1.1 Psikosa
Psikosa secara sederhana didefinisikan sebagai suatu gangguan jiwa dengan
kehilangan rada kenyataan atau sense of reality (Maramis, 1994). Pada klien psikosa dapat
terjadi gangguan pada hidup perasaan (afek dan emosi), proses berpikir, psikomotorik dan
kemamuan serta semua hal tersebut tidak sesuai dengan kenyataan. Sesuai dengan
penyebab utama, maka psikosa dapat dibedakan menjadi dua yaitu psikosa organik dan non
organik (Funsional).
Psikosa organik atau syndroma otak organik adalah gangguan jiwa yang psikotik
yang disebabkan oleh gangguan otak atau gangguan fungsi otak.
Gangguan fungsi otak dapat disebabkan oleh beberapa hal yaitu:
1. Penyakit badaniah: meningo-enchepalitis, gangguan pembuluh darah otak, tumor
otak, tifus, endometritis, payah jantung, toximea.
2. Cidera kepala: cedera kepala sedang, cidera kepala berat.
Berat ringannya gejala yang timbul tergantung dari luas jaringan otak yang terkena.
Banyak pasien sampai mengalami perubahan kepribadian setelah ruda paksa. Perubahan
kepribadian ini ialah primer oleh kelainan histologis pada jaringan otak karena ruda paksa.
Tetapi faktor psikologis mempunyai pengaruh dan tidak jarang kecenderungankecenderungan yang sebelum trauma masih dapat ditekan dan dikuasai, sesudahnya
menjadi manifest. Beberapa pasien setelah mengalami ruda paksa pada kepala, jatuh pada
gangguan jiwa termasuk skozofrenia.
1.2 Skizofrenia
Skizofrenia
antara proses berfikir, perasaan dan perbuatan (Eugen Bleuler, 1857-1938 dikutif dari
Maramis, 1998 hal 217). Perilaku yang berhubungan dengan masalah-masalah proses
informasi yang berkaitan dengan skizofrenia sering disebut sebagai defisit kognisi (Stuart
& Sundeen 1998 hal 301). Perilaku ini termasuk semua aspek seperti ingatan, perhatian,
bentuk dan jumlah ucapan (kelainan pikiran formal), pengambilan keputusan, dan delusi
(bentuk dan isi pikiran). Kelainan proses, isi dan organisasi fikir, persepsi masukan, sensori,
ketegangan dan afek emosi, identitas kemauan, perilaku psikomotor dan kemampuan untuk
menetapkan hubungan interpersonal yang memuaskan merupakan sejumlah gejala
(syndrome) yang muncul pada klien dengan skizoprenia (DSM-III-R, 1987 dikutif dari
Mary C.T 1998 hlal. 143). Adanya sekumpulan gejala berupa perilaku khas regresi dan
premitif. Afek tidak sesuai, dengan karakteristik umum wajah dungu, tertawa aneh,
meringis dan menarik diri secara ekstrem. Komunikasi inkoheren secara konsisten.
Faktor yang dapat menyebabkan skizofrenia seperti faktor psikologis, biologis, sosiobudaya maupun spiritual.
Kondisi ini terjadi akibat adaknya ketidaksesuaian respon terhadap beragai stimulus yanng
diterima individu. Secara normal rentang respon biologis terhadap stimulus yang diterima
oleh individu berada pada satu garis kesetimbangan mulai respon adaptif hingga
maladaptif.
Rentang respon neurobiologis
Respon adaptif
Respon
maladaptif
- Pikiran logis
Kelainan
kiran/delusi/halusinasi
- Persepsi akurat
-Ketidakmampuan
u/mengalami emosi
- Emosi konsisten
- Perilaku sesuai
- Menarik diri
- Ketidakteraturan
- Isolasi sosial
- Hub. Sosial.
perjalanan
orang yang
mengalami psikosis akan menghasilkan suatu hubungan orang tua - anak yang
penuh dengan ansietas tinggi. Anak akan menerima pesan-pesan yang
membingungkan dan penuh konflik dari orang tua dan tidak mampu membentuk
Rasa
Kurang tidur
Penuh kritik
Irama
sirkardian
Lingkungan
Sikap/prilaku
bermusuhan/lingk.Konsep diri rendah
Keputusasaan/kurang
tidakMasalah perumahan
percaya diri
seimbang
motivasi
Keletihan
(kehilangan
Infeksi
dalam kehidupan)
untuk
kemandirianmengunakan ketrampilan
pola
Kurang kendali/demoralisasi
dikuasai
oleh
aktivitasgejala
Kurang olahraga
hidup
Tidak
mampu
memenuhi
Kelainan prilaku
Ansietas
hidup)
dengan
Kesukaran interpersonal
berbeda
orang lain
yang
Perilaku agresif
(isolasi
sosial,Perilaku amuk
Pengelolaan
Kehilangan
isyaratyang kurang
lingkungan
Pengelolaan
Tekanan pekerjaan
kurang
Ketrampilan
sosial
pengobatan
gejala
yang
yang
kurang
Kemiskinan
Kurang tranportasi
Dari respon neurobiologis yang maladaptif akan menimbulkan dampak pada semua fungsi
mental individu. dampak tersebut meliputi:
Asosiasi bebas
2.
Tangensialitas/tak logis
Sirkumstansial
3.
(1) Halusinasi
(2) Ilusi
(3) Masalah integritas sensori
3) Masalah yang berhubungan dengan emosi
(1) Emosi yang diekpresikan dengan berlebihan
(2) Emosi yang tidak diekspresikan
(3) Alekstimia ; tak mampu memberi nama
(4) Apati ; kurang memiliki perasaan, emosi, kepedulian dan minat
(5) Anhedonia; menurunnya kemampuan untuk mengalami kesenangan
4) Masalah yang berhubungan dengan gerakan dan perilaku abnormal:
(1) Gerakan
Katatonia
Efek samping ektrapiramidal
Gerakan mata abnormal
Meringis
Apraksia (kesulitan melakukan kegiatan yang komplekas)
langkah yang tidak normal
Manerisme
(2) Perilaku:
Deteorisasi penampilan
Agresi/agitasi
Perilaku steriotipik atau berulang
Avolisi (kurang energi dan dan dorongan)
Kurang tekun dalam bekerja atau sekolah
Pengaruh cidera kepala terhadap gangguan proses piker dan perilaku kekerasan.
a) Cidera kepala
Kerusakan histologis otak
Gangguan fungsi otak
Gangguan motorik
Gangguan
sensorik
(Sistem limbic)
Gangguan neurotransmitter
Ketidakseimbangan dopamine
Gangguan fungsi mental
Gangguan proses pikir
motorik
persepsi
1.3 Konsep timbulnya resiko tinggi terjadinya kekerasan pada klien Skizofrenia
Munculnya kekerasan resiko tinggi pada klien dengan Skizofrenia merupakan suatu
proses yang sangat kompleks. Mekanisme /psikodinamika terjadinya gangguan tersebut
dapat dijelaskan sebagai berikut (Keliat, dkk, 1999 hal.21) sebagai berikut:
Ggn sosialisasi
perawatan
Syndrome
defisit
Diri ; mandi/berhias
Ggn komunikasi
verbal
Ketegangan peran
kronis
Intoleransi aktivitas
penyebab
perumusan masalah
keperawatan. Berdasarkan teori pohon masalah yang ada maka dapat dirumuskan beberasa
permasalahan antara lain:
-
7) Rencana keperawatan
Berdasarkan diagnose tersebut selanjutnya dirumuskan rencana keperawatan sebagai
berikut
(1) Kekerasan resiko tinggi b.d adanya gangguan proses pikir
Tujuan jangka pendek
Klien mempertahankan agitasi pada tingkat yang dapat dikendalikan sehingga tidak
akan menjadi kekerasan pada waktu ini.
Tujuan jangka panjang
Klien tidak akan membahayakan diri sendiri atau orang lain selama di rumah sakit
maupundi rumah
Intervensi
TINDAKAN
RASIONAL
- Untuk menghindari kecurigaan dan
Bangun kepercayaan dengan klien
Jangan menngemukakan alasan, berdebat menumbuhkan keterbukaan.
atau menentang waham. Upaya untuk tidak
mempercayai delusi tidak ada gunanya.
Yakinkan pada orang itu bahwa dia berada
dalam keadaan aman dan tidak berbahaya
Jangan
tinggalkan
klien itu sendiri,
gunakan kejujuran dan keterbukaan setiap
saat
Sarankan klien mengungkapkan perasaan
ansietas, takut dan tidak amannya,
tawarkan kepedulian dan perlindungan
untuk mencegah cedera cedera terhadap
diri sendiri atau orang lain.
Tunjukkan
penerimaan
terhadap
kebutuhannya untuk mempertahankan
keyakinannya yang salah. Membicarakan
delusi/waham
ketika
mengalaminya
mengaburkan realitas. Akan lebih baik, jika
membicarakan pengalaman yang memicu
timbulnya waham
4.
5.
6.
-
Klien dengan sukarela meluangkan waktu bersama dengan klien klien lain dan
staf dalam aktivitas kelompok di bangsal
Rencana
Rasionalisasi
Luangkan waktu dengan klien meskipun Untuk membentuk persepsi klien
hanya duduk
agar merasa berharga
Kembangkan hubungan perawat klien yang Kehadiran, penyampaian dan
terapeutik melalui kontak yang sering ,
penerimaan dapat menolong
singkat dan sikap menerima
meningkatkan harga diri klien
RASIONAL
Untuk
mengetahui
tingkat
ketergantungan serta kemampaun
dan kemauan klien dalam nenenuhi
kebutuhan sehari-hari
Untuk
mengetahui
tingkat
kesadaran klien dalam pemenuhan
kebutuhan dasarnya
DAFTAR PUSTAKA
Greager (1995) Human Anatomi and Fhysiolgi, Wadsworth Publishing Company, Belmont,
California
Keliat B.A dkk, (1998), Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Penerbit Buku Kedokteran ,
EGC, Jakarta
Maramis W.F (1998), Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa, Airlangga University Press, Jakarta
Stuart & Sundeen (1998) Buku Saku Keperawatan Jiwa, Penerbit Buku Kedokteran , EGC,
Jakarta
Subowo (1993), Imunologi Klinik, Percetakan Angkasa, Bandung
Townsend M.C (1998), Buku Saku Diagnosis Keperawatan Pada Keperawatan Psikiatri,
Penerbit Buku Kedokteran , EGC, Jakarta