Dapus PDF
Dapus PDF
Oleh :
..._
........,
2 010
2. SUMBERDANA
3. PROGRAM
APBN, PIPKPP
a. Komoditas
b. Bidang Riset
4. Jenis Kegiatan
c. Status ROPP
5. JUDUL KEGIATAN
6. LOKASI
'-'
KATA KUNCI
7. TIM DISEMINASI
Peneliti
Penyuluh
Teknisi
8. PENANGGUNG JAWAB
a. Nama
b. Jenis Kelamin
c. Pangkat/Golongan
Struktural
Fungsional
9. BIAYA
I.,....,
1 Tim
6 orang
1 orang
4 orang
Dr. lr. Amran Muis, MS.
Laik-Laki
Pembina/IV c
Peneliti Madya
Rp. 156.000.000,-
Penanggung Jawab
Kegiatan,
~is,MS
'-'
RINGKASAN
Database penangkar yang telah eksisting dan peluang pengembangan unit
penangkar di tingkat lapangan di Sulawesi Tengah sangat diperlukan dan sebaiknya
dikelola secara regular. Informasi tersebut disajikan dalam bentuk peta zonasi benih.
Data penangkar yang diserta peta dapat juga berfungsi sebagai media penyebaran
informasi ketersediaan benih di Sulawesi Tengah. Oleh sebab itu BPTP Sulwesi
Tengah tengah melakukan pengkajian pemetaan kebutuhan benih padi, jagung dan
kedelai(vub, volume) dan pengembangan penangkar benih yang efisien (> 10%) di
Sulawesi Tengah.
Pengkajian bertujuan: a) memperoleh database penangkar benih di Sulawesi
Tengah, b) menginformasikan dan merekomendasikan kebutuhan benih padi,
jagung dan kedelai dalam bentuk peta, c) merekomendasikan perbaikan sistem
perbenihan dan d) mengkaji teknologi penangkar benih yang efisien pada luasan
tertentu yang layak secara ekonomis dan penyebaran informasi ketersediaan benih.
Pengkajian ini diharapkan dapat menghasilkan: 1) Satu set database volume
kebutuhan dan eksisting penyediaan benih bermutu (padi, jagung, kedelai) di
tingkat Kecamatan, Kabupaten dan Provinsi, 2) satu opsi rekomendasi jumlah dan
sebaran penangkar benih (padi, jagung, kedelai) di tingkat kabupaten dan propinsi,
3) satu unit rekomendasi sistem informasi perbenihan (padi, jagung, kedelai) di
wilayah Sulawesi Tengah dan 4) satu unit pengelolaan benih kelas SS (Padi, jagung,
kedelai) di tingkat petani dan bekerjasama dengan UPBS di KP Sidondo dengan
menyebarkan produksi benih kelas FS yang masing-masing berjumlah 1 ton benih.
Pelaksanaan kegiatan meliputi: 1) uji coba penangkaran benih padi sawah, 2)
uji coba penangkaran lahan kering (jagung dan kedelai) dan 3) survey dan
pemetaan kebutuhan benih padi, jagung dan kedelai serta 4) uji coba sistem
informasi perbenihan.
Uji coba penangkaran benih padi telah dilaksanakan seluas 1 ha di desa
Lumbutarombo varietas inpari 8 dengan produksi ubinan 8.9 ton gabah kering panen
dan prediksi produksi benih 6.6 ton. Sedangkan ujicoba penangkaran jagung dan
kedelai dilakukan oleh kelompok penangkar di desa Labuan, kecamatan Panimba,
Kabupaten Donggala dengan luas masing-masing 1 ha. Varietas jagung yang
ditanam adalah Bisma sedangkan kedelai verietas Anjasmara. Prediksi hasil jagung
3 ton benih dan kedelai 2 ton benih siap tanam.
Dari hasil survey kebutuhan benih dapat diketahui bahwa kebutuhan benih di
Sulawesi Tengah dengan asumsi 1 ha padi 25 kg, jagung 15 kg dan kedelai 40 kg
dibutuhkan benih padi 5.112850 kg, benih jagung 625.470 kg dan benih kedelai
123.444 kg. Dari kebutuhan ini baru dapat dipenuhi dengan bantuan BLU dan
swadaya petani khususnya benih padi 41.65%. verietas yang dominan ditanam
adalah Mekongga, Sarinah, Cisantana, Kalimas, Cibogo dan IR 70. Sistem
penangkaran benih terdapat 3 sistem yaitu 1) penangkaran mandiri, mulai tanam,
prosesing dan labeling, 2) penangkar hanya menanam sampai panen, prosesing dan
labeling dilakukan pihak lain dan 3) penangkar hanya menanam, panen dan
prosesing sedangkan labeling dilakukan pihak lain. Dengan penerapan komponen
teknologi PTT seluas 1 ha dengan sistem petani melakukan penanaman, prosesing
dan pelabelan dapat meningkatkan hasil > 10%. Untuk sistem informasi penyebaran
benih dilakukan dengan kombinasi melalui media cetak dan elektronik (radio).
._,
'-'
'-'
..
KATA PENGANTAR
Swasembada beras memegang peranan penting bagi ketahanan pangan dan
stabilitas nasional. Oleh karena itu pemerintah telah mencanangkan program
peningkatan produksi beras nasional (P2BN) dengan tujuan terjadi peningkatan
produksi padi sebesar 5% setiap tahunnya.
Varietas unggul padi yang dibudidayakan dengan menggunakan pendekatan
pengelolaan tanaman dan sumberdaya terpadu (PTT) telah teruji dapat
Hasil-hasil
meningkatkan produktivitas dan efesiensi input produksi.
penelitianjpengkajian beberapa komoditas andalan spesifik Sulawesi Tengah yang
telah dilaksanakan oleh BPTP Sulteng maupun Badan Litbang Pertanian, (introduksi
maupun perbaikan paket teknologi ) telah dapat meningkatkan produktivitas dan
pendapatan usahatani 2 - 3 kali dari kondisi riill petani. Faktor yang berpengaruh
terhadap keberhasilan peningkatan produksi beras dan paling mudah diterapkan
oleh petani adalah benih.
Kajian ini diharapkan dapat menghasilkan database penangkar benih di
Sulawesi Tengah dan menginformasikan dan merekomendasikan kebutuhan benih
padi, jagung dan kedelai dalam bentuk peta. Serta mengkaji teknologi penangkar
benih yang efisien pada luasan tertentu yang layak secara ekonomis dan penyebaran
informasi ketersediaan benih.
DAFTARISI
\......
.__
,_
ii
RINGKASAN................................................................................................
iii
iv
DAFTAR ISI . . . . . . . . .. .. . . . . . . . . . . . . .. . . . . .. . . .. . . . .. .. . . . . . . . .. . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . .. .. .. . .
I PENDAHULUAN ........................................................................................ .
2.1. Lokasi dan Kondisi Optimun untuk Tanaman Padi Sawah .........................
3.3. Hasil yang diharapkan ...... ....................... ............. ..... .. . ....... .................
10
11
11
11
12
13
5.1. Kebutuhan Benih Padi, Jagung dan Kedelai di Sulawesi Tengah ................
13
15
'--
5.3. Kebutuhan benih berdasarkan luasan tanaman padi sawah, jagung dan
kedelai padi di Sulawesi Tengah ............................................................
5.4.
Program
pemerintah
yang
berhubungan
dengan
benih
15
(Bantuan
16
5.5. Varietas yang ditanam dan persepsi benih bermutu di petani ......... .........
18
21
30
5.8. Kerjasama dan Pemasaran Be nih .. .... .. .... .. .. .... .. .. .. .. .... .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .....
34
5.9. Ujicoba/Demonstrasi Plot penangkaran padi sawah, jagung dan kedelai ....
37
38
42
VI. KESIMPULAN ........ ........ .... ... ...... .......... .............. ...... .. ..... .... .. . . . . ............
46
ue~e!5Cl)l !Se~uawn)jOO
N't1!Id W\11
Bv
l..:IVO
~v
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Benih
merupakan
menentukan keberhasilan
budidaya tanaman yang perannya tidak dapat digantikan dengan faktor lain,
karena benih sebagai bahan tanaman dan sebagai pembawa potensi genetik
terutama varietas unggul. Keunggulan varietas dapat dinikmati konsumen , bila
benih yang ditanam bermutu (asli, murni, vigor, bersih dan sehat). Ketersediaan
benih bermutu menjadi tumpuan utama untuk mencapai keberhasilan tersebut.
Pentingnya benih dalam kegiatan agribisnis dan peningkatan ketahanan pangan
diperlukan upaya peningkatan inovasi varietas unggul yang sesuai dengan
preferensi konsumen dan sistem produksi benih secara komersial.
Usaha penangkaran merupakan kegiatan agribisnis yang layak untuk
dilakukan, karena banyak bukti yang menunjukkan keberhasilan usaha seperti
penangkar binaan Primatani Parigi Moutong yang telah berproduksi benih padi
sawah sebanyak 5,7 ton/ha dengan keuntungan sebesar Rp. 9.000.000/ha
(Sannang
et a/,
2007).
Peningkatan
keuntungan
yang
dihasilkan
dari
Sulawesi Tengah. Selain itu penangkar benih di Kabupaten sering tidak kontinu
yang disebabkan keterbatasan kemampuannya dalam menyebarkan benih yang
dihasilkan.
Penangkaran
benih
tepat waktu
100%, kemampuan
Produktivitas
,_...
benih
maka
petani
di
Sulawesi
Tengah
akan
mendapatkan
(bakal
benih)
yang
pastinya
menyebabkan
keuntungan
bagi
....
BPTP Sulawesi Tengah sebagai penyedia benih dasar (FS) terhadap konsumen
'-
"""'
.......,
.__
.__
.__
optimumnya
karena
kondisi
ini
mendukung
tanaman
untuk
sehingga
dalam
menanam
memerlukan
kecermatan
waktu,
dan
._,
._..
' Komponen
Air
Tekstur berliat
Struktur baik
Kalsium
I Keadaan masam
Toleransi terhadap
Penggenangan
Kekeringan
Tekstur berliat
Keadaan masam
Salinitas
Kebutuhan
Tinggi
Sedang
Rendah
Rendah
Rendah
Tinggi
Rendah
Tinggi
Tinqgi
TinggijSedang
diberi
wewenang.
Keberhasilan
program
benih
bersertifikat sangat
ditentukan oleh seluruh komponen yang berperan di dalamnya. Komponenkomponen tersebut adalah :
Prod us en
Be nih
Anal isis
Lab.
BPSBTPH
Lembaga
Penyuluhan
Ahli
Seleksi
Sa luran
Dstribusi
Konsumen
Benih!
Petani
'-'
Kartasapoetra, 2003
.......
--
pemeriksaan
pendahuluan,
(2)
pemeriksaan
(fase
vegetatif),
(3)
._
6
'-'
'-
c.
Benih Pokok (Stock Seed), merupakan keturunan dari Benih Penjenis atau
Benih
'--'
Dasar,
rupa sehingga
'-
Kelas Benih
Rerumputan
berbahaya
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
'-'
merupakan tahap lanjutan bagi calon benih yang hanya lulus uji lapang untuk
mengetahui mutu benihnya. Mutu benih menurut Sutopo (2004) meliputi:
1. Mutu genetik yaitu penampilan benih murni dari spesies atau varietas
tertentu yang menunjukkan identitas genetik dari tanaman induknya .
........
Benih Murni, yaitu segala macam biji-bijian yang berasal dari suatu jenis
yang sedang diuji, baik mengkerut, belah atau rusak maupun bagian
...
pecahan biji dengan ukuran yang lebih besar dari setengah ukuran asli .
Benih Tanaman Lain, yaitu biji dari semua jenis dan atau varietas yang
tidak termasuk varietas yang ditentukan namanya pada label.
Benih Campuran Lain (CVL), yaitu sejumlah benih yang terdiri dari dua
atau lebih jenis dan varietas masing-masing terdiri lebih dari lima persen
Kotoran Benih adalah semua bahan yang bukan biji termasuk misalnya
biji pecah, biji hampa, sekam, pasir, dan lain-lain.
Selain standar lulus uji benih di lapangan seperti pada tabel 2.1 tersebut di
atas, calon benih padi juga harus memenuhi standar lulus uji laboratorium sesuai
dengan ISO 17025 Tahun 2002 seperti tercantum pada tabel 2.2 berikut.
Tabel 2.2 Standar Lulus Uji Laboratorium Dalam Sertifikasi Benih Padi
Be nih
Murni
Min,
%
99.0
99.0
CVL
Max,
%
Daya
Tumbuh
Min,%
Warn a
Label
1.0
Biji
Tanaman
Lain
Max,%
0.0
0.1
80.0
Putih
1.0
0.1
0.2
80.0
Ungu
3
Benih Sebar 13.0
98.0
2.0
Sumber: Dirjen Tanaman Pangan, 2007
0.2
0.5
80.0
Biru
No
Kelas Benih
Benih Dasar
Kadar
Air
Max,
%
13.0
Benih Pokok
13.0
Kotoran
Benih
Max,%
'--
III.
3.1 Tujuan
a. Memperoleh database penangkar benih di Sulawesi Tengah
b. Menginformasikan dan merekomendasikan kebutuhan benih padi, jagung dan
kedelai dalam bentuk peta.
3.2. Sasaran
Sasaran kegiatan ini adalah penangkar benih di tingkat provinsi, kabupaten
dan petani serta dinas Kabupaten
c.
d. Satu unit pengelolaan benih kelas SS (Padi, jagung, kedelai) di tingkat petani
dan bekerjasama dengan UPBS di KP Sidondo dengan menyebarkan produksi
benih kelas FS yang masing-masing berjumlah 1 ton benih.
'--
..__
........
METODOLOGI
10
..._
PTT
Prosessing benih
Penyebaran dan sosialisasi benih
Penyusunan laporan
(c) Pemetaan kebutuhan benih padi dan jagung
Melakukan
penyusunan
kuisioner
dan
menetapkan
indikator-
pendataan
posisi
responden
penangkar
dengan
menggunakan GPS
~
Pembuatan Peta
Penyusunan laporan
(d) Ujicoba sistem perbenihan
Penyusunan database penangkar
Database yang di peroleh dari survey di update setiap tiga bulan
Menginformasikan
ketersediaan
benih
yang
dihasilkan
UPBS
11
dan Sofian Effendi (1989) adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk
Terdapat empat faktor dalam data time series yaitu faktor musiman, faktor
.....__
siklus,
sehingga dapat
....__
'--
12
V.
1.
tanaman
pangan
dari
tahun
ke
tahun
tetap
mengalami
perkembangan, hal ini ditunjang oleh program pemerintah yaitu melalui program
intensifikasi yang bertujuan untuk mendorong para petani agar melakukan usaha
pertanian dengan berpedoman pada panca usaha tani yaitu menggunakan bibit
unggul, pemupukan, pengendalian hama dan pengairan serta cara bercocok
tanam yang baik. Disamping usaha intensifikasi diatas juga dilakukan program
ekstensifikasi melalui perluasan area l-a rea l pertanian. Produktivitas padi (GKG) di
Sulawesi Tengah berkisar antara 4,302 Ton/Ha di tahun 2008. Hal ini bila
dibandingkan dengan produktivitas padi di tingkat nasional yang sebesar 4,591
Ton/Ha, masih mempunyai prospek untuk ditingkatkan. Hal ini terl ihat pada
utilitas luas sawah dibandingkan luas panen padi sawah yang baru mencapai
66,67%. Perhitungan ini dengan asumsi setiap tahun dilakukan penanaman padi
sebanyak 2 kali per tahun kecuali untuk Kabupaten Banggai Kepulauan yang
hanya melaksanakan 1 kali pertanaman (sawah tadah hujan) dan beberapa
sentral beras di Kabupaten Donggala dan Parigi Moutong yang dapat mencapai 5
kali penanaman dalam dua tahun. Data secara lebih lengkap disajikan pada Tabel
5.1.
No
Kabupaten
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
ToliToli
Bangkep
Buol
Donggala
Sigi
Banggai
Morowali
Po so
Tojo Una Una
Palu
Parigi Mouton_g_
Total
Luas
Sawah
11000
1285
5844
15292
38213
16488
10934
17636
2025
310
19440
138467
Luas Panen
Rata-rata
Luas Per Mt
16209
551
7695
22311
38213
38358
12700
24973
2067
369
46897
210342.781
8105
551
3848
11156
19107
15343
6350
12486
1034
185
18759
8811
Utilitas
73.68
42.88
65.84
72.95
50.00
93.06
58.08
70.80
51.04
59.52
96.50
66.76
Produksi
(Ton)
75.350
1810
31.588
109.733
188.824
171.182
50.899
104.160
6.862
1.577
243.583
985.570
Produktivitas
(Kg/Ha)
4648.65
3286.37
4105.00
4918.34
4941.36
4462.75
4007.82
4170.95
3320.22
4273.71
5194.00
4302.65
13
Pada Tabel 5.1 diketahui bahwa Kabupaten Donggala dan Kabupaten Parigi
Moutong mempunyai utilitas tanam mendekati 100% walaupun Kabupaten Parigi
Moutong
mempunyai
produktivitas
per
hektar
mencapai
5,194 Ton/Ha.
1
2
3
4
5
ToliToli
Donggala
RataRata
Produktivita s (Kg)
Kabupaten
2009
4728.36
Na
Banggai
Na
Morowali
Palu
3431.93
4630.46
Pada Tabel
2008
4648.65
4918.34
4462.75
4007.82
4273.71
2001
4626.06
4493.18
3951.83
3640.00
3966.03
2006
4244.84
4549.02
3807.79
2005
4579.72
4563.00
3804.68
Na
Na
3913.21
3905.44
4565.53
4630.89
4006.76
3693.25
4137.77
Perubahan
(+/- %)_
+0.97
+2.64
+5.60
-2.13
+4.41
terakhir terjadi
Kabupaten/Kota
Produktivitas
Jaqunq (Kw/ha)
1 Palu
2 Siqi
3 Donggala
4 Pariqi Moutonq
5 Buol
6 Toli-Toli
7 Banqqai
24.66
39.16
32.83
37.92
32.44
23.30
35.19
14
Produktivitas
Kedelai (Kw/ha)
11.14
13.36
13.15
14.45
12.44
12.72
12.56
Kabupaten/Kota
No
Produktivitas
Jaqunq (Kw/ ha)
Produktivitas
i Kedelai (Kw/ha)
12.10
10.13
11.52
13.02
27.0
27.85
34.93
23.80 .
8 Morowali
9 Poso
10 Tojo Una Una
11 Banggai Kepulauan
Benih jagung yang biasa ditanam petani yaitu jenis hibrida maupun jagung
pulut dengan pemeliharaan yang minimal. Hal ini memberikan hasil produksi
yang relatif rendah. Penggunaan benih bermutu jenis komposit sebenarnya lebih
menguntungkan jika tanpa perawatan yang baik dibandingkan jenis hibrida.
Sehingga peluang pengembangan penangkaran jagung di sentra produksi jagung
terbuka luas. Demikian juga untuk tanaman kedelai, produksinya masih relatif
rendah.
Salah Komponen peningkatan produksi adalah ben ih. Ketersediaan benih
yang cukup, tepat waktu dan sesuai dengan preferensi/kesukaan petani.
Ketersediaan benih juga ditunjang oleh pihak ketiga baik swasta, balai benih dan
penangkar (petani) yang ada dalam suatu daerah. Selain itu adanya kepastian
penyebaran
benih
yang
dihasilkan
baik
melalui
kegiatan
pemerintah
15
Tabel 4.4. Kebutuhan benih pada komoditas padi, jagung dan kedelai Tahun
2009
.....__.,
No
Kabupaten/Kota
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Total
Palu
Sigi
Donggala
Parigi Moutonq
Buol
Toli-Toli
Banggai
Morowali
Po so
Tojo Una Una
Banggai Kepulauan
Luas
Panen
Padi (Ha)
801
38.213
23 .059
45.001
7.695
17.907
35.191
14.303
19.726
2.067
551
204 .514
Luas
Jagung
(Ha)
20.025
691
955 .325
9.682
576.475
1.919
3.503
1.125.025
192.375 i
1.031
447.675
1.093
879 .775 I
2.544
357. 575 I
1.369
493.150 I
1.388
51.675
17.639
13.775
839
5.11 2.850
41.698
Benih Padi
(kg)
I
I
Benih
Luas
Jagung
Kedelai
(kq)
(Ha)
10.365
23
145.230 I
238
76
28.785 I
52.545
917
15.465 i
56
16.395 I
22
38.160 I
425
924
20.535 I
257
20.820 I
264 .585
138
10
12.585
625.470
3.086
Benih
Kedelai
(kq)
920
9.520
3.040
36.680
2.240
880
17.000
36.960
10.280
5.520
400
123.440
Pada Tabel 4.4 diketahui benih yang dibutuhkan untuk tanaman padi
sawah sebanyak 5112 ton benih setiap tahunnya. Jika 5% benih yang
dibutuhkan tersebut disupply secara benar oleh penangkar maka nilai ekonomi
yang dapat diperoleh masyarakat sebesar Rp. 1.150.200.000,- (ini masih bruto).
Bila berdasarkan penelitian BB Padi (2003) mengenai peningkatan produksi padi
di petani sebesar 16% dengan mengimplementasikan PTT padi, maka setiap
peningkatan konsumsi benih bermutu 5% maka akan menyebabkan peningkatan
produksi sebesar 0,66% dari total produksi di Sulawesi Tengah (6543 Ton). Salah
satu pendorong pemakaian benih bermutu di petani adalah melalui pemberian
bantuan benih langsung (BLBU).
kegiatan BLBU 2009 yang dapat tersalurkan sebesar 1605 kg jagung hibrida,
1066 jagung komposit dan benih kedelai sebesar 1659 kg. Jumlah tersebut
dipenuhi dari PT SHS dan PT Pertani.
Kegiatan pemberian benih kepada petani telah menjadi kegiatan rutin dari
pemerintah. Stimulus pemberian benih ini diharapkan dapat meningkatkan
16
..........
.........
Kabupaten
Palu
Sigi
Donqqala
Parigi Moutong
Buol
Toli-Toli
Banqqai
Morowali
Poso
Tojo Una Una
Banggai
Kepulauan
Total
Luas
Tanam
Padi
(Ha)
I Tanam
Luas
Padi
Jumlah
Benih
\ Gogo
Padi (Kg)
(Ha)
Jumlah
Be nih
Padi
Gogo
(Kg)
500
8.000
6.000
13.000
4.500
5.000
10.000
4.000
7.500
1.000
12.5oo
200.000
150.000
325.000
112.500
125.000
250.000
100.000
187.500
25.000
500
60.000
12.500
1.500.000_ .
I Luas
I Tanam
Jagung
Hibrida
(Ha)
II
300
I
I
I
250
3.750
500
500
1.250
500
7.500
7.500
18.750
7.500
3.000
45.000
I Jumlah
Be nih
Jagung
Hibrida
(Kg)
1.200
600
825
1.125
450
1.275
900
825
3.750
750
4.500
18.000
9.000
12.375
16.875
6.750
19.125
13.500
12.375
56.250
11.250
12.000
180.000
Pada Tabel 5.5. kebutuhan benih padi untuk BLBU sebesar 1500 ton atau
29,34% dari luas panen padi di tahun 2009. Hal ini memberikan harapan adanya
peningkatan produksi dari benih yang diberikan. Bila mengikuti perhitungan
penggunaan komponen SL PTT (benih) yang mampu meningkatkan produksi
sebesar 16% maka akan ada peningkatan produksi padi sebesar 4,694% (38.400
ton) dari produksi tahun 2009.
Informasi yang diperoleh dari Dinas Pertanian di Kabupaten, ketersediaan
benih BLBU yang diberikan pada petani diharapkan petani di musim tanam
selanjutnya masih menggunakan benih hasil bantuan tersebut. Hal ini yang
meningkatkan persentase penggunaan benih bermutu ditingkat petani dapat
lebih meningkat. Pada tabel 5.6 disajikan besaran persentase penggunaan benih
bermutu.
'-
17
.__
'"""
Kab.
No
1 Palu
2 Sigi
3 Donggala
Parigi
Moutong
Buol
Toli-Toli
Banggai
Morowali
Poso
Tojo Una
10 Una
Banggai
11 Kepulauan
Rata-Rata
4
5
6
7
8
9
'--
Kebutuhan
Benih (kg)
Luas
Pan en
(Ha)
Be nih
Swadaya
Petani
(Kg)
Penyediaan
BLBU (kg)
termasuk
hibrida
Persentase
I Penggunaan
Be nih
I berrnutu (%)
801
38213
23059
20025
955325
576475
12500
200000
150000
7525 I
755325 j
426475 !
62 42
20 94
26 02
45001
7695
17907
35191
14303
19726
1125025
192375
447675
879775
357575
493150
325000
112500
125000
250000
100000
187500
800025
79875
322675
629775
257575
30565o
28,89
58,48
27 92
28,42
27,97
38,02
51675 I
25000
266 75
13775
12500
I
I
I
I
'
2067
551
- - - - - --- -
1275 1
L__ _ _ _ _ _
48,38
90 74
41,65
........,
kedelai sebesar 1659 kg. Jumlah tersebut dipenuhi dari PT SHS dan PT Pertani.
Dibandingkan dengan kebutuhan benih yang harus dicukupi pada Tabel 3 di atas
maka BLBU hanya bisa memenuhi 0.43% kebutuhan benih jagung di Sulawesi
Tangah. Sedangkan benih kedelai hanya terpenuhi 1.34% saja. Ketersediaan
benih jagung dari penangkar lokal sebesar 1.115 kg atau 0.18%. Hal ini
menunjukkan masih tingginya kekurangan ketersediaan benih bermutu jagung.
Ketersediaan benih kedelai dari penangkar lokal sebesar 94.450 kg atau 76.5%,
tergolong cukup tinggi. Yang perlu menjadi perhatian adalah distribusi benih
---
barang
akan
bertambah
(Soediyono,
1983),
apabila
18
konsumen di masa yang akan datang kita harus mengubah dengan lebih
menekankan analisis dari sisi permintaan (demand side) dan mengubah
paradigma strategi pemasaran menjadi menjual apa yang diinginkan oleh pasar
~
'-
'-'
Bumi
Raya
dan Witaponda
cenderung
menyukai varietas
padi Ciliwung
dikarenakan mempunyai masa tanam yang agak panjang, kurang disukai oleh
'---'
.......
Mekongga yang mempunyai berat per karung lebih tinggi dibandingkan varietas
lainnya dan baik penampakan vegetatifnya. Varietas Ciherang di Kecamatan
Toilan di Kabupaten Buol walaupun mempunyai harga yang tinggi (pasar baik)
akan tetapi rentan diserang oleh hama ulat grayak. Varietas (Ci)pepe di Desa
"'-
'-'
petani untuk menanam varietas padi yang pulen atau mendekati pulen (agak
pera), butir beras panjang dan tidak mudah patah dengan produksi tinggi serta
pada masa pertumbuhan tidak disukai hama. Beberapa kondisi iklim lahan
berawa dan kurang air masih membutuhkan varietas yang sesuai dengan
permasalahan tersebut seperti di Kecamatan Bunta, Kabupaten Banggai (rawa).
'-'
Pada Tabel 5.6 disajikan beberapa varietas unggul yang ditanam di Kabupaten
Tali-Tali.
'-"
'-'
19
'--
......
Dam pal
Selatan
Dampal Utara
Dondo
Basidondo
Lampasio
Ogodeide
Baolan
Galang
Dakopemean
Toli-Toli Utara
._
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
.......
Mekongga
(Hal
Kecamatan
No
Jumlah
,.__,
---
617
92
344
64
331
78
--
788
107
312
275
53
649
125
139
2,439 _),535
622
79
272
51
243
133
Cibogo
(Ha)
358
70
77
416
124
142
2,082
529
97
133
836
-I
129
59
537
110
141
1,404
IR 70
(Ha)
i va:ietas
I
-I
1 207
486 '
74
231
176 ;
-I
515 I
114 I
142 I
2,945 I
Pada Tabel 5.6 diketahui vareitas IR70 masih mendominasi akan tetapi
perannya akan digantikan oleh varietas mekongga dan Cisantana yang semakin
diterima oleh petani di Kabupaten Toli-Toli.
kesukaan petani atas benih dapat juga terjadi seperti contoh kesalahan
perencanaan perbenihan di BBI Dalago, Kabupaten Parigi Moutong yang pada
musim sebelumnya petani banyak yang menanam IR74 akan tetapi setelah
ditangkarkan benih tersebut di musim selanjutnya tidak lagi disukai oleh petani.
'-'
..._
Hadirnya varietas baru sedikit sulit diterima petani apabila belum ada
bukti keberhasilan dari tahun sebelumnya.
'--'
I..
20
\,...,
Lamnya
1189
163
1,180
151
708
254
47
1 554
380
409
6,035
Petani akan membeli benih dengan harga lebih rendah apabila petani
yakin bahwa benih yang ditawarkan mempunyai efektivitas teknis dan
mutu benih yang sama.
wilayah
sentra-sentra
produksi
tersebut.
Sedangkan
Swasta
dapat
'-'
+ ..
...
.J'.
A
LEGENDA
~~b'P'M'
matan Sentra Padi (ha)
. . .,.
~~
~~
.........
PETA SENTRA
PRODUKSI PAD !
> 3000 ha
1000 3000 ha
< 1000
SKALA
60
60
120
Gambar 2. Sentra permintaan benih padi atas dasar luas tanam padi di Sulawesi
Tengah
Wilayah dengan luas tanam di atas 3000 ha terdapat di beberapa
kabupaten seperti kecamatan Toili, Toili Barat, Batui dan Masama di kabupaten
Banggai, kecamatan Torue, Balinggi, Parigi Selatan, Mepanga dan Bolano
Lambunu di Kabupaten Parigi Moutong dan wilayah-wilayah lainya seperti
disajikan pada Gambar 2.
Berdasarkan pada Gambar 2 di atas maka permintaan benih dari sentra
produksi
di
Ring
perlu
menjadi
perhatian
21
~
khusus
pemerintah
untuk
PETA SENTRA
PRODU KSI PADI
12.
123
122
120
+
N
"
Penangkar
Kabupaten
Kecamatan Sentra Padi (ha)
> 3000 ha
~ 1000 - 3000 ha
.,;.... ~,
a '
'-.. ~1\
.
t':'
LEGENDA
< 1000 ha
SKALA
... 40
123
40
80 Kilometers
'-
'-'
22
9
122
'"'
,,.
"'
PETA SENTRA
TANAMANJAGUNG
"'
+n
N
+ ~ol
A
LEGENDA
~-~ ,'
+'-.
Penangkar
Kabupaten
Kecamatan Sentra Jagung (ha)
: ... . ' > 500 ha
[g 250 - 500 ha
. -'\\+
. ......
<250 ha
SKALA
:"-
40
"'
'-
40 Kilometers
Gambar 4. Sentra permintaan benih jagung atas dasar luas tanam jagung di
Sulawesi Tengah
PETA SENTRA
TANAMAN KEDELAI
L.r-------------~
N
~~'
+
~- _'{.,\ \
A
LEGENDA
Penangkar
D Kabupaten
Kecamatan Sentra Kedelal (ha)
> 500 ha
250-SOOha
-<250ha
r--:
Iii
SKALA
60
...,.......I I
60
120
"'
Gambar 5. Sentra permintaan benih kedelai atas dasar luas tanam kedelai di
Sulawesi Tengah
23
'-'
memberikan tingkat resiko rendah (kerugian benih) bila digunakan pada musim
kering yang tidak menentu. Sebaiknya petani tetap menanam benih hibrida di
\.._,
musim tanam yang sesuai dan dikondisi iklim tidak menentu menanam jagung
komposit.
\.......-
\.._,
itu tidak ada jaminan benih yang dihasilkan dapat tersalurkan serta tidak mudah
diketahui
.___
informasi
mengenai
harga
benih
kedelai
per kg.
Selama
ini
.___
dihasilkan oleh penyedia benih swasta tersebut bekerjasama dengan pihak petani
penangkar. Pada Tabel 5.7 disajikan peran lembaga penyedia benih dalam
mendukung kontribusi produksi benih padi di Sulawesi Tengah
24
Tabel 5.7. Peran lembaga penyedia benih dalam mendukung kontribusi produksi
...,._,Ill' ..,--- - --- .. -- . - ""'- h
Kontribusi
produksi
(%)
Produktivitas
(Kg/Ha)
Produksi (kg)
Luas (ha)
Lembaga
BB Padi dan Dinas
Kabupaten
1 730.68
266 992
17.25
154.27
(termasuk BPTP)
4 033.33
12 100
0.78
3.00
PTSHS
1 784.39
4.65
72 000
40.35
PT PERTANI
1 948.51
1196 522
77.31
614.07
I Penangkar
1,547,614
100.00
811.69
I Total
Keterangan : Kontribusi Produktivitas adalah %kontribusi x Produktivitas
Kontribusi
Produktivitas
298.57
31.53
83.02
1,506.47
1,919.60
'--
Pada
Tabel
5.7
diketahui
bahwa
kemampuan
produktivitas setiap
--
No
1
2
3
4
Nama Produsen
Balai benih padi
Don do
BBI Pembantu
BBI Samaku
BBI Tangkios
10
11
12
13
.,__
14
Luas penangkaran
(Ha)
Realisasi
produksi (Kg)
Toli-Toli
Banggai
Banggai
Banggai
Parigi
Moutong
Sigi
Banggai
Banggai
2.50
0.75
6.15
2.25
2200
1,500
6 750
3 500
1.00
5.55
2.50
3.84
2 177
14 605
4,915
2 900
Ds. Sidondo
Sigi
4.25
7 305
Ds. Lantapan
Toli-Toli
1.00
475
Ds.
Ds.
Ds.
Ds.
Toli-Toli
Banggai
Banggai
Banggai
2.00
1.50
0.50
1.00
35
4,000
2,965
2 000
1500
56792
Ala mat
Kabupaten
Ds.Ogogasang
Ds. Mina Karya
Ds. Malik
Ds. Cemerlanq
Ds.
Ds.
Ds.
Ds.
5 BBTP Dolaqo
6 BBTP Pandere
7 BBU Saluan
8 BBU Toili
9
UPBS BPTP
Sulawesi Tengah
Klota Harapan
Baru
Klota Karya
Bersama Mandiri
Sido Muncul
Sipatokong
Sipatuo
Dolago
Pandere
Saluan
Sidoarjo
Lakatan
Tirtasari
Nonong
Kayoa
Total
--
Pada Tabel 5.8 diketahui bahwa ada beberapa kelompok tani seperti
kelompok tani harapan baru, karya bersama mandiri, sido muncul, sipatokung
25
Kabupaten
Tali-Tali
1,500
BBI Samaku
Sanggai
Banggai
6,750
SSI Tangkios
Sanggai
3,500
SSU Saluan
Sanggai
4,915
SSU Toili
Sanggai
2,900
SSTP Dolago
2,177
SSTP Pandere
(Sulawesi Tengah)
Parigi
Moutong
Sigi
UPSS SPTP
Sulawesi Tengah
Klota Harapan Saru
Klota Karya
Sersama Mandiri
Sido Muncul
'--
I Nama Produsen
Realisasi
produksi
{Kg)
2200
10
11
12
13
14
Sipatokong
Sipatuo
14,605
Jenis Varietas
Kalimas
Sengawan solo, Cintanur, IR36
Satang hari, IR65, Merauke, Pistenggulang,
Singkil Waianae
Merauke
Sarita, Sengawan Solo, Satang Hari,
Ciliwung, Cisantana IR74 Loqawa Wides
Satang Piaman, Ciherang, Cisokan, Kapuan,
Mekonqqa Cintanur Wides
IR42, Sarinah
Sigi
7,305
Tali-Tali
Tali-Tali
475
4,000
Conde, Sarinah
Mekongga
Sanggai
2,965
2,000
'
Sanggai
Sanggai
1,500
Ciliwung
Sarita, Ciliwung
mencapai 50 varietas. Walaupun ada tiga varietas seperti atomita, kalimutu dan
silugonggo yang
'--
26
Produksi
Benih (Kg)
Produksi
kesesuaian
dengan
perkiraan
(%)
No
Varietas
Luas
penangkaran
(Ha)
Ciherang
92.4
312475
270 465
17.48%
86.56
Ciliwung
90
337750
154 340
9.97%
45.70
Cisantana
84.45
275525
144 680
9.35%
52.51
Conde
64.22
225170
143 575
9.28%
63.76
39.75
128350
104 995
6.78%
81.80
Mekongga
IR 36, 42, 64,
65 70 74
1 79.55
226675
97 928
6.33%
43.20
Ciboao
23.1
89225
90120
5.82%
101.00
Way Apoburu
21.18
45910
81 005
5.23%
176.44
Cigeulis
15.45
51250
68 197
4.41%
133.07
10
sarinah
30.5
91950
63 055
4.07%
68.58
11
12
Lam bur
Gilirang
27.55
56.65
81100
188425
43 858
39 060
2.83%
2.52%
54.08
20.73
13
Mira I
19
66500
35 000
2.26%
52.63
14
Cia pus
28
96750
29 565
1.91%
30.56 I
15
Batanq Hari
9.25
31250
25 830
1.67%
82.661
16
Waianae
13.65
39075
21900
1.42%
56.05 .
17
Cisadane
15.25
52375
18 900
1.22%
36.09
18
Air Tenggulang
24375
15 000
0.97%
61.54
19
Merauke
9.05
26800
12 850
0.83%
47.95
20
Legawa
5.3
16550
9 390
0.61%
56.74
21
Cimelati
6.75
21375
7 030
0.45%
32.89
22
Angke
7.95
23750
6 816
0.44%
28.70
23
Sintanur
5.89
17250
6 745
0.44%
39.10
24
Sinqkil
8.4
26450
6 205
0.40%
23.46
25
Cisokan
12000
6 000
0.39%
50.00
26
Bengawan Solo
9875
5,145
0.33%
52.10
27
Barito
5.25
14250
4 995
0.32%
35.05
28
Batanq Piaman
4.25
12500
4,900
0.32%
39 .20
'4
Ketersediaan
benih (%)
27
~
Perkiraan
produksi
(Kq)
Produksi
Benih (Kq)
Produksi
kesesuaian
dengan
perkiraan
(%)
No
Varietas
Luas
penangkaran
(Ha)
29
Batang Gadis
6.5
22750
3 600
0.23%
15.82
30
Tukad Belian
4.6
15300
3 300
0.21%
21.57
31
Kapuas
1 4.25
12750
3 200
0.21%
25.10
Ketersediaan
benih (%)
I 32
Wides
2.75
8125
3 010
0.19%
37.05
33
Cikapudung
2.25
6125
2 700
0.17%
44.08
34
Kalimas
I 2.75
9375
2 200
0.14%
23.47
0. 75
1875
2 025
0.13%
108.00
2125
1 825
0.12%
85.88
3000
1 500
0.10%
50.00
35
Membramo
I 0.85
I1
36
Pepe
37
Banyu Biru
38
Celebes
0.75
1875
1400
0.09%
74.67
39
Bondoyudo
0.6
1500
1 330
0.09%
88.67
40
Sukmaraqa
3500
1000
0.06%
28.57
41
Aniasmara
1.7
2550
900
0.06%
35.29
42
Banyu Asin
2.25
6375
720
0.05%
11.29
43
Dek sibundong
0.2
500
415
0:03%
83.00
44
Ciuianq
I 0.2
500
410
0.03%
82.00
45
sanggal
0.2
500
330
0.02%
66.00
46
Aek Sibundong
0.75
2250
100
0.01%
4.44
47
Pistenggulang
0.5
1250
100
0.01%
8.00
48
Atom ita
0.2
500
0.00%
49
Kalimutu
0.1
250
0.00%
50
Siluoonooo
Total
Rata-rata
0.25
875
0.00%
1 547 614
50.59
Pada Tabel 5.10 diketahui bahwa lima varietas tertinggi yang dominan
ditanam oleh penangkar adalah Ciherang (17,48%), Ciliwung (9,97%), Cisantana
(9,35%), Conde (9,28%) dan mekongga (6,78%) dari benih bersertifikat.
28
Sedangkan
varietas
yang
cenderung
sesuai
dengan
perkiraan
produksi
! No
I
l
I
I
1
2
3
I
I
Kelas Benih
Benih Dasar (FS)
Benih Pokok (ES)
Benih Sebar (ESS)
Total
Produksi (kg)
56,792
501,552
985,770
1,544,114
Persentase
3.68%
32.48%
63 .84%
100.00%
digunakan). Kegiatan BLBU telah dilaksanakan ditahun 2009 dan 2010. Bila
diasumsikan jumlah BLBU tiap tahunnya sama maka benih layak sebar yang ada
di tahun 2009 hanya dapat memenuhi kebutuhan benih BLBU sebesar 65,78%.
Kekurangan benih sebesar 34,28% dapat diperoleh PT. SHS/PT. Pertani
dari pengiriman benih dari provinsi lain atau menggunakan potensi benih pokok
(ES) yang dihasilkan oleh produsen benih. Perhitungan benih pokok yang masih
dapat digunakan untuk mendukung keberhasilan ketersediaan benih BLBU di
jelaskan pada Tabel 5.12.
29
Tabel 5.12.
Perinciaan
Nilai
Keterangan
Data Kebutuhan BLBU
2010(A)
Resiko tidak lolos benih
di penangkar 50% (B)
A+ B=C
Asumsi dihasilkan benih
1.919,60 kg/ha
C/1.919,6 = D
Asumsi setiap hektar
membutuhkan benih 25
kg/ha.
1,500,000
1,500,000
3,000,000
1,562.83
39,070.64
~l<_lS =E ____
Hal ini berarti minimal stok benih pokok yang harus tersedia di balai benih
dan produsen benih sebanyak 39,07 ton. Sehingga BLBU di tahun 2009 dapat
menggunakan benih pokok yang dihasilkan sebanyak 75-80% dari produksi
benih pokok. Pengguna~n benih pokok sebagai benih yang dibagikan di BLBU
mempunyai keunggulan yaitu benih masih memberikan performa benih yang
bagus bila digunakan pada musim tanam selanjutnya.
Ada keinginan dari pihak pemerintah daerah bahwa benih yang dibagikan
adalah jenis benih pokok (ES) untuk kegiatan BLBU. Hal ini berarti dibutuhkan
benih dasar (FS) sebanyak 39,070 Ton dengan perhitungan seperti tabel 12
dengan menggunakan asumsi-asumsi yang sama. Hal ini dapat dilakukan
mengingat di tahun 2009 jumlah benih dasar adalah 56,72 Ton. Jumlah benih
dasar yang dikembangkan oleh penangkar benih diSulawesi Tengah dinilai telah
layak tersedia. Hanya mekanisme penyaluran benih dan kapitalisasi benih hingga
menjadi benih sebar kepetani yang masih perlu diperbaiki. Benih dasar yang
digunakan diperkirakan untuk Sulawesi Tengah sebesar 738,40kg -1400kg (Benih
dasar/BS).
30
Makmur dan Tiara Dewata, Desa Lambelu. Hasil benih yang dihasilkan sebesar
100 ton. Jenis varietas yang ditangkarkan adalah varietas Ciliwung sesuai dengan
permintaan petani. Penyebaran benih sebagaian besar untuk wilayah Morowali
(80% dari benih) dan 20% (Paso dan Tojouna-una). Sistem yang berjalan untuk
'-
kelompok Bina Agro; benih dibeli secara gabah oleh pengelola kemudiaan di
prosesing menjadi benih. Pihak penangkar lainnya, benih yang dibeli adalah
benih yang sudah terkemas. Jumlah benih yang dihasilkan penangkar di tahun
2010 ini telah mecukupi kebutuhan benih BLBU untuk Morowali. Potensi hasil
benih untuk lahan seluas 60 Ha (Sk. Kepala Dinas Pertanian Morowali) adalah
115 ton dengan melibatkan 65 petani.
""
'-
.......__
31
PETA KECUKUPAN
PRODUKSI BENIH PADI
A
LEGENDA
Penangkar
Kecukupan Benih (%)
B ~-10
- 1 0 - 25
-25-50
->50
c::::J
Kabupaten
SKALA
'"'
\%\
12!
70
70 Ki
\!3
Selatan dan Kecamatan Dondo menjadi salah satu sumber penyedia benih.
Potensi hasil benih yang dikembangkan di lahan penangkaran seluas 57 ha
adalah sebesar 109,38 Ton. BBI Dondo menjadi pendorong tumbuhnya
penangkaran disekitar BBI. Melalui 25 orang anggota binaan dihasilkan benih
sebnayak 14,5 ton. Kelompok tani Harapan baru di Kecamatan Galang juga
dipercaya oleh PT SHS untuk menghasilkan benih BLBU sebanyak 43,350 ton
dengan melibatkan 27 orang petani. Hanya ada dua varietas yang dikembangkan
yaitu Cibogo dan Pepe. Selain itu ada juga penangkar yang tidak lolos benih
sebanyak 25 ton benih yang tidak lolos benih. Masalah benih tidak layak
dikarenakan benih yang dihasilkan kurang kering dan terlambat panen yang
dikarenakan bertepatan dengan musim cengkeh.
Penangkaran benih padi sawah di Kabupaten Buol dilaksanakan di
Kecamatan Lakea. Luas lahan sawah yang dijadikan penangkaran seluas 15 Ha
tersebar di desa Bukaan (1 Ha), Lakea I (3 Ha), Lakea II (4 Ha), Lakuan Buol (4
32
Ha) dan Tuinan. Luas lahan ini berkurang dibandingkan penangkaran di tahun
2009 yang mencapai 22,75 Ha. Penurunan luas lahan ini dikarenakan pada tahun
2009,
kegiatan
BLBU
dibebankan
kepada
pemerintah
dinas
untuk
benih
di
Kecamatan
Sojol
di
Kabupaten
Donggala
benih
diberikan
ke
BBU
untuk diproses.
diprosessing kemudian di jual ke pihak swasta. Harga yang berlaku adalah harga
gabah yaitu sebesar Rp. 2500,- dan kemudiaan dijual dengan harga sebesar
Rp. 4300,Beberapa UPTD di Kecamatan Parigi Moutong seperti di Kecamatan
Toribulu dan Kota Raya melaksanakan kerjasama dengan pihak petani penangkar
'"-'
gudang
penyimpanan
kepada
setiap
UPTD.
Penangkar
di
Torue
juga
menangkarkan benih dan kemudiaan hasilnya dibeli oleh perusahan benih (PT.
Pertani). Walaupun ada kesepakatan kerjasama akan tetapi sewaktu benih akan
dipanen bila harga yang ditawarkan tidak sesuai maka kesepakatan tersebut
akan batal. Calon benih yang dibeli dari petani untuk diolah menjadi benih oleh
perusahaan dihargai sebesar Rp. 2350,- - Rp. 3.000,-. PT Pertanihanya
mengambil calon benih dikarenakan kemampuan penangkar untuk mengolah
benih masih dirasakan kurang.
Kerjasama antara BBPT Pendere dan penangkar di MTS di Desa Kota
Rindau, Kecamatan Dolo sangat baik untuk dicontoh. Hal ini karena benih yang
33
telah selesai dikemas dengan kemasan dan label di tanggung pembeli dihargai
sebesar Rp. 4000/kg. BBU Sibowi merupakan penangkar plat merah yang
bertugas untuk menyebarkan benih di Kabupaten Sigi sedangkan BBTP Pendere
adalah penangkar benih dasar yang bertanggung jawab atas ketersediaan benih
untuk Provinsi Sulawesi Tengah.
selesai
dikemas
dan
dibagikan.
Proses
sertifikasi
benih
yang
dilakukan
setiap
tahun
sekali
(semester
ke
dua)
menyebabkan
34
Beberapa
surat-surat
yang
harus
ada
seperti
surat
permohonan
.........
Agar resiko dari keduanya tidak besar maka perjanjian kerjasama dengan
sistem bagi hasil juga dapat dilakukan yaitu hasil produksi dalam bentuk
gabah kering panen dari lahan tersebut dikurangi dengan total biaya
produksi atau sarana produksi pertanian yang diberikan oleh perusahaan
'---'
yang kemudiaan hasilnya dibagi atas 70% untuk petani dan 30% untuk
perusahaan bila dijual dalam bentuk calon benih. Petani tetap diberikan
L
'
target bahwa produksi harus diatas 4 ton/ha benih. Bila ada kelebihan
benih dapat dijual sesuai dengan harga benih di pasaran.
Dari kerjasama ini perusahaan besar mendapatkan jaminan suplai bahan
baku bagi industri benih, sehingga perusahaan dapat terus berproduksi.
Sedangkan petani dalam kerjasama ini, mendapatkan keuntungan secara materiil
berupa pendapatan dengan modal awal yang kecil dan selalu bersemangat
menggarap lahannya (Adibya, 2008).
Peran serta pihak ketiga seperti PT. Pertani dan PT. Shang Hyang Seri
~
diharapkan
menjadi
35
sesuai bila pihak pemerintah daerah kurang mendorong pihak ketiga menyerap
benih yang dihasilkan penangkar di Kabupaten.
Puslitbang
Komoditas
_ ~
0s\_ r
- ~
.
~--~
,
~
--~t
'
Gambar 7. Peran dan alur benih yang diatur pemerintah.
.........
Akan tetapi alur benih tersebut sering kali terjadi penyimpangan alur
benih ideal karena terjadi beberapa faktor seperti benih pokok (FS) yang
ditangkarkan oleh kelompok tani dikarenakan tidak lolos benih didistribusikan
terbatas ke petani. Ada beberapa petani yang membeli langsung benih kelas
pokok (FS) ke BBI di pulau Jawa. Serta ada beberapa penangkaran yang tumbuh
dikarenakan program pemerintah seperti UPBS BPTP, penangkaran hasil kegiatan
pengkajian dan lainnya. Gambar 8 disajikan alur benih yang terjadi di Sulawesi
Tengah.
36
-~
Puslitbang
Komoditas
~
~
BPTP'/BBTP}BBI '~
"
~"
'
1'
:..-
er=-:"tk.~
r Penangkar
( Benih Kegiatan
Diseminas/Pengkajian
SS/~ _ .
~
~~
;,:;:~~:..~lll!
.,m
--~!i~
: _
---
.- -
program
Feati 2010).
benih. Untuk itu dianjurkan aktifkan pengamatan hama dan penyakit sebelum
serangan
melampaui ambang
kendalL
Gagal
benih
karena
banjir dapat
diantisipasi dengan waktu tanam yang tepat sehingga panen tidak pada musim
hujan, sebaiknya tanam padi pada bulan Oktober - Maret.
'--
37
~
tani tersebut telah menjadi binaan BPTP dalam penyediaan benih jagung, sejak
tahun 2009. Jagung varietas Bisma, dengan kelas benih FS , ditanam pada
bulan Agustus 2010, dengan luas pertanaman 1 ha, panen diperkirakan
pertengahan
menjadi masalah. Namun gaga! benih pernah terjadi disebabkan karena banjir.
Permasalahan gaga! benih karena banjir dapat diantisipasi dengan pengaturan
waktu tanam. Hasil demplot jagung bisma diperkirakan sekitar 3 ton benih/ha.
Demplot kedelai telah dilakukan penanaman pada bulan Agustus 2010,
saat ini tanaman berumur 82 hari. Kedelai yang di tanam yaitu kelas FS varietas
Anjasmoro seluas 1 Ha. Berdasarkan deskripsi umur polong siap panen berumur
92 hari. Selama pertanaman terdapat serangan Bemisia tabaci atau kutu kebul
sehingga pucuk tanaman keras dan kaku sampai 70-80%. Akan tetapi tidak
sampai menyebabkan daun kering/ mati dikarenakan diantisipasi dengan
penyemprotan deltametrin.
Tanaman kedelai juga mengalami kahat kalium dan magnesium. Padahal
dosis anjuran untuk tanaman kedelai telah diberikan yaitu Ponska dengan dosis
'--
200 kg/Ha. Lahan yang digunakan di demplot adalah bekas jagung yang
ditanami sebanyak 13 kali dengan sistim tanaman tanpa olah tanah (TOT). Hal
ini yang menyebabkan terjadi kahat tersebut. Hasil benih diperkirakan sebanyak
1,6 ton benih.
Sebagian benih padi, jagung dan kedelai yang dihasilkan rencananya
akan dibagikan
ke
beberapa
Kabupaten
yang
bersedia
mengembangkan
kelas benih pokok (SS) yang bila ditangkarkan kembali menjadi benih sebar
maka akan tersedia benih Inpari 8 di petani sebanyak 20 ton.
bahwa hasil produksi yang dijadikan benih hanya 60% dan sisanya dikonsumsi.
38
Pada Tabel 5.13 disajikan analisis usahatani penangkaran seluas 0,5 Ha bila hasil
produksi dijadikan benih dan beras.
Tabel 5.13.
dan beras.
Uraian
Sarana Produksi
Benih (kg)
Pupuk Urea (kg)
Pupuk NPK (kq)
Herbisida (It)
Insektisida (bungkus)
Racun Tikus
Racun Keong
Tenaga Kerja
Pengolahan Lahan
(borongan/ha)
Pembersihan Pematang
(HOK)
Persemaian (HOK)
Tanam (HOK)
Penyiangan (HOK)
Penyemprotan (HOK)
Ragging (HOK)
Pan en
Sabit (HOK)
Rontok (Borongan
/0 5 HOK)
Penjemuran
(borongan/HOK)
Sortasi (Rp/kg)
Sertfikasi dan Pelabelan
Gilingan
Total Biaya
Produksi
Benih (kg)
Beras (kg)
Penerimaan
Benih
Beras
Total Penerimaan
Keuntungan
B/C
BENIH
Harga
Satuan I Nilai
Satuan
15
100
150
2 1
5 000
1,600
2 300
35 000
75,000
160,000
345 000
70 000
BERAS
j Harga
Satuan
I
15
100
150
2
Satuan
Nilai
I
5,000
1600
2 300
35 000
75 000
160 000
345 000
70,000
3 1
5,000
15,000
50,000
50,000
I
15,000 I
5,000
50,000
50,000
0.50
800,000
400,000
0.50
800,000
400 000
2.00
1.00
17
2
35 000
35 000
35,000
35,000
70 000
35 000
595 000
70,000
2.00
1.00
17
2
35 000
35 000
35 000
35,000
70 000
35 000
595 000
70,000
0.50
4.00
35,000
35,000
17,500
140,000
0.50
35,000
17,500
3.00
35 000
105 000
3.00
35 000
105 000
250
2,500
625 000
250
2,500
625,000
0.50
3,017
3,017
67 500
65
30
33 750
196,083
90 500
0.50
67 500
33 750
100
5_{600
560 000
3,226 250
1800
5500
3 092,833
1800
720
4500
5500
8.100.000
3.960.000
12.060.000
8 968 750
2.901
9.900.000
9.900.000
6,673 750
2.068
39
menjadi benih sesuai dengan perhitungan diatas adalah sebesar 0,83. Penangkar
tersebut memperoleh penambahan keuntungan sebesar Rp. 2,295,000 bila benih
terjual. Umumnya benih terjual selama 2 bulan. Bila dibandingkan analisis
usahatani benih padi sawah untuk setiap luasan yang berbeda diketahui bahwa
penangkar sebaiknya melakukan penangkaran pada luas area sebesar 0.5 Ha
saja. Hal ini sesuai dengan perhitungan analisis usahatani di Tabel 5.14.
Nila i (Rp )
Nilai (Rp)
luas Area 1 Ha
Sarana Produksi
650,000
715,000
Nila i (Rp)
1,250,000
Tenaga Kerja
855,000
1,327,500
2,252,500
Panen
611,750
1,048,750
2,002,500
2,116,750
3,091,250
Uraian
Total Biaya
5,505,000
Produktivitas
Benih (3000 x 4500)
6,300,000 .0
13,500,000
22,500,000
4,183,250
10,408,750
16,995,000
1.98
3.37
3.09
Keuntungan
B/C
sama
kenaikan
kg
setara
dengan
kenaikan
B
1
2
3
3
4
Uraian
Saprodi
Benih (kq)
Saromil (bks)
Herbisida pratanam (liter)
Herbisida purnatanam (liter)
Phonska (kq)
Urea (kg)
Petroqanik (kq)
Kemasan (bh)
Tenaqa Kerja (HOK!Borongan)
Pengolahan Tanah
Penanaman
Pemupukan
Penyiangan
Pemupukan II
~
Unit
40
Satuan
Nilai
20
6
2
2
6
4
500
150
15,000
6,000
37,500
50 ,000
120,000
85 ,000
1,000
2,500
300,000
36,000
75,000
100,000
720,000
340,000
500,000
375,000
3
10
10
2
5
35 ,000
35 ,000
35 ,000
40 ,000
35 ,000
105,000
350,000
350,000
80,000
175,000
5
6
7
8
9
10
11
12
D
1
2
Panen
Pengangkutan
Penaeringan
Pemipilan
Penvortiran
Penqawasan
Sertifikasi
Penqepakan
Sewa Tanah
Jumlah A+B+C
Penerimaan
Benih (kaT
Konsumsi (ka)
Jumlah D
Keuntungan
RIC
8/C
Nilai
Satuan
Unit
Borongan
Borongan
Borongan
Borongan
Boronqan
Uraian
No
850 .000
25o,ooo
25o,ooo
3oo.ooo
900 ,000
I
I
I
I
I
I
2
35,QQ0
3,000
2,000
5,ooo
1,750
I
i
I
I
!
850,000
250,000
250,000
300,000
900 ,000
30,000
37,500
70 ,000
1.500,000
7,693,500
15,000,000
3,500 ,000
18,500,000
10,806,500
2.40
1.40
Berdasarkan pada Tabel 5.15 didapatkan bahwa ni lai R/C budidaya jagung
untuk benih 2.4. Jika komponen-komponen biaya untuk kegiatan perbenihan
dihilangkan
(sortil,
pengawasan,
sertifikasi,
label,
kemasan)
maka
biaya
5
6
7
8
B
1
2
3
3
4
5
6
7
8
9
Uraian
Saprodi
Benih (kg)
Petroganik (kg)
Phonska (kg)
Noxon (liter)
PPC (liter)
Decis (liter)
Rudal (liter)
Kemasan (bh)
Tenaga Kerja (HOK!Borongan)
Pengolahan Tanah
Penanaman
Pemupukan
Penyiangan
Pemupukan II
Penyemprotan PPC
Penyemprotan Decis
Penyemprotan Rudal
Panen
Pengangkutan
Unit
50
500
200
4
2
1
1
100
Borongan
20
2
4
2
4
4
4
Borongan
Borongan
41
Satuan
Nilai
15,000
1,000
2,400
50,000
22,500
285,000
80 ,000
2,500
750,000
500,000
480,000
200,000
45,000
285,000
80,000
250,000
600 ,000
35,000
35 ,000
40 ,000
35 ,000
35 ,000
35 ,000
35 ,000
1,000,000
100,000
600,000
700,000
70,000
160,000
70,000
140,000
140,000
140,000
1,000,000
100,000
Uraian
No
10
11
12
13
Satuan
Unit
Pengeringan
Pengawasan
Sertifikasi
Pengepakan
Sewa Tanah
35 ,000
20,000
35,000
Borongan
Nilai
35.000 I
20,000
25,000
70,000
1,500 ,000
7,360,000
Jumlah A+B+C
D
Penerimaan
1 Benih (kg)
2 Konsumsi (kg)
2,000
200
1o.ooo
8,000
Jumlah D
Keuntungan
RIC
B/C
20 .000,000
1.600 .000
21 ,600,000
14,24o,ooo
2.93
1.93
I
I
Berdasarkan pada Tabel 5.16 didapatkan bahwa nilai R/C budidaya jagung
untuk benih 2.93. Jika komponen-komponen biaya untuk keg iatan perbenihan
dihilangkan
(sortil,
pengawasan,
sertifikasi,
label,
kemasan)
maka biaya
Kondisi
perbenihan
yang
ada
diatas
perlu
dilakukan
42
(bila
perlu),
surat pengakuan
hutang,
berita acara
negosiasi harga benih antara petani dan kelompok tani dan kartu
jadwal aplikasi saprodi dan catatan hama dengan pengendaliannya.
2. Perbaikan
Pola
Pembinaan
Pemerintah
daerah
(BBI/U)
terhadap
Penangkar disekitarnya.
Pihak BBI yang seharusnya menangkarkan secara kontinue kurang
berjalan dikarenakan tidak di kelola secara profesional padahal pihak BBI
menjadi pihak pensuplai benih yang akan di tangkarkan oleh petani
penangkar di desa sasaran BLBU.
Pihak BBI harus tetap menangkarkan 2-4 varietas unggul baru di musim
semester kedua. Bila perlu mengadakan suatu gelar benih di waktu panen
dengan mengundang pengurus kelompok tani setiap tahunnya. Pola
UPTD di Kabupatn Parigi Moutong juga dapat menjadi contoh tentang
pola pembinaan pemerintah daerah terhadap petani penangkaran.
Berdasarkan
analisis
usaha
penangkar
luas
usaha
43
Petani yang umumnya di Sulawesi Tengah mempunyai lahan seluas 0,5 1 Ha baik milik sendiri maupun sewa. Penangkar komunal tidak
dibebankan untuk menjadikan seluruh lahan miliknya menjadi benih. Akan
tetapi tetap ada gabah yang diolah menjadi beras.
Berdasarkan perhitungan bila dalam satu kelompok tani terdapat 25
orang anggota dengan luasan 25 hektar sawah (Sesuai 1 unit SL PTT)
maka dibutuhkan seorang penangkar komunal dengan luas sawah
sebesar 0,25 Ha. Hal ini dikarenakan produksi benih untuk 0,25 ha dapat
mencapai 500- 1000 kg benih (kebutuhan benih 625 kg). Apabila dalam
satu desa terdapat beberapa kelompok tani, maka diperlukan setiap 25
'-'
hektar sawah seorang penangkar dengan luas tanam 0,25 Ha. Akan lebih
baik setiap penangkar menanam 2 varietas padi yang bermacam-macam
agar diperoleh berbagai pilihan petani dalam menangkarkan benih padi.
Banggai. Wilayah Toli-toli dan buol, Pantai Barat dan Moutong dilayani
dengan membuka kantor/laboratorium pembantu di Kecamatan Sojol
(Kabupaten Donggala). Serta kantor utama melayani Kabupaten Sigi,
Kota Palu, Parigi Moutong, Poso dan Tojo Una-Una.
Untuk mendukung perkembangan penangkaran komunal bila masih dapat
dimungkinkan di revisi mengenai kemudahan bagi pengeluaran label oleh
petugas di tingkat Kabupaten sehingga mendukung kegiatan penangkaran
komunal. Label yang dikelaurakn oleh laboratorium pembantu tersebut
44
........
.........
........
.._.
45
VI.
penangkaran
1.547 ton.
Dari peta
(BBI/U)
terhadap
Penangkar
disekitarnya,
pengembangan
....
Peraturan Perbenihan.
4. Luasan penangkaran benih padi yang paling ekonomis seluas 0.5 ha .
..__
..__
..__
46
DAFTAR PUSTAKA
'---
'--'
47
Lampiran 1
PETA PRODUKSI
BENIH PADI
uo
-"-
A
LEGENDA
...
Penangkar
Produksi Benih Padi (kg)
0<10000
D 1oooo- 5oooo
c::::::J
50000 - 100000
100000- 200000
200000 - 500000
>500000
Kabupaten
SKALA
70
120
1!0
132
13S
a~
'3'
1~1
c ..... t - - .
V""7
~-.J Jj
+ -
"'"'+
70 Ki
122
121
. .+
PETA PRODUKSI
BENIH JAGUNG
II
A
LEGENDA
Penangkar
Produksi Benih Jagung (kg)
CJO
1~1
~\
(MOrOW11Jt.;:~
~'
t"D~
0-1000
1000-10000
->10000
~~ -
~r-
SKALA
50
'--
Kabupaten.shp
50 Kilometers
PETA PRODUKSI
BENIH KEDELAI
+
'-
I I
+
+~(l +
-~- +....,+ T#una~~""":.~
+
+
....
+ +
+
0
'-
I I
+
+
~ \
+."il'-0
(MUf OW>II'-;_-
~~
1
+L
+tt
I I~+
Penangkar
Produksi Benih Kedelai (kg)
'iL
1-J, -
500
500-2000
2000 - 20000
>20000
Kabupaten
+ ~~
SKALA
1 1 5~
"'
LEGENDA
<;,
'--
50 Kilometers
PETA SEBARAN
LUAS PENANGKAR PADI
1!0
A
LEGENDA
'-'
Lokasi Penangkar
Luas Penangkaran Padi (ha)
EH-5o
D 5o-1oo
~ 100-150
-o
150-200
-200-250
- 2 5 0 - 300
-300-350
->350
SKALA
70
l"""'"'l
70 Kilometers
PETA SEBARAN
LUAS PENANGKAR JAGUNG
Tt-
J!Jo:~
T.li
+ ~ ..fi._::-)$1)
Suo
.~-
+ ..
+
0
'
ll
LEGENDA
Penangkar
Luas Penangkaran Jagung (ha)
-~-1
f""""W11"-;:-
~ \
....
-~'-
"o'-6
~~
SKALA
<>
11 ~
,.
~~
&:~'!.lf::: 'U"
ozu
~ \
/~+
(MOf~'\:~
+
,.,
50 Kilometers
.,.t-
PETA SEBARAN
LUAS PENANGKAR KEDELAI
F'6~
~'-
+ .'
- ~-
+
0
~r5
121
hJ,
-1-10
> 10
D Kabupaten
ll
+ hi.
LEGENDA
Penangkar
Luas Penangkaran Kedelal (ha)
CJO
00-1
-1-5
-5-10
->10
CJ Kabupaten
+~~
SKALA
<>
I
123
1..
50
50 Kilometers
..
~
- +
+
0
.~
PETA KECUKUPAN
PRODUKSI BENIH PADI
~~
II
LEGENDA
Penangkar
Kecukupan Benih (%)
I ~
-..-
~\
-f. "'6'0
lg-10
-10-25
hi. -25-50
~>50
Kabupaten
,..
~ ....
SKALA
...
1
1~1
12!
153
124
120
~~r.r:t.:'"""
{~J
"""+
liP""--) \
II
/~+
0
0-10
10-25
hi. iiiii > 25
~-
+ ( Moroww'\:-
F'6't.
70
PETA KECUKUPAN
PRODUKSI BENIH JAGUNG
+
0
I I 70
121
1~0
~~
LEGENDA
Penangkar
Kecukupan Benih Jagung (%)
Kabupaten
.... _
~{
[~
SKALA
50
50 Kilometers
~~
1 I
1!0
I 3
I 4
uo~~f-
+ -
0~~
.-.!l.
PETA KECUKUPAN
PRODUKSI BENIH KEDELAI
II
..
ll
LEGENDA
Penangkar
Kecukupan Benih Kedelai (%)
B~-50
( MOrO'I'f1ll' - -
~\
t- "[)'-,1,
.J..
-50-100
hi. -100-200
~>200
Kabupaten
+~~
~~----
SKALA
"0
1!0
I !!
1!1
1!0
121
.i.
.._>;..,UJ
~-;;-I/
_,
...
-
:n... +
60 Kilometers
II 60
_..~-.~r
123
lfl:4
PETA SENTRA
PRODUKSI PADI
II
..
LEGENDA
Penangkar
Kabupaten
Kecamatan Sentra Padi (ha)
> 3000 ha
1111 1000-3000 ha
< 1000 ha
,....~,.:;;p
...
~.._
122
'i-"\'
r:=J
SKALA
40
123
1 24
40
80 Kilometers
,,
,,
,,
"'
"'
~
-,.-
PETASENTRA
TANAMANJAGUNG
'"
+n
N
. .; r
l ~
c.,-._
' ~v~-.
~.
'-: .
- . . ~\ \+
.....
=--t'....
+~~GENOA
Penangkar
Kabupaten
Kecamatan Sentra Jagung (ha)
r :::: > 500 ha
1'111 250-500 ha
<250ha
+
SKALA
,,,
'"
'"
1!0
--
II
1!1
1!0
.....
1!!
n+
, . \ ."'1""5
121
'
"'
1!3
,..
40 Kilometers
PETASENTRA
TANAMAN KEDELAI
1 1
"+
,,
123
122
40
-'-
....
LEGENDA
Penangkar
Kabupaten
Kecamatan Sentra Kedelai (ha)
c] >500ha
111 250-500 ha
...
t!."''
<250 ha
SKALA
,....... ,
122
123
60
124
60
120
IY1303>1.l0ldW30
IO't;fd .lOldW30
NV.l'II~3>1
ISV.lN3Wn>IOO
~Nn~vr ~OldW3a