I. ANAMNESIS
Identitas Pasien
Nama
: Tn. M
Umur
: 56 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Pekerjaan
: Pegawai Swasta
Agama
: Islam
Alamat
Tanggal Masuk
: 27 Desember 2014
No RM
: 00.19.21.XX
Keluhan Utama
tangga, berjalan cepat, akan sedikit berkurang bila pasien duduk. Sesak
sudah dirasakan sejak 1 tahun terakhir, namun tidak seberat saat ini.
Sesak dirasakan semakin hari semakin memberat terutama saat pasien
dalam posisi terlentang, membaik dengan posisi duduk dan tidur dengan
menggunakan 2-3 bantal. Saat tidur pasien terkadang terbangun tiba-tiba
karena sesak yang disertai batuk berdahak. Batuk dirasakan sejak 1
minggu SMRS, dahak berwarna putih. Pasien juga mengeluh demam yang
hilang timbul, nafsu makan menurun, nyeri dada saat batuk. Penurunan
berat badan, keringat di malam hari disangkal. BAB dan BAK dalam batas
normal.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riw. Pengobatan
Pasien memiliki riwayat merokok 6 tahun yang lalu. Dulunya pasien bisa
menghabiskan 1 bungkus rokok dalam sehari. Pasien merokok sejak masih
sekolah (pasien lupa SMP/SMA). Riwayat mengkonsumsi alkohol, terpapar
dengan asap/debu/bahan kimia disangkal.
: Composmentis
Tanda Vital
TD
: 140/90 mmHg
Nadi
: 84 x/menit
Pernapasan
Suhu
: 28 x/menit
: 36,4 C
Status Generalis
Kepala
Mata
: Septum deviasi (-), sekret -/-, epistaksis -/-, cuping hidung -/-
Mulut
Leher
Thoraks
Paru
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi : BJ1 & BJ2 murni regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi
: datar
(-)
Perkusi
Ekstremitas Superior
Akral
: hangat
:-/-
Ekstremitas Inferior
Akral
: hangat
:-/-
: 12,3 g/dL
Ht
: 38,1 %
Leukosit
: 11.500 / ul
Trombosit
: 174.000 / ul
: 83
MCH
: 28
MCHC
: 33
LED
: 45 mm/1 jam
Differential
:
5
- basofil
: 0%
- Eosinofil : 0%
- Batang
: 2%
- N. Segmen: 95%
- limfosit
: 1%
- Monosit
: 2%
GDS
: 204 mg/dl
BTA direct
: negative
IV. FOLLOW UP
Hari/Tgl
Rabu,
Sesak sudah
TD : 130/80 mmHg,
Febris ec
Infus RL
31/12/2014
berkurang
N: 84x/menit, S: 36,8oC
(+), batuk
berdahak (+),
nafsu makan
Typhoid
Domperidone (3x1)
fever
RR: 2 x/menit
Ranitidin (2x1)
PF :
sudah mulai
6
membaik,
Ciprofloxacin
demam(-),
rh(-/-), wh(+/-),
(2x500)
V. RESUME
Pasien datang dengan keluhan sesak nafas sejak 1 minggu SMRS, sesak
setelah beraktivitas seperti naik tangga, berjalan cepat, akan sedikit berkurang
bila pasien duduk. Sesak sejak 1 tahun terakhir, namun tidak seberat saat ini.
Sesak dirasakan semakin hari semakin memberat terutama saat pasien dalam
posisi terlentang, membaik dengan posisi duduk dan tidur dengan
menggunakan 2-3 bantal. Saat tidur pasien terkadang terbangun tiba-tiba karena
sesak yang disertai batuk berdahak. Batuk dirasakan sejak 1 minggu SMRS,
dahak berwarna putih. Pasien juga mengeluh demam yang hilang timbul, nafsu
makan menurun, nyeri dada saat batuk. Penurunan berat badan, keringat di
malam hari disangkal. BAB dan BAK dalam batas normal.
VI. ASSESSMENT
Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) eksaserbasi akut
VII.
DAFTAR MASALAH
A. Problem Medis
: Sesak nafas
C. Sosiomedik
D. Ortesa-protesa
E. Psikologi
: (-)
F. Fisioterapi
VIII.
PENATALAKSANAAN
A. Terapi Paru
1. O2 2L/mnt
2. Nebu B:A = 0,8:0,2/8 jam
3. Inj. RL 1 amp aminophilin 16 tpm
4. inj Ceftriaxon 2gr/24 jam
5. inj dexametason 1 ampul/8jam
6. OBH syr 3 X C1
4. Sosiomedik
5. Ortesa-protesa : (-)
6. Psikologi
B. Disabilitas
X.
Planning
A. Planning Diagnostik
B. Planning Terapi
: tidak ada
C. Planning Edukasi
D. Planning Monitoring
10
TINJAUAN PUSTAKA
B. Faktor Risiko
1.
: 0-200
- Sedang : 200-600
11
- Berat : >600
2.
3.
Hipereaktiviti bronkus
4.
5.
C. Patofisiologi
Pada bronkitis kronik terdapat pembesaran kelenjar mukosa bronkus,
metaplasia sel goblet, inflamasi, hipertrofi otot polos pernapasan serta
distorsi akibat fibrosis. Emfisema ditandai oleh pelebaran rongga udara
distal bronkiolus terminal, disertai kerusakan dinding alveoli. Secara
anatomik dibedakan tiga jenis emfisema:
- Emfisema sentriasinar, dimulai dari bronkiolus respiratori dan meluas
ke perifer, terutama mengenai bagian atas paru sering akibat
kebiasaan merokok lama
- Emfisema panasinar (panlobuler), melibatkan seluruh alveoli secara
merata dan terbanyak pada paru bagian bawah
- Emfisema asinar distal (paraseptal), lebih banyak mengenai saluran
napas distal, duktus dan sakus alveoler. Proses terlokalisir di septa
atau dekat pleura
Obstruksi saluran napas pada PPOK bersifat ireversibel dan terjadi
karena perubahan struktural pada saluran napas kecil yaitu : inflamasi,
fibrosis, metaplasi sel goblet dan hipertropi otot polos penyebab utama
12
D. Diagnosis PPOK
Indikator untuk mendiagnosis PPOK :
1. Dyspnea : progresif (memburuk dari waktu ke waktu), memburuk saat
exercise, persistent
2. Batuk kronik : bisa intermiten dan bisa tidak produktif
3. Produksi sputum yang kronik
4. Riwayat terpapar dengan faktor resiko : merokok, polusi di tempat
kerja dan bahan kimia lainnya
13
E. Penatalaksanaan
Pengobatan farmakologis dapat mengontrol dan mencegah gejala, mengurangi
frekuensi dan tingkat keparahan eksaserbasi, meningkatkan status kesehatan dan
meningkatkan toleransi latihan.
Menggabungkan
bronkodilator
dapat
meningkatkan
efektivitas
dan
Glukokortikoid
Pengobatan teratur dengan inhalasi glukokortikoid hanya sesuai untuk pasien dengan
prediksi FEV <50% dan terjadi eksaserbasi berulang (misalnya 3 kali dalam 1 tahun
(terakhir). Pengobatan ini telah ditunjukkan untuk mengurangi frekuensi eksaserbasi dan
dengan demikian meningkatkan status kesehatan, tetapi tidak memodifikasi penurunan
jangka panjang pada FEV1. Hubungan dosis respon dan keamanan jangka panjang dari
inhalasi glukokortikoid pada PPOK tidak diketahui. Pengobatan dengan oral dalam waktu
jangka panjang tidak dianjurkan.
Penatalaksanaan farmakologi lainya
Vaksin
Vaksin influenza mengurangi penyakit serius dan kematian pada
pasien
PPOK sebesar 50%. Vaksin hidup atau mati yang mengandung virus yang di
lemahkan direkomendasikan dan harus diberikan sekali setiap tahun.Vaksin
pneumokokus polisakarida direkomendasikan untuk pasien PPOK dengan usia 65
tahun dan usia tua, dan telah terbukti mengurangi pneumonia pada usia dibawah 65
tahun dengan prediksi FEV1 < 40%.
Antibiotik
Tidak dianjurkan kecuali untuk infeksi eksaserbasi dan infeksi bakteri lainnya.
Mukolitik
Pasien dengan dahak yang kental dapat mengambil manfaat terhadap
penggunaan mukolitik, tetapi manfaat secara keseluruhan sangat kecil. Penggunaan
tidak dianjurkan.
Terapi oksigen
Pemberian oksigen jangka panjang (> 15 jam per hari) untuk pasien dengan
kegagalan kronis pernafasan meningkatkan kelangsungan hidup memiliki dampak
yang menguntungkan pada hemodinamik paru, karakteristik hematologi, kapasitas
olahraga, mekanik paru-paru, dan kondisi mental.
Tujuan terapi oksigen jangka panjang adalah untuk meningkatkan baseline
15
PaO2 paling sedikit 8,0 kPa (60 mm Hg) at sea level, dan atau menghasilkan SaO2
setidaknya 90%, yang akan memelihara
DAFTAR PUSTAKA
16
17