PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Malaria adalah penyakit infeksi parasit yang masih menjadi masalah kesehatan
masyarakat, terutama di daerah endemis, yang sangat mempengaruhi angka
kesakitan dan kematian pada bayi, anak balita dan ibu melahirkan serta dapat
menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB). Umumnya, penderita malaria ditemukan
pada daerah-daerah terpencil dan mengancam status kesehatan masyarakat
golongan ekonomi lemah. Oleh karena itu, malaria masih dipandang sebagai
penyakit rakyat.
Malaria merupakan penyakit protozoa yang ditularkan melalui gigitan nyamuk
Anopheles. Nyamuk Anopheles adalah vector siklik satu-satunya dari penyakit
malaria pada manusia. Nyamuk ini relative sulit dibedakan dengan jenis nyamuk
lainnya, kecuali jika kita menggunakan kaca pembesar. Ciri paling menonjol yang
bisa dilihat dengan mata telanjang adalah posisi nyamuk Anopheles pada waktu
menggigit / menusuk kulit manusia, yaitu dengan posisi menungging. Nyamuk
Anopheles ini akan menggigit/menusuk kulit manusia pada malam hari apalagi
ketika berada di luar rumah, sesudah menghisap darah manusia nyamuk malaria
ini akan beristirahat di dinding dalam rumah yang gelap dan lembab seperti di
belakang lemari, di bawah kolong tempat tidur, dan lain-lain.
Kejadian Malaria akan meningkat seiring dengan tingginya curah hujan, karena
akan terbentuk banyak genangan air disekitar lingkungan yang merupakan
tempat ideal untuk perindukan nyamuk Anopheles. Dengan bertambahnya
tempat perindukan nyamuk Anopheles, maka populasi nyamuk tersebut juga
bertambah sehingga jumlah penularannya akan bertambah pula.
Penanggulangan penyakit Malaria Tropika harus diakukan secara komperhensif
dengan upaya promotif, preventif dan kuratif dengan tujuan menurunkan angka
kesakitan dan kematian serta mencegah KLB. Untuk mencapai hasil yang
optimal, upaya preventif dan kuratif tersebut harus dilaksanakan dengan
berkualitas dan terintegrasi dengan program lainnya. Penitikberatan pada
pelayanan kesehatan yang berkualitas seperti mengadakan penyuluhan,
pembekalan pengetahuan tentang penyakit Malaria Tropika dan peningkatan
survey di lapangan diharapkan akan memberikan kontribusi langsung dalam
melepaskan beban para penderita Malaria Tropika.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
C.PEMBATASAN MASALAH
Di Proposal ini mengetahui prevalensi penyakit Malaria Tropika (Malaria
Falciparum) sebagai contohnya di Puskesmas Hedam-Abepura. Berdasarkan
data, didapatkan bahwa kejadian Malaria Tropika (Malaria Falciparum) pada
tahun 2009 di Puskesmas Hedam cenderung tinggi pada kelompok umur 1-4
tahun dan 20-44 tahun dibandingkan dengan kelompok umur >45 tahun;
Penyakit malaria ini juga lebih sering terjadi pada orang berjenis kelamin laki-laki
dibandingkan orang berjenis kelamin perempuan. Malaria Tropika (Malaria
Falciparum) banyak menyerang anak usia balita (1-4 tahun) dikarenakan anak
balita mempunyai daya tahan tubuh (imunitas) yang lebih rendah dibandingkan
orang dewasa. Dan usia 20-44 tahun dikarenakan gaya hidupnya yang tidak
sehat seperti masih berada di luar rumah di atas pukul 5-6 sore untuk bercerita,
sehingga tanpa disadari mereka digigit oleh nyamuk malaria, tidak menjaga
kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal sehingga menyebabkan nyamuk
Anopheles memiliki tempat perkembangbiakan di sekitar rumah.
D.PERUMUSAN MASALAH
E.TUJUAN PENELITIAN
TUJUAN UMUM
TUJUAN KHUSUS
E.KEGUNAAN PENELITIAN
Untuk Masyarakat
BAB II
LANDASAN TEORI & HIPOTESIS
A.LANDASAN TEORI
Istilah malaria diambil dari dua kata Bahasa Italia, yaitu mal (buruk)
dan area (udara) atau udara buruk. Karena dahulu banyak terdapat di daerah
rawa-rawa yang mengeluarkan bau busuk. Berikut ini adalah beberapa difinisi
penyakit malaria dan Malaria Falciparum :
Malaria adalah penyakit infeksi parasite yang disebabkan oleh Plasmodium yang
menyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual di
dalam darah. Infeksi malaria ini memberikan gejala berupa demam, menggigil,
anemia dan splenomegaly. Dapat berlangsung akut ataupun kronik (Paul N.
Harijanto, 2006).
Malaria adalah penyakit menular endemik di banyak daerah hangat di dunia,
disebabkan oleh protozoa obligat seluler genus Plasmodium, biasanya ditularkan
melalui gigitan nyamuk Anopheles yang terinfeksi. Penyakit ini ditandai dengan
keadaan ta berdaya dengan demam tinggi paroksismal, serangan menggigil,
berkeringat, anemia dan splenomegaly yang dapat menyebabkan kematian,
sering menyebabkan komplikasi berat, malaria selebral dan anemia. Interval
antara tiap serangan kadangkala periodik, ditentukan oleh waktu yang
diperlukan untuk berkembangnya satu generasi baru parasit di dalam tubuh.
Setelah permulaan penyakit ini, dapat diikuti perjalanan penyakit yang kronik
atau baik. Disebut jugaplaudism. Nama lamanya mencakup ague dan jungle,
malarial (Kamus Kedokteran DORLAND, edisi 29, hal. 1279).
Ada empat spesies dari genus Plasmodium yang dapat menimbulkan infeksi
pada manusia. Keempat spesies ini adalah :
1.
Plasmodium falciparum
2.
Plasmodium vivax
cakram dengan inti pada satu sisi, sehingga merupakan cincin stempel.
Bila tropozoit tumbuh, maka bentuknya menjadi tidak teratur, berpigmen halus
dan menunjukkan gerakan emeboid yang jelas. Setelah 36 jam ia mengisi lebih
dari setengah sel darah merah yang membesar itu. Intinya membelah dan
menjadi sizon. Gerakannya menjadi kurang, mengisi hampir seluruh sel yang
membengkak, dan mengandung pigmen yang tertimbun di dalam sitoplasma.
Setelah hampir 48 jam sizon mencapai ukuran maksimum, yaitu 8-10 mikron dan
mengalami segmentasi. Pigmen berkumpul dipinggir, inti yang membelah
dengan bagian-bagian sitoplasma membentuk 16-18 sel, berbentuk bulat atau
lonjong, berdiameter 1,5-2 mikron yang disebut merozoit.
Mikrogametosit mempunyai inti yang berwarna merah muda pucat dan
sitoplasma berwarna biru pucat. Mikrogametosit mempunyai sitoplasma yang
berwarna biru dengan inti yang padat dan letaknya biasanya di bagian pinggir
dari parasit. Dengan pewarnaan, butir-butir halus, bulat, uniform, merah muda
atau kemerah-merahan (titik schuffner) sering tampak di dalam sel yang
diinfeksi oleh Plasmodium vivax.
3.
Plasmodium malariae
4.
Plasmodium ovale
Skizogoni
Pada siklus aseksual ini, sporozoit yang infektif dari kelenjar ludah nyamuk
Anopheles, ditusukkan ke dalam aliran darah hospes vertebrata (manusia).
Dalam waktu 30 menit, sporozoit memasuki sel parenkim hati dan memulai
stadium eksoeritrositik karena belum masuk ke dalam sel darah merah (eritrosit).
Dalam sel hati, parasit tumbuh menjadi skizon dan berkembang menjadi
merozoit. Sel hati yang mengandung parasit pecah dan merozoit keluar dengan
bebas masuk ke sel darah merah. Masuknya merozoit ke sel darah merah
disebut stadium eritrositik. Sebagian besar difagositosis tetapi sebagian kecil
berhasil memasuki sel hati yang baru untuk mengulangi daur eksoeritrositik.
Dalam sel darah merah mulai tampak adanya kromatin kecil yang dikelilingi oleh
sitoplasma tipis Plasmodium yang membentuk cincin. Bentuk cincin ini kemudian
berkembang menjadi bentuk ameboid. Bentuk cincin dan ameboid
adalah tropozoitdalam sel darah merah (eritrosit), tumbuh menjadi sizon
merozoit. Sel darah merah yang penuh dengan merozoit akan pecah sehingga
merozoit, pigmen dan sisa sel keluar memasuki plasma darah. Sebagian
merozoit yang dapat menghindari fagositosis memasuki sel darah merah untuk
mengulangi daur skizogoni. Sedangkan merozoit yang lainnya kemudian
membentuk gametosit untuk memasuki stadium seksual (Kus Irianto, 2009).
Sporogoni
Sporogoni merupakan stadium seksual yang terjadi di dalam tubuh nyamuk.
Pada saat nyamuk menghisap darah, gametosit tidak dicerna bersama sel-sel
darah. Pada gamet betina (makrogamet) titik kromatin membagi diri menjadi 6-8
inti yang bergerak ke pinggir parasit. Sedangkan gamet jantan (mikrogamet)
terbentuk beberapa filamen seperti cambuk, sehingga dapat bergerak aktif,
didesak keluar dan lepas dari sel induk, proses ini disebut eksflagelasi.
Sementara itu, makrogamet menjadi matang sebagai makrogametosit.
Perkembangan gametosit berlangsung dalam rongga perut nyamuk.
Fertilisasi (pembuahan) terjadi karena masuknya mikrogamet ke dalam
makrogamet untuk membentuk zigot. Dalam waktu 12-24 jam setelah nyamuk
Anopheles menghisap darah manusia, lalu zigot berubah menjadi bentuk seperti
cacing yang disebut ookinet yang dapat menembus dinding lambung nyamuk.
Selanjutnya, ookinettumbuh menjadi ookista yang berbentuk bulat. Di
dalam ookista terbentuk ribuan sporozoit, sehingga ookista pecah. Dengan
pecahnya ookista , sporozoit dilepaskan ke dalam rongga badan dan selanjutnya
bergerak ke seluruh jaringan nyamuk. Beberapa sporozoit mencapai kelenjar
ludahnya. Bila nyamuk menggigit/menusuk kulit kita, maka sporozoit bersama
air ludah masuk ke dalam darah dan jaringan kemudian dimulailah siklus
praeritrositik. Daur sporogoni di dalam nyamuk, berlangsung selama 8-12 hari
(Kus Irianto, 2009).
B.HIPOTESIS
Parasit Malaria
2.
Faktor yang mempengaruhi antara lain : jenis kelamin (pada ibu hamil akan
menyebabkan anemia yang lebih berat), imunitas, penghasilan, perumahan,
pemakaian kelambu dan obat anti nyamuk.
Nyamuk Anopheles sebagai penjamu definitive
Secara alamiah
Secara Non-Alamiah
Malaria bawaan (kongenital) adalah malaria pada bayi baru lahir yang ibunya
menderita malaria. Penularannya terjadi karena adanya kelainan pada sawar
plasenta (selaput yang melindungi plasenta) sehingga tidak ada penghalang
infeksi dari ibu kepada janinnya. Selain melalui plasenta, penularan malaria
tropika dari ibu kepada bayinya juga dapat melalui tali pusat. Gejalanya berupa
demam, iritabilitas (mudah terangsang sehingga sering menangis dan rewel),
pembesaran hati dan limpa, anemia, tidak mau makan ataupun minum, serta
kulit dan selaput lendir berwarna kuning. Keadaan ini harus dibedakan dengan
infeksi kongenital lainnya, seperti toxoplasmosis, rubella, sifillis kongenital dan
anemia hemolitik.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. TEMPAT & WAKTU
1.
Tempat
B.METODE PENELITIAN
Penelitian Deskriptive (menggambarkan). Dengan menggunakan desain
penelitian Case Control, karena desain ini bersifat retrospektif, yaitu menelusuri
ke belakang penyebab yang dapat menimbulkan suatu penyakit dimasyarakat.
C.INSTRUMEN PENELITIAN
adalah Kuesioner
DAFTAR PUSTAKA
1.
Chandra, Budiman Dr. 2006. Ilmu Kedokteran Pencegahan dan Komunitas.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
2.
Entjang, Indan dr. 2000. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bandung : PT. Citra
Aditya Bakti.
A. Harijanto,P,N., Nugroho, Agung., Gunawan, A, Carta (ed). 2010. Malaria dari
Molekuler ke Klinis. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
B.
Irianto, Kus.2009. Parasitologi Berbagai Penyakit yang Mempengaruhi
Kesehatan Manusia. Bandung : Yrama Widya.
C.
Saryono, SKp, M. Kes. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jogjakarta :
Mitra Cendekia Press.
D. Sudoyo, Aru., Setioyohadi, Bambang., Alwi, Idrus., Simadibrata, Marcellus.,
Setiati, Siti (ed). 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV. Jakarta :
Departement Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran UI.