Yang dimaksud dengan trauma toraks adalah trauma yang terjadi pada toraks yang
menimbulkan kelainan pada organ-organ di dalam toraks. Insiden dari trauma toraks
menempati urutan kedua setelah trauma kapitis, yakni 25% pada kecelakaan sepeda motor.
Di dalam pembahasan trauma toraks akan dibicarakan dua penyakit utama yang
terjadi, yakni trauma toraks dan wet lung (edema paru). Walaupun banyak peneliti
menganggap bahwa kedua penyakit ini adalah sama, akan tetapi pada wet lung lebih
banyak dihubungkan dengan kegagalan pernapasan atau hilangnya kemampuan bronkus
dari saluran pernapasan.
Pada trauma toraks akan dibicarakan dua jenis trauma, yakni trauma tumpul dan
trauma tajam. Jaringan yang terkena pada trauma toraks adalah jaringan lunak paru,
pembuluh darah, atau jaringan keras tulang dan klavikula. Akan tetapi yang terpenting
disini adalah ada atau tidaknya hemotoraks dan renjatan (shock( yang terjadi, disamping
kontusio jantung dan pembuluh darah, paru, bronkus dan organ-organ tubuh lainnya.
Pada wet lung yang dominant adalah berkurangnya efek batuk yang mungkin
disebabkan karena adanya bronkospasme, viskositas sputum yang meninggi, atau karena
disebabkan oleh karena efek batuk yang berkurang yang ditandai dengan paru yang luas
dimana dapat berakhir menjadi ARDS.
Pada pembahasan selanjutnya, kedua penyakit ini akan dibicarakan secara terpisah,
yakni pada trauma toraks yang diarahkan pada tindakan bedah, sedangkan pada wet lung
akan lebih mengarah pada penggunaan respirator.
Trauma toraks sering terjadi pada kecelakaan lalu lintas karena terbenturnya rongga dada
pada stir mobil. Komplikasi yang terjadi dapat berupa hemotoraks, fraktur iga atau
klavikula, pneumotoraks dan ruptur bronkus atau diafragma.
Secara garis besar kemungkinan yang terjadi adalah sebagai berikut :
Fraktur iga
Dapat terjadi pada satu tulang iga atau beberapa tulang iga dan dapat pula
terjadi di kedua sisi dada. Dua bentuk komplikasi yang sering terjadi pada
fraktur iga adalah :
Ancaman pada faal paru
Hal ini terjadi oleh karena pasien mengalami kesulitan untuk bernapas
dalam. Kecemasan pada pasien sering memperhebat keadaan ini. Oleh
karena pernapasan pasien dangkal maka pertukaran udara hanya terjadi
pada dead space saja, sehingga pada keadaan ini pasien dapat jatuh ke
dalam kegagalan pernapasan.
Pneumotoraks
Hal ini disebabkan oleh karena ujung iga menembus paru, komplikasi yang
terjadi pada pneumotoraks menunjukkan gejala-gejala yang sama seperti
pada trauma tajam. Oleh karena itu hal ini akan dibicarakan sebagai
komplikasi trauma tajam.
Kontuiso jantung
Oleh karena jantung terletak di mediastinum bagian belakang maka keadaan ini
jarang terjadi. Kontusio jantung dapat dibagi menjadi dua tahap, yakni :
Kontusio ringan, yakni tidak terjadi kelainan faal jantung yang berarti,
akan tetapi dapat terjadi perubahan pada elektrokardiografi.
Kontusio berat, yakni dapat terjadi rupture dari ventrikel yang berakibat
fatal.
Kontusio paru
Kontusio paru merupakan hal yang sering terjadi pada trauma tumpul. Tingkat
berat ringannya kontusio paru tergantung kepada :
Besarnya trauma
Luasnya trauma
Rupture bronkus
Dasar terjadi rupture bronkus dapat dibagi menjadi dua, yakni :
Terjadinya respiratory distress yang berat
Teradapatnya emfisema subkutan yang masif
Diagnosis ditegakkan atas dasar bronkoskopi dan prognosisnya ditentukan oleh besarnya
rupture yang terjadi.
Trauma Tajam
Komplikasi yang terjadi dapat berupa :
Hemotoraks
Rupture aorta
Tamponade jantung (Caridiac tamponade)
Rupture diafragma
Gangguan Jalan Napas
TRAUMA TORAKS
Secara umum setiap trauma pada toraks, baik tajam maupun tumpul, dapat
menimbulkan:
pada tulang: patah tulang iga, patah tulang dada. pernapasan paradoksal.
4
EMFISEMA SUBKUTIS
Dapat diketahui dan terabanya krepitasi udara di bawah kulit, biasanya dimulai di
sekitar luka tembus dinding dada atau patah tulang iga. Udara dapat berasal dari luar,
tetapi umumnya dari robekan pleura
Penatalaksanaan
umumnya tak perlu dilakukan apa-apa karena akan diserap dengan sendirinya.
hati-hati pada emfisema yang:
tak disertai dengan luka terbuka dinding dada (misalnya pada trauma tumpul)
karena pasti terdapat juga pneumotoraks, bila kemudian emfisema cepat meluas
dan penderita menjadi sesak napas dengan perkusi hipersonor berarti telah terjadi
5
tension pneumothorax --- segera tusuk di daerah sela iga II/III garis midklavikular
dengan jarum besar sampai menembus rongga dada, sementara mempersiapkan
waterseal drainage
dimulai dari daerah leher karena dapat menandakan pneumomediastinum.
Penatalaksanaan
nyeri diatasi dengan anestesi blok saraf interkostal daerah bersangkutan; jarum
ditusukkan menyusuri pinggir bawah iga. sedatif tak dianjurkan karena menekan
refleks batuk dan pernapasan.
patah tulang iga yang sederhana tak usah dilakukan tindakan, karena fiksasi justru
merugikan gerak dinding dada selama pernapasan.
tetapi bila terjadi pernapasan paradoksal, fiksasi harus dilakukan dengan plester
lebar, disertai penekanan.
plester dilekatkan mulai dan daerah dinding dada yang sehat, melingkari luka
sampai ke daerah sehat pula. IDENTIFIKASI AWAL DAN BANTUAN
Bagian /SMF Ilmu Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas
Udayana/Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar
ABSTRAK
Cedera dada merupakan salah satu trauma yang sering terjadi dan perlu penanganan yang
segera dan tepat sehingga menghindarkan penderita dari kematian. Kejadian trauma dada 1/4
dari kejadian trauma yang menyebabkan kematian dan 1/3 dari kematian yang terjadi di rumah
sakit. Salah satu cedera dada yang sering kita dapatkan pada pusat pelayanan kesehatan adalah
pneumotoraks. WHO menyatakan pada tahun 2020 tingkat morbiditas dan mortalitas dari cedera
dada akan meningkat, hingga menjadi penyebab kedua kematian didunia. Dari data itu perlunya
mengetahui tanda dan gejala dari peneumotoraks, mengidentifikasi tanda dan gejalanya
sehingga kita dapat memberikan bantuan hidup dasar pada penderita, sebelum penderita dirujuk
ke pusat pelayanan medis terdekat sehingga dapat menurunkan tingkat morbiditas dan
mortalitas pada penderita pneumotoraks.
PENDAHULUAN
Kejadian cedera dada merupakan salah satu trauma yang sering terjadi, jika tidak
1,2
ditangani dengan benar akan menyebabkan kematian , kejadian trauma dada terjadi
sekitar seperempat dari jumlah kematian akibat trauma yang terjadi, serta sekitar
3
sepertiga dari kematian yang terjadi berbagai rumah sakit . Beberapa cedera dada yang
dapat terjadi antara lain, tension pneumothoraks, pneumotoraks terbuka, flail chest,
3,4,5
WHO (Word Health Organitation). Pneumotoraks merupakan suatu cedera dada yang
umum di temukan pada kejadian trauma diluar rumah sakit, serta merupakan kegawat
daruratan yang harus di berikan penanganan secepat mungkin untuk menghindari dari
3,4,5,6,7,8
kematian
dikarenakan pada literatur literatur, angka insidennya di masukan pada insiden cedera
dada atau trauma dada. Sebuah penelitian mengatakan 5,4% dari seluruh pasien
menderita trauma, merupakan pasien yang mengalami pneumotoraks.
Kurangnya
3,4,8
DEFINISI
Pneumotoraks adalah suatu keadaan dimana terdapatnya udara pada rongga potensial
diantara pleura visceral dan pleura parietal
1,2,3
penuhi oleh paru paru yang mengembang pada saat inspirasi disebabkan karena
adanya tegangan permukaaan ( tekanan negatif ) antara kedua permukaan pleura,
adanya udara pada rongga potensial di antara pleura visceral dan pleura parietal
menyebabkan paru-paru terdesak sesuai dengan jumlah udara yang masuk kedalam
rongga pleura tersebut, semakin banyak udara yang masuk kedalam rongga pleura akan
menyebabkan paru paru menjadi kolaps karena terdesak akibat udara yang masuk
meningkat tekanan pada intrapleura.
4,5
Secara otomatis terjadi juga gangguan pada proses perfusi oksigen kejaringan atau
organ, akibat darah yang menuju kedalam paru yang kolaps tidak mengalami proses
ventilasi, sehingga proses oksigenasi tidak terjadi.
1,2
PATOFISIOLOGI
Rongga dada mempunyai dua struktur yang penting dan digunakan untuk melakukan
proses ventilasi dan oksigenasi, yaitu pertama tulang, tulang tulang yang menyusun
struktur pernapasan seperti tulang klafikula, sternum, scapula. Kemudian yang kedua
6
adalah otot-otot pernapasan yang sangat berperan pada proses inspirasi dan ekspirasi .
Jika salah satu dari dua struktur tersebut mengalami kerusakan, akan berpengaruh pada
proses ventilasi dan oksigenasi. contoh kasusnya, adanya fraktur pada tulang iga atau
tulang rangka akibat kecelakaan, sehingga bisa terjadi keadaaan flail chest atau
kerusakan pada otot pernapasan akibat trauma tumpul, serta adanya kerusakan pada
organ viseral pernapasan seperti, paru-paru, jantung, pembuluh darah dan organ lainnya