1.

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Kehadiran logam berat dapat mengkhawatirkan, terutama apabila yang bersumber dari

pabrik atau industri, di mana logam berat banyak digunakan sebagai bahan baku maupun sebagai
bahan penolong. Sifat beracun dan berbahaya dari logam berat ditunjukan oleh sifat fisik dan
kimia bahan baik dari segi kuantitas maupun kuantitasnya. Menurut Prihatiningsih (2007),
Pencemaran lingkungan antara lain disebabkan oleh limbah yang dihasilkan oleh industriindustri maupun produk yang dihasilkannya. Salah satu pencemaran yang berbahaya adalah
pencemaran logam Tembaga (Cu). Sesuai dengan sifat sebagai logam berat Cu, Cu dapat
mengakibatkan keracunan secara akut dan kronis. Keracunan akut dan kronis ini terjadinya
ditentukan leh besarnya dosis yang masuk dan kemampuan organisme untuk menetralisir dosis
tersebut.
Menurut Herdianto et.al.,(2003), toksisitas logam berat Cu (tembaga) pada organisme
akuatik seperti ikan, secara langsung telah berpengaruh pada organ reproduksi. Konsentrasinya
yang tinggi dapat menyebabkan kematian, sedangkan pada konsentrasi sub letal dapat
menyebabkan gangguan berbagai fungsi organ tubuh termasuk fungsi reproduksi. Cu dapat
menghambat pematangan spermatozoa selama fase spermatogenesis terlebih bagi sel-sel gamet
yang sangat sensitif.
Ikan Mas adalah salah satu jenis ikan peliharaan yang penting sejak dahulu hingga
sekarang. Ikan Mas dikenal sebagai ikan pemakan segala (omnivora) yang antaralain memakan
serangga kecil, siput cacing, sampah dapur, potongan ikan, dan lain-lain .Ikan Mas (Cyprinus
carpio L.) termasuk organisme yang dapat digunakan sebagai hewan uji hayati karena sangat
peka terhadap perubahan lingkungan. Ikan mas sangat peka terhadap faktor lingkungan pada
umur lebih kurang tiga bulan dengan ukuran 8 12 cm. Disamping itu ikan mas pada kolam
biasa mempunyai kecepatan tumbuh 3 cm setiap bulannya (Mulyaningsih, 2004).
Menurut Sriyani dan Salam (2008), bioassay adalah suatu metode yang mengukur
tanggap suatu organisme hidup untuk menentukan keberadaan atau konsentrasi bahan kimia pada
suatu media. Metode bioasay ini cukup sensitif untuk mengukur keberadaan logam berat dalam
air sampai dan juga dapat digunakan untuk mendeteksi logam berat dalam tanah.Bioassay

menggunakan respon organisme hidup untuk mengetahui efektifitas suatu bahan uji, baik organik
maupun anorganik terhadap suatu organisme. Respon organisme tersebut secara tidak langsung
dapat memberikan gambaran mengenai efek yang ditimbulkan oleh suatu zat pencemar terhadap
ekosistem
1.2

Maksud dan Tujuan

Maksud dari praktikum Biomonitring tentang materi Bioassay ini adalah agar praktikan

dapat mengeahui proses konsenrasi bahan uji terhadap organisme akuatik.

Tujuan dari praktikum Biomonitoring tentang materi Bioassay ini agar praktikan dapat
mengetahui konsentrasi penyebab kematian organisme dari beberapa bahan uji yang dianggap
berbahaya bagi lingkungan perairan.

1.3

Waktu dan Tempat

Praktikum Biomonitoring tentang materi Bioassay dilaksanakan pada hari Sabtu, 17

Januari 2015 sampai dengan Selasa 20 Januari 2015, pengamatan dilakukan setiap pukul 06.00
WIB ,14.00 WIB, dan 22.00 WIB sampai selsei. Bertempat di Laboratorium Ilmu ilmu
Perikana gedung C lantai 1 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya,
Malang.

Daftar Pusaka
Hedianto. Y. E., Esi. L., Erma. N dan Yetty. Y. G. 2003. Pengaruh Pemaparan Cd dan Cu
Terhadap Abnormalitas Spermaozoa Ikan Mas(Cyprinus Carpio,Linn). Jurnal Iktiologi
Indonesia 3(1):6-9
Mulyaningsih, Arini. 2004. Toksisitas Akut Endosulfan terhadap Ikan Mas (Cyprinus Caprio L)
pada Air Sawah, Air Sungai, dan Air Kolam di Sindang Barang, Skripsi. Bogor : Institut
Pertanian Bogor.

Prihatiningsih. W. K. 2007. Penetapan Kadar Tembaga (Cu) pada Sampel Air dengan Metode
Spektrofotometri di Laboratorium Tirtanadi Medan. Skripsi. Universitas Simatra Utara.
Medan.
Sriyani. N dan Salam. A. K. 2008 Penggunaan Metode Bioassay untuk Mendeeksi Pergerakan
Herbisida Pasca Tumbuh Paraqua dan 2,4-D dalam Tanah. Jurnal Budidaya
Pertanian..13(3): 199-208