Anda di halaman 1dari 14

PENGARUH KONSUMSI CAPSAICIN DALAM CABAI TERHADAP

PENURUNAN KADAR TRIGLISERIDA PADA MAHASISWA OBESITAS


DI UNIVERSITAS PELITA HARAPAN
1. Latar Belakang
Obesitas merupakan suatu keadaan dimana berat badan seseorang melebihi batas normal
akibat dari akumulasi lemak pada tubuh secara berlebihan yang tidak sesuai dengan tinggi
badan dan struktur tulang orang tersebut.1 Indeks Massa Tubuh (IMT) digunakan untuk
mengetahui keadaan berat badan seseorang terhadap tinggi badan. Klasifikasi IMT ini
berbeda untuk orang Barat dan orang Asia. IMT lebih dari 27,0 kg/m menunjukkan orang
tersebut mengalami obesitas dengan risiko morbiditas dan mortalitas yang tinggi (Depkes
RI tahun 1994). Berbeda dengan orang Barat, orang dengan IMT 25 27,5 kg/m termasuk
dalam kategori berat badan berlebih dan IMT lebih dari 30 kg/m termasuk dalam kategori
obesitas.2
Hasil penelitian dari Departemen Kesehatan di Indonesia, diperkirakan terdapat 76,7 juta
penduduk (17,5%) yang menderita obesitas dari 210 juta populasi di Indonesia pada tahun
2000 dan 21,7% pada tahun 2010.3,4 Tingginya prevalensi obesitas dapat meningkatkan
prevalensi penyakit penyakit kronik yang disebabkan oleh obesitas. Data di Indonesia
pada tahun 1986 sampai dengan 2001 menunjukkan adanya peningkatan prevalensi dari
komplikasi obesitas sebesar 2 kali lipat.3
Berkaitan dengan komplikasi yang ditimbulkan dari orang dengan berat badan berlebih dan
obesitas, banyak cara yang dapat dilakukan untuk menurunkan berat badan dengan
meningkatkan metabolisme tubuh dengan mengonsumsi teh, kafein, dan capsaicin. 5-7
Upaya menurunkan berat badan mencapai batas indeks massa tubuh normal dapat
mengurangi tingkat morbiditas dan mortalitas. Salah satu cara yang dilakukan adalah
dengan konsumsi capsaicin, yaitu senyawa aktif yang terdapat dalam cabai, genus
Capsicum.5
Beberapa penelitian telah dilakukan tentang pengaruh capsaicin terhadap penurunan kadar
trigliserida dalam tubuh. Percobaan dilakukan pada tikus yang diberi makanan yang
mengandung 30% lemak babi. Pada kelompok yang diberikan capsaicin 0,014%;
berdasarkan dosis capsaicin yang dikonsumsi penduduk Thailand,8 yaitu sebanyak

gram/orang/hari.9 diperoleh kadar trigliserida 29,3 mg/dL dibandingkan dengan kelompok


yang tidak diberikan capsaicin, yaitu 41,7 mg/dL (p < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa
pemberian capsaicin dapat mencegah peningkatan kadar serum trigliserida. 10 Penelitian
yang sama yang dilakukan pada tikus di India menunjukkan hasil penurunan kadar
trigliserida secara signifikan (p < 0,05) setelah diberikan capsaicin selama 8 minggu.11
Penelitian lebih lanjut telah dilakukan pada manusia di Jepang dengan mengukur besar
konsumsi oksigen, energi pengeluaran saat istirahat, dan oksidasi pada responden obesitas
(IMT 25 kg/m; berdasarkan kategori IMT untuk orang Jepang). Penelitian dilakukan
dengan membagi ke dalam kelompok yang diberikan dosis 3 mg capsinoid, 10 mg
capsinoid, dan plasebo. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan oksidasi
lemak setelah diberikan konsumsi capsinoid dibandingkan dengan kelompok kontrol,
namun tidak ditampilkan nilai perubahan dari profil lemak, seperti kadar trigliserida,
kolesterol HDL, kolesterol LDL.12 Alemn, C telah melakukan penelitian pada responden
dengan rata rata IMT 25 kg/m dengan kadar trigliserida 67,73 mg/dL dan 67,93 mg/dL
untuk kelompok yang diberikan tidak diberikan capsaicin 0,5 gram dan yang diberikan
capsaicin. Dari penelitian ini, diperoleh hasil dengan perbedaan 66,71 mg/dL dan 54,52
mg/dL (p = 0,473) untuk kelompok yang tidak diberikan capsaicin dan yang diberikan
capsaicin. Sedangkan produk dari pemecahan trigliserida, gliserol dan asam lemak, terjadi
peningkatan yang signifikan (p < 0.001).13 Perbedaan signifikasi dari kadar trigliserida
terhadap gliserol dan asam lemak ini tidak sesuai. Hal ini dikarenakan peningkatakan
terhadap asam lemak dan gliserol menandakan adanya peningkatan terhadap pemecahan
trigliserida dalam tubuh melalui proses oksidasi lemak.14 Penelitian yang telah dilakukan
Bloomer et al. juga menunjukkan hasil yang tidak signifikan.15
Hasil yang tidak signifikan itu dapat dikarenakan dosis capsaicin yang kurang karena
penelitian penelitian yang telah dilakukan hanya menggunakan dosis 0,5 gram, 13 2mg,15
3mg, dan 10mg.12 Hal ini dapat menjadi faktor terhadap hasil penelitian sebelumnya,
melihat banyaknya capsaicin yang dikonsumsi penduduk India, Thailand, dan Meksiko
adalah 2,5 gram/orang/hari, 5 gram/orang/hari, dan 20 gram/orang/hari, dibandingkan
dengan penduduk Amerika dan Eropa sebanyak 1,5 mg/orang/hari.9

2. Perumusan Masalah
Meskipun prevalensi berat badan berlebih dan obesitas di Indonesia tidak sebesar di negara
maju, seperti Amerika.16 Penderita berat badan berlebih dan obesitas dapat meningkatkan
tingkat morbiditas dan mortalitas. Menurunnya kadar trigliserida yang ditandai dengan
menurunnya berat badan, serta IMT dapat memberikan prognosis yang lebih baik. 17
Penelitian yang sudah dilakukan, didapatkan bahwa capsaicin dapat meningkatkan
metabolisme tubuh dan meningkatkan aktivitas lipolisis, serta menginduksi proses
termogenesis dan menurunkan nafsu makan yang dapat menunrunkan kadar lemak dalam
tubuh. Berdasarkan observasi peneliti di Universitas Pelita Harapan, banyak mahasiswa
yang terlihat dengan bentuk tubuh dengan berat badan melebihi batas normal. Namun,
belum ada data yang menunjukkan prevalensi obesitas di Universitas Pelita Harapan.
Selain itu, melihat banyaknya orang Indonesia yang gemar mengonsumsi cabai
dibandingkan orang Amerika dan Eropa, hal ini dapat memberikan hasil yang berbeda dari
penelitian sebelumnya. Untuk itu penelitian lebih lanjut perlu dilakukan lagi pada
mahasiswa obesitas di Universitas Pelita Harapan dengan untuk melihat penurunan kadar
trigliserida dan IMT.17

3. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimanakah pengaruh capsaicin dalam cabai terhadap signifikansi penurunan
kadar trigliserida dalam tubuh pada responden obesitas di Universitas Pelita
Harapan?
2. Berapakah rata rata penurunan kadar trigliserida pada responden obesitas sebelum
dan sesudah mengonsumsi cabai?
3. Berapakah rata rata penurunan berat badan responden sebelum dan sesudah
mengonsumsi cabai?
4. Bagaimanakah hasil data demografik dari responden obesitas yang terlibat dalam
penelitian ini?

4. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum : Mengetahui pengaruh capsaicin dalam cabai terhadap signifikansi
penurunan kadar trigliserida pada responden obesitas di Universitas Pelita Harapan
2. Tujuan khusus :
a. Mengetahui rata rata penurunan kadar trigliserida pada responden obesitas
yang mengonsumsi cabai yang mengandung capsaicin
b. Mengetahui rata rata penurunan berat badan pada responden obesitas yang
mengonsumsi cabai yang mengandung capsaicin
c. Mendapatkan data demografik dari reponden dalam penelitian ini

5. Manfaat Penelitian
1. Tenaga kesehatan
:
penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai sarana untuk memberikan cara
lain dalam menurunkan risiko komplikasi dari orang obesitas
2. Masyarakat umum
:
penelitian ini dapat memberikan informasi tentang makanan yang dapat
menurunkan kadar trigliserida dalam tubuh
3. Pasien
:
penelitian ini dapat memberikan manfaat positif terhadap penurunan kadar
trigliserida dalam tubuh pada pasien obesitas
4. Ilmu pengetahuan
:
penelitian ini dapat memberikan informasi baru dan edukasi tentang hubungan
cabai dengan kadar trigliserida dalam tubuh
5. Penelitian
:
penelitian ini dapat menjadi suatu dasar untuk dilakukan penelitian penlitian
selanjutnya terhadap perkembangan dalam penganganan masalah obesitas

6. Kerangka Teori

Gambar 1.1 Kerangka Teori

7. Kerangka Konsep

Gambar 1.2 Kerangka Konsep

8. Definisi Operasional

Variabel

Definisi

Cara Ukur

Alat Ukur

Skala

o
1

Cabai

Banyaknya

Dilakukan

Anamnesis

Rasio

(Capsaicin)

makanan

dengan

pedas

Hasil Ukur

yang mengisi

dikonsumsi
selama

kuisioner
2

minggu yang
dihitung
banyaknya
dalam 1 hari
(berapa
2

per hari)
Trigliserida Senyawa

Usia

Vital Scientific Rasio

golongan

by

ester

Group

yang

berasal

dari

gliserol

dan

tiga
3

kali

ELITech

asam

lemak
Rentang

Dilakukan

Anamnesis

Rasio

Anamnesis

Nomina

0= laki laki

1= perempuan

hidup waktu dengan


pada

melihat

seseorang

tanggal lahir

yang dihitung pada KTP


dari

lahir

sampai
sekarang
dalam satuan
4

Jenis

tahun
Karakteristik

Kelamin

manusia yang dengan


membedakan

Dilakukan
melihat jenis

laki

Makanan

laki kelamin pada

dan

KTP

perempuan
Segala

Dilakukan

Anamnesis

Rasio

Anamnesis

Nomina

0=

berolahraga

sesuatu yang dengan


dimakan dan mengisi
diminum,

kuisioner

tidak
mencakup air
6

Olahraga

putih
Aktivitas
fisik

Dilakukan
yang dengan

dilakukan
minimal
menit,

mengisi

tidak

1=

30 kuisioner

berolahraga

yang

dilakukan
paling sedikit
3 kali dalam
seminggu
7

Merokok

secara teratur
Merokok

Dilakukan

aktif

dengan

dengan

kategori

mengisi

minimal

Nomina

0=

merokok

tidak

1= merokok

1 kuisioner

batang
hari

Anamnesis

per
yang

dilakukan
selama 5 hari
berturut
8

Konsumsi

turut
Minuman

Dilakukan

minuman

yang

dengan

beralkohol

mengandung

mengisi

alkohol

(%) kuisioner

Anamnesis

Nomina

0=

tidak

mengonsumsi
1=
mengonsumsi

yang
diminum
minimal
seminggu
9

Tinggi

sekali
Perhitungan

Dilakukan

Microtoise

Badan

panjang

dengan

staturmeter

tubuh

Rasio

dari mengukur

ujung kepala secara


sampai ujung manual
kaki

dalam

satuan
centimeter
10

Berat

(cm)
Perhitungan

Badan

berat

Dilakukan

tubuh dengan

secara

mengukur

keseluruhan

secara

yang

Timbangan badan Rasio


SMIC

diukur manual

dalam satuan
11

Indeks

kilogram (kg)
Skala
ukur Dilakukan

Massa

untuk

dengan

Tubuh

menentukan

perhitungan

IMT =BB
2
TB
Rumus

Rasio

yang

normal

atau perbandingan direkomendasika


tidaknya
berat badan n oleh WHO
berat

badan dengan tinggi dengan klasifikasi


seseorang
badan yang IMT dari Depkes
dikuadratkan

RI tahun 1994

9. Hipotesis
Terdapat penurunan kadar trigliserida secara signifikan sebelum dan sesudah
mengonsumsi cabai yang mengandung capsaicin

10. Metodologi Penelitian


Desain Penelitian
Penelitian dilakukan dengan desain studi kohort secara prospektif
Waktu dan Tempat
Penelitian akan dilakukan selama 1 tahun dimulai pada bulan Agustus 2013 sampai
dengan bulan Juli 2014 di Mochtar Riady Institute of Nanotechnology, Fakultas
Kedokteran Universitas Pelita Harapan, Tangerang.
Populasi Penelitian
1. Populasi target

: pria berusia 18 - 25 tahun dengan IMT lebih dari 27,0 yang

tinggal di Lippo Karawaci, Tangerang


2. Populasi terjangkau : pria berusia 18 - 25 tahun dengan IMT lebih dari 27,0 yang
berkuliah di Universitas Pelita Harapan, Lippo Karawaci, Tangerang
Kriteria Inklusi dan Eksklusi
1. Kriteria Inklusi
a. Berjenis kelamin laki laki
b. Berusia 18 - 25 tahun
c. IMT lebih dari 27,0 kg/m
d. Bukan perokok aktif
e. Tidak mengonsumsi minuman beralkohol
f. Bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian ini
2. Kriteria Eksklusi
a. Sedang mengonsumsi obat obatan golongan ACE inhibitor dan obat
obatan yang mempengaruhi metabolism lemak dalam tubuh dalam 6
bulan terakhir, seperti golongan HMG co A reductase inhibitor, bile
acid sequestrant, niacin, dan fibric acid derivatives
b. Memiliki riwayat hipersensitifitas terhadap capsaicin dalam cabai
c. Terdiagnosis dan memiliki riwayat penyakit pada sistem pencernaan,
organ jantung, dan gangguan metabolic, seperti hemorrhoid dan
gangguan pencernaan lainnya, seperti konstipasi, ulkus peptikum,
GERD, penyakit jantung koroner, sindroma Cushing, hipertiroidisme,
hipotiroidisme

d. Terdiagnosis dan memiliki riwayat gangguan makan, seperti anorexia


nervosa dan bulimia nervosa

11. Besar Sampel


Kesalahan tipe 1 ditentukan sebesar 5%, dengan hipotesis 1 arah, maka Z = 1,64
Kesalahan tipe 2 ditentukan sebesar 20%, maka Z = 0,84
Standar deviasi = 42,6218
Perbedaan proporsi minimal yang dianggap bermakna
n 1=n 2=

( Z + Z)S 2 ( 1,64+ 0,84 ) 42,62 2


=
=

x 1x 2

) (

Jadi, jumlah minimal sampel yang diperlukan dalam penelitian ini adalah

12. Cara Pengumpulan Sampel


Pengumpulan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling dengan melakukan
wawancara pada orang yang berpenampilan fisik gemuk. Orang yang sesuai dengan
kriteria inklusi dan eksklusi akan diikutsertakan dalam penelitian. Pengumpulan sampel
dilakukan sampai tercapai jumlah responden yang ikut serta dalam penelitian ini paling
sedikit 28 orang.

13. Cara Kerja


Penelitian dilakukan dengan mengobservasi penurunan kadar trigliserida dan berat badan
responden sebelum penelitian dimulai, pada minggu ke 2, dan pada minggu ke 4.
Setiap orang yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi diwajibkan mengisi kuisioner
untuk mendapatkan data demografik. Selama penelitian berlangsung, responden berhak
untuk mengundurkan diri dengan berbagai alasan.

Pengambilan Spesimen Darah


Pengambilan spesimen darah dilakukan setiap 2 minggu, yaitu pada minggu ke 2 dan
minggu ke 4 setelah penelitian dimulai. Setiap sebelum melakukan pemeriksaan,
responden diminta untuk puasa selama 9 12 jam dari pukul 11 malam, hanya
diperbolehkan mengonsumsi air putih. Responden dilarang mengonsumsi minuman
beralkohol. Pengambilan spesimen diambil dari vena antecubital sebanyak dengan
menggunakan syringe Terumo 3 mL. Darah yang telah diambil dimasukkan ke dalam
tabung gelas Vacutainer yang telah ditambahkan EDTA.
Pemeriksaan Kadar Trigliserida
Spesimen darah dibiarkan di suhu ruangan selama kurang lebih 45 menit agar terjadi
proses pembekuan darah secara sempurna. Setelah itu specimen yang ingin diukur kadar
trigliserida, dilakukan sentrifugasi selama 30 menit @1500 x g pada suhu 4C dengan
menggunakan refrigerated centrifuge. Spesimen darah dapat disimpan pada suhu -20C.
Jika spesimen darah ingin disimpan lebih dari 4 minggu, simpan pada suhu -80C.
Pemeriksaan kadar trigliserida dilakukan dengan menggunakan Vital Scientific yang
diproduksi oleh perusahaan ELITech Group sesuai dengan manual yang telah disediakan.
Pengukuran Berat Badan, Tinggi Badan, dan IMT
Pengukuran tinggi badan dilakukan sekali sebelum penelitian dimulai dan dilakukan
dengan menggunakan meteran. Pengukuran berat badan dilakukan dengan menggunakan
timbangan. Responden diminta untuk melepaskan sepatu dan segala aksesoris yang
dikenakannya, seperti jam tangan, topi, ikat pinggang, dan lain lain. Kemudian hasil
pengukuran berat badan dan tinggi badan digunakan untuk mengukur IMT setiap
responden dengan menggunakan rumus yang ditetapkan oleh WHO.
Protokol Penelitian

14. Analisis Data


Analisis data menggunakan metode komparatif numerik berpasangan lebih dari 2
kelompok
Analisis pengaruh capsaicin dalam cabai terhadap signifikansi penurunan kadar trigliserida
dilakukan dengan two way ANOVA. Hasil yang diharapkan dalam penelitian ini adalah
untuk mengetahui selisih rerata, IK selisih rerata, dan nilai p. Data dalam penelitian ini
akan diproses dengan menggunakan Stata 12 untuk mendapatkan perbandingan hasil
pemeriksaan dan frekuensi data demografik.

15. Kaji Etik


Proposal ini akan mendapat kaji etik dari institusi yang berwenang. Spesimen darah yang
tersisa dalam penelitian ini akan dimusnahkan menurut prosedur yang berlaku.,

Referensi
1. The American Association for the Advancement of Science. What is obesity.
Obesity: the science inside. 2006; 1:1-71.
2. Apps.who.int [internet]. Amerika Serikat: World Health Organization, Inc. [updated
2012

November

28].

Available

from:

http://apps.who.int/bmi/index.jsp?

introPage=intro_3.html

3. Atmarita MPH. Nutrition problems in Indonesia. Depkes. 2005; 1:1-14.


4. Roche Group. Estimated prevalence of overweight and obesity in Indonesia. Definition of
overweight and obesity. 2000; 1:1 4.

5. Simonsen HT. Capsaicin the hot and spicy diet turned mild and effective by
glycosilation. Biochem Insight. 2009; 2:47-9.
6. Plantenga MW, Diepvens K, Joosen AMCP, Parent SB, Tremblay A. Metabolic
effect of spices, teas, and caffeine. Elsevier. 2006; 89:85-91.
7. Arora R, Gill NS, Chauhan G, Rana AC. An overview about versatile molecule
capsaicin. IJPSDR. 2011; 3(4):280-6.
8. Li J, Li Y, Li C, Li D. Natural products and body weight control. North Am J Med Sci.
2011; 3:3-19.

9. Othman ZAA, Ahmed YBH, Habila MA, Ghafar AA. Determination of capsaicin and
dihydrocapsaicin in capsicum fruit samples using high performance liquid chromatography.
Multidisciplinary Digital Publishing Institute. 2011; 16:8919-29.

10. Kawada T, Hagihara KI, Iwai K. Effects of capsaicin on lipid metabolism in rats fed a high
fat diet. American Institute of Nutrition. 1986; 116:1272-8.

11. Sambaiah K, Satyanarayana MN. Influence of red pepper and capsaicin ob body
composition and lipogenesis in rats. Biosci. 1982; 4:425-30.

12. Inoue N, Matsunaga Y, Satoh H, Takahashi M. Enhanced energy expenditure and fat
oxidation in humans with high BMI scores by the ingestion of novel and non pungent
capsaicin analogues (capsinoids). Biosci. 2007; 71(2):380-9.

13. Alemn C. effects of capsaicin and evodiamine ingestion on energy expenditure and lipid
oxidation at rest and after moderately intense exercise in men. Faculty of Baylor
University. 2012; 1:1-58.

14. Karpe F, Dickmann JR, Frayn KN. Fatty acids, obesity, and insulin resistance: time for a
reevaluation. Diabetes. 2011; 60:2441-49.

15. Bloomer RJ, Canale RE, Shastri S, Suvarnapathki S. effect of oral intake of
capsaicinoid beadlets on catecholamine secretion and blood markers of lipolysis in
healthy adults: a randomized, placebo controlled, double blind, cross over
study. BioMed Central. 2010; 9:1-7.

16. Ogden CL, Carroll MD, Kit BK, Flegal KM. Prevalence of obesity in the United
States, 2009 2010. NCHS. 2012; 82:1-8.
17. Parvez A, Ihsanullah, Rafiq A, Ahmad N, Khan EH. Relationship of glycemia and
triglycerides with BMI in diabetic patients. J Ayub Med Coll Abbottabad. 2010;
22(2):164-6.
18. Thakur JS, Bisht S. Comparative study of blood lipid profile of obese and non
obese sedentary college men. VSRD-Technical & non Technical Journal. 2010;
1(1):26-9.

Anda mungkin juga menyukai