Terkait hasil penelitian tersebut maka dapat disarankan hal-hal sebagai berikut:
1) Model Pembelajaran langsung dapat dijadikan sebagai salah satu rujukan dalam
membelajarkan siswa tentang teknik dasar lari jarak pendek, 2) perlu dilakukan
latihan secara kontinu untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam melalukan
teknik dasar lari jarak pendek, 3) penyediaan fasilitas yang memadai merupakan salah
satu prasyarat untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan teknik dasar
lari jarak pendek baik.
Kata Kunci: Teknik Dasar Lari Jarak Pendek, Model Pembelajaran Langsung
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Salah satu upaya dalam meningkatkan sumber daya manusia Indonesia yang kuat,
sehat, terampil dan bermoral melaui pendidikan jasmani dan olahraga. Pendidikan
jasmani dan olahraga merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan,
bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, ketrampilan gerak,
ketrampilan berpikir kritis, ketrampilan social, penalaram, stabilitas, emosional,
tindakan moral aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui
aktifitas jasmani olahraga dan kesehatan terpilih yang dirancanakan secara sistematis
dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang maksimal.
Dengan demikian, pendidikan seharusnya memberikan sebuah pengalaman yang
membawa dampak perubahan positif baik lahir maupun batin melalui serangkaian
kegiatan yang disesuaikan dengan tingkatan usia dengan mengedepankan proses
pembelajaran yang efektif dan menyenangkan.
Pembelajaran pendidikan jasmani di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan
hal yang sangat penting untuk dipelajari siswa karena pendidikan jasmani
berhubungan untuk menemukan calon bibit baru atau para atlet muda berbakat dan
berpotensi ke arah pencapaian prestasi puncak dalam bidang olahraga tertentu, maka
hal itu tidak lepas dari olahraga pendidikan melalui jalur pendidikan jasmani dan
kesehatan tersebut.
Salah satu cabang olahraga yang termasuk dalam kurikulum di SMK Negeri 1
Limboto adalah Lari jarak pendek. Olahraga lari jarak pendek sangat digemari oleh
para siswa. Hal itu dapat dilihat dari tingginya semangat ketika mereka berolahraga
Lari jarak pendek. Ini dapat dipahami karena Lari jarak pendek merupakan cabang
olahraga yang sangat dikenal dan digemari oleh seluruh lapisan masyarakat.
Oleh karenanya dalam pelaksanaan proses belajar mengajar sangat menuntut
ketrampilan guru untuk menguasai, serta mengatasi masalah-masalah yang timbul
dalam proses belajar dan mengajar. Guru sebagai pendidik dan pelatih dituntut untuk
mampu menentukan model pembelajaran yang tepat, dengan demikian akan dapat
menarik minat siswa yang pada akhirnya melibatkan siswa secara aktif mengikuti dan
memahami serta mempraktekkan dengan sebaik-baiknya, sehingga dapat
meningkatkan hasil dan prestasi itu sendiri.
2
Namun bila kita lihat dilapangan, bahwa masih banyak siswa yang masih kurang
menguasai teknik-teknik dasar dalam olah raga baik dalam atletik, senam maupun
olahraga. Ketidakmampuan siswa dalam menguasai teknik-teknik dasar dalam
olahraga menyebabkan siswa tidak dapat mencapai hasil belajar yang optimal dalam
pembelajaran Penjaskes. Oleh karenanya guru sangat dituntut untuk mengatasi
masalah-masalah yang dihadapi siswa
dalam pembelajaran penjas sehingga
berimplikasi pada peningkatan hasil belajar siswa.
Masalah yang dirasakan para siswa yaitu kurang menguasai teknik dasar start
jongkok, teknik lari dan teknik memasuki finish. Ketiga teknik tersebut harus
dikuasai sprinter untuk mencapai prestasi lari jarak pendek.
Terkait dengan hal ini maka akan digunakan model pembelajaran langsung untuk
mengatasi hal ini. Penggunaan model pembelajaran langsung ini
diharapkan dapat
mengatasi ketrampilan siswa yang kurang mampu menguasai teknik dasar dalam
olahraga lari jarak pendek. Data hasil observasi awal menunjukkan bahwa rata-rata
kemampuan siswa dalam melakukan lari jarak pendek sangat rendah. Dari 20 siswa
hanya 8 siswa (40%) yang dapat melakukan teknik dasar lari jarak pendek, sedangkan
12 siswa (60%) lainnya kurang mampu dalam melakukan teknik dasar lari jarak
pendek dengan benar. Kondisi ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa kurang
menguasai teknik dasar lari jarak pendek. Sehingga
penulis mengharapkan
penggunaan model pembelajaran langsung sangat tepat untuk diterapkan di sekolahsekolah, karena siswa lebih dapat berkonsentrasi pada suatu aspek atau teknik.
Terlebih pada teknik dasar yang mempunyai tingkat kesulitan yang tinggi seperti
untuk melakukan teknik dasar pada olahraga Lari jarak pendek. Melalui penggunaan
model pembelajaran langsung setiap gerakan yang ada pada ketrampilan teknik dasar
Lari jarak pendek dipelajari satu persatu atau bagian perbagian, seperti Letak kaki
belakang terpisah kira-kira 25 30 cm. ujung kaki belakang ditempatkan segaris
dengan tumit kaki muka bila dalam sikap berdiri. Jarak kaki dari garis star kira-kira:
kaki depan 45 cm, kaki belakang 70 cm, tergantung dari panjang tungkai. sehingga
siswa akan lebih mudah dan lebih cepat untuk mempelajari teknik-teknik dalam
teknik dasar lari jarak pendek dan jika semua teknik-teknik telah dikuasai oleh siswa,
maka dengan sendirinya rasa kepercayaan diri pun akan timbul dalam diri siswa.
Sementara itu, berdasarkan hasil pengamatan yang penulis lakukan di
lapangan waktu PPL-2 khususnya pada siswa kelas X SMK Negeri 1 Limboto
menunjukkan bahwa ketrampilan siswa melakukan teknik dasar dalam olahraga lari
jarak pendek belum optimal. Aktualisasi penggunaan model pembelajaran langsung
dalam olahraga atletik lari jarak pendek pada siswa akan dikaji melalui penelitian
yang diformulasikan dengan judul Peningkatan Ketrampilan Teknik Dasar Lari
Jarak Pendek Dengan Menggunakan Model pembelajaran langsung Siswa Kelas
X SMK Negeri 1 Limboto.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasi beberapa masalah
sebagai berikut:
3
Siswa pada umumnya kurang menguasai cara melakukan teknik dasar lari jarak
pendek, Kurangnya pemahaman siswa dalam melakukan teknik dasar lari jarak
pendek dan Kurangnya ketrampilan siswa dalam melakukan teknik dasar lari jarak
pendek. Dari 20 siswa hanya 8 siswa (40%) yang dapat melakukan teknik dasar lari
jarak pendek, sedangkan 12 siswa (60%) lainnya kurang mampu dalam melakukan
teknik dasar lari jarak pendek dengan benar.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah penelitian ini adalah
apakah ketrampilan teknik dasar lari jarak pendek pada olahraga atletik siswa kelas X
SMK Negeri 1 Limboto dapat ditingkatkan dengan menggunakan model
pembelajaran langsung ?
Cara Pemecahan Masalah
Untuk mengatasi permasalahan yang terkait dengan belum optimalnya ketrampilan
siswa Kelas X SMK Negeri 1 Limboto dalam menguasai teknik dasar teknik dasar
lari jarak pendek maka penulis berinisiatif menggunakan model pembelajaran
langsung dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a)
Tahap pertama, guru menjelaskan dengan lisan disertai peragaan pada
setiap unsur gerak.
b)
Setiap unsur gerak ketrampilan teknik dasar lari jarak pendek yang
diperagakan oleh guru berdasarkan metode yang digunakan yakni model
pembelajaran langsung , dilakukan oleh siswa.
c)
Gerakan teknik dasar lari jarak pendek yang dilakukan oleh siswa
diamati dan diberikan koreksi apabila ditemukan gerakan yang salah.
d)
Guru memberikan penguatan terhadap gerakan-gerakan yang
dilakukan oleh siswa berdasarkan instruksi yang diberikan agar siswa merasa
dihargai dan termotivasi untuk lebih memahami dan menguasai teknik dasar
lari jarak pendek.
Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan yang hendak dicapai penulis dalam penelitian ini adalah
untuk mengetahui Peningkatan ketrampilan teknik dasar lari jarak pendek pada
olahraga atletik dengan menggunakan model pembelajaran langsung siswa kelas X
SMK Negeri 1 Limboto.
Manfaat Penelitian
a)
Manfaat penelitian secara teoritis yaitu :
b)
diluruskan untuk persiapan sentu tanah (ayunan kedepan tanah) sedangkan yang
paling akhir kaki topang dibengkokan dan diayunkan kebadan sprinter, Harald Muller
(2000 : 10).
Menurut Muhajir (2003:92) bahwa lari jarak jartak pendek atau cepat adalah suatu
perlombaan lari dimana semua peserta berlari dengan kecepatan penuh dengan
menempuh jarak 100m, 200m, dan 400m.
Nomor- Nomor Yang Dilombakan Dalam Olahraga Atletik
Nomor lari jarak pendek atau lari 100 meter merupakan salah satu kategori lari
(sprint) yang menggunakan sistem energy anaerobic karena jarak tempuh yang di
lalui lebih dekat dan memacu pelari untuk menggunakan kemampuan maksimal yaitu
dengan menerahkan tenaga yang tinggi untuk mencapai garis finidh dalam waktu
sesingkat-singkatnya. Lari 100 meter untuk sprint merupakan salah satu nomor atletik
yang banyak menarik perhatian dari para atlit maupun penggemar olahraga pada
umumnya.
Pengertian yang dikemukakan oleh basuki(1997:57) bahwa lari cepat adalah semua
lomba lari dimana peserta berlari dengan kecepatan penuh sepanjang jarak yang harus
ditempuh.
Pendapat yang sama dikemukakan oleh syarifudin (1992:3)bahwa lari cepat
(sprint) adalah suatu cara lari diamana peserta harus menempuh seluruh jarak
dengan kecepatan semaksimal mungkin.
Kedua pengertian diatas menekankan bahwa unsure kecepatan harus di miliki
oleh seorang sprinter. Dalam ari jarak pendek ada tiga fase teknik dasar yaitu
VHVXDL SHQGDSDW 87RQDWK PHQ\DWDNDQ EDKZD7HNQLN Gasar lari jarak
pendek ada tiga yaitu 1) teknik start 2) teknik lari 3)teknik masuk finish.
a.
Nomor Lari
-.Lari jarak pendek 100, 200, 400 meter
-.Lari jarak menengah 800 , 1500 meter
-.Lari jarak jauh 5000, 10000 meter dan marathon 42,195 km
b.
Start
Dalam perlombaan lari,ada tiga cara start, ialah:
-star berdiri (standing start)
-star jongkok (crouching start)
- start melayang (flying start) dilakukan hanya untuk pelari ke II, III dan IV
dalamlari estapet 4 x 100 m.
c.
Teknik Start
Sikap start pada aba-aba bersedia
Perhatikan!!! Pada aba-aba bersedia pelari maju menuju garis start untuk
menempatkan kaki tumpu pada balok start, kaki yang kuat diletakan di
depan. Letakkan tangan tepat di belakanggarisstart.
Hal-hal yang penting dalam sikap start:
1. Letak tangan lebih lebar sedikit dari bahu, jari-jari dan ibu jari membentuk
6
1.
Membantu pertumbuhan dengan bertambahnya tinggi dan berat badan
secara harmonis.
2.
Mengembangkan kesehatan, kesegaran jasamani, dan memiliki
keterampilan atletik.
3.
Mengerti dan memahami akan pentingnya kesehatan, kesegaran
jasmani, dan mental.
4.
Mampu mengisi waktu luang dengan aktivitas jasmani yaitu atletik.
e. Melalui Model Pembelajaran Langsung
Seperti yang dikemukakan di atas metode merupakan suatu cara yang digunakan
untuk melangsungkan proses belajar mengajar sehingga apa yang menjadi tujuan
mengajar dapat dicapai. Dengan demikian model pembelajaran langsung bila
diterapkan pada olahraga tenis meja khususnya pelaksanaan teknik dasar teknik dasar
lari jarak pendek yang dilakukan dengan posisi berdiri,
maka tahap-tahap
pelaksanaannya adalah.
a) Tahap pertama, guru menjelaskan dengan lisan disertai peragaan pada setiap
unsur gerak.
b) Setiap unsur gerak ketrampilan teknik dasar lari jarak pendek yang
diperagakan oleh guru berdasarkan metode yang digunakan yakni model
pembelajaran langsung , dilakukan oleh siswa.
c) Gerakan teknik dasar lari jarak pendek yang dilakukan oleh siswa diamati dan
diberikan koreksi apabila ditemukan gerakan yang salah.
d) Guru memberikan penguatan terhadap gerakan-gerakan yang dilakukan oleh
siswa berdasarkan instruksi yang diberikan agar siswa merasa dihargai dan
termotivasi untuk lebih memahami dan menguasai teknik dasar teknik dasar lari
100 m.
Melalui penggunaan model pembelajaran langsung dalam mengajarkan
teknik dasar lari jarak pendek diharapkan mampu meningkatkan kecakapan siswa
dalam melakukan teknik dasar lari jarak pendek. Melalui kecakapan tersebut
diharapkan siswa mampu bermain tenis meja dengan baik.
2.2
Pengajuan Hipotesis
Berdasarkan kajian teoritis tersebut, maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini
adalah Jika model pembelajaran langsung digunakan maka ketrampilan teknik dasar
lari jarak pendek pada siswa Kelas X SMK Negeri 1 Limboto akan meningkat.
2.3
Indikator Kinerja
Adapun yang menjadi indikator kinerja dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK
) ini adalah bila minimal 75% kemampuan siswa yang menjadi objek penelitian
sudah mampu melakukan ketrampilan teknik dasar lari jarak pendek dengan
kriteria penilaian 70 89 (Baik), maka penelitian dinyatakan selesai.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
Latar dan Karakteristik Subjek Penelitian
3.1.1. Latar Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Limboto Kabupaten
Limboto
3.1.2. Karakteristik Subjek Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) adalah siswa Kelas X SMK Negeri 1 Limboto
yang terdaftar pada semester genap tahun pelajaran 2012 / 2013. yang terdiri dari
siswa laki-laki dan siswa perempuan dengan jumlah 20 siswa. Siswa yang diteliti
berusia sekitar 16 s.d 17 tahun
3.2
Variabel Penelitian
Adapun variabel dalam penelitian ini adalah
3.2.1 Variabel Input
Variabel input dalam penelitian ini adalah siswa yang menjadi subjek penelitian
dengan segala karakteristiknya, guru sebagai fasilitator pembelajaran, fasilitas yang
digunakan dalam model pembelajaran langsung yang digunakan dalam
pembelajaran, serta fasilitas lainnya yang digunakan dalam pembelajaran.
3.2.2 Variabel Proses
Variabel proses dalam
penelitian ini adalah
proses untuk meningkatkan
meningkatkan ketrampilan teknik dasar dalam olahraga
lari 100 m, dengan
menggunakan model pembelajaran langsung siswa Kelas X SMK Negeri 1 1Limboto
Kabupaten Limboto
10
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Hasil Penelitian
4.1.1 Deskripsi Pelaksanaan Tindakan
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada siswa Kelas XI SMK Negeri
Limboto Kabupaten Limboto. Peneliti dalam kegiatan penelitian didampingi oleh
guru penjas dan Kepala Sekolah.
Penelitian dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap pelaksanaan siklus dilakukan
analisis dan refleksi terhadap kegiatan penelitian yang dilakukan. Berdasarkan hasil
analisis dan refleksi ditetapkan langkah kegiatan yang akan dilakukan berdasarkan
hasil penelitian.
4.1.2 Deskripsi Hasil Tindakan
13
Rentang Nilai
Kriteria Aspek
1
2
3
4
Baik
Cukup
Kurang
Tidak Baik
Jumlah
76 100
56 75
40 55
< dari 40
-
Aspek Penilaian
Jumlah
Persentase
0
0
0
0
8
40
12
60
20
100
Hasil observasi awal yang dilakukan tersebut jelas menunjukkan bahwa sebagian
besar siswa yang ada di Kelas X SMK 1 Negeri Limboto
belum memiliki
kemampuan yang baik dalam melakukan teknik dasar lari jarak pendek. Tingkat
capaian rata-rata kemampuan siswa dalam melakukan teknik dasar lari jarak pendek
sangat rendah. Dari tiga indikator yang digunakan untuk mengukur kemampuan
siswa dalam melakukan teknik dasar lari jarak pendek menunjukkan bahwa ketiga
indikator tersebut berada pada angka yang kurang memuaskan. Indikator tersebut
adalah a) start jongkok: penempatan antara ujung kaki bagian depan dengan lutut
belakang, sikap badan dan lengan , b) posisi lari: menolakkan kaki kanan
dilangkahkan kedepan bersamaan dengan lengan atau tangan kiri di ayun ke depan
kemudian lari terus sampai jarak yang ditentukan , dan c) posisi melewati garis finish:
14
lari terus secepat-cepatnya melewati garis fisish dengan tidak mengubah posisi lari
dan pada saat melewati garis finish dada di condongkan ke depan
Dari tiga indikator tersebut menunjukkan bahwa ketiga indikator itu berada pada
posisi yang kurang optimal. Terkait dengan hal ini maka
dilakukan kegiatan
pembelajaran melalui siklus I untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan
anak dalam melakukan teknik dasar lari jarak pendek. Dari kegiatan refleksi yang
dilakukan secara bersama-sama pada observasi awal dapat disimpulkan sebagai
berikut :
a.
Sebagian besar siswa belum mampu melakukan gerakan teknik dasar
lari jarak pendek.
b.
Siswa belum dapat memahami teknik gerakan gerakan teknik dasar
lari jarak pendek yang dilatihkan guru.
c.
Siswa kurang memperhatikan posisi kaki dalam melakukan gerakan
start jongkok. Dalam konteks ini posisi kaki dan peletakkan jari-jari tangan
kurang sesuai dengan yang diharapkan
d.
Siswa kurang memiliki pemahaman yang memadai tentang cara
melakukan gerakan gerakan teknik dasar lari jarak pendek.
e.
Penempatan posisi lari siswa
salah, dalam konteks ini
posisi
menolakkan kaki kanan dilangkahkan kedepan bersamaan dengan lengan atau
tangan kiri di ayun ke depan kemudian lari terus sampai jarak yang ditentukan
tidak dilaksanakaan dengan benar.
f.
Posisi finish siswa juga kurang tepat sehingga ketika melewati garis
finish badan tidak dicondongkan kedepan.
Hasil analisis yang diperoleh pada observasi awal tersebut menjadi bahan masukan
untuk dilaksanakan pada siklus I.
4.1.2.2 Hasil Pengamatan Kegiatan Belajar Mengajar
A. Siklus I
Kegiatan siklus I dilaksanakan tanggal 31 Mei 2013.
Kegiatan siklus I
dilaksanakan secara bersama-sama oleh peneliti, dan guru mitra. Kegiatan siklus I ini
dilakukan mengacu pada langkah-langkah yang ada pada Rencana Peksanaan
Pembelajaran (RPP).
Kegiatan siklus I dilaksanakan dengan tahapan kegiatan sebagai berikut:
a.
Kegiatan Awal
1) Persiapan
2) Presensi
3) Straching
4) Pemanasan
b.
Kegiatan Inti
1)
Guru menjelaskan teknik dasar lari jarak pendek.
2)
Siswa memperhatikan materi yang di jelaskan oleh guru
3)
Guru mempraktekkan teknik dasar lari jarak pendek.
4)
Siswa memperhatikan gerakan yang di praktekkan oleh guru
15
5)
Guru memerintahkan siswa melakukan gerakan yang di
praktekkan guru
6)
Siswa melakukan gerakan teknik dasar lari jarak pendek.
7)
Guru mengadakan evaluasi
c.
Kegiatan Penutup
1) Pelemasan
2) Menyimpulkan cara melakukan teknik dasar lari jarak pendek.
Dari kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I diperoleh
gambaran tentang kemampuan siswa dalam melakukan teknik dasar lari jarak pendek
sebagaimana yang ditampilkan pada tabel berikut:
Tabel 2
Hasil Siklus I
No
Rentang Nilai
Kriteria Aspek
1
2
3
4
Baik
Cukup
Kurang
Tidak Baik
Jumlah
76 100
56 75
40 55
< dari 40
-
Aspek Penilaian
Jumlah
Persentase
0
0
13
65
7
35
0
0
20
100
Tabel di atas menunjukkan bahwa terdapat 13 siswa (65%) yang telah dapat
melakukan teknik dasar lari jarak pendek dengan kategori cukup dan terdapat 7
siswa atau 35% yang dapat melakukan teknik dasar lari jarak pendek dengan kategori
kurang.
Realitas ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan yang cukup signifikan
dari kemampuan siswa untuk melakukan teknik dasar lari jarak pendek setelah
dikenai tindakan dengan menggunakan metode pembelajaran langsung. Dalam
konteks ini tidak terdapat lagi siswa yang memiliki kemampuan kurang dalam
melakukan teknik dasar lari jarak pendek. Namun demikian tingkat kemampuan
siswa lebih didominasi oleh siswa yang memiliki kemampuan cukup sedangkan
hanya sebagian kecil siswa yang memiliki kemampuan baik.
Dari hasil analisis dan refleksi yang dilakukan secara bersama-sama pada siklus I
dapat disimpulkan sebagai berikut :
a.
Sebagian besar siswa belum mampu melakukan gerakan Tehnik
dasar lari jarak pendek
b.
Siswa mulai dapat memahami teknik gerakan teknik dasar lari jarak
pendek yang dilatihkan guru.
c.
Siswa mulai memperhatikan posisi kaki dalam melakukan gerakan
start jongkok. Dalam konteks ini posisi kaki dan peletakkan jari-jari tangan
kurang sesuai dengan yang diharapkan
16
d.
Siswa mulai memiliki pemahaman yang memadai tentang cara
melakukan teknik dasar lari jarak pendek.
g.
Penempatan posisi lari mulai dipahami siswa sehingga memberikan ,
dalam konteks ini posisi menolakkan kaki kanan dilangkahkan kedepan
bersamaan dengan lengan atau tangan kiri di ayun ke depan kemudian lari
terus sampai jarak yang ditentukan tidak dilaksanakaan dengan benar.
e.
Posisi finish siswa juga berada pada posisi yang tepat sehingga ketika
melewati garis finish badan sudah dicondongkan kedepan
Berdasarkan hasil analisis dan refeleksi yang dilakukan pada siklus I maka
peneliti menyimpulkan bahwa penelitian akan dilanjutkan ke siklus II. Pada siklus II
berbagai kelemahan siswa dalam memahami serta mengaktualisasikan kemampuan
untuk gerakan teknik dasar lari jarak pendek akan diperbaiki atau dituntaskan.
B. Siklus II
Kegiatan siklus II dilaksanakan tanggal 17 Juni 2013.
Sebagaimana
pelaksanaan Kegiatan siklus I, kegiatan pada siklus II ini
dilaksanakan secara
bersama-sama oleh tim peneliti yang terdiri dari peneliti dan guru Kelas XI. Tahapan
kegiatan yang dilakukan pada siklus II dilakukan dengan memperhatikan berbagai
kelemahan dalam pelaksanaan siklus I serta mengacu pada langkah-langkah yang ada
pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dirancang sebelumnya.
Tahapan kegiatan yang dilaksanakan pada siklus II sebagai berikut:
a.
Kegiatan Awal
1) Persiapan
2) Presensi
3) Straching
4) Pemanasan
b.
Kegiatan Inti
1)
Guru menjelaskan teknik dasar lari jarak pendek.
2)
Siswa memperhatikan materi yang di jelaskan oleh guru
3)
Guru mempraktekkan teknik dasar lari jarak pendek.
4)
Siswa memperhatikan gerakan yang di praktekkan oleh guru
5)
Guru memerintahkan siswa melakukan gerakan yang di
praktekkan guru
6)
Siswa melakukan gerakan teknik dasar lari jarak pendek.
7)
Guru mengadakan evaluasi
c. Kegiatan Penutup
1) Pelemasan
2) Menyimpulkan gerakan dasar lari jarak pendek.
Dari langkah-langkah kegiatan yang dilaksanakan pada siklus II tersebut telah
memberikan hasil yang sangat memuaskan. Dalam konteks ini terjadi perubahan
kemampuan siswa dalam melakukan teknik dasar lari jarak pendek. Deskripsi tentang
perubahan kemampuan siswa dalam teknik dasar lari jarak pendek ditampilkan pada
tabel berikut:
17
Tabel 3
Hasil Siklus 2
No
Rentang Nilai
Kriteria Aspek
1
2
3
4
Baik
Cukup
Kurang
Tidak Baik
Jumlah
76 100
56 75
40 55
< dari 40
-
Aspek Penilaian
Jumlah
Persentase
16
80
4
20
0
0
0
0
20
100
selanjutnya guru melanjutkan dengan teknik lainnya yaitu start jongkok: penempatan
antara ujung kaki bagian depan dengan lutut belakang, sikap badan dan lengan ,
posisi lari: menolakkan kaki kanan dilangkahkan kedepan bersamaan dengan lengan
atau tangan kiri di ayun ke depan kemudian lari terus sampai jarak yang ditentukan ,
dan posisi melewati garis finish: lari terus secepat-cepatnya melewati garis fisish
dengan tidak mengubah posisi lari dan pada saat melewati garis finish dada di
condongkan ke depan
. Prosedur yang sama juga dilakukan dalam membimbing siswa untuk melaukan
teknik dasar lari jarak pendek. Teknik ini pun pada siklus ke II ternyata mampu
meningkatkan kemampuan siswa, sehingga secara optimal semua siswa dapat
melakukan teknik dasar lari jarak pendek dengan optimal.
Dari hasil analisis dan refleksi yang dilakukan secara bersama-sama pada siklus II
dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Sebagian besar siswa yang sudah mampu melakukan gerakan teknik dasar
lari jarak pendek dengan kategori baik dan sangat baik
2. Siswa pada umumnya sangat memahami teknik dasar lari jarak pendek yang
dilatihkan guru.
3. Siswa telah mampu memperhatikan posisi kaki dalam melakukan gerakan
start jonkok. Dalam konteks ini posisi kaki dan peletakkan jari-jari sangat sesuai
dengan yang diharapkan
4. Siswa pada umumnya memiliki pemahaman yang memadai tentang cara
melakukan teknik dasar lari jarak pendek.
5. Penempatan posisi lari mulai dipahami
siswa sehingga memberikan
kelenturan badan untuk melakukan lari jarak pendek, dalam konteks ini pada saat
posisi lari menolakkan kaki kanan dilangkahkan kedepan bersamaan dengan
lengan atau tangan kiri di ayun ke depan kemudian lari terus sampai jarak yang
ditentukan tidak dilaksanakaan saat secara utuh.
6. Posisi finish siswa pada umumnya berada pada posisi yang tepat sehingga
ketika memasuki garis finish badan sudah dicondongkan kedepan dilakukan
dengan tepat.
Berdasarkan hasil analisis dan refeleksi yang dilakukan pada siklus II maka
peneliti menyimpulkan bahwa penelitian tidak dilanjutkan ke siklus III, karena secara
umum siswa telah mampu melakukan teknik dasar lari jarak pendek.
4.2 Pembahasan
Teknik dasar lari jarak pendek merupakan salah satu teknik yang sangat
diperlukan dalam olahraga atletik khususnya lari jarak pendek. Untuk memberikan
pemahaman yang memadai tentang lari jarak pendek dapat dilakukan dengan
menggunakan model pembelajaran langsung. Penggunaan model pembelajaran
langsung didasarkan pada pertimbangan bahwa model pembelajaran langsung sangat
efektif dilakukan, ketika siswa diperhadapkan dengan melakukan atau
memperaktekkan teknik-teknik dasar yang mempunyai tingkat kesulitan tinggi,
sehingga dengan penerapan model ini siswa dapat dengan mudah memahami strategi
dalam melakukan teknik dasar lari jarak pendek serta mempraktekkannya dengan
19
pendek. Terkait dengan temuan ini maka model pembelajaran langsung dapat
dijadikan sebagai salah satu rujukan model
karena secara empiris mampu
meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan kegiatan belajar terutama dalam
lari jarak pendek.
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat dikemukakan
beberapa simpulan sebagai berikut:
1. Model pembelajaran langsung dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam
melakukan teknik dasar lari jarak pendek.
2. Hipotesis penelitian telah terbukti yang dapat dilihat dari peningkatan
kemampuan siswa dalam melakukan
teknik dasar lari jarak pendek pada
observasi awal hanya 40% yang dapat melakukan teknik dasar lari jarak pendek
dengan kategori kurang sedangkan 60% berada pada kategori tidak baik. Pada
siklus I kemampuan siswa dalam melakukan
teknik dasar lari jarak pendek
mengalami peningkatan menjadi 65% siswa dengan ketogori cukup dan 35%
siswa dengan kategori kurang . Sedangkan pada siklus II meningkat menjadi
80% dengan kategori baik, bahkan terdapat 20 % siswa dengan kategori cukup.
5.2 Saran
Berdasarkan simpulan penelitian di atas maka disarankan hal-hal sebagai
berikut:
1. Model pembelajaran langsung dapat dijadikan sebagai salah satu rujukan
dalam membelajarkan siswa tentang teknik dasar lari jarak pendek .
2. Perlu dilakukan latihan secara kontinu untuk meningkatkan kemampuan
siswa dalam melalukan teknik dasar lari jarak pendek
3. Penyediaan fasilitas yang memadai merupakan salah satu prasyarat untuk
meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan
teknik dasar lari jarak
pendek.
21
DAFTAR PUSTAKA
Edi.2013. Pengaruh Latihan Lari di Pantai Terhadap Kecepatan Lari 60
Meter.
Dalam Jurnal Pendidikan jasmani kesehatan dan rekreasi FKIP
Universitas Tadulako kampus Bumu Tadulako Tondo Telp. 429743 Pst. 246247-248 249-250 Palu Sulawesi Tengah (diakses pada tanggal 18 mei 2013
pukul 18.00 WITA )
Illahi, M.Takdir. 2012.pembelajaran Discovery
Skill.Yogyakarta: Divapress
Liputo, Nurhayati. Jurnal Health & Sport, Vol. ll, Nomor 2, Februari 2011
:127 198 (di akses pada tanggal 18 mei 2013 pukul 18.30 WITA)
Maryani, Eli dan Jaja suharja Husdarta.2010.Praktis Belajar Pendidikan
Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.Pusat Perbukuan Kementrian Pendidikan
Nasional
Muhajir. 2003. Teori dan Praktek Pendidikan Jasmani. Bandung
4RPDUXOODK 5LIL\ GNNMetode Pembelajaran Atletik Dasar 2.Jawaa
Tengah : Maseifa Jendela Ilmu
Rosdiani, Dini.2012. Model Pembelajaran lansung
jasmani dan kesehatan Bandung: Alfabeta
dalam pendidikan
Widya. 2004. Gerak Gerak Dasar Atletik Dalam Bermain, Jakarta, Pt, Raja
Grafindo Presada.
23