Anda di halaman 1dari 2

MK.

EKONOMI DAN POLITIK RANCANG KOTA

RESUME
SEKITAR MAKASSAR LIVE 1 OKTOBER 2014
TOPIK :
ALIH FUNGSI LAHAN DI KOTA MAKASSAR
OLEH :
Bpk. ALFIAN NURMASIH
Bpk. ANDI IDHAM P.
Bpk. ANWAR LASAPA
Bpk. NURMAL IDRUS

Banyaknya lahan di kota Makassar yang berganti fungsi dari ruang


privasi berganti menjadi ruang publik, mengakibatkan lahan umum dijadikan
lahan parker oleh pihak-pihak tertentu yang mengakibatkan kemacetan yang
sangat parah. Ini membuat kenyaman warga kota Makassar sangat terganggu.
Sangat jauh pemerintah untuk membuat kota Makassar menjadi kota
dunia apabila kenyamanan masyarakat sudah sangat terganggu. Untuk itu
diperlukan peraturan yang jelas mengenai tata ruang kota untuk dapat
mengatasi hal tersebut.
Kota Makassar sampai saat ini belum mempunyai peraturan mengenai
RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah), dikarenakan pemerintah belum siap
untuk tegas untuk menjalankan peraturan tersebut. Pemerintah selalu
membiarkan pelaku-pelaku untuk mendirikan suatu bangunan diluar RTRW.

MUHAMMAD ARSYAL HK

MK. EKONOMI DAN POLITIK RANCANG KOTA

Pemerintah belum mengesahkan peraturan tersebut tidak lepas dari


politik dan ekonomi kota Makassar. Banyak yang seharusnya lahan umum tapi
dijadikan lahan bisinis itu tidak lepas dari politik pemerintah dengan pelaku
bisnis.
Pemerintah saat ini sebenarnya sudah membuat draft tentang peraturan
rencana tata ruang, tapi belum disahkan oleh DPRD. Hal ini sebenarnya sudah
dikuatkan oleh UUD tentang otonomi daerah, yaitu Pemerintah setempat
diberikan keluasan untuk membuat peraturan daerah tentang tata ruang.
Ekonomi Politik sangat berkaitan dalam hal ini, ijin mudah dikeluarkan
oleh pemerintah dikarenakan adanya imbalan, padahal menurut UUD, orang
yang menyalahi aturan tentang peraturan UUD dapat dipidanakan dan
diberikan sanksi. Hal ini biasa juga disebut sebagai legal corruption.
Mulanya pemerintah harus dapat terlebih dahulu memngelompokkan
mana kawasan lindung, dan mana kawasan binaan. Kawasan lindung
dimaksudkan ialah kawasan yang tidak dapat dibanguni oleh umum dan hanya
dapat dikonservasi oleh pemerintah, contohnya sungai, cagar budaya, hutan
kota, dan ruang terbuka hijau. Nantinya kawasan lindung tidak dapat diganggu
gugat maupun dalam masalh ekonomi politik, sedangkan kawasan binaan
dapat direncanakan dengan ekonomi politik kota tersebut.
Pemerintah harus tegas dalam menjalankan peraturan ini, jika ada yang
melanggar harus dapat dijatuhi sanksi, dan dapat membuat efek jerah kepada
masyarakat kita.

MUHAMMAD ARSYAL HK

Anda mungkin juga menyukai