetat dan zilen. Pelarut
tersebut dalam nyala yang panas akan hilang dalam bentuk gas.

Faktor penting dalam analisis sampel metode SSA adalah proses aspirasi, nenbulisasi,
dan proses atomisasi. Proses atomisasi pada pengukuran dengan SSA dipengaruhi oleh tegangan
permukaan, suhu dan tekanan. Menurut Stoke, rapatan pelarut berpengaruh terhadap jumlah
aerosol sampel, sedangkan jumlah aerosol sampel sangat menentukan jumlah atom netral dalam
nyala api.

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di laboratorium penelitian terpadu Universitas Udayana, dan
pada Laboratorium penelitian Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Jurusan Kimia
Bukit Jimbaran.
3.2. Bahan Penelitian
Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini ialah : tanaman air kiambang, aquadest,
limbah perairan yang terkontaminasi logam Pb sebagai sumber Pb, aquades, tanaman kiambang,
pasir, kerikil, asam nitrat (HNO3) pekat 6,5%.
3.3. Alat alat Penelitian
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain adalah kolam plastik sebagai
media penanaman kiambang, jerigen, timbangan digital dengan ketelitian mencapai 0,0001 g,
Pipet ukur 5 ml dan pipet tetes, gelas ukur 50 ml dan 10 ml, erlenmeyer 250 ml, AAS (Atomic
Adsorbtion Spektrometer), kertas saring, furnace, desikator, cawan porselin, dan gelas beker 250
ml.
3.4. Prosedur Kerja
3.4.1. Pembuatan Media
Media dibuat menggunakan batu kerikil dengan diameter 2 cm pada bagian dasar kolam
dengan tinggi 5 cm, lalu diisikan pasir sebagai filter utama atau substrat tanaman dengan
diameter 2 mm dengan tinggi 5 cm pada bagian atas batu dan kerikil. Dapat dilihat pada Gambar
1.

Gambar 1. Desain Komposisi Substrat pada Media tanam


3.4.2. Penanaman Tanaman Percobaan
Tanaman dipilih dengan umur tanaman 2 bulan atau sebelum masa generatif dengan
biomassa tanaman uji sebanyak 100 gram. Tanaman Kiambang (Salvinia molesta) ditumbuhkan
pada media kolam yang telah diletakkan komposisi substrat didalamnya.
3.4.3. Aklimatisasi Tanaman Kiambang
Aklimatisasi dilakukan sengan memindahan media tanaman kiambang ke dalam media
tanam yang berisi air limbah Pb, selama kurang lebih 14 hari. Kemudian dilakukan proses
penentuan kadar optimal dari penyerapan limbah dengan variasi konsentrasi limbah sebanyak 25,
50 dan 100 % dengan pengulangan pada setiap tanaman sebanyak 3 kali. Optimalisasi
konsentrasi Pb yang dilakukan bertujuan untuk mencari pada konsentrasi berapa tanaman dapat
hidup optimal dan tidak mengalami kematian.
3.4.4. Preparasi Sampel Limbah Cair Pb
Preparasi limbah cair dilakukan dengan cara mengambilnya langsung dari industri tekstil.
Limbah dimasukkan ke dalam jerigen lalu ditutup, penutupan jegrigen harus dilakukan secara
hati-hati agar tidak terdapat oksigen di dalamnya. Limbah kemudian dimasukkan ke dalam
lemari es untuk menjaga kondisi limbah agar stabil (Sembiring, 1992).
3.4.5. Pengamatan Tanaman Uji dan Pengukuran Faktor Morfologi
Pertumbuhan vegetatif dan kondisi tanaman Kiambang (Salvinia molesta) diamati selama
60 hari untuk melihat perubahan yang terjadi pada pertumbuhannya. Pertumbuhan tanaman uji
bisa mengalami klorosis dan tidak berwarna hijau dan menjadi tidak sehat memungkinkan

tanaman tidak tumbuh dengan sehat. Kemudian dilakukan pengukuran biomassa dari tanaman
dan kadar air yang dimiliki oleh tnaman tersebut pada awal (T 0) dan di akhir (T60). Pengukuran
biomassa dari tanaman Kiambang (Salvinia molesta) dilakukan dengan mengeringkan tanaman
dalam oven pada suhu 800C lalu ditimbang beratnya hingga nilai yang didapatkan kostan.
3.4.6. Pengukuran faktor kimia limbah cair dan kandungan Pb dalam tanaman.
1. Total Suspended solid (TTS)
Cara pengujian dari sampel tumbuhan Kiambang (Salvinia molesta) dengan cara
sampel dihomogenkan dan disaring dengan menimbang terlebih dahulu kertas saring
untuk mengetahui berat residu yang tertahan pada penyaring dan ditimbang kembali
residu yang dihasilkan setelah penyaringan pada kondisi kering dan ditimbang hingga
sampai konstan. Suhu yang digunakan pada proses penyaringan kira-kira 103 OC 105OC.
Perhitungan TSS dengan menghitung perbedaan antara padatan terlarut total dan padatan
total (SNI 06-6989.3-2004). Rumus efesiensi penurunan kadar TSS :

Keterangan : E = Efesiensi Penurunan


S = Kadar Akhir
S = Kadar Akhir
2. Kadar Pb dalam Limbah Cair Pb
Pengujian kadar logam berat timbal Pb di perairan dianalisis dengan
menggunakan metode AAS (Atomic Absorbtion Spectrometery), prinsip kerjanya dengan
pengukuran kadar unsur logam yang berdasarkan penyerapan cahaya dan panjang
gelombang tertentu. Pertama, untuk anaisis menggunakan AAS (Atomic Absorbtion
Spectrometery) pembuatan larutan induk Pb 1000 ppm, larutan standard Pb 100 ppm
sebagai pembanding yang telah diketahui konsetrasinya. Pada sampel ditambahkan asam
nitrat (HNO3) untuk pencegahan terjadinya pengendapan dan melarutkan lofam-logam.
Setelah disaring, larutan diuji menggunakan AAS (Atomic Absorbtion Spectrometery).
3. Kadar Pb dalam tanaman kiambang

Pengukuran Pb pada tanaman Kiambang (Salvinia molesta) dilakukan dengan


AAS, dilakukan pengukuran pada akar dan daun dari tanaman kiambang. Pengukuran
dilakukan dengan dikeringkan kemudian ditimbang dan diabukan. Proses pengabuan
mengunakan furnance dengan suhu 6000C dengan waktu selama 8 jam. Lalu sampel
disaring dan didestruksi menggunakan HNO3 pekat 6,5% 10ml, hasil destruksi kemudian
di uapkan pada pemanas selama 5 menit. Kemudian ditambahan aquades sampai
volumenya menjadi 50 ml, lalu diukur kadar logam Pb dengan menggunakan AAS
(Atomic Absorbtion Spectrometery).
3.5. Analisis Data
Pengolahan data pertumbuhan tanaman Kiambang (Salvinia molesta) didapatkan
kemudian di analisis efesiensi penurunan, kadar TSS logam Pb pada limbah dan tanaman lalu
kenaikan biomassa tanaman.
3.6. Alur Penelitian
Penelitian

Pembuatan
Media Tanam

Penanaman
Tanaman Air

Aklimatisasi
Tanaman Uji
Pemberian
Limbah
Pengukuran
Faktor Kimia
Limbah
Analisis Data

Optimalisasi

EFESIENSI FITOREMEDIASI PADA AIR YANG TERKONTAMINASI LOGAM Pb


MENGGUNAKAN TANAMAN AIR KIAMBANG (Salvina molesta)

Oleh :
MUHAMMAD NAZIB
1108105036

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
BUKIT JIMBARAN
2014

Anda mungkin juga menyukai