LAPORANKASUS
PENYAKITKRONIK
PUSKESMASKEC.CURUG
1.IdentitasPasien
Nama
Jeniskelamin
Umur
Status
Alamat
Agama
Pendidikanterakhir
Pekerjaan
No.rekammedis
:Ibu.N
:Wanita
:40tahun
:menikah(anak2orang)
:Jl.Bencongan
:Islam
:SMP
:Iburumahtangga
:4xxx
2.AnamnesisPasien
AnamnesisdilakukansecaraautoanamnesisketikapemeriksaanpadahariKamis,
tanggal29Agustus2013.
KeluhanUtama:
Kontrolrutinpasienasmasejak4tahunlalu.
RiwayatPenyakitSekarang:
Pasiendatangdengantujuanuntukkontrolrutinpenyakitasmayang
sudahdideritaselama4tahunyanglalu.Anamnesadilakukanketikakeadaan
pasiensedangtidakterkenaserangan.Pasieninginmemintaobatasmanya
yangsudahmauhabis.
Pasienmengeluhbahwaseranganasmayangdideritanyabelakangan
inidirasakanlebihseringkambuh,terutamaketikapadamusimhujandan
RiwayatPenyakitDahulu:
Pasiendidiagnosaasmasejak4tahunlalusetelahmelahirkananak
keduanya.Pasienmengeluhbahwasebulan2kalipasiendapatmenderita
batukdanpilekyangdapatdiobatidenganobatapotikbiasa.Pasienmemiliki
riwayatsakitmaagkronikhinggasempatdirawatdirumahsakitselama
beberapahari.
RiwayatPenyakitKeluarga:
Ibudanayahpasienmemilikitekanandarahtinggitetapitidakkencing
manis.Ayahpasienmemilikikebiasaanmerokok.Kakakperempuanpasien
jugamemilikitekanandarahtinggi,tidakasmaataupunkencingmanis.
RiwayatSosialEkonomidanLingkungan:
Pasienadalahseorangiburumahtanggayangmengurusduaorang
anak.Suamipasienadalahseorangtukangojek.Asupanmakanansertagizi
seharihariterpenuhidenganbaik.Keadaanrumahdijagatetapbersihsebab
debuatauasaprokokmaupunkendaraandapatmemicutimbulnyarasasesak
dariasmapasien.Suamipasientidakmerokok.
RiwayatKebiasaan:
Pasientidakmemilikikebiasaanmerokokmaupunminumminuman
yangberalkohol.Aktivitasyangdilakukanpasienseharihariadalahmengurus
anakanaknyadanmembereskanrumah.
3.PemeriksaanFisik
Keadaanumum
:tampaksehat
Kesadaran
:composmentis(GCS15)
TandaVital:
o Suhutubuh(axilla)
o Tekanandarah
o Denyutnadi
o Lajupernafasan
:37.50C
:150/90mmHg
:tidakdiukur
:34x/menit
PengukuranTubuh:
o Beratbadan
:56kg
o Tinggibadan
:159cm
o TotalBMI
:22.2(normal)
Kepala
o Rambut
: rambut lurus panjang dan tebal, warna hitam.
o Struktur tulang : tidak tampak deformitas.
Wajah
o Mata
:
konjungitva tidak anemis
skelera tidak ikterik
reflex cahaya langsung dan tidak langsung normal.
o Hidung
:
tidak tampak defiasi septum.
o Telinga
:
lubang telinga tampak normal
bentuk daun telinga normal.
o Mulut
:
mukosa bibir merah dan basah
faring tidak hiperemis
tonsil normal [T1-T1]
gigi tidak bolong
o Leher
:
tidak tampak pembesaran kelenjar getah bening.
Thorax
PARU
o Inspeksi
:
pernafasan statis dan dinamis simetris
tidak ada deformitas ataupun bekas luka dan operasi.
o Palpasi
:
traktil fremutis kanan dan kiri simetris,
o Perkusi
:
sonor di kedua lapang paru
batas paru hati pada ICS 5 dextra
o Auskultasi
:
Bunyi pulmo vesikuler +/+, ronki -/-, wheezing -/-
JANTUNG
o Inspeksi
:
tidak tampak deformitas pada dada maupun bekas luka dan operasi
iktus kordis tidak tampak.
o Palpasi
:
Iktus kordis tidak teraba.
o Perkusi
:
batas superior jantung adalah ICS 3 sinistra
batas sinistra atas jantung adalah ICS 2 parasternum sinistra
batas sinistra bawah jantung adalah ICS 4 media clavicular sinistra
Abdomen
o Inspeksi
:
bentuk perut simetris
permukaan perut datar
tidak terdapat luka atau bekas operasi
o Auskultasi
:
terdengar bising usus (+) 16x/menit
o Perkusi
:
timpani pada seluruh lapang abdomen
o Palpasi
:
tidak terdapat nyeri tekan
tidak ada pembesaran hati dan limpa.
4. Diagnosis
Diagnosis kerja
5. Tatalaksana
1)
Farmakologis
:
a. Salbutamol (100mcg) obat pelega hisap yang digunakan hanya
ketika serangan.
b. Aminopillin (200 mg) tablet oral yang diminum 2 kali sehari.
c. Prednisone (5 mg) tablet oral yang diminum 2 kali sehari.
d. Catopril (25mg) tablet oral tekanan darah tinggi diminum
2)
Non-farmakologis
:
a. Menghindari keadaan dimana banyak faktor pemicu serangan
asma, seperti debu, asap rokok dan kendaraan.
b. Hindari aktivitas yang berat yang dapat memicu serangan asma.
6. Prognosis
Ad vitam
Ad sanactionam
Ad functionam
: dubia ad bonam
: dubia ad bonam
: dubia ad bonam
7. Resume
Pasien datang untuk melakukan kontrol rutin asma yang sudah diderita selama
4 tahun. Serangan asma dirasakan lebih sering kambuh, yaitu lebih dari 2 kali
dalam seminggu terutama ketika musim hujan dan malam hari. Serangan pada
malam hari kurang lebih 3 kali dalam satu bulan.
Aktivitas pasien terganggu ketika sedang serangan. Asap rokok dan keadaan
berdebu memicu serangan dan dapat diredakan hanya dengan menggunakan
inhaler yang diresepkan dokter. Pasien tidak pernah melakukan pemeriksaan
spirometri sejak awal didiagnosa terkena asma. Pasien mengeluh dalam satu bulan
pasien dapat terkena pilek dan batuk sebanyak 2 kali.
Pasien juga datang dengan keluhan nyeri pada punggung hingga tangan
sebelah kiri setelah sesak. Nyeri tersebut hilang jika istirahat sejak 1 bulan lalu.
Pasien memiliki tensi darah 150/90 mmHg yang memasukkannya dalam kriteria
hipertesi tingkat I. rasa nyeri yang dirasakan seperti tertindi dan berkisar 6/10
dalam skala.
keadaannya.
: Pasien mengetahui bahwa penyakit yang dideritanya tidak
dapat sembuh akan tetapi dapat terkontrol dengan pengobatan
Fear
yang tepat.
: Pasien takut jika progres penyakitnya bertambah parah dan
mengganggu kemampuan untuk beraktivitas sehari-hari.
Expectation : Pasien berharap bahwa dengan pengobatan
dan kontrol rutin, kejadian serangan sesak nafas dapat
berkurang.
9. Analisis
Hipertensi tingkat I
Ketika diukur, tensi pasien 150/90 mmHg yang dapat digolongkan ke
dalam Hipertensi tingka I. Pasien memiliki faktor resiko dari riwayat keluarga.
Kedua orang tua pasien memiliki tekanan darah tinggi, begitu juga dengan
perempuan pasien. Pasien diberikan Catopril, obat golongan ACE-Inhibitor
yang bertujuan untuk mengontrol tekanan darah pasien.
Klasifikasi Asma
Berdasarkan penyebabnya, asma bronkhial dapat diklasifikasikan menjadi 3
tipe, yaitu :
1. Ekstrinsik (alergik)
Ditandai dengan reaksi alergik yang disebabkan oleh faktor-faktor pencetus
yang spesifik, seperti debu, serbuk bunga, bulu binatang, obat-obatan (antibiotik
dan aspirin) dan spora jamur. Asma ekstrinsik sering dihubungkan dengan adanya
suatu predisposisi genetik terhadap alergi. Oleh karena itu jika ada faktor-faktor
pencetus spesifik seperti yang disebutkan diatas, maka akan terjadi serangan asma
ekstrinsik.
2. Instrinsik (non alergik)
Ditandai dengan adanya reaksi non alergi yang bereaksi terhadap pencetus
yang tidak spesifik atau tidak diketahui, seperti udara dingin atau bisa juga
disebabkan oleh adanya infeksi saluran pernafasan dan emosi. Serangan asma ini
menjadi lebih berat dan sering sejalan dengan berlalunya waktu dan dapat
berkembang menjadi bronkhitis kronik dan emfisema. Beberapa pasien akan
mengalami asma gabungan.
3. Asma gabungan
Bentuk asma yang paling umum. Asma ini mempunyai karakteristik dari
bentuk alergik dan non-alergik. Berdasarkan tingkat keparahannya, asma
dibedakan menjadi :
1. Asma Akut
Disebut asma akut apabila terjadinya bronkospasme sedemikian parah
sehingga pasien sulit bernafas pada kondisi istirahat dan tingkat stress
tertentu pada jantung. Asma akut ditandai dengan nafas yang cepat (>30
kali/menit), dan meningkatnya denyut nadi. Pasien dengan severe acute
asthma, denyut nadinya akan meningkat >110 denyut/menit. Pasien dengan
Patofisiologi
Asma bronchial adalah obstruksi jalan nafas difusi reversible obstruksi
disebabkan oleh hal-hal seperti : kontraksi otot yang mengelilingi bronki yang
menyebabkan penyempitan jalan nafas, pembengkakan membran yang melapisi
bronki dan kelenjar mukosa membesar, sputum yang kental banyak dihasilkan dan
alveoli menjadi hiperinflasi, dengan udara yang terperangkap di dalam jaringan paru.
Pada asma yang berat dapat timbul gejala seperti : kontraksi otot-otot
pernafasa, sianosis, gangguan kesadaran, penderita tampak letih dan takikardi.
Penatalaksanaan
Prinsip umum pengobatan asma bronkhial adalah :
Referensi:
http://luviony-luny.blogspot.com/2011/06/asma.html
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23277/4/Chapter%20II.pdf