TINJAUAN PUSTAKA
Taksonomi
: Plantae
Sub divisio
: Magnoliophyta
Classis
: Liliopsida
Odro
: Poales
Familia
: Bromeliaceae
Genus
: Ananas
Spesies
2.1.2
: Ananas comosus L
Karakteristik
Kata pineapple berasal dari pine cone, karena bentuk buahnya
2.1.3
Varietas
Ada empat varietas nanas yang dijual di Amerika. Pertama, Smooth
Cayenne, yaitu varietas Hawaii dengan berat rata-rata 3-5 pon, deging
buah berwarna kuning segar. Kedua, Red spanish yang bentuknya hampir
persegi dengan kulit yang lebih tebal, daging buahnya berwarna kuning
pucat, dan lebih harum dibanding varietas pertama. Sugar Loaf,
merupakan varietas yang paling umum, dengan berat mencapai 10 pon,
daging buah berwarna agak putih, dan bonggol yang agak lunak. Dan
Golden Supreme, rasanya lebih manis dibandingkan yang lainnya karena
kandungan asamnya lebih sedikit. Sedangkan n=yang banyak terdapat
di Indonesia adalah varietas Smooth Cayenne.
2.1.4
Kandungan
Sistematika Tumbuhan
: Plantae
: Spermatophyta
Subdivisi
: Angiospermae
Kelas
: Monocotyledonae
Bangsa : Zingiberales
Suku
: Zingiberaceae
Marga
: Curcuma
Jenis
2.2.2
Nama Daerah
Jawa
: Temu giring
Bali
2.2.3
Nama Asing
2.2.4
Morfologi Tumbuhan
Temu giring merupakan suatu tumbuhan tahunan. Tumbuh temu
Khasiat
Secara tradisional rimpang temu giring mempunyai beberapa
khasiat antara lain sebagai obat lika (Ditjen POM, 1989), obat cacing,
obat sakit perut, obat pelangsing, memperbaiki warna kulit (Mursito,
2003), obat untuk mengatasi perasaan tidak tenang atau cemas, jantung
berdebar-debar, haid tidak teratur, obat rematik, menambah nafsu
makan, meningkatkan stamina, menghaluskan kulit, obat jerawat, obat
cacar air dan obat batuk (Wijayakusuma, 2006).
2.3Senyawa flavonoid
Flavonoid adalah senyawa yang terdiri dari senyawa yang terdiri dari C 6C3-C6 dan umumnya terdapat pada tumbuhan sebagai glikosida. Bagi
tumbuhan, flavonoid ini dapat berguna sebagai senyawa yang dapat
menarik serangga, yang dapat membantu dalam proses penyerbukan dan
dapat berguna sebagai senyawa yang dapat menarik perhatian binatang
untuk membantu penyebaran biji (Harbonw, 1987). Sedangkan untuk
manusia dalam dosis kecil flavonoid ini dapat bekerja sebagai stimulan pada
jantung (Sirait. Midian, 2007).
adanya
gula
yang
terikat
pada
flavonoid
yang
cenderung
kulit
dibandingkan
dengan
UV
yang
memiliki
panjang
gelombang 320-400 nm. Seperti yang dapat dilihat pada gambar 2.1 sinar
ultraviolet pada daerah UV B memiliki kekuatan 1000 kali lebih kuat
daripada UV A pada peristiwa pembentukan eritema kulit ( McKinlay &
Diffey, 1987).
2.6Eritema
2.7Pigmentasi
Efektivitas tabir surya dapat ditentukan dengan metode penentuan
persen eritema dan persen pigmentasi. Ekstrak yang diperoleh diukur
absorbansinya pada panjang gelombang 292,5-372,5 nm. Dari nilai serapan
yang diperoleh dihitung nilai serapan dan nilai persen transitannya dengan
rumus A = - log T. Nilai transmisi eritema dihitung dengan cara mengalikan
nilai transmisi dengan faktor efektivitas eritema (Fe) pada panjang
gelombang 292,5-372,5 nm. Nilai transmisi pigmentasi dihitung dengan cara
mengalikan nilai transmisi (T) dengan faktor efektivitas pigmentasi (Fp) pada
panjang gelombang 292,5-372,5 nm. Selanjutnya nilai persen transmisi
ertitema dihitung dengan rumus:
( T x Fe)
% Te =
Fe
% Tp =
( T x Fp)
Fp
Keterangan :
% Te = Nilai persen transmisi eritema
% Tp = Nilai persen transmisi pigmentasi
Ee
= (% T x Fe)
Ep
= (% T x Fp)
Berikut ini merupakan nilai fluks eritema (Fe) dan fluks pigmentasi (Fp)
untuk sediaan tabir surya.
Tabel 2.1 Transmisi Eritema dan Pigmentasi Sediaan Tabir Surya
Fluks Eritema
0,1105
0,6720
1,0000
0,2008
0,1364
0,1125
2,2322 (76,3%)
Fluks pigmentasi
0,1079
0,1020
0,0936
0,0798
0,0669
0,0570
0,0488
0,0456
0,0356
0,0310
0,0260
0,6942 (23,7%)
nm
Fluks total pigentasi, 290-375 nm
2,9264(100%)
%Tp
3-40
42-86
45-86
45-86
surya
Sunblock
Proteksi ultra
Suntan
Fast tanning
Senyawa
aktif
yang
terdapat
dalam
berbagai
simplisia
dapat
digolongkan kedalam golongan minyak atsiri, alkaloid, flavonoid, dan lainlain. Struktur kimia yang berbeda-beda akan mempengaruhi kelarutan serta
senyawa-senyawa tersebut terhadap pemanasan, udara, cahaya, logam
berat, dan derajat keasamam. Dengan diketahuinya senyawa aktif yang
simplisia
dengan
peralatan
tertentu
sampai
derajat
baik
(optimal)
untuk
senyawa
kandungan
aktif
yang
ekstrak
hanya
mengandung
sebagian
besar
senyawa
terkandung.
Faktor
utama
untuk
pertimbangan
pada
adalah
proses
pelarut
dengan
pengekstrakan
beberapa
kali
simplisia
dengan
pengocokan
atau
2.9Spektrofotometer UV-Vis
(380-780
nm)
dengan memakai
instrumen
spektrofotometer.
dipakai
untuk
analisis
kuantitatif
dibandingkan
kualitatif
(Silverstein,1986).
Spektrofotometer UV-Vis yang merupakan korelasi absorban (sebagai
ordinat) dan panjang gelombang (sebagai absis) tidak merupakan garis
spektrum akan tetapi merupakan pita spektrum. Terbentuknya pita spektrum
UV-Vis tersebut disebabkan oleh transisi energi yang tidak sejenis dan
terjadinya eksitasi elektronik lebih dari satu macam pada gugus molekul
yang kompleks. Analisis dengan spektrofotometer UV-Vis selalu melibatkan
pembacaan absorabansi radiasi elektromagnetik oleh molekul atau radiasi
elektromagnetik yang diteruskan, absorpsi direkam sebagai absorbansi
(Mulja dan Suharman, 1995).
Dalam analisis kuantitatif pada spektrofotometer UV-Vis ini didasarkan
pada hukum Lambert-Beer, yang menyatakan bahwa fraksi penyerapan
sinar tidak tergantung dari intensitas sumber cahaya dan kemudian
menyatakan bahwa penyerapan sebanding dengan jumlah molekul yang
diserap. Dari hukum Lambert-Beer dapat diketahui hubungan antara
transmitan, tebal cuplikan, dan konsentrasi.
T=
I
x 100
I0
A = - Log T
A = Log
I0
I
Keterangan :
T = Transmitan
A = Absorbansi
I