Black Hole
Black Hole
TINJAUAN PUSTAKA
Lubang hitam (black hole) adalah sebuah pemusatan massa yang cukup besar
sehingga menghasilkan gaya gravitasi yang sangat besar. Gaya gravitasi yang sangat
besar ini mencegah apa pun lolos darinya kecuali melalui perilaku terowongan
kuantum. Tak ada sesuatu, termasuk radiasi elektromagnetik yang dapat lolos dari
gravitasinya, bahkan cahaya hanya dapat masuk tetapi tidak dapat keluar atau
melewatinya, dari sini diperoleh kata hitam. Istilah lubang hitam telah tersebar luas,
meskipun tidak menunjuk ke sebuah lubang dalam arti biasa, tetapi merupakan sebuah
wilayah di angkasa di mana semua tidak dapat kembali. Secara teoritis, lubang hitam
dapat memiliki ukuran apa pun, dari mikroskopik sampai ke ukuran alam raya yang
dapat diamati.
Lubang hitam merupakan fenomena alam yang paling eksotis ditemui dalam
fisika saat ini. Sifat ruang-waktu dalam sebuah lubang hitam cukup membuat ilmu
lubang hitam tampak lebih seperti fiksi ilmiah. Bahkan lebih mengejutkan adalah
koneksi fisika lubang hitam dengan termodinamika. Secara klasik lubang hitam
menjadi bintang mati sempurna, yaitu harus memiliki nol mutlak sebagai temperatur
fisik. Tapi itu tidak begitu sejak Hawking telah menemukan penemuan yang
mengejutkan bahwa lubang hitam memancarkan termal sedangkan Bekenstein
menyarankan bahwa ada entropi terkait dengan lubang hitam, yaitu entropi lubang
hitam. Namun, lubang hitam memiliki entropi yang pertama muncul dari kesadaran
bahwa dalam horizon peristiwa luas permukaan cenderung luar biasa untuk meningkat
ketika mengalami transformasi apapun diperhatikan oleh Floyd dan Penrose dan
kemudian didukung oleh Christodoulou. Hawking adalah orang pertama yang
memberikan bukti umum bahwa luas permukaan dari lubang hitam tidak dapat
menurun dalam setiap proses dan selain itu ia menunjukkan bahwa ketika dua lubang
hitam menyatu, area lubang hitam yang dihasilkan tidak bisa lebih kecil daripada
jumlah daerah awal. Hal ini mengingatkan kita pada hukum kedua termodinamika
biasa yang menyatakan bahwa perubahan dari suatu sistem termodinamika tertutup
berlangsung di arah peningkatan entropi. Secara historis, fisikawan tidak yakin
tentang validitas termodinamika lubang hitam sebelum radiasi Hawking ditemukan.
Pada relativitas umum, horizon peristiwa adalah perbatasan dalam ruangwaktu, suatu daerah disekitar lubang hitam, yang di dalamnya peristiwa-peristiwa
tidak dapat mempengaruhi pengamat yang berada di luar. Cahaya yang dipancarkan
dari dalam horizon peristiwa tidak akan pernah bisa mencapai pengamat , dan apapun
yang melewati horizon peristiwa dari sisi pengamat nampak diam ditempat, dengan
citranya menjadi lebih bergeser ke arah merah seiring berjalannya waktu. (Wospakrik,
H. J., 1987)
Jika suatu partikel bergerak dengan kecepatan tetap dalam alam semesta tak
mengembang yang bebas dari medan gravitasi, peristiwa apapun yang terjadi dalam
alam semesta itu akhirnya akan teramati oleh partikel tersebut, karena kerucut cahaya
muka dari peristiwa-peristiwa ini berpotongan dengan garis dunia partikel itu. Di
pihak lain, jika partikel tersebut dipercepat, pada beberapa situasi kerucut cahaya dari
beberapa peristiwa tidak pernah memotong garis dunia partikel itu. Dalam keadaan
ini, horizon peristiwa ada pada kerangka acuan (yang dipercepat) dari partikel
tersebut, mewakili perbatasan yang diluarnya peristiwa-peristiwa tidak dapat diamati.
Untuk setiap sistem fisis, setiap hukum yang menghubungkan besaran fisis
tidak akan bergantung kepada pemilihan sistem koordinat. Hal ini berarti, persamaan
gerak sistem akan memiliki bentuk yang tetap di dalam semua sistem koordinat.
Persamaan yang tidak berubah bentuknya terhadap transformasi koordinat dikatakan
memiliki sifat invarian terhadap transformasi tersebut. Sifat inilah yang menyebabkan
tensor banyak digunakan untuk menelaah suatu sistem fisis.
Lubang hitam pada awalnya hanya spekulasi sebagai hasil perhitungan oleh
Laplace di tahun 1795 ketika membahas secara klasik dengan kecepatan lebih besar
dari kecepatan cahaya, tetapi gagasannya tidak menarik banyak perhatian. Kemudian
Tensor adalah besaran yang merupakan perluasan dari vektor, seperti halnya
vektor merupakan perluasan dari besaran skalar. Tensor memiliki komponenkomponen seperti halnya vektor. Besaran vektor sangat penting di dalam fisika karena
dapat menyatakan objek dengan kaedah-kaedah yang tetap sama meskipun kerangka
acuan yang dipilih berubah-ubah. Perubahan kerangka acuan memang menyebabkan
nilai komponen tensor berubah pula, namun kaedah-kaedah yang berlaku bagi
komponen tensor tetap tidak berubah.
(2.1)
g11 g N 1
g = det g =
g N 1 g NN
(2.2)
1
[
(g + g ) + (g g )]dx dx
2
(2.3)
dengan mengambil
(g
g )dx dx = 0
(2.4)
maka
g = g
(2.5)
(2.6)
A = A
A
(2.7)
Dengan
merupakan simbol christoffel yang berhubungan dengan transformasi
= { , } =
1 g g g
+
g (
)
x
x
x
2
(2.8)
R
=
+
(2.9)
(2.10)
(2.11)
Tensor Ricci dan Ricci skalar dapat digunakan untuk mendefenisikan tensor Einstein:
G = R
1
g R
2
(2.12)
1
g R g
2
(2.13)
Adapun rapat massa yang menimbulkan potensial medan gravitasi diperluas menjadi
tensor energi-momentum T dengan rapat massa energi termasuk salah satu
komponen didalamnya dan dapat dilakukan perluasan bahwa kelengkungan ruangwaktu sebanding pula dengan tensor energi-momentum yang dirumuskan sebagai
R
1
g R = k T
2
(2.14)
dengan k =
8G
sehingga persamaan gravitasi Einstein menjadi:
c4
1
8G
g R = 4 T
2
c
(2.15)
dengan :
1
8G
g R g = 4 T
2
c
(2.16)
adalah konstanta kosmologi. Konstanta kosmologi dapat bernilai positif dan negatif
yang mendekati nol. Jika konstanta kosmologi bernilai negatif mendekati nol maka
gravitasi akan bersifat menarik secara kuat dan seluruh alam semesta luasnya bisa
menjadi beberapa kaki, sedngkan jika konstanta kosmologi bernilai positif mendekati
nol maka gravitasi akan bersifat menolak dan segala sesuatu akan beterbangan
menjauh dari kita begitu cepatnya sehingga cahayanya tidak pernah akan mencapai
kita. Nilai konstanta kosmologi sangat berkaitan dengan model kosmologi alam
semesta.
Titik dalam ruang waktu 4 dimensi (sering disebut sebagai peristiwa) dicirikan
oleh koordinat yang terdiri dari 1 koordinat waktu dan 3 koordinat ruang. Sebagai
contoh ruang Minskowski dicirikan oleh koordinat x a = ( x 0 , x1 , x 2 , x 3 ) = (t , r , , ) .
Metrik ruang-waktu datar dalam wakilan koordinat bola diberikan oleh
ds 2 = c 2 dt 2 + dr 2 + r 2 d 2 + sin 2 d 2
(2.17)
Mengikuti penulisan Weinberg (1972), nilai c sama dengan 1 sehingga metrik diatas
menjadi
ds 2 = dt 2 + dr 2 + r 2 d 2 + sin 2 d 2
(2.18)
Selanjutnya akan ditinjau metrik untuk medan gravitasi isotropik statik. Tensor metrik
untuk medan tersebut, yang dalam hal ini komponen g11 dan g 22 hanya merupakan
fungsi radial r. Bentuk metriknya menjadi
(2.19)
dimana metrik di atas akan kembali ke metrik Minkowski jika sumber medan gravitasi
diabaikan. Dari metrik di atas, komponen tensor metrik kovarian menjadi:
(2.20)
Selanjutnya syarat batas untuk A dan B adalah bahwa untuk r , bentuk metrik
isotropik statik tersebut harus kembali ke bentuk metrik Minkowski dalam koordinat
bola. Dengan syarat batas ini hubungan antara A(r ) dan B(r ) dapat dituliskan secara
lebih eksplisit dalam bentuk
A(r ) =
1
B(r )
(2.21)
Untuk jarak yang cukup jauh dari pusat massa m yang terletak di pusat koordinat O,
komponen g11 = B harus bernilai mendekati (1 + 2U ) dengan U adalah potensial
Newtonian benda bermassa M pada jarak r yang bernilai U =
GM
. Jadi nilai
r
2G M
B(r ) = 1
(2.22)
dan
2G M
A(r ) = 1
(2.23)
2G M 2 2G M
2
2
2
2
2
ds = 1
dr + r d + sin d (2.24)
dt + 1
r
r
Bentuk metrik ini pertama kali diturunkan oleh K. Schwarzschild pada tahun 1916.
Karena itu, metrik ini sering disebut metrik Schwarzschild. Bentuk metrik tersebut
masih mengisi nilai c=1. Apabila nilai c diisikan, bentuk metrik Schwarzschild
menjadi:
1
2G M
2G M
ds = 1 2 c 2 dt 2 + 1 2 dr 2 + r 2 d 2 + sin 2 d 2 (2.25)
c r
c r
Dengan m =
GM
maka metrik di atas menjadi:
c2
1
2m 2 2 2m
2
2
2
2
2
ds 2 = 1
dr + r d + sin d
c dt + 1
r
r
(2.26)
Dari persamaan (2.27) tampak bahwa metrik tersebut tidak valid untuk
r = 2m =
2G M
c2
(2.27)
dengan: ds = Jarak terdekat antara peristiwa yang terjadi pada ruang Minkowski.
r = Radius Schwarzschild
M = Massa Benda
2m < r <
Dari persamaan (2.27) didapat geometri dari suatu vakum bola simetris, yaitu
vakum ruang-waktu diluar bola lubang hitam adalah geometri Schwarzschild yang
digambarkan dalam bentuk metrik Schwarzschild
1
2m 2 2m
2
2
2
ds 2 = 1
dr + r d
dt + 1
r
r
(2.28)
2m 2 2m
2
2
2
ds 1
dr + r d
dt + 1
r
r
(2.29)
dan selain itu Persamaan (2.29) dapat menunjukkan bahwa gravitasi Newton hanya
membatasi kasus relativitas umum.
Penggambaran radius Schwarzschild dalam lubang hitam dapat dilihat pada gambar
dibawah ini :
Sejauh ini, lubang hitam Schwarzschild hanya bergantung pada massa. Lubang
hitam yang sederhana ini astronomis yaitu jatuhnya sebuah bintang berputar tidak
bermuatan dengan simetri bola . Keruntuhan gravitasi dari bintang tidak bulat dengan
muatan total tidak nol menghasilkan lubang hitam yang agak berbeda yang dapat
ditandai oleh m massa, momentum sudut intrinsik atau spin J dan muatan listrik Q.
Hal ini ditemukan bahwa struktur dari sebuah lubang hitam ditentukan secara unik
dengan hanya tiga parameter, yaitu m, J dan Q setelah berada dalam keadaan akhir.
Lubang hitam dalam keadaan akhir hanya dengan m dan Q, memiliki medan gravitasi
yang diberikan oleh metrik Reissner-Nordstrom dengan bentuk:
2m Q2
ds = 1
+ 2
r
r
2 2m Q2
dt + 1
+ 2
r
r
dr 2 + r 2 d 2
(2.30)
dimana masing-masing m dan Q adalah massa total dan muatan yang diukur oleh
pengamat. Untuk muatan lubang hitam berputar, (yaitu lubang hitam yang hanya
ditandai oleh m dan J) geometri yang diberikan oleh metrik Kerr (biasanya diwakili
a
=1
m
a 2 sin 2
(r
+
2
2
+ a2
dt 2a
2
2 m r sin 2
a 2 sin 2
dtd
sin 2 d 2 +
(2.31)
dr 2 + 2 d 2
Dimana
= r 2 2m r + a2
(2.32)
2 = r 2 + a 2 cos 2
(2.33)
r = m m 2 a 2
(2.34)
Solusi metrik Kerr atau solusi Kerr bersifat stasioner dan simetrik aksial, dan telah
mempunyai permukaan ganda, yaitu permukaan luar dan dalam. Di antara horizon
peristiwa dan batasan statis terletak Ergosphere yang di dalam tidak stasioner.
(2.35)
Untuk
a2 < m2 + Q2 .
Lubang
(2.36)
a2 = m2 + Q2 .
Gambar 2.5: Sebuah sketsa kasar dari lubang hitam Kerr yang dikelilingi oleh sebuah
ergosphere. Ergosphere adalah wilayah di dalam yang tidak stasioner.
Momentum sudut lubang hitam Kerr dilambangkan oleh J.
(Schutz, B,F., 2001)
1
dx dx
L = g
c
d d
12
(2.37)
dengan menganggap bahwa orbit-orbit tersebut tetap dalam bidang ekuatorial yaitu
2
2 G M dt 2 1 2 G M 1 dr 2
2
2 d
L = 1 2 2 1 2 + r
c
c r d
c r d
d
(2.38)
2 d
= 1 2 2 1 2 + r
c
c r d
c r d
d
(2.39)
dari persamaan
1
dt 2 G M
= 1 2 k
d
c r
d
h
= 2
d r
(2.40)
2
1
G M
= c2 k 2 2
r
2
(2.41)
dengan menggunakan r =
dr
1
dan ambil U = didapat
d
r
dU
2G M 2G M 2
c2 2
2
+ U 1
U
U = 2 k 2
2
2
c
h
h
(2.42)
(2.43)
(2.44)
yang terpisah dari persamaan (2.43). Dimana persamaan (2.44) menjelaskan orbit dari
sebuah bintang. (Wald, R. M, 1998)
Sistem termodinamika
Lubang hitam
Temperatur, T
Gravitasi permukaan, k
Energi, E
Entropi, S
Tabel 2.1: Analogi antara parameter termodinamika dan parameter lubang hitam
(2.45)
1
kdA + H dJ + dQ
8
(2.46)
dengan :
M
2
= luas area horizon peristiwa = 4r ; r adalah jari-jari Schwarzschild
= potensial elektrostatik
= Muatan Listrik
Hukum ke dua termodinamika berbunyi : Dalam setiap proses total entropi selalu
meningkat .
S 0
(2.47)
sedangkan hukum ke dua pada horizon peristiwa berbunyi : Dalam setiap proses luas
area horizon peristiwa selalu meningkat .
A 0
(2.48)
Hukum
Sistem Termodinamika
Lubang hitam
Hukum ke nol
termal
Hukum pertama
dE = Tds pdV
Hukum ke dua
S 0
A 0
Hukum ke tiga
dM =
1
kdA + H dJ + dQ
8
memasukkan
prinsip-prinsip
mekanika
kuantum,
Hawking
Secara ringkas sifat-sifat termodinamika pada Lubang Hitam yang didapat dari prinsip
mekanika kuantum dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Berdasarkan teorema no hair, Lubang Hitam yang terbentuk dari keruntuhan
gravitasi akan mencapai keadaan kuasistasioner dengan cepat yang dicirikan
oleh ketiga parameter : M (massa), J (momentum sudut), Q (muatan listrik).
2. Fisika klasik tidak membatasi kemungkinan-kemungkinan nilai dan kombinasi
dari ketiga besaran tersebut. Oleh karena itu terdapat tak hingga banyaknya
keadaan yang mungkin dari Lubang Hitam.
3. Keadaan partikel pada mekanika kuantum digambarkan dengan fungsi
gelombang. Fungsi gelombang Lubang Hitam yang memiliki batas horizon
peristiwa yang merupakan gelombang berdiri (seperti fungsi gelombang pada
potensial sumur tak hingga).
4. Fungsi keadaan gelombang berdiri yang dibatasi horizon peristiwa jumlahnya
berhingga sehingga keadaan Lubang Hitam dapat dicirikan dengan kombinasi
berbagai fungsi gelombang berdiri.
5. Hal tersebut berkaitan dengan entropi yang secara klasik dinyatakan dengan:
dS =
dQ
T
(2.49)
k
2
(2.50)
I = T 4
(2.51)
Sehingga Lubang Hitam yang memiliki temperatur tidak nol tentu juga
memancarkan radiasi termal keluar dari horizon peristiwa meski hal ini bertentangan
dengan perhitungan fisika klasik. Lubang Hitam memancarkan radiasi termal melalui
mekanisme produksi pasangan maya (virtual pair production).
(2.52)
Dalam selang waktu t yang sangat kecil, asas kekekalan energi terlanggar
dengan munculnya energi sebesar E secara tiba-tiba. Sebagai contoh, salah satu
elektron pada jumlah tak hingga, lautan elektron Dirac berenergi negatif secara
spontan melompat ke keadaan energi positif meninggalkan lubang yang ditafsirkan
sebagai positron kemudian dengan cepat kembali ke lautan elektron Dirac berenergi
negatif (positron kembali menghilang). Pasangan elektron-positron ini muncul selama
kurang lebih 10-35 sekon. Pasangan partikel-anti partikel lain pun dapat terbentuk
seperti halnya pasangan elektron-positron.
2.6.1 Supersimetri
(D = 4 ) .
partikel Superpartner untuk setiap partikel yang kita kenal sekarang, sebagai contoh,
electron (fermion) memiliki partner partikel seelektron (boson) dan foton (boson)
memiliki partner partikel fotino (fermion). Supersimetri digerakkan oleh generator
grup Supercharge Q :
Q fermion = boson
(2.53)
Q boson = fermion
(2.54)
Ji =
1
ijk L jk
2
K i = L0i
(2.55)
(2.56)
(2.57)
J , J = i( J
[P , J ] = i(
[P , P ] = 0
J + J J )
P P )
{Q , Q }= 0 = {Q , Q }
{Q
{Q
}
, Q } = 2
P
, Q = 2 P
(2.58)
[Q , P ] = 0
[J , Q ] = i( ) Q
[J
] ( )Q
, Q = i
Generator
dapat
diperluas
sehingga
memiliki
indeks
tambahan
QN
memenuhi supersimetri. Ada dua jenis representasi tak tereduksi yaitu representasi
bermassa dan representasi tak bermassa. Pada representasi bermassa yang
didefenisikan sebagai M 2 P a Pa bernilai nol sedangkan pada representasi bermassa
2.6.2 Supergravitasi
mnp
i
1
1
1
mn
L = R + m Dn + F mn F + (F + F )
p
4
2
4
8
mn
1
3 2
g m g
n
2
2
[ ]
pq
(2.59)