Anda di halaman 1dari 11

STASE : INSTALASI GAWAT DARURAT

Laporan Pendahuluan dan Resume Keperawatan pada Anak dengan Kasus


GASTROENTERITIS

By kelompok 6 :
Izatun fauziah T
Bastamil anwar A
Devian Agustina
Dwi Tio Wahyudi
M. Rasidin

Definisi

Gastroenteritis adalah keadaan frekuensi buang air


besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali
pada anak, konsistensi feces encer dapat berwarna
hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah/lendir
saja. (Ngastiyah, 2005).

Gastroenteritis adalah buang air besar (defekasi)


dengan tinja berbentuk cairan / setengah cair (setengah
padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya
lebih dari 200 gram / 200 ml / 24 jam. (Aru W.
Sudoyo,2006).

Etiologi

Faktor infeksi : Bakteri ( Shigella, Shalmonella, Vibrio


kholera), Virus (Enterovirus), parasit (cacing), Kandida
(Candida Albicans).

Faktor parentral : Infeksi dibagian tubuh lain (OMA sering


terjadi pada anak-anak).

Faktor malabsorbsi : Karbohidrat, lemak, protein.

Faktor makanan : Makanan basi, beracun, terlampau banyak


lemak, sayuran dimasak kurang matang.

Faktor Psikologis : Rasa takut, cemas

Manifestasi Klinis
Mula-mula pasien cengeng, gelisah, suhu tubuh
meningkat, anoreksia kemudian timbul diare.
Bila pasien telah banyak kehilangan cairan dan elektrolit,
gejala dehidrasi mulai tampak yaitu :
a. Berat badan menurun
b. Turgor berkurang
c. Mata dan ubun-ubun besar menjadi cekung (pada bayi)
d. Selaput lendir, bibir dan mulut serta kulit tampak keri
e. frekwensi BAB lebih dari 4 kali dengan konsistensi
encer.

klasifikasi

Diare Akut : berlangsung kurang dari 15 hari.


Diare Kronik : berlangsung lebih dari 15 hari.
Diare Persisten : berlangsung selama 15 sampai 30
hari yang merupakan kelanjutan dari diare akut
(peralihan akut dan kronik, dimana lama diare kronik
yang dianut yaitu yang berlangsung lebih dari 30 hari).
Diare Infektif : penyebabnya infeksi sedangkan diare
non infektif bila tidak ditemukan infeksi sebagai
penyebab pada kasus tersebut.
Diare Organik : bila ditemukan penyebab anatomik,
bakteriologik, hormonal atau toksikologik. Diare
fungsional bila tidak dapat ditemukan penyebab
organik.

Patofisiologi

Komplikasi
Komplikasi gastroenteritis menurut Ngastiah, 2005 yaitu:
1.Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik, atau hipertonik)
2.Renjatan hipovolemik
3.Hipokalemia (dengan gejala lemah, bradikardi, dan perubahan
elektrokardiogram)
4.Intoleransi sekunder akibat kerusakan villi mukosa usus dan defisiensi
enzim lactase
5.Kejang terjadi pada dehidrasi hipertonik
6.Malnutrisi energi protein (akibat muntah dan diare, jika lama atau kronik)
7.Kematian (bila diare tidak ditangani dengan cepat dan tepat maka dapat
menimbulkan kematian).

Penatalaksanaan

Cara rehidrasi oral


Formula lengkap (NaCl, NaHCO 3, KCl dan Glukosa) seperti orali,
pedyalit setiap kali diare.
Formula sederhana ( NaCl dan sukrosa)
Cara parenteral
Cairan I : RL dan NS
Jalan pemberian
Oral (dehidrasi sedang, anak mau minum, kesadaran baik)
Intra gastric ( bila anak tak mau minum,makan, kesadaran
menurun)
Jadwal / kecepatan cairan
Pada anak usia 1- 5 tahun dengan pemberian 3 gelas
bila berat badanya kurang lebih 13 kg : maka
pemberianya adalah :
BB (kg) x 50 cc
BB (kg) x 10 20 = 130 260 cc setiap diare = 1 gls.
Terapi standar pada anak dengan diare sedang :
+ 50 cc/kg/3 jam atau 5 tetes/kg/mnt

Prognosis
Dengan penggantian cairan yang adekuat, perawatan
yang mendukung, dan terapi antimikrobial jika diindikasikan,
prognosis diare infeksius hasilnya sangat baik dengan
morbiditas dan mortalitas yang minimal. Seperti kebanyakan
penyakit, morbiditas, dan mortalitas ditujukan pada anak anak dan pada lanjut usia.
Di Amerika Serikat, mortalitas berhubungan dengan
diare infeksius < 1,0 % pengecualiannya pada infeksi EHEC
dengan mortalitas 1,2 % yang berhubungan dengan sindrom
uremik hemolitik (Zein, U, et al, 2004)

Diagnosa keperawatan
1.

Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan


cairan sekunder terhadap diare.

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


berhubungan dengan tidak adekuatnya intake dan diare
3. Risiko injuri kulit (area perianal) berhubungan dengan
peningkatan frekuensi diare
4. Perubahan kenyamanan berhubungan dengan kram
abdomen, diare dan muntah sekunder akibat dilatasi
vaskuler dan hiperperistaltik.

Resume

Anda mungkin juga menyukai