Sejarah Bangsa Mongolia
Sejarah Bangsa Mongolia
Kampanye ke Barat
Pada tahun 1236, sekitar 150.000 pejuang berpacu ke arah barat menuju Eropa.
Pertama-tama, sasaran mereka adalah daerah di sepanjang Sungai Volga; lalu mereka
menyerang beberapa negara-kota di Rusia, membumihanguskan Kiev. Orang Mongol berjanji
untuk meluputkan kota-kota itu jika rakyatnya memberi mereka sepersepuluh dari segala
milik mereka. Tetapi, orang Rusia lebih suka bertempur. Dengan menggunakan katapel, orang
Mongol melontari musuh dengan batu, nafta berapi, dan salpeter. Sewaktu tembok kota
berhasil dirobohkan, para penyerbu membanjir masuk, melakukan pembantaian yang begitu
besar sampai-sampai, menurut seorang sejarawan, tidak ada lagi orang yang tersisa untuk
menangisi korban tewas.
Bala tentara Mongol menghancurkan Polandia dan Hongaria, mendekati perbatasan
dari wilayah Jerman sekarang. Eropa Barat sudah bersiap-siap menahan serangan, tetapi itu
tidak pernah terjadi. Pada bulan Desember 1241, Ogodei Khan mati, konon ketika sedang
mabuk-mabukan. Maka, para komandan Mongol bergegas pulang ke ibu kota mereka,
Karakorum, 6.000 kilometer jauhnya, untuk memilih pemimpin baru.
Putra Ogodei, Guyuk, menjadi penerusnya. Seorang rahib Italia menyaksikan Guyuk
ditakhtakan; ia mengadakan perjalanan selama 15 bulan melalui wilayah kekuasaan Mongol
untuk menyampaikan sepucuk surat dari Paus Inosensius IV. Sri paus meminta jaminan bahwa
Eropa tidak akan diserang lagi, dan ia mendesak orang Mongol untuk menganut Kekristenan.
Guyuk tidak berjanji apa-apa. Sebaliknya, ia menyuruh sri paus datang bersama delegasi para
raja untuk memberikan penghormatan kepada sang Khan!
belah imperium itu menjadi beberapa wilayah yang masing-masing diperintah oleh seorang
khan. Selain itu, orang Mongol berasimilasi dengan beberapa peradaban yang mereka
taklukkan. Di Cina, perebutan kekuasaan merongrong wewenang para keturunan Kubilai. Pada
tahun 1368, orang Cina, yang jenuh dengan para penguasa yang tidak becus, korupsi, dan
pajak yang berat, menggulingkan para penguasa dari dinasti Yuan dan memaksa mereka
kembali ke Mongolia.
Seperti badai yang hebat, orang Mongol menyerang secepat kilat, berkuasa sebentar,
lalu lenyap. Namun, kiprah mereka tetap meninggalkan jejak dalam sejarah Eropa dan Asia,
termasuk penyatuan Mongolia dan juga Cina. Bahkan, orang Mongolia zaman modern masih
menghormati khan agung mereka yang pertama, Jenghis Khan, sebagai bapak bangsa.