penerjemahan perspektif dan dimensional, merupakan suatu hal yang relatif sulit bagi
pengajar untuk menyampaikan materi dengan hanya melalui metode konvensional di
kelas saat ini yang masih terpaku pada media pembelajaran statis dua dimensi, yaitu
buku. Akibatnya, motivasi dan efektivitas siswa SMA IPA dalam mempelajari fisika
tidak dapat dibina secara optimal karena relatif rendahnya tingkat pemahaman dan
ketertarikan siswa yang bersangkutan dalam mempelajari fisika.
Berangkat dari persoalan di atas, maka diperlukan suatu alternatif metode
pembelajaran yang bersifat lebih menunjang aktivitas pembelajaran fisika di SMA
sekaligus membangkitkan semangat dan motivasi siswa sebagai peserta didik. Elearning yang merupakan perangkat elektronik yang dinamis dan penuh kemudahan
adalah solusi yang paling prospektif. E-learning dipercaya secara dapat mempengaruhi
motivasi belajar peserta didik dengan tipe belajar yang berbeda-beda, baik audio, visual,
terlebih lagi peserta didik dengan tipe pembelajaran audio-visual. Menilik berbagai
argumen tersebut di atas maka sistem pembelajaran yang berbasiskan e-learning secara
kausatif dapat dipandang sebagai suatu alternatif solusi yang tepat dalam konteks
pengoptimalan proses belajar. Dalam hal ini, pengoptimalan proses belajar
diindikasikan dari adanya peningkatan motivasi dan efektivitas belajar dalam diri siswa
atau peserta didik.
2. TINJAUAN PUSTAKA
Definisi E-Learning
Istilah e-learning dapat didefinisikan sebagai sebuah bentuk teknologi informasi
yang diterapkan dibidang pendidikan dalam bentuk sekolah "maya". Definisi lain dari
e-learning adalah proses intruksi yang melibatkan penggunaan peralatan elektronik
dalam menciptakan, membantu perkembangan, menyampaikan, menilai dan
memudahkan suatu proses belajar dimana pelajar sebagai pusatnya serta dilakukan
secara interakktif kapanpun dan dimananpun. Menurut Turban E [7] e-learning adalah
pengiriman informasi online untuk tujuan pendidikan, pelatihan, atau manejemen
pengetahuan.
Konsep E-Learning
Faktanya, metode pengajaran konvensional dalam beberapa aspek dirasa kurang
menunjang jika dibandingkan dengan metode pengajaran modern seperti e-learning.
Namun demikian, dalam penelitian ini metode e-learning tidak serta merta dijadikan
sebagai subtituen dari metode pengajaran konvensional, tetapi secara terintegrasi
difungsikan sebagai suplemen materi pengajaran konvensional. Terkait dengan
fungsinya sebagai suplemen penunjang metode pembelajaran konvensional, terdapat
berbagai elemen yang terdapat dalam sistem e-learning, antara lain:
Soal-soal
Materi dapat disediakan dalam bentuk modul, adanya soal-soal yang disediakan
dan hasil pengerjaannya dapat ditampilkan.
Komunitas
Para pelajar dapat mengembangkan komunitas online untuk memperoleh dukungan
dan berbagai informasi yang salaing menguntuingkan.
Pengajar online
Para pengajar selalu online untuk memberikan arahan kepada para pelajar,
menjawab pertanyaan dan membantu dalam diskusi.
Kesempatan bekerja sama
Adanya perangkat lunak yang dapat mengatur pertemuan online sehingga belajar
dapat dilakukan secara bersamaan atau realtime tanpa kendala jarak.
Multimedia
Penggunaan teknologi audio dan video, dalam penyampaian materi sehingga
menarik minat dalam belajar seperti telepon, voice mail telephone, radio, audio,
televisi, videotape, video text, video messaging.
3. METODE PENELITIAN
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif eksplanasi
eksperimen. Penelitian dengan metode kuantitatif eksplanasi eksperimen umumnya
menggunakan sampel penelitian untuk dilakukan generalisasi terhadap populasi.
Metode ini juga menggunakan hipotesis penelitian untuk dapat diuji secara statistik.
Metode kuantitatif eksplanasi eksperimen merupakan metoda penelitian yang dipakai
untuk mengetahui pengaruh dari suatu media, alat, atau kondisi yang sengaja diadakan
terhadap suatu gejala berupa kegiatan dan tingkah laku seseorang atau kelompok
individu.
Variabel Penelitian
Dalam proses menganalisa objek penelitian harus ditetapkan variabel-variabel yang
merepresentasikan item eksperimen. Hasil dari penelitian nantinya tergantung dari
interrelasi antara variabel-variabel yang diteliti, dimana variabel merupakan suatu
atribut, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Pada penelitian ini yang merupakan
variabel adalah :
1. E-learning Fisika merupakan variabel bebas
2. Motivasi merupakan variabel terikat
3. Efektivitas merupakan variabel terikat
Rancangan Percobaan
Objek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X, XI, dan XII SMA Negeri 1 Depok
yang mempelajari fisika dalam kurikulumnya. Pemilihan sampel dengan mengguanakan
probability sampling, artinya penarikan sampel didasarkan atas pemikiran bahwa
keseluruhan tingkatan kelas memiliki kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel.
Dengan demikian, dalam rancangan ini tidak terdapat diskriminasi tingkatan kelas, baik
kelas X, XI IPA dan XII IPA. Karena semua siswa dalam kelas yang menjadi sampel
memiliki kesempatan yang sama, maka kelas X, XI IPA dan XII IPA harus dirandom.
Sampel yang dihasilkan dari rancangan ini tetap merupakan sampel yang representatif.
Metoda Pengumpulan Data
Secara garis besar metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
terbagi tiga, yaitu :
1. Metode eksperimen untuk membuktikan hipotesis pertama, yaitu, motivasi belajar
siswa yang menggunakan e-learning dalam dalam proses pembelajaran,
digunakan metode pengumpulan data melalui kuesioner. Kuisioner digunakan karena
bentuknya mudah disediakan, yaitu dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan terhadap para
responden. Selain itu, kuisioner memiliki keuntungan lain yaitu lebih cepat dan lebih
murah dari pada observasi. Kuisioner akan dikirimkan kepada responden langsung
ditujukan kepada responden yang bersangkutan. Responden diminta untuk mengisi semua
pertanyaan-pertanyaan yang ada pada kuisioner dengan memberi dua jenis skala Likert
2.
Setelah uji validitas, dilakukan uji realibitas terhadap alat test (instrumen). Metoda yang
digunakan pada uji reliabilitas adalah metoda Cronbachs Alpha. Penghitungan
Cronbachs Alpha. Dilakukan dengan menghitung rata-rata interkorelasi di antara butirbutir pernyataan dalam kuesioner. Variabel dikatakan relibel jika nilai alphanya lebih
dari 0,3 yang dilanjutkan dengan pengujian menggunakan rumus Sperman Brown.
Sebagai hasil, dari korelasi antara skor item ganjil dan genap kuesioner, diketahui
bahwa kuesioner penelitian layak digunakan sebagai instrumen pengumpulan data guna
mengetahui apakah terdapat peningkatan motivasi belajar pada siswa yang
menggunakan e-learning. Berikut disajikan hasil uji validitasi dan reabilitasi .
Tabel 4-4 : Data validitasi item pertanyaan kusioner
Indikator
Item
r
Kehadiran di kelas
Belajar di rumah
Validitas
a1
a2
a3
a4
0.71
0.89
0.87
0.69
Valid
Valid
Valid
Valid
b1
b2
b3
b4
b5
b6
b7
b8
b9
b10
c1
c2
c3
d1
d2
d3
e1
e2
e3
f1
f2
f3
f4
g1
g2
g3
g4
g5
h1
h2
0.72
0.84
0.84
0.77
0.8
0.77
0.87
0.95
0.74
0.66
0.81
0.78
0.78
0.79
0.76
0.72
0.77
0.77
0.77
0.73
0.88
0.81
0.52
0.69
0.84
0.71
0.74
0.74
0.89
0.82
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Kualifikasi nilai
Penyelesaian tugas PR
h3
h4
h5
i1
i2
i3
j1
j2
j3
j4
j5
k1
k2
k3
k4
k5
0.71
0.86
0.93
0.85
0.77
0.8
0.74
0.86
0.81
0.88
0.75
0.8
0.73
0.76
0.88
0.9
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Berdasarkan tabel validitas item pertanyaan kuesioner di atas dimana rhitung > rtabel ,
berarti semua item pertanyaan dianggap valid dan dapat digunakan mengumpulkan data
dalam penelitian.
Tabel 4-16 : Data reabilitas item pertanyaan kuesioner
Indikator
Jumlah item
r11
rtabel
Kehadiran di kelas
4
0,486
0,224
Mengikuti proses belajar mengajar
10
0,561
0,224
di kelas
Belajar di rumah
3
0,336
0,224
Sikap terhadap kesulitan
3
0,473
0,224
Usaha mengatasi kesulitan
3
0,.862
0,224
Kebiasaan dalam mengikuti proses
4
0,329
0,224
belajar mengajar
Semangat dalam mengikuti proses
5
0,549
0,224
belajar mengajar
Keinginan unutk berprestasi
5
0,584
0,224
Kualifikasi nilai
3
0,329
0,224
Penyelesaian tugas Pekerjaan
5
0,625
0,224
Rumah
Menggunakan kemampuan di luar
5
0,675
0,224
jam pelajaran
Reabilitas
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Berdasarkan data olahan tiap-tiap indikator di atas, maka untuk menguji apakah korelasi
tersebut signifikan atau tidak, maka hasil r11 dapat dibandingkan dengan rtabel dengan
taraf signifikansi = 0,05 dan dk = 63 2 =61, maka diperoleh rtabel = 0,224. Kaidah
keputusan : Jika rhitung denagn rtabel . Jika r11 > rtabel , berarti reliabel. Dan jika r11 < rtabel ,
berarati tidak reliabel. Artinya seluruh item-item pada kuesioner dinyatakan reliabel,
jika r11 > rtabel . Kuesioner ini layak digunakan sebagai instrumen pengumpulan data
guna mengetahui apakah terdapat peningkatan motivasi belajar pada siswa yang
menggunakan e-Learning.
Mean
63
Std. Deviation
3,7530
0,24350
0,03068
df
Mean
Difference
Sig. (2-tailed)
Motivasi
122,335
62
0,000
3,75302
Upper
3,6917
3,8143
Mean
Std. Deviation
Std. Error
Mean
konvensional
67
73,25
3,779
,462
elearning
63
80,05
3,461
,436
test
Equal
variance
s
assumed
Equal
variance
s not
assumed
,053
Sig.
,818
df
Sig.(2tailed)
Mean
Differen
ce
Std.
Error
Differ
ence
95%
Confidence
Interval of the
Difference
Lower
Upper
-10,668
128
,000
-6,794
,637
-8,054
-5,534
-10,697
127,
91
,000
-6,794
,635
-8,051
-5,537
Motivasi
Efektivitas
Motivasi
Efektivitas
Pearson Correlation
,099
Sig. (2-tailed)
,210
63
63
Pearson Correlation
,099
Sig. (2-tailed)
,210
63
63
signifikan antara variabel motivasi dengan variabel efektivitas. Hal ini menuujukan
pengaruh yang kuat hubungan subtansial antara variabel motivasi dan variabel
efektivitas. Atau dengan kata lain , makin tinggi motivasi belajar siswa naik makin
tinggi pula efektivitas belajar juga naik.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa data dan pembahasan serta kajian pustaka yang telah
dibahas terdahulu, dari hasil penelitian ini dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa ada
perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang menggunakan e-learning
dalam proses pembelajaran dengan hasil belajar siswa yang menggunakan cara
konvensional dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini, peningkatan motivasi belajar
secara signifikan ditemukan pada siswa yang menggunakan e-learning dalam proses
pembelajaran. Dari hasil penelitian dapat dirumuskan bahwa ada korelasi yang
signifikan antara motivasi dengan peningkatan hasil belajar pada siswa menggunakan elearning dalam proses pembelajaran.
Merujuk pada kesimpulan di atas dapat dinyatakan bahwa penggunaan e-learning
dalam proses pembelajaran dapat meningkatakan motivasi belajar siswa sehingga
menumbuhkan semangat siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yang
dilaksanakan dan mampu mendorong siswa untuk mencapai hasil belajar yang lebih
tinggi.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa terdapat hubungan yang
signifikan anatara pemanfaatan e-learning dalam proses pembelajaran terhadap motivasi
dan efektivitas belajar siswa. Menilik pada kesimpulan, ada beberapa saran yang dapat
peneliti sampaikan:
1. Komponen pendidik hendaknya memanfaatkan fungsi-fungsi pembelajaran
berbasis e-learning secara optimal ke dalam proses belajar mengajar demi
membangun motivasi siswa sehingga siswa dapat belajar dengan lebih giat.
Lebih lanjut diharapkan agar nantinya motivasi siswa dapat berdampak pada
meningkatnya efektivitas belajar siswa yang diukur dari peningkatan hasil
belajar siswa
2. Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Depok sebagai pengelola sekaligus supervisor
pembelajaran di sekolah yang dipimpinnya perlu membantu menyosialisasiikan
temuan penelitian ini dengan cara :
a. Membuat kebijakan yang berkaitan dengan pelaksanaan proses belajar
mengajar yang menggunakan e-learning sehingga e-learning dapat berjalan
terarah dan terukur dalam usaha meningkatankan kualitas pendidikan.
b. E-learning di SMA Negeri 1 Depok selayaknya sudah diakses secara online
mengingat infrastruktur pendukung sudah cukup memadai selain sumber
daya manusia yang cukup berkualitas.
c. Mengadakan pelatihan untuk dewan guru dalam mengembangkan materi
pembelajaran yang berbasis e-learning.
d. Bagi siswa diharapakan untuk menggunakan e-learning dalam pembelajaran
yang sesuai dengan dunia pendidikan.
3. Pemerintah, khususnya dari jajaran Departemen Pendidikan Nasional, sebagai
institusi formal kenegaraan yang memiliki wewenang terhadap kelangsunga
pendidikan di tanah air seyogyanya dapat menyebarluaskan hasil penelitian ini
[21].
[22].
[23].
[24].
[25].
[26].
[27].
[28].
[29].
[30].
[31].
[32].
[33].
[34].
[35].
[36].
[37].
[38].
[39].
[40].
[41].
Pendidikanterbuka dan Jarak Jarauh Vol. 3, No. 1Maret 2002. Tangerang : Pusat
Studi Indonesia, Lembaga Penelitian Universitas Terbuka.h 56
Lewis, Diane E. 2002. Op.cit.h.78
Hardhono, A.P Op.cit.h.77
Pethokoukis, James M. 2002. E-Learn and Earn.
http://www.snew.com/edu/elearning/articles/020624elearning.htm. (Diakses 20
Agustus 2006)
Brown, Mary Daniel. 2000. Education World: Technology in the Classroom:
Virtual High Schools, Part 1, The Voices of
Experience.http://www.educationworld.com/a_tech/tech052.shtml.(diakses 16
September 2006).75
Gibbon, Heather S. 2002. Process for Motivating Online Learnes from
Recruitment through Degree Completion. Brenau University. [sumber dari
internet 20 september 2006]
McCracken, Holly. 2002. The Importance of Learning Communities in
Motivating and Retaining Online Learners. University of Illinois at Springfield.
H.75
Pethokoukis, James M. 2002 Op.cit.h 150
Ibid. h .170
Daniel, Sir John. 2000. Inventing the Online University. An Address on the
occasion of the opening of the Open University of Hong Kong Learning Center on
4 December 2000, in Hong Kong.
Alhabshi, Syed Othman. (2002). e-Learning: A Malaysian Case Study. A
Paper presented at the Africa-Asia Workshop on Promoting Cooperation in
Information and Communication Technologies Development, organized by
United Nations Development Program (UNDP) and the Government of Malaysia
at the National Institute of Public Administration (INTAN) on 26 March 2002, in
Kuala Lumpur.
Anggoro , Mohammad Toha, Tutorial Elektronika melalui internet dan Fax
Internet dalam jurnal pendidikan Terbuka dan jarak jauh, Volume 2, No, 1, Maret
2001.Tangerang: Universitas Terbuka
Prabandari 1998, Process Evaluation of Internet-based Education on Hospital and
Health Service Management at Gajah Mada University, Yogyakarta, A Paper
presented in the 4th International Symposium on open and Distance Learning.
Wildavsky, Ben. 2001. Want More From High School? Special Report: ELearning 10/15/01, Sumber: http://www.usnews/edu/elearning/articles).
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Jakarta: PT Kencana, 2005.h.
25
Ibid.h. 35
Arikunto, Suharsimi, Manajemen Penelitian, Cetakan ke-3, Yogyakarta: Rineca
Cipta , 2005
Burhan Bungin Op.cit.h.50
Santoso, Singgih , Statistik Non Parametrik, Jakarta: Elex Media Komputindo,
2001
Ibid.h. 92
Bangun 2005.146
Santoso, Singgih 2001 Op.cit.h.50