Anda di halaman 1dari 23

PENINGKATAN KETERAMPILAN TEKNIK DASAR LARI

JARAK PENDEK DENGAN MENGGUNAKAN


MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG
PADA SISWA KELAS X SMK
NEGERI 1 LIMBOTO
ABDUL MUIN AHMAD
PROGRAM STUDI S-I PENJASKESREK
JURUSAN PENDIDIKAN KEOLAHRAGAAN FAKULTAS
ILMU ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2013
ABSTRAK
Abdul Muin Ahmad. NIM. 831 409 104. 2013. Peningkatan ketrampilan teknik dasar
lari jarak pendek dengan menggunakan model pembelajaran langsung pada siswa
kelas x smk negeri 1 limboto Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Limboto Kecamatan
Limboto Kabupaten Gorontalo. Skripsi. S1 Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan
Fakultas
Ilmu
Kesehatan
Dan
Keolahragaan.
Pembimbing
I:
Dra,Hj.Nurhayati.Liputo, M.Pd, Pembimbing II Edy Dharma Putra Duhe,M.Pd
Permasalahan dalam penelitian ini adalah; apakah teknik dasar lari jarak pendek
siswa kelas X SMK Negeri 1 Limboto Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo
dapat ditingkatkan dengan menggunakan model pembelajaran langsung? Penelitan
ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan
dengan menggunakan angket observasi dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis
data menggunakan analisis deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
model pembelajaran langsung dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan teknik dasar lari jarak pendek.
Hipotesis penelitian telah terbukti yang dapat dilihat dari peningkatan kemampuan
siswa dalam melakukan teknik dasar lari jarak pendek meja pada observasi awal
hanya 40% yang dapat melakukan teknik dasar lari jarak pendek dengan kategori
kurang sedangkan 60% berada pada kategori tidak baik. Pada siklus I kemampuan
siswa dalam melakukan teknik dasar lari jarak pendek mengalami peningkatan
menjadi 65% siswa dengan ketogori cukup dan 35% siswa dengan kategori kurang
baik. Sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 80% dengan kategori baik,
bahkan terdapat 20 % siswa dengan kategori cukup.
1

Terkait hasil penelitian tersebut maka dapat disarankan hal-hal sebagai berikut:
1) Model Pembelajaran langsung dapat dijadikan sebagai salah satu rujukan dalam
membelajarkan siswa tentang teknik dasar lari jarak pendek, 2) perlu dilakukan
latihan secara kontinu untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam melalukan
teknik dasar lari jarak pendek, 3) penyediaan fasilitas yang memadai merupakan salah
satu prasyarat untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan teknik dasar
lari jarak pendek baik.
Kata Kunci: Teknik Dasar Lari Jarak Pendek, Model Pembelajaran Langsung
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Salah satu upaya dalam meningkatkan sumber daya manusia Indonesia yang kuat,
sehat, terampil dan bermoral melaui pendidikan jasmani dan olahraga. Pendidikan
jasmani dan olahraga merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan,
bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, ketrampilan gerak,
ketrampilan berpikir kritis, ketrampilan social, penalaram, stabilitas, emosional,
tindakan moral aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui
aktifitas jasmani olahraga dan kesehatan terpilih yang dirancanakan secara sistematis
dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang maksimal.
Dengan demikian, pendidikan seharusnya memberikan sebuah pengalaman yang
membawa dampak perubahan positif baik lahir maupun batin melalui serangkaian
kegiatan yang disesuaikan dengan tingkatan usia dengan mengedepankan proses
pembelajaran yang efektif dan menyenangkan.
Pembelajaran pendidikan jasmani di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan
hal yang sangat penting untuk dipelajari siswa karena pendidikan jasmani
berhubungan untuk menemukan calon bibit baru atau para atlet muda berbakat dan
berpotensi ke arah pencapaian prestasi puncak dalam bidang olahraga tertentu, maka
hal itu tidak lepas dari olahraga pendidikan melalui jalur pendidikan jasmani dan
kesehatan tersebut.
Salah satu cabang olahraga yang termasuk dalam kurikulum di SMK Negeri 1
Limboto adalah Lari jarak pendek. Olahraga lari jarak pendek sangat digemari oleh
para siswa. Hal itu dapat dilihat dari tingginya semangat ketika mereka berolahraga
Lari jarak pendek. Ini dapat dipahami karena Lari jarak pendek merupakan cabang
olahraga yang sangat dikenal dan digemari oleh seluruh lapisan masyarakat.
Oleh karenanya dalam pelaksanaan proses belajar mengajar sangat menuntut
ketrampilan guru untuk menguasai, serta mengatasi masalah-masalah yang timbul
dalam proses belajar dan mengajar. Guru sebagai pendidik dan pelatih dituntut untuk
mampu menentukan model pembelajaran yang tepat, dengan demikian akan dapat
menarik minat siswa yang pada akhirnya melibatkan siswa secara aktif mengikuti dan
memahami serta mempraktekkan dengan sebaik-baiknya, sehingga dapat
meningkatkan hasil dan prestasi itu sendiri.
2

Namun bila kita lihat dilapangan, bahwa masih banyak siswa yang masih kurang
menguasai teknik-teknik dasar dalam olah raga baik dalam atletik, senam maupun
olahraga. Ketidakmampuan siswa dalam menguasai teknik-teknik dasar dalam
olahraga menyebabkan siswa tidak dapat mencapai hasil belajar yang optimal dalam
pembelajaran Penjaskes. Oleh karenanya guru sangat dituntut untuk mengatasi
masalah-masalah yang dihadapi siswa
dalam pembelajaran penjas sehingga
berimplikasi pada peningkatan hasil belajar siswa.
Masalah yang dirasakan para siswa yaitu kurang menguasai teknik dasar start
jongkok, teknik lari dan teknik memasuki finish. Ketiga teknik tersebut harus
dikuasai sprinter untuk mencapai prestasi lari jarak pendek.
Terkait dengan hal ini maka akan digunakan model pembelajaran langsung untuk
mengatasi hal ini. Penggunaan model pembelajaran langsung ini
diharapkan dapat
mengatasi ketrampilan siswa yang kurang mampu menguasai teknik dasar dalam
olahraga lari jarak pendek. Data hasil observasi awal menunjukkan bahwa rata-rata
kemampuan siswa dalam melakukan lari jarak pendek sangat rendah. Dari 20 siswa
hanya 8 siswa (40%) yang dapat melakukan teknik dasar lari jarak pendek, sedangkan
12 siswa (60%) lainnya kurang mampu dalam melakukan teknik dasar lari jarak
pendek dengan benar. Kondisi ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa kurang
menguasai teknik dasar lari jarak pendek. Sehingga
penulis mengharapkan
penggunaan model pembelajaran langsung sangat tepat untuk diterapkan di sekolahsekolah, karena siswa lebih dapat berkonsentrasi pada suatu aspek atau teknik.
Terlebih pada teknik dasar yang mempunyai tingkat kesulitan yang tinggi seperti
untuk melakukan teknik dasar pada olahraga Lari jarak pendek. Melalui penggunaan
model pembelajaran langsung setiap gerakan yang ada pada ketrampilan teknik dasar
Lari jarak pendek dipelajari satu persatu atau bagian perbagian, seperti Letak kaki
belakang terpisah kira-kira 25 30 cm. ujung kaki belakang ditempatkan segaris
dengan tumit kaki muka bila dalam sikap berdiri. Jarak kaki dari garis star kira-kira:
kaki depan 45 cm, kaki belakang 70 cm, tergantung dari panjang tungkai. sehingga
siswa akan lebih mudah dan lebih cepat untuk mempelajari teknik-teknik dalam
teknik dasar lari jarak pendek dan jika semua teknik-teknik telah dikuasai oleh siswa,
maka dengan sendirinya rasa kepercayaan diri pun akan timbul dalam diri siswa.
Sementara itu, berdasarkan hasil pengamatan yang penulis lakukan di
lapangan waktu PPL-2 khususnya pada siswa kelas X SMK Negeri 1 Limboto
menunjukkan bahwa ketrampilan siswa melakukan teknik dasar dalam olahraga lari
jarak pendek belum optimal. Aktualisasi penggunaan model pembelajaran langsung
dalam olahraga atletik lari jarak pendek pada siswa akan dikaji melalui penelitian
yang diformulasikan dengan judul Peningkatan Ketrampilan Teknik Dasar Lari
Jarak Pendek Dengan Menggunakan Model pembelajaran langsung Siswa Kelas
X SMK Negeri 1 Limboto.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasi beberapa masalah
sebagai berikut:
3

Siswa pada umumnya kurang menguasai cara melakukan teknik dasar lari jarak
pendek, Kurangnya pemahaman siswa dalam melakukan teknik dasar lari jarak
pendek dan Kurangnya ketrampilan siswa dalam melakukan teknik dasar lari jarak
pendek. Dari 20 siswa hanya 8 siswa (40%) yang dapat melakukan teknik dasar lari
jarak pendek, sedangkan 12 siswa (60%) lainnya kurang mampu dalam melakukan
teknik dasar lari jarak pendek dengan benar.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah penelitian ini adalah
apakah ketrampilan teknik dasar lari jarak pendek pada olahraga atletik siswa kelas X
SMK Negeri 1 Limboto dapat ditingkatkan dengan menggunakan model
pembelajaran langsung ?
Cara Pemecahan Masalah
Untuk mengatasi permasalahan yang terkait dengan belum optimalnya ketrampilan
siswa Kelas X SMK Negeri 1 Limboto dalam menguasai teknik dasar teknik dasar
lari jarak pendek maka penulis berinisiatif menggunakan model pembelajaran
langsung dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a)
Tahap pertama, guru menjelaskan dengan lisan disertai peragaan pada
setiap unsur gerak.
b)
Setiap unsur gerak ketrampilan teknik dasar lari jarak pendek yang
diperagakan oleh guru berdasarkan metode yang digunakan yakni model
pembelajaran langsung , dilakukan oleh siswa.
c)
Gerakan teknik dasar lari jarak pendek yang dilakukan oleh siswa
diamati dan diberikan koreksi apabila ditemukan gerakan yang salah.
d)
Guru memberikan penguatan terhadap gerakan-gerakan yang
dilakukan oleh siswa berdasarkan instruksi yang diberikan agar siswa merasa
dihargai dan termotivasi untuk lebih memahami dan menguasai teknik dasar
lari jarak pendek.
Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan yang hendak dicapai penulis dalam penelitian ini adalah
untuk mengetahui Peningkatan ketrampilan teknik dasar lari jarak pendek pada
olahraga atletik dengan menggunakan model pembelajaran langsung siswa kelas X
SMK Negeri 1 Limboto.
Manfaat Penelitian
a)
Manfaat penelitian secara teoritis yaitu :

Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu


tentang teknik dasar lari jarak pendek pada cabang nomor lari pada
atletik

Sebagai bahan analisis dan kajian tentang penguasaan teknik


dasar lari jarak pendek pada cabang atletik
4

b)

Manfaat penelitian secara praktis yaitu :

Hasi penelitian ini diharapkan bagi siswa, guru, sekolah dan


peneliti lanjut dapat dijadkan sebagai kebijakan untuk dikembangkan
tentang teknik adasar lari jarak pendek pada khusunya.

Hasil penelitian ini dijadikan sebagai rujukan dalam


mengembangkan pada peneliti selanjutnya.

KAJIAN TEORETIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS


Kajian Teoretis
Atletik
Atletik adalah gabungan dari semua jenis olahraga yang dapat dikelompokan
secara garis besar yaitu Lari, Lempar, Lompat.
Menurut Liputo (2011 : 179) Atletik adalah ibu semua cabang olahraga karena
gerakan-gerakan yang dilakukan pada cabang olahraga yang lain berkaitan erat
dengan gerakan-gerakan yang ada pada cabang olahraga atletik.
Menurut Edi (2013 : 2) Atletik adalah sekumpulan olahraga yang meliputi lari, jalan,
lempar dan lompat, yang telah menjadi aktivitas olahraga tertua dalam peradaban
manusia. Olahraga atletik sering dianggap sebagai induk dari olahraga. Sebab, atletik
terdiri dari unsur-unsur gerak utama yang mendasari banyak cabang olahraga, yaitu
lari, jalan, lompat dan lempar. Semua bentuk olahraga gerak dasarnya berasal dari
atletik.
Menurut Maryani dan Husdarta (2010 : 23) Cabang olahraga yang di dalamnya terdiri
atas nomor jalan, lari, lempar, dan lompat. Kata atletik berasal dari bahasa Yunani
athlon \DQJ EHUDUWL EHUORPED Dalam Olimpiade, atletik merupakan salah satu
olahraga yang paling banyak menyediakan medali emas. Setiap pemecahan rekor
dalam cabang olahraga atletik merupakan suatu catatan sejarah di setiap olimpiade.
Hakekat Lari Jarak Pendek
Pengertian Lari
Lari adalah melangkah dengan kecepatan tinggi dari pertama star sampai finis tanpa
melihat lawan yang berada di samping kiri dan kanan.
Lari adalah gerakan melangkah dengan kecepatan tinggi. Sedangkan perbedaan lari
dengan jalan adalah pada saat jalan salah satu kaki selalu berhubungan dengan tanah
sedangkan pada saat lari ada saatnya tubuh melayang di udara atau tidak menyentuh
tanah.
Lari jarak pendek adalah berlari dengan kecepatan penuh sepanjang jarak yang harus
ditempuh, atau sampai jarak yang telah ditentukan. Pelarinya bisa juga disebut
dengan sprinter.
Menurut Widya (2004:13) Mendefinisikan bahwa lari adalah frekwensi
langka yang dipercepat sehingga pada waktu berlari ada kecendrungan badan
melayang. Urutan keseluruhan gerak lari yaitu fase topang, melayang, dan topang.
Dalam fase topang badan pelari diperlambat (topang depan) kemudian dipercepat (
fase dorong). Dalam fase laying kaki bebas mengayun mendahului badan sprinter dan
5

diluruskan untuk persiapan sentu tanah (ayunan kedepan tanah) sedangkan yang
paling akhir kaki topang dibengkokan dan diayunkan kebadan sprinter, Harald Muller
(2000 : 10).
Menurut Muhajir (2003:92) bahwa lari jarak jartak pendek atau cepat adalah suatu
perlombaan lari dimana semua peserta berlari dengan kecepatan penuh dengan
menempuh jarak 100m, 200m, dan 400m.
Nomor- Nomor Yang Dilombakan Dalam Olahraga Atletik
Nomor lari jarak pendek atau lari 100 meter merupakan salah satu kategori lari
(sprint) yang menggunakan sistem energy anaerobic karena jarak tempuh yang di
lalui lebih dekat dan memacu pelari untuk menggunakan kemampuan maksimal yaitu
dengan menerahkan tenaga yang tinggi untuk mencapai garis finidh dalam waktu
sesingkat-singkatnya. Lari 100 meter untuk sprint merupakan salah satu nomor atletik
yang banyak menarik perhatian dari para atlit maupun penggemar olahraga pada
umumnya.
Pengertian yang dikemukakan oleh basuki(1997:57) bahwa lari cepat adalah semua
lomba lari dimana peserta berlari dengan kecepatan penuh sepanjang jarak yang harus
ditempuh.
Pendapat yang sama dikemukakan oleh syarifudin (1992:3)bahwa lari cepat
(sprint) adalah suatu cara lari diamana peserta harus menempuh seluruh jarak
dengan kecepatan semaksimal mungkin.
Kedua pengertian diatas menekankan bahwa unsure kecepatan harus di miliki
oleh seorang sprinter. Dalam ari jarak pendek ada tiga fase teknik dasar yaitu
VHVXDL SHQGDSDW 87RQDWK PHQ\DWDNDQ EDKZD7HNQLN Gasar lari jarak
pendek ada tiga yaitu 1) teknik start 2) teknik lari 3)teknik masuk finish.
a.
Nomor Lari
-.Lari jarak pendek 100, 200, 400 meter
-.Lari jarak menengah 800 , 1500 meter
-.Lari jarak jauh 5000, 10000 meter dan marathon 42,195 km
b.
Start
Dalam perlombaan lari,ada tiga cara start, ialah:
-star berdiri (standing start)
-star jongkok (crouching start)
- start melayang (flying start) dilakukan hanya untuk pelari ke II, III dan IV
dalamlari estapet 4 x 100 m.
c.
Teknik Start
Sikap start pada aba-aba bersedia
Perhatikan!!! Pada aba-aba bersedia pelari maju menuju garis start untuk
menempatkan kaki tumpu pada balok start, kaki yang kuat diletakan di
depan. Letakkan tangan tepat di belakanggarisstart.
Hal-hal yang penting dalam sikap start:
1. Letak tangan lebih lebar sedikit dari bahu, jari-jari dan ibu jari membentuk
6

huruf V terbalik, bahu condong ke depan/sedikit di depan tangan, lengan


lurus.
2. Kepala sedemikian rupa sehingga leher tidak tegang, mata memandang ke
lintasan kira-kira 2m atau pandangan di antara kedua lengan menghadap
garis star.
3.Tubuh rileks/ tidak kaku
4.Pikiran dipusatkan pada aba-aba berikutnya.
5. Jarak letak kaki terhadap garis star tergantung dari bentuk sikap yang
dipegunakan:
a) Bunch start/start jongkok jarak pendek
Letak kaki belakang terpisah kira-kira 25 30 cm. ujung kaki belakang
ditempatkan segaris dengan tumit kaki muka bila dalam sikap berdiri. Jarak
kaki dari garis star kira-kira: kaki depan 45 cm, kaki belakang 70 cm,
tergantung dari panjang tungkai.
b) Medium start/start jongkok jarak menengah
Pada waktu sikap berlutut, letak lutut kaki belakang di samping ujung kaki
depan, jarak kaki dari garis star kira-kira kaki depan 37 cm, kaki belakng 85
cm,tergantung dari panjang tungkai.
c) Longated start/start jongkok jarak jauh
Pada waktu sikap lutut, letak lutut kaki belakang di samping bagian belakang
dari tumit kaki depan, jarak kaki dai agis star kira-kira: kaki depan 32 cm,
kaki belakang 100 cm, tergantung dari panjang tungkai masing-masing
pelari.
d.
Gerakan Pada Aba-aba Siap
Angkat pinggul kearah atas hingga sidikit lebih tinggi dari bahu, jadi garis
punggung menurun kedepan. Berat badan lebih kedepan. jaga keseimbngan
sampai aba-aba berikutnya bunyi pistol. Kepala rendah, leher tetap rileks
(santai aja!), pandangan ke arah garis star di antara bawah tangan. Lengan
tetap lurus/ siku jangan bengkok. Pada waktu mengangkat pinggul disertai
dengan mengambil nafas dalam-dalam. yang paling penting konsentrasi
penuh pada bunyi pistol/ bunyi sempritan atau bunyi lainya yang disepakati
bersama. Gerakan pada saat aba-aba Ya atau Bunyi Pistol
2.1.2 Hakekat Model Pembelajaran Langsung
a. Pengertian model langsung
Model pembelajaran langsung merupakan model pembelajaran yang lebih berpusat
pada guru dan lebih mengutamakan strategi pembelajaran efektif guna memperluas
informasi materi ajar.
b. Pengajaran langsung
Pengajaran
langsung adalah pengajaran yang
membantu siswa memeroleh
pengetahuan dengan cara melakukan sesuatu dan membantu siswa untuk memahami
pengetahuan secara selangkah demi selangkah.
7

(Anonim, 2005) mengemukakan bahwa pengajaran langsung merupakan suatu model


pengajaran yang menuntut guru sebagai model yang menarik bagi siswa dalam
mendemonstrasikan pengetahuan atau ketrampilan yang akan dilatihkan kepada siswa
secara langkah demi langkah.
(Indana, 2003) Pada penerapan model pengajaran langsung, sebagian besar tugas
guru adalah membantu siswa memeroleh pengetahuan prosedural, yakni, bagaimana
melakukan sesuatu dan membantu siswa untuk memahami pengetahuan deklaratif,
yaitu pengetahuan tentang sesuatu. Model pembelajaran langusng selain efektif untuk
digunakan oleh siswa menguasai suatu pengetahuan deklaratif dan pengetahuan
procedural maka juga efektif digunakan unrtuk mengembangkan ketrampilan belajar
siswa.
(Rosenshina dan stevens, 1986) Pembelajaran langsung khusus dirancang untuk
mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan
deklaratif yang dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah.
Langkah-langkah :
a) Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa.
b) Mendemonstrasikan pengetahuan danm ketrampilan.
c) Membimbing pelatihan.
d) Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik.
e) Memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan.
c. Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah model pembelajaran yang lebih berpusat kepada guru,
sehingga guru lebih aktif dibandingkan siswa yang pasif.
(Rosdiani : 2012) mengemukakan bahwa model pembelajaran merupakan sebuah
rencana yang dimanfaatkan untuk merancang. Isi yang terkandung di dalam model
pembelajaran adalah berupa strategi pengajaran yang digunakan untuk mencapai
tujuan instruksional.
Model pembelajaran yang cocok untuk diterapkan saat ini yaitu : pengalaman
praktik, telaahan teori-teori tertentu, dan hasil penelitian. Atas dasar inilah maka lahir
kelompok-kelompok model pembelajaran.
d. Tujuan Pembelajaran
Menurut saya Tujuan Pembelajaran adalah suatu pernyataan yang jelas yang
ditunjukkan oleh penampilan dab ketrampilan siswa tertentu yang diharapkan dapat
dicabai sebagai hasil belajar.
Menurut Rosdiani (2012 : 96) Tujuan pembelajaran merupakan tujuan antara dalam
upaya mencapai tujuan-tujuan lain yang lebih tinggi tingkatannya, yakni tujuan
pendidikan dan tujuan pembangunan nasional.
Menurut Illahi (2012: 44) Tujuan pembelajaran berupaya untuk memperoleh
pengetahuan tentang materi dan kondisi lingkungan sekitar agar mendapatkan
pengalaman baru yang mencerahkan.
Adapun juga tujuan pembelajaran menurut Qomarullah dkk (2012 : 20) sebagai
berikut :
8

1.
Membantu pertumbuhan dengan bertambahnya tinggi dan berat badan
secara harmonis.
2.
Mengembangkan kesehatan, kesegaran jasamani, dan memiliki
keterampilan atletik.
3.
Mengerti dan memahami akan pentingnya kesehatan, kesegaran
jasmani, dan mental.
4.
Mampu mengisi waktu luang dengan aktivitas jasmani yaitu atletik.
e. Melalui Model Pembelajaran Langsung
Seperti yang dikemukakan di atas metode merupakan suatu cara yang digunakan
untuk melangsungkan proses belajar mengajar sehingga apa yang menjadi tujuan
mengajar dapat dicapai. Dengan demikian model pembelajaran langsung bila
diterapkan pada olahraga tenis meja khususnya pelaksanaan teknik dasar teknik dasar
lari jarak pendek yang dilakukan dengan posisi berdiri,
maka tahap-tahap
pelaksanaannya adalah.
a) Tahap pertama, guru menjelaskan dengan lisan disertai peragaan pada setiap
unsur gerak.
b) Setiap unsur gerak ketrampilan teknik dasar lari jarak pendek yang
diperagakan oleh guru berdasarkan metode yang digunakan yakni model
pembelajaran langsung , dilakukan oleh siswa.
c) Gerakan teknik dasar lari jarak pendek yang dilakukan oleh siswa diamati dan
diberikan koreksi apabila ditemukan gerakan yang salah.
d) Guru memberikan penguatan terhadap gerakan-gerakan yang dilakukan oleh
siswa berdasarkan instruksi yang diberikan agar siswa merasa dihargai dan
termotivasi untuk lebih memahami dan menguasai teknik dasar teknik dasar lari
100 m.
Melalui penggunaan model pembelajaran langsung dalam mengajarkan
teknik dasar lari jarak pendek diharapkan mampu meningkatkan kecakapan siswa
dalam melakukan teknik dasar lari jarak pendek. Melalui kecakapan tersebut
diharapkan siswa mampu bermain tenis meja dengan baik.
2.2
Pengajuan Hipotesis
Berdasarkan kajian teoritis tersebut, maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini
adalah Jika model pembelajaran langsung digunakan maka ketrampilan teknik dasar
lari jarak pendek pada siswa Kelas X SMK Negeri 1 Limboto akan meningkat.
2.3
Indikator Kinerja
Adapun yang menjadi indikator kinerja dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK
) ini adalah bila minimal 75% kemampuan siswa yang menjadi objek penelitian
sudah mampu melakukan ketrampilan teknik dasar lari jarak pendek dengan
kriteria penilaian 70 89 (Baik), maka penelitian dinyatakan selesai.

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
Latar dan Karakteristik Subjek Penelitian
3.1.1. Latar Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Limboto Kabupaten
Limboto
3.1.2. Karakteristik Subjek Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) adalah siswa Kelas X SMK Negeri 1 Limboto
yang terdaftar pada semester genap tahun pelajaran 2012 / 2013. yang terdiri dari
siswa laki-laki dan siswa perempuan dengan jumlah 20 siswa. Siswa yang diteliti
berusia sekitar 16 s.d 17 tahun
3.2
Variabel Penelitian
Adapun variabel dalam penelitian ini adalah
3.2.1 Variabel Input
Variabel input dalam penelitian ini adalah siswa yang menjadi subjek penelitian
dengan segala karakteristiknya, guru sebagai fasilitator pembelajaran, fasilitas yang
digunakan dalam model pembelajaran langsung yang digunakan dalam
pembelajaran, serta fasilitas lainnya yang digunakan dalam pembelajaran.
3.2.2 Variabel Proses
Variabel proses dalam
penelitian ini adalah
proses untuk meningkatkan
meningkatkan ketrampilan teknik dasar dalam olahraga
lari 100 m, dengan
menggunakan model pembelajaran langsung siswa Kelas X SMK Negeri 1 1Limboto
Kabupaten Limboto
10

3.2.3 Variabel Output


Variabel output dalam penelitian ini adalah meningkatkan ketrampilan teknik dasar
lari jarak pendek menurut (Sumarno dkk, 2008:358)
ditunjukkan dengan beberapa
indikator sebagai berikut:
3.3
Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian dilaksanakan sesuai dengan dikeluarkannya
SK
penelitian, yang mencakup semua langkah-langkah penelitian mulai dari persiapan
sampai dengan akhir pelaksanaan penelitian, yang dilakukan dalam tahapan siklus.
Penelitian ini akan dilaksanakan selama 4 bulan yaitu dari bulan Pebruari 2013
sampai dengan Mei 2013.
3.4
Tahap Penelitian
3.4.1 Tahap Persiapan
Persiapan yang dilakukan sehubungan dengan penelitian tindakan kelas ini
adalah :
1)
Melakukan konsultasi dengan Kepala SMK Negeri 1 Limboto
Kabupaten Limboto bersama guru mitra tentang rencana tindakan dan
kegiatan penelitian yang akan dilakukan.
2)
Membahas kemungkinan permasalahan yang akan muncul selama
proses pelaksanaan penelitian serta mendesain skenario sesuai dengan teknik
yang telah direncanakan.
3)
Menyusun instrument pengumpulan data
4)
Menyusun skenario pembelajaran (RPP) sebagai dalam dalam
pelaksanaan tindakan dalam setiap siklus.
3.4.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan kelas ini
dilaksanakan mengacu para rencana
pembelajaran yang telah disusun. Untuk memaksimalkan hasil yang dicapai maka
penulis bekerja sama dengan guru mitra dalam melaksanakan kegiatan sesuai dengan
kegiatan yang telah direncanakan dengan menggunakan persiapan pembelajaran yang
mencakup langkah-langkah pembelajaran yang harus dilakukan oleh guru dalam
menerapkan teknik mengajar atau metode pelaksanaan tindakan kepada siswa dengan
menggunakan lembar observasi yang telah disediakan untuk mengetahui dan
mengumpulkan data mengenai segala sesuatu yang terjadi saat proses pelaksanaan
kegiatan dengan lebih memfokuskan perhatian pada peningkatan ketrampilan teknik
dasar lari jarak pendek dalam olahraga lari 100m.
Tahapan pelaksanaan tindakan dalam penelitian tindakan kelas ini dirinci
sebagai berikut:
1. Letak tangan lebih lebar sedikit dari bahu, jari-jari dan ibu jari membentuk
huruf V terbalik, bahu condong ke depan/sedikit di depan tangan, lengan lurus.
2. Kepala sedemikian rupa sehingga leher tidak tegang, mata memandang ke
lintasan kira-kira 2m atau pandangan di antara kedua lengan menghadap garis
star.
3. Tubuh rileks/ tidak kaku
11

4. Pikiran dipusatkan pada aba-aba berikutnya.


5. Jarak letak kaki terhadap garis star tergantung dari bentuk sikap yang
dipegunakan
PERENCANAAN TINDAKAN
Kegiatan yang dilaksanakan pada siklus I adalah sebagai berikut:
a. Kegiatan Awal
1)
Persiapan
2)
Berdoa
3)
Presensi
4)
Straching
5)
Pemanasan
b. Kegiatan Inti
1)
Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang olahraga teknik dasar
lari jarak pendek
2)
Siswa secara
kelompok ditugaskan
untuk menemukan cara
melakukan teknik dasar lari jarak pendek dengan baik
3)
Siswa secara individu ditugaskan untuk menemukan cara melakukan
teknik dasar lari jarak pendek dengan baik
4)
Penguatan terhadap ketrampilan siswa dalam melakukan teknik dasar
teknik dasar lari jarak pendek dengan tepat.
c. Kegiatan Akhir
1.
Pelemasan
2.
Simpulan
3.
Berdoa
3.4.3
Tahap Pemantauan dan Evaluasi
Pada tahap pemantauan dan evaluasi ini, dilaksanakan pada saat proses
pelaksanaan tindakan berlangsung dan dari pelaksanaan tindakan
yang telah
diberikan.
Ketika proses pelaksanaan tindakan dilaksanakan, peneliti mengadakan
observasi terhadap ketrampilan siswa dalam mempraktekkan teknik dasar teknik
dasar lari jarak pendek sesuai dengan bagian-bagian tahapan pelaksanaan tindakan.
Apabila telah selesai dalam pelaksanaan tindakan secara keseluruhan, maka peneliti
melihat kembali perkembangan siswa dalam penguasaan kata tersebut.
Untuk dapat mengetahui atau mengukur hasil pembelajaran yang telah
diberikan, maka diberikan penilaian standar
dengan menggunakan penilaian
kuantitatif dengan interval 0 100 yang dirinci sebagai berikut :
1. Nilai 90 100. kategori Baik Sekali ( BS ).
2. Nilai 75 89. kategori Baik ( B ).
3. Nilai 60 74. kategori Cukup ( C ).
4. Nilai 40 59. kategori Kurang ( K ).
5. Nilai 0 39. kategori Kurang Sekali ( KS ).
12

Kegiatan selanjutnya adalah dalam menentukan kategori siswa yang tergolong


mampu dan belum mampu dalam melakukan teknik teknik dasar lari 100 m, dapat
dilihat total dari nilai yang diperoleh siswa dalam melakukan teknik dasar tersebut
dengan empat indikator penilaian sesuai pada bentuk tindakan yang diberikan.
3.4.4 Tahap Analisis dan Refleksi
Data yang diperoleh dari hasil observasi dan evaluasi dianalisis secara
deskriptif dan diadakan telaah untuk mengetahui apakan kegiatan yang telah
dilakukan dapat memberikan pemahaman dan ketrampilan serta peningkatan siswa
dalam melaksanakan teknik dasar lari jarak pendek. Di samping itu hasil dari
kegiatan tersebut dapat dijadikan acuan bagi siswa sekaligus bagi guru dalam
perencanaan siklus berikutnya.
3.5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi;
1) Observasi; teknik ini dilakukan dengan maksud untuk mengamati ketrampilan
siswa dalam melakukan tehnik dasar lari jarak penek.
2) Dokumentasi, teknik ini dilakukan dengan mendokumentasikan kegiatan
penelitian.
3) Tes, untuk pengumpulan data hasil belajar siswa
3.6 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis persentase.
Dengan teknik ini maka akan memberikan gambaran keadaan suatu objek yang
diteliti dengan melakukan persentase terhadap hasil yang diperoleh dari penelitian.

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Hasil Penelitian
4.1.1 Deskripsi Pelaksanaan Tindakan
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada siswa Kelas XI SMK Negeri
Limboto Kabupaten Limboto. Peneliti dalam kegiatan penelitian didampingi oleh
guru penjas dan Kepala Sekolah.
Penelitian dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap pelaksanaan siklus dilakukan
analisis dan refleksi terhadap kegiatan penelitian yang dilakukan. Berdasarkan hasil
analisis dan refleksi ditetapkan langkah kegiatan yang akan dilakukan berdasarkan
hasil penelitian.
4.1.2 Deskripsi Hasil Tindakan
13

4.1.2.1 Observasi Awal


Kegiatan obervasi awal dilaksanakan tanggal 30 Mei 2013. Kegiatan ini
difokuskan pada peningkatkan kemampuan teknik dasar lari jarak pendek. Kegiatan
yang telah dilaksanakan selama observasi awal di paparkan sebagai berikut:
a.
Kegiatan Awal
1) Persiapan
2) Presensi
3) Straching
4) Pemanasan
d.
Kegiatan Inti
1) Melatih siswa melakukan teknik dasar lari jarak pendek.
e.
Kegiatan Penutup
1) Pelemasan
2) Menyimpulkan cara melakukan teknik dasar lari jarak pendek.
Hasil observasi awal menunjukkan bahwa terdapat 40% siswa atau 8 siswa
yang memiliki kategori kurang dalam melakukan teknik dasar lari jarak pendek, dan
sisanya 60% siswa atau 12 siswa yang
memiliki kategori tidak baik dalam
melakukan teknik dasar lari jarak pendek. Hasil observasi awal ditampilkan pada
tabel berikut:
Tabel 1
Hasil Observasi Awal
No

Rentang Nilai

Kriteria Aspek

1
2
3
4

Baik
Cukup
Kurang
Tidak Baik
Jumlah

76 100
56 75
40 55
< dari 40
-

Aspek Penilaian
Jumlah
Persentase
0
0
0
0
8
40
12
60
20
100

Hasil observasi awal yang dilakukan tersebut jelas menunjukkan bahwa sebagian
besar siswa yang ada di Kelas X SMK 1 Negeri Limboto
belum memiliki
kemampuan yang baik dalam melakukan teknik dasar lari jarak pendek. Tingkat
capaian rata-rata kemampuan siswa dalam melakukan teknik dasar lari jarak pendek
sangat rendah. Dari tiga indikator yang digunakan untuk mengukur kemampuan
siswa dalam melakukan teknik dasar lari jarak pendek menunjukkan bahwa ketiga
indikator tersebut berada pada angka yang kurang memuaskan. Indikator tersebut
adalah a) start jongkok: penempatan antara ujung kaki bagian depan dengan lutut
belakang, sikap badan dan lengan , b) posisi lari: menolakkan kaki kanan
dilangkahkan kedepan bersamaan dengan lengan atau tangan kiri di ayun ke depan
kemudian lari terus sampai jarak yang ditentukan , dan c) posisi melewati garis finish:
14

lari terus secepat-cepatnya melewati garis fisish dengan tidak mengubah posisi lari
dan pada saat melewati garis finish dada di condongkan ke depan
Dari tiga indikator tersebut menunjukkan bahwa ketiga indikator itu berada pada
posisi yang kurang optimal. Terkait dengan hal ini maka
dilakukan kegiatan
pembelajaran melalui siklus I untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan
anak dalam melakukan teknik dasar lari jarak pendek. Dari kegiatan refleksi yang
dilakukan secara bersama-sama pada observasi awal dapat disimpulkan sebagai
berikut :
a.
Sebagian besar siswa belum mampu melakukan gerakan teknik dasar
lari jarak pendek.
b.
Siswa belum dapat memahami teknik gerakan gerakan teknik dasar
lari jarak pendek yang dilatihkan guru.
c.
Siswa kurang memperhatikan posisi kaki dalam melakukan gerakan
start jongkok. Dalam konteks ini posisi kaki dan peletakkan jari-jari tangan
kurang sesuai dengan yang diharapkan
d.
Siswa kurang memiliki pemahaman yang memadai tentang cara
melakukan gerakan gerakan teknik dasar lari jarak pendek.
e.
Penempatan posisi lari siswa
salah, dalam konteks ini
posisi
menolakkan kaki kanan dilangkahkan kedepan bersamaan dengan lengan atau
tangan kiri di ayun ke depan kemudian lari terus sampai jarak yang ditentukan
tidak dilaksanakaan dengan benar.
f.
Posisi finish siswa juga kurang tepat sehingga ketika melewati garis
finish badan tidak dicondongkan kedepan.
Hasil analisis yang diperoleh pada observasi awal tersebut menjadi bahan masukan
untuk dilaksanakan pada siklus I.
4.1.2.2 Hasil Pengamatan Kegiatan Belajar Mengajar
A. Siklus I
Kegiatan siklus I dilaksanakan tanggal 31 Mei 2013.
Kegiatan siklus I
dilaksanakan secara bersama-sama oleh peneliti, dan guru mitra. Kegiatan siklus I ini
dilakukan mengacu pada langkah-langkah yang ada pada Rencana Peksanaan
Pembelajaran (RPP).
Kegiatan siklus I dilaksanakan dengan tahapan kegiatan sebagai berikut:
a.
Kegiatan Awal
1) Persiapan
2) Presensi
3) Straching
4) Pemanasan
b.
Kegiatan Inti
1)
Guru menjelaskan teknik dasar lari jarak pendek.
2)
Siswa memperhatikan materi yang di jelaskan oleh guru
3)
Guru mempraktekkan teknik dasar lari jarak pendek.
4)
Siswa memperhatikan gerakan yang di praktekkan oleh guru
15

5)
Guru memerintahkan siswa melakukan gerakan yang di
praktekkan guru
6)
Siswa melakukan gerakan teknik dasar lari jarak pendek.
7)
Guru mengadakan evaluasi
c.
Kegiatan Penutup
1) Pelemasan
2) Menyimpulkan cara melakukan teknik dasar lari jarak pendek.
Dari kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I diperoleh
gambaran tentang kemampuan siswa dalam melakukan teknik dasar lari jarak pendek
sebagaimana yang ditampilkan pada tabel berikut:
Tabel 2
Hasil Siklus I
No

Rentang Nilai

Kriteria Aspek

1
2
3
4

Baik
Cukup
Kurang
Tidak Baik
Jumlah

76 100
56 75
40 55
< dari 40
-

Aspek Penilaian
Jumlah
Persentase
0
0
13
65
7
35
0
0
20
100

Tabel di atas menunjukkan bahwa terdapat 13 siswa (65%) yang telah dapat
melakukan teknik dasar lari jarak pendek dengan kategori cukup dan terdapat 7
siswa atau 35% yang dapat melakukan teknik dasar lari jarak pendek dengan kategori
kurang.
Realitas ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan yang cukup signifikan
dari kemampuan siswa untuk melakukan teknik dasar lari jarak pendek setelah
dikenai tindakan dengan menggunakan metode pembelajaran langsung. Dalam
konteks ini tidak terdapat lagi siswa yang memiliki kemampuan kurang dalam
melakukan teknik dasar lari jarak pendek. Namun demikian tingkat kemampuan
siswa lebih didominasi oleh siswa yang memiliki kemampuan cukup sedangkan
hanya sebagian kecil siswa yang memiliki kemampuan baik.
Dari hasil analisis dan refleksi yang dilakukan secara bersama-sama pada siklus I
dapat disimpulkan sebagai berikut :
a.
Sebagian besar siswa belum mampu melakukan gerakan Tehnik
dasar lari jarak pendek
b.
Siswa mulai dapat memahami teknik gerakan teknik dasar lari jarak
pendek yang dilatihkan guru.
c.
Siswa mulai memperhatikan posisi kaki dalam melakukan gerakan
start jongkok. Dalam konteks ini posisi kaki dan peletakkan jari-jari tangan
kurang sesuai dengan yang diharapkan
16

d.
Siswa mulai memiliki pemahaman yang memadai tentang cara
melakukan teknik dasar lari jarak pendek.
g.
Penempatan posisi lari mulai dipahami siswa sehingga memberikan ,
dalam konteks ini posisi menolakkan kaki kanan dilangkahkan kedepan
bersamaan dengan lengan atau tangan kiri di ayun ke depan kemudian lari
terus sampai jarak yang ditentukan tidak dilaksanakaan dengan benar.
e.
Posisi finish siswa juga berada pada posisi yang tepat sehingga ketika
melewati garis finish badan sudah dicondongkan kedepan
Berdasarkan hasil analisis dan refeleksi yang dilakukan pada siklus I maka
peneliti menyimpulkan bahwa penelitian akan dilanjutkan ke siklus II. Pada siklus II
berbagai kelemahan siswa dalam memahami serta mengaktualisasikan kemampuan
untuk gerakan teknik dasar lari jarak pendek akan diperbaiki atau dituntaskan.
B. Siklus II
Kegiatan siklus II dilaksanakan tanggal 17 Juni 2013.
Sebagaimana
pelaksanaan Kegiatan siklus I, kegiatan pada siklus II ini
dilaksanakan secara
bersama-sama oleh tim peneliti yang terdiri dari peneliti dan guru Kelas XI. Tahapan
kegiatan yang dilakukan pada siklus II dilakukan dengan memperhatikan berbagai
kelemahan dalam pelaksanaan siklus I serta mengacu pada langkah-langkah yang ada
pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dirancang sebelumnya.
Tahapan kegiatan yang dilaksanakan pada siklus II sebagai berikut:
a.
Kegiatan Awal
1) Persiapan
2) Presensi
3) Straching
4) Pemanasan
b.
Kegiatan Inti
1)
Guru menjelaskan teknik dasar lari jarak pendek.
2)
Siswa memperhatikan materi yang di jelaskan oleh guru
3)
Guru mempraktekkan teknik dasar lari jarak pendek.
4)
Siswa memperhatikan gerakan yang di praktekkan oleh guru
5)
Guru memerintahkan siswa melakukan gerakan yang di
praktekkan guru
6)
Siswa melakukan gerakan teknik dasar lari jarak pendek.
7)
Guru mengadakan evaluasi
c. Kegiatan Penutup
1) Pelemasan
2) Menyimpulkan gerakan dasar lari jarak pendek.
Dari langkah-langkah kegiatan yang dilaksanakan pada siklus II tersebut telah
memberikan hasil yang sangat memuaskan. Dalam konteks ini terjadi perubahan
kemampuan siswa dalam melakukan teknik dasar lari jarak pendek. Deskripsi tentang
perubahan kemampuan siswa dalam teknik dasar lari jarak pendek ditampilkan pada
tabel berikut:
17

Tabel 3
Hasil Siklus 2
No

Rentang Nilai

Kriteria Aspek

1
2
3
4

Baik
Cukup
Kurang
Tidak Baik
Jumlah

76 100
56 75
40 55
< dari 40
-

Aspek Penilaian
Jumlah
Persentase
16
80
4
20
0
0
0
0
20
100

Analisis yang ditunjukkan Tabel di atas menunjukkan bahwa kemampuan


siswa dalam melakukan teknik dasar lari jarak pendek mengalami perkembangan
yang sangat signifikan. Hal ini ditunjukkan dari tingkat capaian kemampuan siswa
untuk melakukan teknik dasar lari jarak pendek yang berada pada kategori baik
sebanyak 80% atau 16 siswa, sedangkan 4 siswa 20% siswa yang memiliki
kemampuan cukup dalam melakukan teknik dasar lari jarak pendek. Hal ini
menunjukkan bahwa siswa pada umumnya telah memiliki kemampuan yang optimal
dalam melakukan teknik dasar lari jarak pendek setelah dikenai tindakan pada siklus
II dengan menggunakan model pembelajaran langsung. Dalam konteks ini tidak
terdapat lagi siswa yang memiliki kemampuan kurang dan tidak baik dalam
melakukan teknik dasar lari jarak pendek.
Peningkatan kemampuan siswa dalam melakukan teknik dasar lari jarak pendek ini
karena adanya upaya sistematis yang dilakukan guru untuk mengoptimalkan
kemampuan siswa melalui penggunaan model pembelajaran langsung. Dalam
penggunaan model pembelajaran ini guru, secara proaktif membimbing siswa untuk
melakukan teknik dasar lari jarak pendek dengan start jongkok: penempatan antara
ujung kaki bagian depan dengan lutut belakang, sikap badan dan lengan ,posisi lari:
menolakkan kaki kanan dilangkahkan kedepan bersamaan dengan lengan atau tangan
kiri di ayun ke depan kemudian lari terus sampai jarak yang ditentukan , dan posisi
melewati garis finish: lari terus secepat-cepatnya melewati garis fisish dengan tidak
mengubah posisi lari dan pada saat melewati garis finish dada di condongkan ke
depan
Pada siklus II ini pula setiap tahapan kegiatan yang dilakukan guru memperhatikan
kelemahan-kelemahan yang ditunjukkan siswa. Mengacu pada kelemahan yang
ditunjukkan siswa tersebut guru melakukan pendampingan serta
memberikan
bimbingan yang optimal, sehingga semua siswa memahami teknik dasar dalam
melakukan lari jarak pendek. Jika semua siswa sudah menguasainya maka tahap
18

selanjutnya guru melanjutkan dengan teknik lainnya yaitu start jongkok: penempatan
antara ujung kaki bagian depan dengan lutut belakang, sikap badan dan lengan ,
posisi lari: menolakkan kaki kanan dilangkahkan kedepan bersamaan dengan lengan
atau tangan kiri di ayun ke depan kemudian lari terus sampai jarak yang ditentukan ,
dan posisi melewati garis finish: lari terus secepat-cepatnya melewati garis fisish
dengan tidak mengubah posisi lari dan pada saat melewati garis finish dada di
condongkan ke depan
. Prosedur yang sama juga dilakukan dalam membimbing siswa untuk melaukan
teknik dasar lari jarak pendek. Teknik ini pun pada siklus ke II ternyata mampu
meningkatkan kemampuan siswa, sehingga secara optimal semua siswa dapat
melakukan teknik dasar lari jarak pendek dengan optimal.
Dari hasil analisis dan refleksi yang dilakukan secara bersama-sama pada siklus II
dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Sebagian besar siswa yang sudah mampu melakukan gerakan teknik dasar
lari jarak pendek dengan kategori baik dan sangat baik
2. Siswa pada umumnya sangat memahami teknik dasar lari jarak pendek yang
dilatihkan guru.
3. Siswa telah mampu memperhatikan posisi kaki dalam melakukan gerakan
start jonkok. Dalam konteks ini posisi kaki dan peletakkan jari-jari sangat sesuai
dengan yang diharapkan
4. Siswa pada umumnya memiliki pemahaman yang memadai tentang cara
melakukan teknik dasar lari jarak pendek.
5. Penempatan posisi lari mulai dipahami
siswa sehingga memberikan
kelenturan badan untuk melakukan lari jarak pendek, dalam konteks ini pada saat
posisi lari menolakkan kaki kanan dilangkahkan kedepan bersamaan dengan
lengan atau tangan kiri di ayun ke depan kemudian lari terus sampai jarak yang
ditentukan tidak dilaksanakaan saat secara utuh.
6. Posisi finish siswa pada umumnya berada pada posisi yang tepat sehingga
ketika memasuki garis finish badan sudah dicondongkan kedepan dilakukan
dengan tepat.
Berdasarkan hasil analisis dan refeleksi yang dilakukan pada siklus II maka
peneliti menyimpulkan bahwa penelitian tidak dilanjutkan ke siklus III, karena secara
umum siswa telah mampu melakukan teknik dasar lari jarak pendek.
4.2 Pembahasan
Teknik dasar lari jarak pendek merupakan salah satu teknik yang sangat
diperlukan dalam olahraga atletik khususnya lari jarak pendek. Untuk memberikan
pemahaman yang memadai tentang lari jarak pendek dapat dilakukan dengan
menggunakan model pembelajaran langsung. Penggunaan model pembelajaran
langsung didasarkan pada pertimbangan bahwa model pembelajaran langsung sangat
efektif dilakukan, ketika siswa diperhadapkan dengan melakukan atau
memperaktekkan teknik-teknik dasar yang mempunyai tingkat kesulitan tinggi,
sehingga dengan penerapan model ini siswa dapat dengan mudah memahami strategi
dalam melakukan teknik dasar lari jarak pendek serta mempraktekkannya dengan
19

baik. Dalam konteks yang


bersamaan dengan model pembelajaran lansung
merupakan salah satu cara yang tepat untuk diterapkan, karena siswa lebih dapat
berkonsentrasi pada suatu aspek terlebih pada teknik dasar yang mempunyai tingkat
kesulitan yang tinggi seperti untuk melakukan lari jarak pendek
Dalam implementasinya penggunaan model pembelajaran langsung dilakukan
dengan memberikan
tugas-tugas belajar secara sistematis yang terdiri dari
seperangkat tindakan guru, penyediaan kondisi belajar yang efektif serta bimbingan
yang difokuskan pada penguasaan isi dari pengalaman belajar yang diarahkan untuk
mencapai tujuan yang diharapkan. Melalui model ini maka siswa akan memiliki
pemahaman yang memadai tentang cara melakukan teknik dasar lari jarak pendek.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum terjadi peningkatan kemampuan
siswa dalam melakukan teknik dasar lari jarak pendek setelah dikenai tindakan
dengan menggunakan model pembelajaran lansung. Dari kegiatan observasi awal
jelas menunjukkan bahwa dari 20 siswa di Kelas X SMK Negeri 1 Limboto hanya 8
siswa (40%) yang kurang dapat melakukan teknik dasar lari jarak pendek. Sedangkan
12 siswa lainnya (60%) siswa yang tidak baik melakukan teknik dasar lari jarak
pendek. Hasil observasi awal ini menunjukkan bahwa tingkat kemampuan siswa
dalam teknik dasar lari jarak pendek sangat rendah. Dari hasil refleksi jelas
ditemukan bahwa sebagian besar siswa belum mampu melakukan teknik dasar lari
jarak pendek . Hal tersebut dapat dilihat dari posisi start jongkok siswa yang
cenderung sangat kaku dan pada saat memasuki garis finish yang belum optimal.
Pada siklus I terjadi peningkatan kemampuan siswa dalam melakukan teknik dasar
lari jarak pendek. Realitas pada siklus I menunjukkan bahwa 13 siswa (65%) telah
dapat melakukan teknik dasar lari jarak pendek dengan kategori cukup, bahkan 7
siswa lainnya (35%) telah melakukan teknik dasar lari jarak pendek dengan kategori
kurang. Hal ini menunjukkan bahwa siswa telah mampu melakukan teknik dasar lari
jarak pendek setelah dikenai tindakan dengan menggunakan model pembelajaran
langsung. Namun demikian hasil yang dicapai dalam siklus I ini belum optimal
karena tingkat capaian kemampuan siswa dalam kategori baik belum mencapai
standar atau indikator kinerja yang diharapkan. Oleh karenanya penelitian dilanjutkan
ke siklus II
Hasil penelitian pada siklus II menunjukkan
bahwa terjadi peningkatan yang
signifikan kemampuan siswa dalam melakukan teknik dasar lari jarak pendek,
Kondisi yang ada menunjukkan bahwa tingkat capaian kemampuan siswa untuk
melakukan teknik dasar lari jarak pendek yang berada pada kategori baik sebanyak 16
siswa atau 80%, bahkan terdapat 20% atau 4 siswa yang memiliki kemampuan cukup
dalam melakukan teknik dasar lari jarak pendek.
Temuan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kemampuan siswa dalam
melakukan teknik dasar lari jarak pendek setelah dikenai tindakan pada siklus II
dengan menggunakan model pembelajaran langsung telah meningkat secara optimal.
Indikator kinerja yang telah ditetapkanpun
telah tercapai. Hasil penelitian ini
sekaligus menunjukkan bahwa model pembelajaran langsung sangat tepat digunakan
untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk melakukan teknik dasar lari jarak
20

pendek. Terkait dengan temuan ini maka model pembelajaran langsung dapat
dijadikan sebagai salah satu rujukan model
karena secara empiris mampu
meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan kegiatan belajar terutama dalam
lari jarak pendek.

BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat dikemukakan
beberapa simpulan sebagai berikut:
1. Model pembelajaran langsung dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam
melakukan teknik dasar lari jarak pendek.
2. Hipotesis penelitian telah terbukti yang dapat dilihat dari peningkatan
kemampuan siswa dalam melakukan
teknik dasar lari jarak pendek pada
observasi awal hanya 40% yang dapat melakukan teknik dasar lari jarak pendek
dengan kategori kurang sedangkan 60% berada pada kategori tidak baik. Pada
siklus I kemampuan siswa dalam melakukan
teknik dasar lari jarak pendek
mengalami peningkatan menjadi 65% siswa dengan ketogori cukup dan 35%
siswa dengan kategori kurang . Sedangkan pada siklus II meningkat menjadi
80% dengan kategori baik, bahkan terdapat 20 % siswa dengan kategori cukup.
5.2 Saran
Berdasarkan simpulan penelitian di atas maka disarankan hal-hal sebagai
berikut:
1. Model pembelajaran langsung dapat dijadikan sebagai salah satu rujukan
dalam membelajarkan siswa tentang teknik dasar lari jarak pendek .
2. Perlu dilakukan latihan secara kontinu untuk meningkatkan kemampuan
siswa dalam melalukan teknik dasar lari jarak pendek
3. Penyediaan fasilitas yang memadai merupakan salah satu prasyarat untuk
meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan
teknik dasar lari jarak
pendek.

21

DAFTAR PUSTAKA
Edi.2013. Pengaruh Latihan Lari di Pantai Terhadap Kecepatan Lari 60
Meter.
Dalam Jurnal Pendidikan jasmani kesehatan dan rekreasi FKIP
Universitas Tadulako kampus Bumu Tadulako Tondo Telp. 429743 Pst. 246247-248 249-250 Palu Sulawesi Tengah (diakses pada tanggal 18 mei 2013
pukul 18.00 WITA )
Illahi, M.Takdir. 2012.pembelajaran Discovery
Skill.Yogyakarta: Divapress

Strategy dan Vocation

Liputo, Nurhayati. Jurnal Health & Sport, Vol. ll, Nomor 2, Februari 2011
:127 198 (di akses pada tanggal 18 mei 2013 pukul 18.30 WITA)
Maryani, Eli dan Jaja suharja Husdarta.2010.Praktis Belajar Pendidikan
Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.Pusat Perbukuan Kementrian Pendidikan
Nasional
Muhajir. 2003. Teori dan Praktek Pendidikan Jasmani. Bandung
4RPDUXOODK 5LIL\ GNNMetode Pembelajaran Atletik Dasar 2.Jawaa
Tengah : Maseifa Jendela Ilmu
Rosdiani, Dini.2012. Model Pembelajaran lansung
jasmani dan kesehatan Bandung: Alfabeta

dalam pendidikan

Suryosubroto. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. PT Rineka Cipta. Jakarta


Uno, Hamzah. B. 1998. Teori Belajar dan Pembelajaran (suatu pengantar),
STKIP gorontalo: Nurul Jannah.
Uno, Hamzah. B. 2011. Perencanaan Pembelajaran. PT Bumi Aksara Jakarta
22

Widya. 2004. Gerak Gerak Dasar Atletik Dalam Bermain, Jakarta, Pt, Raja
Grafindo Presada.

23

Anda mungkin juga menyukai