Anda di halaman 1dari 2

Klasifikasi dewey klas 1 tipe 3

Klas 1 angle dengan insisif gigi rahang atas dalam posisi linguoversi terhadap insisif gigi
rahang bawah (anterior crossbite ) sehingga bibir bagian bawah nampak lebih maju karena bibir
bagian atas underdeveloped (textbook of orthodontics, second edition, new delhi india, jaypee,
2007 gurkeerat singh / 165-166)
etiologi dapat berupa trauma pada gigi insisif sulung rahang atas sehingga terjadi
displacement pada benih gigi permanen, adanya gigi anterior yang supernumerary, crowding
pada regio insisif, kebiasaan menggigit bibir bagian atas, over-retained atau nekrotik gigi
deciduous atau akar, eksfoliasi yang tertunda pada insisif sulung, dan odontoma
treatment dengan tujuan menggerakkan gigi rahang atas ke arah labial sehingga tercipta
hubungan overbite yang stabil yang dapat mencegah terjadinya relapse, perawatan dapat berupa
pergerakan ke arah lingual dari gigi rahang bawah, pergerakan ke arah labial dari gigi rahang
atas, atau keduanya.
berbagai teknik telah digunakan anatara lain tongue blade, composite inclined planes,
reversed stainless steel crowns, removable acrylic appliances with lingual springs and fixed
appliances, pada pasien anak penggunaan peranti lepasan lebih mudah untuk digunakan dan
lebih nyaman (management of anterior dental crossbite with removable appliances/ayca tuba
ulusoy and ebru hazar bodrumlu/contemp clin dent.2013.qpr-jun;4(2):223-226)

tipe 4
molar dan premolar berada pada posisi buko atau linguoversi, tetapi insisif dan kaninus
berada dalam posisi normal (cross bite posterior)(textbook of orthodontics, second edition, new
delhi india, jaypee, 2007 gurkeerat singh / 165-166)
etiologi dari kasus posterior crosssbite dapat disebabkan karena kebiasaan buruk dan
tanggal gigi sulung yang lebih awal.
maloklusi tipe ini tidak menunjukkan koreksi yang spontan dan harus dirawat dengan
ekspansi maksila sesegera mungkin. perawatan awal bertujuan untuk menciptakan hubungan
tooth/skeletal yang lebih baik sehingga dapat memperbaiki fungsi mastikatori dan menciptakan
hubungan simetrikal yang baik antar kondilus dan fossa. Teknik yang digunakan dapat berupa
peranti cekat atau lepasan, penggunaan peranti ini dapat meningkatkan dimensi transversal dari
lengkung gigi, untuk mencapai keadaan yang stabil,overcorrection pada ekspansi maksila
disarankan, sebab adanya kemungkinan relaps, sehingga untuk mengecilkan kemungkinan ini,
penggunaan piranti diindikasikan selama minimal tiga bulan. (ALMEIDA, Renato Rodrigues de
et al. Posterior crossbite - treatment and stability. J. Appl. Oral Sci. [online]. 2012, vol.20, n.2,
pp. 286-294.)

Klasifikasi Dewey: Klas 1 tipe 3, molar pada Klas 1 Angle dengan crossbite pada anterior
maksila.(textbook of orthodontics, second edition, new delhi india, jaypee, 2007 gurkeerat
singh / 166)

Klasifikasi Dewey: Klas 1 tipe 4, crossbite pada gigi region posterior (textbook of
orthodontics, second edition, new delhi india, jaypee, 2007 gurkeerat singh / 166)

Anda mungkin juga menyukai