Mudharabah
Disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah : Manajemen Perbankan Syariah dan Lab.Mini Syariah
Dosen Pengampu : HJ. Rinda Asytuti
Disusun Oleh :
Eva Rosyidah
(2013112005)
(2013112009)
Nila Karima
(2013112021)
EKONOMI SYARIAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PEKALONGAN
2013/2014
Kata Pengantar
Pertama-tama marilah kita
rahmat & ridho kepada Allah swt. karena mungkin tanpa rahmat & ridhoNya, penulis tidak dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan
selesai tepat waktu. Penulis juga tidak lupa berterima kasih kepada pihakpihak yang turut membantu penulis dalam hal mengumpulkan data-data
dalam pembuatan makalah ini.
Dalam
makalah
ini
penulis
menjelaskan
mengenai
akad
tujuan
untuk
membantu
para
pembaca
dengan
mudah
mempelajarinya.
Penulis mengakui bahwa pada penyusunan makalah ini terdapat
kekurangan-kekurangan, baik materi maupun susunan bahasanya. Untuk
itu kami sebagai penulis makalah ini mengharapkan kritik dan saran untuk
memperbaiki dalam penyusunan makalah.
Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini, kami ucapkan banyak terima kasih.
Pekalongan,
18
2013
Penyusun,
Februari
A. Pendahuluan
Bank
syariah
di
Indonesia
terhitung
masih
sangat
muda,
yang
ada
dalam
Perbankan
Syariah
adalah
akad
mudharib.
Pembiayaan
mudharabah
pada
dasarnya
menurut
bahasa
berarti
al-qathu
(potongan),
29. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali
dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di
antara
kamu.
dan
janganlah
kamu
membunuh
dirimu.
hewan
ternak.
Jika
persyaratan
itu
dilanggar,
ia
ditetapkan
Abba
situ
didengar
Rasulullah,
beliau
membenarkannya.
Hadist riwayat Thabrani dari Ibnu Abbas merujuk pada
keabsahan melakukan transaksi mudharabah. Kedudukan hadits
ini lemah, namun demikian dalam bab mudharabah selalu
dijadikan acuan para fuqaha (ahli fiqih). Hadits ini menunjukkan
praktik
pembiayaan
mudharabah,
khususnya
mudharabah
beberapa
persyaratan
bagi
mudharib
dalam
Zuhaily
dari
kitab
al-fiqh
Al-Islamy
Wa
Adillatuh.
praktik
sahabat
yang
lain
lalu
tidak
seorang
pun
Mudharabah
Pembiayaan mudharabah adalah pembiayaan yang disalurkan
oleh LKS kepada pihak lain untuk suatu usaha yang produktif.
Dalam pembiayaan ini LKS sebagai shahibul maal membiayai
100% kebutuhan suatu proyek (usaha). Sedangkan pengusaha
perjanjian.
Pada prinsipnya, dalam pembiayaan mudharabah tidak ada
jaminan,
namun
agar
mudharib
tidak
melakukan
fatwa DSN.
Biaya operasional dibebankan kepada mudharib.
Dalam hal penyandang dana (LKS) tidak melakukan kewajiban
atau melakukan pelanggaran terhadap kesepakatan, mudharib
mengalami
kerugian
di
tangan
mudharib.
Akad
C. Syarat Mudharabah
Ulama mengajukan beberapa syarat terhadap rukun-rukun yang
melekat dalam akad Mudharabah:
1. Untuk shahibul mal dan mudharib, syarat keduanya adalah harus
mampu bertindak layaknya sebagai majikan dan wakil.
2. Sighat atau ijab dan qabul harus diucapkan oleh kedua pihak untuk
menunjukkan kemauan mereka dan terdapat kejelasan tujuan
mereka dalam melakukan sebuah kontrak.
3. Modal adalah sejumlah uang yang diberikan oleh shahibul mal
kepada mudharib untuk tujuan investasi dalam akad mudharabah.
Modal disyaratkan harus diketahui jumlah dan jenisnya(mata uang),
dan modal harus disetor kepada mudharib.
4. Keuntungan adalah jumlah yang didapat sebagai kelebihan dari
modal, keuntungan adalh tujuan akhir dari kontrak mudharabah.
Syarat
keuntungan
keuntungan
harus
yang
harus
diketahui,
terpenhuhi
berapa
adalah:
jumlah
kadar
yang
adanya intervensi dari pihak shahibul mal, pemilik dana tidak boleh
membatasi
tindakan
dan
usaha
mudharib
sedemikian
rupa.
D.Hukum Mudharabah
Mudharabah akan dikatakan fasid jika terdapat salah satu syarat
yang tidak terpenuhi, di antara bentuk mudharabah fasid misalnya,
seseorang yang memiliki alat perburuan menawarkan kepada orang
lain untuk berburu bersama-sama, kemudian keuntungan dibagi
bersama sesuai kesepakatan.
Jika semua syarat terpenuhi, maka akad mudharabah dikatakan
shahih. Mudharib diposisikan sebagai orang menerima titipan asset
shahibul mal. Ketika mudharib mendapatkan keuntungan maka ia
berhak mendapatkan bagian dari apa yng dilakukannya. Jika terjadi
kerugian atas asset, maka ia tidak diharuskan untuk menanggung
kerugian sepanjang tidak disebabkan karena kelalaian.
E. Konsep
Dasar
Bank
Syariah
dalam
Kontrak
Mudhorobah
perbankan
syariah
didasarkan
terutama
pada
konsep
yang
paling
banyak
mendapat
perhatian
dalam
padahal
usaha
yang
dijalankan
mengandung
kemungkinan untung atau rugi. Sedangkan bagi hasil dinilai lebih adil
sebab memperhitungkan kedua kemungkinan tersebut. Menurut para
ekonom muslim, setiap usaha pastilah mengandung resiko, dan sistem
pembungaan dikecam karena menafikan resiko. Oleh karena itu, hasil
usaha yang wajar tidak tetap sebab usaha tidak mesti untung,
adakalanya merugi. Sementara hasil usaha yang bersifat tetap, seperti
dalam pembungaan uang dinilai tidak wajar.
Secara formal bank syariah tidak memungut bunga. Namun,
sebagian produk yang ditawarkannya dinilai oleh sebagian kalangan
tidak berbeda dengan bunga. Diantaranya adalah produk yang
berkenaan dengan bay al murabahah.10
Skema mudharabah di bank syariah.
BANK
MODAL
MUDHARIB
NASABAH
SKILL
PROYE
K
9 Muhammad, Manajemen Pembiayaan Mudhorobah
Di Bank Syariah, (Jakarta :
Rajawali Pers ,2008) Hal. 18-19
10 Opcit, Muhammad, Hal. 20-21
KEUNTUNGA
N
pembagian
pendapatan
atas
keuntungan
yang
diperoleh
dana
tabungan
sebesar
Jawab:
Rp 2.000 .000
x Rp12.000 .000 x 50 =Rp 30.000
Rp 400.000 .000
Sementara
makna
mudhorobah
dalam
sistem
perekonomian
I. Manfaat Al-Mudharabah
arus
kas
usaha
nasabah
sehingga
tidak
memberatkan
nasabah.12
4. Bank akan lebih selektif dan hati-hati mencari usaha yang benarbenar halal, aman dan menguntungkan karena keuntungan yang
konkrit dan benar-benar terjadi itulah yang akan dibagikan.
5. Prinsip bagi hasil dalam Al-Mudharabah ini berbeda dengan prinsip
bunga
tetap
dimana
pembiayaan(nasabah)
satu
bank
akan
jumlah
menagih
bunga
tetap
penerima
berapapun
J. Resiko Al-Mudharabah
1. Side streaming, nasabah menggunakan dana itu bukan seperti yang
disebut dalam kontrak
2. Lalai dan kesalahan yang disengaja
3. Penyembunyian keuntungan oleh nasabah bila nasabahnya tidak
jujur
Kesimpulan
Mudharabah adalah akad yang berlandaskan syariat islam, dengan
sistem kerjasama antara pemilik modal (Bank Syariah) dengan
pengusaha dimana pemilik modal menyediakan dana seluruhnya dan
pengusaha sebagai pengelola usaha, pembagian keuntungannya
sesuai dengan kesepakatan bersama.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Suhendi,Hadi. 1997. Fiqih Muamalah. Bandung : Pt Rajagrafindo
Persada.
Djuwaini, Dimyati. 2007. Fiqih Muamalah. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.
Martono. 2002. Bank & Lembaga Keuangan Lain. Yogyakarta :
Ekonisa.
Antonio,
Muhammad
Syafii.
2001.
Bank
Syariah
Dari
Teori